bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan
pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data
hasil belajar, homogenitas data hasil belajar, dan uji hipotesis penelitian.
4.1 Gambaran Umun Subyek Penelitian
Subyek penelitian terdiri dari 58 siswa kelas V SD Negeri Panjang 04
Kecamatan Ambarawa dan siswa kelas V SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang. SDN Panjang 04 sebagai kelas kontrol
yang diajar dengan menggunakan metode konvensional dan SDN Pakopen 02
sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Make A
Match yang telah dikombinasikan dengan teori Dienes, serta teknik sampel
yang diambil adalah teknik sampling jenuh. Adapun data subjek penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V
1. SDN Panjang 04 (kelas kontrol) 34
2. SDN Pakopen 02 (kelas eksperimen) 24
Total 58
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Uji Validitas Instrumen
4.2.1.1 Analisis Uji Validitas Instrumen Pretest
Instrumen soal yang direncanakan untuk pretest sebanyak 30 item soal,
setelah dilakukan 3 kali pengujian diperoleh 27 item soal valid dan dapat
dipergunakan untuk penelitian. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut ini.
40
Tabel 4.2
Hasil Validitas 1 Item Soal Pretest
Nomor
Soal
Harga
korelasi (r)
Keterangan Nomor
Soal
Harga
korelasi (r)
Keterangan
1 0,344 Valid 16 0,254 Valid
2 0,200 Valid 17 0,260 Valid
3 0,365 Valid 18 0,299 Valid
4 0,299 Valid 19 0,383 Valid
5 0,213 Valid 20 0,305 Valid
6 0,282 Valid 21 0,220 Valid
7 0,254 Valid 22 0,476 Valid
8 0,286 Valid 23 0,095 Tidak valid
9 0,281 Valid 24 0,241 Valid
10 0,333 Valid 25 0,295 Valid
11 0,289 Valid 26 0,305 Valid
12 0,305 Valid 27 0,445 Valid
13 0,280 Valid 28 0,216 Valid
14 0,372 Valid 29 0,466 Valid
15 0,315 Valid 30 0,140 Tidak valid
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat ada 2 soal yang tidak valid, yaitu soal
nomor 23 dan 30. Harga korelasi bergerak dari 0,095 sampai dengan 0,476.
Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu item soal dikatakan
valid apabila mempunyai harga korelasi (r) ≥ 0.2, sehingga soal nomor 23 dan
30 harus dibuang dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang
diperbolehkan sebagai instrumen pretest adalah harus yang valid.
Tabel 4.3
Hasil Validitas 2 Item Soal Pretest
Nomor
Soal
Harga
korelasi (r)
Keterangan Nomor
Soal
Harga
korelasi
Keterangan
1 0,369 Valid 16 0,292 Valid
2 0,273 Valid 17 0,233 Valid
3 0,330 Valid 18 0,332 Valid
4 0,320 Valid 19 0,386 Valid
5 0,174 Tidak valid 20 0,355 Valid
6 0,283 Valid 21 0,222 Valid
7 0,268 Valid 22 0,447 Valid
8 0,304 Valid 24 0,262 Valid
9 0,278 Valid 25 0,276 Valid
10 0,304 Valid 26 0,268 Valid
11 0,281 Valid 27 0,432 Valid
12 0,293 Valid 28 0,255 Valid
13 0,281 Valid 29 0,448 Valid
14 0,374 Valid
15 0,293 Valid
41
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat masih ada 1 soal yang tidak valid yaitu
soal nomor 5. Harga korelasi bergerak dari 0,174 sampai dengan 0,448.
Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2, sehingga soal
nomor 5 harus dibuang dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal
yang diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid.
Tabel 4.4
Hasil Validitas 3 Item Soal Pretest
Nomor
Soal
Harga
korelasi (r)
Keterangan Nomor
Soal
Harga
korelasi
Keterangan
1 0,361 Valid 16 0,299 Valid
2 0,246 Valid 17 0,222 Valid
3 0,306 Valid 18 0,336 Valid
4 0,312 Valid 19 0,388 Valid
6 0,292 Valid 20 0,382 Valid
7 0,275 Valid 21 0,215 Valid
8 0,300 Valid 22 0,461 Valid
9 0,291 Valid 24 0,253 Valid
10 0,287 Valid 25 0,274 Valid
11 0,274 Valid 26 0,281 Valid
12 0,289 Valid 27 0,415 Valid
13 0,276 Valid 28 0,269 Valid
14 0,375 Valid 29 0,448 Valid
15 0,305 Valid
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa ada 27 item soal tes valid dengan
harga korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,215
sampai 0,461 dan terdapat dua kriteria validitas yaitu validitas rendah dan
validitas cukup. Kriteria validitas rendah berjumlah 24 yaitu nomor
1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,24,25,26,28. Kriteria
validitas cukup berjumlah 3 yaitu nomor 22,27,29. Dari 27 soal yang valid
maka soal ini dipergunakan untuk pretest.
4.2.1.2 Analisis Uji validitas Instrumen Posttest
Instrumen soal yang direncanakan untuk posttest sebanyak 30 soal, setelah
dilakukan uji validitas 1 kali hasilnya 27 item soal valid sehingga dapat
dipergunakan untuk penelitian. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut.
42
Tabel 4.5
Hasil Validitas 1 Item Soal Posttest Nomor
Soal
Harga
korelasi (r)
Keterangan Nomor
Soal
Harga
korelasi
Keterangan
1 0,413 Valid 16 0,226 Valid
2 0,323 Valid 17 0,313 Valid
3 0,000 Tidak valid 18 0,433 Valid
4 0,290 Valid 19 0,252 Valid
5 0,238 Valid 20 0,413 Valid
6 0,375 Valid 21 0,000 Tidak valid
7 0,285 Valid 22 0,284 Valid
8 0,458 Valid 23 0,340 Valid
9 0,239 Valid 24 0,402 Valid
10 0,376 Valid 25 0,746 Valid
11 0,226 Valid 26 0,534 Valid
12 0,000 Tidak valid 27 0,365 Valid
13 0,291 Valid 28 0,262 Valid
14 0,343 Valid 29 0,257 Valid
15 0,454 Valid 30 0,266 Valid
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat ada 3 soal yang tidak valid yaitu
soal nomor 3, 12, dan 21. Harga korelasi bergerak dari 0,000 sampai dengan
0,746. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2,
sehingga soal nomor 3, 12, dan 21 harus dibuang dan dilakukan uji hipotesis
lagi. Karena syarat soal dapat digunakan sebagai instrumen posttest adalah
harus yang valid.
Tabel 4.6
Hasil Validitas 2 Item Soal Posttest Nomor
Soal
Harga
korelasi
Keterangan Nomor
Soal
Harga
korelasi
Keterangan
1 0,431 Valid 16 0,226 Valid
2 0,323 Valid 17 0,313 Valid
4 0,290 Valid 18 0,433 Valid
5 0,238 Valid 19 0,252 Valid
6 0,375 Valid 20 0,413 Valid
7 0,285 Valid 22 0,284 Valid
8 0,458 Valid 23 0,340 Valid
9 0,239 Valid 24 0,402 Valid
10 0,376 Valid 25 0,746 Valid
11 0,226 Valid 26 0,534 Valid
13 0,291 Valid 27 0,365 Valid
14 0,343 Valid 28 0,262 Valid
15 0,454 Valid 29 0,257 Valid
30 0,266 Valid
43
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa ada 27 item soal tes valid, harga
korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,226
sampai 0,746 dan terdapat tiga kriteria validitas yaitu validitas rendah dan
validitas cukup, validitas tinggi. Kriteria validitas rendah berjumlah 19 yaitu
nomor 2,4,5,6,7,9,10,11,13,14,16,17,19,22,23,27,28,29,30. Kriteria validitas
cukup berjumlah 7 yaitu nomor 1,8,15,18,20,24,26. Kriteria validitas tinggi
berjumlah 1 yaitu nomor 25. Dari 27 soal yang valid maka soal ini
dipergunakan untuk postest.
4.2.2 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen
4.2.2.1 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach’s yang
memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,784. Setelah dimasukkan ke dalam
program SPSS 20 didapatkan hasil reliabilitas seperti pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7
Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.784 27
Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada
kriteria tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery
(1995) bahwa reliabilitas dapat diterima jika nilainya 0,7 ˂ α ≤ 0,8 (analisis
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).
44
Tabel 4.8
Kisi-kisi Soal Pretest Sesudah Validitas dan Reliabilitas
4.2.2.2 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Analisis reliabilitas instrument menggunakan alpha dari Cronbach’s yang
memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,763. Setelah dimasukkan ke dalam
program SPSS 20, didapatkan hasil reliabilitas seperti pada tabel 4.9 berikut.
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Rumusan
Soal
4. Memahami unsur
dan sifat-sifat
bangun datar
sedrhana.
4.2
Mengidentifikasi
berbagai jenis
besar sudut.
4.2.1 Menglasifikasi jenis-jenis
sudut
1,2,3
4.2.2 Menentukan besar sudut
9,12,13
4.Menggunakan
konsep keliling dan
luas bangun datar
sederhana dalam
pemecahan masalah.
4.1 Menentukan
keliling dan luas
jajargenjang dan
segitiga.
4.1.1 Menentukan sifat-sifat bangun
datar segi tiga
10,11
6 Memahami sifat-
sifat bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.1
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar.
6.1.1 Menentukan sifat-sifat bangun
datar segi empat 4,6,7,8
3 Menggunakan
pengukuran sudut,
panjang, dan berat
dalam pemecahan
masalah.
3.1 Menentukan
hubungan antar
satuan waktu, antar
satuan panjang, dan
antar satuan berat.
3.1.1 Menentukan sifat-sifat bangun
datar segi n
14
6 Memahami sifat-
sifat bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.2
mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang prisma tegak
15,16,17,1
8
6.2.2 Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang tabung 19,20,21
6.2.3 Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang limas 22,24
6 Memahami sifat-
sifat bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.3 Menentukan
jaring-jaring
berbagai bangun
ruang sederhana.
6.3.1 Menenentukan jaring-jaring
kubus 25,26,27
6.3.2 Menentukan jaring-jaring
balok 28,29
45
Tabel 4.9
Reliabilitas Instrument Posttest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.763 27
Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada
kriteria tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery
(1995) bahwa reliabilitas dapat diterima jika nilainya 0,7 ˂ α ≤ 0,8 (analisis
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).
Tabel 4.10
Kisi-kisi soal Posttest Sesudah Validitas dan Reliabilitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No. Soal
6 Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun.
6.4
Menyelidiki
sifat-sifat
kesebangunan
dan simetri.
6.4.1 Menjelaskan kesebangunan antar bangun
datar
1, 2
6.4.2 Menentukan kesebangunan antar bangun
datar
4,5, 6, 7, 8, 9
6.4.3 Menjelaskan simetri lipat bangun datar 10, 11
6.4.4 Menentukan simetri lipat bangun datar 13, 14, 15,
16, 17, 18,
19, 20
6.4.5 Menentukan simetri putar bangun datar 22,23,24, 25,
26, 27, 28,
29, 30
4.2.3 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono dalam Evrieta (2010:46) analisa ini digunakan untuk
menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini,
sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti
melalui data subyek penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Ukuran yang digunakan
adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai
minimum.
46
4.2.3.1. Analisis Deskriptif Pretest
Analisis deskriptif nilai pretest kelompok eksperimen SDN Pakopen 02
dan kelas kontrol SDN Panjang 04 dengan mengunakan SPSS Versi 20.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Pretest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelompok_eksperimen 24 59.00 93.00 74.8750 8.38380
kelompok_kontrol 34 59.00 96.00 77.9118 8.67378
Valid N (listwise) 24
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok
eksperimen SDN Pakopen 02 adalah 59.00 nilai maksimum 93.00, rata-rata
nilai 74.8750 dan standar diviasi adalah 8.38380. Untuk kelas kontrol SDN
Panjang 04, nilai minumum adalah 59,00 nilai maksimum 96,00 nilai rata-rata
adalah 77.9118 dan standar deviasinya sebesar 8.67378.
4.2.3.2. Analisis Deskriptif Posttest
Analisis deskriptif nilai pretest kelompok eksperimen SDN Pakopen 02
dan kelas kontrol SDN Panjang 04 dengan mengunakan SPSS Versi 20.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.12
Analisis Deskriptif Posttest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelompok_eksperimen 24 73.00 100.00 86.5000 7.19299
kelompok_kontrol 34 63.00 93.00 80.1471 7.51617
Valid N (listwise) 24
Berdasarkan tabel 4.14 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok
eksperimen SDN Pakopen 02 adalah 73.00 nilai maksimum 100.00, rata-rata
nilai 86.50 dan standar diviasi adalah 7.19299. Untuk kelas kontrol SDN
Panjang 04, nilai minumum adalah 63,00 nilai maksimum 93,00 nilai rata-rata
adalah 80.1471 dan standar deviasinya sebesar 7.51617.
47
Distribusi frekuensi ketuntasan belajar pretest pada kelas eksperimen atau
SDN Pakopen 02 dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen atau SDN Pakopen 02
No Interval Eksperimen Pretes
Frekuensi Persentase
1. 59-64 2 8,33%
2. 65-70 7 29,17%
3. 71-76 4 16,67%
4. 77-82 7 29,17%
5. 83-88 2 8,33%
6 89-94 2 8,33%
Jumlah 24 100%
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa hasil pretes kelas eksperimen,
persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Pakopen 02
Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yaitu skor interval 65 sampai 70
dan 77 sampai 82 dengan persentase 29,17% diperoleh masing-masing 7
siswa. Skor interval 71 sampai 76 dengan persentase 16,67% diperoleh 4
siswa. Skor interval 59 sampai 64, 83 sampai 88, dan 89 sampai 94 dengan
persentase 8,33% diperoleh masing-masing 2 siswa.
Distribusi frekuensi ketuntasan belajar pretest pada kelas kontrol atau
SDN Panjang 04 dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol atau SDN Panjang 04
No Interval Eksperimen Pretes
Frekuensi Persentase
1. 59-64 1 2.94%
2. 65-70 9 26.47%
3. 71-76 3 8.82%
4. 77-82 9 26.47%
5. 83-88 7 20.59%
6 89-94 4 11.76%
7 95-100 1 2.94%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa hasil pretes kelas kontrol,
persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Panjang 04
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yaitu skor interval 65 sampai 70
dan 77 sampai 82 dengan persentase 26,47% diperoleh masing-masing 9
48
siswa. Skor interval 83 sampai 88 dengan persentase 20,59% diperoleh 7
siswa. Skor interval 89 sampai 94 dengan persentase 11,76% diperoleh 4
siswa. Skor interval 71 sampai 76 dengan persentase 8,82% diperoleh 3 siswa.
Skor interval 59 sampai 64 dan 95 sampai 100 dengan persentase 11,76%
diperoleh masing-masing 1 siswa.
Distribusi frekuensi ketuntasan belajar postest pada kelas eksperimen atau
SDN Pakopen 02 dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen atau SDN Pakopen 02
No Interval Eksperimen Pretes
Frekuensi Persentase
1. 73-78 4 16.67% 2. 79-84 4 16.67% 3. 85-90 8 33.33% 4. 91-96 7 29.17% 5. 97-100 1 4.17%
Jumlah 24 100%
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa hasil posttes kelas eksperimen,
persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Pakopen 02
Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yaitu skor interval 85 sampai 90
dengan persentase 33,33% diperoleh 8 siswa. Skor interval 91 sampai 96
dengan persentase 29,17% diperoleh 7 siswa. Skor interval 73 sampai 78 dan
interval 79 sampai 84 dengan persentase 16,67% diperoleh masing-masing 4
siswa. Skor interval 97 sampai 100 dengan persentase 4,17% diperoleh 1
siswa.
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang
dijadikan subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai > 70, berdasarkan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di
SDN Pakopen 02 adalah ≥ 70. Sehingga dapat disimpulkan semua siswa
dalam kelas eksperimen tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika
pokok bahasan kesebangunan dan simetri.
Distribusi frekuensi ketuntasan belajar postest pada kelas kontrol atau
SDN Panjang 04 dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.
49
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol atau SDN Panjang 04
No Interval Eksperimen Pretes
Frekuensi Persentase
1. 63-68 1 2.94%
1. 69-74 8 23.53%
2. 75-80 5 14.71%
3. 81-86 15 44.12%
4. 87-92 2 5.88%
5. 93-98 3 8.82%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa hasil posttes kelas kontrol,
persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Panjang 04
Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yaitu skor interval 81 sampai 86
dengan persentase 44,12% diperoleh 15 siswa. Skor interval 69 sampai 74
dengan persentase 23,53% diperoleh 8 siswa. Skor interval 75 sampai 80
dengan persentase 14,71% diperoleh 5 siswa. Skor interval 93 sampai 98
dengan persentase 8,82% diperoleh 3 siswa. Skor interval 87 sampai 92
dengan persentase 5,88% diperoleh 2 siswa. Skor interval 63 sampai 68
dengan persentase 2,94% diperoleh 1 siswa.
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang
dijadikan subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi.
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran
matematika di SDN Panjang 04 adalah ≥ 70, maka dapat disimpulkan siswa
yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika pokok bahasan
kesebangunan dan simetri ada 5 orang siswa atau 14,71%.
Kondisi posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan dalam
bentuk grafik akan berbentuk seperti grafik berikut.
50
Grafik 4.1
Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dari grafik 4.1 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa
yang dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas
kontrol terdapat 14,71% dari jumlah siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti
pembelajaran.
4.2.4 Analisis Uji Normalitas
4.2.4.1 Analisis Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik tests of
normality. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada
Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17
Normalitas Pretest Tests of Normality
Metode Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
kelompok eksperimen .158 24 .123 .952 24 .300
kelompok control .146 34 .064 .951 34 .128
a. Lilliefors Significance Correction
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Eksperimen Kontrol
Tuntas
Tidak tuntas
0%
85,29%
14,71%
100%
51
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai pretest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig.
Kolmogorov-Smirnova ˃ 0,05. Variabel pertama atau kelompok eksperimen
nilai Sig. Kolmogorov-Smirnova adalah 0,158 sedangkan untuk variabel kedua
atau kelompok kontrol nilai Sig. Kolmogorov-Smirnova adalah 0,064. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik normalitas berikut.
Grafik 4.2
Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Grafik 4.3
Normalitas Pretest Kelas Kontrol
52
4.2.4.2 Analisis Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample
Kolmogorv Smirnov. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas posttest dapat dilihat pada
tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18
Normalitas Posttest Tests of Normality
Metode Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
kelompok eksperimen ,150 24 ,171 ,954 24 ,323
kelompok control ,133 34 ,132 ,955 34 ,172
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai posttest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig.
Kolmogorov-Smirnova ˃ 0,05. Variabel pertama atau kelompok eksperimen
nilai Sig. Kolmogorov-Smirnova adalah 0,171 sedangkan untuk variabel kedua
atau kelompok kontrol nilai Sig. Kolmogorov-Smirnova adalah 0,132. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik normalitas berikut.
Grafik 4.4
Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
53
Grafik 4.5
Normalitas Posttest Kelas Kontrol
4.2.5 Analisis Uji Hamogenitas
4.2.5.1 Analisis Uji Homogenitas Pretest
Peneliti melakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel
yang dijadikan subyek penelitian tersebut memiliki variansi yang sama atau
tidak sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Hasil dari uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19
Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: nilai
F df1 df2 Sig.
.017 1 56 .896
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + metode
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui homogenitas pretest SDN Pakopen
02 dan Panjang 04 pada Sig. bernilai 0.896 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak
adanya perbedaan variansi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua kelompok adalah
homogen sehingga penelitian dapat dilaksanakan.
54
4.2.5.2 Analisis Uji Homogenitas Posttest
Setelah mendapatkan hasil bahwa kedua kelompok homogen kemudian
dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode Make A Match yang
dikombinasikan dengan teori Dienes. Uji homogenitas Posttest mempunyai
tujuan jika nilai Sig. ˃ 0,05 maka uji t menggunakan Equal Variances
Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika nilai Sig ˂ 0,05 menggunakan
Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Hasil dari uji
homogenitas ditunjukkan pada tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20
Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: nilai
F df1 df2 Sig.
.002 1 56 .961
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + metode
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui homogenitas posttest SDN
Pakopen 02 dan Panjang 04 pada Sig bernilai 0,961 ˃ 0,05. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan dengan melihat nilai Sig. ˃ 0,05,
sehingga untuk pengujian t-test menggunakan Equal variances assumed.
4.2.6 Analisis Uji Hipotesis
Uji beda rata-rata (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan
hasil belajar matematika siswa kelas V menggunakan metode Make A Match
yang dikombinasikan dengan teori Dienes dan konvensional. Hasil uji beda
rata-rata (Independent Samples T Test) menggunakan Equal variances
assumed karena nilai Sig. ˃ 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.21 berikut.
55
Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis
NILAI
Equal
Variances
Assumed
Equal
Variances
Not
Assumed
Levene’s Test
for Equality of
Variances
F.
Sig.
0,002
0,961
t-test for
Equality of
Means
T
df
Sig (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of
Lower
Upper
3,227
56
0,002
6,35294
1,96892
2,40872
10,29716
3,252
51,001
0,002
6,35294
1,95380
2,43052
10,27537
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat hasil (Uji Levene’s ) hitung F sebesar
0,002 dengan signifikansi 0,961 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dikatakan kedua populasi
homogen. Pengujian hipotesis di uji beda t-test menggunakan equal variances
assumed. Pada tabel 4.20 dapat dilihat nilai t adalah 3,227 dengan
probabilitas signifikansinya 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
matematika siswa kelas V mengunakan metode pembelajaran Make A Match
yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes dan metode
konvensional. Perbedaan rata-rata kedua populasi sebsar 6,35294. Setelah itu,
maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis uji hipotesis.
Setelah mendapat hasil dari langkah diatas maka analisis hipotesisnya
adalah:
a. H0 : μeksperimen = μkontrol
Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas V menggunakan
metode Make A Match yang dikombinasikan dengan teori Dienes di SDN
Pakopen 02 dan konvensional di SDN Panjang 04.
b. H1 : μeksperimen ≠ μkontrol
Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada mata pelajaran
matematika siswa kelas V menggunakan metode Make A Match yang
56
dikombinasikan dengan teori Dienes di SDN Pakopen 02 dan metode
pembelajaran konvensional di SDN Panjang 04.
Berdasar hasil hitungan diperoleh sig. 0,002 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan
signifikan hasil belajar matematiaka siswa kelas V menggunakan metode
Make A Match yang dikombinasikan dengan teori Dienes dan pembelajaran
konvensional. Hasil belajar matematika yang menggunakan metode
pembelajaran Make A Match yang dikombinasikan dengan teori Dienes lebih
baik dari hasil belajar matematika yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pretes siswa SDN Pakopen 02 sebagai kelas eksperiman
pada mata pelajaran matematika mencapai 74,875, termasuk dalam kategori
cukup dan masih jauh dari kriteria baik. Rata-rata nilai siswa SDN panjang 04
sebagai kelas kontrol pada mata pelajaran matematika mencapai 77,911
termasuk dalam kategori cukup namun sudah mendekati pencapaian kriteria
baik.
Tingkat rata-rata hasil belajar siswa SDN Pakopen 02 sebagai kelas
eksperimen setelah melakukan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran Make A Match yang dikombinasikan dengan teori Dienes pada
mata pelajaran matematika mencapai 86,5 termasuk kategori baik dan sudah
mendekati kriteria sangat baik. SDN Panjang 04 sebagai kelas kontrol rata-
rata hasil belajar dengan metode pembelajaran konvensional mencapai 80,1
termasuk dalam kategori baik namun belum mendekati kriteria sangat baik.
Berdasarkan uji hipotesis hasil perhitungan tes akhir (Post-test) t-hitung
menunjukkan 3,227 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,002 < 0,05, artinya
terdapat perbedaan signifikan pada rata-rata antara kelas eksperimen
(treatment) dengan kelas kontrol (non treatment).
Rata-rata hasil tes akhir (Post-test) pada kelas eksperimen adalah 86,5,
sedangkan kelas kontrol sebesar 80,1471, dengan demikian nilai rata-rata tes
57
akhir (Post-test) kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan
metode pembelajaran yang dikombinasikan dengan teori Dienes lebih baik
dari pada kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan dengan metode ceramah
atau konvensional. Nilai tes akhir (Post-test) kelas eksperimen dapat dikatakan
lebih baik dari pada kelas kontrol, karena adanya perbedaan rata-rata nilai
kelas eksperimnen yaitu sebesar 86,5 dan kelas kontrol 80,1471.
Dalam pembelajaran menggunakan metode Make A Match yang
dikombinasikan dengan teori Dienes, siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran. Siswa terlihat antusias dan berlomba-lomba dalam menjawab
soal-soal yang tertera pada kartu pembelajaran. Ini disebabkan karena dalam
merancang pembelajaran mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa
dengan mendesain pembelajaran dalam permainan serta kelebihan Make A
Match menurut Ramadhan (2008) menyatakan bahwa “salah satu keunggulan
metode Make A Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Biyono
(2012) yang menunjukkan bahwa penerpapan Make A Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Madugowongjati 02 Kecamatan
Grinsing Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil peningkatan yang didapat setelah penelitian ini, pembelajaran
matematika untuk kedepannya atau masa yang akan datang diharapkan dapat
lebih menggali dan mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran
karena dengan kemampuan ini siswa dapat menerapkan pengetahuannya untuk
masalah yang lebih kompleks atau pun pada taraf berfikir yang lebih tinggi.