bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Pra Siklus
Pra siklus merupakan kondisi siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilaksanakan. Ketuntasan belajar dari 29 siswa sebelum diadakan penelitian
terdapat 11 siswa diatas KKM (tuntas) dan 18 siswa dinyatakan dibawah KKM
(belum tuntas). KKM Mata pelajaran IPA ≥ 70. Ketuntasan belajar siswa pada
kondisi awal untuk mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 diatas menunujukkan ketuntasan belajar yang dicapai siswa
hanya sebesar 37.93% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa) dan 62.06% dari
seluruh siswa (29 siswa) belum tuntas. Melihat kondisi tersebut di atas maka
peneliti melakukan tindakan dalam pembelajaran gaya dapat merubah gerak dan
bentuk benda dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
Dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing ini, diharapkan hasil belajar
siswa dapat meningkat. Ketuntasan belajar siswa pada pra siklus untuk mata
pelajaran IPA dapat dilihat pada gambar 4.1
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 70 ( Tuntas ) 11 37,93%
<70 (Belum tuntas) 18 62.06%
Jumlah 29 100%
33
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Gambar di atas menunjukkan bahwa capaian nilai rata-rata siswa masih di
bawah KKM dan tingkat ketuntasan belajar yang rendah maka penulis akan
melakukan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tersebut penulis akan
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing, yang akan diterapkan
melalui dua siklus yaitu pada pokok bahasan gaya dapat merubah gerak dan
bentuk benda untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4.1.2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus 1
1. Perencanaan
Setelah diperoleh hasil belajar dalam mata pelajaran IPA sebelum
mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran diantaranya RPP (lihat lampiran 3), lembar
diskusi, lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran. Penulis merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “gaya dapat merubah
gerak benda”.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tuntas BelumTuntas
37.93
62.06
34
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan
1. Pertemuan 1
Siklus 1 pada pertemuan 1 dilaksankan pada hari Senin tanggal 19 Maret
2012. Guru melaksankan pembelajran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan
pendahuluan. Awal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas
dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan
menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti,
guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “ Apakah gaya
dorong dan tarikan dapat merubah gerak benda?” Siswa diminta memahami
masalah tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru
membagikan sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi
berdasarkan lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun
perkiraan dan hasil analisis yang dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil
diskusi. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya dapat
merubah gerak benda.
2. Pertemuan 2
Siklus 1 pada pertemuan 2 dilaksankan pada hari Selasa tanggal 20 Maret
2012. Guru melaksankan pembelajaran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan
pendahuluan diawal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas
dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan
menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti,
guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “Dapatkah
gaya merubah arah benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut. Guru
membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar kerja
pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru
meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar
pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang
35
dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru
dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru
memberikan soal kepada siswa tentang gaya dapat merubah gerak benda.
Observasi
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1 (satu) dan
pertemuan 2 (dua) dilakukan observasi. Observer pada siklus I yaitu Bapak
Ahmad Fatoni, S.Pd selaku Kepala Sekolah sekaligus guru kelas IV. Pada
pertemuan 1 dan ke 2, guru memberikan bimbingan sejauh yang diperlukan siswa
saja. Pada siklus 1 ini siswa sudah mulai aktif dengan kegiatan kelompok namun
masih ada siswa yang masih bercanda sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan
guru, sehingga dalam melakukan kegiatan merasa kesulitan.
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
1. Masih ada siswa yang bingung dalam pengamatan
2. Siswa terlihat takut dan malu jika diminta membacakan hasil pekerjaannya.
3. Pada siklus 1 masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM.
Cara mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran
penemuan terbimbing di SD Negeri 2 Gemawang adalah sebagai berikut :
a. Guru harus memberikan dorongan agar rasa percanya dirinya tumbuh
b. Guru mengontrol jalannya kerja kelompok dan memberi arahan dalam langkah
– langkah pengamatan.
Identifikasi Siklus I
a. Keseluruhan siswa telah memenuhi batas tuntas pada siklus pertama.
b. Pada siklus I disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
36
c. Pada siklus II dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang
masih berada pada kategori hasil belajar sedang, Dengan demikian tingkat
hasil belajar siswa masih dapat ditingkatkan hingga kategori tinggi atau
sangat tinggi.
Hasil pengamatan observer adalah sebelum proses belajar mengajar sudah
dipersiapkan ruangan seperti menata tempat duduk dengan cukup baik, penulis
juga sudah menggali pengetahuan awal siswa dengan baik dengan memberikan
appersepsi. Penulis menyajikan materi dengan baik. Selain itu penulis dalam
membimbing siswa melakukan pengamatan dengan baik pula. Setelah selesai
pengamatan penulis membimbing siswa mengambil kesimpulan dan memberikan
evaluasi dengan baik.
Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing diperoleh nilai
ketuntasan belajar siswa yang disajikan melalui tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus I
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 70 ( Tuntas ) 22 75,86%
<70 (Belum tuntas) 7 24,13%
Jumlah 29 100
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 75.86% dari jumlah seluruh siswa
(29 siswa ) dan 24.13% dari seluruh siswa (29 siswa) belum tuntas sesuai dengan
KKM. Keterangan tabel diatas dapat digambarkan pada diagram dibawah ini :
37
Gambar 4.2
Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus 1
Berdasarkan data skor tes dan ketuntasan belajar pada pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas dan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dapat
dibandingkan adanya peningkatan, pada skor tes dan distribusi ketuntasan belajar
pada pembelajaran yang dilakukan sebelum dilakukan pembelajaran penemuan
terbimbing hanya mencapai ketuntasan 37.9% setelah diadakan pembelajaran
dengan penemuan terbimbing pada siklus I ketuntasan menjadi 75.86%.
4.1.3 Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Siklus II
1. Perencanaan
Setelah diperoleh kesimpulan dari siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
yaitu siswa lebih memperhatikan pembelajaran dan menciptakan susasana belajar
mengajar lebih kondusif. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang
proses pembelajaran diantaranya RPP (lihat lampiran 4), lembar diskusi, lembar
evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman awal siswa
terhadap materi pelajaran. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan pokok bahasan gaya dapat merubah bentuk benda.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tuntas Belum Tuntas
75.86
24.13
38
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Implementasi
1. Pertemuan 1
Siklus II pada pertemuan 1 dilaksankan pada hari Senin tanggal 26 Maret
2012. Guru melaksankan pembelajran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan
pendahuluan. Awal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas
dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan
menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti,
guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “ Apakah gaya
dorong dapat merubah bentuk benda?” Siswa diminta memahami masalah
tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan
sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan
lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil
analisis yang dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada
kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya dorong dapat
merubah bentuk benda.
2. Pertemuan 2
Siklus 1 pada pertemuan 2 dilaksankan pada hari Selasa tanggal 20 Maret
2012. Guru melaksankan pembelajaran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan
pendahuluan diawal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas
dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan
menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti,
guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “Apakah gaya
tarik dapat mengubah bentuk benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut.
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar
kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru
meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar
pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang
dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru
39
dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru
memberikan soal kepada siswa tentang gaya tarik dapat merubah bentuk benda.
Observasi
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II dilakukan observasi. Observer
pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu Bapak Ahmad Fatoni, S.Pd
selaku Kepala Sekolah sekaligus guru kelas IV. Pada pertemuan 1 dan ke 2, guru
memberikan bimbingan sepenuhnya. Pada siklus II ini seluruh siswa sudah mulai
aktif dengan kegiatan kelompok dan mereka sudah paham dengan kegiatan yang
akan dilakukan. namun masih ada siswa yang masih bercanda sendiri dan tidak
mendengarkan penjelasan guru. Sehingga dalam melakukan kegiatan merasa
kesulitan.
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
1. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian siswa lebih meningkat
2. Siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran
3. Keseluruhan siswa telah memenuhi batas tuntas pada siklus kedua.
4. Pada siklus II disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
5. Pada siklus II dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang
telah berada pada kategori prestasi tinggi. Dengan demikian tujuan penelitian
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Gaya dengan Menggunakan
Metode Penemuan Terbimbing Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gemawang
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung pada Semester 2 Tahun
2011/2012” telah tercapai.
40
Hasil pengamatan observer adalah sebelum proses belajar mengajar sudah
dipersiapkan ruangan seperti menata tempat duduk dengan sangat baik, penulis
juga sudah menggali pengetahuan awal siswa dengan sanagt baik dengan
memberikan appersepsi. Penulis menyajikan materi dengan sangat baik. Selain itu
penulis dalam membimbing siswa melakukan pengamatan dengan sangat baik
pula. Setelah selesai pengamatan penulis membimbing siswa mengambil
kesimpulan dan memberikan evaluasi dengan sangat baik.
Setelah melakukan pembelajaran siklus II guru bersama observer merefleksi
hasil pembelajaran. Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing diperoleh
nilai tes siswa telah memenuhi KKM. Pada siklus II Kelas IV SD Negeri 2
Gemawang Temanggung terlihat bahwa yang ketuntasan belajar dicapai sebesar
100 % artinya 29 siswa telah mencapai nilai melebihi KKM.
Dari pembelajaran pada siklus II ini terlihat semua siswa telah tertarik
mengikuti pembelajaran IPA. Pada pembelajaran penemuan terbimbing ini
membantu siswa lebih aktif dan lebih berani untuk mengerjakan soal dengan
kelompoknya dan terlatih untuk berinteraksi dengan temannya serta dapat
meningkatkan hasil belajar.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Penggunaan metode pembelajaran penemuan terbimbing pada mata
pelajaran IPA dengan pokok bahasan gaya dapat merubah gerak dan bentuk benda
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan
distribusi frekuensi nilai tes siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang Temanggung
semester 2 tahun 2011/2012 dari pra siklus, siklus I dan siklus II dibawah ini:
41
Tabel 4.3
Perbandingan Antar Siklus Dari Skor Rata-Rata,
Nilai Maksimum Dan Minimum
Sumber : Data Sekunder
Gambar 4.3
Diagram Batang Kenaikan Skor Rata-Rata, Skor Minimum,
Skor Maksimum Dari Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Dari tabel diatas terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata dari pra siklus ke
siklus I dan siklus II. Pada pra siklus skor rata-rata hanya dicapai sebesar 63.27
Jenis Skor Siklus
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor rata-rata 63.27 81.3 96.55
Skor Minimum 30 50 77.5
Skor Maksimum 100 100 100
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
63.27
81.3
96.55 90
100 100
30
50
77.5
Nilai Rata-rata
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
42
sedangkan pada siklus I sebesar 81.3 yang artinya mengalami kenaikan sebesar
18.03. Sama halnya pada siklus I ke siklus II, nilai rata-rata pada siklus II
meningkat menjadi 96.55 atau mengalami kenaikan dari siklus 1 sebesar 15.25.
Sedangkan untuk nilai maksimum pada pra siklus yaitu 30 pada siklus I
meningkat menjadi 52.5 dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 85. Untuk skor
maksimum pada pra siklus adalah sebesar 90, pada siklus I 100 dan pada siklus II
juga 100.
Dengan melihat tabel diatas, dapat terlihat pula adanya kenaikan terhadap
ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan belajar berikut
Tabel 4.4
Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek.
siswa
Persentase
(%)
Frek.
Siswa
Persentase
(%)
Frek.
siswa
Prersentase
(%)
Tuntas 11 37.93 22 75.86 29 100
Tidak Tuntas 18 62.06 7 24.13 - -
Jumlah 29 100 29 100 29 100
Tabel diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra sikus ke siklus I dan
siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya
dicapai oleh 11 anak dari 29 siswa yaitu sebesar 37.93%. Sedangkan pada siklus I
ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 22 siswa dari 29 siswa yaitu sebesar 75.86
%. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siwa yaitu
sebesar 37.93%. Pada siklus II dapat meningkat menjadi 100% mengalami
kenaikan ketuntasan sebesar 24.13 %. Ini artinya bahwa pembelajaran pada siklus
II semua siswa telah tuntas sesuai KKM yang ditentukan. Dapat digambarkan
dengan diagram berikut :
43
Gambar 4.4
Diagram Batang Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pada
Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Dari diagram diatas terlihat bahwa seluruh siswa telah tuntas belajar
sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70.
Didalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing
masih terdapat hambatan-hambatan yaitu masih ada siswa yang bermain-main.
Namun pada siklus II seluruh siswa terlihat lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan lebih berani untuk mengerjakan soal dengan kelompoknya.
Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
pra siklus siklus 1 siklus 2
37.93
75.86
100
62.06
24.13
0
Tuntas
Belum Tuntas