bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Pelaksanaan Tindakan
4.1.1. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan Standar Kompetensi “Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model” serta Kompetensi Dasar
“Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model”
yang dilakukan 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan ttp muka dan 1 kali untuk
evaliasi). Dengan rincian sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah,
sebagai berikut:
a. Tahap ini memberikan gambaran tentang model Problem Based
Learning (PBL) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam tahap ini menjabarkan langkah-langkah model
belajar Problem Based Learning pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, dan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan
belajar mengajar.
b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan langkah langkah,
berikut:
a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
alokasi waktu. Standar kompetensi yang digunakan pada
siklus I yaitu 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya / model. Sedangkan
kompetensi dasar yang digunakan di siklus I adalah
kompetensi dasar 6.1. Menganalisis sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Alokasi
waktu 3 kali pertemuan/ 6 x 35 menit.
31
b. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator
dan tujuan pembelajaran ditentukan oleh peneliti.
c. Penyusunan RPP sesuai dengan sintak model pembelajaran
Problem Based Learning.
d. Pembuatan alat peraga dan media pembelajaran yang
dibutuhkan guna menunjang kegiatan belajar mengajar.
e. Penysunan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa pada
akhir siklus I. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada siklus I. Soal evaluasi berupa pilihan
ganda sebanyak 20 soal.
f. Berkoordinasi dengan guru pengampu kelas V untuk
menyesuakin RPP yang telah dibuat oleh penulis dan telah
dikonsultasikan sebelumnya dengan dosen pembimbing.
2. Tahap Tindakan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai
dengan sintak/ tahapan model pembelajaran Problem Based Learning
yang sudah dijabarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tahap
tindakan dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan. Berikut ini adalah penjabara siklus I:
a. Pertemuan 1
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama ini sesuai
dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 5 Mei 2014 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70
menit). Adapun tahap implementasi PBL sebagai berikut:
(1) Kegiatan Awal (15 menit)
Kegiatan awal sesuai dengan tahapan model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu tahap
mengorganisasikan siswa kepada masalah. Guru melakukan
koordinasi kelas terlebih dahulu dengan memulai kegiatan
belajar dengan terlebih dahulu berdoa, guru mengawali
32
pelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu melakukan
apresepsi tentang cahaya yang enembus kaca jendela yang
bening. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menyampaikan
tujuan yang akan dicapai yaitu mendeskripsikan pengertian
benda bening, benda gelap dan benda berwarna dan
menyebutkan sifat-sifat cahaya yang mengenai benda bening,
benda berwarna, dan benda gelap. Guru juga menanyakan
beberapa pertanyaan tentang cahaya guna menggali
pengetahuan siswa.
(2) Kegiatan Inti (45 menit)
a) Eksplorasi
Pada tahap ini guru mengorganisasikan siswa ntuk
belajar dengan membagikan materi dan siswa diminta
untuk membacanya. Guru membagi kelompok berjumlah
9 dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5
orang siswa. Setiap kelompok diberikan lembar kerja
kelompok untuk didiskusikan secara berkelompok untuk
berdidkusi guna menentukan jawaban. Tidak hanya
berdiskusi siswajuga mencari jawaban dengan
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dari
beberapa sumber.sedangkan guru berkeliling untuk
memantau siswa mengerjakan, hal tersebut dilakukan
sesuai tahapanProblem Based Learning.
b) Elaborasi
Dalam tahap Problem Based Learning guru
membantu penyelidikan mandiri dan kelompok ketika
siswa melakukan percobaan mengenai cahaya merambat
lurus dan cahaya dapat menembus benda bening dan siswa
mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-fakta
tentang sifat-sifat cahaya serta melakukan percobaan
tentang cahaya merambat lurus dan cahaya menembus
33
benda bening. Guru mendorong siswa untuk mencari
informasi yang sesuai dengan soal pada lembar kerja
siswa.
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya serta pameran. Guru
menyiapkan laporan yant telah siswa buat, guru sedikit
mengkorekksi hasil laporan siswa. Setelah laporan selesai,
perwakilan dari kelompok maju untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka masing-masng. Perwakilan
kelompok yang tidak maju berhak untuk memberikan
tanggapan, komentar, dan masukan untuk kelompok yang
mempresentasikan hasil kerjanya.
c) Konfirmasi
Tahap kelima dari model Problem Based Learning
adalah menganalisis dan mengevalasi proses pemecahan
masalah yang telah siswa lakukan. Berdasarkan jawaban
dari kelompok guru dan siswa membahas penyelesaian
asalah tentang sifat cahaya merambat lurus dan cahaya
dapat menembus benda bening. Guru juga memberikan
saran dan perbaikan atas hasil kerja kelompok. Guru dan
siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
dimengerti.
(3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Pada kegiatan akhir siswa dan guru bersam-sama
menyimpulkan tentang sifat-sifat cahaya. Guru memberikan tugas
rumah sebgai tindak lanjut dan menyampaikan mengenai materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
b. Pertemuan 2
Pertemuan ke dua siklus I dilaksanakan pada Rabu,7 Mei
2014 dengan alokasi wktu 2 jam pelajran (70 menit). Adapun
kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
34
(1) Kegiatan Awal (± 15 menit)
Guru membahas tentang tugas rumah yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Guru mengorganisasikan siswa kepada
masalah dengan menyampaikan apresepsi dengan menanyakan
apa yang dilihat jika mati listrik pada malam hari. Setelah itu guru
menyampaikan tujan pembelajaran.
(2) Kegiatan Inti (± 45 menit)
a) Eksplorasi
Tahap kedua dari model Problem Based Learning
adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar. Sebelum
dimulai kegiatan belajar, siswa membaca terlebih dahulu
materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini. Guru
membagi kelompok sesuai kelompok yang sudah dibentuk
pada pertemuan pertama. Siswa diberikan lembar kerja
tentang sifat-sifat cahaya jika mengenai macam-
macamcermin. Guru memberikan arahan cara
mengerjakan lembar kerja kelompok. Siswa bersama
kelompok berdiskusi tentang jawaban dari pertanyaan
yang ada.
b) Elaborasi
Guru membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok. Siswa melakukan percobaan guna
membuktikan sifat-sifat cahaya yang mengenai macam-
macam cermin. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk
melihat setiap kelompok.
Tahap selanjutnya adalah melakukan presentasi
karya yang telah setiap kelompok buat. Guru membantu
menyiapkan setiap kelompok untuk presentasi. Sebelu
kelompok maju, guru meneliti apa karya yang dibuat
sudah sesuai atau belum. Perwakilan siswa maju untuk
mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan
35
kelompok lain mendengarkan penjelasan kelompok yang
maju. Kelompok yang tidak maju menyampaikan
tanggapan tentang apa yang telah disampaikan kelompok
yang sudah maju.
c) Konfirmasi
Tahap terakhir dari model Problem Based Learning
adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Berdasarkan jawaban yang sudah disampaikan
setiap kelompok, guru dan semua siswa menjawab
pertanyaan lembar kerja bersama-sama. Guru
menyampaikan kritikan dan saran berdasarkan penampilan
siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal
yang belum diketahui siswa.
(3) Kegatan Akhir (± 10 menit)
Guru dan siswa membuat kesimpilan untuk materi pelajaran.
Guru mengulang kembali materi yang dipelajari hari ini dan
pertemuan sebelumnya. Guru memberikan tindak lanjut berupa
tugas rumah.
Guru mengakhiri pertemuan hari ini dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
c. Pertemuan 3
Pertemua ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Mei
2014. Pertemuan ketiga digunakan untuk mengerjakan tes
evaluasi dan angket motivasi belajar. Sebelum memulai guru dan
siswa berdoa bersama, guru mengucapkan salam untuk membuka
kegiatan pada hari ini.
Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjaka tes
evaluasi. Siswa diberikan lembar soal dan lembar jawaban. Soal
berjumlah 20 soal dan diberikan waktu 30 menit untuk
mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum mengerjakan siswa
36
dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan
lembar jawaban. Siswa ang tidak hadir 2 orang siswa.
Setelah semua siswa telah selesai mengerjakan tes, guru
memberikan angket motivasi yang berisi 15 pernyataan. Guru
memberikan penjelasan tentang prosedur mengisi angket motivasi
belajar. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk mengisi angket
motivasi belajar tersebut.
3. Tahap Observasi
Taha pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan penerapan tahap model belajar Problem Based Learning.
Tahap pengamatan akan dinilai dengan lembar observasi yang telah
disediakan peneliti. Berikut adalah instrumen yang digunakan untuk
menilai tahapan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning:
a. Lembar observasi implementasi Problem Based Learning. Lembar
observasi ini digunakan untuk melihat implementasi pembelajaran
berbasis masalah (PBL) terhadap guru ketika menerapkan RPP yang
telah disusun.
b. Lembar observasi kelompok siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang menggunakan model Problem Based Learning. Lembar
observasi ini berguna untuk melihat sikap setiap kelompok siswa
ketika bekerja sama untuk memecahkan masalah.
4. Hasil Penelitian
a. Motivasi Belajar
Setiap pertemuan akhir pada tiap siklus, peneliti membagikan
angket motivasi belajar kepada siswa. Angket motivasi belajar ini
digunakan untuk mengukur motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta
didik. Berikut adalah hasil Motivasi Belajar kelas V SD Negeri Harjosari
02 Bawen:
37
Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Semester II Siklus I
Tabel 4.2
Kriteria Keterangan Jumlah Presentase (%)
Motivasi tinggi 41- 60 23 62
Motivasi sedang 21- 40 14 38
Motivasi rendah 0 - 20 0 0
Jumlah 37 100
Dari tabel motivasi belajar pada siklus I dapat diketahui siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi sebanyak 23 siswa atau 62%,
sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang 14 siswa atau
38%. Sertas tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini:
Diagram 4.2
Diagra Motivasi Belajar Siklus I
Berdasarkan gambar diagram diatas, yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi sebanyak 62% dan sebanyak 38% memiliki motivasi
belajar sedang. Berdasarkan indikator keberhasilan motivasi yang telah
peneliti tetapkan, motivasi belajar berhasil jika 70% dari jumlah siswa
yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60 (dimana x adalah skor angket
85%
15% 0%
Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen Semester II Siklus I
Motivasi tinggi Motivasi sedang Motivasi rendah
38
motivasi masing-masing siswa). Berdasarkan hasil siklus I indikator
motivasi belajar belum tercapai.
b. Hasil Belajar
Setiap pertemuan ketiga setiap siklusnya, dalam model PBL
peneliti mengadakan evaluasi bagi peserta didik. Evaluasi menggunakan
soal tes berupa 20 soal pilihan ganda. Hasil belajar siswa pada siklus I
meningkat dibandingkan sebelum tindakan (siklus I). Ketika pra siklus
ada 25 siswa yang belum mencapai KKM (KKM=70) dan hanya 14
siswa yang mencapai KKM. Setelah pelaksanaan siklus I nilai siswa
naik. Berikut hasil belajar siswa pada siklus I:
Hasil Belajar Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02
Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 4.3
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas 26 70
2 Tidak tuntas 11 30
Jumlah 37 100
Nilai Minimum 50
Nilai Maksimum 100
Tabel diatas adalah tabel hasil belajar siklus I SD Negeri Harjosari
2 Bawen dengan frekuensi 26 siswa. Masih ada 11 siswa yang belum
tuntas. Jika digambarkan dengan diagram dengan kriteria tuntas dan tidak
tuntas adalah sebagai berikut:
39
Diagram 4.3
Diagram Hasil Belajar Siklus I
Dari diagram diatas dapat dilihat siswa yang sudah tuntas adalah 26
siswa atau 70%, sedangkan yang belum tuntas 11 siswa atau 70% dari
jumlah siswa yang mengikuti tes evaluasi hasil belajar model Problem
Based Learning (PBL). Menurut indikator keberhasilan hasil belajar
siswa yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa
mencapai KKM (KKM=70), maka hasil belajar siklus I belum tercapai.
c. Hasil Observasi Implementasi Model Problem Based Leraning
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 siklus I diadakan observasi proses/tahap
implementasi model Problem Based Learning. Pengisian lembar
observasi tersebut dengan melihat keberhasilan guru untuk menerapkan
model pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti. Lembar
observasi dengan skala skor, skor 4 untuk sangat baik, skor 3 untuk baik,
skor 2 untuk cukup, dan skor 1 untuk kurang. Lembar observasi
implementasi disusun sesuai sintak model Problem Based Learning.
Hasil dari penilaian proses yaitu pengamatan implementasi yang
dilakukan guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang
70%
30%
Hasil Belajar Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02
Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Tuntas Tidak tuntas
40
dilakukan peneliti yang sekaligus menjadi observer dapat dilihat pada
uraian berikut:
Observasi Implementasi Model Problem Based Learning
Siklus I Pertemuan 1
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Tabel 4.4
No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor
4 3 2 1
A. Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-
tujuan pembelajaran.
2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-
kebutuhan logistik penting.
3. Guru memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah
yang mereka pilih sendiri.
B. Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan
hal yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
5. Guru mengatur tugas-tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
yang ada.
C. Tahap 3:
Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
6. Guru mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang
sesuai.
7. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen.
8. Guru membimbing siswa untuk
mencari penjelasan.
9. Guru memberikan solusi kepada
siswa.
D. Tahap 4:
Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya serta pameran
10. Guru membantu siswa dalam
merencanakan hasil karya berupa
laporan.
11. Guru membantu siswa menyiapkan
hasil karya berupa laporan.
12. Guru membantu siswa menyiapkan
presentasi karya mereka.
E. Tahap 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
13. Guru membantu siswa melakukan
refleksi penyelidikan yang mereka
lakukan.
14. Guru membantu siswa melakukan
refleksi proses-proses yang mereka
gunakan.
15. Guru memberikan tindak lanjut
berupa tes.
Jumlah Skor Total 44
Rata-Rata 2,94
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan 1
model Problem Based Learning yang telah dilakukan oleh guru termasuk
dalam kategori baik dengan jumlah skor total 44 dan rata-rata 2,94,
sesuai kriteria yang telah ditentukan peneliti. Ada 3 tahapan yang
41
mendapat skor 4, 8 tahapan yang mendapat skor 3, 4 kriteria tahapan
yang mendapatkan skor 2.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 siklus I, lembar observasi yang sama diisi oleh
observer guna melihat implementasi model PBL. Berikut hasil
pengamatan implemebntasi model PBL pada siklus I pertemuan 2:
Observasi Implementasi Model Problem Based Learning
Siklus I Pertemuan 2
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Tabel 4.5
No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor
4 3 2 1
F. Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa kepada masalah 16. Guru menginformasikan tujuan-
tujuan pembelajaran.
17. Guru mendeskripsikan kebutuhan-
kebutuhan logistik penting.
18. Guru memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah
yang mereka pilih sendiri.
G. Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa untuk belajar 19. Guru membantu siswa menentukan
hal yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
20. Guru mengatur tugas-tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
yang ada.
H. Tahap 3:
Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
21. Guru mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang
sesuai.
22. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen.
23. Guru membimbing siswa untuk
mencari penjelasan.
24. Guru memberikan solusi kepada
siswa.
I. Tahap 4:
Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya serta pameran
25. Guru membantu siswa dalam
merencanakan hasil karya berupa
laporan.
26. Guru membantu siswa menyiapkan
hasil karya berupa laporan.
27. Guru membantu siswa menyiapkan
presentasi karya mereka.
J. Tahap 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
28. Guru membantu siswa melakukan
refleksi penyelidikan yang mereka
lakukan.
29. Guru membantu siswa melakukan
refleksi proses-proses yang mereka
gunakan.
30. Guru memberikan tindak lanjut
berupa tes.
Jumlah Skor Total 47
Rata-Rata 3,14
42
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ada kenaikan dan penurunan
skor setiap indikator prilaku guru. Hanya 1 indikator yang mendapatkan
skor 2. Ada 3 indikator yang mendapat skor 4 dan 11 indikator yang
mendapatkan skor 3. Namun dilihat dari jumlah skor total dan rata-rata
ada peningkatan. Jumlah skor total 47, sesuai kriteria implementasi
model PBL yang sudah ditentukan oleh peneliti maka implementasi
model PBL dalam kategori sangat baik.
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga peneliti tidak melakukan observasi
implementasi model Problem Based Learning. Pertemuan ketiga siklus I
peneliti hanya melakukan tes evaluasi dan pengisian angket motivasi
belajar.
5. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan Problem
Based Learning pada pertemuan I, II, II siklus I. Tahap ini juga digunakan
untuk melihat kekurangan dan kelebihan model PBL serta kesesuaian
indikator tahapan PBL.
Dari tahapan Problem Based Learning telah dilaksanakan guru dan
siswa dengan baik. Siswa terlihat begit semangat sekali ketika mengikuti
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pembelajaran berbasis
masalah. Siswa senang ketika harus mencari data guna menyelesaikan
tugas kelompok yang diberikan. Guru kelas mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman baru dengan menggunakan model Problem Based
Learning. Ada pun kendala yang terjadi ketika proses belajar mengajar
dikasanakan, diamtaranya:
a. Masih banyak siswa yang tidak mau menjawab ketika guru bertanya,
siswa juga masih malu-malu untuk bergabung dengan kelompok yang
dibentuk.
b. Siswa masih saling tunjuk ketika harus mewakili kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
43
c. Siswa masih malu-malu untuk enangggapi hasil kerja kelompok lain
yang maju.
d. Ketika berdiskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang hanya
diam saja.
Berdasarkan kendala yang ada pada siklus I, adapun
penyelesaiannya, sebagai berikut:
a. Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang memiliki nilai
diatas 90.
b. Memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju untuk
mewakili kelompoknya dalam penyampaian hasil diskusi.
c. Memberikan bimbingan agar siswa mengerjakan soal evaluasi dengan
teliti.
d. Guru melakukan komunikasi agar tidak ada siswa yang tidak bekerja
ketikan berdiskusi kelompok.
e. Guru harus memantau siswa ketika berdiskusi kelompok.
6. Tahap Perbaikan Perencanaan
Tahap perbaikan perencanaan dilakukan setelah tahap refleksi,
perbaikan yang dilakukan adalah mengkoreksi/ mengevaluasi kesalahan,
kendala, dan kekurangan yang menjadi hambatan pada siklusI.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan
adalah menyusun RPP untuk siklus II, adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi
waktu. Standar kompetensi yang digunakan pada siklus I yaitu 6.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya /
model. Sedangkan kompetensi dasar yang digunakan di siklus I adalah
kompetensi dasar 6.2 Menganalisis suatu karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-
sifat cahaya.. Alokasi waktu 2 kali pertemuan/ 4 x 35 menit.
b. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator dan tujuan
pembelajaran ditentukan oleh peneliti.
44
c. Penyusunan RPP sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem
Based Learning.
d. Pembuatan alat peraga dan media pembelajaran yang dibutuhkan guna
menunjang kegiatan belajar mengajar.
e. Penysunan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa pada akhir siklus
II. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
siklus II. Soal evaluasi berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal.
f. Berkoordinasi dengan guru pengampu kelas IV untuk menyesuakin
RPP yang telah dibuat oleh penulis dan telah dikonsultasikan
sebelumnya dengan dosen pembimbing.
4.1.2. Pelaksanaan Siklus II
Setelah pelaksanaan siklus I telah selesai dan sesuai dengan penelitian
tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggrat maka penelitian tindakan kelas
dilanjutkan dengan siklus II.
1. Tahap Tindakan
Pelaksanaan tahap tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perbaikan perancanaan di
siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklu II terdiri dari 3 kali pertemuan (6x 35
menit).
Ada pun pelaksanaannya:
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 12 Mei 2014
pukul 07.00-08.10. Pertemuan 1 ini menyelesaikan tujuan indikator 1
dan 2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (70 menit). Berikut tahap-
tahap pembelajarannya:
a) Kegiaan Awal
Kegiatan belajar diawali dengan tahap pengorganisasian siswa
kepada masalah. Sebelum memulai pelajaran siswa dan guru
terlebih dahulu berdoa dan mengucapkan salam untuk mengawali
kegiatan belajar mengajar. Guru mmengabsen siswa, lalu guru
mengkondisikan siswa untuk belajar. Guru menyiapkan semua alat
45
dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebelum pelajaran dimulai, sebagai apresepsi siswa diajak untuk
melihat video tentang cara kerja kapal selam. Untuk memotivasi
siswa untuk berfikir, guru bertanya kepada siswa: “bagaimana
orang yang berada di dalam kapal selam yang berada di dalam air
(laut), bagaimana orang tersebut dapat melihat keluar kapal atau di
darat?”. Setelah siswa menjawab, guru menghubungkan pertanyaan
yang disampaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu
mendiskripsikan pengertian periskop, mikroskop, lup, kamera foto,
cakram warna, dan teleskop dan menyebutkan kegunaan periskop,
mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.
b) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Tahap selanjutnya adalah mengorganisasikan siswa
untuk belajar.pada tahap ini, siswa membaca dahulu materi
yang telah disediakan oleh guru. Selanjutnya guru membagi
kelompok menurut kelompok yang sudah dibentuk ketika
siklus I. Setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok
tentang bagaimana kapal selam dapat melihat daratan
meskipun kapal tersebut berada didasar air laut. Secara
berkelompok siswa berdiskusi tentang jawaban dari
pertanyaan yang telah disediakan.
b) Elaborasi
Tahap ketiga dari model Problem Based Learning
untuk mata peajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah guru
membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap
ini siswa mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-fakta
tentang bagaimana kapal selam yang berada di dalam air
dapat melihat kondisi di darat, sedangkan tugas guru
mendorong siswa untuk mengumpulka bukti yang sesuai
dengan pertanyaan yang disediakan.
46
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
serta pameran merupakan tahap ke empat dari tahap model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tahap empat
ini guru membantu menyiapkan laporan kelompok siswa
yang akan digunakan untuk presentasi. Satu orang siswa
perwakilan kelompok maju untuk memaparkan hasil
kerjanya. Kelompok yang tidakmaju diberikan kesempatan
untuk bertanya dan menanggapi kelompok yang maju.
c) Konfirmasi
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah adalah tahap keliama dalam model Problem Based
Learning. Pada tahap ini guru dan siswa membahas
penyelesaian masalah berdasarkan jawaban yang sudah
disampaikan masing-masing kelompok. Guru menyampaikan
saran dan perbaikan atas penampilan siswa serta meminta
kelompok siswa yang lain untuk menyampaikan pendapat.
Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum siswa pahami.
c) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa menyimpulkan tentang materi pelajaran yang
telah diajarkan. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk
membawa alat dan bahan untuk membuat cakram warna pada
pertemuan selanjutnya, sekaligus guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei
2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatang
yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II digunakan untuk
menyelesaikan indikator 3 dan 4. Berikut langkah langkah
pembelajaran:
a) Kegiatan Awal
47
Tahap awal adalah guru mengorganisasikan siswa kepada
masalah dengan apresepsi dan motivasi. Apresepsi, Guru bertanya
kepada siswa: “apakah kalian pernah melihat pelangi?”, sedangkan
motivasi, guru bertanya kepada siswa: “coba jelaskan terbentuknya
pelangi?”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan ini.
b) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. , siswa
membaca dahulu materi yang telah disediakan oleh guru.
Selanjutnya guru membagi kelompok menurut kelompok
yang sudah dibentuk. Setiap kelompok diberikan lembar
kerja kelompok yang telah disediakan. Secara
berkelompok siswa berdiskusi tentang jawaban dari
pertanyaan yang telah disediakan. Siswa mencari sumber
jawaban dengan banyak refrensi.
b) Elaborasi
Guru membantu penyelidikan siswa. Pada tahap ini
siswamembuat mode/karya yang menggunakan salah satu
sifat cahaya. Model/ karya tersebut telah ditentukan oleh
guru yaitu setiap kelompok membuat cakram warna.
Ketika kelompok siswa mengerjakan, guru berkeliling
untuk mengecek dan membantu siswa. Guru mendorong
siswa untuk melakukan eksperimen guna menjawab LKS.
Guru dan siswa bekerja sama untuk
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta
pameran. Guru mengecek semua hasil kerja kelompok
sebelum perwakilan kelompok maju. Setiap kelompok
wajib untuk mengajukan perwakilan 2 orang siswa untuk
memperesentasikan hasil karya berupa cakram warna dan
hasil percobaan tentang cahaya putih terdiri dari beberapa
48
warna. Kelompok siswa yang tidak maju berhak
menanggapi hasil dari kelompok yang maju.
c) Konfirmasi
Tahap terakhir adalah menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini
siswa diperkenankan bertanya kepada guru tentang apa
yang belum jelas serta membahas tentang hasil dari
kelompok-kelompok yang maju.
c) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan siswa
pada pertemuan depan akan diselenggarakan tes evaluasi dan guru
menghimbau siswa untuk belajar.
c. Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei
2014. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi para siswadan guru
berdoa terlebih dahulu, selanjutnya guru mengabsen siswa. Guru
membagikan lembar soal tes evaluasiyang berjumlah 20 soal pilihan
ganda. Peneliti menerangkanprosedur pengisian identitas dan aturan
mengerjakan soal tes evaluasi IPA.
Setelah selesai mengerjakan tes evaluasi, guru membagikan
angket pernyataan motivasi belajar siswa. Guru menjelaskan prosedur
pengisian angket tersebut. Siswa diberikan waktu 15 menit untuk
menngisi angket.
2. Tahap Pengamatan
Tidak jauh beda dengan siklus I, tahap pengamatan pada siklus II.
Pelaksnaan siklus II diamati oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang proses pembelajaran. Berikut adalah instrumen yang
digunakan untuk menilai tahapan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning:
49
1. Lembar observasi implementasi Problem Based Learning. Lembar
observasi ini digunakan untuk melihat implementasi pembelajaran berbasis
masalah (PBL) terhadap guru ketika menerapkan RPP yang telah disusun.
2. Lembar observasi kelompok siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
menggunakan model Problem Based Learning. Lembar observasi ini
berguna untuk melihat sikap setiap kelompok siswa ketika bekerja sama
untuk memecahkan masalah.
3. Hasil Penelitian
a. Motivasi Belajar
Setiap pertemuan akhir pada tiap siklus, peneliti membagikan angket
motivasi belajar kepada siswa. Angket motivasi belajar ini digunakan untuk
mengukur motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Berikut adalah
hasil Motivasi Belajar kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen:
Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Semester II Siklus II
Tabel 4.6
Kriteria Keterangan Jumlah Presentase (%)
Motivasi tinggi 41- 60 33 85
Motivasi sedang 21- 40 6 15
Motivasi rendah 0 - 20 0 0
Jumlah 39 100
Dari tabel motivasi belajar pada siklus II dapat diketahui siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi sebanyak 33 siswa atau 85%,
sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang 6 siswa atau 15%.
Serta tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi
belajar siswa pada siklus II meningkat dibandingkan siklus I. Motivasi
belajar siswa dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini:
50
Diagram 4.4
Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus II
Berdasarkan gambar diagram diatas, yang memiliki motivasi belajar
yang tinggi sebanyak 85%, sebanyak 15% memiliki motivasi belajar sedang,
dan 0% siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Berdasarkan indikator
keberhasilan motivasi yang telah peneliti tetapkan, motivasi belajar berhasil
jika 70% dari jumlah siswa yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60
(dimana x adalah skor angket motivasi masing-masing siswa). Berdasarkan
hasil siklus I indikator motivasi belajar sudah tercapai.
b. Hasil Belajar
Setiap pertemuan ketiga setiap siklusnya, dalam model PBL peneliti
mengadakan evaluasi bagi peserta didik. Evaluasi menggunakan soal tes
berupa 16 soal pilihan ganda. Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat
dibandingkan siklus Iyang telah dilakukan. Ketika siklus I masih ada 11 siswa
yang belum mencapai KKM (KKM=70) dan 26 siswa yang mencapai KKM.
Setelah pelaksanaan siklus II nilai siswa naik. Berikut hasil belajar siswa pada
siklus I:
85%
15%
0%
Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02
Bawen
Semester II Siklus II
Motivasi tinggi Motivasi sedang Motivasi rendah
51
Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02
Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 4.7
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas 36 92
2 Tidak tuntas 3 8
Jumlah 39 100
Nilai Minimum 61 -
Nilai Maksimum 100 -
Tabel diatas adalah tabel hasil belajar siklus II SD Negeri Harjosari 02
Bawen dengan frekuensi 36 siswa. Masih ada 3 siswa yang belum tuntas.
Jika digambarkan dengan diagram dengan kriteria tuntas dan tidak tuntas
adalah sebagai berikut
Diagram 4.5
Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II
92%
8%
Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02
Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Tuntas Tidak tuntas
52
Dari diagram diatas dapat dilihat siswa yang sudah tuntas adalah 36
siswa atau 92%, sedangkan yang belum tuntas 3 siswa atau 8% dari
jumlah siswa yang mengikuti tes evaluasi hasil belajar model Problem
Based Learning (PBL). Menurut indikator keberhasilan hasil belajar siswa
yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa mencapai
KKM (KKM=70), maka hasil belajar siklus II tercapai dengan
peningkatan nilai pada siswa, sehingga model PBL berhasil meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V
SD NegeriHarjosari 02 Bawen.
c. Observasi Implementasi Model Problem Based Learning
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 siklus II diadakan observasi proses/tahap
implementasi model Problem Based Learning. Seperti pada siklus I
pertemuan 1 dan pertemuan 2 pengisian lembar observasi tersebut
dengan melihat keberhasilan guru untuk menerapkan model
pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti. Lembar
observasi dengan skala skor, skor 4 untuk sangat baik, skor 3 untuk
baik, skor 2 untuk cukup, dan skor 1 untuk kurang. Lembar observasi
implementasi disusun sesuai sintak model Problem Based Learning.
Hasil dari penilaian proses yaitu pengamatan implementasi yang
dilakukan guru pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang
dilakukan peneliti yang sekaligus menjadi observer dapat dilihat pada
uraian berikut:
53
Observasi Implementasi Model Problem Based Learning
Siklus II Pertemuan 1
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Tabel 4.8
No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor
4 3 2 1
A. Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-
tujuan pembelajaran.
2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-
kebutuhan logistik penting.
3. Guru memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah
yang mereka pilih sendiri.
B. Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan
hal yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
5. Guru mengatur tugas-tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
yang ada.
C. Tahap 3:
Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
6. Guru mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang
sesuai.
7. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen.
8. Guru membimbing siswa untuk
mencari penjelasan.
9. Guru memberikan solusi kepada
siswa.
D. Tahap 4:
Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya serta pameran
10. Guru membantu siswa dalam
merencanakan hasil karya berupa
laporan.
11. Guru membantu siswa menyiapkan
hasil karya berupa laporan.
12. Guru membantu siswa menyiapkan
presentasi karya mereka.
E. Tahap 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
13. Guru membantu siswa melakukan
refleksi penyelidikan yang mereka
lakukan.
14. Guru membantu siswa melakukan
refleksi proses-proses yang mereka
gunakan.
15. Guru memberikan tindak lanjut
berupa tes.
Jumlah Skor Total 50
Rata-Rata 3,34
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan
1 model Problem Based Learning yang telah dilakukan oleh guru
termasuk dalam kategori baik dengan jumlah skor total 46 dan rata-
rata 3,34, sesuai kriteria yang telah ditentukan peneliti. Ada 5 tahapan
yang mendapat skor 4, 10 tahapan yang mendapat skor 3, skor 2 sudah
tidak ada pada semua item indikator. Dibandingkan dengan pertemuan
1 dan 2 pada siklus I, pertemuan 1 siklus II ini pembelajaran yang
54
dilakukan guru lebih baik, tahapn model PBL sudah sesuai dengan
sintak.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 siklus II, hasil analisis lembar observasi yang
sama diisi oleh observer guna melihat implementasi model PBL.
Berikut hasil pengamatan implemebntasi model PBL pada siklus II
pertemuan 2:
Observasi Implementasi Model Problem Based Learning
Siklus II Pertemuan 2
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Tabel 4.9
No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor
4 3 2 1
A. Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-
tujuan pembelajaran.
2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-
kebutuhan logistik penting.
3. Guru memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah
yang mereka pilih sendiri.
B. Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan
hal yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
5. Guru mengatur tugas-tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
yang ada.
C. Tahap 3:
Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
6. Guru mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang
sesuai.
7. Guru membimbing siswa
melaksanakan eksperimen.
8. Guru membimbing siswa untuk
mencari penjelasan.
9. Guru memberikan solusi kepada
siswa.
D. Tahap 4:
Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya serta pameran
10. Guru membantu siswa dalam
merencanakan hasil karya berupa
laporan.
11. Guru membantu siswa menyiapkan
hasil karya berupa laporan.
12. Guru membantu siswa menyiapkan
presentasi karya mereka.
E. Tahap 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
13. Guru membantu siswa melakukan
refleksi penyelidikan yang mereka
lakukan.
14. Guru membantu siswa melakukan
refleksi proses-proses yang mereka
gunakan.
15. Guru memberikan tindak lanjut
berupa tes.
Jumlah Skor Total 53
Rata-Rata 3,54
55
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ada kenaikan dan penurunan
skor setiap indikator prilaku guru. Hanya 1 indikator yang
mendapatkan skor 2. Ada 3 indikator yang mendapat skor 4 dan 11
indikator yang mendapatkan skor 3. Namun dilihat dari jumlah skor
total dan rata-rata ada peningkatan. Jumlah skor total 47, sesuai
kriteria implementasi model PBL yang sudah ditentukan oleh peneliti
maka implementasi model PBL dalam kategori sangat baik. Tahapan
PBL dilakukan oleh guru dengan sangat baik dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya.
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga peneliti tidak melakukan observasi
implementasi model Problem Based Learning. Pertemuan ketiga siklus II
peneliti hanya melakukan tes evaluasi dan pengisian angket motivasi
belajar.
4. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, kedua
dan ketiga, kemudian diadakan refleksi. Tahap refleksi digunakan untuk
berdiskusi tentang efaluasi pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Problem Based Learning. Semua tahapan PBL sudah baik, baik guru maupun
siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di siklus I, pada siklus II
kali ini siswa lebih berani bertanya, menyanggah apa yang kelompok lain buat.
Walau pun pada akhir postes masih ada seorang siswa mendapatkan nilai
dibawah KKM.
4.2. Hasil Analisis Data
4.2.1. Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai model Problem
Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
siswa diukur dengan menggunakan jumlah skor keseluruhan dari setiap
56
pernyataan. Pengisian angket motivasi setiap pertemuan ketiga pada tiap akhir
siklus. Berikut perbandingan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari
02 Bawen:
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen
Tabel 4.10
Kriteria
Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persentase
%
Jumlah
siswa
Persentase
%
Motivasi Tinggi 23 62 33 85
Motivasi Sedang 14 28 6 15
Motivasi Rendah - - - -
Berdasarkan data pada tabel diatas, motivasi belajar siswa kelas V SD
Negeri Harjosari 02 Bawen pada siklus 1 ada 23 siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dengan presentasi 62%, 14 siswa memiliki motivasi belajar sedang
dengan presentase 28%, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar
rndah. Motivasi belajar siklus 2 sebanyak 33 siswa memiliki motivasi belajar
tinggi dengan presentase 85%, 6 siswa yang memiliki motivasi belajar sedang
dengan presentase 85%, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram perbandingan motivasi belajar
dibawah ini.
57
Diagram 4.6
Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa motivasi belajar yang dimiliki
siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen terdapat peningkatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based
Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2013-2014.
4.2.2. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat diketahui
bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) melalui model Problem Based Learning bagi siswa kelas V SD
Negeri Harjosari 02 Bawen pada semester II tahun ajaran 2013-2014.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
0 5
10 15 20 25 30 35
Motivasi Tinggi Motivasi Sedang
Motivasi Rendah
Siklus I 23 14 0
Siklus II 33 6 0
Fre
kue
nsi
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen
58
Perbandingan Hasil Belajar IPA
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Semester II Tahun Ajaran 2013-2014
Tabel 4.11
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
Jumlah
Siwa
Presentase
(%)
Tuntas 14 36 26 70 36 92
Tidak
Tuntas
25 64 11 30 3 8
Jumlah 39 100 37 100 39 100
Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. Sebelum dilakukan tindakan hanya terdapat 14 siswa
atau 36% siswa yang tuntas, sedangkan 25 siswa atau 64% siswa tidak tuntas.
Pada pelaksanaan siklus I ada kenaikan, siswa yang tidak tuntas menjadi 11 siswa
atau 30% siswa, siswa yang telah melampaui batas ketuntasan belajar (KKM=70)
ada 26 siswa atau 70%. Sedangkan pada siklus II hampir semua siswa
mendapatkan nilai yang melampaui KKM, 36 siswa atau 92% siswa tuntas dan 3
siswa atau 8% siswa tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri
Harjosari 02 Bawen pada mata pelajaran IPA meningkat setiap siklusnya. Data
tabel diatas dapat dilihat pada diagram
59
Diagram 4.7
Diagram Perbandingan Hasil Belajar
Dari diageram diatas dapat disimpulkan bahawa ketuntasan belajar siswa
kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu
Pengatahuan Alam.
4.2.3. Observasi Problem Based Learning
Setelah melakukan observasi terhadap penerapan model Problem Based
Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pelaksanaan observasi
dilakukan pada siklus I dan siklus II, perbandingan hasil observasi penerapan
model PBL dapat dilihat pada tabel perbandingan Observasi Implementasi Model
Problem Based Learning berikut:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
Tidak Tuntas 25 11 3
Tuntas 14 26 36
Fre
ku
ensi
Perbandingan Hasil Belajar IPA
Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen
Semester II Tahun Ajaran 2013-2014
60
Hasil Perbandingan Observasi Penerapan
Model Problem Based Learning
Tabel 4.12
Siklus/Pertemuan Jumlah Poin Rata-rata
Implementasi Kategori
Siklus I Pertemuan 1 44 2,94 Baik
Siklus I Pertemuan 2 47 3,14 Sangat Baik
Siklus I Pertemuan 1 Tes Evaluasi Siklus I
Siklus II Pertemuan 1 50 3,34 Sangat Baik
Siklus II Pertemuan 2 53 3,54 Sangat Baik
Siklus II Pertemuan 3 Tes Evaluasi Siklus II
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penerapan model PBL
yang dilakukan guru kelas mengalami kenaikan setiap pertemuannya. Berikut
adalah diagram perbandingan observasi siklus I dan siklus II model PBL:
Diagram 4.8
Diagram Observasi Penerapan Problem Based Learning
Dengan demikian dapat disimpulkan guru telah melakukan tahapan-
tahapan model Problem based Learning dengan sangat baik.
0
10
20
30
40
50
60
Siklus I Pertemu
an 1
Siklus I Pertemu
an 2
Siklus II Pertemu
an 1
Siklus II Pertemu
an 2
Rata-rata Implementasi 2.94 3.14 3.34 3.54
Jumlah Poin 44 47 50 53
Fre
kue
nsi
Diagram Observasi Penerapan Model Problem Based
Learning
SD Negeri Harjosari 02
61
4.3. Pembahasan
Keadaan awal sebelum dilakukan tindakan. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar guru masih aktif menjelaskan sedangkan siswa masih pasif dan hanya
sebagai pendengar saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tidak aktifnya
siswa menimbulkan motivasi belajar siswa yang rendah dan motivasi tersebut
mempengaruhi hasil belajar yang siswa capai. Kegiatan yang dilakukan siswa
juga monoton dengan mengerjakan buku paket dan LKS saja. Ketika
menerangkan guru lebih banyak ceramah. Setiap akhir bab pelajaran guru
mengadakan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Hasil evaluasi
yang diperoleh siswa terdapat 14 siswa yang tuntas (KKM=70) dan 25 siswa yang
tidak tuntas. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar IPA siswa SD Negeri
Harjosari 02 Bawen masih rendah dikarenakan motivasi untuk belajar juga masih
rendah. Oleh karena itu peneliti menyusun langkah-langkah untuk meningkatkan
motivasi belajar agar hasil belajar siswa lebih baik dengan menggunakan model
Problem Based Learning.
Peneliti melakukan observasi penerapan model Problem Based Learning
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penerapan model belajar
Problem Based Learning menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar dan
hasil belajar. Pada siklus I siswa dibagikan angket motivasi belajar, dari angket
tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 23 siswa
dan 14 siswa memiliki motivasi sedang. Hasil belajar siklus I juga mengalami
kenaikan, siswa yang tuntas 26 siswa dan siswa yang tidak tuntas 11 siswa.
Siklus II dengan menggunakan model Problem Based Learning, semakin
menunjukan peningktan. Pertemuan terakhir siklus II siswa dibagikan
angketmotivasi belajar, dari angket tersebut diketahui sebanyak 33 siswa sudah
memiliki motivasi belajar tinggi dan 6 siswa masih memiliki motivasi belajar
sedang. Hasil belajar siklus II menunjukan peningkatan, hanya ada 3 siswa yang
tidak tuntas dan 36 siswa yang tuntas.
Kelemahan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah
ketika siswa tersebut tidak aktif makan siswa tersebut akan mengalami
kecendrungan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan model Problem Based
62
Learning. Siswa yang tidak aktif cendrung menarik diri dari kelompok sehingga
motivasi belajar juga ikut menurun. Kelebihan dari model pembelajaran Problem
Based Learning ini adalah guru bukan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
siswa, tapi siswa lebih mencari pengetahuan dengan berbagai sarana belajar,
sebagai contoh buku, eksperimen, internet, dan sebagainya. Dengan begitu siswa
dituntut aktif dalam model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan
belajar dari pengalaman siswa diharapkan dapat mengingat apa yang telah
dipeljari.
Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
motivasi siswa dapat naik sehingga juga hasil belajar juga naik. Kenaikan
presentase siswa yang mendapatkan nilai KKM atau lebih dari KKM terjadi
peningkatannya pada setiap siklus, ddapat dilihat pada uraian diatas. Hasil
penelitian yang peneliti laksanakan hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Frizta Wahyu Pety (2013) “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Tentang Sumber Daya Alammelalui model Problem Based Learning Siswa
Kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II
tahun2012/2013”. Penelitian yang dilakukan oleh Fritza Wahyu Pety dengan
menggunakan model Problem Based Learning, hasil belajar siklus I dan siklus II
dapat meningkat.
Angga Adi Wicaksana telah melakukan penelitian tentang model
pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian
yang telah dilakukan Angga Adi Wicaksana membuktikan bahwa penerapan
model pembelajaran telah menaikan nilai rata-rata motivasi belajar dan nilai rata-
rata kelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.