bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tengaran 01 semester II tahun ajaran
2013/2014. SD Negeri Tengaran 01 berada di kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang. Jarak tempuh ke SD Negeri Tengaran 01 dari pusat kecamatan ± 3 km.
Lokasi SD Negeri 01 Tengaran terletak di pinggir jalan raya Tengaran-Solo. Sebelah
barat dan timur berbatasan dengan perumahan warga, disebelah utara berbatasan
dengan sawah milik warga dan disebelah selatan berbatasan dengan jalan raya
Suasana pedesaan yang asri memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan
kondusif.
SD Negeri 01 Tengaran merupakan SD inti yang menjadi pusat kegiatan Gugus
Kartini dengan akreditasi A pada tahun 2008. Terdiri atas 243 siswa dari kelas I
sampai VI, dengan tiga belas guru dan satu penjaga sekolah. Memiliki enam ruang
kelas, satu kantor guru dan ruang kepala sekolah, satu perpustakaan, satu ruang untuk
pelajaran agama, satu ruang komputer, satu ruang UKS dan toilet. SD Negeri
Tengaran 01 juga memiliki halaman yang cukup luas sebagai tempat untuk
melaksanakan upacara bendera dan kegiatan olahraga. Secara umum ruang kelas
terkesan bersih dan nyaman untuk siswa belajar.
4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tengaran 01 semester II tahun
ajaran 2013/2014 yang berjumlah 41 siswa yang terdiri atas 21 siswa laki-laki dan 20
siswa perempuan. Berdasarkan dari data angket pra-siklus yang berhasil terkumpul
dan dihitung dengan menggunakan Microsoft exel 2010 diperoleh hasil perhitungan
yang dapat dilihat pada tabel 13.
63
Tabel 16
Hasil Analisis Deskripsi Motivasi Belajar Pra Siklus
Siswa Kelas IV SDN 01 Tengaran Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Klasifikasi Skor Jumlah Prosentase
1. Motivasi Tinggi 2
4,88%
2. Motivasi Sedang 6 14,63%
3. Motivasi Rendah 33 80,49%
Jumlah 41 100%
Rata-rata 39,21
Nilai Maksimum 64
Nilai Minimum 28
Standar Deviasi 8,95408
Berdasarkan tabel 16 menunjukkan nilai motivasi siswa sebelum siklus
dilakukan menunjukan masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
Dari 41 siswa 33 siswa atau 80,49% siswa masih memiliki motivasi yang rendah
dalam mengikuti pembelajaran matematika. 6 siswa atau 14,63 siswa motivasinya
sedang dan hanya 2 siswa yang memiliki motivasi tinggi. Motivasi yang rendh ini
juga menjadi faktor rendahnya hasil belajar siswa.
Bila dilihat darih Hasil belajarnya, siswa kelas IV SDN Tengaran 01 juga masih
tergolong rendah. Deskripsi hasil belajar matematika siswa kelas IV sebelum
dilakukan tindakan atau pra-siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Prasiklus
Siswa Kelas IV SDN 01 Tengaran Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Rentang Skor Frekuensi Prosentase (%)
1 30 - 39 2 4.88
2 40 - 49 12 29.27
3 50 - 59 15 36.59
4 60 - 69 3 7.32
5 70 - 79 1 2.44
6 80 - 90 8 19.51
Jumlah 41 100
Rata-rata 54,15
Nilai Maksimum 90
Nilai Minimum 30
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelas IV
SDN Tengaran 01 tersebut masih tergolong kurang maksimal karena masih banyak
siswa yang nilainya dibawah KKM ≥ 70 yang merupakan batas Kriteria Ketuntasan
Minimal untuk mata pelajaran matematika semester 2. Nilai maksimum yang didapat
adalah 90, sedangkan nilai minimumnya 30. Untuk rata-rata kelasnya, masih sangat
jauh dari nilai kriteria ketuntasan minimum, nilai rata-rata kelas yang didapat hanya
sebesar 54,15 saja, masih jauh dari KKM yang harus mencapai nilai ≥ 70.
Hasil belajar yang kurang ini juga menyebabkan banyak siswa yang nilainya
dibawah KKM. Ketuntasan siswa akan diganmbarkan dalam diagram ketuntasan nilai
siswa. Diagram tersebut adalah sebagai berikut:
65
Diagram 2
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Prasiklus
SDN Tengaran 01
4.1.3 Siklus I (6x35 menit)
4.1.3.1 Perencanaan Tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika menggunakan metode pembelajaran Kumon dengan pokok bahasan
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
b) Menyiapkan lembar kerja siswa
c) Menyiapkan buku-buku pembelajaran
d) Menyiapkan lembar observasi
e) Menyiapkan angket motivasi siswa
22%
78%
Hasil Belajar Pra Siklus
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
66
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindak
lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan yang ada pada pertemuan pertama.
Pada pertemuan kedua pembelajaran dilakukan dengan pelaksanaan metode Kumon.
Sebelum mengajar pada pertemuan kedua, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Kumon
b) Menyiapkan hasil karya siswa sebagai penemuan hal baru
c) Menyiapkan lembar kerja siswa
d) Menyiapkan lembar observasi siswa
e) Menyiapkan lembar observasi guru
f) Menyiapkan angket motivasi siswa
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga digunakan untuk
mengerjakan soal evaluasi siklus I dan mengisi angket motivasi belajar. Persiapan
yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah:
a) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
untuk pelaksanaan evaluasi.
b) Menyiapkan soal lembar kerja siswa yang telah dinilai
c) Menyiapkan angket kemajuan motivasi belajar siklus I
d) Menyiapkan lembar observasi guru
e) Menyiapkan lembar observasi siswa
67
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1 (2x35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan perlengkapan
pembelajaran yang dibutuhkan seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
buku pelajaran dan lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Guru mengawali
kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa, melakukan
presensi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan pertama. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar
observasi yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01.
Lembar obervasi ini nantinya akan digunakan utnuk mengetahui sejauh mana metode
kumon dijalankan.
Setelah kegiatan awal selesai dilanjutkan dengan kegiatan inti dimana guru
menyajikan materi dengan presentasi kelas dan penjelasan mengenai langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kumon. Peserta
didik aktif dalam kegiatan belajar, mereka aktif menjawab setiap soal yang diberikan
guru dipapan tulis. Kemudian guru memberikan tugas kepada mereka untuk membuat
sebuah karya berupa lagu atau puisi yang berisi rumus baru yang akan mereka
gunakan untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas, kemudian guru memberikan apresiasi kepada siswa.
2) Pertemuan 2 (2x35) menit
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua
guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar
observasi utnuk menilai tingkat kemampuan siswa dan guru, menyiapkan lembar
evaluasi yang akan dikerjakan. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar observasi
yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01. Lembar obervasi
68
ini nantinya akan digunakan utnuk mengetahui sejauh mana metode kumon
dijalankan.
Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik berdoa,
mengisi daftar presensi siswa, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai dilanjutkan dengan
kegiatan inti. Peserta didik menerima lembar kerja berupa soal analisis. Setelah siswa
mengerjakan soal analisis tersebut, siswa diminta untuk mengembalikan lembar
kerjanya agar di teliti oleh guru. Jika masih ada soal yang salah peserta didik diminta
mengerjakan kembali soal yang salah sampai benar semua. Siswa yang sudah benar
semua melanjutkan mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (2x35menit)
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga
guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar
observasi untuk menilai tingkat kemampuan siswa dan guru, menyiapkan lembar
evaluasi yang akan dikerjakan lagi. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar
observasi yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01.
Lembar obervasi ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana metode
kumon dijalankan.
Pada kegiatan inti siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri, jujur dan
disiplin. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menyampaikan pujian
atas kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi agar siswa merasa
termotivasi. Kemudian siswa diminta untuk mengisi angket motivasi belajar siklus 1
secara individu dengan jawaban yang jujur sesuai dengan kondisi yang sedang
dialami siswa. Setelah peserta didik selesai mengisi angket, guru menyampaikan
tindak lanjut untuk mempelajari materi selanjutnya.
69
4.1.3.3 Hasil Tindakan
1) Analisis Data Pra-siklus
a) Analisis data dari angket motivasi belajar pra-siklus
Sebelum pembelajaran matematika dengan penerapan metode pembelajaran
Kumon diberikan, siswa diberikan angket motivasi belajar prasiklus yang bertujuan
untuk mengukur seberapa tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa. hasil
perhitungan angket motivasi belajar pada kegiatan pra-siklus dapat dilihat pada tabel
18.
Diagram 3
Hasil Analisis Deskripsi Motivasi Belajar Pra Siklus
Siswa Kelas IV SDN 01 Tengaran Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan Diagram 3 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi
rendah sebanyak 80% atau sekitar 33 siswa. Sedangkan siswa yang memiliki
motivasi belajar sedang sebanyak 16% atau 6 orang dan yang memiliki motivasi
tinggi hanya 2 orang atau sekitar 5 % saja. Inilah hasil perolehan angket yang di
dapat sebelum dilakukan tindakan.
5% 15%
80%
MOTIVASI PRASIKLUS
TINGGI SEDANG RENDAH
70
b) Analisis data dari hasil belajar matematika pra siklus
Sebelum pembelajaran matematika dengan penerapan metode pembelajaran
Kumon diberikan, siswa diberikan soal pretes untuk mengukur sejauh mana
kemampuan siswa dan sekaligus sebagai gambaran kesiapan siswa untuk
mempelajari materi tentang Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. Hasil belajar
matematika pretes siswa kelas IV SDN Tengaran 01 dapat dilihat pada tabel 19
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes
Siswa Kelas IV SDN 01 Tengaran Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Rentang Skor Frekuensi Prosentase (%)
1 30 - 39 2 4.88
2 40 - 49 12 29.27
3 50 - 59 15 36.59
4 60 - 69 3 7.32
5 70 - 79 1 2.44
6 80 - 90 8 19.51
Jumlah 41 100
Rata-rata 54,15
Nilai Maksimum 90
Nilai Minimum 30
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar terendah adalah
30 dan nilai tertinggi adalah 90. Dengan nilai rata-rata siswa kelas IV adalah 54,15.
Hasil belajar matematika kelas IV akan ditingkatkan melalui penerapan metode
pembelajaran Kumon.
2) Analisis Data Siklus I
a) Analisis data motivasi belajar siklus I
Penerapan metode pembelajaran Kumon dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas kelas IV SDN Tengaran 01.
71
Deskripsi peningkatan motivasi belajar pada siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel
20.
Tabel 19
Deskripsi Motivasi Belajar Postes Siklus I
No Klasifikasi Jumlah Prosentase
1 Tinggi 28 68.29
2 Sedang 3 7.32
3 Rendah 10 24.39
Jumlah 41 100
Rata-rata 57,66
Nilai Minimum 35,55
Nilai Maksimum 71,11
Berdasarkan Tabel 20 motivasi belajar pada postes siklus I dapat diketahui
bahwa skor minimal motivasi siswa adalah 35,55 dan skor tertinggi adalah 71,11.
Jika dibandingan dengan motivasi pada kegiatan pembelajaran pra siklus maka
hasilnya sebagai berikut:
Diagram 5
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Pretes dan Siklus 1
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
Tinggi Sedang Rendah
Pro
sen
tase
Motivasi
Perbandingan Motivasi Belajar
Pra Siklus
Siklus 1
72
Dari diagram tersebut mendeskripsikan distribusi atau sebaran motivasi belajar
matematika postes siklus I dari 41 siswa kelas IV. Berdasarkan diagram diatas dapat
diketahui prosentase dengan kategori motivasi rendah yang semula 80,49% turun
menjadi 24,39%. Berdasarkan presentase tersebut maka dapat diartikan dari jumlah
siswa yang memiliki motivasi rendah berkurang dari yang semula 33 anak menjadi 10
anak. Sedangkan untuk anak yang memiliki motivasi sedang 7,32% atau 3 anak.
Untuk kategori motivasi belajar tinggi prosentasenya 68,29% angka ini menunjukkan
peningkatan yang semula 4,88% atau hanya 2 siswa kelas IV memiliki motivasi
belajar tinggi pada postes siklus I menjadi 28 anak yang memiliki motivasi belajar
tinggi.
b) Analisis data dari hasil belajar matematika postes siklus I
Pembelajaran matematika pada siklus I dengan penerapan metode pembelajaran
Kumon dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar
matematika dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus I
No Rentang Skor Frekuensi Prosentase (%)
1 33 - 45 6 14.63
2 46 - 58 6 14.63
3 59 - 71 6 14.63
4 72 - 83 10 24.39
5 84 - 96 10 24.39
6 97 - 109 3 7.32
Jumlah 41 100.00
Rata-rata 71.45
Nilai Maksimum 100
Nilai Minimum 33.33
Tuntas 70,73%
Tidak Tuntas 29,27
73
Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa nilai terendah pada postes siklus I
adalah 33,33 dengan frekuensi 1 anak dan nilai tertinggi adalah 100 dengan
frekuensi 3 anak. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang semula nilai rata-rata pretes
hanya 54,15 naik menjadi 71,45 hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar
17,31. Setelah dilakukan evaluasi siswa yang nilainya memenuhi KKM ≥ 70
sebanyak 21,95% dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 78,05%. Pada post
tes siklus I hasil belajar sudah mengalami peningkatan menjadi 70,73% siswa yang
tuntas dan hanya 29,27% siswa yang tidak tuntas. Jika digambarkan dalam diagram
maka hasilnya sebagai berikut:
Diagram 6
Perbandingan Hasi Belajar Siswa Pretes Dan Siklus 1
0
20
40
60
80
100
120
Rata-Rata Nilai Min Nilai Maks Tuntas TdkTuntas
Hasil Belajar
Prasiklus
Siklus 1
74
Pada diagram tersebut mendeskripsikan perbandingan hasil sebelum dilaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan metode kumon dan setelah terselenggaranya siklus 1.
Dari diagram tersebut dapat diketahui peningkatan tidak hanya pada rata-rata kelas
dan jumlah ketuntasan siswa saja, tetapi nilai maksimum yang tadinya hanya 90
berubah menjadi 100 dan niali minimum yang hanya 30 naik menjadi 33,3. Dari tabel
tersebut pula dapat diketahui bahwa setelah pelaksanaan siklus 1 sudah terjadi
peningakatan yang sanagt signifikan tetapi belum mencapai target yang diinginkan.
c) Analisis data dari hasil observasi
Analisis data berdasarkan hasil observasi atau pengamatan dari hasil observasi
yang dilakukan terhadap respon siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode Kumon pada postes siklus I menunjukkan bahwa,
siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, memecahkan masalah
yang diberikan guru, aktif berinteraksi dengan teman dan guru, siswa tertib dalam
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, terjadi interaksi positif antara siswa
dalam proses pembelajaran dan siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan
sungguh-sungguh. Rata-rata skor observasi terhadap respon siswa menunjukkan
angka 0,91 dengan kriteria baik. Hasil observasi respon siswa pada postes siklus I
dapat dilihat pada tabel 21.
75
Tabel 21
Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Metode Kumon SDN Tengaran 01
Siklus I
No
Indikator Hasil
Pengamatan
1 2 3
TAHAP PERSIAPAN
1. Siswa duduk tenang dan siap mengikuti pelajaran √ √ √
2. Siswa mempersiapkan sumber dan alat belajar seperti buku pelajaran
matematika - √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KEGIATAN PENDAHULUAN)
3. Siswa mengikuti apersepsi dengan baik - √ -
4. Mendengarkan dengan seksama saat guru mengemukakan tujuan
pembelajaran √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (EKSPLORASI)
5. Siswa mendengarkan penjelasan langkah pembelajaran model Kumon √ √ √
6. Siswa termotivasi untuk terlibat kegiatan pembelajaran √ - √
7. Menyampaikan materi yang akan diajarkan √ √ √
8. Siswa merasa aktif dalam kegiatan Tanya jawab - √ √
9. Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa √ √ √
10. Siswa mampu menemukan bahan dari sumber belajar yang lain √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (ELABORASI)
11. Siswa dapat mengerjakan contoh soal yang diberikan guru dipapan tulis √ √ √
12. Siswa mengikuti diskusi tentang cara baru menyelesaikan soal dengan
membuat puisi √ √ √
13. Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa √ √ √
14. Siswa mengerjakan latihan soal analisis √ √ √
15. Siswa mengembalikan Lembar Kerja Siswa membimbing siswa untuk
dikoreksi guru √ √ √
16. Siswa mengerjakan kembali soal yang masih salah sampai benar √ √ √
17. Siswa mempresentasikan rumus baru yang mereka temukan didepan kelas
dalam bentuk pembacaan puisi. √ √ √
18. Ada interaksi positif antara siswa dan guru √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KONFIRMASI)
19. Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya √ √ √
20. Siswa menerima apresiasi dari guru √ √ √
21. Siswa menrima ucapan selamat dan motivasi dari guru √ √ √
22. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pembelajaran √ √ √
Tahap Penutup
23. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung √ √ √
24. Siswa Menerima tindak lanjut √ √ √
25. Siswa mengakhiri pembelajaran dengan tertib √ √ √
76
Tabel 22
Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Metode Kumon SDN 01 Tengaran
Siklus I No Indikator Hasil
Pengamatan
1 2 3
TAHAP PERSIAPAN
1. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √ √ √ 2. Mempersiapkan lembar kerja siswa √ √ √ 3. Mempersiapkan soal tes evaluasi √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KEGIATAN PENDAHULUAN)
4. Memberikan apersepsi dan motivasi - √ √ 5. Mengemukakan tujuan pembelajaran - √ √
TAHAP PELAKSANAAN (EKSPLORASI)
6. Menjelaskan langkah pembelajaran metode Kumon √ √ √ 7. Memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran √ √ √ 8. Menyampaikan materi yang akan diajarkan √ √ √ 9. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan melakukan tanya jawab √ √ √ 10. Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa √ √ √ 11. Membimbing siswa untuk mencari bahan dari sumber belajar yang lain √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (ELABORASI)
12. Membimbing mengerjakan contoh soal yang diberikan guru dipapan tulis - - √
13. Membimbing jalanya diskusi tentang cara baru menyelesaikan soal
dengan membuat puisi √ √ √
14. Memberikan lembar kerja yang telah dipersiapkan guru √ √ √ 15. Membimbing Siswa mengerjakan latihan soal analisis √ √ √ 16. Memeriksa Lembar KerjaSiswa √ √ √ 17. Mengembalikan Lembar Kerja Siswa dan menunjukan kesalahan dalam
pengerjaan √ √ √
18. Membimbing siswa untuk mempresentasikan rumus baru yang mereka
temukan didepan kelas dalam bentuk pembacaan puisi. √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KONFIRMASI)
19. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya √ √ √ 20. Memberika apresiasi kepada siswa √ √ √ 21. Memberikan ucapan selamat kepada siswa yang sudah tuntas mengikuti
kegiatan pembelajaran √ √ √
22. Memberikan motivasi kepada siswa yang belum tuntas mengikuti
kegiatan pembelajaran √ √ √
Tahap Penutup
23. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung √ √ √ 24. Memberikan tindak lanjut kepada siswa √ √ √ 25. Guru menutup pembelajaran √ √ √
77
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru pada siklus I menunjukkan
penguasaan guru terhadap kondisi kelas pada setiap pertemuan, terutama pada saat
turnamen berlangsung yaitu pada pertemuan kedua. Kendala yang dihadapi adalah
mengenalkan langkah-langkah metode Kumon pada siswa kelas IV yang sama
sekali belum pernah melakukan pembelajaran dengan Kumon. Pada awalnya siswa
binggung dan gaduh, tetapi mereka sangat kooperatif dengan memperhatikan
penjelasan dari guru sehingga semua dapat berjalan sesuai dengan rencana
pembelajaran. Rata-rata skor observasi terhadap kegiatan guru menunjukkan angka
0,96 dengan kriteria baik.
5 Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, motivasi belajar matematika
siswa sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah. Data angket motivasi belajar postes siklus I dapat dilihat pada
lampiran halaman 124. Sedangkan untuk hasil belajar nilai rata-rata pada siklus I
sudah mengalami peningkatan tetapi masih ada siswa yang mendapatkan nilai
dibawah KKM ≥70. Hasil belajar matematika pada postes siklus I dapat dilihat pada
lampiran halaman122. Untuk hasil observasi kegiatan guru dapat dikatakan sangat
baik karena mencapai 91% guru telah mengimplementasikan metode kumon tetapi
untuk respon siswa hanya mencapai 95%. Hal ini dikarenakan siswa baru pertama
kalinya mengenal pembelajaran dengan turnamen akademik.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I,
akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran matematika pada
siklus II.
78
4.1.4 Siklus II (6x35 menit)
4.1.4.1 Perencanaan Tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika menggunakan metode pembelajaran Kumon dengan pokok
bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
b. Menyiapkan lembar kerja siswa
c. Menyiapkan buku-buku pembelajaran
d. Menyiapkan lembar observasi
e. Menyiapkan angket motivasi siswa
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindak
lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan yang ada pada pertemuan pertama.
Pada pertemuan kedua pembelajaran dilakukan dengan pelaksanaan metode Kumon.
Sebelum mengajar pada pertemuan kedua, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Kumon
b. Menyiapkan hasil karya siswa sebagai penemuan hal baru
c. Menyiapkan lembar kerja siswa
d. Menyiapkan lembar observasi siswa
e. Menyiapkan lembar observasi guru
f. Menyiapkan angket motivasi siswa
79
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga digunakan untuk
mengerjakan soal evaluasi siklus I dan mengisi angket motivasi belajar. Persiapan
yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah:
a. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
untuk pelaksanaan evaluasi.
b. Menyiapkan soal lembar kerja siswa yang telah dinilai
c. Menyiapkan angket kemajuan motivasi belajar siklus I
d. Menyiapkan lembar observasi guru
e. Menyiapkan lembar observasi siswa
4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1 (2x35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan perlengkapan
pembelajaran yang dibutuhkan seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
buku pelajaran dan lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Guru mengawali
kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa, melakukan
presensi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan pertama. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar
observasi yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01.
Lembar obervasi ini nantinya akan digunakan utnuk mengetahui sejauh mana metode
kumon dijalankan.
Setelah kegiatan awal selesai dilanjutkan dengan kegiatan inti dimana guru
menyajikan materi dengan presentasi kelas dan penjelasan mengenai langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kumon. Peserta
didik aktif dalam kegiatan belajar, mereka aktif menjawab setiap soal yang diberikan
80
guru dipapan tulis. Kemudian guru memberikan tugas kepada mereka untuk membuat
sebuah karya berupa lagu atau puisi yang berisi rumus baru yang akan mereka
gunakan untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas, kemudian guru memberikan apresiasi kepada siswa.
2) Pertemuan 2 (2x35) menit
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua
guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar
observasi utnuk menilai tingkat kemampuan siswa dan guru, menyiapkan lembar
evaluasi yang akan dikerjakan. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar observasi
yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01. Lembar obervasi
ini nantinya akan digunakan utnuk mengetahui sejauh mana metode kumon
dijalankan.
Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik berdoa,
mengisi daftar presensi siswa, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai dilanjutkan dengan
kegiatan inti. Peserta didik menerima lembar kerja berupa soal analisis. Setelah siswa
mengerjakan soal analisis tersebut, siswa diminta untuk mengembalikan lembar
kerjanya agar di teliti oleh guru. Jika masih ada soal yang salah peserta didik diminta
mengerjakan kembali soal yang salah sampai benar semua. Siswa yang sudah benar
semua melanjutkan mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (2x35menit)
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga
guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar
observasi untuk menilai tingkat kemampuan siswa dan guru, menyiapkan lembar
81
evaluasi yang akan dikerjakan lagi. Pada awal pertemuan juga disiapkan lembar
observasi yang akan diisi oleh observer yaitu rekan guru di SDN Tengaran 01.
Lembar obervasi ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana metode
kumon dijalankan.
Pada kegiatan inti siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri, jujur dan
disiplin. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menyampaikan pujian
atas kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi agar siswa merasa
termotivasi. Kemudian siswa diminta untuk mengisi angket motivasi belajar siklus 1
secara individu dengan jawaban yang jujur sesuai dengan kondisi yang sedang
dialami siswa. Setelah peserta didik selesai mengisi angket, guru menyampaikan
tindak lanjut untuk mempelajari materi selanjutnya.
5.1.2.4 Analisis Siklus 2
1. Analisis Motivasi Belajar Siswa
Tabel 23
Deskripsi Motivasi Belajar Matematika Postes Siklus II
No Klasifikasi Skor Jumlah Prosentase
1. Motivasi Tinggi 38
92,68%
2. Motivasi Sedang 3 7,32%
3. Motivasi Rendah 0 0%
Jumlah 41 100%
Rata-rata 66,67
Nilai Maksimum 71,11
Nilai Minimum 44,44
82
Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui bahwa skor motivasi siswa terendah pada
postes siklus II adalah 44,44. untuk skor tertinggi motivasi belajar siswa mencapai
angka 71,11. Distribusi frekuensi skor motivasi belajar matematika siswa kelas IV
SDN Tengaran 01 pada postes siklus II dapat dilihat pada diagram 7
.
Diagram 7
Motivasi Belajar Postes Siklus II
Tabel 25 mendeskripsikan distribusi atau sebaran rentang skor motivasi belajar
matematika siswa kelas IV pada postes siklus II. Sebanyak 41 siswa kelas IV SDN
Tengaran 01, tidak ada yang memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan 92,68%
atau sebanyak 38 siswa memiliki motivasi belajar tinggi. Peningkatan motivasi
belajar dapat dilihat pada frekuensi motivasi sedang yang semula pada postes siklus I
hanya 6 orang siswa kini pada postes siklus II menjadi 3 anak atau 7,32%.
2. Analisis data dari hasil belajar matematika siklus II
Pembelajaran matematika pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih menekankan pada kegiatan
turnamen akademik untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil
92,68%
7,32% 0%
Motivasi Belajar Siklus II
tinggi sedang rendah
83
belajar matematika siswa kelas IV SDN Tengaran 01 pada postes siklus II dapat
dilihat pada tabel 24.
Tabel 24
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus II
No Rentang Skor Frekuensi Prosentase (%)
1 41 - 50 1 2,44
2 51 - 60 0 0,00
3 61 - 70 5 12,20
4 71 - 80 15 36,59
5 81 - 90 14 34,15
6 91 - 100 6 14,63
Jumlah 41 100,00
Rata-Rata 82,11
Nilai Maksimum 100
Nilai Minimum 41,67
Tuntas 87,80
Tidak Tuntas 12,20
Berdasarkan tabel 27 dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar terendah pada
postes siklus II adalah 41,67, sedangkan untuk nilai hasil belajar tertinggi adalah 100.
Nilai rata-rata hasil belajar juga menunjukkan peningkatan dari 71,45 pada siklus I
naik menjadi 82,11 pada postes
Distribusi atau sebaran hasil belajar matematika siswa postes siklus II yang
diikuti oleh 41 siswa kelas IV SDN Tengaran 01. Setelah dilakukan evaluasi, 5 siswa
mendapat nilai dibawah KKM 70 dan 36 siswa mendapatkan nilai ≥ KKM 70. Nilai
rata-rata kelas pada postes siklus II mengalami peningkatan dari 71,45 pada postes
siklus I menjadi 82,11. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10,66.
84
3. Analisis data dari hasil observasi
Analisis data berdasarkan hasil observasi atau pengamatan dari hasil observasi
yang dilakukan terhadap respon siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode Kumon pada postes siklus I menunjukkan bahwa,
siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, memecahkan masalah
yang diberikan guru, aktif berinteraksi dengan teman dan guru, siswa tertib dalam
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, terjadi interaksi positif antara siswa
dalam proses pembelajaran dan siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan
sungguh-sungguh.
Analisis data dari hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan siswa, dapat
diketahui bahwa semua indikator kegiatan siswa pada siklus II sudah dilaksanakan
dengan baik oleh semua siswa. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada siklus
II adalah 1 Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan terhadap kegiatan guru
pada siklus II telah menunjukkan tingkat penguasaan guru terhadap kondisi kelas
lebih baik dibandingkan pada siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata
sebesar 1 dan 100% langkah metode Kumon telah dilaksanakan oleh siswa.
85
Tabel 25
Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Metode Kumon SDN Tengaran 01
Siklus II
No Indikator Hasil
Pengamatan
1 2 3
TAHAP PERSIAPAN
1 Siswa duduk tenang dan siap mengikuti pelajaran √ √ √
2 Siswa mempersiapkan sumber dan alat belajar seperti buku pelajaran
matematika √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KEGIATAN PENDAHULUAN)
3 Siswa mengikuti apersepsi dengan baik √ √ √
4 Mendengarkan dengan seksama saat guru mengemukakan tujuan
pembelajaran √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (EKSPLORASI)
5 Siswa mendengarkan penjelasan langkah pembelajaran model Kumon √ √ √
6 Siswa termotivasi untuk terlibat kegiatan pembelajaran √ √ √
7 Menyampaikan materi yang akan diajarkan √ √ √
8 Siswa merasa aktif dalam kegiatan Tanya jawab √ √ √
9 Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa √ √ √
10 Siswa mampu menemukan bahan dari sumber belajar yang lain √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (ELABORASI)
11 Siswa dapat mengerjakan contoh soal yang diberikan guru dipapan tulis √ √ √
12 Siswa mengikuti diskusi tentang cara baru menyelesaikan soal dengan
membuat puisi √ √ √
13 Siswa mengambil Lembar Kerja Siswa √ √ √
14 Siswa mengerjakan latihan soal analisis √ √ √
15 Siswa mengembalikan Lembar Kerja Siswa membimbing siswa untuk
dikoreksi guru √ √ √
16 Siswa mengerjakan kembali soal yang masih salah sampai benar √ √ √
17 Siswa mempresentasikan rumus baru yang mereka temukan didepan kelas
dalam bentuk pembacaan puisi. √ √ √
18 Ada interaksi positif antara siswa dan guru √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KONFIRMASI)
19 Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya √ √ √
20 Siswa menerima apresiasi dari guru √ √ √
21 Siswa menrima ucapan selamat dan motivasi dari guru √ √ √
22 Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pembelajaran √ √ √
Tahap Penutup
23 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung √ √ √
24 Siswa Menerima tindak lanjut √ √ √
25 Siswa mengakhiri pembelajaran dengan tertib √ √ √
86
Tabel 26
Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Metode Kumon SDN 01 Tengaran
Siklus II No Indikator Hasil
Pengamatan
1 2 3
TAHAP PERSIAPAN
26. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √ √ √ 27. Mempersiapkan lembar kerja siswa √ √ √ 28. Mempersiapkan soal tes evaluasi √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KEGIATAN PENDAHULUAN)
29. Memberikan apersepsi dan motivasi √ √ √ 30. Mengemukakan tujuan pembelajaran √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (EKSPLORASI)
31. Menjelaskan langkah pembelajaran metode Kumon √ √ √ 32. Memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran √ √ √ 33. Menyampaikan materi yang akan diajarkan √ √ √ 34. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan melakukan tanya jawab √ √ √ 35. Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa √ √ √ 36. Membimbing siswa untuk mencari bahan dari sumber belajar yang lain √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (ELABORASI)
37. Membimbing mengerjakan contoh soal yang diberikan guru dipapan tulis √ √ √
38. Membimbing jalanya diskusi tentang cara baru menyelesaikan soal dengan
membuat puisi √ √ √
39. Memberikan lembar kerja yang telah dipersiapkan guru √ √ √ 40. Membimbing Siswa mengerjakan latihan soal analisis √ √ √ 41. Memeriksa Lembar KerjaSiswa √ √ √ 42. Mengembalikan Lembar Kerja Siswa dan menunjukan kesalahan dalam
pengerjaan √ √ √
43. Membimbing siswa untuk mempresentasikan rumus baru yang mereka
temukan didepan kelas dalam bentuk pembacaan puisi. √ √ √
TAHAP PELAKSANAAN (KONFIRMASI)
44. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya √ √ √ 45. Memberika apresiasi kepada siswa √ √ √ 46. Memberikan ucapan selamat kepada siswa yang sudah tuntas mengikuti
kegiatan pembelajaran √ √ √
47. Memberikan motivasi kepada siswa yang belum tuntas mengikuti kegiatan
pembelajaran √ √ √
Tahap Penutup
48. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung √ √ √ 49. Memberikan tindak lanjut kepada siswa √ √ √ 50. Guru menutup pembelajaran √ √ √
87
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru pada siklus I Imenunjukkan
penguasaan guru terhadap kondisi kelas pada setiap pertemuan, terutama pada saat
turnamen berlangsung yaitu pada pertemuan kedua. Skor observasi terhadap kegiatan
guru menunjukkan angka 100% dengan kriteria baik
4. Hasil perhitungan angket motivasi belajar siklus II
Berdasarkan perhitungan skor angket motivasi belajar pada postes siklus II,
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah frekuensinya 0,
siswa yang memiliki motivasi sedang sebanyak 38 anak dan siswa yang memiliki
motivasi tinggi sebanyak 3 anak. Besar peningkatan motivasi belajar berdasarkan
indikator kinerja dari postes siklus I ke postes siklus II telah mencapai 88%.
5. Refleksi
Seluruh siswa kelas IV dapat mengkondisikan kelas dengan baik ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Jika pada siklus I beberapa siswa masih terlihat
binggung untuk melaksanakan langkah pembelajaran kumon, namun pada siklus II
siswa tampak lebih mempersiapkan diri hal ini terlihat dari antusiasme peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik segera memposisikan diri dan siap
mengikuti pelajaran dengan tertib dan disiplin. Pada siklus II ketika pembelajaran
matematika dengan penerapan metode kumon berlangsung suasana kelas yang
tercipta sangat kondusif.
Motivasi belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan frekuensi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terdapat 38
siswa, motivasi belajar sedang terdapat 3 siswa dan tidak terdapat siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dengan kata siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah 0. Besar peningkatan motivasi belajar dari postes siklus I ke postes
siklus II adalah 88%. Perhitungan skor motivasi belajar matematika siswa postes
siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 124. Sedangkan untuk hasil belajar
88
matematika pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika. Peningkatan hasil belajar ini dapat diketahui berdasarkan frekuensi siswa
yang tuntas yaitu siswa yang nilainya ≥ KKM 70. Pada postes siklus II siswa yang
tuntas nilainya sebanyak 36 anak, meskipun masih terdapat 5 siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM atau tidak tuntas namun pembelajaran yang dilaksanakan telah
sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan hasil
belajar sebesar 87%. Hasil belajar matematika postes siklus II dapat dilihat pada
lampiran halaman 122.
Hasil observasi implementasi metode dari kegiatan guru menunjukkan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
guru terhadap metode kumon semakin baik. Besar peningkatan untuk kegiatan guru
adalah menjadi 98%, sedangkan untuk respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
menggunakan metode kumon juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pehaman siswa terhadap proses pembelajaran
dengan metode Kumon ditunjukkan dengan siswa mampu merespon guru dalam
proses pembelajaran. Besar peningkatan untuk kemampuan siswa merespon dalam
pembelajaran matematika menggunakan metode kumon adalah 92%.
4.2 Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif yang berasal dari angket motivasi belajar matematika
ketika dilakukan pretes, postes siklus I, dan postes siklus II. Dari data ini dapat
diketahui bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tengaran 01
mengalami peningkatan. Skor motivasi belajar terendah pada saat pretes adalah 28,
sedangkan pada postes siklus I naik menjadi 35,55 dan pada postes siklus II adalah
44,44. Untuk skor motivasi tertinggi pada pretes adalah 64, pada postes siklus I
adalah 71,11 dan pada postes siklus II adalah 71,11. Meskipun pada postes siklus I
skor motivasi belajar tertinggi nilainya tetap tetapi frekuensi siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi bertambah. Berikut tabel rekapitulasi motivasi belajar siswa.
89
Tabel 27
Rekapitulasi Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri
Sumogawe 01 pada Pretes, Postes Siklus I dan Postes Siklus II
Kondisi
Jumlah Siswa
Kategori
motivasi belajar
Rendah
Kategori
motivasi belajar
Sedang
Kategori
motivasi belajar
Tinggi
Pra Siklus 33 6 2
Siklus I 10 3 28
Siklus II 0 3 38
Dari tabel tersebut dapat dianalisis secara komparatif bahwa perbandingan
jumlah siswa yang memiliki kategori motivasi belajar rendah pada prasiklus adalah
33 siswa, pada siklus I terdapat 10 siswa dan pada siklus II tidak terdapat siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki kategori
motivasi belajar sedang pada prasiklus terdapat 6 siswa, pada siklus I terdapat 3 siswa
dan pada siklus II terdapat 3 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori motivasi
belajar tinggi pada prasiklus 2 siswa, sedangkan untuk siklus I terdapat 28 siswa dan
pada siklus II terdapat 38 siswa.
90
Diagram 7
Perbandingan Hasil Belajar
Berdasarkan analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika
saat pretes, postes siklus I dan postes siklus II dapat diketahui bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas IV mengalami peningkatan. Nilai hasil belajar siswa terendah
pada saat pretes adalah 30, sedangkan pada postes siklus I 33,33 dan pada postes
siklus II adalah 60. Untuk nilai tertinggi hasil belajar siswa pada pretes adalah 90,
pada postes siklus I adalah 100 dan pada postes siklus II nilai tertinggi juga 100.
Meskipun nilai tertinggi pada postes siklus I dan postes siklus II sama yaitu 100 tetapi
yang membedakan adalah jumlah frekuensinya. Pada siklus I siswa yang mendapat
nilai 100 adalah 8, maka pada siklus II siswa yang mendapat nilai 100 adalah 13
anak. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dapat dilihat dari perolehan nilai rata-
rata kelas pada pretes nilai rata-rata sebesar 54,15 sedangkan pada postes siklus I nilai
rata-ratanya adalah 71,45 dan pada postes siklus II adalah 87,80.
Perbandingan jumlah siswa yang tidak tuntas pada prasiklus adalah 32 siswa,
pada siklus I berkurang menjadi 12, sedangkan pada siklus II terdapat 5 siswa yang
tidak tuntas. Pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas adalah 9 siswa, pada siklus I
bertambah menjadi 29 siswa dan pada siklus II sebanyak 36 siswa tuntas dalam
54,15
30,00
90,00
21,95
78,05 71,45
33,33
100
70,73
29,27
82,11
41,67
100
87,80
12,20
Rata-Rata Nilai Min Nilai Maks Tuntas Tdk Tuntas
Hasil Belajar
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
91
belajar. Meskipun masih terdapat 5 siswa yang tidak tuntas pada siklus II, namun
penelitian ini telah telah mencapai 87,80% yang artinya telah sesuai dengan indikator
keberhasilan yang ditargetkan yaitu meningkatkan hasil belajar sebesar 85%
Hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan guru pada siklus I
menunjukkan bahwa penguasaan guru terhadap kondisi kelas pada setiap pertemuan,
Kendala yang dihadapi adalah mengenalkan Metode Kumon pada siswa kelas IV
yang sama sekali belum pernah melakukan pembelajaran dengan metode Kumon.
Pada awalnya siswa binggung dan gaduh, tetapi mereka dapat menjalin kerjasama
dengan memperhatikan penjelasan dari guru sehingga semua dapat berjalan sesuai
dengan rencana pembelajaran. Pada siklus II telah menunjukkan tingkat penguasaan
guru terhadap kondisi kelas lebih baik dibandingkan pada siklus I.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap respon siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa siswa belum sepenuhnya disiplin terhadap proses pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan dengan suasana kelas yang masih gaduh ketika pelaksanaan
pembelajaran.. Pada siklus II dapat diketahui bahwa semua indikator kegiatan siswa
pada siklus II sudah dilaksanakan dengan baik oleh semua siswa.
Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh dari observasi terhadap implementasi
sintaks Metode Kumon untuk kegiatan guru pada siklus I yaitu 3,6. Sedangkan pada
ke siklus II menjadi 3,9 hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 atau 7,5 %.
Untuk hasil observasi yang dilakukan terhadap respon siswa pada siklus I skor rata-
rata adalah 3,1 sedangkan untuk siklus II adalah 3,6. Hal ini menunjukkan terjadi
peningkatan terhadap respon siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 0,5 atau 12,5%.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil observasi pengetahuan awal siswa melalui pretes pada
prasiklus di kelas IV SD N Tengaran 01 menyatakan bahwa, dari jumlah siswa kelas
IV sebanyak 41 siswa sebesar 78% atau sebanyak 32 siswa nilainya tidak memenuhi
KKM ≥ 70. Dalam hal ini menunjukkan bahwa 32 siswa tersebut tidak tuntas dalam
belajar dan hanya 22% atau 9 siswa yang tuntas belajarnya karena memperoleh nilai
92
diatas KKM ≥ 70. Nilai rata-rata kelas mata pelajaran matematika pada prasiklus
hanya menunjukkan angka 54,15 merupakan angka yang terpaut jauh dari nilai KKM
yaitu 70. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa kelas IV SDN Tengaran 01 pada
pretes diketahui bahwa sebesar 14,63% atau sebanyak 2 siswa memiliki motivasi
belajar tinggi, 14,63% atau sebanyak 6 siswa memiliki motivasi belajar sedang dan
80,49% dari 41 siswa tidak ada yang memiliki motivasi belajar rendah.
Rendahnya motivasi belajar siswa dikarenakan oleh penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang memberdayakan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan
belajar sehingga siswa merasa jenuh dengan penyajian kelas yang monoton dalam arti
siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru tanpa terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran. Kurangnya semangat siswa dalam mengerjakan soal-soal
evaluasi pretes juga disebabkan karena kurang adanya daya tarik siswa terhadap
pembelajaran sehingga kurang maksimal dalam mengerjakan soal evaluasi pretes.
Berdasarkan nilai rata-rata kelas sebelum adanya tindakan dapat dikatakan bahwa
Hasil belajar siswa rendah.
Peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika diperolehan dari hasil postes
siklus I dan postes siklus II.
1) Postes siklus I
Pada postes siklus I kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode Kumon di
kelas IV menunjukkan terjadinya peningkatan pada motivasi belajar siswa maupun
hasil belajar siswa. Pada motivasi belajar siswa peningkatan ditunjukkan dengan
berkurangnya frekuensi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menjadi 10
orang siswa dan meningkatnya frekuensi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
menjadi 28 orang siswa dan frekuensi siswa yang memiliki motivasi sedang adalah 3
orang siswa. Sedangkan untuk penilaian hasil belajar menunjukkan 70,73% atau
sebanyak 29 siswa tuntas dalam belajar dan 29,27% atau sebanyak 12 siswa belum
tuntas dalam belajar. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan
93
terjadinya peningkatan dari prasiklus sebesar 48,78 sehingga nilai rata-rata hasil
belajar siswa menjadi 71,45.
2) Postes siklus II
Pada postes siklus II kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode Kumon
di kelas IV menunjukkan terjadinya peningkatan pada motivasi belajar siswa maupun
hasil belajar siswa. Pada motivasi belajar siswa terjadi peningkatan, hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya siswa yang memiliki motivasi rendah dan
meningkatnya frekuensi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu 38 siswa
sedangkan siswa yang memiliki motivasi sedang terdapat 3 siswa. Sedangkan untuk
penilaian hasil belajar menunjukkan 87,80% atau sebanyak 36 siswa tuntas dalam
belajar dan 12,20% atau sebanyak 5 orang siswa tidak tuntas dalam belajar.
Meskipun pada siklus II masih terdapat lima siswa yang tidak tuntas dalam
belajar tetapi berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari
jumlah siswa harus mencapai nilai diatas KKM ≥ 70. Dalam penelitian tindakan kelas
ini peningkatan hasil belajar mencapai 87,80% dan peningkatan motivasi belajar
tercapai sehingga penelitian ini dikatakan berhasil karena telah memenuhi indikator
kinerja yang telah ditentukan yaitu meningkatkan hasil belajar sebesar 80%.
Setelah dilakukan refleksi mengenai masih terdapatnya tiga orang siswa yang
belum tuntas belajar, maka dapat dilakukan pendekatan terhadap siswa dan
penelusuran dari data perkembangan motivasi dan hasil belajar siswa dari setiap
siklus. Melalui pendekatan diperoleh fakta bahwa ketiga siswa mengaku bahwa
mereka mengalami kesulitan dalam belajar pokok bahasan Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan karena harus menghafalkan rumus.
Penelitian ini sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh Elsa Frida Siburian (2012) yang menyatakan bahwa, melalui
implementasi langkah-langkah metode Kumon dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar. . Dari hasil pre
test diperoleh ketuntasan belajar 31,81% dengan nilai rata-rata kelas 46,36. Setelah
94
dilaksanakan Siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 59,09% dengan nilai rata-
rata kelas 72,72 serta kompetensi guru dalam mengajar sebesar 71,66% (cukup
kompeten). Pada Siklus II Ketuntasan belajar meningkat menjadi 81,81% dengan
nilai rata-rata kelas 85,45 serta kompetensi guru dalam mengajar sebesar 81,66%
(kompeten). Peningkatan hasil belajar dari kedaan awal (pre tes) ke siklus I sebesar
27,28% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,77%.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Ema Fitriya pada tahun 2011. Hasil
penelitian ini adalah diperoleh adanya peningkatan motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika yaitu 93% dengan kriteria sangat tinggi. Selain itu pada
peningkatan hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 92,0 dan prosentase
ketuntasan siswa 93% dengan kriteria sangat baik. Namun dalam pelaksanaan di
sekolah-sekolah lain, guru dapat mengkreasikan sesuai dengan karakteristik dan
kondisi sekolahnya masing-masing.
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, maka diperoleh hasil bahwa
penilaian hasil belajar matematika dengan penerapan metode Kumon pada pokok
bahasan Penjumlahan dan Pengurangan pecahan di SD N Tengaran 01 mengalami
peningkatan. Selain itu motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika juga
meningkat. Berdasarkan hasil observasi kegiatan yang dilakukan kepada siswa dapat
diketahui bahwa siswa terlibat aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pada observasi yang dilakukan terhadap guru menunjukkan tingkat
kemampuan guru dalam menguasai kondisi kelas pada saat melakukan turnamen
menunjukkan peningkatan.
Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang diteliti. Adapun
jawaban dari hipotesis tindakan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dalam
penelitian ini adalah penggunaan metode Kumon dapat meningkatkan motivasi
belajar sebesar 100% dengan kategori tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah. Hasil belajar matematika pada siswa kelas IV semester II SD Negeri
Tengaran 01 Tahun Ajaran 2013/2014 juga meningkat dengan keberhasilan
95
penelitian tindakan kelas mencapai 87,80% dari jumlah siswa kelas IV semester II
SD Negeri Tengaran 01 dapat memenuhi nilai KKM ≥ 70.
Penggunaan metode Kumon dalam pembelajaran matematika menunjukkan
terjadinya peningkatan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan
pada peningkatan frekuensi ketuntasan belajar siswa. Selain itu frekuensi siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat
dari motivasi belajar siswa yang meningkat dari prasiklus ke siklus I dan siklus II.
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi
teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1) Implikasi Teoritis
Pembelajaran dengan menggunakan Metode Kumon dapat digunakan sebagai
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
matematika.
2) Implikasi Praktis
a. Pembelajaran dengan menggunakan Metode Kumon berpengaruh pada
peningkatan motivasi belajar siswa. Siswa yang semula memiliki motivasi
belajar rendah setelah mengikuti pembelajaran dengan Metode Kumon
termotivasi untuk belajar sehingga skor motivasi belajar meningkat menjadi
sedang dan beberapa siswa memiliki skor motivasi belajar tinggi.
b. Salah satu komponen dalam Metode Kumon yaitu turnamen akademik dapat
diterapkan untuk membelajarkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
matematika dikelas IV dengan pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
c. Metode Kumon berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika
siswa kelas IV SD Negeri tengaran 01 pada pokok bahasan Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan.