bab iv hasil penelitian dan...

72
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Suatu karya fiksi, eksposisi mendasari serta mengatur gerak yang berkaitan dengan masalah-masalah waktu dan tempat. Dalam eksposisi inilah diperkenalkan para tokoh, merencanakan konflik yang terjadi, dan sementara itu memberikan suatu indikasi mengenai resolusi fiksi tersebut. Pada novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah memiliki tahapan- tahapan plot antara lain eksposisi atau perkenalan. Dalam perkenalan terlihat jelas tokoh pelaku dan konflik yang mengarah pada novel tersebu, tokoh pelaku dan konflik yang dimaksudkan untuk memicu sebagian pembaca akan tahu arah cerita suatu karya fiksi berupa novel. 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Christie a. Eksposisi Eksposisi adalah proses penggarapan serta memerkenalkan infomasi penting kepada para pembaca,biasanya dalamtahap ini perkenalan didahuli dengan pemaran tokoh-tokoh, latar dalam cerita. Perkenalan awal pada novel Pasangan Detektif mengarah pada tokoh, latar dalam cerita. Mrs. Thomomas Beresford duduk sambil melihat keluar jendela dengan sidih sambil menarik nafas panjang berharap ada sesuatu yang terjadi pada hari itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1. Mrs. Thomas Beresford menggeser duduknya sedikit dan memandang ke luar jendela flatnya dengan sedih. Pemandangan yang menarik yang terlihat hanya satu blok kecil yang terletak di seberang jalan. Mrs. Beresford menarik nafas panjang dan menguap. “Mudah-mudahan terjadi sesuatu,”katanya.

Upload: dinhxuyen

Post on 21-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Suatu karya fiksi, eksposisi mendasari serta mengatur gerak yang

berkaitan dengan masalah-masalah waktu dan tempat. Dalam eksposisi inilah

diperkenalkan para tokoh, merencanakan konflik yang terjadi, dan sementara

itu memberikan suatu indikasi mengenai resolusi fiksi tersebut.

Pada novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah memiliki tahapan-

tahapan plot antara lain eksposisi atau perkenalan. Dalam perkenalan terlihat

jelas tokoh pelaku dan konflik yang mengarah pada novel tersebu, tokoh

pelaku dan konflik yang dimaksudkan untuk memicu sebagian pembaca akan

tahu arah cerita suatu karya fiksi berupa novel.

1.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Christie

a. Eksposisi

Eksposisi adalah proses penggarapan serta memerkenalkan infomasi

penting kepada para pembaca,biasanya dalamtahap ini perkenalan didahuli

dengan pemaran tokoh-tokoh, latar dalam cerita.

Perkenalan awal pada novel Pasangan Detektif mengarah pada tokoh,

latar dalam cerita. Mrs. Thomomas Beresford duduk sambil melihat keluar

jendela dengan sidih sambil menarik nafas panjang berharap ada sesuatu yang

terjadi pada hari itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

1. Mrs. Thomas Beresford menggeser duduknya sedikit dan memandang ke

luar jendela flatnya dengan sedih. Pemandangan yang menarik yang terlihat

hanya satu blok kecil yang terletak di seberang jalan. Mrs. Beresford

menarik nafas panjang dan menguap.

“Mudah-mudahan terjadi sesuatu,”katanya.

2

Suaminya memandang tidak setuju.

tempat itu dengan laki-laki lain. (hal. 7)

Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian dua memperkenalkan tokoh

dan tempat, Mr. dan Mrs. Beresford mengambil alih kantor Detektif Intenasional. Di

ruangan kecil dalam kantor itu terdapat dua buah pte dan di pintu satunya tertulis

manajer, dibelakang pintu ada sebuah ruang kecil yang dilengkapi dengan meja tulis

besar. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. MR. DAN MRS. BERESFORD mengambil alih kantor Detektif Internasional

beberapa hari kemudian. Mereka berada di lantai dua sebuah gedung yang

agak bobrok di Bloomsbury. Di ruangan kecil di bagian luar kantor.

Dari ruangan di luar itu ada dua buah pte”. Dan di pintu satunya tertulis

“Manajer”. Di belakang pintu itu ada sebuah ruang kecil dilengkapi dengan

meja tulis besar dengan tumpukan file yang mempunyai label macam-

macam, tetapi kosong isinya. (hal. 16)

Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian tiga memperkenalkan tokoh,

latar dalam cerita, Tuppence melihat suaminya dengan sedikit prasangka. Dia masih

berdiri di jendela dan melihat seorang laki-laki masuk ke halaman rumahnya dan

membunyikan bel. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. Tuppence melihat suaminya keluar dengan sedikit prasangka. Tommy begitu

yakin-sedang dia sendiri tidak. Ada satu atau dua hal yang tidak dia

mengerti.

Dia masih berdiri di jendela, memandang ke luar, ketika seorang laki-laki

menyebrangi jalan, masuk ke halaman dan membunyikan bel.

(hal. 48)

Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian empat memperkenalkan

tokoh, latar pada cerita. Tommy dan Tuppence mulai bosan dengan bisnis Agen

Detektif Internasional tidak lancar, meraka mengharapkan akan menangani kasus-

kasus besar dan bonafide tetapi kasus-kasus seperti itu belum datang. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

3

4. “Hari yang membosankan,” kata Tommy sambil menguap lebar.

“Hampir waktu minum tek,” kata Tuppence sambil menguap juga. Bisnis

Agen Detektif Internasional memang tidak lancar. Surat pedagang yang

diharap-harapkan itu tidak muncul juga. Dan kasus-kasus yang bona fide

tidak kelihatan.

Albert, si pelayan, datang dan membawa paket tersegel. Dia meletakkannya

di atas meja. (hal. 55)

Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif pada bagian lima

memperkenalkan tokoh, latar yang mengarah pada hari. Pada hari itu Rabu

Tuppence berada di kantor dan bertanya pad Tommy tentang apa yang dia

pikirkan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

5. Hari Rabu itu hujan turun. Tuppence yang masih berada di kantor

membiarkan Koran Daily Leader jatuh dari tangannya.

“Tahu nggak, Tom, apa yang ku pikir?

“Ah-susah,” jawab suaminya. “kau berpikir tentang banyak hal dankau

memikirkannya sekaligus.” (hal. 77)

Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian enam memperkenalkan

tokoh dan tempat. Mr. Blunt dan manajernya Theodore Blunt bersama

asistennya Albert. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. Bel di meja Mr. Blunt-(Agen Detektif Internasioanl dengan manajernya,

Theodore Blunt) terdengar memberi peringatan. Tommy dan Tuppence

terbang ke posnya masing-masing dan mengintip dari lubang yang mereka

siapkan untuk melihat ruang luar. Dan tugas Albert adalah mengulur-ngulur

waktu dengan bermacam-macam alas an yang cukup artistic.(hal. 98)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif bagian tujuh memperkenalkan

tokoh Laidlaw, Laidlaw seorang wanita kaya istri dari Mayor Laidlaw. Tommy

dan Tuppence pun tidak sulit berkenalan dengan dia karena dengan berpakain

agak mahal dan sedikit menghambur-hamburkan uang mereka diterima dalam

kelompok ekslusif pasangan suami istri itu. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

4

3. Berkenalan dengan Laidlaw tidaklah sulit. Tommy dan Tuppence yang muda,

berapakain mahal, bersemangat, dan kelihatan punya banyak uang untuk

dihambur-hamburkan, dengan segera diterima dalam kelompok ekslusif

pasangan Laidlaw.

Mayor Laidlaw adalah laki-laki jangkung berkulit putih, khas tipe pria

Inggris, bersikap sportif dengan grais-garis lelah melingkari matanya dan

pandangan mencuri-curi yang kelihatan janggal dan tak sesuai dengan

penampilannya (hal. 163)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif bagian delapan

memperkenalkan tokoh, latar dalam hal ini Tommy dan Tuppence memilih

restoran untuk makan siang bersama. Restoran kecil di Soho menjadi pilihan

Tommy mengajak istirnya makan siang. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

4. Kau tahu kita akan makan siang di mana, Tuppence?”

Mrs. Beresford berpikir sejenak.

“Di Ritz?” katanya penuh harap.

“Pikir lagi.”

“Restoran kecil menyenangkan di Soho itu?”

“Tidak,” kata Tommy. Suaranya kedengaran serius. (hal. 176)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif bagian sembilan

memperkenalkan tokoh, dalam hal ini Tuppence dan Tommy membahasa soal

pembunuhan. Tommy memperlihatkan beberapa lembar foto pada Tuppence

yakni Mr. Hollaby dan anak laki-lakinya bernama Mrs. Sessle Doris Evans.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

5. “Kalau saja aku tahu, Tuppence, pada suatu sisi, memang sangat mudah

menjadi Lelaki Tua di Sudut.

Tapi jalan keluarnya akau tahu. Siapa yang membunuh pengemis itu? Aku

tak tahu.”

Dia mengeluarkan beberapa guntingan koran lagi dari sakunya.

“Beberapa foto. Mr. Hollaby. Anak laki-lakinya. Mrs Sessle. Doris Evans.”

(hal. 185)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif bagian sepuluh

memperkenalkan tokoh, tempat dalam memasuki jalannya cerita. Tuppence

5

terkejut ketika akan masuk kamar pribadi Mr. Blunt dari ruang sebelah.

Seorang gadis manis datang menemui mereka dan Albert sedang bicara dengan

dengan gadis itu, mendongeng tentang kesibukan Scotland Yard.Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

6. “Apa…” kata Tuppence dan tiba-tiba berhenti.

Dia baru saja masuk kamar pribadi Mr. Blunt dari ruang sebelah yang

bertuliskan “Pegawai”, dan heran melihat tuan besarnya mengintip ke luar

lewat lubang.

“Ssst,” kata Tommy mengingatkan. “Kau tidak mendengar bel itu? Seorang

gadis cukup manis kelihatannya manis sekali. Albert sedang mendongeng

tentang kesibukanku bicara dengan Scotland Yard.” (hal. 195)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan

latar pada awal cerita. Tuppence dikagetkan dengan suara Tommy dan cepat

keluar dari kamar tidurnya menuju ruang makan. Tommy menyodorkan sebuah

Koran sambil menunjukan judul yang tertulis di Koran itu. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

7. “TUPPENCE… Tuppence, cepat ke sini.“

Saat itu sudah waktunya makan pagi. Tuppence cepat-cepat keluar dari

kamar tidurnya dan lari ke ruang makan. Tommy sedang berjalan mondar-

mandir dengan sebuah Koran terbuka di tangannya.

“Ada apa?”

Tommy mendekat, menyodorkan Koran itu sambil menunjuk judul besar.

KASUS KERACUNAN MISTERIUS KEMATIAN AKIBAT SANDWICH ARA.

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dalam

cerita. Tuppence memberikan sepucuk surat pada Tommy. Surat itu berisikan

tentang klien mereka Montgomery Jones. Tuppence pernahmendengar nama

itu dari Janet St. Vincent yang menyebutkan Ibunya adalah Lady Aileen

pemarah dan angkuh. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

8. Tommy dan Tuppence sibuk mengecek surat-surat mereka. Tuppence berseru

dan memberikan sepucuk surat pada Tommy.

“Klien baru,” katanya.

6

“Ha!” kata Tommy.”Apa yang kita simpulkan dari surat ini, Watson? Tak

banyak, kecuali fakta bahwa Mr.-er-Montgomery Jones bukanlah orang yang

bisa mengeja tulisan dengan baik. Itu menunjukkan bahwa pendidikannya

amat mahal.”

“Montgomery Jones?” Tanya Tuppence. “Apa yang kau ketahui tentang

seorang Montgomery Jones? Oh ya, aku ingat. Aku rasa Janet St. Vincent

pernah menyebutnya. Ibunya adalah Lady Aileen Montgomery, pemarah dan

angkuh. Dia menikah dengan seorang Jones yang amat kaya.” (hal. 221)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh pada

awal cerita. Tuppence ingin bertemu seorang putri pendeta karena dia juag

seorang putrid pendeta yang mendorong dia untuk mencari kebenaran. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

9. “Aku ingin kita bertemu dengan putri seorang pendeta,” kata Tuppence.

“Kenapa?”

Tanya Tommy.

“Kau barangkali sudah lupa. Aku kan putri seorang pendeta. Aku ingat

bagaimana rasanya. Dari situlah timbul dorongan untuk mencari kebenaran

orang lain, yang…”

“Kelihatannya kau sudah bersiap-siap menjadi Roger Sheringham,” kata

Tommy. “Kalau aku boleh berkomentar, kau memang sudah banyak bicara

seperti dia. Cuma tidak sebagus dia.” ? (hal. 245)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan

latar kejadian dalam cerita. Tommy dan Tuppence sudah sampai di desa dan

melihat ke luar jendela menyelidiki kasus poltetergeist. Tommy dan Tuppence

mencurigai Ibu nyalah yang menimbulkan masalah dalam rumah itu, ia sengaja

menciptakan kejadian-kejadian aneh saat makan malam. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

10. “Nah, kita sudah ada dilubang Kodok atau apa pun namanya desa ini,” kata

Tommy sambil melihat ke luar dari jendela Crown and Anchor.

“Coba kita kaji kasus ini,” kata Tuppence.

“Boleh, boleh,” jawab Tommy.”

Aku dulu ya yang komentar. Aku curiga pada ibunya yang invalid itu!”

“Kenapa?”

“Ingatlah kata poltergeist itu, pasti ulah seseorang yang ingin agar gadis itu

menjual rumahnya, pasti ada orang yang melempar barang-barang itu.

Gadis itu cerita bahwa keributan terjadi pada waktu makan malam. Berarti

7

semua ada di ruang makan kecuali ibunnya. Dia pasti dikamarnya, diatas.”

(hal. 253)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dalam

cerita. Dalam hal ini Tuppence memanggil Tommy dengan sebutan sahabat

sambil melambaikan tangan dengan membawa kue muffin. Tommy tersenyum

sambil mendekatinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

11. “SAHABATKU, sahabatku,” kata Tuppence sambil melambai-lambaikan kue

muffin bermentega tebal.

Tommy memandangnya sejenak, lalu dia menyeringai lebar sambil

tersenyum. (hal 268)

Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan

latar. Dalam hal ini Tommy dan Tuppence sedang bicara dengan bos mereka di

ruang kerjanya. Tommy dan Tuppence mendapatkan sambutan dan pujian dari

bos karena telah berhasil dengan baik mendapatkan infomasi yang berharga

dari kasus yang meraka hadapi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

12. Tommy dan Tuppence sedang bicara dengan bos mereka di ruang kerjanya.

Sambutan dan pujiannya hangat dan tulus.

“kalian berdua telah berhasil dengan baik sekali. Karena jasa kalian, kami

bisa menangkap lima buronan yang amat penting. Dari mereka, kami

mendapat infomasi yang sangat berharga. (hal. 290)

b. Rumitan (Konflikasi)

Konflikasi adalah kejadian antara tokoh yang membangun atau

menumbuhkan suatu ketegangan serta mengembangkan suatu masalah yang

muncul disajikan dalam cerita.

Tahap konflik dalam novel Pasangan Detektif memunculkan masalah

terbagi dalam beberapa bagian pada novel tersebut, di antaranya sebagai

berikut:

8

Konflik yang terjadi pada Tommy dan Tuppence. Dalam hal ini Tommy

menanyakan apa yang membuat Tuppence bosan, dia atau uang. Keduanya

saling mencurigai bahwa ada yang berhianat dan tidak setia dengan

memojokkan pasangan masing-masing. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

1. “Sekarang apa yang membuatmu bosan?Aku atau uang?”tanya Tommy

dengan suara dingin.

“Bosan bukankah kata yang tepat,” kata Tuppence dengan manis.” Aku

hanya merasa terbiasa dengan berkat-berkat ini. Itu saja. seperti orang

yang tak pernah berpikir betapa bahagianya dia dengan benapas melalui

hidung sampai dia kena penyakit flu pada suatu saat.”

“Apa sebaiknya aku bersikap tidak terlalu mempedulikanmu?” usul Tommy.

“Bagaimana kalu aku kencan dengan wanita lain dan pergi ke nite club?”

“Tak ada gunanya jawab Tuppence. “Kau pasti akan melihatku di tempat

itu dengan lelaki lain. dan aku tahu pasti bahwa kau sebetulnya tidak

tertarik pada wanita itu. Sedang kau sendiri pasti tidak tahu apakah aku

benar-benar tertarik pada laki-laki itu atau tidak. Wanita biasanya lebih

teliti dari laki-laki.

Tahap konflik selanjutnya pada bagian dua. Dalam hal ini seorang klien

datang pada Tommy dan Tuppence untuk menyerahkan kasus tentang tentang

kekasihnya yang hilang dan soal biaya dia akan membayar berapa pun pada

Tommy dan Tuppence asalkan bisa menolongnya untuk menemukan

kekasihnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. “Miss Robinson, bagaimanapun caranya Anda harus menolong saya.

Jangan kuatir tentang biaya. Saya tak ingin hal-hal buruk terjadi padanya.

Kelihatanya Anda sangat simpatik. Dan saya tak ragu-ragu memberitahu

Anda bahwa saya sangat mencintai gadis itu. Dia adalah segalanya bagi

saya. Dia luar biasa, benar-benar seorang gadis yang istimewa.” (hal. 24)

Tahap konflik selanjutnya pada bagian tiga. Leontin Mrs. Hamilton

Betts patah, leontin kalung itu terdiri dari dua butir berlian kecil yang mengapit

sebuah mutiara besar berwarna merah muda. Leontin itu ditemukan di meja

tapi mutiaranya tidak ada. Mutiara itu hilang dan gadis yang bernama Kingston

9

Bruce meminta Tommy dan Tuppence menemukan mutiara yang hilang itu.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. Tadi malam kami waktu itu sedang main bridge-leontin kalung Mrs.

Hamilton Betts patah. Jadi dia melepaskannya, lalu meletakkannya di

sebuah meja kecil untuk dibawa naik kalau sudah selesai main. Tapi dia

kemudian lupa membawa benda itu. Leontin kalung itu terdiri dari dua butir

berlian kecil yang mengapit sebuah mutiara besar berwarna merah muda.

Leontin kalung itu tadi pagi ditemukan di meja kecil itu, tapi mutiaranya

tidak ada.”(hal. 39)

Tahap konflik selanjutnya pada bagian empat. Dr. Bower kehilangan

dokumen-dokumen pribadinya. Dokumen-dokumen itu hilang pada saat ia

menerima telepon emergency. Dia mencurigai ada orang yang mengambil

dokumen-dokumen itu dan dia menyerahkan kasus ini pada Tommy dan

Tuppence untuk menyelidiki siapa yang mengambil dokumen-dokumennya.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

4. Seminggu yang lalu saya dipanggil melalui telepon, dua kali karena ada

emerjensi. Panggilan pertama ternyata bohong. Saya mula-mula berpikir

bahwa ada orang yang ingin iseng. Tapi ketika saya dipanggil untuk kedua

kali, pada waktu saya pulang, ada yang tidak beres. Dokumen-dokumen

pribadi saya rupanya diacak-acak orang. Saya mencoba menyelidiki dan

sampai pada kesimpulan bahwa ada orang yang menggeledah meja kerja

saya.”(hal. 58)

Tahap konflik selanjutnya pada bagian lima. Tommy disekap disalah

satu ruangan yang gelap tangan-tangan yang kuat menariknya dari belakang.

Hidung dan mulutnya ditutup, dia berusaha melepaskan diri tetapi sia-sia dan

Tommy pun jatuh ke lantai dan pingsan. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

5. “Kalau begitu ada orang….,” kata Tommy.

Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena tiba-tiba saja tangan-

tangan yang kuat menariknya dari belakang dengan keras. Sebelum dia

sempat berteriak, hidung dan mulutnya telah ditutup dengan sebuah benda

berbau manis dan memuakkan.

10

Dia berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sisa. Chloroform yang

disumbatkan ke hidungnya bekerja dengan cepat, dan Tommy pun jatuh ke

lantai. Terbatuk-batuk, dan pingsan. (hal. 69)

Tahap konflik selanjutnya pada bagian enam. Tommy dan Tuppence

berdebat soal koran pada Daily Leader-nya, sepertinya ada kata rahasia di balik

tulisan itu dan mereka berdebat tentang hal itu. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

6. Tuppence mengambil koran Daily Leader-nya dan membaca, “Aku ingin

tiga hati, 12 trick. As sekop. Perlu untuk menyiasati raja.”

“Itu sih cara mahal untuk belajar main bridge,” kata Tommy.

“Jangan tolol. Ini nggak ada hubungannya dengan bridge.

(hal. 79)

Tahap konflik selanjutnya pada bagian tujuh. Inspektur Marriot

menemui Tommy dan Tuppence sehubungan dengan kejadian di nite club,

kejadian pembunuhan seorang wanita bernama Lady Mervile. Pembunuhan itu

tidak diterima oleh Sir Arthur dan dial ingin mendengar langsung dari Tommy

dan tuppence atas kejadian sebenarnya. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

7. Kami datang sehubungan urusan yang menyedihkan tadi malam,” kata

inspektur Marriot. “Saya ingin agar Sir Arthur mendengar langsung dari

Anda apa yang Anda ceritakan pada saya-kata-kata terakhir yang

diucapkan almarhumah. Sir Arthur tidak mudah menerimanya. (hal. 87)

Tahap konflik pada bagian delapan. Seorang klien bernama Gabriel

Stavansson meminta bantuan pada Tommy dan Tuppence untuk membantu

menemukan wanita yang di cintainya. Wanita itu tiba-tiba menghilang dan

tidak meninggalkan pesan apapun padanya. Hingga satu saat dia menyerahkan

kasus itu pada Tommy dan Tuppence. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

11

8. Kalau Hermy memang pergi ke Monte Carlo, saya tidak akan lapor pada

polisi dan menimbulkan skandal. Tapi saya juga tidak ingin kesana mencari

sesuatu yang belum pasti . saya akan tingga di sini, di London, kalau-kalau

terjadi sesuatu.”(hal. 103)

Tahap konflik pada bagian sembilan. Setelah Tommy menerima telepon

dari bos-nya dia menyuruh Tuppence pulang dan tinggal di rumah, Tuppence

menolak hal itu dan mereka mulai berdebat. Tuppence tidak terima Tommy

sendiri yang menangani kasus yang di tugaskan pada mereka berdua. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

9. “Benar,” kata Tommy, lalu meletakkan telepon. Kemudian dia berpaling

kepada Tuppence.

“Dari Bos. Kelihatannya orang yang harus kita hadapi telah tahu bahwa aku

bukan Theodore Blunt asli. Kita harus siap setiap saat. Dan Bos bilang

sebaiknya kau pulang dan tinggal di rumah, dan tidak melibatkan diri dalam

kasus ini. Kelihatannya sarang lebah yang kita kutak-katik lebih besar dari

yang kita perkirakan.”

“Pokoknya aku tak akan pulang,” kata Tuppence dengan tegas. “Siapa yang

menjagamu kalau aku pulang? Kecuali itu juga aku suka keributan ini.

Usaha kita kan sepi-sepi saja belakangan ini.” (hal. 116)

Konflik selanjutnya. Seorang klien membahas soal anaknya yang hilang

dibawa lari orang, dia datang pada Tommy dan Tuppence untuk menangani

kasus ini dan memilih tidak melaporkan pada polisi melainkan membawa kasus

ini pada mereka berdua dan berharap anaknya akan secepatnya ditemukan.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

10. Orang asing itu membungkukkan badannya. “Sekarang saya bisa

bicara. Mr. blunt, anak perempuan saya dibawa lari orang. Saya baru

tahu setengah jam lalu. Karena situasi kasus itu sedemikian rupa,

saya tak berani memanggil polisi. Tapi saya menelepon kantor Anda

sedang keluar makan dan akan kembali lagi jam setengah tiga. Saya

datang bersama kawan saya, Kapten harker.

Konflik selanjutnya, Tommy merasa tidak bahagia, Blunts Brilliant

Detectives mengalami kemunduran. Kemunduran itu tidak hanya merugikan

12

mereka tapi nama kebanggaan kantor mereka pun ikut terbawa-bawa. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

11. Tommy merasa tidak bahagia. Blunt‟s Brilliant Detectives mengalami

kemunduran. Ini tidak saja merugikan nama kebanggan mereka, tapi

juga kantor mereka. (hal. 132)

Konflik selanjutnya, Tommy mendapatkan surat dari kliennya. Isi surat

itu menyatakan agar Tommy bisa membantu dan menemuinya di White House

Morgan’s pukul enam lewat sepuluh menit. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

12. “Ini untuk Tuan,” katanya. “dari Miss Gilda Glen.” Tommy merobek

dan membaca beberapa kalimat dengan tulisan tangan yang tidak

rapi.

saya tidak terlalu yakin, tapi rasanya Anda bisa membantu saya.

Pergilah ke stasiun lewat jaln itu. Apa Anda bisa berada di White

House Morgan‟s Avenue, pukul enam lewat sepuluh?” (hal. 137)

Konflik selanjutnya, ketika Tommy dan Tuppence masuk ke rumah

salah satu klien mereka keduanya merasakan keanehan saat memasuki rumah

itu ditengah-tengah pintu seorang pelayan bertopi putih berdiri dengan muka

marah kepada mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

13. Tommy dan Tuppence saling berpandangan, bingung.

“Hm,” kata Tommy. “Ada sesuatu yang terjadi di rumah itu, yang membuat

Reilly ketakutan setengah mati.”

Tuppence dengan tenang menggoreskan jarinya di pintu pagar.

“Dia pasti memegang cat berwarna merah di suatu tempat,” katanya.

“Hm. Aku rasa kita sebaiknya cepat-cepat masuk,” kata Tommy. “aku belum

mengerti persoalannya.”

Di tengah pintu seorang pelayan bertopi putih berdiri dengan muka marah.

(hal. 144)

Konflik selanjutnya, Tommy mencari informasi tentang seseorang

untuk mengungkap kasus yang ditanganinya dengan mencari tau nama suami

13

Gilda Glen yang dicurigai membunuh istrinya sendiri. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

14. “Siapa namanya?” Tanya Tommy tiba-tiba. “nah, ini memang-aneh tapi

saya benar-benar tidak ingat! Sudah dua puluh tahun berlalu. Ayah tidak

ingin nama itu disebut-sebut. Dan saya menolak membicarakan soal itu

dengan Gilda. Dia mengerti sikap saya dan tidak memaksa.”

“Namanya bukan Reilly, kan?”(hal. 147)

Konflik selanjtnya, Tommy meminta pada Tuppence untuk pindah ke

kantor yang lebih besar dengan alasan kantor yang ditempati mereka terlalu

sempit dan membuat Tommy bosan, tapi permintaan itu tidak disetujui oleh

Tuppence. Di sinilah mereka kembali bertengkar. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

15. “Tuppence,” kata Tommy. “Kita harus pindah kekantor yang lebih besar.”

“He-apa-apaan?” kata Tuppence. “Jangan besar kepala. Kau bukan

seorang milyuner. Kasus-kasus remeh dengan bayaran murah itu pun bisa

kau selasaikan karenanasib baik saja.”

“Ya-yang dikatakan sebagian orang nasib baik itu oleh orang lain disebut

keahlian.” (hal. 156)

Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence menangani kasus

komplotan pengedar uang palsu, Inspektur Marriot mengeluarkan lembaran

satu pound uang palsu, mereka memperhatikan uang itu baik-baik dan tampak

sulit membedakan mana uang palsu dan uang asli.Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

16. “Kami mengetahui bahwa ada sejumlah uang palsu beredar saat ini-

beratus-ratus! Dan jumlahnya akan membuat Anda tercengang. Memang

cukup ahli mereka. Ini contohnya.”

Dia mengeluarkan lembaran satu pound dan memberikannya kepada

Tommy. “Kelihatan asli, bukan?” Tommy memperhatikan baik-baik.

“Wah saya tak akan tahu kalau ini uang palsu.”

“Ya jugaorang-orang lain. Sekarang, ini yang asli. (hal. 159)

14

Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence saling menyalahkan dan

saling menuduh satu dengan yang lain. Tommy dengan nada dingin menuduh

Tuppence memiliki hubungan dengan Jimmy, sebaliknya Tuppence menuduh

Tommy memiliki hubungan dengan wanita lain.Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

17. “Jimmy? Oh, dia manis sekali. Kami menjadi akrab.”

“Ya seperti yang kau lihat. Apa itu perlu?” tukas suaminya dingin. “Oh itu

kan bukan bisnis,” kata Tuppence gembira. “Cuma senang-senang saja.

Anak itu baik. Aku senang dia bisa lepas dari cengkraman wanita itu.

Kau nggak tahu kan, berapa banyak uang yang sudah dia keluarkan untuk si

cantik.”

“Kelihatannya dia menaruh perhatian padamu, Tuppence.”

“Ya, kadang-kadang juga berpikir begitu. Senang juga rasanya masih muda

dan punya daya tarik.”

“Eh, moralmu kok kelihatan rendah begitu, sih?

Jangan besar kepala. (hal. 164)

Konflik selanjutnya, Tommy dikejutkan dengan apa yang terjadi

penyamarannya diketahui untuk membongkar skandal uang palsu dan Tommy

pun ditangkap orang-orang Mr. Hank Ryder. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

18. Bagaikan memberikan sesuatu sinyal, tiba-tiba saja dia dikepung orang.

Dua orang berada di depan dan duanya di belakang. Mereka menangkap

dia.

“Ah” katanya dengan suara ringan. “kantor pusat industry uang palsu

kelihatannya.:

“Tutup mulutmu, bentak salah seorang dari mereka.

Pintu di belakang Tommy terbuka, lalu tertutup lagi. Terdengar suara yang

ramah dan dikenalnya dengan baik.

“Bagus sudah kalian tangkap rupanya. Tuan sibuk, sekarang kami tahu

bahwa kau adalah lawan kami.” (hal. 172)

Konflik selanjutnya, kasus pembunuhan seorang kapten penuh teka-

teki, yang disebut misteri Sunning Dale dan mengharuskan Tommy dan

Tuppence turun tangan untuk menangkap siapa pembunuh misterius itu.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

15

19. “Pembunuhan Kapten itu merupakan teka-teki selama Sembilan hari. Tak

seorang pun dapat mengajukan kemungkinan motif yang mendasarinya.

Identitas wanita jangkung berbaju cokelat itu pun ramai dibicarakan-tapi

tanpa hasil. Dan seperti biasa, polisi dipersalahkan karena kelambanan

gerak mereka. Seminggu kemudian-seorang gadis bernama Doris Evan

ditangkap dengan tuduhan membunuh kapten Anthony Sessle. (hal. 181)

Konflik selanjutnya, seorang gadis muda dengan memakai rok menyala

datang dengan kereta, gadis itu muncul dari stasiun. Rambutnya berantakan

dan kelihatan gadis itu gelisah. Dia menyakan kereta yang ke London dan

seperti orang ketakuatan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

20. “Seorang gadis muda yang memakai jaket dan rok berwarna menyala

datang dengan kereta api sore jam tujuh hari itu. Dia menanyakan jalan ke

rumah Kapten Sessle. Gadis itu muncul dari di stasiun duajam kemudian.

Rambutnya berantakan dan topinya acak-acakan, dan dia kelihatan gelisah.

Dia menanyakan kereta yang ke London dan berkali-kali menoleh ke

belakang, seolah-olah takut akan sesuatu. (hal. 182)

Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence berdebat tentang

pembunuhan. Tuppence tidak setuju dengan tuduhan Tommy bahwa yang

melakukan pembunuhan itu adalah seorang wanita, keduanya saling

mempertahankan pendapat masing-masing.Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

21. Jadi kau menuduh orang terhormat ini sebagai pembunuh teman dan

partner bisnisnya? Kau lupa bahwa dia berpisah dengan Sessle dan itu

disaksikan oleh Barnard dan Lecky, dan mereka duduk-duduk di Dormy

House. Disamping itu ada jepit topi itu.”

“Jangan pedulikan jepit itu,” kata Tuppence tak sabar.

“Kau piker dengan jepit itu bisa ditunjukkkan bahwa wanitalah

pembunuhnya?” (hal. 187)

Konflik selanjutnya, seorang wanita Lois Hargreaves datang menemui

Tommy dan Tuppence menyerahkan kasus tentang sekotak cokelat yang

dikirim lewat pos. cokelat itu mengandung arsenic dan bisa membahayakan

orang-orang memakannya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

16

22. Kira-kira seminggu yang lalu saya menerima sekotak cokelat yang dikirim

lewat pos. di dalamnya tidak ada pesan apa-apa dan tak ada nama

pengirimnya. Saya sendiri kebetulan tidak begitu suka cokelat. Tapi orang-

orang lain di rumah suka. Kotak itu pun diedarkan. Akibatnya, orang-orang

yang makan cokelat itu menjadi sakit. Kami memanggil dokter. Setelah itu

dia menanyai apa-apa saja yang kami makan, dia membawa sisa cokelat itu

untuk dianalisa. Mr. Blunt, cokelat-cokelat itu menagndung arsenic! Tidak

cukup kuat untuk membunuh orang, tapi cukup untuk membuat orang sakit.

(hal. 198)

Konflik selanjutnya, pelayan itu terus saja membaca alkitab yang

berada di pangkuannya seolah-olah ada alkitab itu mempunyai arti dan

memberikan petunjuk siapa otak pembunuhan sebenarnya. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

23. Tuppence membawanya naik. Hannah punya ruang duduk sendiri. Pelayan

itu duduk tegak di sebuah kursi yang tinggi. Di pangkuannya ada sebuah

alkitab terbuka. Dan dia tidak melihat pada tamunya ketika mereka masuk.

Dia terus membaca dengan suara keras.

“Biarlah bara api panas menimpa kepala mereka, biarlah mereka dilempar

ke dalam api yang panas sehingga tak bisa bangkit lagi.

“Boleh saya bicara sebentar?” Tanya Tommy. (hal. 209)

Konflik selanjutnya, seorang pelayan yang dianggap gila oleh Tommy

dan Tuppence mencurigainya yang telah meracuni majikannya sendiri. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

24. Si Hannah, pelayan itu, apa dia waras?”

Miss Logan memandang mereka dengan heran.

“Oh, ya dia sangat relegius, saleh tak ada yang tidak beres dengannya.

9hal. 212)

Konflik selanjutnya, Tuppence mengambil alih atas kasus keracunan

Lois hargreives dan Dennis, dan dia harus menuntaskan kasus tersebut. Tommy

menyerahkan kasus itu padanya dengan sedih.Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

25. “Tommy, boleh ku ambil alih persolan ini? Sekali ini saja. Aku banteng

yang sudah berada di arena lebih dari dua puluh menit.” Tommy

mengangguk.

17

“Kau boleh jadi Kapten kapal ini, Tuppence,” katanya sedih. “Kita harus

sampai ke akar-akarnya. (hal. 217)

Konflik selanjutnya, Mr. Montgemery menceritakan pada Tommy atas

kejadian yang dialaminya tentang dua wanita yang sama yang dicintainya, tapi

wanita-wanita itu sangat misterius. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

26. “Begini, kata Mr. Montgomery Jones akhirnya, “kejadiannya waktu saya

makan malam. Saya duduk dekat seoarang gadis.“

“Lalu?” kata Tommy.

“Dia-ah-saya tak bisa menjelaskannya. Dia adalah salah seorang gadis

paling menarik yang pernah saya temui. Dia seorang gadis Australia yang

tinggal di sisni dan menyewa flat bersama seorang temannya di Clarges

Street. Dia benar-benar memikat. Saya tak bisa menceritakan pada Anda

pengaruhnya pada diri saya.” (hal. 223)

Konflik selnjutnya, kejadian aneh dirumah itu semakin menjadi. Segala

perabot yang berada di dalam rumah seperti kena sihir, peralatn dapur terbang

dan pecah. Pada saat bangun pagi aemua perabot berpindah tempat. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

27. “Kejadian yang amat aneh. Segalanya seperti kena sihir. Gambar-gambar

jatuh, peralatan dapur terbang dan pecah. Pada suatu pagi, kami bangun

dan menemukan semua perabot berpindah tempat. Mula-mula kami mengira

ada orang yang main-main. (hal 248)

Konflik selanjutnya, Tommy segara berlari keatas dia mendapati sebuah

jambangan dan tempat air pecah berantakan, ia tidak melihat seorang pun

disana kemudian dia berpikir setan itu mulai main-min lagi. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

28. Kata-katanya terpotong oleh suara barang yang berdebam jatuh di atas.

Tommy cepat-cepat lari keatas. Sebuah jambangan dan tempat air pecah

berantakan. Tak seorang pun ada di situ.

“Setan itu main-mainlagi,” katanya sambil meringis. (hal. 257)

18

Konflik selanjutnya, Tommy diminta untuk menyelidiki tertukarnya tas

Mr. Wilmott, tas itu berisikan sepatu. Tas itu sebenarnya tidak dicuri jika

dikembalikan pada pemiliknya. Tapi yang jadi masalah kenapa harus bawa-

bawa nama orang lain.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

29. Mr. Blunt, hal itu memang aneh. Kelihatannya tak ada alasan apa-apa di

dalamnya. Kalau toh ada orang yang mencuri tas saya, dia bisa

mengmbilnya begitu saja tanpa perlu menukar-nukar tas itu! Dan tas itupun

tidak dicuri, karena segera dikembalikan pada saya. Sebaliknya kalau tas itu

memang salah ambil, kenapa pakai membawa-bawa nama Senator

Westerham? Ini urusan gila tapi saya benar-benar ingin tahu duduk

persoalannya. Saya harap kasus ini tidak terlalu sepele untuk Anda. (hal.

270)

Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence di berikan tugas oleh bos

mereka menangkap seorang mata-mata yang dicurigai menjadi dan dikirim

untuk memata-matai gerakan Agen Detektif Internasional. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

30. Kami mendapat berita bahwa seorang agen kasus khusus telah dikirim dari

Moskow kemari. Kami tidak tahu nama yang dipakainya dan kapan dia

datang. Tapi kami tahu sesuatu tentang dia. Dia adalah orang yang pernah

mengacau kita pada waktu perang. Orang yang muncul di tempat-tempat

yang tidak kita inginkan. (hal. 291)

a. Resolusi

Resolusi adalah bagian akhir dari konflik-konflik yang terjadi selama

cerita berlangsung, resolusi ini memberikan pemecahan masalah atas konflik-

konflik yang terjadi.

Tahap resolusi pada novel Pasangan Detektif terbagi atas beberapa bagian

antara lain sebagai berikut:

19

Resolusi pada bagian pertama, Seorang klien datang menemui Tommy

dan Tuppence, dia teringat pada seorang teman bernama Janet yang

menunjukkan iklan mengenai Agen Detektif Internasional dan dia pun datang

untuk meminta bantuan agar masalahnya bisa teratasi. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

1. Saya berpikir mau lapor polisi. Tapi Janet pasti akan marah pada saya

kalau saya melakukan itu padahal dia pergi atas kemauanya sendiri. Saya

teringat bahwa Janet pernah menunjukkan iklan Anda di surat kabar, dan

cerita bahwa salah seorang pembeli topi di tokomya memuji-muji

kemampuan Anda. Jadi, saya pun kemari.” (hal. 24-25)

Resolusi pada bagian dua, Tommy dan Tuppence berjanji untuk

membantu Kolenel menemukan permata yang hilang di rumahnya.Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

2. “Kami akan berusaha sebaik-baiknya untuk membantu Anda, Kolonel,”

katanya. “Saya ingin melihat ruang duduk, dan meja tempat leontin kalung

itu diletakkan. Saya juga ingin bicara dengan Mrs. Betts. Setelah itu saya-

ah, sebaiknya asisten saya. Miss Robinson, yang bicara dengan para

pelayan.” (hal. 40)

Resolusi pada bagian tiga, seorang klien menyerahkan kasus pada

Tommy dan dia tidak memilih untuk melaporkan kasusnya pada polisi. Dia

tidak mencurigai pelayan-pelayan yang bekerja dirumahnya. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

3. “Mr. Blunt, saya tidak berani menghubungi polisi dalam hal ini. Saya ingin

menyerahkan persoalan ini ke tangan Anda saya. Saya tidak meragukan

ketiga pelayan saya. Mereka telah bekerja pada saya cukup lama dengan

setia. Walaupun begitu, bisa saja terjadi kemungkinan yang tidak kita duga.

(hal 60)

Resolusi bagian empat, Mr. Stavansson memperlihatkan foto Hermie

wanita yang dicintainya, dia tiba-tiba menghilang tanpa sebab. Mr. Stavansson

merasa tidak beres atas perginya wanita itu dan dia memilih Tommy dan

20

Tuppence untuk membantu dia menemukan kekasih hatinya. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

4. “Apa sebenarnya yang Anda curigai?”

“Terus terang saya tidak tahu. Tapi saya merasa ada yang tidak beres.”

Dengan gerakan cepat Stavansson mengambil dompet dari sakunya dan

dibukanya di depan mereka.

“Inilah Hermione,” katanya. “Saya tinggal dulu di sini.” Foto itu adalah foto

seorang wanita semampai. Dia bukan seorang wanita muda, tapi mempunyai

senyum yang menawan dan mata yang indah.

“Tak ada lagi yang ketinggalan, Mr. Stavansson?” kata Tommy.“Tidak

ada.”“Tidak ada hal-hal kecil yang detail sekalipun?”

“Saya rasa tidak.”

Resolusi selanjutnya, seorang klien mempercayakan pada Tommy dan

Tuppence untuk membongkar komplotan uang palsu yang beredar di West

End. Dan dari kalangan atas yang mendistribusikan uang palsu itu. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

5. “Lebih dari itu, Mrs. Beresford. Saya percayakan pada Anda berdua untuk

membongkar akarnya. Dari hasil penyelidikan, uang palsu ini ternyata

beredar di West End. Seseorang dari kalangan atas yang mendistribusikan

uang itu. Mereka juga mensirkulasikannya di seberang Selat Inggirs. Dan

ada seorang yang menarik perhatian kami. Mayor Laidlaw. (hal 159)

b. Klimaks

Klimaks merupakan puncak tertinggi dimana konflik-konflik semakin

memanas akibat pertentangan dan adanya kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan

oleh konflik-konflik tersebut.

Tahapan klimaks dalam novel Pasangan Detektif terbagi atas beberapa

bagian antara lain sebagai berikut:

Klimaks pada bagian pertama, perseteruan antara Tommy dan

Tuppence keduanya saling menyalahkan dan ingin menang sendiri dengan

melemparkan sindirian-sindiran sinis. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

21

1. Dan tentu saja aku menolaknya, dan setia pada sumpah perkawinanku. Tapi

diam-diam hatiku pergi bersamanya.”

“Ah,” kata Tommy.” Aku juga suka membayangkan bertemu dengan seorang

gadis yang sangat cantik. Gadis berambut panjang yang jatuh cinta padaku.

Tapi rasanya aku akan menolak dia-aku yakin itu.”

“Wah,” kata Tuppence. “Kau nakal juga , ya?”

“Kau kenapa sih, Tuppence? Tak pernah kau berkata seperti ini.”

“Memang. Tapi perasaan itu telah lama kupendam dan rasanya sesudah

mendidih di dalam,” kata Tuppence. :Tahu enggak? Sangat berbahaya kalu

kau selalu mendapat sesuatu yang kau inginkan termasuk uang untuk membeli

macam-macam. Dan memang banyak topi dijual orang.” (hal 101)

Klimaks pada bagian kedua, Tommy memarahi Tuppence karena

memberi layanan 24 jam dalam menangani kasus-kasus yang disodorkan pada

mereka. Puncak ketegangan berlangsung ketika Tommy menyinggung soal

wanita lain dan membuat Tuppence mengeluarkan segala isi hatinya yang

selama ini terpendam. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. “Tuppence-kau ini tolol atau apa? Kenapa pakai layanan khusus seperti itu?”

“Tiba-tiba saja ide itu muncul di kepalaku. Dan kedengarannya cukup

menarik. Jangan kuatir. Percayakan saja pada Ibu. Ibu kan tahu yang terbaik.

Tuppence kemudian keluar meninggalkan Tommy yang merasa tidak puas.

Akhirnya dia berdiri, menarik napas panjang dan keluar untuk melakukan apa

yang bisa dilakukan sambil mengomeli tingkah Tuppence. (hal. 27)

Klimaks pada bagian ketiga, Tommy kembali memarahi Tuppence

dengan mengatakan bahwa yang dilakukan Tuppence adalah bisnis busuk

untuk member dorongan pada seorang pemuda menikahi gadis yang bernama

Janet. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. “Tuppence, kau benar-benar keterlaluan. Ini namanya bisnis busuk. Kau

membantu dan memberi dorongan pada pemuda itu untuk menikah dengan

gadis dari tingkat…”

“Stop” kata Tuppence. “Janet gadis baik-baik tapi anehnya, dia kok cinta

sama pemuda lembek seperti itu. Kau bisa segera melihat apa yang

diperlukan keluarga muda itu. Setetes darah merah yang baik dan segar.

Janet akan sesuai dengan mereka. (hal 29)

Tahap klimaks pada bagian empat, Miss Kingston Bruce berdiri

menantang dihadapan Tommy dan Tuppence dengan muka sinis. Dia berseru

22

bahwa dia tahu siapa yang mengambil sesuatu itu dan dialah pemuda sosialis

yang mengerikan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

4. Pada menit berikutnya mereka pun diperkenalkan pada Mrs.Kingston Bruce,

seorang wanita berwajah sedih dan bersikap lamban. Miss Kingston Bruce

menyambut mereka dengan anggukan pendek. Wajahnya kelihatan bertambah

muram.

Mrs. Kingston Bruce-lah yang bicara banyak.

“-tapi aku tahu siapa kira-kira yang mengambilnya,” katanya. “pasti pemuda

sosialis yang mengerikan itu. Dia pro rusia dan Jerman, dan anti Inggris-apa

lagi yang bisa diharapkan?”

(hal. 41)

Klimakspada bagian lima, Tuppence melanjutkan penyelidikannya

untuk mencari mutiara yang hilang, tiba-tiba dia bertabrakan dengan seorang

gadis. Gadis itu memandangya dengan sombong. Dia tidak mau Tuppence

menahannya untuk tetap berada diirumah, Tuppence tak mau kalah dia pun

bersikeras dan akan melaporkan gadis itu pada polisi. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

5. Tiba-tiba Tuppence yang sedang keluar dari sebuah kamar bertabrakan

dengan Betarice Kingston Bruce yang sedang akan turun. Gadis itu dalam

dandanan siap untuk pergi.

“Saya rasa sebaiknya Anda tidak pergi dulu,” kata Tuppence.

Gadis itu memandangnya dengan sombong.

“Saya pergi atau tidak, itu bukan urusan Anda,” katanya dingin.

“Ya, urusan saya ialah menghubungi polisi atau tidak,” kata Tuppence tak

mau kalah. (hal. 51)

Klimaks bagian enam, Tommy dan Tuppence kembali terlibat konflik,

kali ini Tuppence tidak mau kalah, dia ingin mengambil alih kasus yang

ditangani mereka berdua. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

6. “Oke. Terserah mauamu. Aku jadi Francis. Francis lebih cerdas. Desmond

selalu membuat kekeliruan dan Francis suka jadi tukang kebun atau apa

untuk member uluran tangan pada waktu diperluka.”

“Ah!” kata Tommy. “Tapi aku akan jadi super Desmond. Kalau aku tiba di

Larchers.”

Tuppence memotong begitu saja.

“Kau tidak akan pergi ke Hampstead malamini.”

23

“Kenapa?”

“Berjalan ke perangkap dengan mata terpejam?” (hal. 62)

Klimaks bagian ketujuh, Inspektur Dymchursh palsu dengan marah

meminta surat itu pada Tommy, dia mengira surat-surat itu berisi catatan

penting yang disimpan oleh Tommy, kemudian dia meminta Tommyuntuk

memperhatikan kotak persegi dan di situ ada vitrol berisi besi panas sehingga

menjadi merah dan panas. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

7. “Saya tidak menyimpannya. Dan Anda sendiri pun tahu. Saya akan terus

mencarinya, kalau saya jadi Anda. Saya suka melihat Anda dan Coggins main

petak umpet.

“Anda suka main-main rupanya, Mr. Blunt. Coba Anda perhatikan kotak

persegi itu. Itu adalah perlengkapan kecil Coggins. Di situ ada vitriol… ya,

vitriol… dan berisi besi yang bisa dipanaskan di api sehingga menjadi merah

dan panas membara…” (hal. 71)

Klimaks bagian kedelapan, orang itu memaki Tommy dia memaksa

agar Tommy melakukan apa yang dia inginkan, namun Tommy dengan tenang

menghadapi mereka dan mau melakukan apa yang mereka perintahkan. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

8. “Orang tolol! Kau mau melakukan apa yang kami minta atau tidak? Apa aku

perlu memberitahu Coggins sekarang untuk membongkar perlengkapannya?”

“Jangan buru-buru,” kata Tommy. “Tentu saja aku akan melakukan apa yang

kalian inginkan kalau kalian mau mengatakannya. Apa kau kira aku suak

dipanggang seperti ikan atau digoreng di penggorengan? Aku tidak suka

disakiti.” (hal. 72)

Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence di kagetkan dengan sebuah

jeritan seperti protes terdengar dari booth, suara tinggi gadis-gadis terdengar

melengking, ternyata seorang gadis dengan kostum ratu hati itu terbunuh.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

9. “Gadis berkostum Ratu Hati itu duduk di pijok, seperti orang kedinginan

bersandarndi dinding . matanya memandang mereka dengan tenang lewat

topengnya. Tapi dia tidak bergerak. Roknya yang berdisain belang warna

24

merah putih kkelihatan aneh di bagian kiri. Di bagian itu terlihatlebih banyak

warna merah dari yang seharusnya. (hal 84)

Klimaks selanjutnya, Tommy, Tuppence dan Inspektur Marriot

menangkap Sir Arthur sebagai dalang pembunuhan gadis di nite club. Bibir Sir

Arthur membentuk sebuah senyuman kecil karena telah mengetahui dia akan

ditangkap. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

10. Jebakan rupanya…”

Dia berjalan mendekati jendela.

“pemandangan dari sini cukup bagus,” katanya.

“Mengahadap Londodn.”

“Inspektur Marriot,” seru Tommy dengan tajam.

Bagaikan kilat Inspektur Marriot muncul dari pintu penghubung.

Bibir Sir Arthur membentuk sebuah senyum kecil.

“Sudah kuduga,” Tapi kali ini Anda tidak bisa menangkap saya, Inspektur.

Saya lebih suka memilih jalan saya sendiri.”(hal. 95)

Klimaks selanjutnya, Tommt dan Tuppence kembali beraksi untuk

mengadakan penyelidikan tentang kasus mereka. Keduanya beraksipada malam

hari, Tuppence mencengkram lengan Tommy dan mereka mendengar rintihan

dari salah satu kamar. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

11. Pada jam Sembilan mereka sepakat untuk mulai beraksi. Mereka dapat

mengitari rumah itu dengan bebas. Tiba-tiba Tuppence mencengkaram

lengan Tommy.

“Dengar.”

Suara yang didengarnya terdengar kembali samar-samar. Suara rintihan

seorang wanita yang kesakitan. Tuppence menunjuk ke atas, ke sebuah

jendela di tingkat dua.

“Dari kamar itu,” bisiknya.

Sekali lagi mereka mendengar suara kesakitan yang lirih memecah udara

malam. (hal. 113)

Klimaks selanjutnya, Tuppence melihat seorang wanita yang tergolek

lemas di tempat tidur. Seorang perawat menyuntikkan sesuatu di lengan wanita

itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

12. Satu atau dua menit kemudian dia melongok lagi. Dia memperhatikan selam

kira-kira lima menit, lalu turun.

25

“Dia,” katanya dengan kacau. “Oh, Tom, menyedihkan sekali.

Dia tidur diatas tempat tidur, merintih sambil bergolek-golek. Dan ketika

aku sedang memperhatikan, tiba-tiba ada seorang perawat masuk. Dia

menunduk dan menyuntikan sesuatu di bawah lengannya. Lalu pergi lagi.

(hal. 114)

Klimaks selanjutnya, penyamaran Tommy diketahui oleh lawannya,

dan di diminta ikut dalam permainan lawannya sebagai orang buta dan

nyawanya yang menjadi taruhan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

13. Jika salah satu tonjolan itu terinjak itu berarti mati! Mengerti? Kalau

kau bisa melihat…tapi kau tak bisa. Kau dalam gelap. Itulah

permainannya-permainan orang buta. Kalau kau bisa mencapai pintu

dengan selamat-kau bebas! Tapi sebelum kau sampai di pintu, aku

rasa kau pasti sudah menginjak slah satu tonjolan itu dan itu

merupakan suatu tontonan yang menarik bukan!”

(hal. 128)

Klimaks selanjutnya, lawan Tommy sangat licik, dengan mata tertutup

dia mempermainkan Tommy dengan sesuka hatinya. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

14. “Kau memang betul-betul licik,” kata Tommy.

“Tapi kau lupa satu hal. Apa aku boleh menyalakan rokok? Rasanya hatiku

berdebr-debar.”

“Boleh. Tapi jangan coba-coba menipu. Ingat, aku memperhatikanmu

dengan pistol di tangan.”

“Aku bukan anjing tontonan,” jawab Tommy. (hal. 129)

Klimaks selanjutnya, Duke terkejut saat melihat terang. Dia jatuh

dengan pistol yang berada ditangannya. Tommy dengan langsung

menempelkan benda tajam ke dadanya dan menyuruh ia melemparkan pistol

itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

15. Sambil bicara, dia menempelkan korek pada suatu benda yang dipegangnya,

dan melemparkannya ke atas meja.

Lidah-lidah api yang sangat besar menerangi ruangan.

Sesaat Duke palsu itu terkejut dan silau dan merasa buta melihat sinar yang

begitu terang. Dia terjatuh ke belakang dan tangannya yang memegang

pistol pun ikut turun.

26

Dia membuka matanya lagi karena merasa ada sebuah benda tajam

menempel di dadanya.

“Lempar pistol itu,” perintah Tommy. “Lempar cepat. Lempar pistol itu!”

(Hal 130)

Klimaks selanjutnya, seorang laki-laki dengan dagu menantang dan

rambut acak-acakan mengumpat dan memaki-maki, pemuda itu kesal dan patah

hati karena di khianti oleh kekasihnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

16. “Dasar perempuan,” katanya sambil melirik Tuppence dengan

marah. “Oh! Bikinlah gara-gara kalau Anda mau. Usirlah saya dari

hotel ini! Ini bukan pertama kalinya. Kenapa kita tak boleh

mengatakan apa yang kita pikirkan? Kenapa kita harus menutup-

nutupi perasaan sendiri? Dan hanya mengatakan hal-hal yang sama

dengan orang-orang lainnya? Saya tak merasa ingin menyenagkan

seseorang atau berlaku sopan. Saya merasa seperti ingin mencekik

seseorang dan pelan-pelan memerah nyawanya sampai habis.” (hal.

138)

Klimaks selanjutnya, pemuda itu dengan marah menyalahkan seorang

wanita bernama Gilda Glen yang menjadi mantan kekasihnya. Perempuan itu

telah mengkhianatinya dan apabila dia melihat wanita itu dengan pria lain akan

membunuhnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

13. “Dan terkutuklah perang. Dan perempuan. Perempuan! Anda lihat makhluk

yang baru berkeliaran di sini tadi? Gilda Glen. Dia menamakan dirinya

Gilda Glen! Tuhan. Saya dulu memang memuja perempuan itu. Dan

dengarkan ini. Kalaupun dia punya hati-hati itu pasti ada pada saya. Dia

pernah mencintai saya. Dan saya bisa membuatnya mencintai saya lagi. Oh,

mudah-mudahan Tuhan melindungi dia. Dia akan menjual dirinya pada si

Leconbury itu. Dan saya akan membunuh perempuan itu dengan tangan

saya sendiri.” (hal. 139)

Klimaks selanjutnya, Tommy mendengar suara ribut-ribut dari lantai

atas mereka pun segara naik dan memeriksanya. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

14. Kira-kira tiga menit kemudian mulailah keributan itu terjadi. Saya melihat

di gang ada seorang laki-laki berlari naik, lalu turun lagi terburu-buru

seperti orang gila.

27

Benar-benar brengsek.”

Tommy berdiri.

“Mrs. Honeycott, mari kita ke atas. Jangan-jangan…” (hal. 148)

Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence melihat sosok wanita

bergaun hitam di atas sofa. Tommy menghampiri gadis itu muka gadis itu

pucat, terlihat banyak darah menetes kelantai. Dia mati dibunuh, pertanyaan

oleh siapa mereka belum tahu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

15. Tiba-tiba wanita itu berseru kaget dan jatuh ke belakang.

Sesosok tubuh bergaun hitam terbujur diatas sofa.

Wajahnya bersih-cantik, dan kelihatan seperti seorang anak yang tidur

lelap. Tetapi dia mati. Luka disisi kepalanya menunjukkan adanya pukulan

keras dengan benda tumpul yang meremukkan tengkorak.

Darah menetes pelan ke lantai, tapi luka itu sendiri telah beberapa waktu

tak lagi mengeluarkan darah… (hal. 149)

Klimaks selanjutnya, Ryder pada saat itu merasa menang dan berad di

atas awan terkejut, tiba-tiba di depan rumahnya banyak polisi, polisi itu

menangkapnya sebagai otak dari komplotan pengedar uang palsu. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

16. Tommy menundukkan kepalanya seperti orang yang putus asa.

“Merasa cukup pintar, ya?” kata Ryder.

Begitu dia selsai berakata, terdengar suara rebut di pintu.

“Apa itu?” katanya terkejut.

Pada saat itu juga, bagian depan rumah itu diserbu polisi. Pintu di belakang

rumah terbuka dengan mudah, dan Inspektur Marriot muncul.

“Bagus, Marriot,” kata Tommy. “Dugaanmu betul. Aku ingin

memperkenalkan Mr. Hank Ryder yang tahu banyak cerita-cerita kuno.”

(hal. 173-174)

Klimaks selanjutnya, Kapten Sessle dan gadis itu bergulat dengan

hebat, setelah berkelahi mati-matian gadis itu berhasil melepaskan diri dari

kapten sessle. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

17. Mereka bergulat dan ketika itu Sessle sempat mencengkram rambut gadis itu

dan kancingya pun menyangkut di benang wol jaket gadis itu.

28

“Akhirnya setelah berkelahi mati-matian, gadis itu pun berhasil melepaskan

diri dan lari menyebrangi lapangan golf dengan ketakutan karena

membyangkan peluru pistol di belakangnya. (hal. 183)

Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence saling berdebat tentang

pembunuhan Kapten Sessle, keduanya saling mempertahankan pendapat

masing-masing. Tuppence tidak setuju Tommy mengatakan pembunuh

Kapten Sessle adalah seorang wanita karena bukti berupa jepit rambut

menandakan wanitalah pembunuhnya. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

18. Jadi kau menuduh orang terhormat ini sebagai pembunuh teman dan partner

bisnisnya? Kau lupa bahwa dia berpisah dengan Sessle dan itu disaksikan

oleh Barnard dan Lecky, dan mereka duduk-duduk di Dormy House.

Disamping itu ada jepit topi itu.”

“Jangan pedulikan jepit itu,” kata Tuppence tak sabar.

“Kau pikir dengan jepit itu bisa ditunjukkkan bahwa wanitalah

pembunuhnya?”

“Tentu saja. Kau tak setuju?”

“Tidak. Laki-laki terkenal ketinggalan mode. (hal 187-188)

Kutipan novel di atas menjelaskan, wanita itu menyeret Kapten Sessle

ke semak-semak, kemudian wanita itu melemparkan pistol ke semak-semak.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

19. Setelah gadis itu lari, yang dia lakukan hanyalah menyeret mayat Sessle dan

membiarkannya tergeletak di tee. Pistol itu dia lemparkan ke semak-semak.

Lalu dia membungkus rok dan topinya dengan rapi. (hal 192)

Klimaks selanjutnya, tiba-tiba seorang wanita menghambur masuk dari

seberang kamar dengan marah. Sambil membawa obor yang menyala di

tangannya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

20. Wanita tua itu memandang Tuppence dengan mata jahat.

29

Tiba-tiba seseorang menghambur masuk dari kamar sebelah. Ternyata

Hannah. Tangannya memegang sebuah obor yang menyala, yang diacung-

acungkannya. (hal. 219)

Klimaks selanjutnya, wanita itu menyuruh Miss Logan keluar dengan

penuh amarah. Dialah yang meracuni orang-orang rumah hingga mati. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

21. Wanita tua itu menjerit.

“Bawa dia keluar-bawa dia keluar. Semua benar tapi bawa dia keluar.

Tuppence meloncat ke Hannah. Tapi wanita itu telah berhasil menyulut

kelambu tempat tidur itu sebelum Tuppence mengambil obor dari tangannya

dan menginjaknya. (hal. 219)

Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence kembali beraksi dengan

mengendap-ngendap mereka mulai melakukan pencarian kaleng yang berisi

petunjuk untuk mengungkap kasus Red House. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

22. Kaleng itu ditutup plester berkeliling. Dengan bantuan pisau Tommy,

Tuppence membuka kaleng itu. Dia mengeluarkan kentang itu samapi

kalengnya kosong. Tak ada isi lainnya.

“Teruskan galianmu, Tommy.”

Sesaat kemudian barulah kaleng kedua merek temukan. Dan sekali lagi

Tuppence membuka kalengnya. (hal. 264)

Klimaks selanjutnya, lelaki besar berkulit gelap itu menyuruh Tommy

untuk menghentikan penyelidikannya jika tidak kematian yang akan

menjemputnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

23. “Aku tak perlu bujuk gombalmu, Mr. Blunt. Hentikan saja penyelidikanmu.

Kami tak akan mengganggumu. Kalau tidak-hanya Tuhan yang bisa

menolongmu. Kematian tidak terlalu lama menunggu orang-orang yang

merusak rencana kami.”

Tommy tak menjawab. Pandangannya menembus ke belakang bahu si

pengacau, seolah-olah dia melihat hantu. (hal. 278)

30

Klimaks selanjutnya, asisten Tommy, Albert dengan sigap membantu

Tommy untuk melumpuhkan pengacau yang sedari tadi mengancam dirinya

dan membahayakan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

24. Tommy berteriak melarang, tapi terlambat. Dengan penuh semangat Albert

melemparkan tali itu ke kepala si pengacau dan menariknya ke belakang

dengan kuat.

Hal tak terduga pun terjadi. Pistol yang digenggam pengacau itu meletus

dan pelurunya terbang menyempert kuping Tommy, dan bersarang di

dinding di belakangnya. (hal. 279)

Klimaks selanjutnya, tommy dengan gerakan cepat memberikan

pukulan pada Mrs. Van Snyder yang telah menyekap Tuppence dan

membuatnya khawatir. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

25. Dengan jeritan memprotes, Mrs. Van Snyder diangkat dari tempatnya.

Tommy membuka penutup tempat tidur dan kasur.

Di situ terlihat Tuppence terbaring dengan mata tertutup dan muka kaku.

Sesaat Tommy merasa sesak. Tapi kemudian dia melihat gerakan naik-turun

di dadanya. Dia dibius, bukan mati.

Tommy berbalik ke Albert dan Evans. (hal 311)

c. Penyelesaian

Dalam tahap ini semua konflik-konflik yang terjadi mendapatkan titik

terang atau jalan keluar dan penyelesaian. Biasanya pada tahap ini konflik

berakhir dengan kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan dan lain sebagainya.

Pada novel Pasangan Detektif tahap penyelesain terdiri dari beberapa

bagian sebagai berikut:

Tahap penyelesaian bagian pertama, Mr. Carter bos Tommy dan

Tuppence memberikan pekerjaan dan menyerahkan kasus-kasus pada Agen

detektif Internasional, sebagai pekerjaan baru mereka. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

31

1. Mata tuppence bersinar gembira.

“Ada suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk Departemen dan saya pikir

saya-saya hanya berpikir bahwa pekerjaan itu cocok untuk kalian berdua.”

(hal.13

Tahap penyelesaian bagian dua, Tuppence menuangkan secangkir teh

pada Tommy sebagai kemenangan Agen Detektif Internasional terhadap

kasus-kasus yang mereka tangani berhasil dan sukses. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

2. “Tenang Tommy,” kata Tuppence.

Dia menuang secangkir teh untuknya.

“Sekarang mari kita minum berasam-sama. Demi suksesnya Agen Detektif

Internasioanl. Blunt‟s Brilliant Detectives! Semoga selalu sukses (hal. 30)

Tahapan penyelesaian bagian ketiga, Colonel Kingston Bruce

menyalami Tommydan berterima kasihkarena berhasil memecahkan kasus

tentang hilangnya permata , Kolonel itu memuji kecerdasan Tommy dalam

mengungkap kasus tersebut. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. Anda memang cerdas,”

Tommy menerima pujian itu dengan rendah hati.

Kemudian dia menuruni tangga berasama Tuppence. Colonel Kingston Bruce

bergegas menemuinya dan menyalaminya dengan hangat.

“Saya benar-benar gembira dan mengucapkan terima kasih atas bantuan

Anda. (hal. 53)

Tahap penyelesaian keempat Tuppence akhirnya mengalah dan

menuruti permintaan Tommy untuk pulang dan tinggal dirumah, sementara

itu dia membiarkan Tommy menghadapi penjahat-penjahat itu bersama para

detektif. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

4. “Baik,” katanya. “ Aku menyerah. Aku akan pulang dan duduk diam dengan

manis di rumah dan kau akan menghadapi penjahat-penjahat itu bersama

para detektif. Tapi lihat saja nanti. Aku akan berbuat sesuatu sehingga kita

tetap akan duduk sama tinggi.” (hal. 66)

32

Tahapan penyelesaian kelima, Inspektur Marriot berhasil menangkap

dan meringkus para penjahat-penjahat. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

5. Inspektur Marriot bersama dua orang polisi berpistol melangkah ke depan

dan dengan suara tajam memerintah, “Angkat tangan!”

“Bagus sekali,” kata Inspektur Marriot sambil mengunci borgol terakhir.

“Barangakali kita bisa menangkap lebih banyak lagi nanti.” (hal. 76)

Tahapan penyelesaian pada bagian keenam , Tommy dan Tuppence

kembali berhasil menangani kasus. Mereka merayakan kemenangan itu

dengan minum koktil. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

6. Tommy yang sedang sibuk dengan minuman mendekati istrinya dengan

sebuah gelas besar.

“Minumlah ini.”

“Apa itu” brandy?”

“Bukan. Koktil besar-cocok untuk kemenangan Mc Carty. Ya, Marriot

(hal. 97)

Tahap penyelesaian ketujuh, Tommy berhasil kabur dari sekapan Duke

atas bantuan asistennya Albert, Tuppence ikut lega karena suaminya kembali

dengan selamat tanpa terjadi sesuatu pada dirinya. Seperti pada kutipan novel

di bawah ini:

7. Setelah sampai di jalan dengan selamat, dia perhatikan nomor rumah

itu dengan perasaan ngeri. Kemudian dia bergegas pergi ke telepon

umum.

Dia merasa begitu tegang. Tapi kemudian sebuah suara yang

dikenalnya menjawab dan membuatnya lega. (hal. 131)

Tahap penyelesaian kedelapan, James Reilly dicurigai dan ditangkap.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

8. Keesokan harinya. Tommy dan Tuppence masih menginap di Grand

Hotel. Tapi Tommy menganggap bahwa sebaiknya dia membuang

jubah pastornya.

33

James Reilly dicurigai dan ditangkap. Pembelanya, Mr. Marvell, baru

saja bicara panjang lebar dengan Tommy tentang apa yang terjadi.

(hal 152)

Berdasarkan tahapan-tahapan plot yang diuraikan pada novel Detektif

Sekolah maka dapat disimpulkan dengan diagram plot dibawah ini.

Klimaks

Resolusi

Komplikasi dan

Konflik

Penyelesai

an

Eksposisi

Novel pasangan Detektif pada bagian awal (eksposisi) memunculkan

tokoh. Dalam novel, tokoh yang di sajikan sebagai paparan awal untuk

memasuki jalannya cerita tersebut. Pada novel ini tokoh-tokoh disebutkan

antara lain; Tommy, Tuppence, Kapten Marriot,

Pada tahap rumitan atau komplikasi, selama cerita berjalan konflik-

konflik muncul. Konflik itu antara lain; kecurigaan antara Tommy dan

Tuppence selama menjalankan tugas mereka sebagai detektif, konflik yang

di alami Mr. Vincent mencari wanita yang dicintainya, Tommy yang tidak

setuju pada tuppence untuk memebrikan hadiah pada Francis, saat Tommy

di sekap dalam satu ruangan hingga membahayakan nyawanya.

Konflik-konflik yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil karena

pada novel Pasangan Detektif memiliki 23 bagian yang masing-masing

bagian menampilkan konflik-konflik yang berbeda, pada tahap ini pun

34

konflik batin sering dimunculkan dalam cerita, antara lain; Tuppence yang

selalu mendapatkan sindiran dari suaminya jika sedang kesal atau berdebat

saat mencari solusi dari kasus-kasus yang mereka tangani.

Konflik-konflik akan mencapai klimaks apabila tokoh dalam cerita

mengalami perubahan yang mengakibatkan perdebatan atau kejadian

mengarah pada konflik tersebut. Dalam cerita ini konflik yang mencapai

puncak antara lain; perseteruan antara Tommy dan Tuppence dalam

perseteruan mereka saling menyalahkan tanpa ada yang mengalah, keduanya

ingin menang sendiri saling melemparkan sindiran. Selanjutnya konflik yang

mencapai puncak ketika Tommy dan Tuppence mendapatkan gadis yang

terbunuh di club nigt dengan penuh darah di roknya, tommy dan Tuppence

melihat sebuah pedang tertanam di dadanya dengan muka pucat kehabisan

darah.

Selanjutnya pada tahap resolusi, konflik memanas yang di sebabkan

oleh tokoh dalam cerita mulai mereda. Pada novel Pasangan Detektif cerita

yang mengarah pada tahap ini antara lain; kasus hilangnya mutiara. Kasus

ini diserahkan pada Tommy dan Tuppence untuk mencari siapa pencuri

mutiara, kasus pengedar obat-obatan terlarang yang ditangani oleh Tommy

dan Tuppence. Konflik ini pun akan mengarah pada penyelesaian jika semua

konflik bisa diselesaikan.

Pada novel ini jalan cerita yang menuju tahap penyelesaian antara laian;

kasus-kasus yang ditangani oleh Agen detektif Internasional berhasil

ditangani dengan sukses.

35

4.1.2 Tahapan Plot Novel Detektif SekolahDimas Abi

Novel Detektif Sekolah menggunakan jenis plot maju (progresif) ini

terlihat pada tahapan-tahapan plot pada novel tersebut. Tahapan-tahapan plot

pada novel detektif Sekolah antara lain: ekposisi (perekenalan), rumitan atau

konflikasi, klimaks, resolusi dan penyelesaian.

Novel Detektif Sekolah memiliki beberapa bagian tahap perkenalan

yang menjadi awal pendahuluan untuk memasuki jalan ceritanya. Tahap

perkenalan itu mengarah pada tokoh, latar dan konflik.

a. Eksposisi

Novel Detektif Sekolah bagian pertama cerita memperkenalkan tokoh-

tokoh sebagai awal pendahuluan dalam memasuki jalannya cerita. Tokoh-

tokoh itu antara lain, Bams, Tessa, dan Momon yang tergabung dalam trio

detektif TBS (Taman Belakang Sekolah).Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

1. “Bambang Sulistya, tapi gue cukup popular dengan panggilan Bams.” Ucapnya

dengan dagu terangkat, disertai angin sepoi yang membuat jambulnya

melambai-lambai gemulai.

Momon adalah salah satu organisme berupa siswa kelas dua yang dijadikan

objek dan selalu menderita di tim basket sekolahnya.

Tessa adalah murid terpintar di sekolah. Status „terpintar‟ cukup

menjnelaskan bagaimana nilai rapornya dan menjadikan buku sebagai

sahabat abadinya. (hal. 4-6)

Novel Pasangan Detektif bagain kedua, terdapat konflik pada awal

cerita. Anggota OSIS mencaci maki setelah mendapatkan papan mading

terpampang pengumuman yang tidak termasuk scape papan mading dengan

tulisan kualitas rendah.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

36

2. “Ini apa-apaan nih?”

Pagi itu, beberapa damparatan sudah bermunculan di depan papan madding.

PUNYA MASALAH, tapi nggak PUNYA SOLUSI?

AHA!!! DATANG AJA KE TAMAN BELAKANG SEKOLAH TEPAT

SETELAH BEL PULANG BERBUNYI (itu pun kalo belnya nggak rusak) –

Penuh Kasih Sayang- Detektif TBS

Sebenarnya, tidak menjadi masalah kalau pengumaman tersebut ditulis di

atas berukuran 20x20 cm. namun, menjadi masalah ketika pengumuman itu

ditulis dengan tulisan tangan kualitas rendah di atas karton manila hingga

menutupi seluruh scape papan mading.

Caci maki saling sahut dari mulut beberapa orang, dan dipastikan itu semua

keluar dari mulut punggawa OSIS.

(hal. 15)

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, memperkenalkan tokoh Tesa dan

Momon sambil menunggu Bams mereka menempatkan duduk di taman

belakang sekolah sambil menunggu klien yang datang untuk menyerahkan

kasus pada mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2 Tessa dan Momon duduk di bangku taman belakang sekolah. Dari belakang,

mereka terlihat seperti telur ayan dan telur naga. Sudah setengah jam mereka

berdua duduk, tetapi tidak ada tanda-tanda klien yang datang. (hal. 18)

Novel Detektif Sekolah bagian keempat, pada awal cerita

memperkenalkan tokoh Bams dan Momom mengomentari surat cinta yang

ditulis seseorang untuk Mila, surat ini adalah kasus pertama mereka sebagai

tim detektif. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3 “Lelaki pencari cinta. Jelek amat namanya. Standar!” adalah kalimat

pertama yang keluar dari mulut Bams setelah membaca surat cinta berantai

itu.

“Iya, menurut Momon juga jelek. Hari gini gitu loh, mencari cinta. Nggak ada

kerjaan!” sambung Momon sembari menjilati lollipop. Ya, dijilat bukan

diemut.

(hal 24)

Novel Detektif Sekolah pada bagian kelima memperkenalkan latar

sebagai awal pendahuluan memasuki jalan ceritanya. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

37

5. Suara derap langkah silih berganti menyemarakkan lapangan basket. Tidak

ada tawuran di sana, melainkan anak-anak basket yang sibuk berlatih. Suara-

suara sporty itu tenyata disaingi oleh suara beberapa gadis yang sedang

berdiskusi mengenai isu-isu terkini.

“Eh, tau nggak sih lhooow, Justin Biber keselek melon…!”

“Oya, masa siiih…?” (hal. 34)

Novel Detektif Sekolah pada bagian keenam memperkenalkan latar

sebagai awal pendahuluan memasuki jalan ceritanya. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

6. Ruang OSIS terlihat cukup ramai, tetapi suram. Sebagian besar makhluk yang

ada di sana sedang bermuram durja, sebagian lagi menunjukkan tanda-tanda

kurang darah. pensi yang direncanakan gegap gempita justru layu dan tidak

menggigit. Target yang telah direncanakan sebelumnya meleset jauh.

(hal. 35)

Novel Detektif Sekolah pada bagian ketujuh, memperkenalkan tokoh

dan latar kejadian. Dengan pandangan menerawang ke langit Bams duduk

menyendiri di bangku TBS, sambil berpikir dengan gayanya. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

7. Bams duduk di bangku TBS seorang diri, pandangannya menerawang ke

langit. Melihat awan membuat pikirab Bams menjadi segar, dan tentu saja hal

ini akan dirasa berbeda ketika melihat SPG produk otomotif. (hal. 37)

Novel Detektif Sekolah pada bagain ketujuh, memperkenalkan tokoh-

tokoh dalam cerita. Bams berpapasan dengan Joko yang tak lain kapten

basket di sekolahnya. Bams menanyakan suatu hal padanya soal dia

mensuplai lollipop Momon sampai lulus. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

“Eh, jok…,”panggil Bams ketika berpapasan dengan Joko si Kapten Basket

pada pagi hari.

“Apa? Mau nantangin main basket?” jawab Joko sambil memamerkan otot

lengan kanannya yang sebesar taing listrik.

“Hah? Ng,,,.nggak kok.”

“terus?”

38

“Ada sesuatu yang mengganjal di pikiran gue, dan gue mau menyakan sama

lo.”

“Nanya apa?” Kini, dia memamerkan otot lengan kirinya yang sebesar

batang pohon kelapa.

“Apa bener lo menjamin suplai lollipop Momon sampai lulus?”

(hal. 43)

Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan memperkenalkan tokoh dan

latar dalam cerita, Tessa menjelaskan pada Bams dan Momon bahwa noda

minyak yang berada di surat cinta berantai Mila adalah bekas minyak

goreng.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

8. Dari hasil laboratorium yang saya dapat, noda minyak yang ada di surat itu

adalah noda dari pisang goring…,”beber Tessa bersama angin sepoi yang

menghembus rambut pendeknya yang digerai.

“Pisang goreng? Hmm. Mon, coba lo liat data seminggu ini siapa aja yang

paling banyak beli pisang goreng.”

(hal. 44)

Novel Detektif Sekolah bagian kesembilan memperkenalkan latar

(waktu) sebagai pendahuluan untuk memasuki jaln cerita. Dalam hal ini

detektif TBS memantau ruang kelas 2C yang dicurigai sebagi tempat

misterius pengirim surat cinta berantai untuk Mila.Seperti pada kutipan novel

di bawah ini:

9. Hari itu adalah hari Minggu pagi, dan berbeda dengan kebiasaan

masayarakat pada umumnya yang memanfaatkan hari untuk berpiknik,

berkumpul bersama keluarga, atau melakukan keja bakti, Detektif TBS

justru sedang berjingkat-jingkat di sekolahnya sendiri. Hingga akhirnya

mereka sadar tidak perlu seberlebihan itu jika hanya ingin memantau kelas

2C. (hal. 75)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, memperkenalkan tokoh dan latar

pada awal cerita, Bams duduk di bangku kelasnya sambil memperhatikan tiga

surat cinta berantai untuk Mila, dan dia berharap mendapatkan ilham sebagi

petunjuk untuk menyelesaikan kasus pertama detektif TBS.Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

39

10. Bams duduk di bangku kelasnya, menghamparkan tiga surat cinta berantai

untuk Mila di mejanya. Pria bermata besar itu memain-mainkan jambul

Titin-nya berharap ada secercah ilham yang masuk, sayangnya ilham tidak

masuk karena sakit. Asyik dalam buaian pikirannya, seorang pemuda datang

dan memanggilnya. Bams menekan tombol paus pada otaknya kemudian

beralih ke pemuda itu. Bams cukup mengenalinya, tidak, bahkan semua

siswa di sekolah ini mengenalinya. (hal. 58)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar

sebagai awal memasuki jalan ceritanya. Begitu bel berbunyi kantin sekolah

tampak ramai dipenuhi termasuk detektif TBS, sambil memesan makanan

kesukaan mereka membahas soal klien mereka yang belum ereka kenali

semenjak menyerahkan kasus surat cinta berantai itu pada mereka. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

11. Kantin sekolah tampak ramai dipenuhi…ya, anak-anak sekolah pastinya.

Termasuk, di antaranyaadalah detektif TBS yang sedang menghabiskan

waktu istrahatnya di sana. Bams memesan satu porsi lontong sayur, disusul

Tessa yang tidak memesan makanan apa pun karena membawa bekal dari

rumah, sedangkan Momon memesan seporsi bakso. (hal. 65)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya. Momon kembali menyelidiki

kasus Mila dengan sasarn ruangan kelas Mila yang menjadi tempat

penyelidikan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

12. Tak butuh waktu lama untuk menemukan kelas Mila karena Momon telah

melewati masa orientasi sekolah dengan gemilang dan tentu saja karena

mereka berad di sekolah yang sama. (hal. 68)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya.Bams menyerbu Anto dengan

pertanyaan-pertanyaan tentang si Mila kepada Anto yang menjadi sebagai

klien mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

40

13. Kantin sekolah menjadi saksi atas gempuran pertanyaan Bams pada Anto.

Serangan itu membuat Anto cukup kewalahan sehingga Anto memesan the

botol hingga dua kali.

“Kenapa maneh Tanya-tanya tentang si Milah? Naksir yah? Tuduh Anto.

Anto adalah teman sekelas Mila. Itulah sebabnya kini Bams meberondong

Anto dengan berbagai pertanyaan. (hal. 70)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya. Tessa menunggu teman-temannya

di TBS untuk membicarakan kasus Mila. Tempat itu sebagai tempat

favoritnya karena disitulah dia mengenal dua sahabatnya Bams dan Momon

yang sekarang menjadi tim detektif yang digagasinya. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

14. Sepulang sekolah, Tesa adalah orang pertama yang berdiri di TBS.

berkumpul sepulang sekolah adala ritual wajib bagi kelompok detektif

remaja itu. Membicarakan kasus, menanti klien, atau memaki Momon. Apa

pun itu, mereka bertiga senang dengan kebiasaan ini, terlebih Tessa si

penggagas tim. (hal. 72)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya.Trio detektif melanjutkan

penyelidikan, mereka memulai penyelidikan ini dengan melakukan perjalanan

ke Muara Angke. Mereka pun berangkat dengan mobil Tessa dan Pak Kasim

sebagai sopirnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

15. Semula, Trio Detektif TBS mengira perjalanan ke Muara Angke adalah

perjalanan yang membahagiakan. Namun, Pak Kasim, sopir Tessa membuat

perjalanan menjadi suram.

Pak Kasim merupakan sopir debutan di keluarga Tessa yang sebenarnya

tidak memenuhi kualifikasi sebagi sopir, dia buta arah dan tidak tahu jalan.

Dia jauh-jauh datang dari Jombang untuk mengadu nasib di Jakarta dan

beruntung bertemu dengan keluarga Tessa. Keluarga Tessa menerimanya

karena wajah Pak Kasim yang memprihatinkan, dan mereka berpikir bahwa

pengalaman akan menempa Pak Kasim menjadi sopir yang handal. (hal. 75)

41

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar (waktu). Pikiran Tessa melayang perdebatan tadi siang

bersama Bams mungkin akan membuat tim detektif yang digagasinya akan

berakhir. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

16. Malam ini, sudah tiga puluh menit Tessa membuka buku Matematika pada

halaman yang sama. Tanganya membuat beberepa gambar kecil dan

coretan tidak bermakna di sana. Sesekali, dia memandang tumpukan novel

detektif yang memang menjadi favoritnya. Perdebatan tadi siang berputar-

putar di kepala Tessa. Tessa menghela napas, mungkin mimpinya

membentuk tim detektif adalah ide gila yang mustahil. Dan, mungkin

perdebatan tadi siang menjadi akhir mimpi gila itu. (hal. 90)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar

dalam memasuki ceritanya. pasar Muara Angke adalah pasar tersohor di

Jakarta, di sini semua aktivitas berjalan. Orang-orang yang tinggal disekitar

pasar itu menggantungkan sebagian hidup mereka di sana. Termasuk Tessa

dan keluarganya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

17. Pasar Muara Angke sudah menunjukkan kejumawaannya sebagai pasar

ikan tersohor di Jakarta. Terbukti dengan bau amisnya, yang mengakibatkan

rasa manis lollipop Momon hilang berganti dengan kejang-kejang adalah

efek yang wajar.

Di sisi lain, banyak orang yang bergumul dengan bau amis itu sebab ini

adalah pintu rezeki untuk mereka. Banyak nyawa yang menggantungkan

penghasilannya pada pasar ini.Termasuk Mila. (hal. 97)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar

(waktu) detektif TBs melakukan pembuktian terhadap kasus surat cinta

berantai Mila, dan sebagai pembuktian kasus ini Bams sebagai pemegang

kendali untuk menuntaskan kasus ini.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

18. Hari ini merupakan hari pembuktian kebenaran kesimpulan trio

detektif TBS terhadap kasus surat cinta berantai, dengan Bams

42

pemegang kendalinya. Dan bams yakin, sesuatu bakal terjadi hari ini.

(hal. 98)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh. Anto menyatakan cintanya pada Mila, tetapi Mila masih tak percaya

apa yang di dengar dan di lihatnya, diapun bertanya sejak kapan Anto suka

sama dia. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

19. “Intinyah, apakah Mila mau jadi pacar sayah?

“Se-sejak kapan kamju suka sama aku?” Tanya Mila validatif.

“Seandainya sayah diciptakan di jaman ADAM DAN HAWA, terus saat itu

sayah ketemu kamuh, saat itu juga sayah suka kamuh…” (hal. 100)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar. Pak Kasim yang nota bene sopir pribadi keluarga Tessa

mencari perhatian pada seorang gadis pasar Muara Angke, gadis itu cantik

yang membuat pak Kasim jatuh hati, dengan trik ala pak Kasim dia

mendekati gadis itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

20. “Ehm, Mbak.” Pak Kasim menyapa seorang gadis Muara Angke yang lewat,

mencoba peruntungannya. Secara fisik, gadis itu lumyan, lumayan

melupuhkan pertahanan jantung Pak Kasim. “maaf, punya obeng? Oke, ini

adalah cara klasik. Pak Kasim mendapatkan taktik berekenalan ini dari salah

satu film horror mesum Indonesia. (hal. 105)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh. Detektif TBS berhasil memecahkan kasus surat cinta berantai Mila,

Mila merasakan kepuasan begitu juaga Bams dan Momon. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

21. “Ternyata, gini ya rasanya berhasil memecahkan kasus…,” ujar Tessa

wajahnya cerah penuh kepuasan, sambil menatap pemandangan di kiri jalan.

“Gimana rasanya, Tessa?”

“Hmm… tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bams,” jawab Tessa

seperti iklan deterjen. (hal 107)

43

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Sebagai balas

jasa atas bantuan detektif TBS memecahkan kasus surat cinta berantai, Mila

menghadiahkan berupa paket liburan selam sepekan pada detektif

TBS.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

22. Sebagai balas jasa karena dianggap telah member penerangan dalam

hidupnya, Mila menghadiahkan Detektif TBS berupa paket gratis menikmati

akhir pecan di Pulau Tidung. Pulau Tidung adalah pulau terbesar di antara

gugusan pulau di Kepulauan Seribu yang terekenal dengan keindahannya.

Hal ini disambut dengan tepuk tangan penuh haru dari Detektif TBS.

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Mang Kosim

sebagai guide Pulau Tidung menjelaskan panjang lebar tentang Pulau Tidung,

detektif TBS dan Jessie takjub dengan jembatan yang panjang dihadapan

mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

23. Jadi, Pulau Tidung terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang

terhubung oleh jembatan ini,” terang mang Kosim yang sedang

menjalankan perannya sebagai giide. (hal. 134)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Jessie dan

Momon membahas soal laut, laut menjadi tempat favorit Jessie jika ada

masalah yang menimpanya. Lautlah yang akan menjadi tempat curhatnya

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

24. Jessie suka banget ama laut, Mon. Dan, laut di sini benar-bener indah ya?”

“Momon setuju.”

Angin pantai menerpa wajah mereka berdua.

“Kamu tahu, Mon kenapa Jessie suka sama laut?” Tanya Jessie kemudian.

“Kerena banyak ikannya?” (hal. 139)

44

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Kesibukan Om

Bram, detektif TBS dan di bantu penduduk pulau Tidung sedang

mempersiapkan konsep pertunangan Jessie dengan lelaki pilihan papinya.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

25. Di sisilain, tampak sekelumit kesibukan yang dilakukan oleh Om Bram,

Jessie, anak-anak detektif TBS, serat beberapa penduduk Pulau Tidung yang

membantu. Mereka bukan sedang mempersiapkan pertunjukan sirkus atau

semacamnya, mereka sedang menata tempat untuk acara pertunangan Jessie

dengan lelaki pilihan papinya.(hal. 161)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Om Bram

menerima telepon dari calon tunangan Jessie dan memberitahukan

rombongan aggak datang terlambat dengan alasan jalanan Ibukota macet.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

26. “Oh, baik Pak. Kami tunggu ya…”Om Baram menutup ponselnya.

“Mereka akan datang terlambat, biaslah Jakarta, kecebak macet.”

“Hah? Mencret, Om?”Momon bolot.

“MACET!” cocor Bams.

“Kalau gitu, Jessie ke penginapan dulu ya, Pi. Mau beres-beres

sekalian siap-siap.” (hal. 164)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Di sebuah

ruangan yang berukuran 4x4 terlihat berantakan seperti kapal pecah. Semua

barang-barang berserakan disana-sini. Ruangan itu adalah kamar Jessie yang

menjadi saksi sewaktu dia diculik. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

45

27. Ruang 4x4 meter itu tampak seperti ruangan yang habis terkena

gempa bumi. Barangg-barang berserakan tak menentu. Isi tas Jessie

keluar semua kaus, celana, hingga pakaian dalam berada dilantai

dengan susunan yang acak. Pikiran nakal Momon ingin mencomot

salah satu dari benda Jessie itu, tetapi urung karena Momon sadar

bahwa mencuri adalah perbuatan terkutuk-kecuali mencuri hati. (hal.

168)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Pak Kades

sebagai lurah Pulau Tidung menanyakan pada Mang Kosim apa yang sedang

terjadi karena semua orang tampak ramai membahas sesuatu. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

28. “Ada apa ini?” mau tak mau, keadaan ramai yang melingkupi

penginapan Om Bram mengundang perhatian banyak orang. Tak

terkecuali Pak Kades yang siang ini memakai setelan kasual, celana

pendek dan kaus pantai.

“Ini Pak Kades, anakppak Bram hilang diculik.” Mang Kosim yang

berada didekatnya menjawab. (hal. 175)

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh. Rambo pria garang mengasah suatu benda. Benda itu akan digunakan

untuk membunuh korban-korbannya. Di ruangan telah meringkuk salah satu

korban yang akan dibunuhnya dengan benda itu. Seperti pada kutipan novel

di bawah ini:

29. Hmm, masih kurang tajam nih.”Ada suara benda yang digesek

berulang kali. Rambo sedang mengasah pisau daginnya yang besar dan

tebal. Untuk informasi, pisau itu adalah pisau yang setia menemaninya

kala sedih dan senang, pisau itu adalah sahabat Rambo. Dulu, ketika

Rambo masih eksis dalam dunia perpremanan, pisau daging itu

menjadi saksi betapa perkasanya Rambo melumat lawan-lawannya.

(hal. 182)

46

Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan

tokoh.Detektif TBS dihadapkan dengan satu kasus yang amat rumit, masing-

masing mereka tidak tenang, tampak ketegangan, rasa was-was dan

kepanikan terlihat diwajah mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

30. Detektif TBS merasa seperti tim gegana yang dihadapkan satu bom

waktu. Jika dalam empat puluh lima menit solusi belum muncul,

BOOM! Meledaklah sudah. Efeknya Bams sedari tadi mondar-mandir

tanpa henti, dirinya terlihat seperti suami panik yang menanti anak

pertama. Tessa yang biasanya normal-normal saja, kini ikut-ikutan

panik dengan berlari zig-zag sekadar untuk menenangkan diri. Momon

tidak lebih baik dari dua temannya, ada tiga lollipop di mulutnya

sekaligus, tujuannya sama; untuk mengurangi kepanikan. (hal. 189)

b. Rumitan atau Konflikasi

Pada novel Detektif Sekolah tahap rumitan atau konflikasi terbagi atas

beberapa bagian antara lain:

Novel Detektif Sekolah bagian pertama tahap konflikasi. Seorang

pemuda datang tiba-tiba dan duduk didekat Tessa, pemuda itu adalah Bams.

Dia kelihatan marah dan kesal karena tidak diterima memberikan ide di OSIS.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

1. Tiba-tiba,

“Gue nggak habis pikir , kenapa mereka nggak mencoba think out of the box!”

“Mereka nggak pernah menerima pemikiran gue! Mentang-mentang gue Cuma

tim keamanan!”

“Tim keamanan kan juga bagus.” Tessa berusaha masuk ke permasalahan.

“Apa coba bagusnya?”

“Yaah… Hmm, menjaga keamanan…” Tessa mencoba menjawab yang

sayangnya tidak memberi nilai tamabh.

“Aaggh…!” (hal. 6)

Novel Detektif Sekolah bagian kedua tahap konflikasi.Tessa

menyemprot habis Bams dengan apa yang dilakukannya ketika membuat

47

pengumuamn di papan mading dengan tulisan super jelek dan membuat anak-

anak OSIS marah akan hal itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. “Bams! Maksud kamu apa bikin pengumuman segede lapangan bola begitu?”

semprot Tessa yang sengaja mencegat kedatangan Bams.

“Bagus kan?” Bams percay diri.

“Cuih..! Tulisannya lebih jelek daraipada tulisan adik saya yang masih kelas

nol kecil!”

“maksud gue, bukan tulisannya, Tess. Tapi, efek dari tulisan gue.”Bams

cengengesan.

“Apa coba efeknya? Caci maki membabi buta? (hal 17)

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga tahap konflikasi. Tessa dan

Momon berdebat soal TTS, tiba-tiba datang klien yang meminta bantuan

mereka untuk mengatasi permaslahannya. Inilah kasus pertama mereka.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

1. “Lho? Kok nggak jadi? Pasti kamu ada masalah dan mencari kita…,” gali

Tessa.

“Yaah, ada siiih…, tapi nggak jadi deh…”

“Kenapa? Kita bisa kok bantu kamu.”

“Aku emang nyari kalian. Tapi, ragu…”

“Ragu kenapa?” Tessa terus mengejar

“Masa detektif rebut masalah TTS?”

“Ooowh, itu pemanasan! Jadi, sebelum kita memecahkan permasalahan,

Momon dan Tessa biasa membahas masalah-masalah terkini

seperti…TTS”Momon ngeles. (hal 20)

Novel Detektif Sekolah bagian ke empat tahap konflikasi.Bams

meminta pada Tessa dan Momon untuk lebih focus dengan surat cinta

berantai untuk Mila, mereka saling mengeluarkan pendapat masing-masing.

Bams meminta Momon untuk mencatat semua semua hal yang mengarah

pada kasus yang ditangani mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

48

2. “Sekarang, saya minta kalian berdua FOKUS! Menurut kalian, apa yang bisa

disimpulkan dari surat ini…?”

“Oke, gue coba jelasin. Mon, catet ye…,”sahut Bams yakin. Momon

mengangguk.

“Bams berjalan berkeliling membentuk pola lingkaran sambil mengelus

jambul Tin-tinnya. Pola ini sering ia lakukan ketika menjelaskan sesuatu

secara runtut. Bams mengambil beberepa kesamaan antara surat pertama dan

kedua. Poin demi poin secra cepat dicatat oleh Momon.

Novel Detektif Sekolah bagian ke lima tahap konflikasi.Bams dan

Momon sama-sama kurang beruntung. Bams telah dikecewakan oleh OSIS,

sedangkan Momon gagal menjadi tim basket. Keduanya meratapi nasib

masing-masing.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. “Gue emang udah dikecewakan oleh OSIS, gue emang ngerusak papan

madingnya. Tapi, sebenarnya gue masih ngikutin perekmbangan OSIS.

Gue buakn benci sama OSIS-nya, tapi nggak suka dengan orang-orang

yang ada di dalamnya.”

Bams kemudian bercerita. Sejak SMP, Bams aktif di OSIS, bahkan ia

sempat duduk sebagai ketua.

Nasib Bams kok sama banget, ya, sama Momon. Cuma bedanya Momon

di tim basket. (hal 38-39)

Novel Detektif Sekolah bagian ke enam tahap konflikasi. Mila

mengecek perkembangan atas kasus yang diberikan pada detektif TBS

tentang surat cinta berantai, mereka membagi tugas masing-masing untuk

menemukan siapa penulis surat cinta itu kepada klien mereka. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

4. “Aku Cuma pengen tahu gimana perkembangan kasusnya. Aku penasaran

banget, sampe di ubun-ubun penasarannya. Siapa sih laki-laki yang nulis

surat itu?” (hal. 48)

Novel Detektif Sekolah bagian ke tujuh tahap konflikasi. Detektif TBS

tidak menyadari bahwa sewdari tadi mereka tidak mengetahui surat cinta

berantai untuk Mila telah ada dilaci meja Mila. Ketiga sahabat itu telat

49

mengetahui siapa yang menaruh surat itu dilaci meja, mereka kecolongan.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini

5. “Tunggu dulu…”Tessa menyadari sesuatu, dia menatap Bams. “Jangan-

jangan, Bams.”

Bams terbelalak, menyadari hal yang sama. Kemudian, mereka berlari

menuju kelas 2C.

Momon yang terkejut jatuh terjerembap karena dua temannya beralari hingga

menyenggol Bams yang sedang mengumpulkan batang-batang lolipopnya.

“Kita telat, Bams. Si pelaku udah naruh surat ini sebelum kita datang!” Tessa

terengah-engah. (hal. 55)

Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan tahap konflikasi.Saat

perjalanan menuju Muara Angke mobi Tessa tak sengaja menyempret motor

Pak Polisi, disinilah permasalahan itu terjadi. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini

6. Semua lancar-lancar saja hingga terdengar suara mobil Tessa yang

menyenggol sesuatu. Bams berharap itu bukan sesuatu yang buruk.

“Sepertinya kita nyenggol sesuatu, Mbak,” ujar Pak Kasim.

“Aah, bapak becanda.Paling, tadi suara Momon batuk.”

Tessa berdalih, padahal dirinya jelas-jelas merasakannya.

Momon reaktif dengan menoleh ke belakang, kemudian terkejut bukan main

hingga lollipop Momon jatuh dari mulutnya.

“Ada bapak-bapak berseragam cokelat sedang mengejar kita…,”terang

Momon.

“Pasti Pembina pramuka.”Tessa menghibur dirinya sendiri.

“Pembina pramuka jempol lo, Tess! Itu POLISI!”

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Bams

mengeluarkan asumsi-asumsinya soal surat cinta berantai itu pada kedua

sahabatnya, Mila yang ikut mendengarkan pendapat Bams terlihat

meperhatiaknnya dengan serius. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

7. Sebenarnya, kasus ini sangat-sangat sederhana, Mil. Kita memasang asumsi-

asumsi mengenai kasus ini. Kita asumsikan surat cinta itu isinya serius walau

tulisannya cukup jelek.”

“Pada surat kedua…” Bams melanjutkan

“Kemudian, surat ketiga datang. Kalimat pertama pada surat itu

menyadarkan kita kalau kita melewatkan satu hal penting, yaitu lo, Mil.” (hal.

103)

50

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Detektif TBS

terkejut, lebih-lebih Momon. Mereka tak menyangka kalau pria umur 40

tahun mengaku tunangan Jessie. Momon yang mendengar pengakuan itu

tiba-tiba berteriak dan langsung pingsan. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

8. “Sayang kamu kemana aja,” ujar orang itu begitu sampai.

“Maaf, Jessie tadi mampir dulu di tukang es cendol. Oh iya, ini kenalin,

temen-temen sekolah Jessie.”

“Oh, saya Bram,” sambut pria itu hangat.

“Pasti Om papinya Jessie ya?” ujar Momon sok akrab.

“Papi?” raut pria itu berubah kecut. “Saya tunangannya Jessie…”

“Oooh…APPPAAAAHHH??”Momon pingsan dengan jayanya.

Suasana jadi heboh. Pak Tomi yang sejak tadi terlupakan hanya bisa

bengong. (hal. 123)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi. Momon kembali

pingsan dengan apa yang didengarnya tentang Jessie sendiri, bahwa dia akan

bertunangan dengan lelaki pilihan papinya. Momon kecewa dan pata hati.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

9. “Besok Jessie tunangan dengan laki-laki pilihan Papi.”

“Ooooh…HAAAAAHH???”Momon berteriak kaget.”Ah, Jessie lucu ya, suka

becanda. Momon juga suka becanda loh…”

“Ini serius, Mon.”

“HAAAAAHH?!” Momon teriak lagi. (hal. 141)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi. Seorang pria

garang dengan luka gores dikeningnya tidak terima dengan perkataan Om

Bram, dia tidak terima kalau masakannya di protes terlebih mengatakan

tidak enak. Dia berpikir itu sama halnya meghina dirinya dan masakan yang

dibuatnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

10. “Lo jangan SEMBARANGAN YA!?” Seorang pria dewasa berwajah garang

dan berbadan atletis sedang meluapkan emosinya yang memuncak. “Gue

sudah memasak dengan benar!

51

Lo jangan nuduh sembarangan!”

“Bukan begitu. Pak. Saya hanya bertanya, apakah ikan ini digoreng pada

suhu yang tepat? Soalnya, sebagian daging tidak begitu matang, Pak.”

“Itu sama aja lo ngehina masakan gue!” kali ini, pria itu mengacungkan

pisau dagingnya kea rah lawan bicaranya.

Ada luka gores dikeningnyya, seolah-olah meyakinkan dunia kalau pria

garang itu adalah pria yang terekenal…, ya, garang. (hal. 149)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Mang Kosim dengan

kepanikan dia membawa kabar buruk pada Om Bram dan detektif TBS,

bahwa Jessie hilang. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

11. Terdengar suara lolongan dengan kualitas di atas standar manusia normal.

“Gawat! Gawaaaaat! GAWAT!” Ternyata,itu Mang Kosim.

Dari kejauhan, mang Kosim tampak tergopoh-gopoh sambil berteriak. Relief

wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak sedang mengalami gejala panik akut,

tetapi SANGAT AKUT; kombinasi antara dikejar psikopat dan kebelet pup.

(hal. 166)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Tessa terkejut

bercampur kesal pada Bams, Bams memutuskan dengan sendiri tanpa

persetujuan Tessa dan Momon. Dengan sesumbar berjanji ppada Om Bram

untuk segera menemukan Jessie yang hilang. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

12. Tessa sangat terkejut mendengar ucapan Bams. Dengan segera, ditariknya

lengan Bams ke luar ruangan dengan kesal.

“Bams, kamu sadar dengan yang kamu ucapin? Kamu terlalu berani!”

“Gue sangat sadar, Tess.

“Kamu udah tahu Jessie ada dimana?”

“Belum. Tapi, kita akan tahu.”

“Kamu selalu ngambil tindakan sendiri tanpa dipikir!”

“Lo lupa, Tess? Kini ini detektif TBS. Kalau gue sih percaya dengan tim

kita. Tapi sepertinya lo udah kehilangan kepercayaan deengan tim kita.”

(hal. 169)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Rambo mendekati

korban, dia mencengkram leher korban bermaksud meluncurkan benda pas

52

pada korban, akhirnya benda itu pun berlumuran darah. Seperti pada kutipan

novel di bawah ini:

13. Rambo melangkah cepat mendekati si korban, kemudian tangan kirinya

mencengkram leher korban dengan erat. Si korban menggeliat sekuat

tenaga. Tetapi gagal. Cengkaraman Rambo benar-benar kuat seperti

gembok pintu gerbang Kerajaan Majapahit. Pisau daging yang tertambat di

tangan kanan Rambo telah bersiap untuk meluncur. Dengan satu embusan

napas, Rambo melayangkan tebasannya, dan pisau itu akhirnya berlumuran

darah juga. Rambo tersenyum puas. (hal. 182)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Warga Pulau Tidung

menyarankan untuk lapor polisi tentang hilangnya Jessie, tapi Bams

berasumsi bahwa Jessie hilang bukan diculik tetapi pergi dengan kemauanya

sendiri karena tidak menginginkan pertunangan dengan lelaki pilihan

papinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

14. “Kenapa kita enggak perlu lapor polisi? Ini kasus penculikan dan kita harus

beregerak cepat.” Beregrak cepat. Sepertinya, Pak Kades lupa bahwa tadi

dia bergerak dengan tidak cepat..

Telunjuk Bams bergerak ke kanan dan ke kiri, pertanda mengatakan tidak.

“Sebenarnya, tidak ada yang menculik Jessie, Pak.”

“Maksud kamu?” susul Om Bram.

“Jessie sengaja kabur, Om.”

Om Bram terperanjat tak percaya sambil menutup mulutnya dengan tangan.

“Tapi, kenapa?”

Bams mengangat bahunya. “Mungkin sejak semula Jessie memang enggak

ingin bertunangan.” (hal. 202)

Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Momon kesal tidak

bisa memeluk Jessie, dan warga Pulau Tidung pun ikut kecewa. Mereka

mengira sesuatu hal yang menyenangkan terjadi, tapi mereka hanya melihat

adegan pelukan anatar Jessie dan Tessa. Seperti pada kutipan novel di bawah

ini:

15. Sial, Momon kalah cepet. Harusnya, Momon yang datang dan meluk

Jessie.“Eh, Jamur. Lo pasti lagi mikir yang enggak-enggak?”

Momon mencibir.

53

Di sisi lain, warga yang terlanjur ikut menyebrang hingga Tidung Kecil

kecewa berat Karen apa yang ada tidak sesuai ekspektasi mereka. Satu demi

satu, warga kembali ke posisi semula dengan menggotong kekecewaan.

“Ah, tahu gitu, enggak usah capek-capek nyebrang. Gue kan lagi nembak,

padahal tinggal diikiiit lagi. Ditolak deh…”

“Iya nih, aku kira ada acara bakar-bakar pulau…” (hal. 208)

a. Resolusi

Pada novel Detektif Sekolah tahap resolusi terbagi atas beberapa bagian

antara lain:

Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap resolusi. Bams meminta maaf

pada Tessa dengan kesalahannya. Pertama dia duduk dengan kesal dekat

Tessa tanpa permisi, kedua menghabiskan minuman Tessa. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

1. “Eh, sori tadi gue mendadak duduk. Kalo lagi kesel, gue suka nggak sadar.

Minggu lalu, gue marah-marah dan baru sadar ternyata gue masuk ke WC

wanita…”

“Oh…ng…nggak apa-apa.”

“Sori juga minuman lo gue abisin,”

Tessa menjawabnya dengan senyum.(hal. 8)

Novel Detektif Sekolah bagian kedua, tahap resolusi.Tessa memohon

dengan wajah memelas pada Pak Polisi karena tidak sengaja mereka

menyempret motor Pak Polisi itu. Akhirnya Pak Polisi memaafkan mereka

dengan syarat tidak akan mengulangi kejadian itu kembali. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

2. “Jadi, mohon pengertiannya, Pak…” Tessa mengakhiri ceritanya sambil

teresnyum memohon dengan wajah supermemelas yang tak pernah disetuji

oleh Komnas HAM.

Pak Polisi mengehela napas. “Baiklah, kali ini saya maafkan.

Toh, ya motor saya udah diasuransikan. Tapi, jangan diulangi!”

“TERIMA KASIH, PAK!”(Hal 79)

54

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap resolusi.Bams datang kerumah

Tessa untuk minta atas kejadian tadi siang, dia menjelaskan pada Tessa

maksud menghentikan penyelidikan atas kasus surat cinta berantai Mila

karena ada alasan yang kuat, Tessa akhirnya memaafkan Bams. Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

3. “Hai, Bams…”

Menyadari kedatangan Tessa, Bams langsung berdiri. “Eh, Tessa. Sori gue

dating malam-malam…”

“Ngak apa-apa, duduk Bams,”

Bams duduk.

“Hmm, Tess. Gue ke sini ingin minta maaf karena bikin lo kesel…”

“Gimana saya nggak kesel, kamu mendadak mau berhenti. Padahal,kita

belum dapat apa-apa!” (hal 92)

Novel Detektif Sekolah bagian ke empat, tahap resolusi.Papi Jessie datang

pada Momom dengan maksud minta maaf karena telah membuat dia pinsan

dan mengerjai mereka dengan mengaku sebagai tunangan Jessie. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

4. Momon nggak apa-apa?” Tanya Jessie kemudian.

“Eng-nggak apa-apa…”

“Maafin papi Jessie ya, Mon. papi Jessie emang suka bercanda.” Jessie

tersenyum lebar hingga giginya yang rapi terlihat. Gigiyang bagus piker

Momon, berbeda dengan Bams dimana barisan giginya camping-camping.

“Ja-jadi…Om?”

“Iya, saya papinya Jessie.,”ujar Om Bram sambil tersenyum jail.

Momon mengehla napas. Lega. (hal. 125)

Novel Detektif Sekolah bagian kelima, tahap resolusi.Bams dengan gayanya

yang khas mencoba untuk melerai dan menenangkan Rambo sedari tadi

memamerkan pisau daging ditangannya. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

5. “Kalau gitu kita ngobrol bentar di penginapan saya, bang. Saya pengen

nanya resepnya…”

“Oke, yuk! Sekalian deh kita ngobrol tentang kelakuan wakil rakyat yang

makinaneh. “pandangan Rambo beralih sejenak kea rah Om Bram. Bapak

55

tua, lo beruntung kali ini selamet. Tapi, gue tetap nggak terima.

Waspadalah!” (hal 152)

Novel Detektif Sekolah bagian ke enam, tahap resolusi.Tessa minta maaf

pada Bams yang sudah kasar dan memarahi Bams dengan keputusannya.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

6. Duh, Tess gue tahu lo sebel am ague. Tapi, tolong jangan tampar gue

sekarang. Please…”

“Yeee, siapa juga yang mau nampar. Justru saya ke sini mau minta maaf

sama kamu Bams.”

“Minta maaf?”

“Iya, maaf tadi saya sebel sama kamu. Saya sadar, seharusnya kita yakin

dan terus kerja sama untuk kasus ini.”

“Oooh. Tenang aja, gue udah lupa kok.” Bams nyengir.

b. Klimaks

Pada novel Detektif Sekolah tahap klimaks terbagi atas beberapa bagian

antara lain:

Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap klimaks. Mila tidak terima

dengan keputusan Bams untuk menghentikan penyelidikannya. Tidak mau

kalah Tesaa pun sangat sangat marah dengan keputusan Bams secara

sepihak, mereka berdebat soal keputusan itu.

1. Benar kalian ingin menghentikan penyelidikan ini?” Tentu saja informasi

mengenai penghentian penyelidikan ini tidak Mila dapatkan dari majalah

gossip, Mila menguping dari awal. Kekecewaan punmulai timbul dalam

dirinya.

“Kita…”Tessa mencoba menjawab sebelum Bams datang dan memotong.

“Kita akan menghentingkan peneyelidikan ini, Mil,” serebot Bams yakin.

“Tapi, kenapa?” jelas sekali Mila begitu kecewa. Tessa pun demikian, malah

dicampuri kemarahan.

“Kasus ini sudah selesai, Mil.” Tutur Bams lagi.

Mila menggeleng tidak terima, “Tahu gini, aku nggak minta bantuan sama

kalian. Buang-buang waktu!” (hal. 87)

56

Novel Detektif Sekolah bagian kedua, tahap klimaks.Detektif TBS

mengecek suara ribut-ribut dan langsung ke lokasi kejadian, Momon terkejut

dengan apa yang dilihatnya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

2. Suara rebut itu ternyata sampai juga pada kuping Bams, Tessa, dan Momon.

Selesai dengan acara makan bersama, mereka segera keluar untuk melihat

keadaan. Momon melompat ke belakang begitu melihat sosok yang sedang

bertengkar.

“Lo kenapa, Mon?”

“Terkejut, Bams…”

“Enggak usah pake lompat ke belakang juga kaliii…”

“Tapi, itu…,itu kan, papinya JESSIE!” (hal 150)

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap klimaks.Om Bram, detektif

TBS terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mang Kosim. Om Bram

berharap mang Kosim sedang bercanda, tapi ini kenyataan bahwa Jessie

diculik. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

3. “Mang Kosim, sebenarnya ada apa ini?” Om Bram mengembalikan topik

pembicaraan yang sempat terlepas.

“Oh iya aku lupa. Jessie, Pak, Jessie!”

“Jessie kenapa?” Om Bram mendadak panic.

“Jessie…, Jessie diculik!”

“APPPAAAAH!!” teriak Momon mengambil alih kepanikan. Om Bram

(hal. 167)

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap klimaks.Om Bram tidak terima

kalau yang menculik Jessie adalah Rambo, dia menjadi brutal seprti oang gila

dan dia bermaksud menemui Rambo menanyakan langsung hal itu. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

4. “ Apaaaahh???!” Reaksi Momon. Om Bram keki untuk kedua kalinya,

sebab seharusnya dia yang mengambil adegan ini.

“Apa benar itu, Mang Kosim? Tega banget dia nyulik anak saya!

Kurang ajar! Pasti Jessie ada di sana!” Om Bram beranjak brutal

seperti orang gila. “Mana dia? MANA DIA?” Om Bram berniat

menerjang kerumunan untuk mencrai Rambo, tetapi tangan sigap Tessa

berhasil mencegahnya. Momon dan Bams terkagum-kagum melihat

kekauatan Tessa yang setingkat atlet gulat pria.

57

“Tenang, Om, tenang…”

“Enggak, saya harus kasih dia pelajaran! Dia pasti punya motif untuk

nyulik anak saya!”

Novel Detektif Sekolah bagian kelima, tahap klimaks.Om Bram dan detektif

TBS terkejut bukan kepalang, mereka melihat Rambo dengan pisau

ditangannya, pisau itu berlumuran darah. Momon berteriak histeris. Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

5. “Om, tunggu!” Tessa berlari kecil menyusul Om Bram, disusul kemudian

Bams, Momon dan kmudian rombongan Pak Kades.

Betapa terkejutnya Om Bram ketika mendapati Rambo yang sedang

menggenggam pisau penuh darah. Kaki Om Bram lemas, Tessa berusaha

menyangganya agar Om Bram tidak terjatuh.

“KAU apakan Jessie?” Om Bram benar-benar hancur. Di sudut lain,

Momon yang menyadari pisau berdarah itu tak kalah cemas.

“JESSSIIIIEEEEEE!!!” Momon berteriak penuh kesedihan. (hal. 185)

c. Penyelesaian

Pada novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian terbagi atas beberapa

bagian antara lain:

Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap penyelesaian.Bams membujuk

Tessa yang sedang ngambek, ia menjelaskan pada Tessa maksud membuta

pengumuman besar-besaran di papan mading. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

1. “Jangan bengong gitu, Tess. Jelek tau. Gue mengadopsi teknik ini dari

infotaiment. Gara-gara sensasi, artis-artis pada melejit namanya dalam waktu

singkat. Untuk hal ini, gue juga kudu bikin sensasi…”

Tessa mengangguk paham. “Trus, Detektif TBS tuh apa?”

“TBS: Taman Belakang Sekolah. Mantep kan?” (hal. 20)

Novel Detektif Sekolah bagian kedua tahap penyelesaian.Mila menyerahkan

masalahnya pada detektif TBS, dan Tessa meyakinkan kasus Mila bisa

terungkap dalam waktu dekat. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

58

2. “Intinya,kita bisa bantu kamu,” tambah Tessa.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum.

“Siapa nama kamu?”

“Mila…”

“Oke, Mil, kita balik ke taman ya. Kamu bisa cerita masalah kamu…

”(hal 21)

Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap penyelesaian. Kecepatan

Bams berpikir membuat Tessa mendapatkan rekan yang bisa diandalkan

untuk tim detektif yang di gagasinya. Dia berpikir OSIS akan menyesal

melepaskan orang semacam Bams yang otaknya encer bisa menemukan jalan

keluar dalam menangani kasus pertama mereka.Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

3. Kecepatan berpikir dan analisis Bams membuka celah jalan keluar

sehingga msuklan cahaya kebenaran. Tessa merasa, sebuah kerugian

yang amat sangat bagi OSIS ketika melepaskan orang semacam Bams

walaupun wajahnya tidak komersial. (hal 27)

Novel Detektif Sekolahbagian ke empat, tahap penyelesaian.Bams menghibur

Momon yang sedang sedih karena tidak bisa ikut dalam tim basket, dia

memberikan semangat pada Momon satu saat nanti Momon pasti akan

menjadi pemain basket. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

4. Bams mengkalkulasi dengan cepat, kira-kira berapa ton lollipop yang

dibutuhkan untuk menjamin kebutuhan Momon hingga lulus.

“Banyak!” seru Bams

“Maksud Bams masih banyak kesempatan untuk Momon agar bisa

main basket lagi?” mata Momon membulat penuh harap (hal 39)

Novel Detektif Sekolah bagian ke lima, tahap penyelesaian.Detektif TBS

sangat kecewa dengan apa yang mereka kerjakan selam seminggu untuk

membongkar kasus Mila, ternyata sia-sia pengorbanan mereka. Hasilnya nol.

Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

59

5. Masih kuyu, Tessa dan Bams mengangguk pelan.

“Ya udah, aku permisi dulu. Dadah…” Mila berlalu meninggalkan trio

detektif TBS yang suram dan kelam. (hal 50)

Novel Detektif Sekolah bagian ke enam tahap penyelesaian.Bams membawa

surat cinta berantai Mila untuk di pelajari, dan Mila pamit sambil

menendangkan lagu dangdut koplo.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

6. “Ini boleh gue bawa, Mil? Pinta Bams

“Duit?”

“Suraaaat…”

“Oh, bawa aja. Aku tunggu kabar dari kalian ya, dadaah…”

Mila berlalu dengan mendendangkan salah satu lagu dangdut kolplo.

Meruntuhkan prinsip Bams bahwa wanita cantik hanya suka music-

musik terkini dan bukan dangdut koplo organ tunggal. (hal 57)

Novel Detektif Sekolah bagian ketujuh tahap penyelesaian.Bams

memberitahukan alasan permintaanya untuk sementara menghentikan

penyelidikan surat cinta berantai dan Tessa pun setuju dengan usul itu.Seperti

pada kutipan novel di bawah ini:

7. Bams memberitahukan Tessa semua ala an di balik permintaannya

untuk menghentikan penyelidikan. Bams memaparkan analisis dan

kesimpulan dari kasus surat berantai ini. Semakin mendengar

penuturan Bams, Tessa menjadi semakin tertarik dan akhirnya paham

atas keinginan Bams.

Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan tahap penyelesaian.Jessie

menanyakan kabar Momon, dan dia heran kenapa semua orang berteriak saat

mendengar dirinya akan bertunangan.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

8. Momon baik-baik aja, Tess?” Tanya Jessie.

“Enggak usah khawatir, Jess. Saya yakin paling lama sepuluh menit

lagi dia akan keluar. Sekarang dia lagi dibujuk Bams…”

60

Novel Detektif Sekolah bagian kesembilan tahap penyelesaian.Bams berhasil

meredakan amarah dan pertikaian anatar Om Bram dan Rambo. Tessa kagum

kepada Bams. Sementara itu Momon berusaha menenangkan Om Bram dan

Jessie. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

9. Bams berhasil meredakan pertikaian dengan cepat. Tessa yang sejak

tadi mengamati tingkah pola Bams, untuk kesekian kalinya merasa

kagum akan pendekatan sobatnya itu.

Sementara, Momon mencoba menenangkan OmBram dan Jessie yang

masih syok.

“Om ama Jessie tenang aja. Kalo udah sama Bams, macan aja bisa

jadi nurut.”

“Maksih lho, Nak Momon.” Om Bram menyalami Momon.

Momon jadi bangga. Sejenak, Momon menatap Jessie, dan beruntung,

Jessie tepat tersenyum untuknya. Momon senang. Ya udahlan, asal

masih bisa negeliat senyum Jessie, Momon rasa itu udah cukup. (hal

153)

Novel Detektif Sekolah bagian kesepuluh tahap penyelesaian.Bams

menjelaskan pada Rambo dugaan mereka padanya soal Jessie, ternyata ada

kesalah pahaman atas kejadian itu. Rambo tidak menculik atau membunuh

Jessie, darah yang meraka lihat di pisaunya hanya darah ayam. Rambo ingin

memasak menu masakan malam.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:

10. “Jadi, gini, Bang.” Bams yang memang sudah akrab dengan Rambo

mulai urun bicara. Bams menceritakan ihwal dugaan penculikan

Jessie secra runtut tanpa mengabaikan detail penting seperti keadaan

kamar Jessie yang berantakan, dan detail lainnya. “Pada saat itu,

Mang Kosim ngeliat Abang mondar-mandir di sekitar penginapan.

Untuk itu, kami semua ke sini, Bang.”

Novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian.Warga pulau Tidung tanpa

menunggu aba-aba langsung menuju ke Pulau Tidung Kecil. Pada saat itu

mereka berpapasan dengan pak Tomi yang super pamer.Seperti pada

kutipan novel di bawah ini:

61

11. Tanpa menunggu aba-aba dari siapa pun, dan tanpa ba-bi-bu lagi,

mereka semua langsung berpencar mengambil sepeda masing-masing

untuk menuju Tidung kecil. Entah jodoh atau apa, meraka berpapasan

dengan pak Tomi. Sosok yang jika diperbolehkan Menteri Luar Negeri

bakal dijadikan tawanan di Palestina secara gratis. Pak Tomi yang

membawa pancing barunya langsung menyapa. (hal 204)

Novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian.Om Bram mengajak Jessie ke

penginpan. Dia juag akan berterus terang pada calon tunangan Jessie soal

perjodohan yang tidak di inginkan Jessie. Seperti pada kutipan novel di

bawah ini:

12. “Ya udah sekarang kita kembali. Sebentar lagi mereka datang, nanti

Papi yang akan bicara dengan merek .”

Jessie mengangguk dalam tangis. Om Bram lega, Pak Kades lega,

semua warga lega. Detektif TBS merasa berada di atas angin karena

kembali merengkuh kesuksesan dalam memecahkan kasus. Mereka

melakukan tos andalan. Khusus Momon, dirinya merasa dapat durian

runtuh karena peluang mendapatkan Jessie kembali terbuka dengan

lebarnya. (hal 208)

Berdasarkan tahapan-tahapan plot yang diuraikan pada novel Detektif

Sekolah maka dapat disimpulkan dengan diagram plot dibawah ini.

Klimaks

Resolusi

Komplikasi dan

Konflik

Penyelesai

an

Eksposisi

Pada tahap eksposisi dalam cerita ini selain memperkenalkan tokoh, latar

namun sedikitnya konflik mulai dimunculkan, konflik itu antaranya; saat

62

anak-anak OSIS dan Marko yang tak lain sebagai ketua OSIS marah, kesal

mendapatkan papan mading sekolah terpampang satu pengumuman yang

hampir menutupi pengumuman lain di papan mading tersebut. Caci maki

datang bertubi-tubi dilemparkan oleh anak-anak punggawa OSIS atas

perbuatan oknum yang tidak diketahui melakukuan hal itu. Konflik yang

terjadi pada tahap awal itu akan muncul kembali pada tahap yang disebut

rumitan atau komplikasi, tahap ini konflik-konflik yang dimunculkan dalam

cerita tidak hanya satu konflik saja tapi beberapa konflik yang terus

berkembang.

Pada novel Detektif Sekolah tahap rumitan dalam cerita antara lain;

Tessa menyemprot Bams dengan apa yang dilakukan oleh Bams membuat

pengumuman di papan mading dengan tulisan yang jelek atas nama detektif

TBS, detektif TBS menghadapi kasus atas surat cinta berantai Mila, dan

mengungkap penculikan atas sahabat mereka Jessie. Konflik di atas

berkembang dan akan menuju klimaks, di mana konflik-konflik itu saling

memperlihatkan perubahan selama jalan cerita berlangsung.

Konflik mencapai klimaks pada cerita dalam novel Detektif Sekolah

antarnya; saat Bams dengan keputusannya tidak ingin melanjutkan

penyelidikan atas surat cinta beranta Mila, Tessa yang tidak menerima atas

keputusan Bam situ marah besar dan berdebat dengan Bams. Puncak

ketegangan akhirnya sampai titik ketika Bams tetap mempertahankan

keputusannya tersebut, dalam hal ini bukan hanya Tessa saja yang marah dan

berselisih paham dengan Bams tapi Mila sebagai klien yang menyerahkan

63

kasus ini pada mereka pun ikut kecewa. Mila terkejut saat mendengar dari

mulut Bams sendiri penyelidikan atas kasusnya dihentikan. Mila marah pada

Bams, jika dia tahu begini akhirnya mungkin dia tidak akan menyerahkan

kasus ini pada detektif TBS.

Selanjutnya konflik di atas kemudian akan mengarah pada tahap resolusi,

tahap ini peristiwa-peristiwa yang di alami oleh tokoh tidak menutup

kemungkinan akan ada jalan keluarnya sehingga peristiwa yang di alami

mungkin akan terselesaikan. Perdebatan antara Tessa dan Bams yang telah di

ceritakan di atas dapat diselesaikan oleh keduanya. Bams yang tak ingin di

salahkan datang menemui Tessa dan menceritakan soal penyelidikannya

terhadap kasus Mila karena ada alasan, kasus itu untuk sementara tidak di

lanjutkan karena Bams sedikitnya mulai mendapatkan jawaban siapa

sebenarnya yang mengirin dan menulis surat cinta itu pada klien mereka.

Bams hanya ingin mencari waktu yang pas untuk pembuktian apakah benar

atau tidak jawabannya nanti. Tessa yang sedari tadi mendengar pembicaraan

Bams akhirnya mengerti dan menyetujui keputusan itu. Konflik yang telah

ada jalan keluar atau pemecahannya menuju ke tahap selanjutnya yakni tahap

penyelesaian. Tahap ini konflik yang terjadi semakin menurun dan akhirnya.

Pada novel Dtektif Sekolah tahap resolusi antaranya; detektif TBS akhirnya

berhasil memecahkan kasus surat cinta berantai. Bams, Tessa, dan Momon

terlihat puas atas hasil kerja mereka dalam menuntaskan kasus tersebut dan

kesalah pahaman antara Bams dan Tessa pun berakhir saat Bams minta maaf

64

pada Tessa yang telah membuat mereka bertengkar, Bams juga minta maaf

pada Mila dan mereka pun memberikan maaf itu pada Bams. Kasus selesai

4.1.3 Perbandingan Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha

Chirtie dan Novel Detektif Sekolah Karya Dimas Abi

TabeL Perbandingan Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif dan Detektif

Sekolah

No Plot Persamaan Tahapan Plot Perbedaan Tahapan

Plot

Eksposisi Pada tahap eksposisi

memunculkan tokoh-tokoh, latar

sebagai awal pendahuluan untuk

memasuki jalan ceritanya.

Novel Pasangan Detektif

pada awal cerita sudah

menampilkansuasana

penuh ketegangan.

Sedangkan novel

Detektif Sekolah suasana

ini muncul pada tengah-

tengah cerita.

Rumitan/

Konflik

Pada novel Pasangan Detektif

konflik-konflik yang terjadi sbb:

a. Menemukan mutiara yang

hilang

b. Kasus pembunuhan wanita di

nite club

c. Misteri rumah beracun

d. Membongkar komplotan

pengedar uang palsu

e. Memecahkan alibi yang kuat.

f. Misteri Red House.

Pada novel Detektif Sekolah

konflik-konflik yang terjadi sbb:

a. Surat cinta berantai Mila.

b. Misteri hilanganya Jessie.

c. Menguak rahasia.

d. Mencari informasi.

e. Menyelididki TKP.

Novel Pasangan detektif

tahapan klimaks sering

ditampilkan pada setiap

bagian-bagian cerita.

Sedangkn novel Detektif

Sekolah tahapan ini

muncul lebih sedikit

disbanding pada novel

sebelumnya.

Klimaks Pada novel Pasangan Detektif

tahapan klimaks sbb:

a. Perdebatan Tommy dan

Tuppence, perdebatan itu

terjadi saat Tommy menuduh

Novel Pasangan detektif

tahapan klimaks sering

ditampilkan pada setiap

bagian-bagian cerita.

Sedangkn novel Detektif

65

Tuppence membantu seorang

pemuda untuk menikahi

Janet.

b. Inspektur Dymchurc dengan

kasar memaki-maki Tommy

agr menyerahkan surat

penting kepadanya.

c. Tommy dan Tuppence

mendengar jeritan gadis di

nite club dan mereka

mendapati gadis itu telah

terbunuh.

Pada novel Detektif Sekolah

tahapan klimaks sbb:

a. Detektif TBS, Om Bram dan

warga Pulau Tidung

dikagetkan dengan Pak

Kosim yang membawa berita

bahwa Jessie hilang diculik.

b. Saat Om Bram tidak terima

Jessie diculik dan melihat

Rambo dengan pisau

berlumurandarah menuduh

Rambo membunuh anaknya.

Sekolah tahapan ini

muncul lebih sedikit

disbanding pada novel

sebelumnya.

Resolusi Pada novel Pasangan Detektif

tahap resolusi sbb:

a. Dr. Bower menyerahkan

kasus atas hilangya

dokumen-dokumen penting

miliknya pada Agen Detektif

Internasional.

b. Mr. Stavansson tidak

memilih melibatkan polisi

untuk mencari wanita yang

dicintainya yang tiba-tiba

hilang, tetapi Dr. Bower

menyerahkan kasusu ini pada

Tommy dan Tuppence.

Pada novel Detektif Sekolah tahap

resolusi sbb:

a. Bams datang kerumah Tessa

untuk minta maaf atas

kejadian tadi siang

Novel Pasangan Detektif

tahapan resolusi lebih

sedikit ditampilkan

dalam cerita. Sedangkan

pada novel Detektif

Sekolah tahapan ini

sering ditampilkan pada

bagian-bagian cerita.

66

b. Bams melerai pertengkaran

dan menenangkan Rambo

yang marah sat masakannya

dip rotes oleh Om Bram.

Penyelesai

an

Pada novel Pasangan Detektif

tahap penyelesaian sbb:

a. Tommy berhasil

membebaskan Tuppence dari

tawanan Mrs. Van Snyder

dan menangkap wanita itu.

b. Tuppence mendapatkan

jawaban atas alibi yang kuat

mewarnai kisah cinta

gadiskembar.

c. Tommy dan Tuppence

berhasil dan sukses atas

kasus-kasus mereka.

Pada novel Detektif Sekolah tahap

penyelesaian sbb:

a. Bams berhasil meredakan

amarah dan pertikaian anatar

Om Bram dan Rambo.

b. Detektif TBS berhasil

memecahkan kasusu surat

cinta berantai Mila.

c. Detektif TBS sukse dengan

mengungkap misteri

hilangnya Jessie.

4.1.2 Pembahasan

a. Tahapan plot novel Pasangan Detektif karyaAgatha Chirstie.

Pada novel Pasangan Detektif tahap perkenalan (eksposisi), sebagian

memperkenalka tokoh-tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh tersebut akan

memberikan informasi sebagai awal yang berguna untuk melandasi cerita dan

akan di kisahkankan pada tahap selanjutnya.

67

Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan cerita di awali suasana penuh

ketegangan (suspense). Dalam situasi situasi ini cerita akan lebih menarik

perhatian pembaca dan mengajak pembaca ikut dalam ceritanya. Dalam cerita

akan timbul pertanyaan; apa yang akan terjadi, dan bagaimana cerita itu terjadi.

Selanjutnya pada tahapan rumitan atau komplikasi, pada tahap ini

konflik-konflik dalam cerita akan bermunculan, yang disebabkan oleh para

tokoh-tokoh dalam cerita, konflik ini akan berkembang dengan sendirinya dan

menjadi konflik-konflik pada tahap selanjutnya. Pada novel Pasangan Detektif

memiliki beberapa bagian konflik, konflik ini terbagi atas dua, yakni konflik

fisik dan konflik batin. Konflik fisik yang terjadi dalam cerita pada novel ini

antara lain; Kapten Sessle dengan seorang gadis berkelahi mati-matian, gadis

itu pun berhasil melepaskan diri dan lari menyebrangi lapangan golf dengan

ketakutan karena membayangkan peluru pistol di belakannya.

Konflik batin yang terjadi pada novel Pasangan Detektif antara lain; saat

Tommy dan Tuppence selalu berdebat. Keduanya saling mencurigai pasangan

masing-masing dengan kesetiaan mereka, keduanya saling menyindir bahkan

saling menuduh ada wanita lain dan laki-laki lain yang memasuki rumah

tangga mereka, padahal semua itu hanya bagian dari pekerjaan yang mereka

lakoni sebagai Agen detektif Intenasional, Blunt’s Brilliant Detectives.

Dari konflik-konflik yang terjadi akan berkembang menjadi klimaks

dimana konflik-konflik itu semakin memanas. Pada cerita ini konflik yang

mencapai titik puncak menjadikan cerita didalamnya semakin menegangkan.

Dalam cerita muncul suatu hal yang tak terduga, misalnya pembunuhan hal ini

68

menimbulkan pertanyaan siapa yang membunhnya dan mengapa dia di bunuh,

pembunuh itu kemudian dicari polisi untuk mempertanggung jawabkan

perbuatannya. Pada situasi ini pula akan menimbulkan perdebatan atau

perselisihan jika pembunuh itu tidak akan mengakui dan mempertanggung

jawabkan atas apa yang dilakukannya.

Pada novel Pasangan Detektif mempunyai unsur-unsur detektif didalam

ceritanya, yakni ketegangan, kejutan, dan misteri. Ketegangan yang terjadi

dalam cerita novel ini antara lain; saat tommy dan Tuppence dihadapkan

dengan kasus Rumah Beracun, seorang pelayan bernama Hannah yang akan

membunuh majikannya sendiri. Hannah membawa obor dengan nyala api yang

besar dan mengayun-ayunkannya untuk membakar majikannya tersebut.

Selanjutnya saat Tommy dan Tuppence menagani kasus di Red House,

dalam cerita Tommy dan tuppence mengalami kejadian-kejadian aneh. Rumah

yang diselidiki mereka ternyata menyimpan satu misteri, pada setiap jam

makan malam berlangsung tiba-tiba dari lantai atas barang-barang di

lemparkan kebawah padahal semua penghuni rumah sedang makan malam

bersama, dan pada waktu malam semua orang tertidur pulas besok paginya

perabot-perabot rumah tangga berpindah posisi dengan sendirinya.

Tahap resolusi, tokoh-tokoh dalam cerita yang mengalami konflik

mendapatkan jalan keluar atau pemacahan masalah atas konflik yang terjadi,

pada cerita ini antara lain; Tommy dan tuppence berusaha sebaik-baiknya

menemukan mutiara yang hilang. Dr Bower menyerahkan kasus atas dokumen-

dokumenya yang hilang pada Tommy dan Tuppence, Tommy dan Tuppence

69

mengambil alih Agen Detektif Internasional dan membantu klien-klien meraka.

Tahap terakhir penyelesaian. Tahap ini konflik-konflik yang terjadi atau kadar

konflik yang mencapai klimaks, mulai merada dan mengarah pada akhir yakni

penyelesaian, biasanya pada tahap ini suatu konflik berakhir dengan

kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan.

Dalam cerita novel Pasangan Detektif konflik-konflik yang terjadi bisa

diatasi, adapun kasus-kasus yang diserahkan pada Agen detektif Intenasioanl

berhasil dan sukses.

b. Tahapan plot novel Pasangan Detektif karya Agatha Chirstie.

Tahap perekanalan (eksposisi) pada Novel detektif sekolah di awali

dengan perkenalan tokoh, latar dalam cerita. Tokoh inilah yang mendukung

jalanya satu cerita, tokoh yang ada pada novel ini antara lain; Bams, Tessa,

Momon, Jessie, Mila, Anto, Marco dan lain-lain. Sedangkan perekanalan yang

mengarah pada latar dalam cerita antara lain; Ruang OSIS, Lapangan Basket,

Pasar Muara Angke dan Pulau Tidung Kecil.

Tahap perkenalan dalam cerita ini pun sudah tampak konflik yang hadir

mewarnai cerita. Antara lain; Anak-anak OSIS yang marah besar saat

menemukan papan mading terpampang pengumuman besar yang hampir

menutupi sebagian pengumuman lain, anak-anak OSIS mencaci maki habis-

habisan dan mencopot pengumuman yang terbuat dari gabus itu.

Dari kejadian itu konflik berkembang dan akan menyebabkan konflik-

konflik lain muncul. Misalnya pada tahap rumitan atau komplikasi, pada tahap

ini konflik baru akan muncul dan bukan hanya satu konflik saja tetapi beberapa

70

konflik. Pada novel Detektif Sekolah akonflik-konflik yang muncul antara lain;

Detektif TBS saat mengungkap Kasus Surat Cinta Berantai yang di kirim untu

Mila, membongkar kasus Hilangnya sahabat mereka yang berna Jessie. Dari

tahap ini konflik akan menuju ke klimaks. Konflik akan memuncak,

permasalahan atau kejadian akan semakin panas karena tokoh dalam cerita

mengalami perubahan tingkah laku, dan emosi.

Novel Detektif Sekolah memiliki tahapanini antara lain; Tessa dan Bams

terlibat pertengkaran karena pada suatu hari bams memutuskan tidak akan

melanjutkan penyelidikan dalam kasus yang mereka tangani. Konflik semakin

memanas karena Bams tetap pada keputusan semula untuk tetap tidak

melanjutkan penyelidikan, Tessa pun marah dan sangat kecewa atas keputusan

Bams itu. Dari konflik yang terjadi ini kemudian akan mengarah pada resolusi

atau tahap dimana konflik-konflik akan terpecahkan, biasanya dalam tahp ini

masalah atau konflik yang di alami oleh tokoh-tokoh akan mendapatkan jalan

keluar menuju penyelesaian atau konflik akan mendapatkan titik terangya.

Novel Detektif Sekolah tahap ini dalam cerita antara lain; Bams meminta maaf

pada Tessa atas kejadian yang membuat mereka berdebat, Tessa memaafkan

kesalahan bams disinlah konflik itu mendapatkan jalan keluarnya.

Tahap selanjutnya penyelesaian, konflik-konflik akan mereda dan akhirnya

menuju penyelesaian contohnya pada cerita antara lain; ketika detektif TBS

berhasil memecahkan kasus pengirim surat berantai untuk Mila.

71

c. Perbandingan novel Pasangan detektif dan Detektif Sekolah

Dari hasil temuan saat membandingkan tahapan novel Pasangan Detektif

dan Detektif Sekolah ternyata tidak semua tahapan plot ini di tampilkan selama

cerita berlangsung, hanya sebagian saja yang di tampilkan.

Pada tahap perkenalan novel Pasangan Detektif selain memperkenalan

tokoh-tokoh, latar, konflik ketegangan pun telah di tampilkan dalam cerita.

Sedangkan pada novel Detektif Sekolah suasana ini muncul pada pertengahan

cerita.

72