bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 bentuk...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Interferensi Struktur Kalimat Bahasa Jawa pada Bahasa Indonesia Lisan
Bahasa lisan merupakan bahasa yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-
hari khususnya dalam berkomunikasi. Dengan bahasa lisan setiap orang akan mudah memahami
apa yang dimaksud oleh pembicara. Akan tetapi, untuk mengetahui apa yang dimaksud oleh
seorang pembicara, maka seorang pendengar juga harus mengerti tentang bahasa tersebut.
Karena kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa dan bahasa.
Penggunaan bahasa lisan bukan sekedar mengujarkan kata-kata yang tidak mempunyai
makna, akan tetapi penggunaan bahasa lisan harus bermakna dan terstruktur dengan baik.
Struktur bahasa lisan yang bermakna dapat dilihat dari struktur kalimat yang diujarkan. Apabila
struktur kalimat tersusun dengan baik, maka makna dari kalimat yang diujarkan akan jelas
maknanya. Sebaliknya jika struktur kalimat tidak beraturan atau tidak terstruktur dengan baik,
maka makna dari kalimat yang diujarkan tersebut akan berantakan atau kacau. Struktur kalimat
yang dimaksud adalah S, P, O, Pel, dan Ket, baik dalam kalimat kalimat berita atau pernyataan,
kalimat tanya, maupun kalimat perintah atau suruh.
Berdasarkan uraian di atas, pada bab ini dipaparkan data yang telah diperoleh dari
penggunaan bahasa lisan yang dilakukan oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa
Sidomulyo. Data yang diperoleh berupa ujaran-ujaran siswa dalam bentuk struktur kalimat saat
berkomunikasi di dalam kelas baik dengan guru atau dengan sesama teman. Data itu kemudian
dianalisis untuk dicari bentuk-bentuk interferensi yang terjadi. Analisis data dilakukan dengan
cara membandingkan struktur kalimat bahasa Jawa dengan struktur kalimat bahasa Indonesia
baku. Adapun struktur kalimat yang dianalisis berupa bentuk struktur kalimat yang terdiri dari S,
P, O, Pel dan Ket, baik dalam struktur kalimat berita atau pernyataan, struktur kalimat tanya,
dan struktur kalimat perintah atau suruh. Hasil perolehan data yang dianalisis adalah sebagai
berikut.
Data (1) : Percakapan antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa di kelas saat
proses pembelajaran berlangsung. Percakapan ini berlangsung pada hari senin tanggal
19/11/2012, jam 09:30, mata pelajaran fiqih dengan guru pengajar ibu Meilan Taib
S.Ag. Topik percakapan yaitu pembagian zakat.
Isi Percakapan :
(1) P1 : Perhatikan! kita tinggal mengulangi pjelajaran yang sudah selesai.
Kerjakan saja soal-soal untuk mengisi waktu!(P1 K1)
(2) P2 : Gak ditulis to Bu abcnya? (P1 K2)
(3) P1 : Iya dijawab. (P1 K3)
(4) P4 : Nulisnya sampe‟ dimana, Bu? (P1 K4)
(5) P1 : Halaman 18. (P1 K5)
(6) P3 : Bu gak ditulis soalnya? (P1 K6)
(7) P2 : Tulis! (P1 K7)
(8) P1 : Baca baik-baik soalnya! zakat fitrah itu apa? Sudah diulang-
ulang tetap saja masih salah lagi. Hati-hati terbalik antara
pembagian zakat fitrah dengan zakat mal.
Siapa yang sudah nomer lima? Untuk waktu pelaksanaan zakat
halaman enam. Buka halaman enam! (P1 K8)
(9) P2 : Oh sudah Bu. (P1 K9)
(10) P1 : Dapat? (P1 K10)
(11) P2 : Dapat. Sekaligus langsung dapatilo. (P1 K11)
(12) P1 : Paham itu waktunya? (P1 K12)
(13) P6 : Paham! (P1 K13)
(14) P1 : Ibu jelaskan sedikit. (guru memberikan penjelasan materi)
Oke lanjutkan tugas berikutnya nomer berapa? (P1 K14)
(15) P6 : Nomer lima! (P1 K15)
(16) P1 : Pada bulan ramadhan titik-titik dizakati. Boleh, atau sunnah, atau
wajib, atau haram. Mana yang kamu pilih disitu? Ibu sudah
jelaskan! (P1 K16)
(17) P5 : Wajib dengan boleh perak sama Bu? (P1 K17)
(18) P1 : Kalau wajib harus. Hukumnya jika tidak dilaksanakan dosa.
Kalau boleh ya boleh atau biasa disebut mubah. (P1 K18)
(19) P5 : Kalok nggak dilaksanakan boleh Bu? (P1 K19)
(20) P1 : Berarti tidak dapat dosa. Itu mubah boleh. (P1 K20)
(21) P5 : Bu, katanya mbak Rul boleh lihat buku? (P1 K21)
(22) P1 : Boleh! Angkat tangan yang sudah sampai nomer lima! (P1 K22)
(23) P6 : Lewat Bu! Sudah enam Bu. (P1 K23)
(24) P1 : Tinggal sedikit lagi sampai sepuluh nomer. (P1 K24)
(25) P2 : Garek ndelok artine lho Rul! (P1 K25)
(26) P4 : Iyo, nulis arab‟pe lho angel. (P1 K26)
(27) P3 : Bu, nomer enam ini Bu? (P1 K27)
(28) P1 : Maksudnya arti dari ayat. (P1 K28)
(29) P3 : Oo, muenak, aku wes ngerti. (P1 K29)
(30) P1 : Selesai tidak selesai, 45 menit waktunya!
Oke, nanti kita lanjutkan senin depan! dengan catatan, begitu jam
09:00 kamu kontrol jam, dan kamu ambil buku di dewan ya?
Oke, sekian dari ibu assalamu alaikum wr. wb. (P1 K30)
(31) P6 : Wa alaikum salam wr. wb. (P1 K30)
Pada data percakapan (1) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di kelas
saat proses pembelajaran berlangsung tentunya dalam situasi formal. Percakapan terjadi antara
siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa, yaitu P1 (ibu Meilan Taib, guru fiqih, suku
Gorontalo), P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa), P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa),
P4 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa), P5 (Dea, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo),
P6 (siswa-siswa kelas IV, suku Jawa Dan Gorontalo). Sebagian besar siswa MI Muhammadiyah
desa Sidomulyo adalah suku Jawa dan sebagian lain adalah suku Gorontalo. Topik percakapan di
atas adalah pembagian zakat.
Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa siswa-siswa cenderung menggunakan
BI yang dicampur dengan BJ dalam situasi formal di kelas baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa. Sekalipun siswa menggunakan BI, struktur BI yang mereka gunakan tidak sesuai
dengan struktur kalimat dalam kaidah bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh struktur
kalimat BJ yang dibahasaindonesiakan oleh siswa. Interferensi struktur kalimat bahasa Jawa
terhadap penggunaan bahasa Indonesia lisan nampak pada kalimat sebagai berikut.
a. Percakapan 1 pada kalimat 2 (P1 K2) yaitu „Gak ditulis to Bu abcnya?‟ Kalimat ini diujarkan
oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Gorontalo).
Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada penggunaan bentuk gak dan to.
Bentuk gak berasal dari bahasa Jawa yang berarti tidak. Sedangkan to adalah kata tambahan
dari bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kalimat pertanyaan. Struktur kalimat tersebut
adalah struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya tersebut tidak sesuai dalam struktur
kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai
berikut.
Gak ditulis toBuabcnya?(P1 K2)
P Pel O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu gak ditules to
Bu abcne? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian karena
pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut. Penggunaan struktur kalimat tanya dalam
bahasa Jawa seperti di atas, seharusnya tidak diujarkan oleh siswa, terlebih saat bertanya
kepada guru di kelas. Hal ini karena siswa terbiasa menggunakan bahasa Jawa, sehingga
terbawa-bawa dalam proses belajar mengajar di kelas.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Tidak ditulisabcnyaBu?
P O Pel
b. Percakapan 1 pada kalimat 4(P1K4)yaitu „Nulisnya sampe‟ dimana, Bu?‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P4 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Gorontalo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada penggunaan
bentuk nulisnya dan sampe’. Bentuk nulisnya berasal dari bahasa Jawa yang berarti
menulisnya. Sedangkan bentuk sampe’ dalam bahasa Jawa berpadanan dengan teko yang
berarti sampai. Struktur kalimat tersebut adalah struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Nulisnya sampe’ dimana, Bu?(P1 K4)
P Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu nulise sampe’
ko ngendi, Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Sampai dimana menulisnya,Bu?
P Pel
c. Percakapan 1 pada kalimat 6 (P1 K6) yaitu „Bu, gak ditulis soalnya?‟ Kalimat ini diujarkan
oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Gorontalo).
Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada penggunaan bentuk gak.
Bentuk gak berasal dari bahasa Jawa yang berarti tidak. Struktur kalimat tersebut adalah
struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat
bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, gak ditulissoalnya? (P1 K6)
Pel P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, gak
ditules soale? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Tidak ditulissoalnya,Bu?
P OPel
d. Percakapan 1 pada kalimat 11 (P1 K11) yaitu „Sekaligus langsung dapatilo.‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) yang disampaikan kepada P1 (guru
pengajar, suku gorontslo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada
penggunaan bentuk dapatilo. Bentuk dapatilo berasal dari bahasa Jawa yaitu entok’ilo. Kata
tersebut terbentuk dari kata dasar entok yang berarti dapat, dan bentuk imbuhan ilo yang
merupakan bentuk imbuhan yang menunjukkan suatu kebenaran. Struktur kalimat tersebut
adalah struktur kalimat berita yang merupakan bentukjawaban atas sebuah pertanyaan guru
kepada siswa, dan ini adalah suatu bentuk informasi yang diujarkan oleh seorang siswa
kepada guru. Struktur kalimat berita tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa
Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Sekaliguslangsung dapatilo. (P1 K11)
Ket P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu sepisan
langsong entok’ilo. Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat berita yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Langsung dapatsekaligus.
P Ket
e. Percakapan 1 pada kalimat 17 (P1 K17) yaitu „Kalok nggak dilaksanakan boleh, Bu?‟
Kalimat ini diujarkan oleh P5 (Dea, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo) kepada P1
(guru pengajar, suku gorontalo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu
pada penggunaan bentuk kalok dan nggak. Kalok sama halnya dengan kalau, hanya saja
masyarakat Jawa biasa menyebunya dengan kalok. Nggak berpadanan dengan gak yang
berarti tidak. Struktur kalimat tersebut adalah struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Kalok nggak dilaksanakan boleh,Bu?(P1 K17)
P Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Lek gak
dilakoni oleh, Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Bolehkah jika tidak dilaksanakan, Bu?
P Pel
f. Percakapan 1 pada kalimat 19 (P1 K19) yaitu „Wajib dengan boleh perak sama Bu?‟ Kalimat
ini diujarkan oleh P5 (Dea, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo) kepada P1(guru
pengajar, suku Gorontalo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada
penggunaan bentuk perak. Perak berasal dari bahasa Jawa yang berarti bukankah. Struktur
kalimat tersebut adalah struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya tersebut tidak sesuai
dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan
nampak sebagai berikut.
Wajib dengan bolehperak samaBu? (P1 K19)
S P Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu wajeb karo
oleh perak podho, Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi
demikian karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Bukankahwajib dengan bolehadalah sama, Bu?
P O Ket Pel
g. Percakapan 1 pada kalimat 21 (P1 K21) yaitu „Bu, katanya mbak Rul boleh lihat buku?‟
Kalimat ini diujarkan oleh P5 (Dea, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo) kepada P1
(guru pengajar, suku Gorontalo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu
pada penggunaan bentuk katanya.Katanya dipengaruhi oleh kata jarene dari bahasa Jawa.
Jika dilihat dari bentuk, katanya berasal dari bahasa Indonesia. Namun dalam kalimat
tersebut penggunaan katanya tidak sesuai, karena telah dicantumkan nama sesorang yang
dimaksud. Seharusnya tidak perlu menggunakan akhiran nya jika telah dicantumkan atau
disebutkan nama yang dimaksud.
Struktur kalimat tersebut adalah struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, katanya mbak Rulboleh lihatbuku? (P1 K21)
Pel S P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, jarene
mbak Rul oleh ndelok buku? Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi
demikian karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Kata mbak Rulboleh lihatbuku, Bu?
S P O Pel
h. Percakapan 1 pada kalimat 25 (P1 K25) yaitu „Garek ndelok artine lho Rul!‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P4 (Khusnul, siswa
perempuan, suku Jawa) yang duduk di sampingnya. Interferensi BJ nampak jelas pada
kalimat tersebut yaitu seluruh kata yang digunakan dalam struktur kalimat tersebut berasal
dari bahasa Jawa. Kalimat tersebut jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah tinggal
lihat artinya Rul. Struktur kalimat tersebut adalah struktur kalimat perintah atau suruh.
Struktur kalimat yang diujarkan oleh P2 merupakan struktur kalimat bahasa Jawa yang utuh
yang sering digunakan dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
Struktur kalimat perintah yang benar untuk kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Kamutinggal melihatartinya, Rul! (P1 K25)
S P O Pel
i. Percakapan 1 pada kalimat 26 (P1 K26) yaitu „Iyo, nulis arab‟pe lho angel.‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P4 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa) kepada teman yang menyuruhnya
yaitu P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) yang duduk di sampingnya. Interferensi BJ
nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu seluruh kata yang digunakan dalam struktur kalimat
tersebut berasal dari bahasa Jawa. Kalimat tersebut jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia
adalah iya,menulis arabnya yang sulit. Struktur kalimat tersebut termasuk dalam struktur
kalimat berita karena sifatnya memberikan jawaban atau informasi kepada orang lain.
Struktur kalimat yang diujarkan oleh P4 merupakan struktur kalimat bahasa Jawa yang utuh
yang sering digunakan dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
Struktur kalimat berita yang benar untuk kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Iya, menulisarabnyayang sulit.
Pel P O Ket
j. Percakapan 1 pada kalimat29 (P1 K29) yaitu „Oo, muenak, aku wes ngerti.‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Gorontalo). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada penggunaan
bentuk muenak, aku, wes,dan ngerti.Muenak berasal dari bahasa Jawa yang berarti gampang
sekali atau mudah sekali. Aku berasal dari bahasa Jawa yang berpadanan dengan kata saya.
Penggunaan aku sangat tidak sopan dan tidak benar dalam situasi formal, terlebih saat
berbicara dengan guru di kelas. Penggunaan aku dalam bahasa Indonesia hanya digunakan
pada puisi, prosa fiksi dan drama, serta digunakan pada situasi nonformal. Wes berarti sudah.
Sedangkan ngerti sama artinya dengan mengerti atau paham.
Struktur kalimat tersebut termasuk dalam struktur kalimat berita, karena sifatnya
memberikan jawaban atau informasi kepada orang lain. Struktur kalimat yang diujarkan oleh
P3 merupakan struktur kalimat bahasa Jawa yang utuh yang sering digunakan dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat.
Seharusnya struktur kalimat yang diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku
Jawa) tidak demikian, karena kalimat tersebut ditujukan kepada P1 (guru pengajar, suku
Gorontalo). Struktur kalimat berita yang benar untuk kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
O iya,sayasudah paham, ternyata mudah sekali.
Pel S P Ket
Berdasarkan analisis interferensi struktur kalimat pada data percakapan (1) di atas, dapat
dikatakan bahwa bentuk interferensi struktur kalimat yang digunakan oleh siswa kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa Sidomulyo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Bentuk-bentuk Interferensi Struktur Kalimat Hasil Analisis pada Data
percakapan (1)
No Bentuk Interferensi
Struktur Kalimat
Deskripsi Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
P-Pel –O
P-Pel
Pel-P-O
Ket-P
P-Pel
S-P-Pel
Pel-S-P-O
Gak ditulis to bu abcnya? (P1 K2)
Nulisnya sampe’ dimana Bu?(P1 K4)
Bu, gak ditulis soalnya?(P1 K6)
Sekaligus langsung dapatilo. (P1 K11)
Kalok nggak dilaksanakan boleh, Bu?(P1 K17)
Wajib dengan boleh perak sama Bu?(P1 K19)
Bu, katanya mbak Rul boleh lihat buku?(P1 K21)
Data (2) : Percakapan antara guru dengan siswa di kelas saat proses pembelajaran akan dimulai.
Percakapan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 19/11/2012, jam 08:30, mata
pelajaran IPA dengan guru pengajar ibu Ima Kalal. Topik percakapan yaitu
menanyakan kehadiran siswa.
Isi percakapan:
(1) P1 : Assalamu alakum. (P2 K1)
(2) P4 : Wa alaikum salam wr.wb. (P2 K2)
(3) P1 : Mana yang lain? Dea tidak hadir? (P2 K3)
(4) P2 : Katanya mama’nya Dea sakit. (P2 K4)
(5) P1 : Sakit apa? (P2 K5)
(6) P2 : Sakit mumet katanya.(P2 K6)
(7) P1 : Tidak ada surat sakit? (P2 K7)
(8) P2 : Tidak ada, Bu. (P2 K8)
(9) P1 : Ani juga tidak hadir? (P2 K9)
(10) P3 : Sepedahnya Ani mau isuk rusak di jalan. (P2 K10)
(11) P1 : Di jalan mana? (P2 K11)
(12) P3 : Di jalan dekat rumahnya mbahku itu lho, Bu. (P2 K12)
(13) P1 : Oh ya sudah, kita akan mulai saja pelajaran hari ini.
Di mana buku paket bahasa Inggris? (P2 K13)
(14) P2 : Neng njero lemari. (P2 K14)
(15) P1 : Tolong ambil dan bagikan saja. (P2 K15)
(16) P2 : Iya Bu. (P2 K16)
Pada data percakapan (2) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di kelas
saat proses pembelajaran akan mulai, tentunya dalam situasi formal di kelas. Percakapan terjadi
antara siswa dengan guru yaitu P1 (ibu Ima Kalal, guru IPA, suku Jawa), P2 (Sugiarto, siswa
laki-laki, suku Jawa), P3 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa), P4 (siswa-siswa kelas IV,
suku Jawa dan Gorontalo). Sebagian besar siswa MI Muhammadiyah desa Sidomulyo adalah
suku Jawa dan sebagian lain adalah suku Gorontalo. Topik percakapan di atas adalah
menanyakan kehadiran siswa.
Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa siswa-siswa cenderung menggunakan
BI yang dicampur dengan BJ dalam situasi formal di kelas baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa. Sekalipun siswa menggunakan BI, struktur BI yang mereka gunakan tidak sesuai
dengan struktur kalimat dalam kaidah bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh struktur
kalimat BJ yang dibahasaindonesiakan oleh siswa. Interferensi struktur kalimat bahasa Jawa
terhadap penggunaan bahasa Indonesia nampak pada kalimat sebagai berikut.
a. Percakapan 2 pada kalimat 4 (P2 K4) yaitu „Katanya mama‟nya Dea sakit.‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu bentuk katanya, dan
mama’nya. Katanya dipengaruhi oleh kata jarene dari bahasa Jawa. Sedangkan mama’nya
dipengaruhi oleh kata mama’e dari bahasa Jawa. Struktur kalimat tersebut termasuk pada
struktur kalimat berita.
Struktur kalimat berita tersebut tidak tepat dalam bahasa Indonesia. Jika diuraikan
struktur kalimat di atas akan nampak sebagai berikut.
Katanyamama’nyaDeasakit. (P2 K4)
P O1 O2 Ket
Struktur kalimat tersebut berasal dari struktur kalimat dalam bahasa Jawa yaitu jarene
mama’e Dea loro. Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat berita tersebut
adalah sebagai berikut.
Ibunyamengatakan bahwadeasedang sakit.
S P Pel Ket
b. Percakapan 1 pada kalimat 6 (P1 K6) yaitu „Sakit mumet katanya.‟Kalimat tersebut diujarkan
oleh P2 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Jawa).
Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu bentuk mumet yang berarti sakit
kepala dan katanya yang berasal dari bentuk dalam bahasa Jawa yaitu jarene. Bentuk mumet
berarti sakit kepala. Jika kita melihat dalam struktur kalimat bahasa Jawa bentuk seperti
kalimat di atas sudah salah, karena berlebihan menggunakan kata. Dalam struktur bahasa
Indonesia pun akan salah jika berlebihan menggunakan kata yang memiliki makna yang
sama.
Struktur kalimat berita tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika di uraikan struktur kalimat di atas akan nampak sebagai berikut.
Sakit mumetkatanya. (P2 K6)
Ket P
Bentuk katanya pada struktur kalimat di atas lebih jelas maksudnya adalah sakit
mumet kata mama’nya. Jika di uraikan akan nampak sebagai berikut.
sakit mumetkatamama’nya
Ket P S
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu loro mumet
jarene mama’e. Sehingga struktur kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian
karena pengaruh struktur kalimat bahasa Jawa.
Struktur kalimat dalam bahasa Indonesia yang tepat untuk kalimat berita di atas
adalah sebagai berikut.
Kata ibunya, Deasakit kepala.
S O P
c. Percakapan 2 pada kalimat 10 (P2 K10) yaitu „Sepedahnya Ani mau isuk rusak di jalan.‟
Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu bentuk
sepedahnya serta mau isuk yang berarti tadi pagi . Bentuk sepedahnya berasal dari bentuk
bahasa Jawa yaitu sepedahe yang berarti sepeda dia. Dalam bahasa Jawa, sesuatu yang
menunjukkan kepunyaan atau milik seseorang harus diakhiri dengan sufiks “e” meskipun
telah diikuti dengan nama si pemilik. Dalam bahasa Indonesia, akhiran “nya” yang
menunjukkan kepunyaan atau milik tidak digunakan lagi jika nama pemilik sudah digunakan
dan sudah jelas maknanya. Dalam bahasa Indonesia tidak ada bentuk kata sepedah karena
bentuk kata sepedah berasal dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Indonesia bentuk kata sepedah
adalah sepeda tidak menggunakan akhiran “h”.
Struktur kalimat berita di atas tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Sepedahnya Animau isukrusakdi jalan. (P2 K10)
S Ket1 P Ket2
Struktur kalimat di atas telah dipengaruhi oleh struktur kalimat bahasa Jawa yaitu
berasal dari struktur kalimat sepedahe Ani mau isuk rusak neng dalan. Sehingga struktur
kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian karena pengaruh struktur kalimat
bahasa Jawa tersebut.
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Sepeda Anirusakdi jalantadi pagi.
S P Ket1 Ket2
d. Percakapan 2 pada kalimat 12 (P2 K12) yaitu „Di jalan dekat rumahnya mbahku itu lho, Bu.‟
Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Khusnul, siswa perempuan, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu kata
rumahnya, mbahku, dan lho. bentuk rumahnya dalam bahasa Indonesia benar, akan tetapi
jika dalam bentuk kalimat seperti di atas maka kata rumahnya dianggap salah, karena akhiran
“nya” sudah jelas menunjuk pada kata mbahku „nenekku‟. Bentuk rumahnya berasal dari
bentuk bahasa Jawa yaitu omahe yang berasal dari bentuk dasar omah yang ditambah akhiran
“e” yang menunjukkan makna milik. Dalam bahasa Jawa harus ada bentuk akhiran “e” untuk
menunjuk pada milik atau kepunyaan seseorang meskipun nama pemilik telah dicantumkan
atau dibicarakan. Namun sebaliknya dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi menggunakan
akhiran “nya” untuk menunjukan kepunyaan atau milik jika nama pemilik telah
dicantumkan atau dibicarakan.
Bentuk mbahku atau dalam bahasa Indonesia berpadanan dengan nenekku atau
kakekku yaitu orang tua dari ayah atau ibu. Dalam struktur kalimat berita tersebut, siswa
menggunakan kata mbahku, karena panggilan nenek atau kakek dalam bahasa Jawa adalah
mbah. Siswa tidak mengganti penggunaan kata mbahku dengan kata nenekku atau kakekku
karena mereka tahu kata mbah sudah menjadi nama panggilan bagi nenek atau kakek mereka
dan tidak perlu lagi mencari padanan dalam bahasa Indonesia untuk digunakan.
Bentuk lho tidak ada padanan dalam bahasa Indonesia. Lho digunakan untuk
melengkapi sebuah kalimat yang sifatnya menegaskan atau untuk meyakinkan sebuah berita
kepada seseorang.
Struktur kalimat berita di atas tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika diuraikan struktur kalimat di atas akan nampak sebagai berikut.
Di jalandekatrumahnya mbahku itu lho,Bu. (P2 K12)
Ket P O Pel
Struktur kalimat di atas menjadi demikian karena telah terpengaruh oleh struktur
kalimat bahasa Jawa yaitu neng dalan cedek omahe mbahku kui lho Bu. Sehingga struktur
kalimat yang digunakan oleh siswa menjadi demikian karena pengaruh struktur bahasa Jawa
tersebut.
Struktur kalimat berita yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
Di jalanyang berdekatandengan rumah nenekku, Bu.
Ket P O Pel
e. Percakapan 2 pada kalimat 14 (P2 K14) yaitu„Neng njero lemari.‟ Kalimat tersebut diujarkan
oleh P2 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Jawa).
Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu bentuk neng dan njero. Neng berarti
di, sedangkan njero berarti dalam.
Struktur kalimat berita tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Neng njerolemari. (P2 K14)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu neng njero lemari.
Oleh karena kebiasaan siswa menggunakan bahasa Jawa ini, sehingga siswa terpengaruh dengan
bahasa Jawa tersebut di kelas saat berbicara dengan guru, seharusnya siswa menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Struktur kalimat yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk kalimat berita di atas adalah
sebagai berikut.
Di dalamlemari.
P O
Tabel 2 Bentuk-bentuk Interferensi Struktur Kalimat Hasil Analisis pada Data
Percakapan (2)
No Bentuk Interferensi
Struktur Kalimat
Deskripsi Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
P-O1-O2-Ket
Ket-P
S-Ket1-P-Ket2
Ket-P-O-Pel
P-O
Katanya mama’nya Dea sakit.(P2 K4)
Sakit mumet katanya. (P1 K6)
Sepedahnya Ani mau isuk rusak di jalan.
(P2 K10)
Di jalan dekat rumahnya mbahku itu lho, Bu.
(P2 K12)
Neng njero lemari. (P2 K14)
Data 3 : Percakapan antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa di
kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Percakapan ini berlangsung
pada hari senin tanggal 19/11/2012, jam 10:35, mata pelajaran IPA
dengan guru pengajar ibu Ima Kalal. Topik percakapan yaitu simbiosis
dan rantai makanan.
Isi percakapan:
(1) P2 : Katanya kerja soal Bu? (P3 K1)
(2) P1 : Sebelum masuk materi baru kita kerjakan soal ya? Yana,
apa itu simbiosis? Apa Andika? (P3 K2)
(3) P2 : Simbiosis adalah hubungan timbal balik antara makhluk
hidup. (P3 K3)
(4) P3 : Aku to Bu. (P3 K4)
(5) P1 : Coba Sasti, ada berapa macam simbiosis? (P3 K5)
(6) P4 : Simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dengan
Simbiosis parasitisme. (P3 K6)
(7) P1 : Apa yang dimaksud simbiosis mutualisme? (P3 K7)
(8) P3 : Aku Bu. Simbiosis mutualisme adalah hubungan timbal
balik antara makhluk hidup yang saling menguntungkan.
(P3 K8)
(9) P4 : Bu, Yana lho Bu. (P3 K9)
(10) P5 : Helleh dia lho Bu. (P3 K10)
(11) P1 : Sekarang rantai makanan. Apa itu rantai makanan?
(P3 K11)
(12) P2 : Rantai makanan adalah perjalanan makan dan dimakan
dengan urutan tertentu antar makhluk hidup. (P3 K12)
(13) P1 : Proses makan dan dimakan ya? (P3 K13)
(guru melanjutkan penjelasan materi sampai selesai)
Sekarang tulis soal!
(14) P5 : Ibu, aku gak punya buku lho Bu. (P3 K14)
(15) P1 : Gabung dengan teman lain. (P3 K15)
(16) P5 : Bu, sepuluh nomer to? (P3 K16)
(17) P4 : Boleh lihat buku to bu? (P3 K17)
(18) P1 : Bisa! (P3 K18)
(19) P3 : Bu yang nomer empat kok begini to Bu? (P3 K19)
(20) P2 : Bukan Nder, yang sawah itu lho. (P3 K20)
(21) P3 : Bu, yang nomer empat boleh disebutkan tiga? (P3 K21)
(22) P1 : Bisa! (P3 K22)
(23) P3 : Bu, ibu eroh mimek? Seng cilik-cilik. (P3 K23)
(24) P4 : Bu, ekosistem laut itu yang hidup di laut to Bu? (P3 24)
(25) P1 : Iya, makhluk hidup yang ada di laut. Jangan disebutkan!
Tulis saja! (P3 K25)
(26) P4 : Bu, semua ikan yang di laut itu to Bu? (P3 K26)
(27) P1 : Makhluk hidup yang hidup di dalam laut hanya ikan?
(P3 K27)
(28) P4 : Rumput laut juga Bu? (P3 K28)
(29) P1 : Iya, asalkan yang hidup di dalam laut. (P3 K29)
(30) P4 : Bu, itu yang sebutkan dua contoh hewan yang mempunyai
tempat tingkat dua? (P3 K30)
(31) P1 : Ya ampun! (P3 K31)
(32) P2 : Iih ya ampun ndak bisa? Tekok-tekok ae. (P3 K32)
(33) P3 : Padahal muenak lho. (P3 K33)
(34) P2 : Ho‟o, kayak nomor lima. (P3 K34)
(35) P3 : Bu, yang nomer lima itu sebutkan hewan dengan
tumbuhan to Bu? (P3 K35)
(36) P1 : Nomer lima mana ini?
Hiu itu termasuk apa? (P3 K36)
(37) P4 : Ikan. (P3 K37)
(38) P1 : ikan ya hanya ikan. Sebutkan ikan jangan sebutkan ikan
ini ikan ini. jangan!
Masak hanya ikan saja yang hidup di dalam laut?
(P3 K38)
(39) P5 : Bu nomer empat apa? (P3 K39)
(40) P1 : Kenapa nomer empat? Apa soalnya?(P3 K40)
Makhluk hidup yang ada di sawah itu apa-apa saja?
(41) P5 : Padi, rumput. (P3 K41)
(42) P1 : Apalagi? lima yang disebutkan! (P3 K42)
(43) P3 : Bu, ada to kuda laut? (P3 K43)
(44) P2 : Ada! Bu, gurita dengan cumi-cumi sama Bu? (P3 K44)
(45) P1 : Tidak. (P3 K45)
(46) P3 : Beda to! Kalok gurita gedhi tangane wolu, kalok cumi
cilik. (P3 K46)
(47) P1 : Konsumen tingkat berapa itu tikus? Disebut apakah rantai
makanan yang saling berhubungan? Dan berperan sebagai apakah tikus
dalam rantai makanan? Sudah? Periksa kembali! (P3 K47)
(48) P5 : Apa nomer sepuluh itu Bu? (P3 K48)
(49) P1 : Kumpulan rantai makanan itu misalnya padi dapat
dimakan tikus, selain itu juga burung, kemudian apalagi? (P3 K49)
(50) P3 : Pitek. (P3 K50)
(51) P2 : Ayam, Ojo pitek to tot! (P3 K51)
(52) P1 : Konsumen tingkat kedua apa? (P3 K52)
(53) P2 : Ada konsumen tingkat satu ada yang tingkat dua.
(P3 K53)
(54) P5 : Kelinci itu yang di puncak Bu? (P3 K54)
(55) P1 : Konsumen tingkat puncak? (P3 K55)
(56) P4 : Ndak‟aku dipik‟an ko koe lho tot. (P3 56)
(57) P3 : We diam lho we! dengan ibu suruh diam itu lho! (P3 K57)
(58) P1 : Dika nomer enam mana? (P3 K58)
(59) P2 : Nomer enam itu Bu. Ibu ki piye lho. (P3 K59)
(60) P1 : Yang sudah coba duduk di tempat duduk masing-masing!
(P3 K60)
(61) P3 : Aku belum. (P3 K61)
(62) P4 : Bu, dari bawah to Bu. (P3 K62)
(63) P3 : ih, pek‟e Yana bener kabeh lho. (P3 K63)
(64) P2 : Mosok? Gak mungkin. (P3 K64)
(65) P3 : Kui pek‟e Yana neng nduworku. (P3 65)
(66) P2 : ih seratus pek‟e Yana. (P3 K66)
(67) P3 : Bu, yang sudah pulang to bu? Itu kelas enam sudah
pulang. (P3 K67)
(68) P1 : sudah semua? (P3 K68)
(69) P6 : sudah! (P3 K69)
(70) P1 : Ayo siap-siap saja! (P3 K70)
Pada data percakapan (3) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di kelas
saat proses pembelajaran berlangsung, tentunya dalam situasi formal di kelas. Percakapan terjadi
antara siswa dengan guru yaitu P1 (ibu Ima Kalal, guru IPA, suku Jawa), P2 (Andika, siswa laki-
laki, suku Jawa), P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa), P4 (Sasti, siswa perempuan, suku
Jawa), P5 (Yana, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo), P6(siswa-siswa kelas IV, suku Jawa
dan Gorontalo). Sebagian besar siswa MI Muhammadiyah desa Sidomulyo adalah suku Jawa dan
sebagian lain adalah suku Gorontalo. Topik percakapan di atas adalah simbiosis dan rantai
makanan.
Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa siswa-siswa cenderung menggunakan
BI yang dicampur dengan BJ dalam situasi formal di kelas baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa. Sekalipun siswa menggunakan BI, struktur BI yang mereka gunakan tidak sesuai
dengan struktur kalimat dalam kaidah bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh struktur
kalimat BJ yang dibahasaindonesiakan oleh siswa. Interferensi struktur kalimat bahasa Jawa
terhadap penggunaan bahasa Indonesia lisan nampak pada kalimat sebagai berikut.
a. Percakapan 3 pada kalimat 14 (P3 K14) yaitu „Ibu, aku gak punya buku lho Bu.‟ Kalimat ini
diujarkan oleh P5(Yana, siswa perempuan, suku Jawa Gorontalo) kepada P1 (guru pengajar,
suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada penggunaan
bentuk aku, gak, dan lho.Aku berasal dari bahasa Jawa yang berpadanan dengan kata saya.
Penggunaan aku sangat tidak sopan dan tidak benar dalam situasi formal, terlebih saat
berbicara dengan guru di kelas. Penggunaan aku dalam bahasa Indonesia hanya digunakan
pada puisi, prosa fiksi dan drama, serta digunakan pada situasi nonformal. Bentuk gak
berasal dari bahasa Jawa yang berarti tidak. Sedangkan lho tidak ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, karena lho adalah unsur tambahan dalam bahasa Jawa untuk melengkapi
sebuah kalimat yang sifatnya menegaskan atau untuk meyakinkan sebuah berita kepada
seseorang. Dalam bahasa Jawa, ada juga bentuk Lho yang digunakan di awal kalimat, akan
tetapi berbeda maknanya dengan lho pada kalimat di atas. Karena lho yang berada di awal
kalimat menyatakan makna rasa terkejut gembira, rasa terkejut tidak setuju atau rasa terkejut
ingin tahu apa penyebab kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya (Kaswanti Purwo
dalam Mustakim, 1994:77).
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat berita, karena sifatnya
memberikan informasi kepada seseorang. Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam
struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak
sebagai berikut.
Ibu, akugak punyabuku lho Bu. (P3 K14)
Pel S P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Ibu, aku gak
nduwe buku lho Bu. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Sayatidak punyabuku, Bu.
S P O Pel
b. Percakapan 3 pada kalimat 19 (P3 K19) yaitu „Bu, yang nomer empat kok begini to Bu?‟
Kalimat ini diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu pada
penggunaan bentuk kok dan to. Bentuk kok digunakan untuk menyatakan keterkejutan. Kok
dapat dipadankan dengan kenapa atau mengapa dalam bahasa Indonesia. Bentuk to
merupakan kata tambahan dalam bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kalimat
pertanyaan.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, yang nomer empatkok begini to Bu? (P3 K19)
Pel S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, seng
nomer papat kok ngeneki to Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas.
Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Kenapa beginiyang nomer empat, Bu?
P O Pel
c. Percakapan 3 pada kalimat21 (P3 K21) yaitu „Bu, yang nomer empat boleh disebutkan tiga?‟
Kalimat ini diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur
kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, yang nomer empatboleh disebutkan tiga? (P3 K21)
Pel S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, seng
nomer papat oleh disebotne telu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Nomer empatboleh disebutkantiga?
S P O
d. Percakapan 3 pada kalimat 23 (P3 K23) yaitu „Bu, ibu eroh mimek? Seng cilik-cilik.‟
Kalimat ini diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada struktur kalimat tersebut yaitu pada
penggunaan bentuk eroh, mimek, seng, dan cilik-cilik. Eroh berasal dari bahasa Jawa yang
berarti tahu. Mimek adalah nama hewan kecil sejenis lalat. Seng berarti yang, sedangkan
cilik-cilik berarti kecil-kecil.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, ibuerohmimek?Seng cilik-cilik. (P3 K23)
Pel S P O Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, ibu eroh
mimek? Seng cilik-cilik. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi
kacau seperti di atas.
Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Ibutahuhewanyang kecil-kecil?
S P O Ket
e. Percakapan 3 pada kalimat 24(P3 K24) yaitu „Bu, ekosistem laut itu yang hidup di laut to
Bu?‟ kalimat tersebut diujarkan oleh P4 (Sasti, siswa perempuan, suku Jawa) kepada P1
(guru pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada struktur kalimat tersebut yaitu
pada penggunaan bentuk to. Kata to merupakan kata tambahan dalam bahasa Jawa yang
sering digunakan dalam kalimat pertanyaan.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, ekosistem laut ituyang hidupdi laut to Bu? (P3 K24)
Pel S P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, ekosistem
laut kui seng urep neng laot to Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Ekosistem laut ituyang hidupdi laut Bu?
S P Ket Pel
f. Percakapan 3 pada kalimat 30 (P3 K30) yaitu „Bu, itu yang sebutkan dua contoh hewan yang
mempunyaitempat tingkat dua?‟ kalimat tersebut diujarkan oleh P4(Sasti, siswa perempuan,
suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat
tersebut adalah pada pembentukan struktur kalimat yang tidak sesuai dengan struktur kalimat
dalam kaidah bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai
berikut.
Bu,itu yang sebutkan dua contoh hewanyang mempunyaitempat tingkat dua?
Pel S P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, kui seng
sebotne loro contoh hewan seng nduwe panggon keloro? Sehingga struktur kalimat yang
digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di atas.
Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Apa maksud sebutkandua contoh hewan yg mempunyai tempat tingkat dua?
P O
g. Percakapan 3 pada kalimat 32 (P3 K32) yaitu „Iih ya ampun nggak bisa? Tekok-tekok ae.‟
Kalimat tersebut diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P4(Sasti,
siswa perempuan, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada struktur kalimat tersebut
yaitu pada penggunaan bentuk nggak, dan tekok-tekok ae.Nggak sama dengan gak yang
berarti tidak. Sedangkan tekok-tekok ae berarti bertanya terus atau selalu bertanya.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Iih ya ampunnggak bisa?Tekok-tekok ae. (P3 K32)
Pel P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu iih ya ampun,
nggak iso? Tekok-tekok ae? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Ya ampunselalu bertanya, tidak bisa?
Pel P Ket
h. Percakapan 3 pada kalimat 33 (P3 K33) yaitu „padahal muenak lho.‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P4(Sasti, siswa perempuan,
suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada kalimat tersebut adalah penggunaan bentuk
muenak . kata muenak berarti mudah sekali atau sangat mudah.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Padahal muenaklho. (P3 K33)
P Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu padahal
muenak lho. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
sangat mudahsebenarnya.
P Ket
i. Percakapan 3 pada kalimat 34 (P3 K34) yaitu „Ho‟o, kayak nomer lima.‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P3 (Sugiarto, siswa laki-laki,
suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada struktur kalimat tersebut yaitu pada
penggunaan Ho’o, dan kayak. Kata ho’o dalam bahasa Jawa sama halnya dengan iyo yang
berarti iya. Kayak berasal dari bahasa Jawa yaitu koyok. Dalam bahasa Indonesia berarti
seperti atau semacam.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ho‟o,kayaknomer lima. (P3 K34)
Ket P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu ho’o, koyok
nomer limo. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Iya,itu sepertinomer lima.
Ket P O
j. Percakapan 3 pada kalimat 35 (P3 K35) yaitu „Bu, yang nomer lima itu sebutkan hewan
dengan tumbuhan to Bu?‟ kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku
Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku Jawa). Interferensi BJ nampak jelas pada struktur
kalimat tersebut yaitu pada penggunaan to. Kata to merupakan kata tambahan dalam bahasa
Jawa yang sering digunakan dalam kalimat tanya.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, yang nomer lima itusebutkanhewan dengan tumbuhan to Bu?
Pel S P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, seng
nomer limo kui sebotne hewan karo tumbuhan to Bu? Sehingga struktur kalimat yang
digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk
kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Nomer lima itusebutkanhewan dan tumbuhan, Bu?
S P O Pel
k. Percakapan 3 pada kalimat 43 (P3 K43) yaitu „Bu, ada to kuda laut?‟ kalimat ini diujarkan
oleh P3 (Sugiarto, siswa Laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, Suku Jawa).
Interferensi BJ nampak jelas pada struktur kalimat tersebut yaitu pada penggunaan to. Kata to
merupakan kata tambahan dalam bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kalimat tanya.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu,ada tokuda laut? (P3 K43)
Pel P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, enek to
kuda laut? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di
atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Apakah adakuda laut, Bu?
P O Pel
l. Percakapan 3 pada kalimat 46(P3 K46) yaitu „Beda to! Kalok gurita gedhi tangane wolu,
kalok cumi cilik‟. Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku
Jawa) kepada P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa). Interferensi struktur kalimat BJ
nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu penggunaan to, kalok, gedhi, tangane, wolu, dan
cilik. kata to merupakan kata tambahan dalam bahasa Jawa.Penggunaan kata kalok biasa
digunakan oleh penutur Jawa karena mereka sulit menyebut kata kalau. Gedhi berarti besar,
tangane berarti tanganya, wolu berarti delapan, sedangkan cilik berarti kecil.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat berita. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Beda to!Kalok gurita gedhi tangane wolu, kalok cumi cilik. (P3 K46)
P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu bedho to! lek
gurita gedhi tangane wolu, lek cumi cilik. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di
kelas menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut
adalah Sebagai berikut.
Jelas berbeda!gurita berukuran besar mempunyai delapan tangan,
P Ket1
sedangkan cumi lebih kecil.
Ket2
m. Percakapan 3 pada kalimat 51 (P3 K51) yaitu „Ayam, Ojo pitek to tot!‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P3 (Sugiarto, siswa laki-laki,
suku Jawa). Kalimat tersebut merupakan kalimat perintah atau suruh. Interferensi struktur
kalimat BJ nampak jelas pada kalimat tersebut yaitu penggunaan ojo dan to. Ojo berarti
jangan, sedangkan to adalah kata tambahan dalam bahasa Jawa.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ayam,Ojopitek totot! (P3 K51)
O P Ket Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu ayam, ojo
pitek to tot! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Janganpitek,tapi Ayam, tot!
P O Ket Pel
n. Percakapan 3 pada kalimat 56 (P3 K56) yaitu „Ndak‟aku dipik‟an ko koe lho Tot.‟ Kalimat
ini diujarkan oleh P4 (Sasti, siswa perempuan, suku Jawa) kepada P3(Sugiarto, siswa laki-
laki, suku Jawa). Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa
Indonesia, karena telah terjadi interferensi struktur klaimat BJ. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ndak‟akudipik‟anko koe lhoTot. (P3 K56)
S P O Pel
Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Milik sayalebih duludari kamuTot.
S P O Pel
o. Percakapan 3 pada kalimat57 (P3 K57) yaitu „We diam lho we! dengan ibu suruh diam itu
lho!‟ kalimat ini diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6 (siswa-
siswa kelas IV). Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa
Indonesia, karena telah terjadi interferensi struktur kalimat BJ. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
We diam lho We!(P3 K57)
P
Dengan ibusuruh diam Lho! (P3 K57)
S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu we meneng
lho we! karo ibu kon meneng lho! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Teman-temantolong diam!
S P
Ibumenyuruhkitadiam!
S P O Ket
p. Percakapan 3 pada kalimat 59 (P3 K59) yaitu „Nomer enam itu Bu. Ibu ki piye lho.‟ kalimat
tersebut diujarkan oleh P2 ( Andika, siswa laki-laki suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar
suku Jawa). Interferensi BJ Nampak pada penggunaan kata ki,piye, dan lho. ki atau iki berarti
ini, piye berarti bagaimana, sedangkan lho tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia,
karena lho adalah unsur tambahan dalam bahasa Jawa untuk melengkapi sebuah kalimat yang
sifatnya menegaskan atau untuk meyakinkan sebuah kalimat berita kepada seseorang.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat berita. Struktur kalimat
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Nomer enam itu Bu. Ibu kipiye lho. (P3 K59)
Ket S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu nomer enem
kui Bu. Ibu ki piye lho. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi
kacau seperti di atas. Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
ibu inibagaimana, nomer enam yang iniBu.
S P Ket Pel
q. Percakapan 3 pada kalimat 63 (P3 K63) yaitu „ih, pek‟e Yana bener kabeh lho.‟ Kalimat
tersebut diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P2 (Andika, siswa
laki-laki, suku Jawa). Seluruh unsur dalam kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur
kalimat bahasa Indonesia, karena telah terjadi interferensi struktur kalimat BJ. Jika diuraikan
struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
ih,pek‟e Yanabener kabeh lho. (P3 K63)
Pel S P
Struktur kalimat yang benar untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Milik yanabenar semua.
S P
r. Percakapan 3 pada kalimat 64 (P3 K64) yaitu „Mosok to? Gak mungkin.‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepadaP3 (Sugiarto, siswa laki-laki,
suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan mosok,to, dan
gak. mosok atau masak merupakan kata yang sering digunakan dalam percakapan untuk
menanyakan sesuatu karena ingin meyakinkan sebuah kebenaran. kata to berasal dari bahasa
Jawa yang merupakan kata tambahan yang sering digunakan dalam kalimat tanya. sedangkan
gak atau nggak berarti tidak.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Mosok to?gak mungkin. (P3 K64)
P Ket
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Masak?tidak mungkin.
P Ket
s. Percakapan 3 pada kalimat 65 (P3 K65) yaitu „Kui pek‟e Yana neng nduworku.‟ Kalimat
tersebut diujarkan oleh P3 P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P2 (Andika,
siswa laki-laki, suku Jawa). Seluruh unsur dalam kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur
kalimat bahasa Indonesia, karena telah terjadi interferensi struktur kalimat BJ. Jika diuraikan
struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Kui pek‟eYananeng nduworku. (P3 K65)
P O Ket
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Milik Yanaberadadi atas saya
S P Ket
t. Percakapan 3 pada kalimat 66 (P3 K66) yaitu „ih seratus pek‟e Yana.‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P3 (Sugiarto, siswa laki-laki,
suku Jawa). Seluruh unsur dalam kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa
Indonesia, karena telah terjadi interferensi struktur kalimat BJ. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
ih,seratuspek‟e Yana. (P3 K66)
Pel Ket P
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Milikyanaseratus.
P O Ket
u. Percakapan 3 pada kalimat 67 (P3 K67) yaitu „Bu, yang sudah pulang to bu? Itu kelas enam
sudah pulang.‟ Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa)
kepada P1 (guru pengajar, Suku Jawa).
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, yang sudah pulangto bu?Itu kelas enamsudah pulang. (P3 K67)
Pel P O Ket
Struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Yang sudah pulangBu?kelas enam itusudah pulang.
P Pel O Ket
Tabel 3 Bentuk-bentuk Interferensi Struktur Kalimat Hasil Analisis pada Data (3)
No Bentuk
Interferensi
Struktur Kalimat
Deskripsi Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pel-S-P-O
Pel-S-P
Pel-S-P-O-Ket
Pel-S-P-Ket
Pel-P-Ket
Ket-P-O
P-Ket
O-P-Ket-Pel
S-P-O-Pel
P
S-P
Ket-S-P
P-O-Ket
Pel-Ket-P
Pel-P-O-Ket
Ibu, aku gak punya buku lho Bu.(P3 K14)
Bu, yang nomer empat kok begini to Bu? (P3 K19)
Bu, ibu eroh mimek?seng cilik-cilik. (P3 K23)
Bu, ekosistem laut itu yang hidup di laut to Bu?
(P3 K24)
Iih ya ampun nggak bisa? tekok-tekok ae. (P3 K32)
Ho’o,kayak nomer lima.(P3 K34)
Beda to! kalok gurita gedhi tangane wolu, kalok
cumi cilik.(P3 K46)
Ayam, ojo pitek to tot!(P3 K51)
Ndak’aku dipik’an ko koe lho Tot. (P3 K56)
We diam lho We!(P3 K57)
Dengan ibu suruh diam lho!(P3 K57)
Nomer enam itu Bu, ibu ki piye lho.(P3 K59)
Kui pek’e Yana neng Nduworku.(P3 K65)
Ih, seratus pek’e Yana.(P3 K66)
Bu, yang sudah pulang to Bu? itu kelas enam sudah
pulang.(P3 K67)
Data 4 : Percakapan antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa di kelas saat
proses pembelajaran berlangsung. Percakapan ini berlangsung pada hari Jumat tanggal
16/11/2012, jam 10:15, mata pelajaran bahasa Inggris dengan guru pengajar ibu Witri
Tayudin S.Pd. Topik percakapan yaitu menjawab soal bahasa inggris.
Isi percakapan :
(1) P1 : Ada tugas? (P4 K1)
(2) P6 : Ada Bu. (P4 K2)
(3) P2 : Aku belum Bu. (P4 K3)
(4) P1 : Kenapa tidak dikerja? Sekarang kerjakan di papan tulis!
Nomer satu totot mendatar. Dika nomer satu menurun.
Kau tidak tau soalnya Dika? (P4 K4)
(5) P3 : Mosok huruf besar kabeh? (P4 K5)
(6) P1 : Itu mendatar atau menurun? (P4 K6)
(7) P2 : Mendatar. (P4 K7)
(8) P1 : Seharusnya menurun! Bagaimana kalau menurun?
Nomer dua mendatar sudah tahu jawabannya? (P4 K8)
(9) P6 : Sudah. (P4 K9)
(10) P1 : Nomer tiga mendatar kemudian nomer empat, mana
soalnya? (P4 K10)
(11) P6 : Ini bu. (P4 K11)
(12) P1 : Apa jawabannya? (P4 K12)
(13) P6 : Fork. (P4 K13)
(14) P1 : Sekarang nomer lima. Nomer berapa itu atika? Mendatar
atau menurun? (P4 K14)
(15) P4 : Menurun. (P4 K15)
(16) P1 : Mendatar!
Sudah ya? Periksa! Khusnul benar semua? (P4 K16)
(17) P5 : Iya Bu. (P4 K17)
(18) P1 : Sekarang buka halaman twenty. Dengar ibu baca!
Dengar nanti tidak ada lagi yang bertanya! (P4 K18)
(guru membacakan soal bahasa Inggris dan memberikan
penjelasan dari soal-soal)
(19) P2 : Nomer Sembilan itu lho Bu. (P4 K19)
(20) P3 : Bagiku penak itu Bu. (P4 20)
(21) P2 : Bu, kalok pilih A langsung ditulis A begitu Bu? (P4 K21)
(22) P1 : Tidak! Ditulis di titik-titik jawabannya. (P4 K22)
Yang nomer lima bagian D ganti dengan F bukan V.
(23) P2 : Bu, boleh lihat buku? (P4 23)
(24) P1 : Boleh. Sudah bagian pertama? (P4 K24)
(25) P6 : Belum! (P4 K25)
(26) P5 : Bu, bagian kedua ini yo? (P4 K26)
(27) P1 : Iya. Yang nomer lima di ruang tamu. Nomer enam ibu
belum tahu. Nomer tujuh di kamar mandi. (P4 K27)
(28) P3 : Nomer enam aku sudah dapat. (P4 K28)
(29) P2 : Bu, yang diisi yang itu bu, yang ibu bilang? (P4 K29)
(30) P1 : Nomer tiga di kamar tidur.
Nomer Sembilan di dapur. (P4 K30)
(31) P2 : Bu, yang nomer delapan? (P4 K31)
(32) P1 : Nomer delapan living room. (P4 K32)
(33) P3 : Bu, nomer dua di bagian apa Bu? (P4 K33)
(34) P2 : Bu, nomer tiga itu di ruang tamu to Bu? (P4 K34)
(35) P3 : Bu, nomer delapan lho susah. (P4 K35)
(36) P2 : Apanya Bu yang salah? Isiannya? (P4 K36)
(37) P1 : Jawabannya! (P4 K37)
(38) P2 : Bener opo salah nomer sembilan ini Bu? (P4 K38)
(39) P1 : Cepat saja! yang sudah pulang. (P4 K39)
Pada data percakapan (4) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di kelas
saat proses pembelajaran berlangsung, tentunya dalam situasi formal di kelas. Percakapan terjadi
antara siswa dengan guru yaitu P1 (Ibu Witri Tayudin S.Pd, guru Bahasa Inggris, suku Jawa), P2
(Andika, siswa laki-laki, suku Jawa), P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa), P4 (Atika, siswa
perempuan, suku Jawa), P5 (khusnul, siswa perempuan, Suku Jawa), P6(Siswa-siswa kelas IV,
suku Jawa dan Gorontalo). Sebagian besar siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa
Sidomulyo adalah suku Jawa dan sebagian lain adalah suku Gorontalo. Topik percakapan di atas
adalah menjawab soal bahasa Inggris.
Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa siswa-siswa cenderung menggunakan
BI yang dicampur dengan BJ dalam situasi formal di kelas baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa. Sekalipun siswa menggunakan BI, struktur BI yang mereka gunakan tidak sesuai
dengan struktur kalimat dalam kaidah bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh struktur
kalimat BJ yang dibahasaindonesiakan oleh siswa. Interferensi struktur kalimat bahasa Jawa
terhadap penggunaan bahasa Indonesia lisan nampak pada kalimat sebagai berikut.
a. Percakapan 4 pada kalimat 5 (P4 K5) yaitu „mosok huruf besar kabeh?‟ Kalimat tersebut di
ujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa), kepada P2 (Andika, siswa laki-laki,
suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan mosok dan
kabeh. kata mosok berpadanan dengan masak. Mosok dalam kalimat tersebut menyatakan
ketidakpuasan atas sesuatu (mengkritik).sedangkan kabeh berarti semua.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Mosokhuruf besar kabeh? (P4 K5)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu mosok hurop
gedhi kabeh? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Masak menggunakanhuruf besar semua?
P O
b. Percakapan 4 pada kalimat 20 (P4 K20) yaitu „Bagiku penak itu Bu.‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P3(Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan bentuk penak.
Penak berarti mudah atau gampang.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat berita yang sifatnya memberikan
informasi kepada orang lain. Namun struktur kalimat yang diujarkan oleh siswa tersebut
tidak tepat, terlebih ketika berbicara dengan guru di kelas saat pembelajaran berlangsung.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan
struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
BagikupenakituBu.(P4 K20)
S P O Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu kanggeku
penak kui Bu. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
bagi saya, itu mudah, Bu.
S P Pel
a. Percakapan 4 pada kalimat 21 (P4 K21) yaitu „Bu, kalok pilih A langsung ditulis A begitu
Bu?‟ Kalimat tersebut diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1
(guru pengajar, suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada
penggunaan kalok. penggunaan kalok adalah kebiasaan masyarakat Jawa dalam menyebut
kata kalau.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu,kalok pilih Alangsung ditulisA begitu Bu? (P4 K21)
Pel S P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, lekpileh A
langsong ditules A ngono Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Kalau memilih jawaban A, langsung ditulisA,Bu?
S P O Pel
b. Percakapan 4 pada kalimat 26 (P4 K26) yaitu „Bu, bagian kedua ini yo?‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P5(khusnul, siswa perempuan, Suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan yo. kata yo pada
kalimat tersebut menyatakan kepastian apakah benar atau salah dari apa yang ditanyakan.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, bagian kedua ini yo? (P4 K26)
Pel P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, bagian
keloro iki yo?. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
Apakah bagian kedua yang ini, Bu?
P Pel
c. Percakapan 4 pada kalimat 28 (P4 K28) yaitu „Nomer enam aku sudah dapat.‟ kalimat
tersebut diujarkan oleh P3(Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar,
suku Jawa). penggunaan aku pada kalimat tersebut tidak tepat, karena siswa sedang berbicara
dengan guru.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat berita yang sifatnya memberikan
informasi kepada orang lain. Namun struktur kalimat yang diujarkan oleh siswa tersebut
tidak tepat,karena siswa sedang berbicara dengan guru di kelas saat pembelajaran
berlangsung. Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Nomer enamakusudah dapat. (P4 K28)
Ket S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu nomer enem
aku wes entok. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
sayasudah dapatyang nomer enam.
S P O
d. Percakapan 4 pada kalimat 29 (P4 K29) yaitu „Bu, yang diisi yang itu bu, yang ibu bilang?‟
kalimat tersebut diujarrkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan diisi.
Maksud dari diisi dalam kalimat tersebut adalah dijawab.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu,yang diisi yang itu bu,yang ibu bilang? (P4 K29)
Pel P Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu Bu, seng diisi
seng kui Bu, seng ibu ngomong? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Yang ibukatakan tadi,yang dijawab?
S P Ket
e. Percakapan 4 pada kalimat35 (P4 K35) yaitu „Bu, nomer delapan lho susah.‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P3 (Sugiarto, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar, suku
Jawa). Struktur kalimat tersebut telah terjadi interferensi BJ.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat berita yang sifatnya memberikan
informasi kepada orang lain. Namun struktur kalimat yang diujarkan oleh siswa tersebut
tidak tepat, karena siswa sedang berbicara dengan guru di kelas saat pembelajaran
berlangsung. Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bu, nomer delapan lhosusah. (P4 K35)
Pel O P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu bu, nomer
wolu lho angel. Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
yang nomer delapansulit,Bu.
S P Pel
f. Percakapan 4 pada kalimat 36 (P4 K36) yaitu „Apanya Bu yang salah, Isiannya?‟ Kalimat
tersebut diujarrkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru pengajar,
suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan kata isiannya.
Maksud dari kata isiannya pada kalimat tersebut adalah jawabannya.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Apanya Bu yang salah, Isiannya? (P4 K36)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu opone Bu seng
salah, isianne? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau
seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
Apa yang salah,jawabannyaBu?
P O Pel
g. Percakapan 4 pada kalimat 38 (P4 K38) yaitu „Bener opo salah nomer sembilan ini Bu?‟
Kalimat tersebut diujarkan oleh P2 (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P1 (guru
pengajar, suku Jawa). Dalam kalimat tersebut, interferensi BJ nampak pada penggunaan kata
bener dan opo. Bener berarti benar, sedangkan opo berarti apa.
Struktur kalimat tersebut termasuk struktur kalimat tanya. Struktur kalimat tanya
tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika diuraikan struktur kalimat
tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bener opo salahnomer sembilan iniBu? (P4 K38)
P O Pel
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu bener opo
salah nomer songo iki, Bu? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Nomer Sembilanbenar atau salah, Bu?
S P Pel
Tabel 4 Bentuk-bentuk Interferensi Struktur Kalimat Hasil Analisis pada Data (4)
No Bentuk Interferensi
Struktur Kalimat
Deskripsi Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
P-O
S-P-O-Pel
Pel-S-P-Ket
Pel-P
Ket-S-P
Pel-P-Ket
Mosok huruf besar kabeh?(P4 K5)
Bagikupenak itu, Bu. (P4 K20)
Bu,kalok pilih A langsung ditulis A begitu
Bu? (P4 K21)
Bu, bagian kedua ini yo?(P4 K26)
Nomer enam aku sudah dapat. (P4 K28)
Bu, yang diisi yang itu bu, yang ibu bilang?
(P4 K29)
7.
8.
9.
Pel-O-P
P-O
P-O-Pel
Bu, Nomer delapan lho susah. (P4 K35)
Apanya Bu yang salah, Isiannya?(P4 K36)
Bener opo salah nomer sembilan ini Bu?
(P4 K38)
Data 5 : Percakapan antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa di kelas saat
proses pembelajaran berlangsung. Percakapan ini berlangsung pada hari Jumat tanggal
16/11/2012, jam 08:30, mata pelajaran matematika dengan guru pengajar ibu Elis Kalal
S.Pd. Topik percakapan yaitu pengolahan data dan penyajian data.
Isi percakapan :
(1) P1 : Sekarang kita masuk pada materi pengolahan dan
penyajian data. (guru menjelaskan materi).
Disini ada lembar kegiatan siswa. Sekarang kita akan bagi
kelompok, hitung sampai tiga, kemudian saling mencari
nomer yang sama. Sudah? Sekarang tugas kalian
mengumpulkan jumlah siswa kelas satu sampai kelas
enam. Silahkan keluar mencari wali-wali kelas meminta
data siswa perkelas! (P5 K1)
(2) P2 : Bagi tugas yo? Koe Di neng kelas satu karo dua. Aku
neng kelas tiga karo kelase dewe. Ripan neng kelas
karo limo. Nopal kelas enem. (P5 K2)
(3) P1 : Sudah? Sekarang yang kedua kalian kumpulkan data usia
siswa kelas empat. Tanya dalam kelompok masing-masing
dulu. (P5 K3)
(4) P2 : Umurmu berapa to pal? (P5 K4)
(5) P4 : Sembilan Tahun. (P5 K5)
(6) P2 : Koe berapa umurmu Di? (P5 K6)
(7) P3 : Yo sama Sembilan. (P5 K7)
(8) P5 : Aku juga sama. (P5 K8)
(9) P1 : Yang ketiga mengumpulkan berat badan siswa kelas
empat dan yang keempat mengumpulkan tinggi badan
siswa kelas empat! (P5 K9)
(10) P3 : Ndang ditimbang! berapa beratmu lis? (P5 10)
(11) P2 : 37 kilo. (P3 K11)
(12) P3 : Ndang yang lain lagi! (P5 K12)
(seluruh siswa menimbang berat badan dan mencatat
hasilnya)
(13) P3 : Sudah yo semua? (P5 K13)
(14) P2 : Gek ngukur tinggi badan! (P5 K14)
(15) P3 : Iyo.
ndang tak ukor sapa disek?(P5 K15)
(16) P4 : Berapa tingginya Lilis? (P5 K16)
(17) P3 : 130 cm.
Ndang gantian yang diukur ben cepat, gek
dikumpul me ibu hasilnya! ndang sapa lagi yang diukur?
Ojo nggae sepatu! dilepas saja sepatunya! (P5 K17)
(seluruh siswa bergantian mengukur tinggi badan dan
mencatat hasilnya)
(18) P1 : Hasil pengumpulan data nanti tulis di kertas HVS ini!
Dalam satu kelompok satu orang yang menulis yang satu
membacakan supaya tidak ribut! (P5 K18)
(19) P6 : Iya Bu. (P5 K19)
(20) P3 : Sudah semua to? Tinggal nulis di kertas HVS hasilnya,
gek dikumpul. Selak istirahat lho. (P5 K20)
(21) P2 : Iyo.
koe yang baca aku yang nulis yo? (P5 K21)
(22) P3 : Iyo. (P5 K22)
(masing-masing kelompok menulis hasil pengumpulan
data pada kertas HVS)
(23) P2 : Sek to! ojo dicepet-cepetne bacanya! (P5 K23)
(24) P3 : Ih, delok‟en to, Mirna enom dewe. (P5 K24)
(25) P2 : sudah to? Baru sopo eneh? (P25)
(26) P4 : Ditulis nama-namanya baru berat badannya. (P5 K26)
(27) P2 : Aldi tadi berapa? (P5 K27)
(28) P3 : 45 kilo. (P5 K28)
(masing-masing kelompok menyelesaikan tugas
kelompoknya)
(29) P4 : Nama kelompok dengan anggotanya ojo lali ditulis!
(P5 K29)
(30) P2 : Iyo. (P5 K30)
(31) P1 : Sudah pengumpulan data? Untuk pertemuan berikutnya
kita akan buatkan tabel pengumpulan data. Jadi data yang
sudah ada dimasukkan ke dalam tabel. Dalam
pengumpulan data tidak ada kesulitan? (P5 K31)
(32) P6 : Tidak! (P6 K32)
(33) P1 : Untuk pertemuan hari ini ibu cukupkan sampai disini.
Sekian Assalamu alaikum wr. wb. (P5 K33)
(34) P6 : Wa alaikum salam wr. wb. (P5 K34)
Pada data percakapan (5) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di kelas
saat proses pembelajaran berlangsung, tentunya dalam situasi formal di kelas. Percakapan terjadi
antara siswa dengan guru yaitu P1 (Ibu Ellis Kalal S.Pd, guru Matematika, suku Jawa), P2 (Lilis,
siswa perempuan, Suku Jawa), P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa), P4 (Noval, siswa laki-laki,
suku Jawa Gorontalo), P5, (Andika, siswa laki-laki, suku Jawa), P6(Siswa-siswa kelas IV, suku
Jawa dan Gorontalo). Sebagian besar siswa MI Muhammadiyah desa Sidomulyo adalah suku
Jawa dan sebagian lain adalah suku Gorontalo. Topik percakapan di atas adalah menjawab soal
bahasa Inggris.
Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa siswa-siswa cenderung menggunakan
BI yang dicampur dengan BJ dalam situasi formal di kelas baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa. Sekalipun siswa menggunakan BI, struktur BI yang mereka gunakan tidak sesuai
dengan struktur kalimat dalam kaidah bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pengaruh struktur
kalimat BJ yang dibahasaindonesiakan oleh siswa. Dari data percakapan di atas, interferensi
struktur kalimat bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia lisan nampak pada kalimat sebagai
berikut.
a. Percakapan 5 pada kalimat 2 (P5 K2) yaitu „Bagi tugas yo? Koe Di neng kelas satu karo dua.
Aku neng kelas tiga karo kelase dewe. Ripan neng kelas karo limo. Nopal kelas enem.‟
kalimat tersebut diujarkan oleh P2 (Lilis, siswa perempuan, Suku Jawa), kepada teman-teman
sekelompoknya. Interferensi BJ pada kalimat tersebut nampak pada penggunaan yo, koe,
neng, karo, kelase dewe, limo, dan enem.yo sama halnya dengan ya. Dalam kalimat tersebut
yo menunjukkan kepastian jawaban atas pertanyaan. Koe berarti kamu, neng berarti di, karo
berarti dengan kelase dewe berarti kelas kita, limo berarti lima dan enem berarti enam.
Struktur kalimat tersebut tidak sesuai dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Bagitugasyo?(P5 K2)
P O Pel
Koe Dineng kelas satu karo dua.
S P
Akuneng kelas tiga karo kelase dewe.
S P
Ripanneng kelas karo limo.
S P
Nopalkelas enem.
S P
Struktur kalimat yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
sebagai berikut.
Kitabagitugasya?
S P O Pel
Kamu Di, bertugasdi kelas satu dan dua.
S P O
Akubertugasdi kelas tiga dan kelas kita.
S P O
Ripanbertugasdi kelas lima.
S P O
Nopalbertugasdi kelas enam.
S P O
b. Percakapan 5 pada k alimat 4 (P5 K4) yaitu „Umurmu berapa to pal?‟ kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Lilis, siswa perempuan, Suku Jawa), P4 (Noval, siswa laki-laki, suku
Jawa Gorontalo). Penggunaan kata to tidak tepat untuk kalimat tersebut. Karena to berasal
dari bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kalimat pertanyaan.
Struktur kalimat tersebut termasuk pada struktur kalimat tanya. struktur kalimat tanya
tersebut telah terjadi interferensi BJ. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan Nampak
sebagai berikut.
Umurmuberapa topal? (P5 K4)
S P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu umormu piro
to Pal? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di
atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Berapaumurmu Pal?
P O
c. Percakapan 5 pada kalimat 6 (P5 K6) yaitu „Koe berapa umurmu Di?‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P2 (Lilis, siswa perempuan, Suku Jawa), kepada P3 (Aldi, siswa laki-laki,
suku Jawa). Penggunaan kata koe tidak tepat dalam kalimat tersebut, karena koe berasal dari
bahasa Jawa yang berarti kamu. Meskipun siswa berbicara dengan sesama siswa, akan tetapi
penggunaan struktur kalimat yang benar harus diperhatikan, karena situasi percakapan
mereka adalah di kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
Struktur kalimat tersebut termasuk pada struktur kalimat tanya. struktur kalimat tanya
tersebut telah terjadi interferensi BJ. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan Nampak
sebagai berikut.
Koeberapaumurmu Di? (P5 K6)
S P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu koe piro
umormu Di? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Berapaumur kamu, Di?
P O
d. Percakapan 5 pada kalimat 10 (P5 K10) yaitu „Ndang ditimbang! berapa beratmu lis?‟
Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa), kepada P2(Lilis, siswa
perempuan, Suku Jawa). Interferensi BJ Nampak pada penggunaan kata ndang. Ndang
berarti cepat. Struktur kalimat tersebut telah tejadi interferensi bahasa Jawa. Jika diuraikan
struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ndang ditimbang! (P5 K10)
P
Berapaberatmu lis? (P5 K10)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu ndang
ditimbang! piro bobotmu Lis? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas
menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
Sebagai berikut.
Cepat ditimbang!
P
Berapaberat badanmu Lis?
P O
a. Percakapan 5 pada kalimat 12 (P5 K12) yaitu „Ndang yang lain lagi!‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV).
Interferensi BJ Nampak pada penggunaan kata ndang. Ndang berarti cepat. Struktur kalimat
tersebut telah terjadi interferensi bahasa Jawa. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan
nampak sebagai berikut.
Ndangyang lain lagi! (P5 K12)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu ndang seng
liane eneh! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Cepatyang lain lagi!
P O
b. Percakapan 5 pada kalimat 13 (P5 K13) yaitu „Sudah yo semua?‟ Kalimat tersebut diujarkan
oleh P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV). Interferensi BJ
Nampak pada penggunaan kata yo.Yo digunakan dalam kalimat pertanyaan untuk mencari
kepastian jawaban atas pertanyaan tersebut.
Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat tanya. Struktur kalimat
tersebut telah terjadi interferensi bahasa Jawa. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan
nampak sebagai berikut.
Sudah yosemua? (P5 K13)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu uwes yo
kabeh? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di
atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Sudah selesaisemua?
P O
g. Percakapan 5 pada kalimat 14 (P5 K14) yaitu „Gek ngukur tinggi badan!‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P2(Lilis, siswa perempuan, Suku Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV).
penggunaan gek dan ngukur dalam kalimat tersebut tidak tepat, karena gek berasal dari
bahasa Jawa yang berarti selanjutnya. Sedangkan ngukur berasal dari bahasa Jawa ngukor
yang berarti mengukur. Struktur kalimat di atas termasuk pada struktur kalimat perintah.
Struktur kalimat tersebut telah terjadi interferensi bahasa Jawa. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Gek ngukurtinggi badan! (P5 K14)
P O
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu gek ngukor
duwur awak! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti
di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Selanjutnya mengukurtinggi badan!
P O
h. Percakapan 5 pada kalimat 15 (P5 K15) yaitu „ndang tak ukor sapa disek?‟ Kalimat tersebut
diujarkan oleh P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV).
Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas pada kalimat tersebut. Jika diuraikan struktur
kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ndang tak ukor sapa disek? (P5 K15)
P
Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Cepat!
P
Siapa yang sayaukurduluan?
S P Ket
i. Percakapan 5 pada kalimat 17(P5 K17) yaitu „Ndang gantian yang diukur ben cepat! gek
dikumpul me ibu hasilnya! ndang sapa lagi yang diukur? Ojo nggae sepatu! dilepas saja
sepatunya!‟ kalimat tersebut diujarkan oleh P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6
(siswa-siswa kelas IV). Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas pada kalimat tersebut.
Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Ndang gantian yang diukurben cepat! (P5 K17)
P Ket
Gek dikumpulme ibuhasilnya!(P5 K17)
P O Ket
Ndang sapa lagi yang diukur?(P5 K17)
P
Ojo nggaesepatu!(P5 K17)
P O
Dilepas sajasepatunya! (P5 K17)
P O
Struktur kalimat yang tepat untuk kalimat-kalimat di atas adalah Sebagai berikut.
Bergantian yang diukur, supaya cepat!
P Ket
selanjutnya dikumpulkepada ibuhasilnya!
P O Ket
Siapa lagi yang akan diukur?
P Ket
Jangan memakaisepatu!
P O
Dilepaskan sajasepatunya!
P O
h. Percakapan 5 pada kalimat 20 (P5 K20) yaitu „Koe yang baca, aku yang nulis yo?‟ Kalimat
tersebut diujarkan oleh P2(Lilis, siswa perempuan, Suku Jawa) kepada P3 (Aldi, siswa laki-
laki, suku Jawa). Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas pada kalimat tersebut. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
koeyang bacaakuyang nulis yo? (P5 K20)
S P O Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu iyo, koe seng
moco aku seng nules yo? Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi
kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
Kamuyang membacakan, sayayang menulis!
S P O Ket
i. Percakapan 5 pada kalimat 21 (P5 K21) yaitu „Sudah semua to? Tinggal nulis di kertas HVS
hasilnya, gek dikumpul. Selak istirahat lho.‟ Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 P3 (Aldi,
siswa laki-laki, suku Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV). Interferensi struktur kalimat BJ
nampak jelas pada kalimat tersebut. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak
sebagai berikut.
Sudahsemua to? (P5 K21)
P O
Tinggal nulisdi kertas HVS hasilnya, gek dikumpul.(P5 K21)
P O Ket
Selak istirahatlho. (P5 K21)
P Pel
Struktur kalimat yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk kalimat tersebut adalah
sebagai berikut.
Semuasudah selesai?
S P
Sekarang tinggal menulishasilnyadi kertas HVS, selanjutnya dikumpul.
P O Ket1 Ket2
Sedikit lagiAkan istirahat.
Ket P
j. Percakapan 5 pada kalimat 24 (P5 K24) yaitu „Ih, delok‟en to, Mirna enom dewe‟ kalimat
tersebut diujarkan oleh P3 Kalimat tersebut diujarkan oleh P3 P3 (Aldi, siswa laki-laki, suku
Jawa) kepada P6 (siswa-siswa kelas IV). Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas pada
kalimat tersebut. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
ih,delok‟en to, Mirnaenom dewe. (P5 K24)
Pel P O Ket
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu nampak jelas
pada penggunaan kata delok’en yang berarti lihatlah, dan dewe yang berarti sendiri. Namun
pada kalimat tersebut dewe diartikan yang paling atau yang lebih. Sehingga struktur kalimat
yang digunakan siswa di kelas menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang
tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai berikut.
Coba lihat, Mirnayang paling muda.
P O Ket
k. Percakapan 5 pada kalimat 25 (P5 K25) yaitu „Sek to, ojo dicepet-cepetne bacanya!‟ kalimat
tersebut diujarkan oleh P2 (Lilis. siswa perempuan, suku Jawa) kepada P3(Aldi, siswa laki-
laki, suku Jawa). Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas padakalimat tersebut. Jika
diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Sek to ojo dicepet-cepetne bacanya! (P5 K25)
P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu sek to ojoo
dicepet-cepetne mocone! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa di kelas menjadi
kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat tersebut adalah Sebagai
berikut.
Tolong jangan cepat membacanya!
P
l. Percakapan 5 pada kalimat 29 (P5 K29) yaitu „Nama kelompok dengan anggotanya ojo lali
ditulis!‟ Kalimat tersebut diujarkan oleh P4 (Noval, siswa laki-laki, suku Jawa Gorontalo)
kepada P2 (Lilis, siswa perempuan, suku Jawa). Interferensi struktur kalimat BJ nampak jelas
pada kalimat tersebut. Jika diuraikan struktur kalimat tersebut akan nampak sebagai berikut.
Nama kelompok dengan anggotanyaojo lali ditulis! (P5 K29)
S P
Struktur kalimat di atas berasal dari struktur kalimat bahasa Jawa yaitu jeneng
kelompok karro anggotane ojo lali ditules! Sehingga struktur kalimat yang digunakan siswa
di kelas menjadi kacau seperti di atas. Struktur kalimat tanya yang tepat untuk kalimat
tersebut adalah Sebagai berikut.
Jangan lupa ditulisnama kelompok dan anggotanya!
P O
Tabel 5 Bentuk-bentuk Interferensi Struktur Kalimat Hasil Analisis pada Data (5)
No Bentuk
Interferensi
Struktur Kalimat
Deskripsi Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
P-O-Pel
S-P-O
P
P-Ket
P-O
S-P-O-Ket
P-O-Ket
P-Pel
Pel-P-O-Ket
S-P
Bagi tugas yo?(P5 K2)
Umurmu berapa to Pal? (P5 K4)
Ndang ditimbang! (P5 K10)
Ndang gantian yang diukur, ben cepat! (P5 K17)
Ojo nggae sepatu! (P5 K17)
Koe yang baca aku yang nulis yo?(P5 K20)
Tinggal nulis di kertas HVS hasilnya, gek
dikumpul.(P5 K21)
Selak istirahat lho. (P5 K21)
Ih, delok’en to, Mirna enom dewe.(P5 K24)
Nama kelompok dengan anggotanya ojo lali ditulis!
(P5 K29)
4.2 Faktor Penyebab terjadinya Interferensi Struktur KalimatBahasa Jawa
terhadapBahasa Indonesia Lisan
Faktor utama penyebab terjadinya interferensi struktur kalimat bahasa Jawa terhadap
penggunaan bahasa Indonesia di kelas adalah faktor lingkungan dan faktor kebiasaan.
4.2.1 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa siswa, karena lingkungan
adalah tempat siswa berinteraksi atau bergaul. Lingkungan yang dimaksud adalah keluarga
terutama orang tua, dan masyarakat.
4.2.2 Faktor Kebiasaan
Terbiasanya seseorang dengan suatu hal, maka menyebabkan kebiasaan tersebut terbawa
pada hal lain. Begitu pula dengan siswa, karena terbiasa dengan bahasa Jawa di lingkungan
tempat mereka bergaul atau berinteraksi, maka kebiasaan menggunakan bahasa Jawa tersebut
akan terbawa di sekolah yang seharusnya tidak demikian, karena sekolah adalah tempat belajar
yang bersifat formal.
Kebiasaan ini menyebabkan siswalebih mudah mempelajari dan menggunakan bahasa
Jawa dibandingkan bahasa Indonesia serta siswa sulit mencari persamaan atau padanan kata
dalam bahasa Indonesia.
Ada pula faktor lain yang menyebabkan interferensi bahasa Jawa terjadi pada siswa
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sidomulyo yaitu sebagai berikut.
a. Siswa menguasai dua bahasa atau dwibahasawan (bahasa Jawa dan bahasa Indonesia), akan
tetapi lebih menguasai bahasa Jawa dibanding bahasa Indonesia.
b. Siswa belajar bahasa Indonesia setelah masuk bangku sekolah.
c. Orang tua tidak melatih berbahasa Indonesia di rumah, hanya mengharap dari guru di
sekolah.
Faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi yang telah uraikan di atas dapat di
tanggulangi dengan cara: (1) melatih penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di
lingkungan sekolah; (2) orang tua ikut berperan aktif dalam proses belajar berbahasa Indonesia
pada anak; (3) guru harus selalu memperhatikan penggunaan bahasa siswa di sekolah, jika terjadi
interferensi bahasa Jawa, maka guru harus menegur dan memperbaiki kesalahan siswa serta
memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar; (4)
guru sebaiknya memberikan latihan khusus berbahasa Indonesia yang baik dan benar kepada
siswa, agar interferensi bahasa Jawa yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Sidomulyo khususnya pada siswa tidak terjadi kembali atau setidaknya siswa mengalami
kemajuan dalam berbahasa Indonesia yaitu menjadi lebih baik dibandingkan dengan penggunaan
bahasa Indonesia sebelum diberikannya latihan khusus.