bab iv hasil dan pembahasanrepository.ump.ac.id/7839/5/ade rizki apriliani_bab iv.pdf · 52 bab iv...

30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian disertai dengan pembahasannya. Hasil dan pembahasan dijabarkan berdasarkan pengolahan data- data yang berasal dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama penelitian. Hasil tersebut dijabarkan dengan narasi dan gambar. Ada tiga topik utama yang akan dibahas yaitu tentang pelaksanaan sekolah inklusi di MI Salafiyah Kebarongan, interaksi sosial anak berkebutuhan khusus dan peran guru dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut. Namun sebelumnya peneliti akan memberikan gambaran umum MI Salafiyah Kebarongan sebagai batu pijakan pemahaman (konteks) dari ketiga topik tersebut berupa profil sekolah, profil kepala sekolah, profil guru, profil kelas I dan profil siswa. A. Gambaran Umum MI Salafiyah Kebarongan 1. Profil Sekolah MI Salafiyah Kebarongan merupakan salah satu Madrasah Ibtidaiyah swasta yang dikelola oleh Yayasan Kesejahteraan Muslim Nadziriyah yang berada di Desa Kebarongan Kemanjen Banyumas di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma‟arif Kabupaten Banyumas. MI Salafiyah Kebarongan didirikan pada tanggal 27 Juli 1966 dan pada tahun 2014 telah terakreditasi A. MI Salafiyah Kebarongan berada satu lingkungan dengan SMP Salafiyah Kebarongan. 52 Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian disertai dengan

pembahasannya. Hasil dan pembahasan dijabarkan berdasarkan pengolahan data-

data yang berasal dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama penelitian.

Hasil tersebut dijabarkan dengan narasi dan gambar. Ada tiga topik utama yang

akan dibahas yaitu tentang pelaksanaan sekolah inklusi di MI Salafiyah

Kebarongan, interaksi sosial anak berkebutuhan khusus dan peran guru dalam

mengembangkan kemampuan berinteraksi anak berkebutuhan khusus di sekolah

tersebut. Namun sebelumnya peneliti akan memberikan gambaran umum MI

Salafiyah Kebarongan sebagai batu pijakan pemahaman (konteks) dari ketiga

topik tersebut berupa profil sekolah, profil kepala sekolah, profil guru, profil kelas

I dan profil siswa.

A. Gambaran Umum MI Salafiyah Kebarongan

1. Profil Sekolah

MI Salafiyah Kebarongan merupakan salah satu Madrasah

Ibtidaiyah swasta yang dikelola oleh Yayasan Kesejahteraan Muslim

Nadziriyah yang berada di Desa Kebarongan Kemanjen Banyumas di

bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma‟arif Kabupaten Banyumas. MI

Salafiyah Kebarongan didirikan pada tanggal 27 Juli 1966 dan pada tahun

2014 telah terakreditasi A. MI Salafiyah Kebarongan berada satu

lingkungan dengan SMP Salafiyah Kebarongan.

52

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

53

Kelengkapan sarana dan prasarana di MI Salafiyah Kebarongan

Kemranjen meliputi gedung ruang kelas I-VI, ruang kepala sekolah, kantor

guru, perpustakaan, UKS, laboratorium komputer, toilet guru, toilet siswa,

kantin serta halaman yang luas untuk tempat parkir kendaraan, olahraga,

upacara dan bermain siswa. Adanya masjid juga sangat mendukung untuk

proses beribadah siswa dan guru. Tenaga pendidik dan kependidikan di MI

Salafiyah Kebarongan berjumlah 14 orang yang terdiri dari 1 Kepala

Sekolah, 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran, 2 guru pendamping khusus

ABK, 1 penjaga kantin dan 1 penjaga sekolah (satpam).

Sejak berdirinya, MI Salafiyah Kebarongan sudah terdapat siswa

yang memiliki kebutuhan khusus kemudian ditunjuk secara resmi oleh

Kementrian Agama Kabupaten Banyumas menjadi sekolah inklusi mulai

tahun 2016 dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam

Nomor 3211 tahun 2016 tentang Penetapan 22 Madrasah Inklusif. Di MI

Salafiyah Kebarongan terdapat 10 siswa yang memiliki kebutuhan khusus

dengan kategori kebutuhan khusus tunagrahita, hiperaktif, tunawicara,

lamban belajar, berkesulitan belajar dan tunadaksa.

2. Profil Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ibu Amanah

adalah kepala di MI Salafiyah Kebarongan. Ibu Amanah sudah menjadi

kepala sekolah sejak tahun 2007, tepatnya sudah 11 tahun. Selain berperan

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

54

sebagai kepala sekolah, Ibu Amanah juga manjadi pendidik dengan

memberikan materi pembelajaran di beberapa kelas yang diampunya.

3. Profil Guru

Guru adalah salah satu komponen sentral dalam sistem pendidikan

yang sangat mempengaruhi kesuksesan dalam pembelajaran. Peranan

pendidik dalam pendidikan sangat penting karena pendidik adalah orang

yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan memiliki tanggung

jawab untuk mencapai indikator-indikator yang telah ditetapkan. MI

Salafiyah Kebarongan yang merupakan sekolah penyelenggara pendidikan

inklusi memiliki perbedaan dari sekolah pada umumnya yang tanpa

pendidikan inklusi. Sekolah inklusi memiliki siswa berkategori reguler dan

siswa berkategori anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal itu juga

mengakibatkan keadaan guru juga berbeda. Jika disekolah tanpa

pendidikan inklusi hanya ada satu guru kelas (guru pengajar) yang

mengajar di dalam kelas, sedangkan sekolah dengan pendidikan inklusi

memiliki beberapa orang guru yang berada di dalam kelas, yaitu guru

kelas (guru pengajar) dan guru pendamping khusus ABK.

Guru kelas I Ibu Ngilmu mempunyai peran memberikan pelajaran

kepada seluruh siswa, sedangkan guru pendamping khusus seperti Ibu

Fatonah dan Ibu Pamuji berperan membantu guru kelas untuk memberikan

bimbingan, informasi dan arahan kepada siswa ABK apabila anak tersebut

tidak bisa mengikuti materi yang diberikan oleh guru kelas (guru pengajar)

dan juga untuk menggantikan tugas mengajar jika guru kelas berhalangan

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

55

hadir. Apabila ABK tersebut tidak paham dengan penjelasan guru kelas,

maka yang menjelaskan kembali materi kepada ABK adalah guru

pendamping khusus. Bisa dikatakan guru pendamping lah yang lebih

berperan di dalam kelas khususnya bagi ABK.

4. Profil Kelas I

Kondisi ruang kelas I bersih dan nyaman untuk belajar. Tempat

duduk siswa menghadap kedepan seperti biasa. Setiap harinya siswa

menempati tempat duduk yang berbeda (berganti posisi). Ruang kelas

dilengkapi kipas angin dan rak untuk meletakkan sepatu. Sirkulasi udara

dan pencahayaan di ruang kelas sangat bagus karena terdapat jendela-

jendela yang besar. Dinding kelas terpasang hasil-hasil pekerjaan siswa.

5. Profil Siswa

Siswa kelas I di MI Salafiyah Kebarongan berjumlah 29 siswa.

Dari 29 siswa tersebut, empat orang merupakan siswa ABK. Siswa yang

memiliki kebutuhan khusus yaitu Slamet (tunagrahita), Nur (hiperaktif),

Adnan (tunawicara) dan Arfah (tunagrahita). Saat peneliti pertama kali

masuk ke kelas I, siswa memberikan senyuman yang ramah dan mengajak

berjabat tangan. Karakteristik siswa kelas I aktif dalam pembelajaran.

B. Pelaksanaan Sekolah Inklusi di MI Salafiyah Kebarongan

Pelaksanaan merupakan segala usaha yang dilakukan untuk

mewujudkan semua rencana yang telah dirumuskan dan ditetapkan

sebelumnya. Kegiatan pelaksanaan sekolah inklusi meliputi aspek persiapan

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

56

pembelajaran kelas inklusi, pengelolaan kelas inklusi dan kendala di kelas

inklusi serta cara mengatasi.

1. Persiapan Pembelajaran Kelas Inklusi

Persiapan pembelajaran kelas inklusi meliputi aspek penyusunan

silabus, penyusunan RPP/PPI, penyusunan materi, media dan metode

pembelajaran. Persiapan pembelajaran di MI Salafiyah Kebarongan

berupa penyusunan silabus, RPP, materi, media dan metode

pembelajaran. Guru dalam menyusun silabus, RPP, materi dan media

pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler di MI

Salafiyah Kebarongan masih disamakan. Hal ini disampaikan oleh kepala

sekolah yang menjelaskan bahwa:

“Masih dalam persiapan artinya sedang dibuatkan kurikulum

yang sesuai dengan inklusi, sementara masih menggunakan

kurikulum biasa hanya diselipkan beberapa untuk kebutuhan

anak-anak yang berkebutuhan khusus.” (Ibu Amanah, 10 April

2018)

Berdasarkan penjelasan kepala sekolah, kurikulum yang digunakan oleh

MI Salafiyah Kebarongan untuk pembelajaran anak berkebutuhan khusus

masih menggunakan kurikulum biasa antara siswa reguler dan siswa

ABK masih disamakan akan tetapi dalam proses pembelajarannya

diselipkan beberapa untuk kebutuhan ABK. Dari pihak sekolah sedang

membuatkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan ABK.

Untuk materi yang diajarkan di kelas telah disesuaikan dengan

materi pelajaran pada umumnya. Tetapi materi yang diajarkan untuk

siswa ABK pada kelas formal tetap sama, walaupun demikian tingkat

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

57

pemberian tugas dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

ABK. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ibu Amanah bahwa:

”Perlakuan sama seperti siswa normal pada umumnya, hanya

kebetulan jika ABK mengganggu dikelas maka bisa

dimasukkan ke ruang sumber atau ke tempat lain untuk

mengikuti pelajaran dan pelajaran itu tidak harus sama

walaupun materi sama misalnya siswa normal bisa menuliskan

1 kalimat dan untuk yang ABK paling bisa menyusun 1 kata

nah itu nilainya sudah sama mba.” (Ibu Amanah, 10 April

2018)

Ibu Amanah menerangkan bahwa materi pembelajaran disesuaikan

dengan kemampuan ABK jika siswa normal dapat menyusun 1 kalimat

lain dengan siswa ABK paling hanya bisa menyusun 1 kata nilainya

sudah sama. Namun demikian materi pembelajaran untuk ABK dapat

disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman ABK juga diusahakan

agar tidak jauh tertinggal dengan siswa normal lainnya. Hal ini berguna

agar ABK dapat memahami pembelajaran yang disampaikan dengan baik

meskipun sedikit demi sedikit. Masing-masing siswa ABK mendapatkan

pendidikan khusus sesuai dengan potensinya, sehingga mereka dapat

mengembangkan potensi masing-masing dan dapat eksis dan harmonis

dalam lingkungan sosialnya.

Teknik yang digunakan dalam pembelajaran di kelas, guru di MI

Salafiyah Kebarongan memperhatikan gaya belajar siswa untuk

menentukan teknik pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini

disampaikan oleh kepala sekolah yang menjelaskan bahwa:

“Teknik mengajar seperti biasa, untuk yang berkebutuhan

khusus memang ada guru pendamping paling yang spesial

untuk ABK kalau ditunjuk dia tetep maju walaupun salah tetap

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

58

diberikan applause agar anak merasa senang dan percaya diri.”

(Ibu Amanah, 10 April 2018)

Berdasarkan penjelasan kepala sekolah, diketahui bahwa teknik dalam

pembelajaran masih seperti biasa. Hal tersebut diperkuat dengan hasil

pengamatan yang menunjukkan bahwa guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran masih menggunakan ceramah, demonstrasi dan praktik

langsung. (Observasi, 28 Maret-18 April 2018). Pemberian applause saat

siswa ABK percaya diri dan berani saat menunjukkan kemampuan

dirinya juga dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa Ibu Ngilmu

memberikan applause kepada ABK Nur dengan mengucapkan “Iya, Nur

pintar sudah selesai.” (Observasi, 31 Maret 2018)

2. Pengelolaan Kelas Inklusi

Persiapan pembelajaran kelas inklusi meliputi aspek jumlah siswa

berkebutuhan khusus, klasifikasi siswa berkebutuhan khusus, bakat siswa

berkebutuhan khusus, kegiatan siswa berkebutuhan khusus, bentuk

koordinasi antar tenaga pendidik kelas inklusi, perlakuan guru terhadap

siswa, penataan kelas inklusi, dan respon siswa. Terkait pengelolaan

kelas inklusi di MI Salafiyah Kebarongan, diketahui bahwa jumlah siswa

berkebutuhan khusus hanya terdapat 11 siswa berkebutuhan khusus yang

tersebar kedalam beberapa kelas. Kategori siswa berkebutuhan khusus

yang ada di MI Salafiyah Kebarongan yaitu tunagrahita, hiperaktif,

tunawicara, lamban belajar, berkesulitan belajar dan tunadaksa. Di kelas I

terdapat empat siswa ABK yaitu Adnan (tunawicara), Nur (hiperaktif),

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

59

Slamet dan Arfah (tunagrahita). (Data diperoleh dari Form Isian

Madrasah Inklusi MI Salafiyah Kebarongan).

Keempat siswa ABK di kelas I MI Salafiyah Kebarongan tersebut,

jika dilihat dari pengamatan guru, bakatnya sudah terlihat. Seperti yang

disampaikan kepala sekolah bahwa:

“Programnya ya disesuaikan dengan potensi dan bakat yang

dimiliki oleh setiap ABK.” (Ibu Amanah, 10 April 2018)

Kepala sekolah menjelaskan bahwa untuk program yang sekolah lakukan

yaitu disesuikan dengan potensi dan bakat yang dimiliki ABK.

Contohnya ABK Nur sangat pintar untuk menghafal sesuatu maka

diarahkan dan dibimbing untuk dapat menghafal suratan pendek Al-

Qur‟an. ABK Adnan memiliki bakat di bidang olahraga seperti

bulutangkis maka guru olahraga membimbing Adnan untuk menekuni

bidang tersebut.

Saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, bentuk koordinasi antar

tenaga pendidik di MI Salafiyah Kebarongan di dalam kelas dilakukan

oleh tiga guru, yaitu guru kelas dan dua guru pendamping khusus ABK.

Kerjasama antara guru kelas dan guru khusus sangat diperlukan guna

meningkatkan proses pembelajaran untuk siswa ABK. Seperti yang

disampaikan oleh guru khusus Ibu Fatonah dan Ibu Pamuji bahwa:

“Tentu ada kerjasama mba” (Ibu Fatonah, 12 April 2018)

“Saling membantu antara guru khusus dan umum.

Kerjasamanya bisa dalam penilaian, dalam pelaksanaan dikelas

saling bekerjasama untuk saling membantu dalam

mengkondisikan siswa.” (Ibu Pamuji, 13 April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

60

Berdasarkan penjelasan guru khusus tersebut, bahwa di kelas I dalam

proses pembelajaran tentu ada kerjasama antara guru kelas dan guru

khusus. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam hal penilaian,

pengkondisian siswa ABK saat jalannya proses pembelajaran.

Kemudian bentuk perlakuan guru terhadap siswa ABK dan siswa

reguler di kelas inklusi, secara umum dalam proses pembelajaran semua

pelayanan masih disamakan tanpa adanya perbedaan. Seperti yang

disampaikan oleh kepala sekolah ibu Amanah bahwa:

“Dalam 1 kelas dibiasakan untuk selalu bersama-sama sehingga

tidak ada perbedaan jadi siswa normal paham kebiasaan-

kebiasaan yang dilakukan ABK sehingga mereka tidak merasa

terganggu oleh keberadaan ABK dan memahami kemampuan

ABK yang memang seperti itu keadaannya.” (Ibu Amanah, 10

April 2018)

Ibu Amanah menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran siswa

normal dan ABK harus selalu bersama-sama agar setiap anggota kelas

saling menghargai kondisi satu sama lain sehingga tercipta suatu kelas

yang nyaman bagi siswa normal dan ABK. Hal tersebut diperkuat dengan

hasil pengamatan bahwa guru lebih memperhatikan siswa ABK dan

selalu mengajaknya berkomunikasi. Guru sering mengajak siswa ABK

bicara dengan cara menyampaikan beberapa pertanyaan terkait kegiatan

yang sudah ABK lakukan. (Observasi, 28 Maret-18 April).

Penataan ruang kelas inklusi di kelas I MI Salafiyah Kebarongan

berdasarkan hasil pengamatan sudah dibuat senyaman mungkin oleh guru

agar siswa ABK dan siswa reguler merasa nyaman dan senang ketika

belajar di kelas. Penataan ruang kelas inklusi kelas I MI Salafiyah

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

61

Kebarongan sudah terlengkapi dengan sarana prasarana kelas seperti

buku, media pembelajaran, dan alat kebersihan. Lalu, untuk penataan

tempat duduk di kelas I masih terfokus menghadap ke depan papan tulis.

Walaupun tempat duduk masih terfokus ke depan, setiap harinya siswa

bergantian tempat duduk sehingga siswa tidak bosan dan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran.

Keberadaan siswa berkebutuhan khusus di dalam kelas tentu

memberikan suasana yang berbeda. Terutama pada saat pembelajaran

berlangsung, respon siswa berkebutuhan khusus berbeda dengan siswa

reguler, masing-masing siswa memiliki tingkat daya nalar yang berbeda.

Siswa reguler dalam kegiatan pembelajaran dapat berperan aktif,

sementara siswa ABK belum terlihat aktif dan masih memerlukan

penekanan berulang tekait materi yang sedng dibahas oleh guru. Respon

siswa reguler di MI Salafiyah Kebarongan terhadap keberadaan siswa

ABK mereka memberikan respon positif. Hal tersebut diperkuat dengan

hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa siswa reguler dan siswa

ABK selalu bermain dan bekerjasama baik di dalam kelas maupun diluar

kelas. Walaupun siswa ABK terkadang menjahili siswa reguler tetapi

mereka tidak memberikan perlawanan akan tetapi memberikan suatu

pengertian-pengertian kepada ABK bahwa hal tersebut tidak boleh

dilakukan. (Observasi, 28 Maret-18 April 2018). Guru khusus Ibu

Fatonah juga menjelaskan bahwa:

“Selalu melibatkan siswa normal didalam kelas, diluar kelas

jajan dan bermain bareng tidak hanya dengan teman 1 kelas,

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

62

tetapi ABK dikenalkan dengan kakak-kakak kelas sehingga

mereka mengenal dan mengetahui bahwa anak tersebut

memiliki keistimewaan sehingga kakak kelas dapat

memperlakukan ABK dengan baik dan menyayangi ABK” (Ibu

Fatonah, 12 April 2018)

Berdasarkan penjelasan guru khusus tersebut, dapat diketahui bahwa

guru khusus selalu melibatkan siswa reguler dalam semua kegiatan ABK.

Diharapkan semua anggota sekolah dapat mengenal dan mengetahui

bahwa siswa ABK memiliki keistimewaan sehingga semua anggota

sekolah dapat memahami dan memberikan respon yang baik terhadap

keberadaan siswa ABK dengan memperlakukan dan menyayangi siswa

ABK dengan baik.

3. Kendala Kelas Inklusi dan Cara Mengatasi

Kendala kelas inklusi dan cara mengatasi meliputi aspek kendala

yang dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar dan cara guru

mengatasi kendala tersebut. Kendala pertama disampaikan oleh kepala

sekolah bahwa:

“Kadang belum menguasai dan terampil banget dalam

mengatasi ABK karena masih belajar”. (Ibu Amanah, 10 April

2018)

Berdasarkan penjelasan kepala sekolah, dapat diketahui bahwa beliau

belum sepenuhnya menguasai dan terampil dalam mengatasi berbagai

karakteristik siswa ABK karena pelaksanaan sekolah inklusi di MI

Salafiyah Kebarongan baru berjalan 2 tahun sejak ditunjuk oleh

Kementrian Agama sebagai sekolah inklusi pada tahun 2016.

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

63

Kendala kedua yaitu daya tangkap siswa ABK dalam menerima

materi pembelajaran masih kurang. Hal tersebut disampaikan oleh guru

kelas I bahwa:

“Kendalanya tentu banyak mba, memberikan pemahaman ke

ABK sulit jadi harus mengulang-ulang materi pembelajaran,

mengkondisikan ABK saat pembelajaran, mengoptimalisasi

kemampuan ABK supaya bisa dan mau untuk belajar”. (Ibu

Ngilmu, 11 April 2018)

Berdasarkan penjelasan guru kelas I dapat diketahui bahwa beliau dalam

memberikan materi pembelajaran harus melakukan pengulangan agar

siswa ABK paham maksud dari apa yang beliau sampaikan. Faktor dari

dalam diri siswa berupa kemauan dan semangat untuk bisa lebih maju

dalam belajar juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan

belajar agar guru dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam diri

ABK.

Contoh kurangnya kemauan dari dalam diri siswa berkebutuhan

khusus tersebut dapat dilihat pada saat peneliti melakukan pengamatan

pada ABK Adnan. Adnan tidak betah duduk berlama-lama di dalam kelas

saat kegiatan belajar berlangsung dan memilih keluar kelas untuk

bermain bulutangkis. (Observasi, 28 Maret 2018)

Kendala berikutnya yaitu keterbatasan kemampuan yang dimiliki

oleh guru. Hal tersebut disampaikan oleh guru khusus ibu Fatonah dan

ibu Pamuji bahwa:

“Mungkin kalau anak tunawicara, saya belum tau cara

berkomunikasinya misalnya dia menyampaikan apa tapi saya

belum bisa menangkap apa yang dia inginkan terus yang susah

lagi saat pembelajaran karena tidak bisa mengucapkan secara

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

64

lisan. Slamet belum bisa diarahkan dan memperhatikan guru

dikelas belum bisa, Nur bisa mengikuti kegiatan

pembelajaran.” (Ibu Fatonah, 12 April 2018)

”Kendalanya banyak mba, terkadang tidak paham apa yang

ABK katakan dan akhirnya dia marah-marah. kemudian

keinginan dia ingin ini itu ya kita tidak tahu contohnya Adnan

hanya bisa dengan “hah heh” terkadang kita tidak paham

keinginan dia, seperti Slamet kurang „cetha‟, kalau Nur kadang

tidak jelas mesti kalau ada orang sedang berbicara apa pasti

Nur selalu bertanya kok seperti ini kok seperti itu jadi kita

harus bisa memberikan alasan-alasan supaya dia itu tahu.” (Ibu

Pamuji, 13 April 2018)

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa terkadang guru

tidak paham apa maksud dari keinginan ABK karena keterbatasan ABK

dalam pengucapan yang kurang jelas sehingga guru harus mengulang

kembali perkataan ABK agar maksud dan tujuan ABK dapat

tersampaikan dengan jelas.

Kendala selanjutnya yaitu pengkondisian siswa ABK. Siswa ABK

saat kegiatan pembelajaran sering membuat keributan terutama saat Nur

dan Slamet duduk saling berdekatan maka mereka akan bertengkar dan

mengganggu siswa yang lainnya.

Kemudian cara guru dalam mengatasi kendala-kendala yang ada

yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung

jalannya proses pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh kepala

sekolah bahwa:

“Sarana dan prasarana sudah ada terkait dengan inklusi yaitu

adanya alat peraga seperti buku-buku dan mainan, ada bidang

miring untuk membantu ABK berjalan, ditoilet ada alat untuk

berpegangan tangan yang dibutuhkan untuk ABK.” (Ibu Amanah,

10 April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

65

Kepala sekolah menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang

disediakan oleh MI Salafiyah Kebarongan untuk ABK sudah disediakan

untuk menunjang kebutuhan siswa ABK selama mengikuti kegiatan

pembelajaran di sekolah.

Kemudian cara guru untuk memberikan pemahaman materi

pembelajaran kepada siswa ABK dengan sabar dan telaten untuk terus

membimbing ABK sehingga ABK paham dan memiliki semangat untuk

dapat belajar lebih maju. Seperti yang disampaikan oleh guru kelas I

bahwa:

“Harus telaten, sabar, tidak mudah menyerah, untuk selalu

memberikan yang terbaik.” (Ibu Ngilmu, 11 April 2018).

Berdasarkan penjelasan tersebut, beliau selalu mengusahakan segala cara

untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada ABK, dengan

sabar dan telaten untuk memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan

kepada siswa ABK untuk lebih semangat dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, cara mengatasi keterbatasan kemampuan yang

dimiliki oleh guru yaitu dengan mengikuti beberapa pelatihan-pelatihan

terkait pelaksanaan sekolah inklusi dan siswa ABK. Seperti yang

disampaikan oleh kepala sekolah bahwa:

“Dengan cara pelatihan-pelatihan mba. Semua guru, komite dan

yayasan sudah mengikuti pelatihan terkait dengan ABK.” (Ibu

Amanah, 10 April 2018)

Kepala sekolah menjelaskan bahwa semua guru yang ada di MI Salafiyah

Kebarongan sudah mengikuti pelatihan-pelatihan terkait inklusi.

Pelatihan-pelatihan tersebut di dapat dari hasil mengikuti workshop,

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

66

diklat, seminar inklusi, study banding dan lesson study internal sekolah.

Guru khusus ibu Fatonah juga menyampaikan bahwa:

“Pendidikan secara khusus saya tidak punya tetapi sejak MI

Salafiyah Kebarongan menjadi sekolah inklusi memang saya

beberapa kali mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pendidikan

inklusi dan praktik langsung mencoba mengajar di kelas

yang ada siswa ABKnya di MI Keji.” (Ibu Fatonah, 12 April

2018)

Ibu Fatonah menjelaskan bahwa beliau memang bukan lulusan dari

PGSLB akan tetapi setelah MI Salafiyah Kebarongan dijadikan sekolah

inklusi beliau mengikuti beberapa pelatihan-pelatihan dan praktik

langsung mencoba mengajar di kelas yang ada siswa ABK di MI Keji.

Cara untuk mengkondisikan siswa jika membuat gaduh yaitu

dengan cara memberikan teguran dan nasehat kepada siswa ABK. Jika

teguran dan nasehat masih belum bisa mengatasi sepenuhnya maka guru

khusus memisahkan tempat duduk yang berjauhan agar tidak terjadi

perselisihan lagi sehingga kondisi kelas menjadi kondusif kembali.

Kalaupun ABK belum bisa diam maka guru khusus membawa ABK

keluar kelas agar tidak mengganggu proses pembelajaran. (Observasi 4

April 2018)

Berdasarkan pembahasan pada sub bab ini, pelaksanaan sekolah

inklusi di MI Salafiyah Kebarongan sudah baik dan berjalan dengan

lancar. Pihak sekolah sedang membuat kurikulum yang sesuai dengan

kebutuhan belajar ABK. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan

oleh Maftuhatin (2012 : 2017-208) bahwa penyesuaian kurikulum

dilakukan dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan belajar yang

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

67

disesuaikan dengan kemampuan anak. MI Salafiyah Kebarongan dalam

pengelolaan kelas inklusi tentu tidak selalu berjalan dengan lancar. Akan

tetapi guru selalu berusaha dan bekerjasama dalam memberikan

pelayanan yang terbaik untuk siswa reguler dan siswa ABK. Hal tersebut

sesuai dengan yang disampaikan oleh Budiyanto (2005: 41)

menyebutkan bahwa terdapat 3 prinsip dalam pendidikan inklusi salah

satunya yaitu guru bekerjasama dan mendapat pengetahuan pendidikan

umum, khusus, dan teknik belajar individu serta keperluan-keperluan

pelatihan dan bagaimana mengapresiasikan keanekaragaman dan

perbedaan individu dalam pengorganisasian kelas. Artinya setiap guru

berusaha untuk dapat mendampingi berbagai perbedaan yang dimiliki

setiap individu anak melalui berbagai ilmu yang dimiliki. Pernyataan

tersebut diperkuat dengan pendapat Ambar (2005: 115) bahwa terdapat

10 elemen yang memungkinkan pendidikan inklusi dapat dilaksanakan

yaitu sikap positif terhadap keberagaman, Interaksi promotif, Kompetensi

akademik dan sosial yang seimbang, Pembelajaran adaptif, Konsultasi

kolaboratif, Hidup dan belajar dalam masyarakat, Hubungan kemitraan

antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, Pemahaman kebutuhan

individual siswa, Belajar dan berpikir independen, Prinsip belajar

sepanjang hayat.

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

68

C. Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi MI

Salafiyah Kebarongan

Kemampuan berinteraksi merupakan kemampuan yang sangat penting

bagi siswa ABK untuk dapat menyesuaikan diri. Pada dasarnya setiap anak

berkebutuhan khusus menunjukkan interaksi sosial yang berbeda-beda. Fakta

dilapangan menunjukkan bahwa ada anak berkebutuhan khusus yang bisa

berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, namun ada pula anak

berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan ketika berinteraksi dengan

guru dan teman-temannya.

Di kelas I terdapat anak berkebutuhan khusus dengan berbagai kriteria

dengan nama samaran Adnan (Tunawicara), Nur (Hiperaktif), Slamet

(Tunagrahita), Arfah (Tunagrahita). Adnan adalah satu-satunya siswa di kelas

I yang memiliki kelainan tunawicara. Meskipun Adnan tidak bisa berbicara,

Adnan memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan teman-teman

dikelasnya, baik teman yang normal maupun yang berkebutuhan khusus.

Adnan tidak malu ataupun takut ketika berhadapan dengan teman-temannya.

Selain itu, Adnan senang bermain dan bercanda dengan teman-temannya.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa Adnan sering mengajak

teman-temannya untuk bermain bulutangkis dan sepakbola. (Observasi, 28

Maret 2018) Seperti yang disampaikan guru khusus ibu Pamuji bahwa:

“Adnan dia bisa dengan mengajak teman-temannya bermain walaupun

susah berbicara tapi dia biasanya bemain bola bareng ya walaupun

sosialnya terbatas karena tidak dapat berbicara tapi kan ditunjukkan

dengan sikap dan perilakunya.” (Ibu Pamuji, 13 April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

69

Ibu Pamuji menjelaskan bahwa meskipun Adnan tidak dapat berbicara namun

Adnan dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang baik kepada teman-

temanya sehingga Adnan dapat percaya diri dalam berinteraksi dan bermain

dengan teman-temannya.

Dalam berinteraksi dengan guru, Adnan tidak mengalami kesulitan.

Artinya, Adnan tidak takut untuk berkomunikasi dengan gurunya. Hal

tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa ketika Adnan kesulitan

dalam mengerjakan tugas dari guru maka Adnan mendekati guru khusus ibu

Pamuji atau ibu Fatonah dan menyodorkan tugasnya dengan maksud agar

guru khusus membantu menyelesaikan tugasnya.

Nur merupakan siswa yang memiliki gangguan ADHD (Attention

Deficit Hyperactivity Disorder) yaitu gangguan perhatian dan cenderung

hiperaktif. Akan tetapi Nur sangat percaya diri dan rasa ingin tahunya sangat

tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa Nur selalu

bertanya terkait pernyataan yang dilontarkan oleh orang lain. Dalam

berinteraksi dengan teman-temannya Nur tidak mengalami kesulitan. Nur

mampu berinteraksi dengan teman-temannya layaknya seperti anak normal.

Nur bermain dan bercanda dengan teman-temannya tanpa mengalami

kesulitan. Diperkuat dengan hasil observasi bahwa rasa percaya diri Nur

ditunjukkan pada saat Nur berani untuk memimpin baris-berbaris di depan

kelas saat bel masuk pembelajaran pertama dimulai dan pada saat Nur

memimpin teman-temannya untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai.

(Observasi, 28 Maret-18 April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

70

Hasil dokumentasi pada saat Nur menyiapkan baris-berbaris dapat

terlihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Nur menyiapkan baris-berbaris.

Gambar 4.1 Menunjukkan bahwa Nur memiliki rasa percaya diri

untuk dapat memimpin teman-temannya berbaris sebelum masuk ke dalam

ruang kelas untuk mengikuti kegiatan belajar.

Dalam proses pembelajaran rasa ingin tahu Nur sangat tinggi. Nur

sering bertanya kepada guru kelas dan guru khusus. Nur tidak mengalami

kesulitan dan tidak takut untuk berinteraksi dan bertanya dengan guru. Akan

tetapi dalam proses pembelajaran Nur tidak fokus karena terlalu banyak

bergerak jadi Nur kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Seperti yang

disampaikan ibu guru Pamuji bahwa:

“Nur dia hiperaktif sebenarnya dia bisa tapi karena kebanyakan gerak

jadi dia kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran,” (Ibu

Pamuji, 13 April 2013)

Ibu guru Pamuji menjelaskan bahwa sebenarnya Nur dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik akan tetapi Nur terlalu banyak gerak sehingga sulit

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

71

berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Seperti yang dikemukakan

oleh Wiyani (2014: 164) ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian

(attention problems) disertai dengan perilaku yang berlebihan (hyperactive)

yang dialami seorang individu. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Ratih

dan Afin (2016: 55) bahwa anak penyandang ADHD terlihat sulit

berkonsentrasi atau fokus pada suatu kegiatan dan apabila melakukan satu

tugas cenderung sulit untuk selesai.

Walaupun Nur sulit berkonsentrasi dalam belajar, Nur selalu

merespon pertanyaan dari guru dan Nur mampu menjawab pertanyaan

tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa pada saat

pelajaran Bahasa Arab Nur dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh

guru dengan lantang dan percaya diri. (Observasi, 31 Maret 2018). Terkadang

Nur yang selalu bertanya kepada guru mengenai sesuatu hal yang ingin

diketahuinya. Nur juga mempunyai kelebihan yaitu Nur dapat dengan mudah

menghafal sesuatu. Pada saat peneliti berinteraksi dengan Nur, peneliti

mencoba mengetes hafalan suratan pendek yang sudah Nur hafalkan.

Ternyata Nur dapat menghafal beberapa suratan pendek yang ada dalam juz

amma dan beberapa nama-nama benda dalam bahasa Arab bahkan nama

panjang teman-teman satu kelasnya pun Nur hafal. Seperti yang disampaikan

oleh ratih dan Afin (2016: 55) bahwa mudah lupa bagi anak ADHD bisa jadi

tidak berlaku bagi kegiatan akademis, misalnya menghafal pelajaran.

Siswa kelas I yang memiliki kebutuhan khusus lainnya yaitu Slamet

dan Arfah yang teridentifikasi tunagrahita sedang. Slamet mempunyai sifat

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

72

yang periang. Ketika di dalam kelas, Slamet selalu berinteraksi dengan

teman-temannya. Slamet mampu berinteraksi dengan teman-temannya

selayaknya anak normal lainnya akan tetapi pengucapan Slamet kurang jelas

atau belum cetha. (Observasi, 23 Maret-18 April 2018) Slamet juga belum

bisa mengendalikan diri, Slamet sering merebut sesuatu milik temannya tanpa

meminta izin terlebih dahulu. Seperti yang disampaikan oleh ibu guru

Fatonah bahwa:

“Slamet suka heboh sendiri belum bisa mengendalikan diri.” (Ibu

Fatonah, 12 April 2018)

Ibu Fatonah menjelaskan bahwa Slamet belum bisa mengendalikan

dirinya sendiri, Slamet suka merebut barang milik orang lain dengan paksa

dan Slamet juga heboh sendiri bisa melakukan apapun yang Slamet inginkan,

baik itu terhadap temannya atau gurunya sendiri. Guru Pamuji juga

menjelaskan bahwa:

“Slamet belum bisa mengendalikan diri jadi suka merebut barang

milik temannya dan belum tahu mana yang bahaya mana yang tidak.”

(Ibu Pamuji, 13 April 2018)

Ibu guru Pamuji menjelaskan hal yang sama dengan ibu guru Fatonah

bahwa Slamet memang masih belum bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Slamet sering merebut barang milik temannya dan barang itu harus

didapatkan jika tidak maka Slamet akan marah dan bertindak sesuai yang

diinginkannya. Slamet juga belum tahu mana yang bahaya mana yang tidak,

sehingga guru harus memberikan beberapa pengertian-pengertian terhadap

Slamet. Diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa Slamet terkadang

menjahili dan mengambil barang milik temannya seperti tas dan alat tulis.

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

73

Jika ditanya oleh guru atau peneliti maka Slamet akan menjawab “pinjam

bu”. (Observasi, 4 April 2018)

Ketika proses pembelajaran, dari hasil pengamatan Slamet cenderung

mudah bosan dan tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Slamet lebih memilih meninggalkannya atau mengajak guru pendamping

untuk menggambar atau bernyanyi. (Observasi 23 Maret-18 April 2018)

Seperti yang disampaikan oleh Ratih dan Afin (2016: 46) bahwa anak

tunagrahita tidak mampu memikirkan permasalahan yang berbelit dan

abstrak. Lemah dalam pelajaran yang bersifat akademik, seperti menulis,

membaca, berhitung dan turunannya.

Dalam berinteraksi dengan guru, Slamet juga tidak mengalami

kesulitan. Hanya saja pengucapan Slamet kurang jelas atau kurang cetha

sehingga sesekali guru harus mengulang apa yang diucapkan Slamet agar

tahu apa yang dimaksud oleh Slamet. Begitu juga dalam berinteraksi dengan

peneliti, Slamet tidak mengalami kesulitan. Slamet sangat terbuka dengan

orang baru. Slamet sering mendekati peneliti untuk meminta bantuan dalam

mengerjakan tugas dari guru atau tugas yang lainnya. Berikut penggalan

dialog antara Slamet dengan peneliti:

Slamet : (membawa tas milik temannya) Bu, eja. Ini eja bu.

(menunjukkan warna yang ada di tas yang dibawa)

Peneliti : eja ? oh iya sini eja sama bu guru. Ini warna apa?

Slamet : Merah. Eja bu.

Peneliti : Me Ra H. MERAH. Yee Slamet pintar.

(Observasi, 4 April 2018)

Berbeda dengan Slamet, Arfah mempunyai sifat yang pendiam. Arfah

sedikit mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan teman-temannya. Tetapi

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

74

kesulitan tersebut tidak menghalangi Arfah untuk akrab dengan teman-

temannya. Ketika di dalam kelas, Arfah selalu duduk berpindah-pindah sesuai

dengan keinginan Arfah. Terkadang Arfah duduk sebangku bertiga dengan

teman yang lainnya. Teman Arfah juga tidak keberatan jika Arfah ingin

duduk bersama mereka. Teman Arfah juga sering membantu Arfah jika

mengalami kesulitan jika mendapatkan tugas dari guru ataupun tugas lainnya.

(Observasi, 23 Maret-18 April 2018)

Diperkuat dengan dokumentasi Arfah sedang belajar bersama

temannya yang terlihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Arfah sedang belajar dibantu oleh temannya.

Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa adanya kerjasama yang terjalin

antara siswa normal dengan siswa ABK saat kesulitan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

Dalam berinteraksi dengan guru, Arfah juga sedikit mengalami

kesulitan. Ketika dalam proses pembelajaran jika guru bertanya kepada

Arfah, Arfah hanya sesekali mampu menjawab dan respon Arfah hanya

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

75

tersenyum kemudian fokus dengan apa yang sedang Arfah lakukan. Kadang-

kadang Arfah mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

dengan dibantu oleh ibunya atau guru khusus yang mendampingi Arfah.

Diperkuat dari hasil pengamatan pada saat guru menanyakan terkait nilai

yang diperoleh Arfah dapat menyebutkan nilai yang diperolehnya.

(Observasi, 5 April 2018)

Pada saat kegiatan pembelajaran di luar kelas seperti olahraga, Arfah

dapat mengikuti arahan yang diberikan oleh guru walaupun tidak sepenuhnya

melakukan gerakan tersebut. Diperkuat dengan hasil dokumentasi pada

gambar 4.3

Gambar 4.3 Arfah dibantu oleh guru saat melakukan kegiatan olahraga.

Gambar 4.3 memperlihatkan saat kegiatan olahraga, Arfah dibantu

oleh guru dalam melakukan latihan.

Berdasarkan pembahasan di atas, terlihat bahwa setiap ABK

menunjukkan interaksi sosial yang berbeda-beda. Adnan, Nur, Slamet dan

Arfah mampu menjalin kontak sosial dan komunikasi dengan teman maupun

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

76

guru di sekolah dengan wajar layaknya anak-anak normal melakukan

interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2006;98)

bahwa kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi

sosial. Dalam interaksi tersebut pasti ada konflik antara siswa ABK dan siswa

normal, akan tetapi siswa normal berusaha untuk mengerti akan kekurangan

yang dimiliki siswa ABK sehingga siswa normal dapat memahami dan

menghargai ABK, tidak membeda-bedakan dan saling membantu baik dalam

proses pembelajaran maupun diluar jam pelajaran.

D. Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak

Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi MI Salafiyah Kebarongan

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Setiap guru juga memiliki peranannya masing-masing yang berbeda antara

satu dengan yang lain terutama dalam mengembangkan kemampuan

berinteraksi anak berkebutuhan khusus. Seperti yang dikemukakan oleh

Djamarah (2010:43-49) Banyak peran yang diperlukan guru sebagai pendidik,

atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Peran guru sangat

penting dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi ABK di sekolah.

Apabila guru mendidik siswa dengan baik, peduli, penuh kasih sayang maka

kemampuan ABK dalam berinteraksi akan optimal, namun jika guru acuh tak

acuh dengan keadaan siswa maka siswa akan mengalami banyak hambatan

dalam berinteraksi di sekolah. Pada sub bab ini, dijelaskan peran guru

pendamping khusus dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi anak

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

77

berkebutuhan khusus. Berikut merupakan peran guru dalam meningkatkan

kemampuan berinteraksi siswa ABK di MI Salafiyah Kebarongan:

1. Selalu melibatkan seluruh anggota sekolah dalam interaksi yang

dilakukan ABK.

Dalam meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial siswa ABK,

guru selalu melibatkan semua anggota sekolah. Seperti yang disampaikan

oleh Ibu Amanah:

“ABK dibiasakan untuk bergaul dengan siswa normal lainnya. Jadi

siswa normal bisa menghargai ABK dan ABK juga tidak minder

dan percaya diri untuk bergaul dengan siswa lain”. (Ibu Amanah,

10 April 2018)

Ibu Amanah menjelaskan bahwa siswa ABK selalu dibiasakan untuk

bergaul bersama-sama dengan siswa lainnya untuk melatih rasa percaya

diri siswa ABK sehingga ABK dapat berinteraksi dengan baik dan siswa

normal pun menghargai kehadiran ABK dilingkungan sekolahnya. Guru

kelas I juga menyampaikan hal yang sama bahwa:

“Selalu melibatkan siswa normal, melibatkan guru khusus dan

guru-guru lainnya untuk selalu berinteraksi dengan ABK.” (Ibu

Ngilmu, 11 April 2018)

Ibu Ngilmu juga menyampaikan pendapat yang senada yaitu selalu

melibatkan semua anggota sekolah dalam meningkatkan interaksi sosial

ABK. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa setiap pagi

siswa ABK selalu berjabat tangan dengan guru dan teman-temannya,

kemudian saat pulang sekolah ABK Slamet selalu berpamitan ke kantor

guru untuk berjabat tangan dan pamit pulang. (Observasi, 23 Maret-18

April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

78

Sebagai guru pendamping khusus ibu Fatonah dan ibu Pamuji

menyampaikan bahwa:

“Selalu melibatkan siswa normal didalam kelas, diluar kelas jajan

dan bermain bareng tidak hanya dengan teman 1 kelas, tetapi ABK

dikenalkan dengan kakak-kakak kelas sehingga mereka mengenal

dan mengetahui bahwa anak tersebut memiliki keistimewaan

sehingga kakak kelas dapat memperlakukan ABK dengan baik dan

menyayangi ABK.” (Ibu Fatonah, 12 April 2018)

“Dikembangkannya ya kita mengajarkan untuk berinteraksi dengan

teman-teman yang lain dan dengan guru, misalnya saat istirahat

dibiarkan untuk bermain dengan teman-teman yang lain seperti apa

interaksinya, dengan guru kalau mau pulang dibiasakan untuk

berjabat tangan dan pamit sehingga dia mampu berinteraksi dan

mengenal semua guru yang ada.” (Ibu Pamuji, 13 April 2013)

Guru khusus menjelaskan bahwa dalam mengembangkan kemampuan

berinteraksi sosial siswa ABK selalu melibatkan siswa dengan cara

membiarkan siswa ABK bermain bersama sehingga tidak ada perbedaan

diantara mereka dan memperkenalkan siswa ABK dengan kakak-kakak

kelas sehingga mereka mengenal dan dapat menyayangi ABK .

Hasil wawancara dan observasi tersebut sesuai dengan pendapat

Skortjen 2013 bahwa peran guru pendamping khusus yaitu memilih dan

melibatkan teman seumur untuk kegiatan sosialisasinya. Pendapat senada

juga disampaikan oleh Al-Ghazali (2013: 116) peran guru sebagai

organisator yaitu memberikan perlakuan baik, menciptakan lingkungan

yang nyaman dan menyenangkan tanpa adanya rasa saling membedakan

antara satu dengan yang lain sehingga setiap anggota sekolah saling

mengargai, menyayangi satu sama lain.

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

79

2. Membuat program yang sesuai dengan potensi dan bakat siswa ABK.

Program yang dibuat oleh guru disesuaikan dengan potensi dan

bakat yang dimiliki ABK. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah

bahwa:

“Programnya ya disesuaikan dengan potensi dan bakat yang

dimiliki oleh setiap ABK.” (Ibu Amanah, 10 April 2018)

Berdasarkan penjelasan kepala sekolah bahwa program-program tersebut

disesuaikan dengan bakat yang dimiliki ABK. Hal senada juga

disampaikan oleh guru khusus ibu Fatonah bahwa:

“Diarahkan sesuai minat dan bakatnya. Tetapi tidak hanya guru

pendamping khusus saja dalam mengembangkannya semua guru

juga mempunyai kewajiban yang sama untuk mengarahkan siswa

ABK.” (Ibu Fatonah, 12 April 2018)

Ibu Fatonah menjelaskan bahwa dalam mengembangkan kemampuan

ABK tidak hanya guru pendamping khusus saja yang berperan akan

tetapi semua guru yang ada di MI Salafiyah Kebarongan juga memiliki

kewajiban yang sama untuk mengarahkan dan membimbing siswa ABK.

Penjelasan tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa Adnan

mempunyai bakat di bidang olahraga yaitu bulutangkis dan guru olahraga

berusaha melatih Adnan untuk dapat mengembangkan kemampuannya

tersebut.

Guru kelas I juga mempunyai program khusus yang ingin

diterapkan kepada siswa ABK. Guru kelas I menjelaskan bahwa:

“Saya mempunyai program khusus yaitu menekankan kepada

siswa ABK untuk dapat hafalan suratan pendek Al-Qur‟an.” (Ibu

Ngilmu, 11 April 2018)

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

80

Ibu Ngilmu menjelaskan bahwa beliau memiliki prorgam khusus yaitu

menekankan siswa ABK untuk dapat menghafal suratan pendek AL-

Qur‟an. Penjelasan tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan bahwa

siswa ABK Nur sudah dapat menghafal beberapa suratan pendek Al-

Qur‟an dan dapat menghafal dan mengucapkan Asmaul Husna yang

dilakukan setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai. (Observasi

23 Maret-18 April 2018)

Hasil wawancara dan observasi tersebut sesuai dengan pendapat

Skjorten dkk, (2013) bahwa peran yang dilakukan oleh guru yaitu

mempersiapkan anak berkebutuhan khusus pada kondisi rutinitas yang

berubah positif. Diperkuat dengan Al-Ghazali (2013:116) bahwa guru

berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan fasilitas yang

memudahkan belajar anak didik, kemudian sebagai pembimbing untuk

mengarahkan anak didiknya terhadap potensinya sehingga mereka

menjadi manusia dewasa yang sempurna, baik ilmu dan akhlaknya.

Berdasarkan pembahasan di atas, peran guru dalam meningkatkan

interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus di MI Salafiyah Kebarongan

sudah cukup baik. Peran tersebut diantaranya yaitu sebagai organisator,

selalu melibatkan semua anggota sekolah dalam mengembangkan

kemampuan interaksi sosial siswa ABK dan membuat program yang

sesuai dengan potensi dan bakat siswa ABK. peran tersebut akan berjalan

maksimal jika dilakukan secara bersama-sama atau saling bekerjasama

antara kepala sekolah, guru kelas, guru khusus dan guru lainnya. Seperti

yang dikemukakan oleh Al-Ghazali (2013:116) bahwa guru harus

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ump.ac.id/7839/5/ADE RIZKI APRILIANI_BAB IV.pdf · 52 BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti mengulas tentang hasil penelitian

81

memberikan peranan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Peran tersebut

diantaranya yaitu sebagai korektor atau evaluator, sebagai informator,

sebagai inspirator, sebagai organisator, sebagai motivator, sebagai

inisiator, sebagai fasilitator, sebagai pembimbing dan sebagai supervisor.

Dengan perannya tersebut guru berusaha menciptakan suasana belajar

yang nyaman dan ramah sehingga kemampuan ABK dalam berinteraksi

akan optimal. peran guru pendamping khusus menurut Skjorten dkk,

dalam pengantar pendidikan inklusif (2003) yaitu: Mendampingi guru

kelas dalam menyiapkan kegiatan yang berkaitan dengan materi belajar,

mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan tugasnya

dengan memberikan instruksi yang singkat dan jelas. memilih dan

melibatkan teman seumur untuk kegiatan sosialisasinya, menyusun

kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.

mempersiapkan anak berkebutuhan khusus pada kondisi rutinitas yang

berubah positif, menekankan keberhasilan anak berkebutuhan khusus dan

pemberian reward yang sesuai dan pemberian konsekwensi terhadap

perilaku yang tidak sesuai, meminimalisasi kegagalan anak berkebutuhan

khusus, memberikan pengajaran yang menyenangkan kepada anak

berkebutuhan khusus, menjalankan individual program pembelajaran

yang terindividualkan (PPI). Peran tersebut harus selalu ditingkatkan oleh

semua guru, jika guru acuh tak acuh maka siswa akan mengalami banyak

hambatan dalam berinteraksi di sekolah.

Interaksi Sosial Anak... Ade Rizki Apriliani, FKIP UMP, 2018