bab iv hasil dan pembahasan - repository.uksw.edu · 4.1.3 alternatif pemecahan masalah untuk...

26
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah SD Negeri Wates 4 Magelang berdiri tahun 1973 merupakan sekolah negeri pinggiran Kota Magelang, letaknya di perbatasan sebelah timur Kota magelang dengan Kabupaten Magelang tepatnya di Jalan Sumba RT 04 RW 11, Jambesari, Wates, Magelang. Kondisi SD Negeri Wates 4 Magelang sampai dengan tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut, Visi SD Negeri Wates 4 adalah ”Berprestasi, Religi, Mandiri, Berwawasan Lingkungan”. Sebagai arah dalam mewujudkan visi sekolah dan tujuan yang akan dicapai, SD Negeri Wates 4 Magelang merumuskan Misi sekolah sebagai berikut: (1) Melaksanakan pembelajaran PAKEM. (2 )MeningkatkankualitasSDM (3) Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler (4)Meningkatkan prestasi di bidang akademik dan non akademik. (5) Menggiatkan siswa dalam membaca buku di perpustakaan.(6) Meningkatkan pembinaan agama dan budi pekerti. (7) Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh komponen sekolah terutama para siswa.

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

47

47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Wates 4 Magelang berdiri tahun 1973

merupakan sekolah negeri pinggiran Kota Magelang,

letaknya di perbatasan sebelah timur Kota magelang

dengan Kabupaten Magelang tepatnya di Jalan Sumba

RT 04 RW 11, Jambesari, Wates, Magelang. Kondisi SD

Negeri Wates 4 Magelang sampai dengan tahun

pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut,

Visi SD Negeri Wates 4 adalah ”Berprestasi,

Religi, Mandiri, Berwawasan Lingkungan”. Sebagai arah

dalam mewujudkan visi sekolah dan tujuan yang akan

dicapai, SD Negeri Wates 4 Magelang merumuskan Misi

sekolah sebagai berikut: (1) Melaksanakan

pembelajaran PAKEM. (2 )MeningkatkankualitasSDM

(3) Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler

(4)Meningkatkan prestasi di bidang akademik dan non

akademik. (5) Menggiatkan siswa dalam membaca buku

di perpustakaan.(6) Meningkatkan pembinaan agama

dan budi pekerti. (7) Mendorong aktifitas dan kreatifitas

secara optimal kepada seluruh komponen sekolah

terutama para siswa.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

48

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran SD

Negeri Wates 4 di dukung oleh personel yang terdiri

atas 4 guru kelas negeri, 2 guru kelas wiyata bakti, 1

orang guru agama Islam negeri, 1 orang guru agama

Kristen negeri, 1 orang guru Bahasa Inggris wiyata

bakti, dan tidak mempunyai guru Pendidikan jasmani

dan Olahraga. Dari semua guru yang sudah memenuhi

standar kualifikasi pendidik 5 orang, sedangkan 3

orang dalam proses pendidikan sarjana PGSD.

Sarana prasaran SD Negeri Wates 4 secara

umum sudah cukup mewadai dan dalam kondisi baik.

Luas tanah 1.456 m2, luas bangunan 1.044 m2 yang

terdiri atas 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1

ruang laboratorium, 2 ruang kegiatan, 1 ruang sholat,

1ruang UKS, 1 Ruang Guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 2

wc guru, 5 wc siswa, serta rumah dinas Kepala Sekolah

dan Penjaga Sekolah.

Dibandingkan dengan kondisi sarana prasarana

belum sebanding dengan perolehan prestasi baik siswa

maupun guru, karena baru dapat memperoleh

kejuaraan dalam bidang tilawah putri juara 3 tingkat

Kota untuk siswa, dan juara 1 tingkat Kota olympiade

sain untuk guru.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

49

4.1.2 Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran di SD

Negeri Wates 4 Magelang

Untuk mengetahui masalah-masalah di SD

Negeri Wates 4 Magelang peneliti melakukan

Identifikasi masalah langkah yang merupakan langkah

awal dalam penelitia tindakan sekolah. Identifikasi

masalah dalam penelitian ini dilakukan pada minggu

ke I bulan April 2015, dengan wawancara tidak

terstruktur kepada kepala sekolah dan guru. Untuk

memvalidasi data dilanjutkan dengan analisis terhadap

dokumen EDS, Kurikulum, dan program sekolah.

Masalah-masalah yang ditemukan dalam identifikasi

meliputi: Tenaga pendidik yang kurang memenuhi

standar baik dari segi jumlah ataupun kwalifikasi

akademik, pengelolaan sarana prasarana pendidikan

dalam hal pelaporan yang masih mengalami kendala,

peran komite kurang maksimal, prestasi siswa yang

kurang sesuai dengan kondisi sarpras dan daya

dukung sekolah, dan masalah kurikulum utamanya

masalah dokumen II kurikulum dan pembelajaran.

Dari beberapa pokok permasalahan tersebut

peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam masalah

Kurikulum dan pembelajaran. Dokumen II kurikulum

meliputi silabus dan RPP. Dari masalah pembelajaran

akan berdampak pada prestasi siswa, peran komite

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

50

yang kurang maksimal, dan input siswa pada tahun

berikutnya.

Berdasarkan hasil supervisi akademik yang

dilakukan Pengawas sekolah dan Kepala sekolah

terhadap guru - guru kelas 1,2, dan 3 SD Negeri Wates

4 Magelang ternyata ketiga guru tersebut belum dapat

malaksanakan pembelajaran tematik sebagaimana

mestinya. Mereka masih melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan mata pelajaran secara berurutan.

Hal tersebut terjadi karena guru kurang memahami

dan mengetahui pentingnya penerapan pembelajaran

tematik. Kendala ini di sebabkan karena kekurangan

guru kelas di SDN Wates 4. Guru kelas negeri

jumlahnya baru ada 4 orang, dari yang seharusnya 6

orang. Untuk memenuhi kekurangan guru tersebut

kepala sekolah menugaskan guru wiyata bakti untuk

mengajar di kelas 2 dan 3. Yang mana guru wiyata

bakti tersebut dalam proses menempuh pendidikan

sarjana guru sekolah dasar, sehingga secara kualifikasi

belum memenuhi persyaratan. Dalam menyusun

perencanaan pembelajaran, guru tidak menyusun

rencana pembelajaran sendiri akan tetapi hasil

mendownlood. Rencana pembelajaran guru tidak

sesuai dengan kondisi siswa di sekolah tersebut.

Keluhan dari guru SDN Wates 4 khususnya guru

kelas rendah (1,2, dan 3), bahwa mereka belum benar-

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

51

benar memahami tentang penyusunan perencanaan

dan penilaian dalam pembelajaran tematik.

4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik

di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

masalah di tawarkan, yaitu: melalui supervisi

akademik, mengikutkan guru dalam seminar

pembelajaran, memberikan buku reverensi kepada

guru, dan pelatihan guru.

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab

keterlaksanaan proses pembelajaran, sudah

mengupayakan peningkatan kemampuan guru dalam

menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tematik melalui supervisi akademik secara rutin. Akan

tetapi usaha tersebut belum membawa hasil sesuai

yang diharapkan.

Keberhasilan pembelajaran tematik sangat

ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran tematik

direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi

peserta didik. Berdasar pada kesulitan guru dalam

pembelajaran tematik tersebut, peneliti mengajukan

inisiatip untuk mengadakan pelatihan penyusunan RPP

Tematik untuk guru kelas rendah (1, 2, 3) kepada

Pengawas Sekolah Gugus Pamardisiwi ( Sekolah di

Wilayah Kelurahan Wates ). Pengawas sekolah

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

52

menyambut baik usulan tersebut akan tetapi beliau

menghimbau sebagai peserta pelatihan melibatkan

semua guru. Hal ini disebabkan guru sekolah dasar

adalah guru kelas yang setiap tahun dalam pembagian

tugas mengajar selalu mengalami perubahan,

kemungkinan mengajar kelas rendah atau kelas tinggi.

4.1.4 Pelatihan Model Simulasi Dalam Peningkatan

Kemampuan Guru Menyusun RPP Tematik.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah dengan

pelatihan model simulasi dalam penyusunan RPP

tematik di SD Negeri Wates 4 Magelang dilaksanakan

pada akhir bulan April sampai akhir bulan Mei 2015.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelatihan ini adalah

semua guru di SD Negeri Wates 4 Magelang, namun

sebagai sampel utama adalah 3 orang guru , yaitu guru

kelas 1, 2, dan 3, 1 narasumber yang merupakan guru

ber sertifikat instruktur nasional dan pernah mendapat

juara 1 penyusunan RPP tingkat Kota Magelang, dan 1

pengawas sekolah sebagai kolaborator.

Sesuai bagan Prosedur Penelitian tindakan

sekolah yang ditampilkan pada Bab III, maka pelatihan

ini dimulai dengan kegiatan identifiksi masalah dan

dilanjutkan dengan tindakan yang dilaksanakan

dengan 2 siklus. Setiap siklus mencakup kegiatan

pokok yang meliputi perencanan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Metode pelatihan yang

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

53

dilakukan peneliti adalah metode simulasi yang secara

rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

4.1.4.1 Identifikasi masalah.

Identifikasi masalah berawal dari hasil supervisi

kepala sekolah dan pengawas sekolah terhadap

pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Dari hasil

temuan supervisi kepala sekolah ditindak lanjuti

dengan analisis kebutuhan (langkah 1 pelatihan

metode simulasi) menggunakan lembar analisis

kesulitan penyusunan RPP (Lampiran 8.2). Hasil

analisis terhadap kesulitan guru dalam pembelajaran

tematik dirangkum sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.

Analisis tingkat kesulitan pembelajaran tematik

NO GURU TINGKAT KESULITAN

PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI 1. Kelas 1 75 % 46 % 42 % 2. Kelas 2 77 % 35 % 38 % 3. Kelas 3 69 % 40 % 38 %

Rata-rata 74 % 40 % 39 %

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan

bahwa prosentase kesulitan guru terbesar pada

perencanaan pembelajaran tematik (74 %). Kesulitan

dalam perencanaan pembelajaran masih di lanjutkan

dengan analisis fokus indikator kesulitan tersebut.

Indikator kesulitan perencanaan pembelajaran yang

sangat mendesak adalah pada: (1) Menentukan tema,

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

54

(2) Menetapkan jaringan tema (3) Merencanakan

skenario atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran

(4) Pengembangan jaringan tema pada pembelajaran

tematik. Indikator kesulitan pada pelaksanaan

pembelajaran tematik pada: (1) Kegiatan pembelajaran

(awal, inti, akhir ) secara rinci yang dilakukan guru.

(2) Proses ekplorasi atau menggali informasi tentang

topik atau tema. Sedangkan indikator kesulitan guru

dalam evaluasi pembelajaran tematik adalah pada

penentuan aspek pengembangan intrumen atau alat

penilaian dan hasil untuk mengukur indikator. Dari

fokus permasalahan yang ditemukan digunakan

sebagai bahan pengembangan materi pelatihan.

4.1.5 Tindakan siklus I

4.1.5.1 Perencanaan siklus I

Dalam perencanaan siklus I diawali dengan

mengajukan permohonan narasumber secara resmi

( surat permohonan kepada Kepala Sekolah SD Negeri

Kedungsari 1 Magelang, lampiran 8.1) kepada atasan

langsung narasumber, kemudian dilanjutkan dengan

langkah utama perencanaan yang meliputi kegiatan-

kegiatan :

1). Menentuan sasaran belajar berdasar hasil analisis

kebutuhan. ( langkah 1 pelatihan metode simulasi )

Berdasarkan tujuan pelatihan dan analisis

kebutuhan, bahwa pelatihan model simulasi ini

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

55

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru

dalam menyusun RPP Tematik. Pembelajaran

tematik untuk kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3

sekolah dasar, maka yang menjadi sasaran utama

dalam penelitian ini adalah meningkatkan

kompetensi guru kelas 1, 2 dan 3 yang berjumlah 3

orang dalam menyusun RPP tematik.

2). Menyusun Program ( langkah 2 pelatihan metode

simulasi ). (lampiran 5).

Program pelatihan disusun sebagai acuan bagi

pelaksanaan pelatihan yang berisi tentang: (a)

Rasional pelatihan (b) Tujuan pelatihan (c) Sasaran

pelatihan (d) Penanggung Jawab (e) Narasumber (f)

Peserta (g) kepanitiaan (h) Tahap Kegiatan (i) Materi

(j) Media/Alat (k) Hasil Yang diharapkan (l) Jadwal

Pelaksanaan (m) Daftar Peserta (n) Evaluasi (o)

Lampiran Panduan Oprasional Penyelenggaraan

Pelatihan.

Program pelatihan ini dibagikan kepada tutor,

kolaborator, dan peserta pelatihan.

Panduan Oprasional Penyelenggaraan Pelatihan.

Panduan oprasional merupakan panduan bagi

pelaksanaan pelatihan yang didalamnya berisi

uraian kegiatan-kegiatan dari persiapan,

pelaksanaan , sampai dengan refleksi.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

56

Informasi Kelengkapan Administrasi. Merupakan

panduan administrasi yang harus ada dan

dipersiapkan oleh peneliti.

3) Menyusun instrumen penelitian.

Instrumen penelitian meliputi instrumen analisis

kesulitan guru dalam pembelajaran tematik

(lampiran 1), instrumen lembar analisis

penyusunan RPP (lampiran 2), instrumen

pengamatan pelaksanaan pelatihan (lampiran 3),

dan instrumen nilai sikap peserta pelatihan

(lampiran 4)

4) Menyiapkan materi pelatihan Siklus I (lampiran 6)

Materi pelatihan di cetak dan digandakan untuk

dibagikan kepada peserta pelatihan dan

kolaborator. Adapun materi pelatihan siklus I yaitu:

Pembelajaran Tematik, Evaluasi Pembelajaran, dan

Pedoman Penyusuna RPP Tematik.

5) Penjelasan dan membuat kesepakatan teknik-

teknik pelaksanaan dan penilaian pelatihan kepada

tutor dan kolaborator.

4.1.5.2 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dengan pelatihan

metode simulasi penyusunan RPP Tematik

dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 april 2015.

Pelaksanaan pelatihan meliputi kegiatan-kegitan

dengan berpedoman pada Panduan Oprasional

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

57

Pelaksanaan Pelatihan ( lampiran Program Pelatihan).

Kegiatan tersebut meliputi :

1). Persiapan pelaksanaan pelatihan, yang mencakup

kegiatan : Berkoordinasi dan menyiapkan ATK,

Berkoordinasi, menyiapkan dan mengecek sarana

prasarana penunjang pelatihan, Menyiapkan berkas

administrasi, Berkoordinasi dengan nara sumber

terkait desain dan teknik penilaian, Berkoordinasi

untuk kegiatan pembukaan dan pengarahan.

2). Pelaksanaan Kegiatan pelatihan yang mencakup

kegiatan umum, kegiatan pendaftaran, kegiatan

pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutupan.

3). Penyampaian materi dan kegiatan pelatihan.

Materi pelatihan meliputi materi umum ( jaringan

tema, pengembangan RPP Tematik, dan

pengembangan evaluasi pembelajaran). Pengamatan

video pembelajaran, Penyusunan RPP Tematik dan

pengamatan video pembelajaran untuk

memantapkan pemahaman peserta pelatihan

terhadap penyusunan RPP Tematik.

4). Pengumpulan berkas pelatihan.

4.1.5.3 Observasi Siklus I

Observasi dilakukan bersamaan pelaksanaan

pelatihan. Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan

pelatihan menggunakan lembar pengamatan

pelaksanaan pelatihan (lampiran 3), hasil tes unjuk

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

58

kerja peserta pelatihan berupa penyusunan RPP

Tematik menggunakan lembar analisis RPP (lampiran

2), dan observasi terhadap sikap peserta pelatihan

menggunakan Instrumen Nilai Sikap Peserta Pelatihan.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan Kolaborator

(dalam penelitian ini dilakukan oleh Pengawas Sekolah)

ketika proses pelatihan berlangsung.

Hasil pengamatan siklus I dapat dijelaskan:

a. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan

pelatihan

Kegiatan pelatihan dengan metode simulasi

mendapat nilai 78 indikator Cukup (C) (Lampiran

8.4). Masih ada catatan:

1. Peserta pelatihan kurang serius dalam mengikuti

kegiatan pelatihan (Lampiran 8.7). Menurut

Kolaborator hal ini dapat dilihat dari hasil

penyusunan RPP ada beberapa indikator yang

tidak sesuai. Disebabkan ketika mengikuti

penjelasan umum dan pangamatan video

pembelajaran kurang bersungguh-sungguh.

2. Menurut Kolaborator, peserta pelatihan butuh

contoh RPP Tematik yang nyata bukan hanya

bagan RPP.

3. Video pembelajaran yang disampaikan suara

kurang keras.

b. Berdasarkan hasil tes unjuk kerja penyusunan RPP.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

59

Hasil tes merupakan tes unjuk kerja guru dalam

penyusunan RPP Tematik dari hasil pelatihan.

Menurut Kolaborator secara fisik RPP yang disusun

guru masih kurang rapi dan menggunakan tulisan

tangan. Hal ini terjadi karena peneliti tidak

mengkondisikan untuk menggunakan laptop atau

komputer. Hasil Analisis penyusunan RPP Tematik

dalam siklus I (Lampiran 8.5) dapat disimpulkan:

Tabel 4.2 : Hasil Siklus I

RPP Nilai Katagori Ketuntasan Rata-

rata Tuntas Belum Kelas 1

84 B √

75,3 Kelas 2

73 C

Kelas 3

69 K

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa skor nilai

rata-rata 75,3 ketercapaian pelatihan baru 1 RPP dari 3

RPP buatan guru. 1 mendapatkan nilai kategori Kurang

(K), 1 RPP mendapatkan nilai katagori Cukup (C), dan

satu RPP mendapatkan nilai Kategori Baik (B).

Dari hasil pengamatan hasil penyusunan RPP

ditemukan :

1. Dalam penyusunan indikator, ada satu RPP yang

tidak mencantumkan indikator pembelajaran. Ada

juga yang rumusan indikatornya kurang tepat

pemilihan kata kerja oprasionalnya.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

60

2. Dalam penyusunan tujuan pembelajaran belum

memenuhi kriteria penyusunan tujuan

pembelajaran, yaitu mengandung unsur ABCD

(audiens, Behavior, Conditional, dan Degree ).

3. Pembukaan pelajaran , masih ada yang bersifat

umum belum spesifik sesuai dengan materi dan

mengacu metode pembelajaran yang digunakan.

4. Kesesuaian waktu yang kurang sesuai dengan

keluasan materi.

4.1.5.4 Refleksi Siklus I

Peneliti, narasumber, dan kolaborator membahas

kelebihan dan kekurangan pelaksanaan dan hasil

peserta palatihan untuk menentukan tindakan

selanjutnya. Adapun kriteria keberhasilan tindakan

meliputi :

1. Unjuk kerja peserta pelatihan berupa penyusunan

RPP Tematik dengan perolehan nilai minimal

katagori baik (80< B <89) dan ketercapaian

keberhasilan pelatihan 2 dari 3 RPP buatan peserta

mendapat kriteria tuntas.

2. Sedangkan untuk pelaksanaan pelatihan dengan

kriteria nilai minimal baik.( 80 < B < 89)

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada

siklus I, menunjukkan bahwa hasil pelatihan yang

diperoleh cukup. Hal ini disebabkan hasil tes unjuk

kerja peserta pelatihan dalam menyusunan RPP tingkat

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

61

keberhasilannya baru mencapai 1 dari 3 RPP. Menurut

pengamat disebabkan karena :

1. Peserta pelatihan kurang memahami materi

pelatihan, terumama dalam hal : Penyusunan

indikator, penyusunan tujuan pembelajaran,

pembukaan, kesesuaian waktu yang kurang sesuai

dan muatan materi pembelajaran.

2. Proses pelatihan kurang maksimal. Menurut

pengamat dan peserta, peserta butuh contoh RPP

yang baik, dan video pembelajaran yang

ditampilkan suara kurang jelas.

Dengan demikian refleksi pada akhir siklus I

belum mencapai kriteria keberhasilan maka siklus I

dilanjutkan ke siklus II. Untuk meningkatkan hasil

pelatihan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesiapan media pelatihan perlu disiapkan dengan

baik.

2. Materi pelatihan di titik beratkan pada penyusunan

indikator, penyusunan tujuan pembelajaran,

pembukaan, kesesuaian waktu .

4.1.6 Tindakan Siklus II

4.1.6.1 Perencanaan siklus II

Perencanaan pada siklus II merupakan langkah

awal sebelum melaksanakan tindakan siklus II. Siklus

II ditentukan karena refleksi pada siklus I belum

mencapai kriteria keberhasilan. Sehingga tindakan

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

62

siklus II merupakan upaya perbaikan serta pemecahan

masalah yang timbul pada siklus I.

Untuk keberhasilan penelitian pada siklus II

maka tahap perencanaan ini harus memperhatikan dan

mempertimbangkan refleksi dan temuan-temuan pada

siklus I. Persiapan pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan:

1). Penentuan sasaran belajar berdasar hasil refleksi

siklus I.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, bahwa pelatihan

model simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun RPP Tematik

penekanan pada materi penyusunan indikator,

penyusunan tujuan pembelajaran, kesesuaian

waktu dengan keluasan materi untuk guru kelas 1,

2, dan 3 sekolah dasar.

2). Penentuan Program ( langkah 2 pelatihan metode

simulasi ).

Perencanaan Program pelatihan secara umum

masih mengacu pada program siklus I. Untuk

waktu pelaksanaan yang mengalami perubahan dan

persiapan media pelatihan disiapkan lebih matang.

3) Menyusun instrumen penelitian.

Instrumen penelitian yang dipersiapkan dalam

Siklus II meliputi instrumen: lembar analisis

penyusunan RPP (lampiran 2), instrumen

pengamatan pelaksanaan pelatihan (lampiran 3),

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

63

dan instrumen nilai sikap peserta pelatihan

(lampiran 4).

3) Menyiapkan materi pelatihan Siklus II (lampiran 7)

Materi pelatihan pada siklus II mengacu pada

materi Siklus I, ditambah materi berupa contoh

RPP.

4) Penjelasan dan membuat kesepakatan teknik-

teknik pelaksanaan dan penilaian kepada tutor.

4.1.6.2 Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dengan pelatihan

metode simulasi penyusunan RPP Tematik

dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Mei 2015.

Pelaksanaan siklus II meliputi kegiatan-kegitan

mengacu pada siklus I menitik beratkan pada hasil

refleksi siklus I, dan berpedoman pada perencanaan

yang telah di susun pada siklus II :

1). Persiapan pelaksanaan pelatihan, mengacu pada

panduan pelatihan.

2). Pelaksanaan Kegiatan pelatihan yang mencakup

kegiatan umum, kegiatan pendaftaran, kegiatan

pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutupan.

3). Penyampaian materi dan kegiatan pelatihan.

Materi pelatihan Siklus II sama dengan siklus I,

dilengkapi dengan contoh RPP. Penjelasan ulang

pada materi penyusunan indikator, penyusunan

tujuan pembelajaran, dan kesesuaian waktu

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

64

pembelajaran dengan keluasan materi

pembelajaran, pengamatan video pembelajaran,

penyusunan RPP Tematik siklus II.

4). Pengumpulan berkas pelatihan.

4.1.6.3 Observasi Siklus II

Observasi siklus II dilakukan bersamaan

pelaksanaan pelatihan siklus II. Observasi dilakukan

terhadap pelaksanaan pelatihan menggunakan lembar

pengamatan pelaksanaan pelatihan (lampiran 3), dan

hasil tes unjuk kerja peserta pelatihan berupa

penyusunan RPP Tematik menggunakan lembar

analisis RPP (lampiran 2). Pengamatan dilakukan oleh

peneliti dan Kolaborator. Hasil pengamatan siklus II

dapat dijelaskan:

a. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan

pelatihan.

Kegiatan pelatihan dengan metode simulasi pada

siklus II sudah menunjukkan peningkatan:

1. Kegiatan pelatihan dengan metode simulasi

sudah mencapai skor 92 indikator Amat Baik

(AB). (lampiran 9.2)

2. Peserta pelatihan bertanggung jawan dalm

mengikuti pelatihan, hal ini dibuktikan dalam

mengerjakan tugas penyusunan RPP selesai

tepat waktu. Serius dalam mengikuti kegiatan

pelatihan (lampiran 9.5). Hal ini dapat dilihat

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

65

dari hasil penyusunan RPP sudah sesuai, dan

asli ide dari peserta bukan salinan RPP hasil

download.

b. Berdasarkan hasil tes

Hasil tes unjuk kerja guru dalam penyusunan RPP

Tematik siklus II dianalisis menggunakan lembar

analisis RPP (lampiran 9.3). Hasilnya dirangkum

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 : Hasil Siklus II

RPP Nilai Kata gori

Ketuntasan Rata-rata Tuntas Belum

Kelas 1

95 AB √

94.3 Kelas 2

93 AB √

Kelas 3

95 AB √

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa skor nilai

rata-rata 94,3 ketercapaian pelatihan sudah maksimal

3 RPP sudah mendapat skor tuntas. Sudah tidak ada

lagi RPP dengan katagori kurang atau cukup, 3 RPP

dengan katagori Amat Baik (AB).

Dari pengamatan hasil penyusunan RPP

ditemukan :

1. Peserta pelatihan mengerjakan menyusun RPP

Tematik dengan baik, tanggung jawab, disiplin dan

semangat (lampiran 9.5).

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

66

2. Semua indikator RPP tersusun dengan baik dan

benar.

3. Bentuk penyusunan RPP sudah rapi, hal ini

dikarenakan diperbaiki dengan ketikan komputer.

4.1.6.4 Refleksi siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II

menunjukkan perubahan-perubahan yang bersifat

positif, dengan bukti peserta pelatihan mengerjakan

menyusun RPP Tematik dengan baik, tanggung jawab,

disiplin dan semangat, semua indikator RPP tersusun

dengan baik dan benar. Sedangkan hasil penyusunan

RPP, 3 RPP mendapat AB (90 < AB < 100), sudah tidak

ditemukan RPP dengan katagori C.

Menurut pengamat dalam pelaksanaan pelatihan

metode simulasi pada siklus II sudah dilaksanakan

secara maksimal, hal ini ditunjukkan adanya :

1. Materi pelatihan penyusunan RPP Tematik dapat

dimanfaatkan secara menyeluruh.

2. Guru dapat menyusun RPP Tematik secara mandiri

dengan baik.

3. Guru mampu menyusun evaluasi hasil belajar

sesuai Kompetensi.

4. Guru mampu menguasai materi ajar dengan baik.

Dengan demikian pelaksanaan pelatihan

penyusunan RPP Tematik dengan metode simulasi

siklus II berlangsung secara baik.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

67

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Penyusunan RPP dikalangan guru SD Negeri Wates 4 Magelang

Dari hasil refleksi terhadap tindakan siklus I dan

hasil refleksi siklus II penyusunan RPP Tematik melalui

pelatihan metode simulasi dapat didiskripsikan dan

dianalisa. Untuk kondisi awal atau kondisi penyusunan

RPP sebelum pelaksanaan tindakan dengan

menganalisa RPP guru yang dikumpulkan kepada

peneliti pada hari sebelum pelaksanaan tindakan. Akan

tetapi RPP tersebut tidak diperhitungkan karena RPP

yang dikumpulkan tersebut bukan buatan guru sendiri

melainkan hasil download atau copy tahun

sebelumnya.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, kegiatan

pelatihan metode simulasi penyusunan RPP Tematik

ketercapaian 1 dari 3 RPP. RPP buatan guru yang

mendapat skor diatas 80 (B) 1RPP dan yang

memperoleh skor di bawah 80 ( C dan K ) 2 RPP

sehingga membutuhkan kegiatan siklus II.

Kemampuan dan kreatifitas guru dalam

mengembangkan RPP Tematik pada siklus II, RPP yang

mendapat nilai diatas 80 ( katagori B ) meningkat 2 dari

3, dari 1RPP pada siklus I menjadi 2 RPP pada siklus II.

Rata-rata skor meningkat dari rata-rata 75,3 pada

siklus I menjadi rata-rata 94,3 pada siklus II. Tidak ada

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

68

RPP memperoleh skor Cukup (C), 3 RPP masing-masing

mendapat skor 95, 93, dan 95 katagori AB.

Dari peningkatan pada siklus I dan siklus II

menunjukkan bahwa hasil pelatihan metode simulasi

penyusunan RPP Tematik tersebut telah mencapai

target keberhasilan penelitian ini. Sehingga tindakan

siklus II dihentikan.

4.2.2 Pelatihan Metode Simulasi Penyusunan RPP

Tematik di SD Negeri Wates 4

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang

disampaikan pada Bab II bahwa pelatihan metode

simulasi merupakan bagian dari suatu proses pelatihan

di dalam suatu organisasi untuk pengembangan

kompetensi ke arah yang diinginkan oleh organisasi

yang bersangkutan telah terbukti. Pelatihan model

simulasi adalah berlatih melaksanakan tugas-tugas

yang akan dilaksanakan sehari-hari, dalam hal ini

berlatih untuk meningkatkan kompetensi dan

ketrampilan khusus guru yang berkaitan dengan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )

Tematik.

Sekolah sebagai bentuk organisasi mempunyai

kewajiban menjunjung tinggi peraturan dan

melaksanakannya sesuai standar yang telah

ditetapkan. Dalam hal ini Peraturan Mentri Pendidikan

No. 22 tahun 2006 menetapkan bahwa Pembelajaran

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

69

Kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik. Dan pasal 20 UU Guru dan Dosen

menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, guru berkewajiban salah satunya

adalah merencanakan pembelajaran. Kesenjangan yang

terjadi di SD Negeri Wates 4 telah teratasi melalui

tindakan pelatihan model simulasi. Agar

keterlaksanaannya tetap terjamin perlu pemantauan

secara intensip dan terencana dari kepala sekolah.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan

penelitian Tati Hendarti tahun 2010. Kesamaan dari

hasil tindakan pelatihan dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menyusun RPP tematik.

Peningkatan kemampuan guru juga diikuti dengan

perubahan perilaku dari perilaku negatif menjadi

perilaku positif. Perbedaan hasil penelitian terletak

pada metode pelatihan dan subyek yang diteliti. Pada

penelitian Tati Hendarti menggunakan pelatihan

metode kelompok sedangkan pada penelitian ini

pelatihan metodenya adalah metode simulasi. Pada

penelitian terdahulu subyeknya guru kelas rendah satu

gugus yang berjumlah 30 orang sedangkan penelitian

ini subyeknya guru kelas rendah satu sekolah yang

berjumlah 3 orang.

Hasil penelitian lain yang memiliki kesamaan

adalah penelitian Endah Setiyati tahun 2013.

Kesamaan dari hasil tindakan pelatihan dapat

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

70

meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP

tematik. Perbedaan hasil penelitian terletak tindakan

yang dilakukan dan subyek yang diteliti. Pada

penelitian Endah Setiyati tindakan yang dilakukan

melalui pemberdayaan KKG sedangkan pada penelitian

ini tindakan menggunakan pelatihan metode simulasi.

Pada penelitian terdahulu subyeknya guru kelas 2 satu

Dabin sedangkan sedangkan penelitian ini subyeknya

guru kelas 1, 2, dan 3.

Penalitian Nunuh tahun 2007dan Parlinus Gulo

tahun 2015, pada dasarnya mempunyai kesamaan

bahwa pelatihan dapat meningkatkan kompetensi guru

dalam menyusun RPP, bedanya terletak pada subyek

dan lokasi penelitian.

Penelitian Kon Chon Min dkk tahun 2012.Hasil

dari penelitian Kon Chon Min mempunyai kesamaan

terhadap penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pemahaman guru terhadap pendekatan tematik .Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa lamanya guru

mengajar tidak berbeda secara signifikan dengan

praktek pembelajaran dengan pendekatan tematik.

Perbedaan penelitian Kon Chon Min dengan penelitian

ini terletak pada metode dan prosedur yang digunakan,

dan subyek penelitiannya.

Berdasarkan hasil penelitian ini dan penelitian

terdahulu yang pada intinya memiliki kesamaan tujuan

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

71

yaitu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru

dalam penyusunan RPP Tematik di lokasi yang

berbeda. Akan tetapi penelitian ini memiliki kekhasan

yaitu:

1. Materi pelatihan penyusunan RPP Tematik dapat

dimanfaatkan secara menyeluruh.

2. Guru dapat menyusun RPP Tematik secara mandiri

dengan baik.

3. Guru mampu menyusun evaluasi hasil belajar

sesuai Kompetensi.

4. Guru mampu menguasai materi ajar dengan baik.

Berdasarkan hal-hal di atas dapat disampaikan

bahwa masalah kompetensi guru yang masih rendah

terutama dalam hal pembelajaran tematik dapat dapat

ditingkatkan dengan berbagai upaya. Pelatihan Model

simulasi merupakan salah satu upaya yang dapat

digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam rangka menjamin

keterlaksanaan pembelajaran tematik di kelas rendah

Sekolah Dasar sesuai Peraturan Mentri Pendidikan No.

22 tahun 2006 dan sesuai standar proses pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Dengan meningkatknya kompetensi guru dalam

pembelajaran diharapkan akan membawa dampak yang

luas dan berkesinambungan khususnya bagi SD Negeri

Wates 4 Magelang. Dampak langsung adanya

peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran di

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu · 4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik di SD Negeri Wates 4, beberapa alternatip pemecahan

72

SD Negeri Wates 4 adalah meningkatnya prestasi siswa.

Hal ini dimungkinkan karena pemahaman guru tentang

pembelajaran tematik lebih meningkat, sehingga dalam

penyusunan perencanaan pembelajaran tematik lebih

memfokuskan pada proses yang ditempuh peserta didik

pada saat berusaha memahami isi pembelajaran,

melalui tema yang dekat dan berkaitan dengan

kehidupan anak. Menerapkan prinsip belajar sambil

bermain membuat peserta didik senang dalam

pembelajaran dan menimbulkan semangat belajar

mereka dan hasil pembelajaran merupakan sesuatu

yang sanagat berguna, sangat dibutuhkan, sangat

digemari bagi peserta didik.

Dampak tidak langsung dengan adanya

peningkatan hasil belajar adalah daya dukung dan

kerjasama komite sekolah dan wali murid lebih baik.

Diharapkan dengan adanya respon positip dari komite

sekolah dan wali murid yang lebih baik membawa

dampak meningkatnya jumlah peserta didik baru pada

tahun berikutnya.