bab iv analisis dan pembahasan 4.1. gambaran umum...

21
52 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden. Penelitian mengenai pengaruh attitude, sebjective norm, dan customer delight terhadap behavioral-intentions battery dilakukan di jemaat di Gereja Masehi Injili di Timor, khususnya pada klasis Kupang Timur. Klasis Kupang Timur adalah satu klasis dengan berjuta pergumulan yang digumuli dan dihadapi diantaranya : wilayah pelayanan klasis kupang timur adalah wilayah yang sangat luas dengan medan pelayanan yang berbukit-bukit dan tidak rata ditambah lagi dengan kurangnya sarana transportasi yang ada sehingga cukup menyulitkan untuk dijangkau. Sehingga penelitian ini dilatarbelakangi oleh rasa ketidakpuasan akan pelayan yang diberikan oleh Gereja Masehi Injili di Timor. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa pendeta, diperoleh temuan bahwa terdapat faktor penyebab terjadinya penurunan jumlah jemaat yang datang ke gereja maupun ibadah dan kegiatan gerejawi lainnya. Faktor tersebut antara lain : jemaat lebih banyak waktu dihabiskan di kebun, di sawah, di pasar, maupun di kios-kios kecil milik mereka, sebagai sumber mata pencaharian. Oleh karena itu,

Upload: vonhu

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Responden.

Penelitian mengenai pengaruh attitude,

sebjective norm, dan customer delight terhadap

behavioral-intentions battery dilakukan di jemaat di

Gereja Masehi Injili di Timor, khususnya pada klasis

Kupang Timur. Klasis Kupang Timur adalah satu

klasis dengan berjuta pergumulan yang digumuli dan

dihadapi diantaranya : wilayah pelayanan klasis

kupang timur adalah wilayah yang sangat luas dengan

medan pelayanan yang berbukit-bukit dan tidak rata

ditambah lagi dengan kurangnya sarana transportasi

yang ada sehingga cukup menyulitkan untuk

dijangkau. Sehingga penelitian ini dilatarbelakangi

oleh rasa ketidakpuasan akan pelayan yang diberikan

oleh Gereja Masehi Injili di Timor.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan

beberapa pendeta, diperoleh temuan bahwa terdapat

faktor penyebab terjadinya penurunan jumlah jemaat

yang datang ke gereja maupun ibadah dan kegiatan

gerejawi lainnya. Faktor tersebut antara lain : jemaat

lebih banyak waktu dihabiskan di kebun, di sawah, di

pasar, maupun di kios-kios kecil milik mereka,

sebagai sumber mata pencaharian. Oleh karena itu,

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

53

responden dalam penelitian ini diambil dari para

jemaat klasis Kupang timur. Hal inilah yang

mendasari penelitian ini untuk mengeksplorasi

pengaruh attitude, subjective norm, dan customer

delight terhadap behavioral-intentions battery jemaat di

GMIT, maka temuan ini dapat digunakan untuk

menciptakan jemaat yang sangat-sangat puas melalui

peningkatan pelayanan gereja yang lebih maju.

Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 180 responden, yang diambil dari populasi

jemaat di klasis kupang timur yaitu 1.789 orang.

Responden ditentukan dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel “simple random sampling”.

Alasannya adalah karena sampel memiliki

ciri/karakteristik yang dianggap homogen apabila

dilihat dari segi tingkat pendidikan, kelompok usia,

latar belakang sosial dan ekonomi.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Jumlah %

1. Laki-laki 96 53

2. Perempuan 84 47

3. Total 180 100

Sumber : Data Primer, 2014.

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

54

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada

perbedaan proporsi jumlah responden menurut jenis

kelamin. Responden yang berjenis kelamin pria

tercatat sebesar 53% dan wanita sebesar 47%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah %

1. 20-30 36 20

2. 31-40 63 35

3. 41-50 46 25

4. > 50 35 20

5. Total 180 100

Sumber : Data primer, 2014.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden

dengan kelompok umur yang terbanyak adalah

kelompok umur 31-40 tahun (35%), sedangkan yag

paling sedikit adalah kelompok yang berusia 20-30

tahun (20%) dan kelompok usia >50 Tahun (20%).

Responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak (25%).

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

55

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan

No. Tingkat pendidikan

Jumlah %

1. SD 69 39

2. SMP 35 20

3. SMA 50 27

4. S1 26 14

5. Total 180 100

Sumber : Data Primer, 2014.

Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar

responden/jemaat berpendidikan SD (39%), kemudian

SMA (27%), SMP (20%), dan S1 (14%). Tingkat

pendidikan responden/jemaat mempresentasikan

tingkat pengetahuan, wawasan dan kemampuan

untuk menjalankan pekerjaan dalam memenuhi

kebutuhan ekonomi setiap harinya.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan/kesahihan suatu

instrumen. Menurut Ghozali (2005), suatu variabel

dianggap valid jika nilai corrected item total

corelation >0,361. Sedangkan untuk reabilitas,

menurut Ghozali (2002) suatu variabel dianggap

reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.6.

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

56

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Behavioral-intentions Battery

Dari tabel 4.4 di atas nampak bahwa semua

item dalam instrumen variabel behavioral-intentions

battery dinyatakan valid karena mempunyai nilai

Corrected Item-Total Correlation > 0,361. Koefisien

alpha dari variabel ini sebesar 0,895. Dengan

demikian variabel ini dinyatakan reliabel karena

mempunyai nilai alpha >0,6.

Pengujian berikutnya dilakukan pada variabel

attitude dengan hasil sempurna karena semua item

mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation

>0,361, seperti yang terlihat pada tabel 4.5.

sedangkan koefesien alpha pada variabel ini sebesar

0,848. Dengan demikian variabel dinyatakan reliabel

karena mempunyai nilai alpha >0,6.

Corrected Item-Total Correlation Keputusan Cronbach's Alpha

behav1 .747 Valid .895

behav2 .498 Valid

behav3 .688 Valid

behav4 .674 Valid

behav5 .603 Valid

behav6 .733 Valid

behav7 .663 Valid

behav8 .646 Valid

behav9 .695 Valid

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

57

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Attitude

Pengujian terhadap validitas instrumen variabel

subjective norm ternyata menunjukan bahwa masih

ada item yang tidak valid (nilai Corrected Item-Total

Correlation <0,361), seperti terlihat pada tabel 4.6.

Item-item tersebut adalah item 5 dan 10. Dengan

demikian perlu dilakukan uji validitas lagi dengan

cara membuang item-item yang tidak valid tersebut.

Corrected Item-Total Correlation Keputusan

Cronbach's Alpha

attitude1 .641 Valid .848

attitude2 .660 Valid

attitude3 .687 Valid

attitude4 .684 Valid

attitude5 .611 Valid

attitude6 .522 Valid

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

58

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Subjective Norm Pengujian I

Corrected Item-Total Correlation Keputusan

Cronbach's Alpha

sub1 .763 Valid .828

sub2 .649 Valid

sub3 .638 Valid

sub4 .465 Valid

sub5 .322 Tidak Valid

sub6 .452 Valid

sub7 .670 Valid

sub8 .591 Valid

sub9 .653 Valid

sub10 -.027 Tidak Valid

sub11 .646 Valid

sub12 .670 Valid

Hasil pengujian tahap II, sebagaimana terlihat

pada tabel 4.7 bahwa semua item sudah menunjukan

hasil yang baik. Semua item yang diuji telah

menunjukan nilai Corrected Item-Total Correlation

>0,361. Koefisien alpha dari dari variabel ini setelah

perhitungan ulang adalah 0,898. Dengan demikian

variabel ini dinyatakan reliabel karena mempunyai

nilai alpha >0,6.

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

59

Tabel 4.7 Hasil uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Subjective Norm Pengujian II

Corrected Item-Total Correlation Keputusan

Cronbach's Alpha

sub1 .807 Valid .898

sub2 .680 Valid

sub3 .666 Valid

sub4 .450 Valid

sub6 .432 Valid

sub7 .721 Valid

sub8 .634 Valid

sub9 .680 Valid

sub11 .669 Valid

sub12 .721 Valid

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Customer Delight – Pengujian I

Pengujian terhadap validitas instrumen variabel

customer delight tenyata ditemukan ada 1 item yang

tidak valid, seperti yang terlihat pada tabel 4.8. Item

Corrected Item-Total Correlation

Keputusan Cronbach's Alpha

cust1 .456 Valid .791

cust2 .617 Valid

cust3 .490 Valid

cust4 .554 Valid

cust5 .747 Valid

cust6 .158 Tidak valid

cust7 .566 Valid

cust8 .637 Valid

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

60

tersebut adalah item 6. Dengan demikian dilakukan

pengujian kembali dengan membuang item yang tidak

valid tersebut.

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel

Customer Delight – Pengujian II

Corrected Item-Total Correlation

Keputusan Cronbach's Alpha

cust1 .431 Valid .831

cust2 .715 Valid

cust3 .443 Valid

cust4 .565 Valid

cust5 .640 Valid

cust7 .572 Valid

cust8 .760 Valid

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa hasil pengujian

validitas dan reliabilitas tanpa item 6 menunjukan

hasil yang baik. Nilai Corrected Item-Total Correlation

>0.361, koefesien alpha setelah perhitungan ulang

sebesar 0,831. Dengan demikian variabel ini

dinyatakan reliabel.

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

61

4.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui

apakah suatu variabel memiliki distibusi yang

normal atau tidak. Data yang normal memiliki

sebaran yang normal pula. Hasil uji normalitas

dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat dalam

tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas

Untuk memutuskan apakah suatu variabel

terdistribusi dengan normal atau tidak dapat

dilihat dai nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-

Smirnov. Jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka

dapat dipastikan bahwa variabel tersebut

mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

attitude(x1) subjective norm(x2)

customer delight(x3)

behavioral intentions battery(Y)

N 180 180 180 180

Normal Parameters

a Mean 67.11 112.74 71.47 69.26

Std. Deviation 8.539 13.582 6.750 8.505

Most Extreme Differences

Absolute .079 .083 .063 .070

Positive .047 .083 .060 .053

Negative -.079 -.052 -.063 -.070

Kolmogorov-Smirnov Z 1.060 1.110 .841 .943

Asymp. Sig. (2-tailed) .212 .170 .480 .336

a. Test distribution is Normal.

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

62

0,05. Dengan demikian keempat variabel tersebut

terdistribusi normal.

4.3.2. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan

untuk menunjukan apakah ada korelasi diantara

variabel independen. Dalam model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas. Uji multikolinearitas dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis dengan

menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value

lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari

10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas (Supramono,2005). Hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat hasilnya sebagai

berikut :

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

attitude(x1) .956 1.046

subjective norm(x2) .986 1.014

customer delight(x3) .966 1.036

a. Dependent Variable: behavioral intentions battery(Y)

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

63

Berdasarkan hasil pengujian

multikolinearitas menunjukan bahwa ketiga

variabel bebas yang digunakan semuanya tidak

terjadi multikolinearitas. Karena nilai tolerance

masing-masing variabel independen lebih dari 0,1

dan VIF masing-masing variabel independen

kurang dari 10.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual yang satu ke

pengamatan yang lain. Jika variace dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pengujian adanya

heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser

ditunjukan pada tabel berikut ini.

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

64

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui

bahwa tidak ada satupun variabel independen

yang signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen nilai absolut (ABS). Jadi dapat

disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian

ini tidak terdapat gejala heteroskedatisitas.

4.3.4.Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat korelasi yang terjadi

antara anggota-anggota dari data yang ada. Untuk

menguji autokorelasi ini akan dideteksi dengan

metode Durbin Watson dengan ketentuan sebagai

berikut :

d<dl maka terjadi autokorelasi positif

du<d<4-du maka tidak ada autokorelasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .786 .454 1.732 .085

attirude(x1) -.002 .004 -.031 -.408 .683

subjective norm(x2) .000 .002 -.009 -.121 .903

customer delight(x3) -.002 .005 -.037 -.486 .628

a. Dependent Variable: ABS_RES

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

65

4-dl<d<4 maka terjadi autokorelasi negatif

du<d<dl atau 4-du<d<4-dl maka tidak dapat

disimpulkan.

Hasilperhitungan uji autokorelasi dengan

menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel. 4.13

Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model Durbin-Watson

1 2.169

a. Predictors: (Constant), customer delight (x3), subjective norm (x2), attitude (x1)

Dari tabel 4.13 di atas terlihat bahwa nilai

DW yang diperoleh sebesar 2,169. Nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai DW tabel dengan

menggunakan signifikansi 5% jumlah sampel 180

(n) dan jumlah varian independen 3 (k=3), maka

diperoleh nilai du sebesar 1,790 sehingga 4-du =

4-1,790 = 2,210. Pedoman yang digunakan jika

tidak ada autokorelasi adalah : du < dw < 4-du

(Ghozali, 2005). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilaii DW sebesar 2,169

berada diantara 1,790 dan 2,210, sehingga pada

persamaan regresi berganda dinyatakan tidak ada

autokorelasi.

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

66

4.3.5.Uji Hipotesis

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis dalam

penelitian ini diuji dengan uji t, dengan melihat

nilai signifikansinya.

Tabel 4.14

Uji Hipotesis

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.453 1.362 -.332 .740

attitude(x1) 1.303 .056 .868 23.175 .000

subjective norm (x2) -.076 .033 -.085 -2.264 .025

customer delight (x3) .178 .058 .114 3.065 .003

a. Dependent Variable: behavioral intentions battery (Y)

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa H0

diterima jika memiliki nilai signifikansi > 0,05 dan

H0 ditolak jika memiliki nilai signifikansi < 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi

variabel attituted sebesar 0,000 < 0,05, maka H0

ditolak. Artinya attitude berpengaruh positif

terhadap behavioral-intentions battery jemaat.

Selanjutnya pada variabel subjective norm

memiliki nilai signifikan sebesar 0,025 < 0.05,

maka H0 ditolak. Artinya subjective norm

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

behavioral-intentions battery jemaat. Variabel

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

67

customer delight memiliki nilai signifikan sebesar

0,003 < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya customer

delight berpengruh positif terhadap behavioral-

intentions battery.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Hipotesis pertama H1 : “attitude

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

behavioral-intentions battery jemaat”. Sikap

jemaat menjadi faktor yang menentukan minat

datang ke gereja dan kegiatan gerejawi lainnya.

Pengambilan keputusan jemaat dan keinginan

merupakan kombinasi dari beberapa pengetahuan,

arti dan kepercayaan terhadap pelayanan

gerejanya. Kepercayaan tersebut terbentuk melalui

proses interpretasi seseorang atau kelompok. Oleh

karena itu, salah satu kunci untuk memahami

sikap jemaat adalah dengan mengidentifikasi dan

memahami yang mendasari kepercayaan utama

jemaat terhadap gereja sesungguhnya.

Kepercayaan utama ini dapat mempengaruhi sikap

jemaat terhadap pelayanan gereja, sehingga adanya

sikap yang lebih baik dari gereja maka dapat

meningkatkan kepercayaan jemaat sehingga akan

semakin meningkatkan minat jemaat ke gereja.

Sebagai contoh yang terjadi di jemaat Horeb

Kuanheum dan beberapa jemaat dalam penelitian

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

68

ini. Kecenderungan jemaat ke gereja bukan karena

sebagian jemaat sadar akan keberadaan dan

kekudusan dari gereja itu sendiri. Tetapi suatu

budaya pola pikir yang terbentuk dalam kelompok

jemaat itu bahwa ke gereja pada hari minggu

adalah suatu keharusan setiap orang kristen.

Dengan demikian sikap dan tindakan pandangan

ini akan dengan mudahnya digoyahkan oleh

kelompok lain yang menganggap bahwa ke gereja

itu tidaklah penting karena hanya sebuah simbol

semata. Oleh karena itu gereja seharusnya juga

mengambil sebuah tindakan konkrit disini. Gereja

juga harus terlebih dahulu menunjukan sikapnya

kepada jemaat sebagai mitra yang

memperkenalkan kekudusan gereja itu sendiri.

Sehingga bukan hanya sekedar ke gereja setiap

hari minggu dan melakukan serangkaian

ceremonial untuk memuji dan merenungkan

Firman Tuhan saja. Gereja seharusnya

menunjukan sikapnya yang seperti melayani

jemaatnya terlebih dahulu maka dengan sendirinya

jemaat akan menunjukan sikap mereka bahwa

bukan pola pikir yang telah membudaya yang

membuat mereka ke gereja melainkan pelayan dari

Kristus yang terinterpretasikan lewat gereja

seimbang dengan Firman yang diberitakan gereja.

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

69

Hasil analisis hipotesis kedua, H2

menunjukkan bahwa : “subjective norm

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

behavioral-intentions battery jemaat”. Berbeda

dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya,

yang menyatakan subjective norm atau pendapat

orang sekitar dan lingkungan memberi dampak

positif dan signifikan bagi seseorang. Penelitian kali

ini menghasilkan pengaruh yang signifikan dan

negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

tinggi norma subyektif, maka behavioral-intentions

battrey jemaat semakin rendah. Dalam penelitian

ini seorang jemaat tidak terlalu terpengaruh

dengan pendapat sekitarnya, dan memilih

mengikuti pengalaman pribadinya dengan

gerejanya. Ini berarti, pendapat lingkungan sekitar

tidak terlalu berpengaruh bagi seseorang dalam

berpilaku. Alasan lain adalah karena jarak

tempat tinggal yang berjauhan, minimnya sarana

dan prasarana publik sebagai tempat berinteraksi,

kondisi geografis yang sedikit terisolasi sehingga

kurangnya komunikasi. Oleh sebab itu jemaat

dalam penelitian terdorong untuk tetap bergereja

dan beribadah di GMIT, bukan karena mengikuti

pendapat orang lain melainkan niat pribadi

masing-masing.

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

70

Sejalan dengan hasil wawancara peneliti

dengan beberapa jemaat dalam ibadah PA

(Pemahaman Alkitab), jemaat tetap ke GMIT oleh

karena GMIT merupakan gereja turun temurun

dan tertua di Nusa Tenggara Timur khususnya.

Sehingga apapun bentuk pelayanan dan

bagaimana pun pelayanan sekalipun seringkali

kurang maksimal yang diberikan kepada jemaat,

tetapi jemaat tetap memilih untuk bergereja,

dengan persepsi GMIT adalah gereja warisan.

Alasan di atas yang menjadi pegangan jemaat,

sehingga sebagai gereja terbesar yang di Nusa

Tenggara Timur sinode GMIT dan pendeta kurang

memperhatikan pelayanan jamaniah jemaat

(perkembangan ekonomi jemaat, pastoral orang

sakit, pastoral kedukaan, perkunjugan) yang ada,

sehingga hal ini dapat menimbulkan dampak

negatif bagi perkembangan GMIT jangka panjang.

Hasil analisis H3, menunjukan bahwa :

“customer delight berpengruh signifikan dan

positif terhadap behavioral-intentions battery

jemaat”. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

baik customer delight yang dipersepsikan jemaat

terhadap pelayanan yang diberikan gereja, maka

keinginan untuk datang ke gereja semakin

meningkat. Loyalitas jemaat menurun karena

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

71

luasnya cakupan pelayanan maupun keadaan

geografis Nusa Tenggara Timur. Luasnya cakupan

pelayanan pendeta sehingga 1-5 mata jemaat di

ketuai oleh seorang pendeta. Hal menjadi salah

satu faktor penting terkait pelayanan yang

diberikan kepada jemaat kurang maksimal.

Pendeta terlalu sibuk melayani rohaniah

jemaat saja sehingga sedikit mengenyampingkan

pelayanan jasmaniah dalam memenuhi kebutuhan

hidup jemaat di dunia ini, seperti peningkatan

kesejahteraan hidup jemaat dengan pengembangan

ekonomi sehingga otomatis kesehatan jemaat pun

semakin baik sehingga dapat menciptakan jemaat

yang benar-benar puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh gereja.

Sebagai contoh dalam penelitian ini,

beberapa pendeta datang ke jemaat hanya jika ada

ibadah minggu dan perkunjungan, selain dari itu

setiap ibadah dipimpin oleh majelis. Pendeta

kurang memperhatikan jemaat, dan merespon apa

yang menjadi kebutuhan mereka. Perlunya

kesadaran dan pembenahan dalam sistem

organisasi sinode, sehingga menempatkan pendeta-

pendeta yang bertanggung jawab, tidak hanya

sebatas “formalitas” saja. Tanpa disadari

denominasi lain dengan pelayanan yang begitu

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6105/4/T2_912012022_BAB IV.pdf · 54 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa hampir tidak ada perbedaan

72

menyentuh, akrab, dan memberikan solusi bagi

kebutuhan hidup jemaat secara jasmani, dapat

menjadi “competitor” bagi GMIT dalam

mempertahankan jematnya.