bab iis.pdf

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan Siklus akuntansi merupakan keseluruhan proses yang dilakukan oleh entitas yang berawal dari sebuah transaksi untuk mengolah data-data keuangan hingga menjadi informasi berupa laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna untuk pengambilan keputusan (Martani, 2012:86). 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Darmono dan Ashari (2005:13) laporan keuangan merupakan informasi yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk melihat kinerja manajemen dalam melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi atau manajemen perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang berada di luar perusahaan. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau yang sekarang dikenal dengan istilah PSAK (revisi 2009) (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian laporan terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan memiliki tujuan yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Upload: lytuong

Post on 13-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IIs.pdf

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian

2.1.1 Laporan Keuangan

Siklus akuntansi merupakan keseluruhan proses yang dilakukan oleh

entitas yang berawal dari sebuah transaksi untuk mengolah data-data keuangan

hingga menjadi informasi berupa laporan keuangan yang bermanfaat bagi

pengguna untuk pengambilan keputusan (Martani, 2012:86).

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Darmono dan Ashari (2005:13) laporan keuangan merupakan

informasi yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus

kas perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk melihat kinerja manajemen dalam

melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik. Laporan keuangan juga

berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi atau manajemen

perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang berada di luar perusahaan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau yang sekarang dikenal

dengan istilah PSAK (revisi 2009) (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.

1 tentang Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan

adalah suatu penyajian laporan terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas yang juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan

keuangan memiliki tujuan yaitu memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Page 2: BAB IIs.pdf

10

kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut SFAC No. 1 Objective of Financial Reporting by Business

Enterprises (FASB 1978) menjelaskan tujuan laporan keuangan diantaranya:

1. Financial reporting should provide information that is useful to present

and potential investors and creditors and other users in making rational

investment, credit, and similar decisions.

The information should be comprehensible to those who have a reasonable

understanding of business and economic activities and are willing to study

the information with reasonable diligence.

2. Financial reporting should provide information to help present and

potential investors and creditors and other users to assess the amounts,

timing, and uncertainty of prospective cash receipts.

Since investors’ and creditors’ cash flows are related to enterprise cash

flows, financial reporting should provide information to help assess the

amounts, timing, and uncertainty of prospective net cash inflows to the

related enterprise.

3. Financial reporting should provide information about the economic

resources of an enterprise; the claims to those resources (obligations);

and the effects of transactions, events, and circumstances that cause

changes in resources and claims to those resources.

These are sources, direct or indirect, of future cash inflows and cash

outflows.

Tujuan pertama laporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi

pihak-pihak yang sekarang maupun potensial investor, kreditor dan pemakai

lainnya dalam pembuatan keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis yang

rasional. Tujuan kedua adalah menyediakan informasi untuk membantu pihak-

pihak yang sekarang maupun potensial investor, kreditor dan pemakai lainnya

dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dalam penerimaan kas dari

Page 3: BAB IIs.pdf

11

dividen dan bunga di masa yang akan datang. Tujuan ketiga adalah laporan

keuangan menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dari sebuah

perusahaan, mengklaim sumber-sumber tersebut (obligasi) serta pengaruh dari

sebuah transaksi, kejadian dan penyebab adanya perubahan dalam sumber-sumber

dan klaimnya. Ketiga tujuan pelaporan keuangan tersebut mengandung makna

bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan risiko atas investasi

yang dilakukan.

2.1.1.3 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Darmono dan Ashari (2005:11) selain sebagai alat

pertanggungjawaban informasi keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang

dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang

bisnis. Pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Investor atau pemilik

Pemilik perusahaan menanggung risiko atas harta yang ditempatkan pada

perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah

perusahaan memiliki kemampuan membayar dividen. Disamping itu untuk

menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi

calon pemilik laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai

kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan.

Page 4: BAB IIs.pdf

12

b. Pemberi pinjaman atau kreditor

Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan

pemberian pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan

bunga pada saat jatuh tempo. Jadi kepentingan kreditor terhadap

perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar hutangnya

kembali atau tidak.

c. Pemasok atau kreditor usaha lainnya

Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya

penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan

kemampuan membayar pada saat jatuh tempo.

d. Pelanggan

Dalam beberapa situasi pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang

dengan perusahaan sehingga perlu informasi mengenai kesehatan

keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama.

e. Karyawan

Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna

menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas

usahanya dalam hal ini karyawan membutuhkan informasi untuk menilai

kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan tempat

hidupnya.

Page 5: BAB IIs.pdf

13

f. Pemerintah

Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan

kebijakan dalam bidang ekonomi seperti sumber alokasi daya, UMK,

pajak, pungutan serta bantuan.

g. Masyarakat

Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisa serta

informasi trend dan kemakmuran.

2.1.1.4 Komponen Laporan Keuangan

Di dalam PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

disebutkan bahwa komponen-komponen laporan keuangan pada suatu perusahaan

yang lengkap itu terdiri dari :

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode

d. Laporan arus kas selama periode

e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi kebijakan akuntansi penting dan

berisi informasi penjelasan lainnya

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan

ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif

atau membuat kembali penyajian pos-pos laporan keuangan atau ketika

entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Page 6: BAB IIs.pdf

14

2.1.1.4.1 Laporan Posisi Keuangan

Menurut Martani (2012:136) laporan posisi keuangan atau biasa disebut

neraca yang melaporkan aset, liabilitas dan modal entitas pada tanggal tertentu

merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena

merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan pengukuran

posisi keuangan. Elemen laporan posisi keuangan terdiri atas:

a. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa mendatang

diharapkan akan diperoleh entitas.

b. Liablitas

Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

liabilitas.

2.1.1.4.2 Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif menurut PSAK No.1 (revisi 2009) tentang

Penyajian Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan seluruh pos

pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi

komprehensif sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

Page 7: BAB IIs.pdf

15

a. Pendapatan

b. Biaya keuangan

c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint venture yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas

d. Beban pajak

e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari;

1. Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan

2. Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan

pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari

pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi

yang dihentikan.

f. Laba rugi

g. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan

sesuai dengan sifat

h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint

venture yang dicatat dengan metode ekuitas

i. Total laba rugi komprehensif (yang diatribusikan kepada kepemilikan non

pengendali dan pemilik entitas induk)

2.1.1.4.3 Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Martani (2012:126) laporan perubahan ekuitas merupakan salah

satu unsur laporan keuangan lengkap yang harus disajikan oleh perusahaan.

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan ekuitas

perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang mencerminkan naik

Page 8: BAB IIs.pdf

16

turunnya aset neto perusahaan selama periode, baik yang berasal dari setoran

maupun distribusi kepada pemilik atau yang berasal dari hasil atau kinerja

perusahaan selama periode berjalan. Perubahan ekuitas yang berasal dari kinerja

perusahaan menggambarkan jumlah total penghasilan dan beban (termasuk

keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan selama

periode tersebut.

Menurut PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan,

laporan perubahan ekuitas untuk suatu periode tertentu berisi informasi sebagai

berikut:

1. Total laba rugi komprehensif dengan penyajian terpisah untuk jumlah yang

dialokasikan untuk pemilik induk perusahaan dan alokasi untuk

kepentingan non pengendali.

2. Dampak setiap pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali

untuk setiap komponen ekuitas. Biasanya ditunjukkan dengan penyesuaian

terhadap saldo laba (retained earnings) awal periode. Pengaruh penerapan

retrospektif ini disajikan sesuai ketentuan dalam PSAK 25 (revisi 2009)

mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan.

3. Rekonsiliasi atas perubahan selama periode berjalan untuk setiap

komponen ekuitas yang dihasilkan dari laba atau rugi setiap pos dari

pendapatan komprehensif lain serta transaksi dengan pemilik seperti

penambahan modal atau penarikan.

Page 9: BAB IIs.pdf

17

4. Dividen yang diakui dan jumlah dividen per saham. Pos ini juga dapat

disajikan pada catatan atas laporan keuangan.

2.1.1.4.4 Laporan Arus Kas

Menurut Martani (2012:145) laporan arus kas merupakan laporan yang

menyajikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas

suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan arus kas pengguna

laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan

menggunakan kas dan setara kas. Laporan arus kas disajikan menurut klasifikasi

sebagai berikut :

1. Aktivitas operasi

Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan entitas

dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan

seperti:

Arus kas masuk: penjualan barang dan jasa, penerimaan royalti atau

komisi, pendapatan bunga dan dividen yang diterima.

Arus kas keluar: pembayaran pemasok, pegawai, pajak dan bunga

pinjaman.

2. Aktivitas investasi

Aktivitas investasi merupakan aktivitas berupa perolehan dan pelepasan

aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas

seperti:

Page 10: BAB IIs.pdf

18

Arus kas masuk: penjualan aset tetap, aset tak berwujud, saham atau

instrumen utang entitas lain, penerimaan dari pembayaran yang diberikan

dari entitas lain.

Arus kas keluar: pembelian aset tetap, aset tak berwujud, investasi saham

atau instrumen utang entitas lain, pengeluaran untuk pemberian pinjaman

kepada entitas lain.

3. Aktivitas pendanaan

Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi serta kontribusi modal dan pinjaman entitas

seperti:

Arus kas masuk: menerbitkan saham, menerbitkan instrumen utang.

Arus kas keluar: membeli saham treasury, membayar utang atau

pinjaman, membayar dividen kepada pemegang saham.

2.1.1.4.5 Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut Surya (2012:36) catatan atas laporan keuangan menyajikan

informasi tambahan tentang dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan serta menyajikan informasi mengenai kebijakan akuntansi

tertentu yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK

yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan.

Page 11: BAB IIs.pdf

19

2.1.1.4.6 Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Komparatif

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas

mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya (PSAK No.1 revisi 2009).

2.1.2 Penilaian Kinerja

Langkah pertama dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah

mengetahui kinerja perusahaan apakah perusahaan memiliki prospek yang baik

dalam hal kesehatan keuangan serta stabilitas keuangannya atau tidak. Penelitian

kali ini menggunakan empat alat dalam penilaian kinerja perusahaan yaitu Return

on Investment, Earning per Share, Price Earning Ratio dan Return on Equity.

2.1.2.1 Return on Investment

Menurut Sutrisno (2012:223) ROI merupakan salah satu rasio

profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang

dikeluarkan dengan pembanding keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva

yang digunakan untuk operasional perusahaan. Laba yang digunakan untuk

mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. ROI juga sering

disebut dengan ROA karena investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut

merupakan aset perusahaan yang ditanamkan atau yang diinvestasikan. Rumus

ROI adalah sebagai berikut:

Page 12: BAB IIs.pdf

20

2.1.2.2 Earning per Share

Menurut Sutrisno (2012:223) kadang-kadang pemilik juga menginginkan

data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. EPS

atau pendapatan per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan

untuk memberikan keuntungan kepada para pemegang saham dari setiap lembar

saham yang dimiliki. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi

pemilik atau EAT. Rumus EPS adalah sebagai berikut:

2.1.2.3 Price Earning Ratio

Menurut Sutrisno (2012:224) PER merupakan alat analisis keuangan rasio

penilaian yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga per lembar

saham di pasar dengan EPS. Bagi para investor semakin tinggi PER maka

pertumbuhan laba yang diharapkan akan mengalami kenaikan. Rumus PER adalah

sebagai berikut:

PER merupakan analisis rasio yang menunjukkan bagaimana pertumbuhan

laba suatu perusahaan. Rasio PER ini berbanding terbalik dengan EPS karena

semakin tinggi nilai EPS maka nilai PER akan semakin kecil begitupun

sebaliknya.

Page 13: BAB IIs.pdf

21

2.1.2.4 Return on Equity

Menurut Sutrisno (2012:223) Return on Equity ini sering disebut dengan

rate of return on net worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang

menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah

laba bersih setelah dipotong pajak/Earning After Tax (EAT). Rumus ROE adalah

sebagai berikut :

2.1.3 Pasar Modal

Pasar modal terdiri dari dua kata yaitu pasar dan modal. Pasar modal dapat

didefinisikan sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap

modal baik dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka panjang (Martalena dan

Malinda, 2011:2).

2.1.3.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Sutrisno (2012:300) pasar modal atau capital market berkaitan

dengan penyediaan dana-dana yang berjangka panjang. Pasar modal dan industri

sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu

negara apakah berjalan dengan baik atau tidak.

Sedangkan menurut Sunariyah (2011:5) pasar modal merupakan tempat

bertemunya individu atau badan usaha yang memiliki kelebihan dana

(investor/surplus funds) dan individu atau sekelompok orang yang membutuhkan

modal (emiten) dalam menjalankan suatu usaha. Pasar modal seringkali dijadikan

Page 14: BAB IIs.pdf

22

objek penelitian karena sifatnya yang representasi dapat menggambarkan kondisi

perekonomian di suatu negara. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya

kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang masing-masing

perusahaan.

2.1.3.2 Peran dan Manfaat Pasar Modal

Menurut Martalena dan Malinda (2011:2) pasar modal memiliki peranan

dan manfaat bagi para investor dan beberapa emiten diantaranya:

1. Pasar modal sebagai wahana pengalokasian dana secara efisien.

2. Pasar modal merupakan alternatif investasi.

3. Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan

yang sehat dan berprospek baik.

4. Pasar modal merupakan pelaksanaan manajemen perusahaan secara

profesional dan transparan.

5. Pasar modal menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi secara nasional.

2.1.3.3 Instrumen Pasar Modal

Menurut Martalena dan Malinda (2011:6) terdapat beberapa instrumen

pasar modal yang sering digunakan oleh para investor dan emiten yaitu

diantaranya:

1. Saham

Saham merupakan suatu tanda penyertaan modal seseorang atau badan

usaha dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Terdapat dua

macam jenis saham diantaranya:

Page 15: BAB IIs.pdf

23

a. Saham biasa yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan

dilikuidasi.

Mendapatkan dividen jika perusahaan memperoleh laba dan

disetujui dalam RUPS.

Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain

yang ditetapkan pada RUPS.

Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut

ditawarkan kepada masyarakat.

b. Saham preferen yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

Hak klaim lebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan

dengan saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.

Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.

Dapat dikonversi menjadi saham biasa.

Menurut Sunariyah (2011:49) pada dasarnya ada dua pengembalian

(return) yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham

diantaranya :

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan

perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari

pemegang saham dalam RUPS. Dividen dapat diperoleh oleh

pemodal jika memegang saham dalam kurun waktu yang relatif

Page 16: BAB IIs.pdf

24

lama dengan kata lain sampai periode dimana pemodal diakui

sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen.

b. Capital gain (loss)

Capital gain merupakan selisih antara harga saham periode t dan

harga saham periode t-1. Saham merupakan surat berharga yang

memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi

risiko tinggi (high risk-high return). Return saham yang digunakan

dalam penelitian ini adalah return saham berupa capital gain (loss)

dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Jogiyanto (2000:108)

Dimana:

Pt : Harga saham periode t

Pt-1 : Harga saham periode t-1

2. Obligasi

Obligasi merupakan efek yang bersifat hutang jangka panjang.

3. Right issue

Right issue merupakan hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga

tertentu dan diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat (dua

minggu).

Page 17: BAB IIs.pdf

25

4. Waran

Waran merupakan hak untuk membeli saham baru pada harga tertentu

dimasa yang akan datang. Waran dapat diperdagangkan enam bulan

setelah diterbitkan dengan masa berlaku tiga sampai lima tahun.

5. Reksadana

Reksadana merupakan portofolio aset yang dibentuk oleh manajer

investasi.

2.1.3.4 Penilaian Return Saham

Menurut Sabardi dan Susanto (2002:2) terdapat dua metode penilaian atau

analisis yang biasa digunakan para investor untuk menilai return saham yang akan

diterima diantaranya:

1. Analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan suatu metode peramalan pergerakan

instrumen keuangan dimasa mendatang berdasarkan pada perekonomian,

politik, lingkungan dan faktor relevan lainnya serta statistik yang akan

mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen keuangan tersebut.

2. Analisis teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu metode peramalan pergerakan harga

saham dan meramalkan kecenderungan pasar dimasa yang akan datang

dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan dan

IHSG. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi

di pasar dibandingkan dengan apa yang seharusnya terjadi.

Page 18: BAB IIs.pdf

26

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu upaya untuk mengembangkan usaha suatu perusahaan adalah

dengan adanya dana tambahan baik itu dari pihak internal (pemilik perusahaan)

maupun eksternal (investor, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, pemerintah

dan masyarakat). Investor baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar

negeri biasanya membutuhkan alat ukur finansial untuk mengukur tingkat laba

perusahaan, pertumbuhan laba suatu perusahaan serta konsep-konsep penilaian

kinerja dan pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian investasi. Tujuannya

adalah untuk mengetahui kepastian investasi yang akan dilakukan terhadap

perusahaan yang memiliki kinerja baik supaya tidak mengalami kerugian.

Laba akuntansi biasanya sering dijadikan perhatian para investor dalam

pengambilan keputusan investasinya. Salah satu alat ukur finansial dari rasio

profitabilitas untuk mengetahui tingkat laba suatu perusahaan adalah ROI.

Semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan maka harga

saham yang dijual pun akan meningkat maka tingkat pengembalian (return)

saham yang diperoleh oleh para investor akan semakin besar pula.

Octora et al (2003) melakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh

penilaian kinerja dengan konsep konvensional dan konsep value based terhadap

rate of return dengan sampel 50 perusahaan periode 2001-2002. Variabel

independen penelitiannya adalah ROI, OCF dan EVA sedangkan variabel

dependennya adalah rate of return. Hasil penelitiannya adalah penilaian kinerja

konsep konvensional (ROI=6,7% dan OCF=0,4%) dan konsep value based

Page 19: BAB IIs.pdf

27

(EVA=8,8%) memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian

investasi.

Hasil dari peneliti Octora et al berbeda dengan hasil penelitiannya Sunardi

(2010) yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penilaian kinerja

dengan ROI dan EVA terhadap return saham dengan menggunakan sampel

sebanyak 45 perusahaan periode 2007-2008. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitiannya adalah ROI dan EVA sedangkan variabel dependennya

adalah return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROI, EVA serta ROI

dan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Hasil pengujian menunjukkan ROI, EVA serta ROI dan EVA memiliki pengaruh

sebesar > α = 5%.

Selain itu pendapatan per lembar saham yang beredar pun perlu

diperhatikan bagi para pemegang saham. Salah satu alat ukur finansial yang biasa

digunakan adalah EPS yang merupakan perbandingan antara laba setelah pajak

dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Semakin besar laba yang

diperoleh suatu perusahaan maka akan semakin meningkat pula pendapatan dari

jumlah saham yang beredar. Dengan demikian para investor akan menanamkan

modalnya ke perusahaan tersebut sebab dilihat dari tingkat pengembalian (return)

saham akan lebih menguntungkan.

Handoko (2008) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EVA,

ROE, ROA dan EPS terhadap perubahan harga saham perusahaan kategori LQ 45

di BEJ periode Agustus 2003-Januari 2005. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitiannya adalah EVA, ROE, ROA dan EPS sedangkan variabel

Page 20: BAB IIs.pdf

28

dependennya adalah perubahan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara simultan EVA, ROE, ROA dan EPS memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan secara parsial hanya

variabel EPS yang memiliki pengaruh signifikan sebesar 10% terhadap perubahan

terhadap harga saham. Variabel EVA, ROE dan ROA tidak memiliki pengaruh

signifikan karena tidak memenuhi taraf 5% dan juga 10%.

Penelitian dari Handoko simpulannya sama dengan Supami (2009) yang

melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Earning per share, Current

Ratio dan Return on Assets terhadap harga saham yang masuk di Daftar Efek

Syariah tahun 2007. Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya

adalah EPS, CR dan ROA sedangkan variabel dependennya adalah harga saham.

Hasil penelitian menunjukkan EPS, CR dan ROA berpengaruh signifikan secara

simultan dengan nilai F hitung sebesar 10,666, sedangkan secara parsial EPS

(t=3,247) dan ROA (t=0,275) berpengaruh positif dan CR (t=1,132) berpengaruh

negatif signifikan terhadap harga saham.

Setelah mengetahui tingkat laba dan pendapatan per lembar saham yang

beredar kita perlu mengetahui apakah perusahaan mengalami pertumbuhan laba

atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami

pertumbuhan laba adalah dengan menghitung PER perusahaan tersebut yaitu

harga saham di pasar dibagi dengan nilai EPS. Apabila perusahaan memiliki nilai

PER yang setiap periodenya mengalami peningkatan maka perusahaan telah

mengalami pertumbuhan laba. Para investor pasti menilai kinerja perusahaan

dengan berbagai pertimbangan salah satunya apakah perusahaan tersebut

Page 21: BAB IIs.pdf

29

mengalami pertumbuhan laba atau tidak. Walaupun kenaikan pertumbuhan laba

tersebut tidak begitu signifikan namun setidaknya memberikan prospek return

saham yang meningkat bagi para investor.

Hamka (2012) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EPS, PER

dan ROE terhadap harga saham (studi pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI) dengan menggunakan sampel sebanyak 12 perusahaan periode

2008-2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya adalah

EPS, PER dan ROE sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil

penelitiannya menunjukkan baik secara simultan maupun parsial EPS, PER dan

ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian dari Hamka (2012) simpulannya berbeda dengan Modal (2011)

yang melakukan penelitian sama dengan Hamka (2012) yaitu untuk menganalisis

pengaruh EPS, PER dan ROE terhadap harga saham LQ 45 di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2008. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitiannya adalah EPS, PER dan ROE sedangkan variabel dependennya adalah

harga saham. Hasil penelitiannya adalah secara parsial variabel PER dan EPS

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Selain berinvestasi dalam bentuk aset para investor pun dapat berinvestasi

dalam bentuk modal sendiri. ROE merupakan alat ukur finansial untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak atas pengelolaan

modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Sama halnya dengan alat ukur finansial

ROI karena laba yang dipakai pada ROE adalah laba setelah pajak. Semakin

Page 22: BAB IIs.pdf

30

tinggi laba setelah pajak suatu perusahaan maka harga saham dari suatu

perusahaan pun akan semakin tinggi pula sehingga akan meningkat pula tingkat

pengembalian yang akan diterima oleh para pemegang saham.

Adapun penelitian sebelumnya dari Rahmawati (2012) yang melakukan

penelitian mengenai pengaruh Return on Assets, Return on Equity dan Earning

per Share terhadap harga pasar saham pada perusahaan di BEI (studi kasus pada

PT Bakrie Telecom Tbk. dengan menggunakan sampel 22 perusahaan periode

Desember 2006 – Maret 2012. Variabel independen yang digunakannya adalah

ROA, ROE dan EPS sedangkan variabel dependennya adalah harga pasar saham.

Hasil dari penelitiannya adalah secara simultan ROA, ROE dan EPS berfluktuatif

setiap tahunnya tahun 2007 ROA, ROE dan EPS merupakan titik tertinggi akibat

meroketnya pelanggan BTEL, 2008 harga saham tertinggi sebesar Rp 438,00,

2009 harga saham terendah sebesar Rp 71,00 dan pada tahun 2011 ROA, ROE

dan EPS mengalami penurunan akibat naiknya beban usaha. Sedangkan secara

parsial ROA (0,227) tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham sedangkan

ROE (0,539) dan EPS (0,636) berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham.

Hasil penelitian Rahmawati berbeda dengan penelitian dari Harjito dan

Aryayoga (2009) yang menganalisis pengaruh kinerja keuangan dan return saham

di BEI dengan sampel sebanyak 30 perusahaan periode 2004-2007. Variabel

independen yang digunakannya adalah EVA, ROA, ROE dan NPM sedangakan

variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitiannya adalah EVA dan

profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

return pemegang saham.

Page 23: BAB IIs.pdf

31

2.2.1 Pengaruh Penilaian Kinerja Menggunakan Return on Investment,

Earning per Shares, Price Earning Ratio dan Return on Equity

terhadap Return Saham

ROI, EPS, PER dan ROE merupakan alat analisis rasio keuangan yang

menggunakan informasi laba sebagai dasar perhitungan. ROI merupakan alat

analisis rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengetahui tingkat laba suatu

perusahaan atas invetasi yang telah dilakukan. Semakin tinggi tingkat laba yang

diperoleh suatu perusahaan maka secara otomatis harga saham pun akan

meningkat karena laba perusahaan mempunyai hubungan yang berbanding lurus

dengan harga saham suatu perusahaan. Selain untuk mengetahui tingkat laba suatu

perusahaan para investor pun menggunakan informasi laba untuk menghitung

pendapatan yang akan diterima investor atas saham yang telah beredar yaitu

dengan menghitung EPS yaitu laba setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar

saham biasa yang beredar. Setelah kita mengetahui tingkat laba dan pendapatan

yang akan diperoleh kita juga bisa mengetahui apakah perusahaan mengalami

pertumbuhan laba atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui apakah

perusahaan mengalami pertumbuhan laba atau tidak adalah dengan menghitung

PER yaitu harga saham di pasar dibagi dengan nilai EPS. Dengan kata lain nilai

EPS dan PER saling berhubungan berbanding terbalik. ROE sama halnya dengan

ROI hanya saja sesuatu yang diinvestasikan ke perusahaan lainnya itu berbeda

pada ROE yang diinvestasikannya adalah modal sendiri. Namun pengaruhnya

dengan return saham sama saja. Semakin tinggi nilai ROI, EPS, PER dan ROE

maka return saham yang diterima oleh para investor pun akan semakin tinggi.

Page 24: BAB IIs.pdf

32

Purba (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh EPS, DPR, PER,

ROI, ROE dan ROA terhadap harga saham PT Gudang Garam Tbk periode 2004-

2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya adalah EPS,

DPR, PER, ROI, ROE dan ROA sedangkan variabel dependennya adalah harga

saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan EPS, DPR, PER,

ROI, ROE dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial

DPR, PER dan ROI berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan sedangkan

EPS, ROE dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil penelitian Purba berbeda dengan hasil penelitian dari

Kusumawardani (2010) yang melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh

EPS, PER, ROE, FL, DER, CR dan ROA pada harga saham dan dampaknya

terhadap kinerja perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2005-2009.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya adalah EPS, PER,

ROE, FL, DER, CR dan ROA dan variabel dependennya adalah harga saham dan

kinerja. Hasil penelitiannya adalah pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR,

ROA pada harga saham dan dampaknya terhadap kinerja bernilai negatif yaitu

sebesar -112,9% karena manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai

perusahaannya. Secara parsial EPS, PER, ROE, DER dan ROA berpengaruh

terhadap harga saham dan sedangkan FL dan CR tidak berpengaruh parsial

terhadap harga saham.

Page 25: BAB IIs.pdf

33

Adapun bagan dari kerangka pemikirannya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dipaparkan diatas penulis

dapat mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut:

H01 : Return on Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

PENILAIAN

KINERJA

RETURN ON

INVESTMENT

EARNING

PER SHARE

RETURN ON

EQUITY

PRICE

EARNING

RATIO

RETURN

SAHAM

Page 26: BAB IIs.pdf

34

HA1 : Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

H02 : Earning per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

HA2 : Earning per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham secara

parsial.

H03 : Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

HA3 : Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

H04 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara parsial.

HA4 : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap return saham secara

parsial.

H05 : Return on Investment, Earning per Share, Price Earning Ratio dan

Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

secara simultan.

HA5 : Return on Investment, Earning per Share, Price Earning Ratio dan

Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap return saham secara

simultan.