bab iii solusi bisnis - · pdf filestudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori...

46
39 BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang terstruktur berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian secara sistematis. Dengan metodologi penelitian yang sistematis, diharapkan tahapan penelitian dapat dilakukan dengan benar dan diperoleh hasil penelitian yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan metodologi sebagai berikut: Pengolahan Data Analisa & Pembahasan Kesimpulan dan Saran Implementasi Penentuan Metode Penelitian Pengumpulan Data Data Primer Studi Pendahuluan Perumusan Masalah & Tujuan Penelitian Studi Literatur Data Sekunder Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Upload: phamkiet

Post on 12-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

39

BAB III

SOLUSI BISNIS

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang terstruktur berguna sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian secara sistematis. Dengan metodologi

penelitian yang sistematis, diharapkan tahapan penelitian dapat dilakukan dengan

benar dan diperoleh hasil penelitian yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan

metodologi sebagai berikut:

Pengolahan Data

Analisa & Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Implementasi

Penentuan Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah & Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Data Sekunder

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 2: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

40

Tahapan studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

gambaran awal mengenai permasalahan yang ada di AXA Financial Indonesia

untuk selanjutnya dikembangkan menjadi suatu proyek penelitian. Studi

pendahuluan ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan wawancara

dengan orang-orang yang berada pada level manajerial di AXA Financial

Indonesia kantor pemasaran Bandung. Pada tahap ini, juga diajukan permohonan

kepada Sales Office Manager AXA Financial Indonesia kantor pemasaran

Bandung untuk mengadakan suatu proyek penelitian disini.

Setelah tahapan studi pendahuluan dilakukan, fenomena-fenomena yang

ada dirumuskan menjadi suatu masalah utama. Pokok permasalahan adalah

keberadaan budaya entrepreneurial di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran

Bandung. AXA Financial Indonesia sebagai bagian dari grup AXA merupakan

perusahaan yang besar di industri asuransi jiwa. Sebagai perusahaan yang besar,

adanya corporate entreprenership di AXA Financial Indonesia akan sangat

membantu perusahaan untuk tidak terjebak dalam struktur yang birokratis, adaptif

menghadapi perubahan dan bergerak cepat dan lincah untuk menangkap peluang

yang ada. Tujuan penelitian disusun berdasarkan permasalahan yang ada, adapun

tujuan penelitian adalah mengidentifikasi budaya entrepreneurial dan karakteristik

kepemimpinan entrepreneurial di AXA Financial Indonesia.

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang

berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian ini. Pada tahap ini,

dikembangkan dasar-dasar teori yang mendukung penelitian, yang juga dapat

digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan analisis, pembahasan, dan

penarikan kesimpulan pada tahap akhir penelitian. Studi literatur yang dilakukan

difokuskan pada konsep-konsep mengenai corporate entrepreneurship dan

industri asuransi jiwa.

Pada tahapan berikutnya, ditentukan metode penelitian yang akan

digunakan. Penentuan metode dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik

dan lingkungan kerja perusahaan. Dalam penelitian ini, digunakan metode

penelitian dengan analisis reabilitas menggunakan cronbach’s alpha dan

Page 3: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

41

perhitungan rata-rata terhadap elemen penyusun masing-masing dimensi

entrepreneurial.

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer berasal dari dua sumber yaitu wawancara yang dilakukan kepada jajaran

manajerial dan kuesioner yang disebarkan kepada semua orang yang bekerja di

AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung. Kuesioner yang disebarkan

adalah kuesioner Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) dan kuesioner

Entrepreneurial Leadership Questionnaire (ELQ) yang terlampir pada lampiran A

dan lampiran B. Kuesioner EOS ditujukan untuk mengukur tingkat

entrepreneurial dalam perusahaan secara keseluruhan dalam hubungannya dengan

dimensi-dimensi kunci entrepreneurial, sedangkan kuesioner ELQ ditujukan untuk

mengukur perilaku entrepreneurial dari jajaran manajerial perusahaan sekaligus

mengidentifikasi jenis kepemimpinan entrepreneurial yang ada. Total responden

yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 42 orang, yang terdiri dari 9 orang

yang berada di level manajerial dan 33 orang agen pemasaran. Sedangkan data

sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari data-data non-

confidential perusahaan dan studi literatur yang dilakukan. Batasan data yang

digunakan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Data yang telah terkumpul, selanjutnya diolah setelah sebelumnya

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk memastikan kelayakan data.

Setelah data dinyatakan layak, maka dilakukan identifikasi dimensi-dimensi kunci

entrepreneurial dan karakteristik kepemimpinan entrepreneurial melalui

pengukuran rata-rata setiap elemen yang ada.

Pada tahap penelitian berikutnya, dilakukan analisis terhadap hasil

pengukuran yang telah dilakukan. Pada tahap ini, budaya entrepreneurial yang

diwakili oleh dimensi-dimensi kunci entrepreneurial yang ada dalam perusahaan

diidentifikasi secara lebih mendalam. Pada tahap ini juga dilakukan identifikasi

perilaku orang-orang yang berada pada level manajerial dalam melakukan

aktivitas dan kegiatan entrepreneurial.

Page 4: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

42

Tahap kesimpulan dan saran implementasi merupakan tahap terakhir dari

penelitian. Pada tahap ini, dilakukan penarikan kesimpulan dari seluruh analisis

dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga diberikan

saran-saran yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan sifat-sifat

entrepreneurial dalam perusahaan sehingga menjadi perusahaan dengan budaya

entrepreneurship yang kuat. Dalam tingkatan strategis, AXA Financial Indonesia

kantor pemasaran Bandung mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

karakteristik kepemimpinan yang ada pada level manajerial, yang dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi setiap orang

didalam organisasi supaya berkembang menjadi pemimpin yang sesuai dengan

karakteristik kepemimpinan yang diharapkan.

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Tehnik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan memiliki jawaban yang

bersifat kuantitatif dan diukur dengan menggunakan skala Likert. Penggunaaan

skala Likert memberikan kebabasan kepada responden dalam memberikan

jawaban dan memberikan hasil pengukuran yang cukup objektif. Menurut Kinner

dalam Husein Umar (1999), skala Likert tepat untuk digunakan dalam mengukur

pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini, digunakan

skala Likert lima poin, dimana poin 1 memiliki arti sangat tidak setuju dan poin 5

memiliki arti sangat setuju. Setelah data kuesioner EOS terkumpul dan diolah,

hasil pengukuran dipresentasikan dalam suatu radar chart diagram. Sedangkan

data kuesioner ELQ akan dikelompokkan sehingga diketahui karakteristik

kepemimpinan dominan yang ada di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran

Bandung.

Page 5: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

43

3.2.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Menurut Hastono (2001), untuk memastikan bahwa data yang diperoleh

dalam penelitian memiliki sifat akurat dan objektif, maka diperlukan uji validitas

dan uji reliabilitas. Apabila alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian tidak mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi, maka data

yang telah dikumpulkan tidak berguna.

Validitas penelitian merupakan derajad ketepatan alat ukur penelitian

dalam mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Dalam penelitian ini, alat ukur

yang digunakan adalah kuesioner, sehingga kuesioner yang digunakan harus

mampu mengukur secara tepat apa yang ingin diukurnya. Validitas kuesioner

diketahui dengan melakukan korelasi antar skor setiap variabel dengan skor total.

Apabila tidak ditemukan adanya korelasi signifikan antara skor variabel dengan

skor total, maka variabel tersebut dinyatakan tidak valid. Hanya variabel yang

memiliki skor variabel dengan korelasi signifikan dengan skor total yang

dianggap variabel yang valid. Variabel valid ini ditandai dengan r hitung yang

lebih besar dari r tabel.

Menurut Singarimbun (1995), reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas berguna untuk menentukan apakah

pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner memiliki sifat reliabel, yang

artinya jika pertanyaan diuji secara berulang-ulang akan memberikan jawaban

yang stabil dan konsisten. Koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan

adalah koefisien Cronbach’s Alpha. Koefisien ini menggambarkan keragaman

setiap elemen sehingga dapat mengevaluasi konsistensi internal. Koefisien

reliabilitas Cronbach’s Alpha dirumuskan sebagai berikut :

rkrk

)1(1.−−

Page 6: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

44

dimana:

α = koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha

k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel lain

r = rata-rata korelasi antar variabel manifes

Menurut Guilford di dalam pemelitian Asisthariani (2007), hasil yang

diperoleh dari uji reliabilitas dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Klasifikasi Nilai Koefisien Keandalan

Rentang Koefisien Tingkat Korelasi

< 0,2

0,2 - < 0,4

0,4 - < 0,7

0,7 - < 0,9

0,9 - < 1

1

Tidak ada

Rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi Sekali

Sempurna

Menurut pencipta EOS dan ELQ yaitu Neal Thornberry, kedua alat ukur

tersebut merupakan alat ukur yang telah diuji realibilitas dan validitasnya, seperti

yang dikemukakan oleh Thornberry (2006) sebagai berikut, “The first instrument,

the Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) has already been validated within

a number of companies.” Beberapa perusahaan besar yang telah menggunakan

alat ukur ini antara lain Mott’s, Siemens dan Sodexho.

Penerjemahan format asli EOS kedalam bahasa Indonesia menciptakan

peluang terjadinya kesalahan penerjemahan, sehingga dilakukan pengujian alat

ukur EOS dengan data-data yang diperoleh dari hasil survey berbagai perusahaan

di Indonesia. Dalam penelitian ini, digunakan nilai Cronbach’s Alpha yang telah

digunakan pada penelitian Asisthariani (2007). Nilai Cronbach’s Alpha ini

diperoleh dari uji validitas terhadap EOS dengan jumlah responden 656 dan

menggunakan faktor error 5%. nilai “rtable” yang diperoleh sebesar 0,077. Nilai ini

kemudian dibandingkan dengan koefisien korelasi (r) hasil perhitungan.

Page 7: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

45

Tabel 3.2 Nilai Cronbach’s Alpha Dimensi Kunci EOS Dimensi Kunci Cronbach’s Alpha

Umum

Rencana Strategi

Cross Functionality

Dukungan

Intelijen Pasar

Risiko

Kecepatan

Fleksibilitas

Fokus

Masa Depan

Orientasi Individu

0.667

0.674

0.722

0.745

0,717

0.754

0.703

0.594

0.736

0.812

0.816

Jika nilai Cronbach’s Alpha yang didapat dari hasil perhitungan

dibandingkan dengan pengelompokkan nilai koefisien keandalan menurut

Guilford, maka semua data reliabel dengan tingkat korelasi sedang – tinggi.

3.3 Analisis dan Pembahasan

3.3.1 Analisis dan Pembahasan Entrepreneurial Orientation Survey

Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) merupakan survey yang secara

khusus mengukur dimensi-dimensi kunci entrepreneurial dalam suatu perusahaan.

Adapun dimensi-dimensi kunci yang dimaksud adalah dimensi umum, dimensi

rencana strategi, dimensi cross functionality, dimensi dukungan, dimensi intelijen

pasar, dimensi risiko, dimensi kecepatan, dimensi fleksibilitas, dimensi fokus,

dimensi masa depan, dan dimensi orientasi individu.

Kuesioner EOS ini menggunakan skala Likert lima poin dengan poin 1

yang memiliki arti sangat tidak setuju hingga poin 5 yang memiliki arti sangat

setuju.

Page 8: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

46

Penyebaran kuesioner EOS yang dilakukan di AXA Financial Indonesia

kantor pemasaran Bandung memberikan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil EOS di AXA Financial Indonesia

Dimensi Kunci Nilai rata-rata

Umum

Rencana Strategi

Cross Functionality

Dukungan

Intelijen Pasar

Risiko

Kecepatan

Fleksibilitas

Fokus

Masa Depan

Orientasi Individu

3,21

3,30

3,46

3,95

3,36

2,58

4,01

3,21

3,68

3,99

2,54

0,001,002,003,004,005,00

Umum

Rencana Strategi

CrossFunctionality

Dukungan

Intelijen Pasar

RisikoKecepatan

Fleksibilitas

Fokus

Masa Depan

Orientasi Individu

Gambar 3.2 Karakteristik Intrapreneurship AXA Financial Indonesia

Page 9: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

47

Berdasarkan survey yang dilakukan, tampak bahwa budaya entrepreneurial

yang ada di kantor pemasaran Bandung sudah cukup tinggi, ditunjukkan dengan

adanya lima dimensi kunci entrepreneurial yang memberikan nilai diatas 3,40.

Kelima dimensi tersebut adalah dimensi kecepatan, dimensi masa depan, dimensi

dukungan, dimensi fokus, dan dimensi cross functionality. Selain itu terdapat

empat dimensi yang memberikan nilai sedang diantara 2,60 – 3,40 yaitu dimensi

intelijen pasar, dimensi rencana strategi, dimensi fleksibilitas, dan dimensi umum.

Adapun dimensi yang masih memberikan nilai rendah yaitu dimensi risiko dan

orientasi individu dengan nilai dibawah 2,60.

Dimensi dengan nilai tertinggi di AXA Financial Indonesia adalah dimensi

kecepatan (dengan nilai 4,01) sedangkan dimensi dengan nilai terendah di AXA

Financial Indonesia adalah dimensi orientasi individu (dengan nilai 2,54). Analisis

lebih mendalam untuk masing-masing dimensi kunci entrepreneurial pada AXA

Financial Indonesia akan dibahas lebih lanjut berikut:

3.3.1.1 Analisis dan Pembahasan Dimensi Umum

Dimensi umum menggambarkan budaya perusahaan secara umum dalam

kaitannya dengan sifat-sifat entrepreneurial yang dimiliki. Berdasarkan hasil

pengukuran, nilai dimensi umum pada AXA Financial Indonesia adalah 3,21.

Terdapat lima pertanyaan penyusun dimensi umum yaitu: Tabel 3.4 Dimensi Umum

No. Pertanyaan

1 Menekankan pengendalian anggaran secara ketat (-)

2 Memberikan reward bagi seorang manajer yang melakukan cost cutting (+)

3 Menyediakan dana untuk peluang bisnis baru (+)

4 Menyediakan dana untuk ide-ide yang benar-benar bagus (+)

5 Membutuhkan banyak tahapan persetujuan untuk mendapatkan dana investasi di luar

anggaran (-)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Page 10: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

48

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Umum

2.17

3.98 4.10

3.48

2.36

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.3 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Umum

Pada gambar di atas, tampak bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya

nilai pada dimensi umum adalah adanya penekanan terhadap pengendalian

anggaran secara ketat (2,17) dan banyaknya tahapan yang dibutuhkan untuk

mendapatkan persetujuan atas dana investasi diluar anggaran (2,36).

Pengendalian anggaran secara ketat dilakukan di kantor pemasaran

Bandung sebagai bagian dari kebijakan kantor pusat AXA Financial Indonesia di

Jakarta untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya perusahaan.

Selain itu disadari pula bahwa ujung tombak perusahaan adalah para agen

pemasarannya yang jauh lebih diharapkan untuk berada di lapangan dan

berinteraksi dengan klien daripada berada di kantor. Oleh karena itu, kantor

pemasaran sangat diharapkan untuk menggunakan anggaran seefektif mungkin

sebatas mendukung kegiatan pemasaran, operasional, dan penjualan.

Tahapan yang diperlukan untuk mendapatkan dana investasi di luar

anggaran juga cukup birokratis dimana Sales Office Manager harus membuat

surat permohonan kepada kantor pusat di Jakarta berkenaan dengan tujuan

permintaan anggaran. Meskipun demikian, sebenarnya fasilitas, sarana, dan

prasarana yang ada di kantor pemasaran Bandung dirasakan sudah memuaskan

Page 11: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

49

dan mampu mendukung kegiatan operasional dan penjualan sehingga permohonan

dana investasi tambahan sangat jarang dilakukan.

Selain kedua hal tersebut, ternyata AXA Financial Indonesia kantor

Bandung telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung implementasi ide-ide

bagus yang disampaikan (3,48) termasuk tentu saja yang bisa dikembangkan

menjadi peluang bisnis baru (4,10), dan memberikan penghargaan kepada manajer

yang melakukan cost cutting (3,98).

3.3.1.2 Analisis dan Pembahasan Dimensi Rencana Strategi

Dimensi rencana strategi menggambarkan keberadaan nilai-nilai

entrepreneurial dalam pengembangan rencana strategi perusahaan. Berdasarkan

hasil pengukuran, nilai dimensi rencana strategi pada AXA Financial Indonesia

adalah 3,30. Terdapat lima pertanyaan penyusun dimensi rencana strategi yaitu:

Tabel 3.5 Dimensi Rencana Strategi

No. Pertanyaan

1 Menggunakan proses perencanaan strategi yang formal (-)

2 Membiarkan strategi tumbuh dan mungkin berubah mengikuti tren pasar (+)

3 Mengharapkan para manajer untuk selalu berpedoman pada rencana dan anggaran

tahunan (-)

4 Tidak mempunyai rencana yang jelas (-)

5 Sangat bergantung pada konsultan di luar perusahaan untuk membuat strategi (-)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Page 12: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

50

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Rencana Strategi

2.36

3.95

2.07

4.07 4.07

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.4 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Rencana Strategi

Pada gambar di atas, tampak bahwa dimensi rencana strategi merupakan

dimensi yang masih memiliki ruang untuk perbaikan. Faktor yang menyebabkan

rendahnya nilai pada dimensi ini adalah besarnya harapan kepada para manajer

untuk selalu berpedoman pada rencana strategi dan anggaran tahunan (2,07) serta

penggunaan rencana strategi yang sangat formal (2,36).

Besarnya harapan kepada para manajer untuk selalu berpedoman pada

rencana strategi dan anggaran tahunan di satu sisi memang berfungsi sebagai

arahan bagi para manajer dalam melakukan tugasnya, namun di sisi lain juga

memberikan sinyal kekurangmampuan kantor pusat untuk dapat secara cepat

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di daerah dan mengharuskan

adanya perubahan alokasi anggaran. Sangat berkaitan adalah penggunaan rencana

strategi yang formal yang cenderung tidak memberikan ruang untuk berinovasi

sehingga berpotensi menghambat pelaksanaan strategi tersebut di lapangan.

Meskipun demikian, AXA Financial Indonesia diakui telah menggunakan strategi

pertumbuhan perusahaan yang mengikuti tren pasar (3,95), memiliki rencana

strategi yang jelas sifatnya (4,07) dan tidak terlalu bergantung dari konsultan

diluar perusahaan untuk membuat strategi (4,07). Hal ini sangat dimaklumi

Page 13: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

51

dengan adanya sumber daya manusia berkualitas yang dimiliki AXA Financial

Indonesia baik di kantor pusat maupun di daerah.

3.3.1.3 Analisis dan Pembahasan Dimensi Cross Functionality

Dimensi cross functionality menggambarkan hubungan kerjasama dan

knowledge sharing yang terjalin antar fungsi atau antar departemen dalam

perusahaan. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai dimensi cross functionality pada

AXA Financial Indonesia adalah 3,46. Terdapat lima pertanyaan penyusun

dimensi cross functionality yaitu:

Tabel 3.6 Dimensi Cross Functionality

No. Pertanyaan

1 Memiliki sedikit hambatan untuk kerjasama antar departemen /fungsi (+)

2 Mempunyai departemen-departemen yang mau membagi ide dan informasi satu dengan

yang lain (+)

3 Mendorong kegiatan diskusi antar departemen/antar fungsi dan pemecahan masalah (+)

4 Secara formal memberikan penghargaan terhadap kerjasama antar departemen/antar

fungsi (+)

5 Merotasi karyawan pada fungsi-fungsi yang berbeda sebagai bagian dari proses formal

pengembangan SDM (+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Page 14: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

52

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Cross Functionality

2.14

3.90 4.023.71 3.52

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.5 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Cross Functionality

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi cross

functionality di AXA Financial Indonesia sudah memiliki nilai yang baik. Hal

yang menuntut perhatian lebih adalah adanya hambatan-hambatan yang ada pada

kerjasama antar departemen (2,14). Hambatan yang ada dalam proses kerjasama

antar departemen atau antar fungsi tentu saja membawa akibat buruk bagi

perusahaan karena harus disadari bahwa kerjasama, berbagi pengetahuan dan

berbagi informasi akan meningkatkan kemampuan kedua pihak baik yang

memberi maupun menerima. Selain itu tidak jarang ide-ide yang berpotensi

menjadi peluang bisnis baru, berhasil dimunculkan dari kerjasama antar

departemen.

Selain adanya hambatan untuk bekerjasama antar departemen, sebenarnya

dimensi kerjasama di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung telah

menunjukkan performansi yang bagus. Dari gambar dapat dilihat bahwa

perusahaan secara aktif mendorong kegiatan diskusi antar departemen atau antar

fungsi dalam rangka pemecahan masalah (4,02). Hal ini bisa diwujudkan karena

perusahaan telah memiliki departemen-departemen yang mau berbagi ide dan

informasi satu sama lain (3,90).

Page 15: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

53

Satu hal yang masih memiliki ruang cukup besar untuk peningkatan adalah

pengembangan sumber daya manusia dengan merotasi karyawan pada fungsi yang

berbeda-beda (3,52). Dengan rotasi ini, kemampuan dan kompetensi individu di

AXA Financial Indonesia akan meningkat dan memberikan added value bagi

perusahaan.

3.3.1.4 Analisis dan Pembahasan Dimensi Dukungan

Dimensi dukungan menggambarkan dukungan yang diberikan manajemen

perusahaan terhadap ide-ide baru yang dimunculkan. Berdasarkan hasil

pengukuran, nilai dimensi dukungan pada AXA Financial Indonesia adalah 3,95.

Dimensi ini merupakan dimensi dengan nilai tertinggi nomor tiga diantara

dimensi-dimensi yang lain. Terdapat lima pertanyaan penyusun dimensi dukungan

yaitu:

Tabel 3.7 Dimensi Dukungan

No. Pertanyaan

1 Secara umum, manajemen mendukung kita untuk memikirkan cara-cara baru dan

berbeda dalam mengerjakan sesuatu (+)

2 Ada satu fungsi penting di dalam organisasi, yang tanggung jawab utamanya adalah

untuk inovasi dan pengembangan bisnis baru (+)

3 Kami memiliki sarana sumbang saran yang berhasil dalam menampung ide-ide

karyawan. (+)

4 Organisasi segan mempertanyakan/mengubah cara-cara lama yang sudah ada didalam

organisasi dalam menghadapi sesuatu.(-)

5 Kami sering bertemu secara informal untuk mendiskusikan ide bisnis baru.(+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Page 16: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

54

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Dukungan

4.193.98 3.81 3.76

4.00

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.6 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Dukungan

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi dukungan

di AXA Financial Indonesia sudah memiliki nilai yang baik. Secara implisit,

dimensi ini berkaitan dengan kepemimpinan entrepreneurial di AXA Financial

Indonesia. Dukungan dari managerial level tidak saja memperbesar realisasi atas

ide-ide atau peluang bisnis, namun juga secara langsung menciptakan iklim

entrepreneurial dalam perusahaan.

Di dalam dimensi ini, terdapat dua hal yang masih bisa diperbaiki atau

ditingkatkan yaitu keenganan perusahaan untuk mempertanyakan / mengubah

cara-cara lama yang sudah ada dalam perusahaan dalam menghadapi sesuatu

(3,76) dan adanya sarana sumbang saran yang terbukti berhasil dalam

menampung ide-ide karyawan (3,81).

Keenganan perusahaan untuk mempertanyakan cara-cara lama yang sudah

ada mutlak merupakan hal yang perlu diperbaiki jika perusahaan ingin tetap

kompetitif karena situasi pasar juga berubah dengan cepat dan memerlukan

penyesuaian-penyesuaian baru. Dalam level strategik, sebagaimana terukur dalam

dimensi rencana strategi, perusahaan telah mengikuti perkembangan pasar dalam

menyusun strateginya. Oleh karena itu dalam level operasional, cara-cara lama

perlu dikaji kembali dan disempurnakan untuk mendukung kemajuan perusahaan.

Page 17: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

55

Adapun hal-hal lain dalam dimensi ini telah mendapatkan nilai yang baik,

yang harus dipertahankan. Dari gambar tampak bahwa telah ada dukungan

manajemen bagi para karyawan untuk memikirkan cara-cara berbeda dalam

mengerjakan sesuatu dan adanya diskusi-diskusi informal untuk membahas ide-

ide bisnis yang baru.

3.3.1.5 Analisis dan Pembahasan Dimensi Intelijen Pasar

Dimensi intelijen pasar menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

usahanya memahami konsumen dan melakukan riset untuk mengetahui situasi

pasar. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai dimensi intelijen pasar pada AXA

Financial Indonesia adalah 3,36. Terdapat lima pertanyaan penyusun dimensi

intelijen pasar yaitu:

Tabel 3.8 Dimensi Intelijen Pasar

No. Pertanyaan

1 Konsumen adalah raja bagi perusahaan kami. (+)

2 Kecuali kamu berada di divisi pemasaran atau penjualan, dorongan untuk bertemu

konsumen sangat kurang. (-)

3 Perusahaan secara rutin melakukan survey kepuasan konsumen dan menyebarkan

hasilnya secara internal untuk semua pihak dalam perusahaan. (+)

4 Manajemen puncak jarang sekali mengunjungi konsumen secara langsung. (-)

5 Sebagian besar karyawan mengetahui siapa pesaing utama dan bagaimana cara kami

bersama-sama mengahadapinya. (+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Page 18: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

56

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Intelijen Pasar

3.193.62

2.672.95

4.38

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.7 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Intelijen Pasar

Pada gambar di atas, tampak bahwa dimensi intelijen pasar merupakan

dimensi yang masih memiliki ruang untuk perbaikan. Faktor-faktor yang

menyebabkan rendahnya nilai pada dimensi intelijen pasar adalah kurangnya

survey kepuasan konsumen yang dilakukan perusahaan (2,67) dan jarangnya

manajemen puncak melakukan kunjungan langsung kepada konsumen (2,95).

Industri asuransi jiwa bersifat unik dimana kepuasan terbesar yang

diterima klien adalah ketika agen pemasaran membantu mereka dalam proses

klaim. Hal ini sangat wajar karena klaim dilakukan dalam suasana berduka. Oleh

karena itu, proporsi terbesar kepuasan konsumen berada pada pelayanan purna

jual yang diberikan agen. Kurangnya survey kepuasan konsumen yang dilakukan

perusahaan disebabkan karena perusahaan telah sangat menekankan faktor after

sales service ini kepada para agen pemasarannya. Di sisi lain, agen pemasaran

sangat menyadari bahwa pelayanan purna jual merupakan tanggungjawab mereka

yang sangat penting karena empat alasan yaitu memperkuat penjualan yang telah

dilakukan, memperkuat hubungan agen dengan klien, mendapatkan referensi dari

klien mengenai rekan-rekannya yang berpotensi menjadi klien, dan memperbesar

peluang terjadinya repeat buying untuk tahun-tahun berikutnya. Keempat alasan

Page 19: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

57

ini sangat berhubungan dengan besarnya pendapatan yang diterima agen

pemasaran.

Sangat berhubungan dengan hal diatas adalah frekuensi kunjungan

manajemen puncak kepada konsumen secara langsung. Hal ini juga terjadi karena

proporsi terbesar pelayanan terhadap konsumen dimiliki oleh agen pemasaran.

Meskipun demikian, secara berkala manajemen puncak AXA Financial Indonesia

melakukan komunikasi dengan para klien melalui media newsletter yang berisi

berita perkembangan perusahaan.

Nilai tertinggi yang diperoleh dalam dimensi ini adalah pengetahuan setiap

individu dalam AXA Financial Indonesia mengenai pesaing utama dan bagaimana

cara menghadapinya. Pengetahuan ini diperoleh melalui pelatihan yang secara

berkala dilakukan dan wajib diikuti. Melalui pelatihan ini pula, seluruh individu

yang menjadi bagian dari AXA Financial Indonesia mendapatkan gambaran yang

lebih jelas dan informasi terbaru mengenai situasi pasar.

3.3.1.6 Analisis dan Pembahasan Dimensi Risiko

Dimensi risiko menggambarkan kesediaan perusahaan untuk mengambil

risiko dalam usahanya untuk merealisasikan peluang yang ada di pasar.

Berdasarkan hasil pengukuran, nilai dimensi risiko pada AXA Financial Indonesia

adalah 2,58. Dimensi ini merupakan dimensi dengan nilai terendah kedua diantara

seluruh dimensi-dimensi yang lain. Terdapat enam pertanyaan penyusun dimensi

risiko yaitu:

Page 20: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

58

Tabel 3.9 Dimensi Pengambilan Risiko

No. Pertanyaan

1 Perusahaan kami bangga akan orientasi dan budaya konservatif (anti perubahan). (-)

2 Kami berhati-hati untuk tidak membuat kesalahan. (-)

3 Kami berani melakukan investasi bisnis baru hanya berdasarkan intuisi tanpa

menggunakan analisis mendalam. (+)

4 Orang-orang yang didalam organisasi secara umum memiliki kebebasan dan keberanian

yang cukup besar untuk mencoba hal baru dan gagal. (+)

5 Kita berbicara banyak tentang perlunya pengambilan risiko dalam perusahaan, namun

kenyataannya orang-orang yang berani mencoba dan gagal tidak bertahan lama di

perusahaan tersebut (bisa karena di hukum, di pecat, dll). (-)

6 Kami lebih memilih untuk tumbuh berkembang secara terencana dan terkontrol. (-)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Resiko

3.17

2.022.24

3.142.93

1.95

1.00

1.80

2.60

3.40

4.20

5.00

1 2 3 4 5 6

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.8 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Risiko

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi ini

memang memberikan nilai yang rendah. Tiga faktor utama yang menyebabkan

rendahnya nilai pada dimensi risiko adalah kebijakan perusahaan untuk tumbuh

berkembang secara terencana dan terkontrol (1,95), kehati-hatian untuk tidak

Page 21: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

59

membuat kesalahan (2,02), dan ketidakberanian perusahaan melakukan investasi

bisnis baru tanpa melakukan analisis mendalam (2,24).

Kebijakan perusahaan untuk tumbuh berkembang secara terencana dan

terkontrol sebenarnya merupakan cerminan dari strategi besar yang dimiliki grup

AXA. Dengan melihat kembali sejarah perkembangan grup AXA, nampak jelas

bahwa perusahaan memiliki kebijakan yang cenderung konservatif dalam

menjalankan proses bisnisnya. Meskipun demikian, perusahaan juga secara aktif

melakukan tindakan-tindakan yang dirasa perlu seperti melakukan merger,

akuisisi, dan kerjasama dengan perbankan.

Sedangkan kehati-hatian untuk tidak melakukan kesalahan merupakan

faktor yang berhubungan sangat erat dengan kode etik di AXA Financial

Indonesia dimana setiap individu yang merupakan bagian dari perusahaan sangat

ditekankan untuk tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya.

Penekanan ini secara lebih khusus diberikan kepada agen pemasaran yang

berinteraksi langsung dengan klien. Adapun kesalahan-kesalahan yang harus

dihindari antara lain: misrepresentasi (memberikan informasi yang salah atau

menggiring klien kepada interpretasi yang salah terhadap ketentuan dan syarat

polis yang berlaku), rebating (menawarkan untuk memberikan sebagian komisi

penjualan kepada klien), twisting (mempengaruhi klien untuk memutuskan

kontraknya pada suatu perusahaan asuransi jiwa lain dan memakai nilai tunai

yang didapat untuk membeli asuransi di perusahaan asuransi jiwa agen tempat

agen tersebut bekerja), money laundering (pencucian uang dimana dilakukan

proses dan prosedur tertentu agar dana yang diperoleh dari praktek ilegal tidak

dapat dilacak asalnya).

Investasi bisnis baru bagi AXA Financial Indonesia hanya akan dilakukan

setelah melalui analisis kelayakan bisnis. Hal ini sangat terkait dengan adanya

seleksi risiko yang menjadi bagian dari prosedur kantor pusat dimana setiap

investasi baru hanya akan dijalankan setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi,

diperhitungkan dapat ditanggung oleh perusahaan dan tidak menyebabkan

kerugian bagi perusahaan.

Page 22: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

60

3.3.1.7 Analisis dan Pembahasan Dimensi Kecepatan

Dimensi kecepatan menggambarkan kecepatan perusahaan dalam

merespon perubahan dan menangkap peluang yang menguntungkan bagi

pengembangan perusahaan. Perusahaan yang mampu bergerak dengan cepat

dalam industri yang bersifat dinamis, akan menjadi perusahaan yang memiliki

keunggulan kompetitif yang besar. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai dimensi

kecepatan pada AXA Financial Indonesia adalah 4,01 dan merupakan nilai

tertinggi yang diukur. Terdapat empat pertanyaan penyusun dimensi kecepatan

yaitu:

Tabel 3.10 Dimensi Kecepatan No. Pertanyaan

1 Keluhan-keluhan konsumen ditangani secara cepat dan efisien. (+)

2 Masalah-masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara cepat. (-)

3 Para manajer memiliki otonomi yang besar dalam membuat keputusan. (+)

4 Konsumen menggambarkan kita sebagai perusahaan yang bergerak cepat.(+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Kecepatan

4,29 4,053,62

4,10

1,00

1,80

2,60

3,40

4,20

5,00

1 2 3 4Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.9 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Kecepatan

Page 23: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

61

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi kecepatan

di AXA Financial Indonesia sudah memiliki nilai yang baik. Hal yang masih bisa

diperbaiki adalah tingkat otonomi para manajer dalam membuat keputusan (3,62).

Meskipun para manajer memiliki otonomi yang cukup besar dalam

membuat keputusan, namun keputusan yang diambil tentu saja tidak boleh

bertentangan dengan strategi besar perusahaan dan kode etik yang ada. Untuk hal-

hal lain yang berkaitan dengan kecepatan, AXA Financial Indonesia telah

memiliki nilai yang baik. Nilai terbesar diperoleh dari elemen pertama dimensi

kecepatan yang menyatakan bahwa keluhan-keluhan konsumen telah ditangani

secara cepat dan efisien (4,29). Hal ini dimungkinkan terutama karena dukungan

dari back office yang profesional dan terintegrasi dengan baik dengan kantor pusat

di Jakarta. Hal ini tercermin secara langsung dari pendapat konsumen yang

menggambarkan bahwa AXA Financial Indonesia merupakan perusahaan yang

dinamis dan bergerak cepat (4,10).

3.3.1.8 Analisis dan Pembahasan Dimensi Fleksibilitas

Dimensi fleksibilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

berlaku fleksibel dalam mengambil keputusan dan bertindak. Berdasarkan hasil

pengukuran, nilai dimensi fleksibilitas pada AXA Financial Indonesia adalah 3,2.

Terdapat lima pertanyaan penyusun dimensi fleksibilitas yaitu:

Page 24: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

62

Tabel 3.11 Dimensi Fleksibilitas

No. Pertanyaan

1 Kami sangat bergantung pada team ad hoc / jangka pendek dalam menyelesaikan

masalah-masalah. (+)

2 Ketika kami melihat peluang bisnis, kami lambat dalam mengalokasikan sumber daya

untuk menangkap peluang tersebut. (-)

3 Kami sering memindahkan orang-orang ke beberapa fungsi dan departemen yang

berbeda untuk meningkatkan perspektif (cara padang) yang lebih luas. (+)

4 Orang-orang diharapkan untuk melalui tahap-tahap yang telah ditentukan dalam

menyelesaikan pekerjaan. (-)

5 Kami tidak mementingkan penggunaan status jabatan dan gelar di dalam perusahaan. (+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Fleksibilitas

3,073,71 3,45

2,10

3,74

1,00

1,80

2,60

3,40

4,20

5,00

1 2 3 4 5Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.10 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Fleksibilitas

Pada gambar di atas, tampak bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya

nilai pada dimensi fleksibilitas adalah besarnya harapan kepada setiap orang untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan (2,10) serta

ketergantungan pada tim ad hoc untuk menyelesaikan masalah (3,07).

Page 25: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

63

Di level operasional, harapan yang diberikan kepada setiap orang untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan ini sebenarnya

merupakan cerminan dari strategi perusahaan yang formal dan cenderung kaku.

Hal ini mutlak diperbaiki dan setiap orang sebaiknya mulai didorong untuk

mencoba berinovasi dan secara kreatif mencari cara-cara lain dalam melakukan

pekerjaan. Hal lain yang bisa ditingkatkan adalah pemanfaatan tim ad hoc untuk

menyelesaikan masalah-masalah secara cepat. Adapun masalah-masalah yang

menjadi tanggungjawab tim ad hoc tentunya adalah masalah-masalah di level

operasional atau taktikal yang menuntut penyelesaian secara cepat.

Fleksibilitas AXA Financial Indonesia terutama ditunjukkan dari

kemampuannya dalam mengalokasikan sumber daya yang ada untuk segera

merealisasikan peluang bisnis tersebut. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan

dukungan managerial level di kantor pemasaran Bandung.

3.3.1.9 Analisis dan Pembahasan Dimensi Fokus

Dimensi fokus menggambarkan tingkat fokus perusahaan dalam

merencanakan tujuan yang akan dicapai dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang mendukung tujuan tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai dimensi

fokus pada AXA Financial Indonesia adalah 3,68. Terdapat enam pertanyaan

penyusun dimensi fokus yaitu:

Page 26: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

64

Tabel 3.12 Dimensi Fokus No. Pertanyaan

1 Kami hanya melakukan beberapa hal, tetapi kami mengerjakanya dengan baik. (+)

2 Kita adalah organisasi yang terkotak-kotak, sangat jarang bagian yang satu tidak

mengetahui apa yang dilakukan bagian yang lain.(-)

3 Manajemen puncak memiliki visi yang sangat jelas mengenai kemana arah kita dan

bagaimana mencapainya. (+)

4 Jika kamu bertanya pada dua orang yang berbeda tentang strategi perusahaan, kamu

mungkin akan mendapat dua jawaban yang berbeda.(-)

5 Kami cukup mau mengeluarkan uang, selama itu untuk hal-hal yang benar. (+)

6 Bahkan orang-orang yang bekerja pada level terbawah tahu mengenai visi perusahaan.

(+)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Fokus

4,19 4,07 4,05

2,45

4,26

3,05

1,00

1,80

2,60

3,40

4,20

5,00

1 2 3 4 5 6Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.11 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Fokus

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi fokus di

AXA Financial Indonesia sudah memiliki nilai yang baik. Dua hal dalam dimensi

ini yang masih memiliki ruang untuk perbaikan adalah sosialisasi strategi

Page 27: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

65

perusahaan kepada setiap orang yang berada dalam perusahaan (2,45) dan

sosialisasi visi perusahaan kepada setiap orang (3,05).

Sosialisasi strategi dan visi perusahaan kepada setiap orang dalam

perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena pada

dasarnya, visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan

dan strategi adalah cara yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya

tersebut. Kedua hal ini sangat penting untuk dikomunikasikan dengan baik kepada

semua orang yang menjadi bagian dari AXA Financial Indonesia. Sosialisasi atas

visi dan strategi perusahaan sangat berguna untuk menyamakan persepsi dan

irama kerja setiap orang sehingga semua orang memberikan kontribusi yang

positif bagi perusahaan.

Dalam dimensi fokus ini, perusahaan dinilai telah bersedia mengeluarkan

dana untuk mendukung hal-hal yang benar. Hal ini juga tercermin pada dimensi

umum dimana perusahaan memang bersedia mengeluarkan dana untuk realisasi

ide dan peluang bisnis yang bagus.

3.3.1.10 Analisis dan Pembahasan Dimensi Masa Depan

Dimensi masa depan menggambarkan perilaku perusahaan dalam

hubungannya dengan pencapaian masa depan perusahaan tersebut. Berdasarkan

hasil pengukuran, nilai dimensi masa depan pada AXA Financial Indonesia adalah

3,99. Nilai dimensi ini merupakan nilai terbesar kedua yang terukur jika

dibandingkan dengan nilai dimensi-dimensi yang lain. Terdapat lima pertanyaan

penyusun dimensi masa depan yaitu:

Page 28: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

66

Tabel 3.13 Dimensi Masa Depan

No. Pertanyaan

1 Kami sadar bahwa perusahaan kami adalah perusahaan yang terdepan/terbaik

dibidangnya. (+)

2 Kami tidak banyak berinvestasi di R&D. (-)

3 Perusahaan kami senang menciptakan pasar yang benar-benar baru berdasarkan produk-

produk yang sangat inovatif, dimana konsumen sendiri belum tahu kalau mereka

membutuhkannya. (+)

4 Kami cenderung lebih sebagai pengikut/ follower daripada pemimpin dalam

pengembangan produk baru. (-)

5 Secara umum, para karyawan tidak diberikan penghargaan dalam bereksperimen

mencoba hal-hal baru. (-)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Masa Depan

4,403,74 3,98 3,90 3,90

1,00

1,80

2,60

3,40

4,20

5,00

1 2 3 4 5Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.12 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Masa Depan

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi masa

depan di AXA Financial Indonesia sudah memiliki nilai yang baik. Hal yang

masih bisa diperbaiki adalah investasi di R&D (3,74).

Page 29: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

67

Dari gambar di atas tampak bahwa setiap orang di AXA Financial

Indonesia menyadari bahwa AXA Financial Indonesia sebagai bagian dari grup

AXA, adalah perusahaan yang terbaik di bidang industri asuransi jiwa. Keyakinan

ini tentu saja diperkuat dengan tingginya rating yang diberikan lembaga-lembaga

rating dunia mengenai kinerja grup AXA. Dalam dimensi ini, juga nampak bahwa

perusahaan senang menciptakan pasar yang benar-benar baru berdasarkan produk

yang benar-benar inovatif. Sebagai contoh produk inovatif ini adalah peluncuran

produk baru bernama Maestro Peace Platinum yang akan dilakukan pada bulan

Juli 2007 sebagai penyempurnaan dari produk lama Maaestro Link Plus. Produk

baru ini diramalkan akan menjadi satu-satunya produk unit link berbasis dollar

yang terbaik di Indonesia.

Hal yang menuntut perhatian lebih banyak adalah investasi di R&D.

Namun dengan menyadari bahwa AXA Financial Indonesia merupakan

perusahaan penyedia jasa keuangan dan layanan finansial, investasi R&D lebih

disesuaikan dalam kapasitas perusahaan sebagai perusahaan yang menawarkan

jasa, sehingga investasi yang dilakukan lebih bersifat riset pasar yang berguna

untuk mengetahui produk keuangan apa yang diinginkan masyarakat.

3.3.1.11 Analisis dan Pembahasan Dimensi Orientasi Individu

Dimensi Orientasi Individu menggambarkan bagaimana para karyawan

menerapkan nilai-nilai entrepreneurial dalam perusahaan. Penerapan nilai-nilai

entrepreneurial oleh karyawan akan ditandai dengan banyaknya ide-ide kreatif

dan inovasi yang dimunculkan oleh setiap orang. Secara keseluruhan, nilai pada

dimensi ini adalah yang terendah (2,54) dibandingkan nilai pada dimensi-dimensi

yang lain. Terdapat sembilan pertanyaan yang membentuk dimensi orientasi

individu yaitu:

Page 30: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

68

Tabel 3.14 Dimensi Orientasi Individu No. Pertanyaan

1 Saya sering berangan-angan menciptakan dan menjalankan bisnis sendiri. (+)

2 Saya tidak menilai diri saya sebagai pemberontak (suka mempertanyakan hal-hal yang

tidak benar). (-)

3 Jalan tercepat untuk mencapai puncak adalah dengan melakukan pekerjaan anda sebaik-

baiknya sesuai deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan. (-)

4 Saya sering berkhayal/melamun ditempat kerja. (+)

5 Saya suka mempertanyakan dan berusaha merubah status quo. (+)

6 Saya tidak menyukai orang yang suka melanggar aturan. (-)

7 Sangat penting bagi saya untuk mendapatkan gaji yang adil dan pasti. (-)

8 Saya rela menukar gaji saya sekarang dengan gaji yang lebih rendah dan kepemilikan

saham pada suatu perusahaan baru, yang berisiko sekalipun. (+)

9 Saya lebih nyaman dalam suatu lingkungan yang relatif lebih terstruktur/teratur. (-)

Keterangan:

• (+) = menambah nilai-nilai entrepreneurial

• (-) = mengurangi nilai-nilai entrepreneurial (reverse-scored)

Nilai rata-rata untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Orientasi Individu

4,43

2,12 1,93 1,95

2,95

2,141,79

3,38

2,19

1,00

1,80

2,60

3,40

4,20

5,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.13 Nilai Rata-rata Pertanyaan Dimensi Orientasi Individu

Pada gambar di atas, secara keseluruhan tampak bahwa dimensi orientasi

individu merupakan dimensi dengan nilai yang rendah. Terdapat banyak faktor

Page 31: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

69

yang menyebabkan rendahnya nilai pada dimensi orientasi individu antara lain

tingkat gaji yang adil dan pasti (1,93), pemahaman melakukan suatu pekerjaan

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan deskripsi (1,93), sedikitnya karyawan yang

melamun di tempat kerja (1,95), tidak adanya karyawan yang berjiwa

pemberontak (2,12), atau suka melanggar aturan (2,14), serta banyaknya

karyawan yang lebih nyaman berada dalam lingkungan yang relatif lebih

terstruktur atau teratur.

Tingkat gaji yang adil dan pasti mendapatkan nilai yang rendah karena

sebagian besar responden adalahh agen pemasaran yang memiliki profil

pendapatan yang sangat berfluktuasi mengikuti performansi kerja bulanannya.

Pemahaman melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

deskripsi terkait sangat erat dengan harapan yang dibebankan kepada karyawan

untuk melakukan pekerjaan dengan mengikuti tahap-tahap formal yang telah

ditetapkan (bagian dari dimensi fleksibilitas).

Tidak adanya karyawan yang berjiwa pemberontak atau suka melanggar

aturan berkaitan erat dengan keinginan para karyawan untuk bekerja di suatu

lingkungan yang teratur. Karakter pemberontak atau melanggar aturan tentu saja

akan menyebabkan situasi kerja mengalami gangguan, dan hal ini tidak

diinginkan oleh para karyawan itu sendiri.

Nilai tertinggi yang terdapat pada dimensi orientasi individu ini adalah

adanya keinginan untuk menciptakan dan menjalankan bisnis sendiri (4,43) yang

didukung dengan kerelaan karyawan untuk menukar gaji yang sekarang dengan

gaji yang lebih rendah namun disertai kepemilikan saham di suatu perusahaan

yang baru (3,38). Kedua hal ini sebenarnya merupakan sinyal bahwa individu-

individu yang berada di AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung

telah memiliki benih-benih jiwa entrepreneurial di dalam dirinya. Meskipun

demikian, realisasi angan-angan ini tentu saja harus disertai dengan keberanian

untuk keluar dari zona aman dan mengambil risiko yang lebih besar.

Page 32: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

70

3.3.1.12 Analisis dan Pembahasan Kondisi Perusahaan

Dimensi Kondisi Perusahaan merupakan dimensi yang mampu

memberikan gambaran lebih luas mengenai kondisi perusahaan AXA Financial

Indonesia. Dalam dimensi ini terdapat empat buah pertanyaan yang berkaitan

dengan kinerja perusahaan, pemberdayaan sumber daya manusia, inovasi, dan

penggajian. Secara lebih mendalam, analisis mengenai keempat kondisi tersebut

dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

• Mengenai kinerja perusahaan

Kinerja Perusahaan

36%

54%

10%

Sangat Baik Diatas Rata-rata Rata-rata

Gambar 3.14 Kinerja Perusahaan

Dari gambar di atas, tampak bahwa 36% responden menilai kinerja

perusahaan sangat baik jika dibandingkan dengan kompetitor sedangkan 54%

responden menilai kinerja perusahaan diatas rata-rata. Dengan menggunakan

skala Likert lima poin, diperoleh nilai rata-rata kinerja perusahaan sebesar 4,26

yang berada dalam rentang persepsi sangat baik. Tentu saja kinerja perusahaan

yang sangat baik ini harus dipertahankan dan jika memungkinkan ditingkatkan.

Page 33: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

71

• Mengenai pemberdayaan sumber daya manusia

Pemberdayaan SDM

12%

38%45%

5%

Sangat Baik Diatas Rata-rata

Rata-rata Dibawah Rata-rata

Gambar 3.15 Pemberdayaan SDM

Dari gambar di atas, tampak bahwa 12% responden menilai pemberdayaan

SDM telah dilakukan sangat baik, 38% responden menilai pemberdayaan SDM

dilakukan diatas rata-rata dan 45% responden menilai pemberdayaan SDM hanya

rata-rata. Dengan menggunakan skala Likert lima poin, diperoleh nilai rata-rata

pemberdayaan sumber daya manusia sebesar 3,57 yang berada dalam rentang

persepsi diatas rata-rata.

Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan hal yang harus diperbaiki

di AXA Financial Indonesia. Perbaikan terhadap sumber daya manusia yang telah

ada dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang telah secara terjadwal

diadakan. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini, perusahaan

dapat pula melakukannya melalui open recruitment yang diselenggarakan di

universitas-universitas mengingat berlimpahnya sumber daya manusia dengan

kualitas tinggi yang dihasilkan oleh universitas.

Page 34: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

72

• Mengenai inovasi

Inovasi

21%

55%

24%

Sangat Baik Diatas Rata-rata Rata-rata

Gambar 3.16 Inovasi

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa 21% responden menyatakan

bahwa perusahaan sangat suka bereksperimen, 55% responden menyatakan bahwa

perusahaan suka bereksperimen dan 24% responden menilai eksperimen yang

dilakukan perusahaan berada pada tingkat rata-rata. Menggunakan skala Likert

lima poin, diperoleh nilai untuk kategori Inovasi sebesar 3,98 yang berada dalam

rentang persepsi suka bereksperimen.

Inovasi sangat berkaitan dengan dukungan mannagerial level.

Kurangnya dukungan dari manajemen akan dengan cepat mematikan

pengembangan ide-ide kreatif dan inovasi-inovasi yang dilakukan. Para karyawan

tidak akan merasa tertantang melakukan inovasi jika pada akhirnya, ide-ide

mereka tidak dapat direalisasikan karena tidak adanya dukungan manajemen

terutama dalam mengalokasikan sumber daya yang mutlak diperlukan.

Kegiatan inovasi di AXA Financial Indonesia berada pada tingkat yang

tinggi antara lain karena adanya dukungan yang kuat dari manajemen terhadap

karyawan untuk melakukan inovasi.

Menurut Morris (2002), hubungan antara inovasi dan keberanian

mengambil risiko akan membentuk matriks berikut:

Page 35: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

73

Gambar 3.17 Matriks Inovasi – Pengambilan Risiko

Berdasarkan gambar di atas, AXA Financial Indonesia dapat

digolongkan kedalam kategori ‘Dreamer’ karena memiliki tingkat inovasi yang

tinggi tanpa didukung keberanian mengambil risiko yang tinggi.

• Mengenai penggajian

Penggajian

21%

29%40%

10%

Sangat Baik Diatas Rata-rata

Rata-rata Dibawah Rata-rata

Gambar 3.18 Penggajian

Dari gambar di atas, tampak bahwa 21% responden menyatakan bahwa

struktur penggajian di AXA Financial Indonesia sudah sangat baik, 29%

Page 36: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

74

responden menyatakan struktur penggajian baik, dan 40% responden menyatakan

struktur penggajian berada pada tingkat rata-rata. Menggunakan skala Likert lima

poin, diperoleh nilai untuk kategori Penggajian sebesar 3,62 yang berada dalam

rentang persepsi pemberian gaji sesuai kinerja.

Besarnya gaji dan insentif yang diterima tentu saja akan sangat

mempengaruhi performansi karyawan dan agen pemasaran. AXA Financial

Indonesia memiliki sistem penggajian staf dan sistem kompensasi agen yang

terstruktur dengan tujuan menghargai prestasi staf dan agen pemasaran,

memotivasi peningkatan prestasi, mengakui kontribusi staf dan agen pemasaran

kepada perusahaan, dan mengembangkan loyalitas pada perusahaan. Skema

kompensasi terdiri atas gaji tetap, komisi, bonus kuartalan, bonus tahunan, dan

perjalanan wisata gratis bagi agen berprestasi.

3.3.1.13 Analisis dan Pembahasan Tentang Saya

Dimensi Tentang Saya merupakan dimensi yang memberikan gambaran

lebih jelas mengenai karakteristik individu yang menjadi responden dalam

penelitian ini. Nilai rata-rata dimensi Tentang Saya adalah 3,74. Terdapat sepuluh

pertanyaan yang menyusun dimensi ini yaitu:

Page 37: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

75

Tabel 3.15 Dimensi “Tentang Saya” No. Pertanyaan

1 Saya lebih bangga terhadap keberhasilan dari keahlian teknis saya dibandingkan dengan

kemampan saya dalam memimpin

2 Saya lebih memilih menjalankan organisasi yang sudah terorganisasi dan terintegrasi

dengan baik dibandingkan dengan organisasi belum mapan dan tidak terorganisasi

3 Sebagian besar orang di organisasi kami menggambarkan saya sebagai orang yang

maverick (pemberani dan independent)

4 Saya bangga terhadap diri saya sebagai orang yang mengerti politik di dalam perusahaan

5 Rekan saya menggambarkan saya sebagai orang kreatif yang suka kerja sendiri

6 Saya yakin entrepreneur itu dilahirkan bukan diciptakan

7 Saya yakin entrepreneur dapat belajar beberapa hal namun harus memiliki banyak

kualifikasi/ karakter lain yang tepat

8 Saya yakin entrepreneur sukses adalah hasil dari karakter personal dan pembelajaran

9 Saya yakin entrepreneur bisa belajar banyak bagaimana menjadi seorang entrepreneur

10 Sebagian besar entrepreneur adalah hasil dari pembelajaran dan pengalaman bukan dari

karakter personal

Nilai rata-rata untuk setiap pertanyaan sebagai berikut:

Dimensi Tentang Saya

3,50 3,383,88 3,69 3,83

3,29

4,14 4,14 4,053,50

1,00

1,802,60

3,404,20

5,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pertanyaan

Nila

i

Gambar 3.19 Dimensi Tentang Saya

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa elemen yang memberikan nilai

paling rendah adalah paradigma kebanyakan individu yang berada di AXA

Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung bahwa seorang entrepreneur

Page 38: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

76

dilahirkan dan bukan diciptakan. Paradigma seperti ini akan menghambat

berkembangnya budaya entrepreneurial dalam perusahaan karena orang-orang

yang merasa dirinya bukan seorang entrepreneur tidak akan berupaya

mengembangkan dan melatih dirinya untuk menjadi seorang entrepreneur.

Elemen lain yang menyebabkan rendahnya nilai pada dimensi ini adalah

preferensi sebagian besar individu yang berada di AXA Financial Indonesia untuk

menjalankan organisasi yang sudah terintegrasi dan terorganisasi dengan baik

dibandingkan dengan organisasi belum mapan dan tidak terorganisasi. Hal ini

sebenarnya tercermin juga dalam dimensi Orientasi Individu dimana kebanyakan

karyawan lebih nyaman berada di lingkungan yang terstruktur dan teratur.

Dalam dimensi ini, beberapa hal yang dapat ditingkatkan antara lain

berkaitan dengan:

• Karakteristik individu yang tidak terlalu mengerti politik yang ada dalam

perusahaan. Pemahaman akan politik dalam perusahaan merupakan hal yang

penting untuk dipelajari karena membantu seseorang untuk meraih dukungan

yang diperlukan, membangun ikatan dengan sesama karyawan dan orang-

orang yang berada di level manajerial, dan memotong jalur birokrasi yang ada.

• Karakteristik individu yang tidak terlalu pemberani dan independent. Sifat

pemberani diperlukan untuk mendorong individu berani mengambil risiko

dalam usahanya mengambil peluang.

3.3.2 Analisis dan Pembahasan Entrepreneurial Leadership Questionnaire

Entrepreneurial Leadership Questionnaire (ELQ) merupakan survey

dengan tujuan mengukur karakteristik kepemimpinan level manajerial yang ada di

AXA Financial Indonesia kantor pemasaran Bandung dalam hubungannya dengan

perilaku entrepreneurial yang dilakukan. Dalam survey ini, terdapat dua

pengukuran yaitu pengukuran terhadap tingkat kepentingan dan frekuensi

pelaksanaan atas perilaku entrepreneurial orang-orang yang berada di posisi

manajerial. Menurut Thornberry (2006), kepemimpinan entrepreneurial dapat

Page 39: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

77

dibedakan menjadi empat yaitu tipe explorer, tipe miner, tipe accelerator, dan tipe

integrator. yang dikelompokkan berdasarkan rentang nilai berikut:

Tabel 3.16 Klasifikasi Tipe Intrapreneur Berdasarkan ELQ

Nilai GEL Explorer Miner Accelerator Integrator

High 34-45 34-45 26-35 38-50 53-70

Medium 23-33 23-33 18-25 27-37 36-52

Low 9-22 9-22 7-17 10-26 14-35

Penyebaran kuesioner ELQ yang dilakukan di AXA Financial Indonesia

kantor pemasaran Bandung memberikan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.17 Tabel Karakteristik Kepemimpinan Entrepreneurial

GEL EXPLORER MINER ACCELERATOR INTEGRATORNilai 32,90 26,19 38,02 31,64 30,48 27,69 44,21 38,79 62,14 57,98 Skala M M H M H H H H H H Selisih 6,71 6,38 2,79 5,43 4,17

Pemenuhan 79,59% 83,22% 90,86% 87,72% 93,30%

Entrepreneurial Leadership

0,0020,0040,0060,0080,00

Importance 32,90 38,02 30,48 44,21 62,14Frequency 26,19 31,64 27,69 38,79 57,98Maksimal Value 45 45 35 50 70

Gel Explor Miner Accel Integr

Gambar 3.20 Hasil ELQ di AXA Financial Indonesia Kantor Bandung

Page 40: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

78

Dari tabel dan gambar di atas, tampak bahwa kesenjangan terjadi pada

karakteristik kepemimpinan Explorer dimana tingkat kepentingan berada pada

level tinggi sedangkan tingkat pemenuhan berada pada level sedang. Sedangkan

untuk karakteristik kepemimpinan GEL, Miner, Accelerator, dan Integrator tidak

menunjukkan adanya kesenjangan. Untuk karakteristik GEL, tingkat kepentingan

dan pemenuhan berada pada level yang sama yaitu level sedang sedangkan untuk

karakteristik Miner, Accelerator, Integrator berada pada level tinggi.

Masing-masing karakteristik kepemimpinan entrepreneurial memiliki

jumlah pertanyaan penyusun yang berbeda-beda, oleh karena itu analisis akan

dilakukan berdasarkan persentase pemenuhan perilaku entrepreneurial yang dapat

dilihat pada tabel 3.17. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa terdapat gap

untuk setiap karakteristik kepemimpinan entrepreneurial. Analisis lebih mendalam

akan dilakukan pada pembahasan berikut ini:

3.3.2.1 Analisis dan Pembahasan Tipe GEL

Tipe GEL merupakan tipe pemimpin entrepreneurial secara umum. Pada

tipe ini, terjadi kesenjangan 6,71 poin dan menghasilkan pemenuhan 79,59% yang

merupakan pemenuhan terendah dibandingkan tipe kepemimpinan yang lain.

Selisih tingkat kepentingan dan tingkat untuk setiap pertanyaan penyusun adalah:

Tabel 3.18 Kesenjangan Tipe GEL

Nomor Pertanyaan Selisih

5 1,45

12 1,55

26 1,04

27 1.31

29 0,14

30 0,40

32 0,50

34 0,26

38 0,04

Page 41: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

79

Dari tabel di atas, tampak bahwa kesenjangan tipe GEL terutama

disebabkan oleh kepatuhan yang besar terhadap peraturan dan sistem yang berlaku

di perusahaan. Kepada para karyawan lebih ditekankan untuk mematuhi

peraturan-peraturan yang ada meskipun terkadang peraturan tersebut menghambat

pencapaian tujuan bisnis. Sikap ini juga tercermin dari hasil penyebaran EOS pada

dimensi orientasi individu dimana setiap individu cenderung melakukan pekerjaan

sesuai dengan deskripsi dan tidak menyimpang dari peraturan yang ada.

3.3.2.2 Analisis dan Pembahasan Tipe Explorer

Tipe Explorer merupakan tipe pemimpin yang berada dekat dengan pasar

dan mampu secara cepat mengenali dan mengidentifikasi peluang-peluang bisnis

yang ada di pasar. Pada tipe Explorer, kesenjangan yang terjadi sebesar 6,38 poin

dan menghasilkan pemenuhan sebesar 83,22%.

Selisih antara tingkat kepentingan dan tingkat pemenuhan untuk masing-

masing pertanyaan penyusun tipe Explorer adalah sebagai berikut:

Tabel 3.19 Kesenjangan Tipe Explorer

Nomor Pertanyaan Selisih

1 0,81

2 0,88

3 0,81

8 0,79

9 1,14

10 0,79

16 0,31

18 0,30

19 0,54

Dari tabel di atas, tampak bahwa kesenjangan tipe Explorer terutama

disebabkan oleh kurangnya motivasi yang diberikan para manajer kepada para

bawahannya untuk secara kreatif memikirkan cara-cara yang dapat dilakukan

untuk mengalahkan pesaing. Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya setiap

Page 42: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

80

orang yang menjadi bagian dari AXA Financial Indonesia telah mengetahui siapa

pesaing utama didalam industri. Dukungan yang diberikan oleh para manajer

sebaiknya mencakup pula pemberian motivasi kepada para agen pemasaran untuk

secara aktif berusaha mengalahkan pesaing.

3.3.2.3 Analisis dan Pembahasan Tipe Miner

Tipe Miner merupakan tipe pemimpin yang secara aktif berupaya

memperbaiki suatu proses dan mengadakan penyempurnaan sehingga

meningkatkan efisiensi kerja. Pada tipe Miner, kesenjangan yang terjadi sebesar

2,79 poin dan menghasilkan pemenuhan sebesar 90,86%.

Selisih antara tingkat kepentingan dan tingkat pemenuhan untuk masing-

masing pertanyaan penyusun tipe Miner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.20 Kesenjangan Tipe Miner

Nomor Pertanyaan Selisih

6 0,31

7 0,69

15 0,26

31 0,65

36 0,21

37 0,41

39 0,26

Dari tabel di atas, tampak bahwa kesenjangan tipe Miner terutama

disebabkan oleh kurangnya kekreatifan dalam mengatur dan menggunakan aset

dan sumber daya perusahaan. Hal ini perlu diperbaiki karena sebenarnya AXA

Financial Indonesia telah mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk

merealisasikan ide-ide atau peluang bisnis yang baru. Selain itu, dari sisi

manajerial sendiri telah memberikan dukungan yang kuat bagi karyawan untuk

menggunakan aset dan sumber daya perusahaan. Penggunaan aset dan sumber

Page 43: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

81

daya perusahaan secara kreatif akan meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam

merealisasikan peluang bisnis yang ada.

3.3.2.4 Analisis dan Pembahasan Tipe Accelerator

Tipe Accelerator merupakan tipe pemimpin yang secara memotivasi

orang-orang yang berada di bawah supervisinya untuk bertindak lebih

entrepreneurial. Pemimpin tipe ini akan mendorong bawahannya untuk lebih

berinovasi, kreatif, dan berani mengambil risiko. Pada tipe Accelerator,

kesenjangan yang terjadi sebesar 5,43 poin dan menghasilkan pemenuhan sebesar

87,72%.

Selisih antara tingkat kepentingan dan tingkat pemenuhan untuk masing-

masing pertanyaan penyusun tipe Accelerator adalah sebagai berikut:

Tabel 3.21 Kesenjangan Tipe Accelerator

Nomor Pertanyaan Selisih

4 0,45

11 0,80

14 0,24

17 0,35

20 0,45

21 0,24

22 0,31

23 0,26

24 0,95

25 1,36

Dari tabel di atas, tampak bahwa kesenjangan tipe Accelerator terutama

disebabkan oleh kurangnya peranan manajer dalam menciptakan suasana yang

mendukung perbaikan berkesinambungan dan menyediakan waktu untuk

membantu karyawan memperbaiki produk dan jasa. Kedua hal ini disebabkan

karena peningkatan kompetensi individu cenderung lebih sering dilakukan melalui

pelatihan-pelatihan yang telah diadakan secara rutin setiap bulan. Melalui

Page 44: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

82

pelatihan-pelatihan ini, agen pemasaran mendapatkan pengetahuan baru mengenai

berbagai skill yang dibutuhkan untuk memperbaiki pelayanan dan meningkatkan

kompetensinya secara berkesinambungan.

3.3.2.5 Analisis dan Pembahasan Tipe Integrator

Tipe Integrator merupakan tipe pemimpin yang mendorong perusahaan

dan frungsi-fungsi yang berada didalamnya untuk bersifat lebih entrepreneurial.

Pemimpin tipe ini akan mampu secara menyeluruh memperbaiki kualitas sumber

daya manusia, proses bisnis, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan untuk

mendukung perusahaan menjadi lebih lincah dan entrepreneurial. Pada tipe

Integrator, kesenjangan yang terjadi sebesar 4,17 poin dan menghasilkan

pemenuhan sebesar 93,30% yang merupakan tipe kepemimpinan dengan tingkat

pemenuhan tertinggi diantara tipe-tipe lainnya.

Selisih antara tingkat kepentingan dan tingkat pemenuhan untuk masing-

masing pertanyaan penyusun tipe Integrator adalah sebagai berikut:

Tabel 3.22 Kesenjangan Tipe Integrator

Nomor Pertanyaan Selisih

13 0,50

28 2,40

33 0,22

35 0,15

40 0,12

41 0,05

42 0,05

43 0,15

44 0,04

45 0,05

46 0,20

47 -

48 -

49 0,26

Page 45: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

83

Dari tabel di atas, tampak bahwa kesenjangan tipe Integrator terutama

disebabkan oleh tidak adanya manajer yang mendukung karyawan tipe

‘pemberontak’ yang mungkin berpikir dan bertindak berbeda dengan mayoritas

karyawan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Recruit and

Development Manager, untuk menjadi seorang agen pemasaran AXA Financial

Indonesia, seseorang diharuskan menjalani proses rekrutmen dan pengisian

formulir permohonan aplikasi keagenan yang harus disetujui kantor pusat. Selain

itu, calon agen pemasaran juga diharuskan mengikuti Basic Training 1 dan

dinyatakan lulus ujian Basic Training 1. Dengan proses rekrutmen bertahap

seperti ini, hampir tidak ada peluang bagi seseorang bertipe ‘pemberontak’ untuk

melalui proses seleksi yang dilakukan. Oleh karena itu memang tidak ada individu

dengan tipe pemberontak di kantor pemasaran Bandung. Disamping itu, mayoritas

orang yang berada di kantor pemasaran Bandung merupakan individu-individu

yang menginginkan suasana kerja yang nyaman dan teratur sehingga tidak

menginginkan adanya rekan kerja yang memiliki tipe pemberontak.

Page 46: BAB III SOLUSI BISNIS - · PDF fileStudi literatur dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan ... lampiran A dan lampiran B. Kuesioner EOS ... responden yang

84