bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id · terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan...
TRANSCRIPT
30
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Kasus
Pesatnya perkembangan smartphone saat ini, dan hampir semua orang dapat
dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi. Bukan hanya untuk sekedar
memperoleh informasi, smartphone juga bisa membantu memudahkan dalam berbagai
hal. Dalam hal ini dunia kesehatan juga membutuhkan suatu sistem yang lebih efisien
dan efektif. Seperti dalam proses pengkajian luka diabetes para praktisi kesehatan
membutuhkan suatu terobosan untuk mempermudah kinerja. Sistem pakar dapat
membantu dalam proses pengkajian luka diabetes agar lebih portable, efektif, dan
efisien.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang kompleks dan memerlukan
perawatan medis berkelanjutan. Khususnya pada penderita Diabetes Mellitus yang
mengalami luka luar. Sedikit luka pada penderita diabetes merupakan salah satu hal
yang serius. Luka bisa menjadi rumit dan membutuhkan waktu penyembuhan yang
lama jika tidak dilakukan perawatan yang baik. Tingkat keparahan luka sangat
mempengaruhi lama waktu penyembuhan luka pada penderita Diabetes Mellitus.
Untuk mengetahui tingkat keparahan luka dan waktu penyembuhan digunakan
instrumen pengukuran luka Bates-Jansen Wound Assessment Tool (BWAT).
Pengkajian penyembuhan luka berdasarkan instrumen Bates-Jensen Wound
Assessment Tool (BWAT) dapat menggambarkan waktu penyembuhan luka yang
tepat, sehingga penanganan dapat diberikan dengan tepat. Saat ini pengukuran
31
penyembuhan luka dengan metode BWAT yang umum digunakan adalah pengkajian
berupa paper based. Untuk membantu kinerja para praktisi kesehatan di butuhkan
suatu sistem yang lebih efektif, efisien, dan portable dalam mengukur tingkat
keparahan dan lama penyembuhan luka. Sistem Pakar Pengkajian Luka Penyakit
Diabetes Mellitus Berdasarkan Instrumen Bates-Jensen Wound Assessment Tool
(BJWAT) diharapkan bermanfaat bagi praktisi kesehatan untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi mereka dan dapat memprediksi penyembuhan luka secara
portable, valid, akurat, mudah digunakan, dan konsisten.
3.1.1. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat sekresi insulin, kerja
insulin keduannya. Penderita diabetes mengalami gangguan syaraf (neuropati),
penderita juga DM memiliki resiko luka yang cukup tinggi.
Faktor penyebab diabetes mellitus:
1. Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal inidisebabkan jumlah atau kadar insulin
oleh sel β pankreas mempunyaikapasitas maksimum untuk disekresikan.
2. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai kecenderungan
lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.
3. Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang tua. Biasanya seseorang
yang menderita DM mempunyai anggota keluarga yang terkena juga.
32
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak berfungsi
secara optimal dalam mensekresikan hormone yang diperlukan untuk metabolisme
dalam tubuh, termasuk hormone insulin.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β pada pankreas
tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.
3.1.2. Luka Diabetes
Luka diabetes ( diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers, luka
neuropati, luka diabetik neuropath. Luka diabetes atau neuropati adalah luka yang
terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan pada saraf perifer dan
otonomik.
Luka diabetes adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana
terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali.
Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah,
gangguan persyarafan dan adanya infeksi.
Luka diabetes merupakan kejadian luka yang tersering pada penderita diabetes,
dimana neuropati menyebabkan hilang rasa pada kondisi terpotong kaki, blister/ bullae
atau kalus yang diikuti dengan penurunan sirkulasi juga penyakit mikrovaskuler.
Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan nekrosis atau
jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh darah besar arteri
pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses
inflamasi yang memanjang , perlukaan ( digigit serangga, kecelakaan kerja atau
33
terbakar), proses degenerative ( arteriosklorosis) atau gangguan metabolik (diabetes
melitus).
Luka diabetes di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan kedalaman jaringan
a. Partial Thickness adalah luka mengenai lapisan epidermis dan dermis
b. Full Thickness adalah luka mengenai lapisan epidermis, dermis dan
subcutaneous. dan termasuk mengenai otot, tendon dan tulang (
Ekaputra,2013).
2. Berdasarkan waktu dan lamanya
a. Akut
Luka baru, terjadi mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang
diperkirakan ( Moreau, 2003 dalam Ekaputra, 2013). Luka akut merupakan luka
trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh
dengan baik bila tidak terjadi komplikasi ( Ekaputra, 2013).
b. Kronik
Luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren), terjadi
gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah
multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang
diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul
kembali.
34
3.1.3. Tabel Diagnosa
Berikut adalah diagnosis yang ada pada aplikasi Sistem Pakar Pengkajian Luka
Penyakit Diabetes Mellitus Berdasarkan Instrumen Bates-Jensen Wound Assessment
Tool (BJWAT).
Tabel III.1 Diagnosa Luka
Sumber : Database program
3.1.4. Metode Pengkajian Luka Berdasarkan Instrumen Bates-Jensen
Dalam dunia kesehatan pengkajian luka memerlukan suatu alat untuk
mempermudah. Pengkajian luka digunakan untuk mengetahui sejauh mana keadaan
luka. Dalam pengkajian luka menggunakan format-format seperti narasi, gambar,
ataupun skor. Adapun alat pengkajian luka seperti skala BJWAT (Bates Jensen Wound
Assesment Tool), DESIGN, TELLER, skala WAGNER dan lain sebagainya.
BJWAT (Bates Jensen Wound Assesment Tool) atau pada asalnya dikenal dengan
nama PSST (Pressure Score Status Tool) merupakan skala yang dikembangkan dan
digunakan untuk mengkaji kondisi luka kronis khususnya luka tekan. Nilai yang
No Instrumen
1 Ukuran luka
2 Kedalaman luka
3 Tepi luka
4 GOA (lubang pada luka yang ada dibawah jaringan sehat)
5 Tipe Jaringan Nekrosis (jaringan mati)
6 Jumlah Jaringan Nekrosis (jaringan mati)
7 Tipe Eksudate (cairan hasil reksi imflamasi)
8 Jumlah Eksudat (cairan hasil reksi imflamasi)
9 Warna Sekitar Luka
10 Jaringan Yang Edema (pembengkakan)
11 Pengerasan Jaringan Tepi
12 Jaringan Granulasi (berwarna merah, lembab, lembut jika disentuh, dan
memiliki penampilan bergelombang)
13 Epitelisasi (warna merah muda,mulai terjadi penutupan luka)
35
dihasilkan dari skala ini menggambarkan status keparahan luka. Semakin tinggi nilai
yang dihasilkan maka menggambarkan pula status luka pasien yang semakin parah.
BJWAT (Bates Jensen Wound Assesment Tool) memiliki 13 tools untuk
melakukan pengkajian luka. Dan setiap tools memiliki 5 status kondisi luka
berdasarkan tingkat keparahan luka. Semakin besar score yang diperoleh semakin
parah kondisi luka. Berikut ini instrumen BJWAT (Bates Jensen Wound Assesment
Tool):
1. Ukuran luka
a. 1 = P x L < 4 cm
b. 2 = P x L < 16 cm
c. 3 = P x L 16 < 36 cm
d. 4 = P x L 36 < 80 cm
e. 5 = P x L < 80 cm
2. Kedalaman
a. 1 = stage 1 (kulit berwarna merah,belum tampak adanya lapisan epidermis
yang hilang)
b. 2 = stage 2 (hilangnya lapisan epidermis/lecet sampai batas dermis paling
atas)
c. 3 = stage 3 (rusaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan
subkutan)
d. 4 = stage 4 (rusaknya lapisan subkutan hingga otot dan tulang)
e. 5 = necrosis wound
36
3. Tepi luka
a. 1 = samar, tidak jelas terlihat
b. 2 = batas tepi terlihat, menyatu dengan dasar luka
c. 3 = jelas, tidak menyatu dengan dasar luka
d. 4 = jelas, menyatu dengan dasar luka, tebal
e. 5 = jelas, fibrotik, parut tebal/hyperkeratinik
4. GOA
a. 1 = tidak ada
b. 2 = goa < 2cm di area manapun
c. 3 = goa 2-4 cm < 50% pinggir luka
d. 4 = goa 2-4 cm < 50% pinggir luka
e. 5 = goa > 4cm direa manapun
5. Tipe jaringan nekrosis
a. 1 = tidak ada
b. 2 = putih abu abu jaringan mati atau slough yang lengket(mudah
dihilangkan)
c. 3 = slough mudah dihilangkan
d. 4 = lengket lembut dan ada jaringan parut palsu berwarna hitam (black
eschar)
e. 5 = lengket berbatas tegas, keras dan ada black eschar
6. Jumlah jaringan nekrosis
a. 1 = tidak tampak
b. 2 = <25% dari dasar luka
c. 3 = 25%-50% dari dasar luka
d. 4 = >50% hingga <75% dari dasar luka
37
e. 5 = 75% hingga 100% dasar luka
7. Tipe eksudat
a. 1 = tidak tampak
b. 2 = bloody(berdarah)
c. 3 = serosanguineous (brdarah dengan plasma darah)
d. 4 = serous (bening)
e. 5 = purulent(pus/nanah)
8. Jumlah eksudat
a. 1 = kering
b. 2 = basah/lembab
c. 3 = sedikit
d. 4 = sedang
e. 5 = banyak
9. Warna sekitar luka
a. 1 = pink atau normal
b. 2 = merah terang jika ditekan
c. 3 = putih atau pucat/hipopigmentasi
d. 4 = merah gelap/abu abu
e. 5 = hitam atau hyperpigmentasi
10. Jaringan yang edema
a. 1 = no swelling atau edema
b. 2 = non pitting edema kurang dari 4mm di sekitar luka
c. 3 = nonpitting edema lebih dari 4mm di sekitar luka
d. 4 = pitting edema kurang dari 4mm di sekitar luka
e. 5 = krepitasi atau pitting edema > 4mm
38
11. Pengeras jaringan tepi
a. 1 = tidak ada
b. 2 = pengerasan <2cm disebagian kecil sekitar luka
c. 3 = pengerasan 2-4cm menyebar
d. 4 = pengerasan 2-4 cm menyebar >/= 50% di tepi luka
e. 5 = pengerasan > cm diseluruh tepi luka
12. Jaringan granulasi
a. 1 = kulit utuh atau stage
b. 2 = terang 100% jaringan granulasi
c. 3 = terang 50% jaringan granulasi
d. 4 = granulasi 25%
e. 5 = tidak ada jaringan granulasi
13. Epitelisasi
a. 1 = 100% epitelisasi
b. 2 = 75%-100% epitelisasi
c. 3 = 50%-75% epitelisasi
d. 4 = 25%-50% epitelisasi
e. 5 = <25%% epitelisasi
39
Berikut adalah indikator status kondisi luka;
Sumber: fikes.ummgl.ac.id
Gambar III.1. Status Kondisi Luka
Rumus mengetahui lama waktu penyembuhan sebagai berikut:
55 / X = 12 : N atau N = X * 12 : 55………a)
Keterangan:
1. 55 : nilai scor tertinggi rentang sakit
2. 12 : prediksi waktu penyembuhan
3. X : scor nilai
4. N : hasil prediksi (waktu dalam minggu)
40
3.2. Spesifikasi Rancangan program
3.2.1. Spesifikasi Bentuk Masukan
Bentuk masukan yang berada pada menu diagnosa luka diabetes, pengguna akan
disajikan dengan 13 instrumen bates-jensen wound assesment tools dan menjawab
pertanyaan yang ada dengan cara memilih 1 dari 5 pilihan jawaban pada aplikasi
sistem pakar.
Nama Dokumen : Diagnosa
Fungsi : Untuk menampilkan pertanyaan gejala penyakit
Sumber : Pengguna
Tujuan : Untuk mengkaji dan memprediksi lama penyembuhan luka
pada penderita diabetes
Media : Form
Jumlah : 1
Frekuensi : Ketika pengguna ingin melakukan pengkajian luka
Bentuk : Lampiran A.1
Gambar III.2. Layout Diagnosa
41
Keterangan :
1. Label : menampilkan pertanyaan
2. Radio button 1 : menampilkan pilihan jawaban satu
3. Radio button 2 : menampilkan pilihan jawaban dua
4. Radio button 3 : menampilkan pilihan jawaban tiga
5. Radio button 4 : menampilkan pilihan jawaban empat
6. Radio button 5 : menampilkan pilihan jawaban lima
7. Button 1 : selanjutnya
3.2.2. Spesifikasi Bentuk Keluaran
Bentuk keluaran merupakan hasil dari diagnosa dari apa yang dimasukan
pengguna dalam menu diagnosa.
Nama Dokumen : Hasil
Fungsi : Untuk menampilkan hasil diagnosa penyakit
Sumber : Program
Tujuan : Untuk menampilkan hasil dari pengkajian luka, mengetahui
tingkat keparahan luka dan memprediksi lama penyembuhan
luka oleh pengguna.
Media : Form
Jumlah : 1
Frekuensi : Setiap pengguna selesai melakukan pengkajian luka
Bentuk : Lampiran B.1
42
Gambar III.3. Layout Hasil
Keterangan :
1. Label 1 : menampilkan tulisan score
2. Label 2 : menampilkan jumlah score
3. Label 3 : menampilkan hasil diagnosa
4. Image view : menampilkan indicator warna
5. Label 4 : menampilkan tingkat keparahan
6. Button 1 : kembali
7. Button 2 : beranda
3.2.3. Spesifikasi File
Spesifikasi berisi database dengan nama file app.db , dan terdapat tabel diagnosa.
Tabel III.2 Tabel database
No Field Name Field Type Keterangan
1 Iddiagnosa Text Primary Key
2 Diagnosa Text
1. Spesifikasi File Diagnosa
Nama file : app.db
Nama tabel : diagnosa
43
Fungsi : Menyimpan data intstrumen atau pertanyaan diagnosa
Primary Key : iddiagnosa
Software : SQLite
3.2.4. HIPO
HIPO (Heirarchy Input Process Output) dari sistem pakar pengkajian luka
berdasarkan instrumen bates-jensen wound assesment tools sebagai berikut
Gambar III.4. Diagram HIPO
Keterangan :
Pertama kali masuk aplikasi nanti akan masuk ke menu utama (beranda) atau
main yang didalamnya berisi diagnosa, info, perawatan luka, tentang, dan bantuan.
Ketika masuk ke menu diagnosa, penguna akan disuguhkan 13 instrumen
pertanyaan berdasarkan bates-jensen, dengan masing-masing pertanyaan memiliki
5 pilihan jawaban. Ketika masuk ke menu info, disitu terdapat artikel yang berisi
tentang penyakit diabetes dan luka. Selain itu pada menu utama terdapat menu
perawatan luka yang berisi tentang cara merawat luka secara sederhana. Tentang
adalah profil singkat tentang aplikasi dan juga pembuat aplikasi tersebut.
5.1 4.1
1.0
Diagnosa
2.0
Perawatan
Luka
3.0
Informasi
4.0
Tentang
0.0
Menu
Utama
5.0
Bantuan
1.1
13 Pertanyaan
3.1
Deskripsi
Penyakit
2.2
Deskripsi
Solusi Penyakit
Fungsi
Button
Deskripsi profil
1.2
Hasil Diagnosa
44
3.2.5. Spesifikasi Program
Spesifikasi program dalam sistem pakar pengkajian luka berdasarkan instrumen
bates-jensen wound assesment tools adalah sebagai berikut :
1. Menu Utama
Nama Program : Main
Akronim : lymain
Fungsi : Tampilan utama yang dapat mengakses semua menu.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-1
Proses : Ketika membuka aplikasi otomatis akan
masuk ke menu utama
2. Menu Informasi
Nama Program : Info
Akronim : lyinfo
Fungsi : Untuk melihat deskripsi tentang luka diabetes
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-2
Proses : Tekan tombol informasi akan tampil deskripsi
luka diabetes.
45
3. Menu Perawatan Luka
Nama Program : Perawatan Luka
Akronim : lytips
Fungsi : Menampilkan cara merawat luka.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-3
Proses : Tekan tombol perawatan luka akan tampil cara
merawat luka.
4. Menu Diagnosa
Nama Program : Diagnosa
Akronim : lydiagnosa
Fungsi : Untuk memulai pengkajian luka.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-4
Proses : Pengguna akan menjawab 13 pertanyaan
masing-masing memiliki 5 pilihan jawaban dan
setiap jawaban memiliki skor, kemudian akan
diproses oleh sistem menggunaan rumus.
46
Tabel III.3 Tabel Coding Menu Diagnosa
Lampiran C-4 Menu Diagnosa
#Region Activity Attributes
#FullScreen: False
#IncludeTitle: False
#End Region
Sub Process_Globals
'These global variables will be declared once when the application starts.
'These variables can be accessed from all modules.
Public lama As Double
Public parah As String
Public jml As Int
End Sub
Sub Globals
'These global variables will be redeclared each time the activity is created.
'These variables can only be accessed from this module.
Private BtnNext As Button
Private LblTanya As Label
Private Rb1 As RadioButton
Private Rb2 As RadioButton
Private Rb3 As RadioButton
Private Rb4 As RadioButton
Private Rb5 As RadioButton
Private dtTanya As Cursor
Private noTanya As Int
Dim Jawab(50) As Int
Private JmlTanya As Int
End Sub
Sub Activity_Create(FirstTime As Boolean)
'Do not forget to load the layout file created with the visual designer. For
example:
Activity.LoadLayout("lydiagnosa")
'baca pertanyaan
dtTanya=Main.DB.ExecQuery("SELECT * FROM tbluka ORDER By id
ASC")
'set no awal pertanyaan
JmlTanya=dtTanya.RowCount
47
End Sub
Sub Activity_Resume
noTanya=1
'kosongkan jawaban 13,mulai 0-12
For i=0 To JmlTanya-1
Jawab(i)=0
Next
bertanya
End Sub
Sub Activity_Pause (UserClosed As Boolean)
End Sub
Sub BtnNext_Click
Private no As Int
no=noTanya-1
If Rb1.Checked=True Then
Jawab(no)=1
Else If Rb2.Checked=True Then
Jawab(no)=2
Else If Rb3.Checked=True Then
Jawab(no)=3
Else If Rb4.Checked=True Then
Jawab(no)=4
Else
Jawab(no)=5
End If
noTanya=noTanya+1
bertanya
End Sub
Sub bertanya
If noTanya>JmlTanya Then
Selesai
Else
dtTanya.Position=noTanya-1
LblTanya.Text=noTanya & "." & dtTanya.GetString("tanya")
48
Rb1.Text=dtTanya.GetString("p1")
Rb2.Text=dtTanya.GetString("p2")
Rb3.Text=dtTanya.GetString("p3")
Rb4.Text=dtTanya.GetString("p4")
Rb5.Text=dtTanya.GetString("p5")
Rb1.Checked=True
Rb2.Checked=False
Rb3.Checked=False
Rb4.Checked=False
Rb5.Checked=False
End If
End Sub
Sub Selesai
Private i As Int
'Private lama As Double
jml=0
For i=0 To JmlTanya-1
jml=jml+Jawab(i)
Next
If jml>55 Then
parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Ekstrim"
else if jml>30 Then
parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Berat"
else if jml>15 Then
parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Sedang"
Else
parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Ringan"
End If
lama=jml*12/55
Activity.Finish
StartActivity(hasil)
End Sub
49
5. Menu Hasil
Nama Program : Hasil
Akronim : lyhasil
Fungsi : Untuk melihat hasil pengkajian luka.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-5
Proses : Menu hasil akan langsung tampil ketika
diagnosa penyakit yang dilakukan pengguna
telah selesai.
Tabel III.4 Tabel Coding Menu Hasil
Lampiran C-5 Menu Hasil
#Region Activity Attributes
#FullScreen: False
#IncludeTitle: False
#End Region
Sub Process_Globals
'These global variables will be declared once when the application starts.
'These variables can be accessed from all modules.
End Sub
Sub Globals
'These global variables will be redeclared each time the activity is created.
'These variables can only be accessed from this module.
Private btnTips As Button
Private lbLama As Label
Private lbParah As Label
Private hijau As ImageView
Private hitam As ImageView
Private kuning As ImageView
50
Private merah As ImageView
Private keluar As Button
Private back As Button
Private lblskor As Label
End Sub
Sub Activity_Create(FirstTime As Boolean)
'Do not forget to load the layout file created with the visual designer. For
example:
Activity.LoadLayout("lyhasil")
hijau.Visible=False
kuning.Visible=False
merah.Visible=False
hitam.Visible=False
End Sub
Sub Activity_Resume
lbLama.Text=Round (diagnosa.lama) & " Minggu Luka Diharapkan
Sembuh"
lbParah.Text=diagnosa.parah
lblskor.Text=diagnosa.jml
If diagnosa.parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Ekstrim" Then
hitam.Visible=True
Else If diagnosa.parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Berat" Then
merah.Visible=True
Else If diagnosa.parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Sedang" Then
kuning.Visible=True
Else If diagnosa.parah="Tingkat Keparahan Luka = Luka Ringan" Then
hijau.Visible=True
End If
End Sub
Sub Activity_Pause (UserClosed As Boolean)
End Sub
Sub keluar_Click
Activity.Finish
StartActivity(Main)
End Sub
Sub back_Click
Activity.Finish
StartActivity(diagnosa)
End Sub
51
6. Menu Tentang
Nama Program : Tentang
Akronim : lytentang
Fungsi : Untuk melihat profil pembuat aplikasi.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-6
Proses : Saat pengguna menekan tombol tentang sistem
akan menampilkan informasi pembuat apikasi.
7. Menu Bantuan
Nama Program : Bantuan
Akronim : lybantuan
Fungsi : Untuk melihat fungsi button aplikasi.
Bahasa Pemrograman : Basic
Bentuk Lampiran : Lampiran C-7
Proses : Saat pengguna menekan tombol bantuan sistem
akan menampilkan fungsi button.
52
3.2.6. Flowchart
Flowchart merupakan sebuah bagan yang memiliki arus untuk menggambarkan
suatu langkah penyelesaian dalam suatu masalah. Flowchart merupakan cara
penyajian dari suatu algoritma. Berikut merupakan flowchart dari sistem pakar ini.
1. Flowchart menu utama
Gambar III.5.Tampilan flowchart menu utama
Keterangan:
Ketika kita membuka aplikasi sistem pakar ini pada menu awal akan ada 5
button yaitu Diagnosa, Info, Tentang, Perawatan Luka dan Bantuan.
53
2. Flowchart menu diagnosa
Gambar III.6. Tampilan flowchart menu diagnosa
Keterangan:
Pada menu utama jika pengguna memilih menu Diagnosa maka system akan
membuka jendela baru yang berisi 13 instrumen yang masing masing memiliki 5
pilihan jawaban. Setelah nya pengguna dapat memilih salah satu dari 5 pilihan jawaban
sesuai dengan kondisi luka yang akan dilakukan pengkajian. Dari 13 instrummen
tersebut akan diperoleh score dan diproses menggunakan rumus pengkajian luka.
Selanjutnya hasil perhitungan akan ditampilkan ketika 13 instrumen telah dijawab.
Dalam menampilkan hasil akan ada indikator yang menunjukan tingkat keparakan
luka. Dan prediksi lamanya luka akan sembuh dinytaakan dalam minggu. jika
pengguna sudah selesai dalam mengkaji luka akan ada button untuk kembali ke
beranda.
54
3.2.7. UML
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan hubungan antara sistem pakar pengkajian luka
berdasarkan instrumen bates-jensen wound assesment tools. Use case diagram dari
sistem pakar yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Gambar III.7. Tampilan Use Case Diagram
Dari gambar use case diagram, actor atau pengguna menjalankan sistem pakar
dengan memilih jawaban sesuai dengan kondisi luka. Setelah memilih jawaban,
pengguna akan melihat hasil diagnosa luka diabetes. Pengguna juga dapat mengetahui
informasi tentang luka diabetes dan cara perawatannya.
55
2. Class Diagram
Class Diagram adalah sebuah class yang menggambarkan struktur dan penjelasan
class, paket, dan objek serta hubungan satu sama lain. Adapun class diagram dari
sistem pakar yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Gambar III.8. Tampilan Class Diagram
3. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk
mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam satu operasi sehingga dapat juga untuk
aktivitas lainnya. Adapun activity diagram dari sistem ini adalah sebagai berikut :
56
Gambar III.9. Tampilan Activity Diagram
Penjelasan :
1. Pengguna menjalankan sistem pakar di smartphone, sistem pakar menampilkan
splashscreen. Dilanjutkan dengan menampilkan tampilan menu utama.
2. Pengguna memilih menu diagnose, sistem pakar menampilkan 13 daftar
pertanyaan dengan masing-masing 5 pilihan jawaban.
3. Pengguna memilih sesuai dengan kondisi luka diabetes, sistem pakar
menampilkan hasil diagnosa. Dilanjutkan dengan menampilkan tampilan menu
utama.
4. Penguna memilih perawatan luka, sistem pakar menampilkan cara perawatan
luka. Dilanjutkan dengan menampilkan tampilan menu utama.
5. Pengguna memilih menu info, sistem pakar menampilkan informasi tentang
diabetes. Dilanjutkan dengan menampilkan tampilan menu utama.
57
6. Pengguna memilih tentang diabetes, sistem pakar menampilkan profil.
Dilanjutkan dengan menampilkan tampilan menu utama.
7. Pengguna memilih bantuan, sistem pakar menampilkan fungsi button.
3.2.8 Implementasi
Setelah semua proses selesai dikerjakan, langkah berikutnya adalah
mengimplementasikan aplikasi sistem pakar yang akan dibuat ke perangkat Android.
Berikut ini adalah tampilan yang diimplementasikan.
1. SplashScreen
Pada halaman SplashScreen menampilkan gambar aplikasi sistem pakar
Gambar III.10. Halaman SplashScreen
2. Menu Utama
Pada halaman menu utama menampilkan 5 menu, yaitu menu diagnosa, menu info,
menu perawatan luka, menu tentang, dan menu bantuan. Pengguna dapat memilih
masing-masing menu yang dituju.
58
Gambar III.11. Halaman Menu Utama
3. Diagnosa
Pada halaman diagnosa menampilkan pilihan daftar 13 pertanyaan yang masing-
masing memiliki 5 pilihan jawaban. Setelah pertanyaan ke-13 kemudian akan
menampilkan hasil pengkajian luka.
Gambar III.12. Halaman Diagnosa
4. Hasil Diagnosa
Pada halaman hasil diagnosa menampilkan hasil pengkajian luka berdasarkan 13
instrumen bates-jensen wound assesment tools. Kemudian klik tombol beranda untuk
kembali ke menu utama dan klik tombol kembali untuk ke menu diagnosa.
59
Gambar III.13. Halaman Hasil Diagnosa
5. Menu Info
Pada halaman info menampilkan informasi diabetes.
Gambar III.14. Halaman Info
6. Menu Tentang
Pada halaman tentang menampilkan profil.
Gambar III.15. Halaman Tentang
60
7. Menu Bantuan
Pada halaman tentang menampilkan fungsi tombol.
Gambar III.16. Halaman Bantuan
8. Menu Perawatan Luka
Pada halaman perawatan luka menampilkan cara merawat luka.
Gambar III.17. Halaman perawatan luka
61
3.3. Spesifikasi Pendukung Program
3.3.1. Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware) merupakan klasifikasi perangkat keras yang penulis
gunakan, antara lain :
a. Monitor : LCD 14”
b. Proccessor : Intel Dual-Core, up to 2.16 GHz
c. Memory : RAM 2048 MB (2 GB)
d. Hardisk : 500 GB
3.3.2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) yang digunakan oleh penulis untuk membuat aplikasi
sistem pakar , antara lain :
a. Sistem Operasi : Microsoft Windows 10 64-bit
b. Bahasa pemrograman : Basic
c. Software : B4A (Basic4Android)