bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id · supervisor pelayanan kas a. menyiapkan kwitansi...
TRANSCRIPT
-
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang
terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang
melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri
tanggal 16 Desember 1895,yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1
tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama
di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada
tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai
aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun
1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN
-
23
diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan
Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan (eks BKTN)
diintegrasikan dengan nama Bank Negara indonesia Unit II bidang Ekpor Impor
(Exim).
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor
Impordipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
perseroan terbatas.Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah
Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk
menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama
resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai
dengan saat ini.
-
24
Sebagai Perusahaan yang besar PT. BRI (Persero) Tbk memiliki suatu visai dan
misi untuk melangkah dan menetapkan berbagai kebijakan dalam menghadapi
persaingan perbankan yang semakin ketat. Adapun visi dan misi sebagai berikut :
1. Visi Bank BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
2. Misi Bank BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
professional dengan melaksanakan preakttek good corporate
govermance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
-
25
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor pusat bank rakyat Indonesia menetapkan struktur organisasi baik untuk
kantor pusat maupun untuk kantor cabanganya. Kantor cabang adalah kantor cabang
BRI yang melaksanakan fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk
lainnya. Serta melakukan fungsi jasa bank lainnya.
Untuk berjalannya fungsi-fungsi perancanaan, operasional bank, maupun
pengawasan maka diperlukan “ Job Description” bagi setiap pekerjaan. Penulis akan
menguraikan tugas-tugas pokok dan tanggung jawab Karyawan bank BRI Cabang
Pasar Baru Atambua.
-
26
1. Pemimpin Cabang (Pinca)
a. Melakukan kegiatan pemasaran baik untuk pengembangan dana maupun
kredit.
b. Menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait yang mendukung
terhadap perkembangan laba usaha BRI.
c. Mewakili direksi dalam hal perbuatan hukum dan lain-lain sesuai dengan
kewenangannya.
d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dan perencanaan
kerja anggaran.
2. Internal Control (IC)
a. Mengantikan tugas pemimpin cabang apabila pemimpin cabang
berhalangan.
b. Bertanggung jawab terhadapa pembinaan pekerjaan.
c. Bertanggung Jawab terhadap sarana pendukung operasional.
d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional kanca.
3. Account Officer (AO)
a. Mengelola, merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi aktivitas
bisnis kantor cabang (kredit, pengerahan dana dan produk atau jasa
lainnya) serta kualitas portofolio kredit untuk memaksimalkan pendapatan
cabang sesuai dengan anggaran.
b. Mencari dan menetapkan pasar sasaran, toleransi dan batas resiko untuk
kantor cabang sesuai dengan petunjuk atau teknis
-
27
4. Funding Officer (FO)
a. Menjaga hubungan baik dan mempertahankan nasabah-nasabah yang telah
menyimpan uangnya dikanca BRI.
b. Memasarkan produk-produk dana dan jasa.
c. Menyusun sasaran dan target.
d. Melakukan kegiatan promosi produk dan jasa.
5. Supervisor Administrasi
a. Membina dan menilai kinerja semua personil yang menjadi bawahannya .
b. Mengelolah proses dan prosedur administrasi kredit di kantor cabang.
c. Menginformasikan kredit-kredit yang akan jatuh tempo tiga bulan yang
akan datang kepada pejabat pemrakarsa kredit.
d. Memastikan bahwa semua laporan perkreditan (baik non kretap / kresun
maupun kretap / kresun) sudah dibuat secara akurat dan disampaikan
tepat waktu
6. Supervisor Pelayanan Intern
Menjaga hubungan dengan pihak ketiga, bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang merupakan pendukung operasional seperti penetapan layanan
dengan bank, pengadaan barang, menyediakan kendaraan melaksanakan
administrasi sumber daya mmanusia dan pembinaan terhadap seluruh pekerja
yang ada. Secara structural bertanggung jawab kepada manager operasional
serta membawahi langsung beberapa personil dibidang personalia, logistic,
pengemudi, pramubakti, dan satpam.
-
28
7. Supervisor Pelayanan Dana Jasa
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional meliputi pelayanan
tabungan, simpanan, giro, dan jasa bank lainnya.
b. Melakukan pengesahan atas transaksi pemindahan bukuan dalam bidang
pelayanan yang menjadi wewenangnya.
c. Menindaklanjuti laporan kehilangan cek, BG, bilyet depobri, cepebri,
buku tabungan.
d. Melakukan pengawasan atas semua kegiatan pelayanan dana dan jasa
peminjaman yang dilakukan upn.
8. Supervisor Pelayanan Kas
a. Menyiapkan kwitansi tambahan kas supervisor dan ATM serta
menyiapkan dan menyetujui tambahan kas teller, serta mendisribusikan
uangnya kepada teller.
b. Mengisi kas ATM bersama petugas yang ditunjuk.
c. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima dan melakukan verifikasi awal
atas semua transaksi teller.
d. Menatakerjakan register kas induk dan register cash in transit.
9. Teller
a. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai), kemudian
melakukan posting di system computer bank.
b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di
counter bank dan melakukan posting di system computer bank.
-
29
c. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam mencegah peredaran uang
dan earkat (cek/bilyet giro) palsu.
10. Customer Service
a. Memberikan layanan pembukaan rekening dan fasilitas llayanan lainnya
yang terkait dengan produk pinjaman, simpanan, investasi dan jasa bank
lainnya sesuai dengan ketentuan untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
b. Memeliharakerjakan data nasabah termasuk customer information file
(CIF) untuk menjamin data nasabah yang akurat dan terkini dan
memenuhi prinsip penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
c. Menatakerjakan berkas rekening simpanan dan register yang terkait
dengan bidang tugasnya dalam rangka untuk menjamin ketertiban
administrasi sesuai ketentuan untuk mengamankan kepentingan bank.
-
30
3.1.3. Kegiatan Usaha
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Pasar Baru Atambua melakukan
usaha bank umum, seperti Bank-Bank Pemerintah lainnya yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa perbankan. Kegiatan
usaha ini lebih diarahkan kepada perbaikan ekonomi nasional dengan cara
pengumpulan dana bank, melakukan usaha simpanan dan penyaluran dananya dalam
bentuk kredit.
Berikut ini produk-produk yang disediakan oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia,Tbk Cabang Pasar Baru Atambua yaitu :
1. Usaha Simpanan
Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang sangat mendominasi juga
merupakan produk yang menjadi ketetapan untuk ditawarkan kepada masyarakat
penabung usaha ini meliputi : Giro BRI dalam rupiah dan valas
(GIROBRI),BRITAMA, SIMPEDES,Deposito Berjangka BRI (DEPOBRI),
Sertifikat Deposito BRI,
2. Usaha Jasa Bank
PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Baru mengantisipasi kebutuhan
masyarakat akan jasa-jasa perbankan untuk mengadakan transaksi dengan pihak
lain dikeluarkan berbagai jenis produk pelayanan yang dapat digunakan oleh
masyarakat berupa : Pengiriman uang dalam negeri (Transfer), Inkaso, Jaminan
Bank, Save Deposit Box (SDB), Transaksi Antar Cabang (TAC), Automatic
Teller Machine (ATM), Cek Perjalanan BRI (CEPEBRI), dan Kliring. Untuk
-
31
Luar Negeri Ekspor, Impor, Transfer Western Union (WU) dan jual beli valuta
asing, bank notes, bank Draft,dan Travellers Cheque.
3. Usaha pinjaman/Kredit
Usaha pinjaman/Kredit dalam bentuk PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar
Baru Atambua adalah pinjaman Mikro diantaranya KUPEDES, Pinjaman RITEL
diantaranya Kredit Agunan Kas, Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, KMK
Ekspor, KMK Konstruksi, Kredit BRIGuna, Kredit waralaba, Kredit SPBU,
Kredit Resi Gudang, Kredit Pemilikan, KMK Talangan SPBU, Kredit Batubara,
Kredit Waralaba Alfamart, Kredit dengan Pola Angsuran Tetap, Pinjaman
Menengah diantaranya Agribisnis, Pinjaman Program diantaranya KPEN-RP,
KKPE Tebu dan KKPE, Kredit Usaha Rakyat (KUR) diantaranya KUR BRI.
3.2. Hasil Penelitian
Kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua adalah semua
kredit yang berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dalam kategori Dalam Perhatian
Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Dalam penyaluran kredit hingga
pengawasannya tentu ada banyak kendala dan faktor yang mempengaruhi sehingga
terjadinya kredit bermasalah.
Dalam prakteknya banyak faktor yang menyebabkan kesulitan Debitur
melaksanakan kewajibannya kepada bank atau bank kesulitan dalam menagih
kreditnya kepada Debitur. Dengan adanya unsur risiko dan ketidakpastian ini
menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit. Tujuan pengamanan ini adalah
untuk menghilangkan atau meminimalisir risiko yang mungkin timbul atau yang
-
32
sudah ada. Oleh karena itu pemberian kredit harus didasarkan atas prinsip kehati-
hatian.
3.2.1. Analisis Proses Penyelesaian Kredit Bermasalah Bank BRI Cabang Pasar
Baru Atambua
Kredit bermasalah tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja karena akan
mempengaruhi kinerja bank. Setiap bank memiliki metode dan cara tersendiri dalam
menyelesaikan kredit yang tergolong bermasalah begitupun juga dengan bank BRI
Cabang Pasar Baru Atambua.
Prosedur penyelesaian kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru
Atambua sebagai berikut :
Sumber : PT. Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua
Gambar III.2
-
33
Skema Penyelesaian Kredit Bermasalah Bank BRI Cabang Pasar Atambua
1. Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah
a. Pendekatan Secara Tertulis
1) Pemberian surat tagihan dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah
(LKN) Laporan kunjungan nasabah ini diberikan oleh pihak bank
kepada debitur yang menunggak kurang dari 90 hari atau 3 bulan dan
belum melunasi kewajibannya. LKN berfungsi sebagai surat tagih
sekaligus berita acara penuangan hasil negosiasi dan debitur.
2) Pemberian Surat Peringatan
Apabila setelah diberi Surat Tagihan yaitu Laporan Kunjungan
Nasabah, debeitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka
pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada
debitur tersebut melalui pemberian Surat peringatan yang terdiri dari
Surat Peringatan I, Surat peringatan ke II dan Surat Peringatan ke III
yang masing-masing berlaku selama 1 bulan.Untuk Surat Peringatan
ke III disertai dengan Surat pernyataan untuk menarik dan
mengamankan jaminan.
b. Pendekatan Secara Tertulis
Apabila setelah diberikan Surat Peringatan III, tetap debitur belum
melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk
menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur
yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baiks supaya menjadi
kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.
-
34
2. Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah
Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehinga
tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan
memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit
terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk
membayar. Penyelamatan kredit macet dilkukan dengan cara :
a. Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali ( Rescheduling )
suatu tindakan yang di ambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit
atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan
dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan
jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur
mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Persyaratan kembali kredit ( Reconditoning).
Maksudnya bank mengubah berbagai persyaratan adalah :
1) Kapitalisasi bunga yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga
yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya harus
dibayar seperti biasa.
3) Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelum dibebankan 20% per
tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.
4) Pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan
nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah
-
35
tetap membiayai kewajibannya untuk membayar pokok pinjamannya
sampai lunas.
c. Pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan
nasabah tidak mampu lagi membaya kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap
mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
d. Penataan Kembali ( Restructuring).
Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara
menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang
membutuhkan tambahan dana usaha yang dibiayai memang masih layak.
Tindakan ini meliputi :
1) Dengan menambahkan jumlah kredit
2) Dengan menambahkan equity yaitu dengan menyetor uang tunai,
tambahan dari pemilik.
e. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat
saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan
Restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda
atau Reconditioning dengan rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang
modal ditambah.
f. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakir apabila nasabah sudah benar-benar
tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar
semua hutang-hutangnya.
-
36
3. Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah
Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 ( dua ) cara yaitu :
a. Penyelesaian kredit melalui upaya penagihan
Yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh pihak internal bank sendiri atau
dengan bantuan lembaga atau pihak ke III yang dimaksudkan untuk
memperoleh pembayaran atau pelunasan dari debitur atau pinjaman (tenaga
penjamin internal bank, jasa penagihan dari pihak ke III). Dalam hal ini
bendaharawan/juru bayar bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua telah
menyalahgunakan dana yang seharusnya digunakan untuk membayar kredit
dibank dipergunakan untuk hal lain/kepentingan pribadi sehingga
menyebabkan keterlambatan pebayaran kredit dibank, maka bank akan
meminta pertanggung jawaban kepada bendaharawan tersebut dengan cara
melakukan penagihan hingga pihak yang bersangkutan dapat membayar
kewajibannya.
b. Penyelesaian Kredit Melalui Lembaga Penjamin Kredit (LPK) atau
Asuransi
Yaitu upaya penyelesaian kredit dilakukan oleh bank dilakukan dengan
jalan mengajukan klaim kepada lembaga penjamin kredit atau perusahaan
asuransi. Dalam hal ini debeitur mengalamai musibah meninggal dunia,
maka bank akan menutupi/ membayar sebesar sisa asuransi pokok dan
bunga yang belum dilunasi oleh debitur yang meninggal dunia.
-
37
3.2.2. Analisis Kendala Dalam Proses Kredit Penyelesaian Bermasalah Bank
BRI Cabang Pasar Baru Atambua
Walaupun Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua telah melakukan analisis
kredit sebelum menyalurkan kredit kepada calon Debitur tetapi masih ada sebagian
besar kredit bermasalah dalam hal ini kurang lancar dan macet. Dengan Penyaluran
volume kredit yang meningkat dari tahun ke tahun begitu juga dengan peningkatan
kredit bermasalah dengan demikian juga persentase kredit bermasalahnya terus
meningkat.
Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar
menurut PT. Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua sebagai berikut :
1. Kredit Lancar adalah pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan
sesuai dengan perjanjian kredit.
2. Kredit dalam perhatian khusus adalah apabila pembayaran angsuran dan atau
bunga mengalami kterlambatan kurang dari 90 hari.
3. Kredit kurang lancar adalah apabila pembayaran angsuran dan atau
bunga mengalami keterlambatan lebih dari 90 hari sampai 180 hari.
4. Kredit diragukan adalah apabila pembayaran angsuran dan atau bunga mengalami
keterlambatan lebih dari 180 hari sampai dengan 270 hari.
5. Kredit Macet adalah apabila pembayaran angsuran atau bunga mengalami
keterlambatan lebih dari 270 hari.
-
38
Berikut ini adalah data komposisi kredit yang disalurkan berdasarkan kolektibitas
kredit Bank BRI Cabang pasar Baru Atambua selama dua tahun terakhir pada tabel III.1
berikut ini.
Tabel III.1
Komposisi Kredit Diberikan Berdasarkan Kolektibilitas Kredit
Tahun 2013 - 2014
Tingkat
Kolektibiltas
Kredit
Kredit Lancar
2013 2014
Jumlah
Debitur
104
Plafon kredit
(Rp)
3.065.978.000
Debitur
110
Plafon Kredit
(Rp)
3.654.249.000
Dalam perhatian
khusus
23 147.844.000
22
223.102.000
Kurang lancar 28 179.984.000 64 270.421.000
Diragukan 62 398.536.000 77 342.256.000
Macet 100 642.800.000 93 559.363.000
Jumlah
debitur/Total
Kredit
317
4.435.142.000
366
5.049.391.000
Sumber :PT Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua
Berdasarkan tabel III.1 dapat diuraikan bahwa tingkat kualitas kredit pada bank
BRI Cabang Pasar Baru Atambua adalah :
1. Pada tahun 2013 kolektibilitas kredit berjumlah Rp.4.435.142.000 yaitu dilihat
dari kriteria lancar sebesar Rp..3.065.978.000 dengan jumlah Debitur 104
orang, Dalam perhatian khusus Rp.147.844.000 dengan jumlah Debitur 23
-
39
orang, Kurang Lancar Rp.179.984.000 dengan jumlah Debitur 28 orang,
Diragukan Rp.398.536.000 dengan jumlah debitur 62 orang, dan Macet
Rp.642.800.000 dengan jumlah debitur 100 orang.
2. Sedangkan pada tahun 2014 kolektibitas kredit berjumlah
Rp.5.049.391.000yaitu dilihat dari kriteria Lancar sebesar Rp.3.654.249.000
dengan jumlah Debitur 110 orang, Dalam perhatian Khusus Rp.223.102.000
dengan jumlah debitur 22 orang, Kurang Lancar Rp.270.421.000 dengan
jumlah Debitur 64 orang, Diragukan Rp.342.256.000 dengan jumlah debitur 77
orang, dan Macet Rp.559.363.000 dengan jumlah debitur 93 orang.
Berikut ini rincian Non Perfoming Loan (kolektibiltas kurang lancar, diragukan
dan macet) Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua selama dua tahun pada tabel III.2
berikut :
Tabel III.2
Rincian Non Perfoming Loan (NPL)
Tahun 2013 - 2014
Kolektibilitas kredit 2013
(Dalam Rupiah)
2014
(Dalam rupiah)
Kurang Lancar 179.984.000 270.421.000
Diragukan 398.536.000 342.256.000
Macet 642.800.000 559.363.000
Total NPL 1.221.320.000 1.172.040.000
Rasio NPL 27,53% 23,21%
Sumber : Data Olahan Penulis
-
40
Berikut perhitungan Non Perfoming Loan (NPL),berdasarkan kolektibilitas
kredit Pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua maka akan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Total Kredit bermasalah
Rasio NPL = X 100%
Total Kredit
1. Rasio NPL Tahun 2013
a. Kredit bermasalah (Non Perfoming Loan)
1) Kurang Lancar =Rp. 179.984.000
2) Diragukan =Rp. 398.536.000
3) Macet =Rp. 642.800.000 +
Total kredit bermasalah =Rp. 1.221.320.000
b. Total kredit yang disalurkan =Rp. 4.435.142.000
Rp. 1.221.320.000
Rasio NPL Tahun 2013 = X 100
Rp. 4.435.142.000
= 27,53%
Diketahui rasio NPL pada tahun 2013 yang ada sebesar sebesar 27,53% ini
menunjukan bahwa rasio NPLtersebut berada diatas rasio NPL yang ditetapkan Bank
Indonesia (BI) dengan Presentase kelebihan sebagai berikut : 5% - 27,53% = 22,53%
2. Rasio NPL tahun 2014
a. Total kredit bermasalah (NPL)
1) Kurang lancar =Rp. 270.421.000
2) Diragukan =Rp. 342.256.000
-
41
3) Macet =Rp. 559.363.000 +
Total kredit bermasalah =Rp. 1.172.040.000
b. Total kredit yang disalurkan =Rp. 5.049.391.000
Rp. 1.172.040.000
Rasio NPL Tahun 2013 = X 100%
Rp. 5.049.391.000
= 23,21 %
Diketahui tingkat rasio NPL pada Tahun 2014 yang ada sebesar 23,21% ini
menunjukkan bahwa rasio NPL tersebut berada diatas rasio NPL yan dietapkan Bank
Indonesia (BI) dengan presentase kelebihan sebagai berikut : 5% -23,21 % = 18,21%.
3.2.3. Faktor yang menyebabkan adanya kredit bermasalah pada PT. Bank BRI
Cabang Pasar Baru Atambua
Penyebab kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua
disebabkan oleh beberapa faktor baik dari pihak bank maupun dari pihak debiturnya
diantaranya adalah :
1. Sisi Debitur
a. Masalah operasional usaha yang terjadi pada usaha debitur.
b. Masalah dalam manajemen merupakan kelemahan debitur dalam
perencanaan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
c. Kecurangan dan/atau ketidakjujuran debitur dalam mengelola kredit
2. Sisi Intern BRI Cabang Pasar Baru Atambua
-
42
a. Itikad yang tidak baik dari analis kredit dalam melakukan analisis proses
pemberian kredit
b. Kelemahan sejak awal dalam analisis proses pemberian kredit seperti data
yang diberikan debitur kurang lengkap, kurang akurat dan kurang relevan
c. Kelemahan dalam pembinaan dan pengawasan kredit dari pihak bank
3. Sisi Ektern dari Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua dan debitur
a. Bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, tanah longsor dan lainnya
b. Perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan
pemerintah berupa peraturan perundang-undangan, kenaikan harga-harga
dan biaya produksi.
Berikut ini tabel perkembangan Non Perfoming Loan (NPL) PT. Bank
Rakyat Indonesia Cabang Pasar Baru Atambua.
Table III.3
Perkembangan Non Perfoming Loan (NPL)
Tahun 2013 - 2014
Tahun Perkembangan Non Perfoming Loan (NPL)
NPL dalam
Rupiah (RP)
Naik (RP)
Turun
(RP)
_
NPL
dalam
Persentase
(%)
Naik
(%)
Turun
(%)
_
2013 1.221.320.000 27,53 %
2014 1.172.040.000 25.978.0000 _ 23,21% _ 4,32%
Sumber : Olahan Data Penulis
-
43
Dari tabel III.3 dapat diketahui bahwa perkembangan rasio NPL pada Bank
BRI Cabang Pasar Baru Atambua berkategori tidak sehat, dikarenakan adanya
kendala dan banyak penyebab kredit bermasalah yang bermunculan dapat
mengakibatkan kenaikan NPL dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 27,53%. Bank
akan selalu melakukan yang terbaik untuk menurunkan nilai Non Perfoming Loan
(NPL), salah satunya diantaranya menggunakan prinsip kehati-hatian dan melakukan
Perjanjian Kredit (PK) ulang kepada nasabah agar rasio Kredit Bermasalah
mengalami penurunan. Meskipun Kredit Bermasalah NPL Bank BRI Cabang Pasar
Baru Atambua masih jauh diatas 5% dari yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) Bank
akan terus melakukan upaya dalam meurunkan NPL diantaranya melakukan
pendekatan baik secara lisan maupun tertulis, melakukan penyelamatan Kredit
Bermasalah dan penyelesaian Kredit bermasalah.
-
43