bab iii metodologi penelitian a. rancangan penelitianetheses.uin-malang.ac.id/769/7/10410127 bab...
TRANSCRIPT
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya
banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran
terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). Dari jenis
masalah yang ingin dikaji, penelitian ini merupakan penelitian korelasi.
Dimana penelitian korelasi, menurut Arikunto, adalah penelitian yang
dimaksud untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan atau pengaruh antara
dua variabel atau lebih (Arikunto, 2006:37).
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap
dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif (Arikunto, 2006:10). Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil judul “Pengaruh premenstrual syndrome dan Motivasi
Belajar Mahasiswi FKMS di UIN Malang”. Pada penelitian ini terdapat
hubungan sebab akibat yang menjadikan variabel satu berpengaruh pada
variabel lainnya. Jadi pada penelitian ini variabel yang menjadi objek
penelitian yaitu:
56
1. Variabel Bebas (independent variable), yaitu variabel yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini
variabel bebas yaitu premenstrual syndrome.
2. Variabel Terikat (dependent variable), yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat yaitu motivasi
belajar.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel yang ada pada penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan suatu gejala yang terjadi pada
sebagian wanita sebelum menstruasi dan akan menghilang sejalan dengan
berlangsungnya masa menstruasi.
2. Motivasi belajar merupakan suatu keadaan yang mendorong seseorang
untuk belajar, baik dorongan yang berasal dari luar (ekstrinsik) maupun
dorongan yang berasal dari dalam diri (intrinsik) seseorang.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Latipun berpendapat populasi adalah keseluruhan dari individu
atau objek yang diteliti, dan memiliki beberapa karekteristik yang sama
(Latipun, 2008:41). Sedangkan, menurut Nazir, populasi adalah
kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan (Nazir, 1998:325). Adapun, populasi dalam penelitian ini
57
adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang berasal
dari Sumenep Madura yang berjumlah 129 orang.
Tabel 5
Populasi Penelitian
Angkatan Jumlah
2010 42
2011 29
2012 26
2013 32
Total 129
2. sampel
Pengertian sampel, menurut Latipun, adalah bagian dari populasi
yang hendak diteliti (Latipun, 2008:43). Kemudian, Suharsimi Arikunto
menegaskan apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Sebaliknya, jika subjek terlalu besar, maka sampel bisa diambil
antara 10%-15%, hingga 20%-25% (Arikunto, 2006:117).
Dalam penelitian ini, karena populasinya cukup besar
yaitu berjumlah 129 subyek, maka penelitian ini merupakan penelitian
sampel. Dengan berbagai pertimbangan, penelitian ini mengambil
sampel 25% dari keseluruhan populasi yang berjumlah 129. Dari
keseluruhan jumlah populasi yang pernah mengalami premenstrual
58
syndrome hanya 32 orang, maka sampel yang digunakan berjumlah 32
subyek.
Tabel 6
Sampel Penelitian
Angkatan Jumlah Persentase Sampel
2010 42 11% 5
2011 29 27% 8
2012 26 22% 6
2013 32 40% 13
Total 100% 32
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan
menggunakan purposive sampling atau sampel bertujuan. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampling berdasarkan
pertimbangan tertentu (Arikunto, 2006:139). Adapun kriteria atau ciri-ciri
yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah:
a. angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013
b. berasal dari Sumenep Madura
c. pernah mengalami premenstrual syndrome (PMS)
d. aktif dalam kegiatan FKMS (Forum Komunikasi Mahasiswa
Sumenep).
Menurut Arikunto bahwa adanya strata tidak boleh diabaikan,
sehingga setiap strata atau tingkatan harus mempunyai perwakilan
59
sebagai sampel (Arikunto, 2006:138). Dalam penelitian ini terdapat strata
mahasiswi yaitu angkatan 2010, 2011, 2012 dan 2013. Dari ketiga
angkatan ini maka diambil perwakilan dari setiap angkatan berdasarkan
persentase banyaknya setiap angkatan.
E. Metode Pengumpulan Data
Manurut Nazir pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1998:221). Sejalan
dengan pengertian yang diajukan Nazir, Arikunto menjelaskan metode
pengumpulan data adalah cara bagaimana data mengenai variabel-variabel
dalam penelitian dapat diperoleh. Pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting dalam penelitian karena data ini akan digunakan untuk
menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2006:149).
Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan
menggunakan angket (kuesioner). Angket merupakan sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2006:128).
F. Instrumen Peneletian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengungkap aspek yang
ingin diteliti dalam suatu penelitian. Azwar (1999:4) mengemukakan tiga
aspek dari skala psikologi, yaitu:
1. Skala berisi pertanyaan atau pernyataan yang mencakup stimulus yang
tidak langsung megungkap indikator perilaku yang bersangkutan.
60
Karena itu subyek tidak tahu persis arah jawaban, sehingga jawaban
yang diberikan bersifat proyektif yaitu berupa proyeksi dari perasaan
atau kepribadiannya.
2. Karena atribut psikologi tidak diungkap secara langsung, maka skala
psikologi selalu berisi banyak aitem. Kesimpulan akhir sebagai satu
diagnosis dicapai setelah seluruh aitem direspon.
3. Respon tidak dikategorikan sebagai benar salah, semua jawaban bisa
diterima.
Adapun dalam penelitian ini digunakan skala likert. Dimana skala
sikap disusun untuk mengungkap sikap positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju terhadap suatu obyek. Skala sikap berisi pertanyaan-pertanyaan sikap
(attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai
obyek sikap. Dengan pilihan jawaban serta skor yang ditentukan
sebagai berikut:
Tabel 7
Skor Skala Likert
Jawaban Skor
Favourable
Skor
Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Pernyatan favourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang
mendukung terhadap obyek sikap. Pernyataan unfavourable merupakan
61
pernyataan yang berisi hal-hal yang tidak mendukung atau kontra terhadap
obyek sikap yang akan diungkap.
Untuk mengukur variabel premenstrual syndrome, maka peneliti
menyusun skala sikap model skala Likert (skala rating yang dijumlahkan)
tentang aspek-aspek yang diukur tersebut. Penyusunan skala ini disusun
sendiri oleh peneliti dengan merujuk pada teori yang dikemukakan oleh El-
Manan yang menyebutkan tiga aspek dari premenstrual syndrome (PMS)
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 8
Blue Print Skala Premenstrual Syndrome (PMS)
No Aspek Butir Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Perubahan fisik 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15
24, 25, 26,
27, 28, 29,
30, 30, 32,
33, 34, 35,
36, 37, 38
30
2 Perubahan suasana hati 16, 17, 18, 19,
20
39, 40, 41,
42, 43
10
3 Perubahan mental 21, 22, 23 44, 45, 46 6
Total 46
Untuk mengukur variabel motivasi belajar, maka peneliti menyusun
skala sikap model skala Likert (skala rating yang dijumlahkan) berdasarkan
kajian teori yang ada. Penyusunan skala motivasi belajar ini disusun sendiri
62
oleh peneliti dangan merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Uno yang
menyebutkan enam indikator dari motivasi belajar sebagaimana tabel berikut:
Tabel 9
Blue Print Skala Motivasi Belajar
No Indikator Butir Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
1, 2, 3, 4, 5 31, 32, 33, 34,
35
10
2 Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam
belajar
6, 7, 8, 9, 10 36, 37, 38, 39,
40
10
3 Adanya harapan dan
cita-cita masa depan
11, 12, 13, 14,
15
41, 42, 43, 44,
45
10
4 Adanya penghargaan
dalam belajar
16, 17, 18, 19,
20
46, 47, 48, 49,
50
10
5 Adanya kegiatan
yang menarik dalam
belajar
21, 22, 23, 24,
25
51, 52, 53, 54,
55
10
6 Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
26, 27, 28, 29,
30
56, 57, 58, 59,
60
10
Total 60
G. Analisis Aitem
Untuk melihat aitem yang dapat diterima maupun aitem yang gugur,
maka masing-masing aitem perlu dilihat daya bedanya. Daya beda adalah
63
sebuah indeks yang melekat pada aitem di mana hal ini mencerminkan sejauh
mana aitem mampu membedakan antara subyek yang memiliki trait tinggi dan
subyek yang memiliki trait yang rendah. Aitem yang dapat diterima adalah
aitem yang mampu membedakan subyek yang terkategori rendah dan tinggi
terhadap konstruk yang diukur (Ridho, 2006:103).
Pada penelitian ini untuk melihat daya beda masing-masing aitem,
peneliti menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Rumus
penghitungan r product moment sebagai berikut:
√ } }
Keterangan:
rxy = Korelasi product moment
N = Jumlah responden
x = Nilai aitem
y = Nilai total skala
Dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,
peneliti menggunakan bantuan program SPSS (statistical product and service
solution) 16.0 for windows.
Nilai r dari masing-masing aitem kemudian dibandingkan dengan nilai
rtabel. Aitem yang dapat diterima yaitu aitem yang mempunyai korelasi positif
terhadap skor total skala (Santoso, 2005:251).
Pada peneletian ini instrument yang digunakan yaitu skala premenstrual
syndrome dan skala motivasi belajar yang dikembangkan sendiri oleh peneliti.
Dalam penelitian ini uji coba dilakukan dengan menggunakan uji coba (try
64
out) terpakai. Dengan uji coba ini aitem-aitem yang sahih akan dipakai dalam
analisa data. Sedangkan aitem yang gugur akan dihapus dan tidak dimasukkan
dalam perhitungan analisa data.
H. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes atau pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas
rendah (Azwar, 2007:5).
Terdapat tiga tipe validitas yaitu validitas isi, validitas konstruk,
dan validitas kriteria. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi
lewat pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional atau lewat
profesional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam
validasi ini adalah sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan yang hendak diukur atau sejauh mana isi skala
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas konstruk adalah
tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu
konstruk teoritik yang hendak diukur. Sedangkan validitas kriteria adalah
65
validitas berdasarkan kriteria tertentu yang dapat dijadikan dasar
pengujian dari hasil sebuah alat ukur (Azwar, 2007:45-53).
Dalam membuat skala premenstrual syndrome dan motivasi
belajar, peneliti menggunakan validitas isi dengan cara menggunakan
kisi-kisi instrumen atau blue print skala. Dalam penyusunan instrumen
skala ditentukan indikator-indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir
(aitem) pertanyaan atau pernyataan. Dengan jelasnya indikator ini, maka
akan jelas kawasan ukur dari konstruk yang ingin diukur. Terhadap
blueprint dan aitem skala premenstrual syndrome dan motivasi belajar
dilakukan analisa rasional yang melibatkan pihak yang mumpuni dalam
bidang ini.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).
Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan
sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas
adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007.
Hal 4). Reliabilitas dinyatakan dengan koofisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas
(Azwar, 2007:83).
66
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah
dengan menggunakan teknik pengukuran Alpha Chronbach. Rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0 tapi berupa rentang skala (Arikunto, 2006:196). Adapun
rumusannya sebagai berikut:
r11 = [
[1-
]
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
= Jumlah varians butir
= Varians total (Arikunto, 2006:196).
Penghitungan reliabilitas dengan rumus di atas dilakukan dengan
bantuan komputer program SPSS (statistical product and service
solution) 16.0 for windows.
I. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah ang digunakan unuk menjawab
rumusan masalah dalam peneletian. Tujuannya adalah untuk mendapat
kesimpulan dari hasil peneletian.
Untuk mengetahui tingkat premenstrual syndrome dan motivasi belajar
mahasiswi UIN Malang yang berasal dari Madura digunakan kategorisasi
berdasar model distribusi normal (Azwar, 2007:83). Adapun kategori
penilaian dari setiap variabel sebagai berikut:
67
Tabel 10
Kategori Penilaian
Klasifikasi Skor
Tinggi X ≥ (M + 1,0 SD)
Sedang (M – 1,0 SD) X < (M + 1,0 SD)
Rendah X < (M – 1,0 SD)
Sebelum masuk pada perhitumgan klasifikasi, terlebih dahulu dicari
perhitungan rata-rata skor kelompok (M) dan deviasi standar kelompok (SD)
dengan rumusan:
Rumus mencari Standar Deviasi:
SD : √
Keterangan :
SD :Standar Deviasi
X :Skor X
N :Jumlah Responden
Rumus mencari Mean:
M :
Keterangan:
M :Mean
N :Jumlah Total
X :Banyanya nomor pada variabel X
68
Rumus persentase digunakan untuk menghitung jumlah persentase
subyek dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.
Persentase: P=
x100%
Keterangan:
P = angka persentase
F = frekuensi
N = jumlah frekuensi
Untuk mengetahui pengaruh premenstrual syndrome (PMS) pada
motivasi belajar, peneliti menggunakan analisis regresi (anareg) linier
sederhana. Anareg linier sederhana digunakan untuk menentukan dasar
ramalan dari suatu distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan
satu variabel prediktor (X) yang memiliki bentuk hubungan yang linier
(Winarsunu, 2006:185). Adapun rumus persamaan sebagai berikut:
Y= a+bX
Keterangan:
Y= Nilai dari variabel terikat (dependen)
X= Nilai dari variabel bebas (independen)
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien regresi
Untuk menghitung signifikasi persamaan regresi adalah dengan
membandingkan harga F empirik dengan F teoritik yang terdapat pada tabel
nilai-nilai F. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap
variabel Y, maka hasil perhitungannya dibandingkan dengan taraf signifikan
69
5%. Jika F hitung ˃ F tabel: Ha diterima yaitu terdapat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Jika F hitung ˂ F tabel: Ho diterima yaitu tidak terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Adapun rumus untuk mencari F
empirik atau F hitung menggunakan rumus:
Freg = Rkreg
Rkres
Keterangan:
Freg = Harga F garis regresi
Rkreg = Rerata kuadrat garis regresi
Rkres = Rerata kuadrat residu
Untuk melakukan perhitungan dengan rumus-rumus di atas, peneliti
menggunakan bantuan program SPSS (statistical product and service
solution) 16.0 for windows.