bab iii metode penelitian · persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data dan...

23
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Wonokerso Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung yang terletak di Dusun Wonokerso Desa Wonokerso. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2017/2018 yaitu mulai dari 1 September 2017. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data dan penyusunan laporan penelitian. Tahap persiapan dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV mengenai permasalahan yang akan diteliti serta merancang penelitian dan mempersiapkan instrumen yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan dengan cara melaksanakan penelitian dilapangan untuk mencari data dan dilakukan proses analisis data. Tahap penyusunan laporan yaitu peneliti menyusun laporan dalam bentuk tugas akhir. 3.1.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso dengan jumlah 28 siswa. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda- beda dalam kemampuan akademik yaitu, ada yang pandai dan ada yang masih dibawah rata-rata. Penelitian ini dilakukan karena kurangnya kesempatan siswa untuk aktif sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru serta tidak adanya media pendukung untuk menjelaskan kepada siswa. Sehingga hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika rendah. 3.2 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 3.2.1 Variabel Penelitian Dalam variabel ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih serta hasil belajar

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian

    3.1.1 Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Wonokerso Kecamatan

    Pringsurat Kabupaten Temanggung yang terletak di Dusun Wonokerso Desa

    Wonokerso.

    3.1.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2017/2018 yaitu mulai

    dari 1 September 2017. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu

    persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data dan penyusunan laporan

    penelitian. Tahap persiapan dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk

    melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV mengenai

    permasalahan yang akan diteliti serta merancang penelitian dan mempersiapkan

    instrumen yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan dengan cara melaksanakan

    penelitian dilapangan untuk mencari data dan dilakukan proses analisis data.

    Tahap penyusunan laporan yaitu peneliti menyusun laporan dalam bentuk tugas

    akhir.

    3.1.3 Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso dengan

    jumlah 28 siswa. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-

    beda dalam kemampuan akademik yaitu, ada yang pandai dan ada yang masih

    dibawah rata-rata. Penelitian ini dilakukan karena kurangnya kesempatan siswa

    untuk aktif sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru serta tidak adanya

    media pendukung untuk menjelaskan kepada siswa. Sehingga hasil belajar dan

    keterampilan pemecahan masalah matematika rendah.

    3.2 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

    3.2.1 Variabel Penelitian

    Dalam variabel ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran

    Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih serta hasil belajar

  • 25

    dan keterampilan pemecahan masalah matematika. Adapun rincianya sebagai

    berikut:

    a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

    Variabel bebas disimbolkan dengan variabel X. Penelitian ini yang

    menjadi variabel X adalah model pembelajaran Problem Based

    Learning (PBL) berbantuan media kotak hitam putih.

    b. Variabel terikat adalah variabel yang menerima pengaruh dari variabel

    bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. yang menjadi

    variabel Y adalah hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah

    matematika.

    3.2.2 Definisi Operasional Penelitian

    Definisi operasional adalah acuan dari dua variabel yang harus

    diterjemahkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, terdapat dua variabel

    konsep yang digunakan. Adapun kedua variabel yang digunakan yaitu:

    a. Variabel Bebas (X): Model Pembelajaran Problem Based Learning

    (PBL) berbantuan kotak hitam putih merupakan model pembelajaran

    berbasis masalah yang terdiri dari 6 komponen yaitu siswa menerima

    masalah, siswa membentuk kelompok dan melakukan permainan

    kotak hitam putih, siswa merencanakan pemecahan masalah, siswa

    melaksanakan pemecahan masalah dibawah bimbingan guru, siswa

    menyajikan pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil pemecahan

    masalah.

    b. Variabel Terikat (Y): Hasil belajar dan keterampilan pemecahan

    masalah matematika

    Hasil belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menghasilkan

    kompetensi lulusan yang mencakup sikap, keterampilan dan

    pengetahuan. Hasil belajar dapat memberikan dampak positif apabila

    menghasilkan perubahan tingkah laku dari seseorang menjadi lebih

    baik dan cenderung tahan lama. Hasil belajar dapat diukur dengan

    penilaian hasil belajar. Perubahan dalam hasil belajar terjadi karena

    adanya interaksi dengan orang yang bersangkutan dengan

  • 26

    lingkunganya. Perubahan juga terjadi secara berkelanjutan karena

    belajar merupakan proses berkelanjutan. Salah satu yang terjadi adalah

    perubahan hasil belajar matematika. hasil belajar matematika

    diperoleh setelah dilakukan pembelajaran dalam bentuk penilaian

    menggunakan tes (evaluasi) serta pengamatan. Tes berupa butiran soal

    yang dikerjakan pada siklus I dan siklus II. Setelah siswa mengikuti

    proses pembelajaran, hasil belajar berupa nilai sebagai bukti

    keberhasilan siswa dan diukur berdasarkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM). Sedangkan keterampilan pemecahan masalah

    merupakan usaha yang dilakukan agar siswa terampil dalam

    menyelesaikan masalah dengan berbagai cara. Keterampilan

    pemecahan masalah matematika diukur selama proses pembelajaran

    dengan lembar observasi dan hasil pemecahan masalah yang

    diberikan.

    3.3 Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengacu

    pendapat Kemmis dan MC.Taggart yang dikutip oleh Syamsudin dan Damaiyanti

    (2011: 203) terdapat empat rencana tindakan yaitu perencanaan (planning),

    tindakan (implementing), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

    1. Perencanaan (planning) yaitu penentuan program perbaikan yang

    berangkat dari gagasan/ ide peneliti.

    2. Tindakan/ aksi (implementing) yaitu perlakuan peneliti yang

    disesuaikan dengan perencanaan peneliti

    3. Observasi (observing) yaitu pengamatan untuk mengetahui efektivitas

    tindakan atau mengetahui kekurangan dari tindakan yang dilakukan

    4. Refleksi (reflecting) yaitu menganalisis hasil observasi sehingga

    muncul perencanaan baru.

    Alur ini disajikan dalam gambar 3 sebagai berikut:

  • 27

    Gambar 3.1

    Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC.Taggart

    Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian dilakukan minimal dua

    siklus. Siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari

    refleksi digunakan untuk mengetahui kelemahan yang ditemukan pada siklus I,

    kemudian dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II atau seterusnya sampai

    keberhasilan yang ditetapkan.

    3.4 Prosedur Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian ilmiah yang dilakukan secara

    sitematis, rasional dan empiris reflektif terhadap tindakan yang dilakukan oleh

    peneliti atau tenaga pendidik, suatu perencanaan di susun sampai penilaian

    terhadap tindakan nyata dalam suatu kelas berupa kegiatan belajar mengajar untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran (Iskandar, 2012: 21).

    Adapun tujuan dari PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar

    serta kualitas pembelajaran, meningkatkan layanan professional khusunya layanan

    pada siswa serta memberikan kesempatan guru untuk berimprovisasi dalam

    melakukan tindakan pembelajarn yang tepat sasaran (Mulyasa, 2011: 89).

    Manfaat PTK sesungguhnya adalah untuk melakukan inovasi dalam

    pembelajaran, merupakan upaya pengembangan kurikulum, dan meningkatkan

    profesionalisme guru. PTK diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran

  • 28

    yang membuat siswa aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan

    pemecahan masalah siswa mampu terampil dan menemukan sendiri serta lebih

    memahami apa yang mereka pelajari.

    Penetapan tindakan ini dilakukan untuk menggambarkan kompetensi

    siswa tentang hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah metamatika

    dikelas IV SD Negeri 01 Wonokerso. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua

    siklus. Siklus I mengetahui kondisi awal keberhasilan peningkatan hasil belajar

    dan keterampilan pemecahan masalah matematika dikelas IV dengan menerapkan

    model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media kotak

    hitam putih. Setelah refleksi siklus I dilakukan maka akan muncul permasalahan

    pada proses pembelajaran dikelas sehingga dilakukan pengulangan dari

    perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada siklus II. Siklus II dilakukan

    untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dan keterampilan pemecahan

    masalah matematika setelah adanya perbaikan dari siklus I.

    3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

    a. Tahap Perencanaan (plan)

    Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut:

    1. Menelaah materi pembelajaran Matematika SD

    2. Membuat skenario pembelajaran

    3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    menggunakan Problem Based Learning berbantuan kotak hitam

    putih untuk kelas IV

    4. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan kepala sekolah

    untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan

    dengan penelitian yang akan dilaksanakan

    5. Mengumpulkan daftar nilai mata pelajaran matematika siswa uji

    pra siklus untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dikenai

    tindakan

    6. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan

    pengamatan

  • 29

    7. Menyusun asesmen yaitu menggunakan kisi-kisi, tes dan hasil

    observasi

    8. Membuat lembar observasi untuk melihat proses belajar mengajar

    yang berlangsung dikelas

    9. Melaksanakan tes akhir dan evaluasi untuk melihat perkembangan

    siswa setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based

    Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak bisa

    dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan

    selama tindakan berlangsung. Aspek yang diamati dalam observasi

    yaitu aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas secara individu maupun

    kelompok. Pada pembelajaran, guru akan di bantu teman sejawat yang

    akan mengobservasi siswa dan guru selama proses pembelajaran.

    Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

    a. Kegiatan awal (10 menit)

    Pada kegiatan awal ini guru melaksanakan tahap 1 model PBL yaitu:

    mengorientasikan siswa pada masalah. Tahap ini yang perlu dilakukan

    guru adalah:

    Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah

    1) Guru mempersiapkan alat, ruang dan media pembelajaran

    2) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

    siswa serta mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar.

    3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

    4) Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan pengetahuan

    yang telah dimiliki siswa tentang materi matematika yang akan

    dipelajari

    5) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan

    dicapai

  • 30

    6) Guru memberikan motivasi penguatan untuk tetap mengikuti

    dengan tetap semangat setiap pengalaman yang akan didapat pada

    pembelajaran

    7) Memberikan orientasi masalah yaitu dengan memberikan

    permasalahan pada siswa

    b. Kegiatan Inti (45 menit)

    Pada kegiatan ini, guru melaksanakan tahap 1, 2, 3 dan 4 model PBL.

    Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar, yang perlu

    dilakukan guru adalah sebagai berikut:

    a) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik atau

    tema materi yang sedang dipelajari

    b) Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi

    matematika yang akan dipelajari

    c) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang dipelajari

    d) Guru memanfaatkan media permainan kotak hitam putih agar siswa

    lebih mudah memahami materi

    e) Guru menjelaskan aturan main dari media kotak hitam putih yang

    akan digunakan

    f) Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, setiap kelompok

    beranggotakan 4 siswa

    g) Guru membagikan alat dan bahan pada setiap kelompok

    h) Setiap kelompok melakukan permainan kotak hitam putih dengan

    cara melempar dadu dan menjalankan bundaran kecil diatas kotak

    dengan berjalan maju atau menyamping namun tidak boleh mundur

    sesuai dengan poin yang diperoleh

    i) Setiap kelompok akan mengerjakan kotak yang berisi masalah di

    diskusikan bersama kelompoknya

    Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual atau kelompok

    a) Guru mendorong masing-masing kelompok untuk mengumpulkan

    informasi yang sesuai permasalahan

  • 31

    b) Guru mendorong setiap kelompok melaksanakan diskusi kelompok

    untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

    c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan bertindak

    menurut kemampuan masing-masing dan guru berperan sebagai

    fasilitator

    d) Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu

    siswa dalam proses pemecahan masalah melalui diskusi

    e) Setelah semua kelompok melakukan permainan dan diskusi selesai,

    guru menugaskan perwakila dari setiap kelompok untuk

    mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas

    Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

    a) Siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan kelompok

    lain menanggapi

    b) Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan

    mengacu pada jawaban siswa dan melalui tanya jawab dalam

    penyelesaian masalah

    Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

    masalah

    a) Siswa dengan bimbingan guru menganalisis dan mengevaluasi

    pembelajaran dengan tanya jawab

    b) Guru dan siswa bersama sama membuat kesimpulan pembelajaran

    c. Kegiatan Penutup (15 menit)

    a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya

    mengenai materi yang belum dimengerti

    b) Guru memberikan umpan balik dan penugasan

    c) Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan

    d) Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan

    dilaksanakan pada pembelajaran berikutnya

    e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan

    salam

  • 32

    Refleksi

    Refleksi adalah kegiatan melihat, mengkaji dan mem-pertimbangkan

    hasil pembelajaran dari tindakan yang sudah dilakukan. Refleksi digunakan

    untuk mengetahui kekurangan, kendala dan hambatan saat proses

    pembelajaran. Data yang diperoleh digunakan untuk mengevaluasi guru dan

    siswa. Sedangkan hasil evaluasi digunakan untuk rencana tindakan pada

    siklus II.

    3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

    Proses tindakan disiklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hasil

    refleksi dari siklus I digunakan sebagai tindakan dari siklus II. Berdasarakan

    penjabaran dari siklus I diperbaiki dalam siklus II. Pelaksanaan siklus II

    melakukan tahapan sama dengan siklus I yaitu: perencanaan, tindakan, observasi

    dan refleksi. Perencanaan siklus II harus lebih baik dari siklus I karena siklus II

    merupakan penyempurnaan dari siklus I.

    Tindakan pada siklus II yaitu memperbaiki kesalahan, dan hambatan

    dalam melakukan pembelajaran matematika dengan menerapkan model

    pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitan putih yang

    dilakukan pada siklus I. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan saran-

    saran teman sejawat.

    3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Tes digunakan

    untuk mengetahui hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika

    dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih

    sedangkan non tes digunakan untuk mengetahui sikap setelah diadakan penerapan

    model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih melalui

    lembar observasi.

    Data yang diperoleh akan di analisis menggunakan deskriptif komparatif

    untuk analisis kuantitaf dengan membandingakan hasil evaluasi pada pra siklus,

    siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif di analisis menggunakan

    deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap-tiap siklus.

  • 33

    1. Analisis data hasil penelitian hasil belajar kuantitatif dilakukan dengan

    menghitung ketuntasan belajar secara individual jika siswa tersebut

    mencapai skor minimal 70 dan ketuntasan klasikal jika prosentase

    jumlah siswa 80% yang mencapai nilai minimal 70 dari jumlah seluruh

    siswa. Ananlisis tersebut dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

    Ketuntasan individual =

    %

    Ketuntasan individual yaitu jika siswa mencapai nilai >70

    Ketuntasan klasikal =

    Ketuntasan klasikal yaitu jika lebih dari 80% siswa yang mendapatkan

    nilai > 70.

    2. Analisis data keterampilan pemecahan masalah matematika di peroleh

    dari hasil tes yang setiap soal di beri skor sesuai dengan indikator

    pemecahan masalah matematika, seperti: 1) Memahami masalah, 2)

    Merencanakan penyelesaian, 3) Melaksanakan rencana, 4) Melihat

    kembali. Masing-masing indikator di beri bobot sebagai berikut:

    Tabel 3.1

    Indikator Pemecahan Masalah Matematika

    No Indikator Jenis Soal Bobot

    Maksimal

    1 Memahami masalah Uraian 20%

    2 Merencanakan penyelesaian Uraian 30%

    3 Melaksanakan rencana Uraian 30%

    4 Melihat kembali Uraian 20%

    Analisis data tersebut dilakukan dengan rumus:

    Rata-rata skor= M=

    Rata-rata kelas= M (%)=

    X 100

    Tingkat keberhasilan pemecahan masalah matematika siswa dapat

    ditentukan dengan membandingkan M (%) terhadap PAP skala lima

    dengan kriteria sebagai berikut:

  • 34

    Tabel 3.2

    Kriteria Pemecahan Masalah Matematika

    Persentase Kriteria

    90 - 100 Sangat Tinggi

    80 - 89 Tinggi

    70 - 79 Sedang

    60 - 69 Rendah

    50 - 59 Sangat Rendah

    3. Data kualitatif di peroleh dari aktivitas guru dan siswa selama proses

    pembelajaran. Dalam penelitian penyajian data kualitatif dapat berupa

    grafik, matrik, chart dan sebagainya. Namun yang sering digunakan

    adalah teks yang bersifat naratif.

    3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas dilihat dari

    teknik pengumpulan data diatas adalah:

    a. Lembar Observasi

    Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui

    kinerja guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based

    Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih untuk meningkatkan hasil

    belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika di kelas IV SD

    Negeri 01 Wonokerso. Adapun aspek yang diamati yaitu:

    1. Melakukan kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan ruang, alat

    berdoa, presensi, serta kesiapan siswa untuk belajar

    2. Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

    pembelajaran

    3. Menggali konsep awal peserta didik dengan memberikan

    permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

    dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    berbantuan kotak hitam putih

    4. Terjalinya interaksi antara guru dan siswa

    5. Melibatkan peserta didik mencari informasi atau topik yang sedang

    dipelajari

  • 35

    6. Memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan

    dipelajari

    7. Pemanfaatan media kotak hitam putih

    8. Membentuk kelompok dalam kegiatan belajar dan aturan

    permainanya

    9. Membimbing siswa dalam melakukan permaianan kotak hitam putih

    10. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

    permasalahan

    11. Mendorong setiap kelompok untuk melakukan diskusi untuk

    mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

    12. Berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu siswa

    dalam proses pemecahan masalah

    13. Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil

    jawabanya

    14. Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa

    15. Melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dengan tanya

    jawab

    16. Melakukan evaluasi pembelajaran bersama siswa dengan penugasan

    17. Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran

    18. Menutup kegiatan pembelajaran

    Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati kemampuan

    siswa dalam keterampilan pemecahan masalah matematika dan memahami

    materi yang diajarkan. Adapun aspek yang diamati yaitu:

    1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku

    pelajaran dll)

    2. Memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru

    3. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan

    kegiatan yang akan dilakukan.

    4. Menyimak masalah yang diberikan oleh guru

    5. Terjalinya komunikasi dengan guru terkait dengan permasalahan

    yang diberikan.

  • 36

    6. Mampu mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang akan

    dipelajari

    7. Memperhatikan penjelasan guru mengenai aturan dalam permaianan

    kotak hitam putih

    8. Membentuk kelompok dengan tertib

    9. Melakukan permaianan kotak hitam putih dengan dan tertib sesuai

    aturan yang berlaku

    10. Mampu mencari informasi sesuai dengan permasalahan

    11. Melakukan diskusi kelompok dengan baik

    12. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas

    13. Menganalisis dan mengevalusi pembelajaran dengan bimbingan guru

    14. Membuat kesimpulan pembelajaran bersama guru

    15. Melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dimengerti

    16. Melakukan refleksi

    17. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

    b. Tes

    Instrumen tes terdapat beberapa aspek yang harus dikerjakan oleh

    siswa setelah bekerjasama dalam kelompok dengan menyelesaikan soal

    yang diberikan oleh guru.

    3.6 Instrumen Pengumpulan Data Variabel

    Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka disusun instrumen

    berdasarkan variabel yang akan diteliti.

    3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas

    Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data variabel bebas yaitu

    lembar observasi. Lembar observasi digunakan selama dilakukanya model

    pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih.

    Lembar observasi digunakan dari awal hingga akhir pembelajaran.

  • 37

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II

    No Instrumen No

    Item

    1 Melakukan kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan ruang,

    alat berdoa, presensi, serta kesiapan siswa untuk belajar 1

    2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

    pembelajaran 2

    3 Menggali konsep awal peserta didik dengan memberikan

    permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

    dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    berbantuan kotak hitam putih

    3

    4 Terjalinya interaksi antara guru dan siswa 4

    5 Melibatkan peserta didik mencari informasi atau topik yang sedang

    dipelajari 5

    6 Memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan

    dipelajari 6

    7 Pemanfaatan media kotak hitam putih 7

    8 Membentuk kelompok dalam kegiatan belajar dan aturan

    permainanya 8

    9 Membimbing siswa dalam melakukan permaianan kotak hitam

    putih 9

    10 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

    permasalahan 10

    11 Mendorong setiap kelompok untuk melakukan diskusi untuk

    mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 11

    12 Berkeliling untuk mengamati, memotivasidan membantu siswa

    dalam proses pemecahan masalah 12

    13 Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil

    jawabanya 13

    14 Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa 14

    15 Melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dengan

    tanya jawab 15

    16 Melakukan evaluasi pembelajaran bersama siswa dengan

    penugasan 16

    17 Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran 17

    18 Menutup kegiatan pembelajaran 18

    Berikut adalah tabel kisi-kisi observasi aktivitas siswa pada Tabel 3.4 yaitu

    sebagai berikut:

  • 38

    Tabel 3.4

    Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II

    No Instrumen No

    Item

    1 Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku

    pelajaran dll) 1

    2 Memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2

    3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan

    kegiatan yang akan dilakukan. 3

    4 Menyimak masalah yang diberikan oleh guru 4

    5 Terjalinya komunikasi dengan guru terkait dengan permasalahan

    yang diberikan. 5

    6 Mampu mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang

    akan dipelajari 6

    7 Memperhatikan penjelasan guru mengenai aturan dalam

    permaianan kotak hitam putih 7

    8 Membentuk kelompok dengan tertib 8

    9 Melakukan permaianan kotak hitam putih dengan dan tertib sesuai

    aturan yang berlaku 9

    10 Mampu mencari informasi sesuai dengan permasalahan 10

    11 Melakukan diskusi kelompok dengan baik 11

    12 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas 12

    13 Menganalisis dan mengevalusi pembelajaran dengan bimbingan

    guru 13

    14 Membuat kesimpulan pembelajaran bersama guru 14

    15 Melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dimengerti 15

    16 Melakukan refleksi 16

    17 Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa. 17

    3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat

    Dalam variabel ini yang menjadi variabel terikat yaitu hasil belajar dan

    keterampilan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD Negeri 01

    Wonokerso Semester II tahun ajaran 2017/2018. Hasil belajar dalam hal ini

    merupakan nilai siswa pada akhir pembelajaran.

  • 39

    Tabel 3.5

    Kisi –Kisi Instrumen Tes Siklus I

    Kompetensi Dasar Indikator

    Item Soal

    No Soal Jumlah

    Soal

    3.9 Menjelaskan dan

    menentukan keliling

    dan luas persegi,

    persegi panjang dan

    segitiga

    3.9.1 Mengidentifikasi berbagai

    bangun datar persegi, persegi

    panjang dan segitiga

    1, 4, 5,

    8, 21 5 Soal

    3.9.2 Menjelaskan asal rumus

    keliling dan luas persegi,

    persegi panjang dan segitiga

    2, 10,

    11, 12,

    16, 22

    6 Soal

    3.9.3 Menggunakan rumus untuk

    mencantumkan keliling dan

    luas bangun datar (persegi,

    persegi panjang dan segitiga)

    3, 6, 13,

    14, 19,

    18

    6 Soal

    4.9Menyelesaikan

    masalah berkaitan

    dengan keliling dan

    luas persegi, persegi

    panjang dan segitiga

    4.9.1 Memecahkan permasalahan

    yang melibatkan keliling dan

    luas daerah ( persegi, persegi

    panjang dan segitiga)

    7, 9, 15,

    17, 20,

    23, 24,

    25

    8 Soal

    Tabel 3.6

    Kisi –Kisi Instrumen Tes Siklus II

    Kompetensi Dasar Indikator

    Item Soal

    No Soal Jumlah

    Soal

    3.10 Menjelaskan

    hubungan antar

    garis (sejajar,

    berpotongan,

    berhimpitan)

    menggunakan

    model konkrit

    3.10.1 Menggunakan kerangka kubus

    atau balok, untuk

    mengidentifikasi rusuk-rusuk

    sejajar, rusuk-rusuk yang

    berpotongan dan berhimpit

    2, 8, 16 3 Soal

    3.10.2 Menggambarkan garis-garis

    sejajar, berpotongan dan

    berhimpit

    3, 6, 7,

    13 4 Soal

    3.10.3 Menjelaskan sisfat-sifat garis

    sejajar, garis berpotongan dan

    garis berhimpit

    4, 10,

    18, 20 4 Soal

    4.10Mengidentifikasi

    hubungan antar

    garis menggunakan

    model konkret

    4.10.1 Memecahkan permasalahan

    yang berkaitan dengan

    hubungan antar garis

    1, 5, 9,

    11, 12,

    14, 15,

    17, 19

    9 Soal

  • 40

    3.7 Validitas dan Reliabilitas

    3.7.1 Pengujian Validitas Instrumen

    Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu dengan

    tepat apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas instrumen seorang

    peneliti menyebarkan instrumen kepada responden yang bukan responden

    sesungguhnya, setelah diisi responden maka peneliti menentukan validitas

    berdasarkan formula tertentu yaitu korelasi product moment dari Karl Pearson

    yaitu (Suharsimi Arikunto, 2009: 225):

    =

    Keterangan:

    = koefisien korelasi person

    = variable bebas

    = variable terikat

    = jumlah data

    PTK yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso menggunakan

    acuan tolerasi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%.

    Pengujian validitas dilakukan dikelas V dengan jumlah siswa 24. Hasil uji

    validitas kemudian dianalisis dengan SPSS. Setelah dilakukan uji validitas butir

    soal pada siklus I dan siklus II, dari 45 item soal diketahui 28 butir soal yang

    dinyatakan valid dan 17 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal valid

    ditunjukkan pada tabel berikut:

  • 41

    Tabel 3.7

    Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I

    Nomor Soal Jumlah Butir

    Soal Keterangan

    1, 2, 3, 5, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 19,

    21, 22, 23, 25 15 Soal Valid

    4, 6, 7, 8, 10, 11, 16, 18, 20, 24 10 Soal Tidak Valid

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Item Soal

    No Soal Keterangan

    3.9 Menjelaskan

    dan

    menentukan

    keliling dan

    luas persegi,

    persegi

    panjang dan

    segitiga

    3.9.1 Mengidentifikasi berbagai

    bangun datar persegi,

    persegi panjang dan segitiga

    1, 5, 21 Valid

    4 Tidak Valid

    3.9.2 Menjelaskan asal rumus

    keliling dan luas persegi,

    persegi panjang dan segitiga

    2, 12, 22

    Valid

    10, 11, 16 Tidak Valid

    3.9.3 Menggunakan rumus untuk

    mencantumkan keliling dan

    luas bangun datar (persegi,

    persegi panjang dan

    segitiga)

    3, 13, 14,

    19

    Valid

    6, 18 Tidak Valid

    4.9Menyelesaikan

    masalah

    berkaitan

    dengan

    keliling dan

    luas persegi,

    persegi

    panjang dan

    segitiga

    4.9.1 Memecahkan permasalahan

    yang melibatkan keliling

    dan luas daerah (persegi,

    persegi panjang dan

    segitiga)

    9, 15, 17,

    23, 25

    Valid

    7, 20, 24 TidakValid

    Apabila dilihat dari jumlah diatas menunjukkan bahwa jumlah soal yang

    tidak valid sebanyak 10 soal dan soal valid sebanyak 15 soal. Soal evalusi

    selanjutnya pada siklus I dipilih sebanyak 10 soal dari soal-soal yang sudah

    dinyatakan valid. Hasil pengujianya dilampirkan pada halaman lampiran.

    Soal evalusi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid setelah dilakukan

    uji validitas. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel berikut:

  • 42

    Tabel 3.8

    Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II

    Nomor Soal Jumlah Butir

    Soal Keterangan

    1, 2, 4, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17,

    19, 20 13 Soal Valid

    3, 5, 6, 10, 11, 12, 18 7 Soal Tidak Valid

    Kompetensi Dasar Indikator Item Soal

    No Soal Keterangan

    3.10 Menjelaskan

    hubungan antar

    garis (sejajar,

    berpotongan,

    berhimpitan)

    menggunakan

    model konkrit

    3.10.1 Menggunakan kerangka

    kubus atau balok, untuk

    mengidentifikasi rusuk-

    rusuk sejajar, rusuk-rusuk

    yang berpotongan dan

    berhimpit

    2, 8, 16

    Valid

    - Tidak Valid

    3.10.2 Menggambarkan garis-

    garis sejajar, berpotongan

    dan berhimpit

    7, 13

    Valid

    3, 6 Tidak Valid

    3.10.3 Menjelaskan sisfat-sifat

    garis sejajar, garis

    berpotongan dan garis

    berhimpit

    4, 20

    Valid

    10, 18 Tidak Valid

    4.10Mengidentifikasi

    hubungan antar

    garis (sejajar,

    berpotongan,

    berhimpitan)

    menggunakan

    model konkret

    4.10.1 Memecahkan

    permasalahan yang

    berkaitan dengan

    hubungan antar garis

    1, 9, 14,

    17, 19

    Valid

    5, 11,

    12, 15 TidakValid

    Pada tabel 3.8 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak valid. Tabel

    di atas menunjukkan soal valid sebanyak 13 soal dan soal tidak valid sebanyak 7.

    Soal evaluasi untuk siklus II dipilih sebanyak 10 Soal yang sudah diuji

    validitasnya. Uji validitas telah dilampirkan pada halaman lampiran.

    3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen

    Reliabilitas merupakan derajad konsistensi suatu instrumen. Instrumen

    yang reliabel dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

    akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 173). Reliabilitas

  • 43

    menunjukkan sejauh mana pengukuran menggunakan alat ukur yang bisa

    dipercaya. Ketentuan reliabilitas soal pada ketentuan berikut mengacu pada

    rentang indeks reliabilitas menurut Wardani dkk (2012: 346). Koefisien

    reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

    Tabel 3.9

    Koefisien Reliabilitas

    No Indeks Interpretasi

    1 0,80-1,00 Sangan reliabel

    2 0,80-0,60 Reliabel

    3 0,60-0,40 Cukup reliabel

    4 0,40-0,20 Sedikit reliabel

    5 0,20 Kurang reliabel

    Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha >0,7 Reliabilitas

    instrumen dapat diukur menggunakan software instrument IBM SPSS dengan

    Analyze-Reliability Analyze Scale if item deleted-countinue- klik OK, kemudian

    hasilya reliable atau tidak dapat dilihat pada output hasil penghitungan. Nilai

    alpha kurang dari 0,7 maka instrumen tidak reliabel. Hasil reliabilitas instrumen

    pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.10

    Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's Alpha

    Based on

    Standardized Items

    N of Items

    .794 .805 15

    Tabel koefisien diatas menjelaskan bahwa reliabilitas soal pada siklus I

    berada pada kategori reliabel. Soal evaluasi yang digunakan reliabel ditunjukkan

    dari hasil diatas. Dari 25 soal yang telah diuji maka 15 menunjukkan valid dan

    reliabel sehingga akan dilakukan uji kesukaran soal.

  • 44

    Tabel 3.11

    Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's Alpha

    Based on

    Standardized Items

    N of Items

    .763 .768 13

    Tabel kategori koefisien reliabilitas di atas menjelaskan bahwa reliabilitas

    soal pada siklus II berada dalam kategori reliabel. Soal evaluasi yang digunakan

    telah diuji maka 13 soal menunjukkan valid dan reliabel sehingga akan dilakukan

    uji kesukaran soal.

    3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

    Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat

    kesukarana (TK) dapat di tentukan dengan membagi jumalah siswa yang

    menjawab benar dengan jumlah siswa yang mengikuti tes. Soal yang baik adalah

    soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, karena soal mudah tidak akan

    merangsang siswa untuk berfikir tinggi sedangkan soal sulit menyebabkan siswa

    lebih putus asa. Tingkat kesukaran soal dapat dirumusakan sebagai berikut:

    TK =

    Keterangan:

    TK= Tingkat kesukaran

    ∑b= jumlah siswa yang menjawab benar

    ∑p= jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes.

    Teknik penghitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung

    presentase yang menjawab benar untuk tiap item, rumus menghitung taraf

    kesukaran soal uraian (Nitko, 1996: 310) adalah:

    Mean=

    Tingkat kesukaran=

  • 45

    Tabel 3.12

    Kriteria Indek Kesukaran Soal

    Interval Klasifikasi

    0,00-0,30 Sukar

    0,31-0,70 Sedang

    0,71-1,00 Mudah

    Tabel 3.13

    Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus I

    Jumlah Soal Nomor Soal Tingkat Kesukaran

    25 Soal

    10, 15 Sukar

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

    13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

    23, 24, 25

    Sedang

    22 Mudah

    Berdasarkan penghitungan pada uji kesukaran soal ini di peroleh hasil

    bahwa 2 soal dinyatakan sukar, 22 soal dinyatakan sedang dan 1 soal mudah.

    Tabel 3.14

    Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus II

    Jumlah Soal Nomor Soal Tingkat Kesukaran

    20 Soal

    15 Sukar

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

    12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20 Sedang

    Berdasarkan penghitungan pada uji kesukaran soal di peroleh hasil bahwa

    1 soal dinyatakan sulit dan 19 soal dinyatakan sedang.

    3.6 Indikator Kinerja (Teori Indikator Keberhasilan PTK)

    Indikator kinerja adalah tindakan perbaikan yang menjadi tolak ukur yang

    akan digunakan. Berdasarkan permasalahan dan untuk meningkatakan hasil

    belajar dan keterampilan pemecahan masalah metematika dengan penerapan

    model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbatuan kotak hitak putih

    maka digunakan indikator sebagai berikut:

    a. 80% dari seluruh kegiatan Problem Based Learning (PBL) berbantuan

    kotak hitam putih diterapkan oleh guru dengan kategori minimal baik.

    b. 80% dari jumlah seluruh siswa mendapatkan nilai minimal 70 atau

    diatas KKM.

  • 46

    3.7 Analisis Data

    Data yang telah terkumpul akan di analisis menggunakan analisis

    deskriptif komparatif dengan menganalisa hasil belajar dan keterampilan

    pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso.

    Analisis tersebut di lihat dari seberapa banyak siswa yang nilainya di atas KKM

    atau >70 dan siswa yang nilainya kurang dari KKM atau