bab iii metode penelitian dan pengembangan 1.1...
TRANSCRIPT
40
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1.1 Model Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran interaktif ini menggunakan model
pengembangan yang diadaptasi dari Borg dan Gall (1983). Model pengembangan
ini dinamakan penelitian dan pengembangan (research and development), yaitu
proses yang digunakan dalam mengembangkan produk pendidikan (Borg dan
Gall, 1983: 624).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dan
pengembangan ini diadaptasi dari model research and development (R & D)
Sugiyono (2013:409) seperti gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1 Langkah-langkah metode Research and Development (R & D) Sugiyono
(2013:409)
1.2 Penelitian Yang Relevan
Potensi
masalah
Pengumpulan
data
Desain
produk
Revisi
desain
Validasi
desain
Validasi
produk
Revisi
produk
Uji coba
pemakaian
Revisi
produk
41
Penggunaan Media pembelajaran Macomedia Flash 8.0 adalah
menggunakan program aplikasi presentasi. Macromedia Flash 8.0 sebagai media
dalam proses pembelajaran. Penelitian terdahulu yang sebelumnya pernah
dilakukan oleh Dewi, Esti Septiana, 2011 dengan judul Pengembangan
Macromedia Flash 8 8 Sebagai Media Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Susunan
Bumi siswa Kelas V SDN Kasin Malang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat
diidentifikasi 4 temuan yang bermakna. Temuan tersebut adalah:
1. Berdasarkan hasil analisis data uji coba perseorangan diketahui tingkat
kevalidan media pembelajaran yang dikembangkan menurut ahli materi, ahli
media, uji kelompok kecil dan uji kelompok besar didapatkan rata-rata
persentase sebesar 89,20%. Angka ini pada tabel kriteria kelayakan media
sudah memenuhi kriteria valid (layak) dan secara keseluruhan dinyatakan
baik serta dapat digunakan dalam pembelajaran.
2. Penggunaan Macromedia Flash 8 8 dapat meningkatkan pemahaman teori
pada pelajaran Susunan Bumi di kelas V SDN Negeri Kasin Malang,
3. Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam pembelajaran Susunan Bumi
dengan menggunakan Macromedia Flash 8 8.
4. Siswa senang mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan
Macromedia Flash 8.
Penggunaan Macromedia Flash 8 dalam pembelajaran IPA materi
susunan bumi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Negeri Kasin
dalam memahami teori-teori Susunan Bumi. Hal ini dapat dilihat dari hasil
42
evaluasi Nilai rata-rata klasikal sebelum pelaksanaan tindakan adalah 66.
Sementara itu, setelah pelaksanaan tindakan, nilai rata-rata klasikal siswa menjadi
85 poin. Siswa merasa terbantu dalam memahami materi yang dijelaskan dengan
menggunakan macromedia flash. Peningkatan yang terjadi sebesar 13.
Berdasarkan pengalaman penelitian pengembangan di atas, peneliti
meyakini bahwa siswa akan mendapatkan hasil belajar yang sama pada
matapelajaran IPA materi Energi Listrik melalui pengembangan media
pembelajaran berbasis Macromedia Flash 8. Perbedaan penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya
hanya validasi produk tanpa melakukan uji coba lapangan yang menyeluruh.
Sedangkan pada penelitian ini, peneliti mencoba melakukan uji coba pada SDN
Babat 7 Kec. Babat dengan tujuan agar media yang digunakan layak dan dapat
membantu siswa dalam memotivasi belajarnya.
1.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan model pengembangan diatas, maka prosedur penelitian dan
pengembangan diadaptasi dari model research and development (R & D)
Sugiyono (2013:409) yang hanya menggunakan 1-9 dari 10 tahap. Pada bagian ini
dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1.3.1 Potensi Masalah
43
Potensi dari penelitian ini adalah dengan adanya media pembelajaran
Energi Listrik berbasis Macromedia Flash 8 dapat membantu jalannya proses
kegiatan belajar mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara dan obeservasi lapangan, masalah yang terdapat di SDN Babat 7 Kec.
Babat Kab. Lamongan adalah kurang digunakannya media dalam pembelajaran
IPA terutama pada materi Energi Listrik. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru
masih menggunakan metode konvensional yakni ceramah dan tanya jawab. Hal
ini yang mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang diberikan dan nilai
yang diharapkan tidak sesuai dengan KKM. Sehingga hasil tes siswa pada materi
Energi Listrik dimana presentase siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah belum mencapai 65%.
1.3.2 Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah di identifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan berbagai data atau informasi yang digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan dan pengembangan produk yang efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan diskusi dan observasi. Hasil diskusi dan observasi yang
diperoleh digunakan untuk memenuhi analisis kebutuhan media pembelajaran
yang meliputi ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dikelas VI
Sekolah Dasar.
1.3.3 Desain Produk
44
Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan pengembang untuk
membuat dan merancang media interaktif adalah :
1) Menentukan SK, KD dan Materi.
2) Menentukan jenis media yang akan digunakan.
3) Menyusun naskah rencana pembuatan media (storyboard)
4) Membuat desain media sesuai dengan storyboard yang sesuai dan
menarik.
Produk media interaktif yang dikembangkan menggunakan program
Macromedia Flash 8 dan didukung oleh program lainnya. Tahap awal dari
pembuatan media yaitu mendesain tampilan background , menyusun video,
merancang animasi, serta merancang link dan tool pada media. Tahap selanjutnya
yaitu memasukkan semua komponen media ke dalam fungsi link dan tool.
Tahapan terakhir dari pembuatan media yaitu pengecekan pengoperasian media
yang telah dibuat dan memperbaiki link dan tool yang tidak bisa dioperasikan.
1.3.4 Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan desain produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan (Sugiyono, 2013:414)
45
Validitas desain ini dilakukan oleh seorang ahli media yang sudah
berpengalaman. Dalam hal ini ada 3 hal yang perlu divalidasi dari desain yang
pengembangan buat yakni Media, Materi dan Pembelajaran.
1.3.5 Revisi Desain
Pada tahap ini, masukan atau saran perbaikan dari para validator/ahli
ditindak lanjuti dengan cara memperbaiki desain produk sehingga media yang
dihasilkan efektif dan layak digunakan pada pembelajaran.
1.3.6 Validasi Produk
Tahap ini merupakan tahapan yang diadaptasikan dan disederhanakan
sesuai dengan keperluan pengembangan. Pada awalnya tahap ini meliputi uji coba
produk yang dikembangkan pada satu hingga tiga sekolah dengan enam hingga
dua belas subjek uji coba, namun diadaptasikan menjadi tahapan uji validasi. Pada
tahap ini pengembang melakukan kegiatan uji validitas produk yang
dikembangkan setelah desain produk disempurnakan. Kriteria validasi produk
didasarkan pada hasil validasi oleh para validator.
1.3.7 Revisi Produk
Revisi ini merupakan kegiatan perbaikan produk dengan cara
mengevaluasi produk awal dan menerapkan saran perbaikan dari validator. Hasil
dari revisi produk ditunjukkan kembali kepada validator untuk dikoreksi ulang
46
dengan harapan produk yang telah direvisi yang memiliki kekurangan/kelemahan
diperbaiki ulang sebelum dilakukan uji coba lapangan.
1.3.8 Uji Coba Lapangan/Pemakaian
Tahap ini dilakukan setelah produk sukses melalui tahap validasi. Tahap
ini meliputi kegiatan uji lapangan yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan
dan keefektifan produk yang dikembangkan. Uji lapangan dilakukan dengan
pengambilan sampel 21 siswa kelas VI A dan 12 siswa kelas VI B SDN Babat 7
Kec. Babat Kab. Lamongan.
1.3.9 Revisi Produk
Pada tahap ini kekurangan/kelemahan yang diperoleh selama penerapan
produk diperbaiki. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu produk
pembelajaran yang layak dan efektif dalam membelajarkan materi Energi Listrik
kelas VI SD. Apabila dalam tahap uji coba lapangan belum mencapai tingkat
keefektifan dan kepraktisan yang diharapkan, pada tahap ini pengembang akan
melakukan kegiatan revisi produk yang dikembangan berdasarkan komentar dan
saran saat uji lapangan. Revisi ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dan
menyempurnakan produk yang dikembangkan. Hasil dari revisi produk ini
merupakan produk akhir yang dikemas dalam bentuk CD.
47
1.4 Uji Coba Produk
Produk hasil pengembangan yang telah selesai dibuat berupa media
interaktif dengan pendekatan berdasarkan masalah materi Energi Listrik kemudian
akan dilakukan uji coba produk. Uji coba produk dimaksudkan untuk
mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat validitas,
dan kepraktisan dari produk yang dihasilkan, serta tingkat keefektifan media yang
dikembangkan sehingga perlu dikemukakan beberapa hal berikut ini.
1.4.1 Desain Uji Coba
Uji coba produk ini bertujuan untuk memperoleh data secara lengkap
untuk memperbaiki produk yang dikemas dalam bentuk angket . Uji coba produk
dilakukan pada tahap Preliminary Field Testing dan Main Product Testing. Pada
uji coba tahap Preliminary Field Testing dilakukan validasi oleh ahli media dan
ahli materi dengan cara mengisi dan memberi komentar dan saran terhadap
produk. Uji coba tahap Main Product Testing dilakukan setelah produk direvisi.
Uji coba produk dilakukan untuk kelompok terbatas (kecil) sampai pada uji coba
kelompok besar melalui pengisian angket validasi untuk memperoleh data
kualitatif dan kuantitatif. Tujuan uji lapangan yaitu untuk memperoleh data
mengenai kepraktisan dan keefektifan produk yang dikembangkan.
48
1.4.2 Subjek Uji Coba
Subjek validasi untuk pengembangan media terdiri dari dosen ahli media
pembelajaran, dosen ahli materi dan guru ahli pembelajarn kelas VI Sekolah
dasar, diantaranya sebagai berikut :
Tabel 3.1 Subjek Uji Coba Validitas Media
No Validator Kriteria Keahlian
1. Validator media 1. Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran
2. Tingkat akademik minimal S-2
3. Memiliki pengalaman dalam
pembelajaran
Ahli media
pembelajaran
2. Validator materi 1. Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran
2. Tingkat akademik minimal S-2
3. Memiliki pengalaman dalam
pembelajaran
Ahli materi
3. Guru kelas VI Sekolah
Dasar
1. Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran
2. Berpendidikan minimal S-1
3. Memiliki pengalaman mengajar
minimal 5 tahun
Ahli pembelajaran
4. Siswa Siswa kelas VI Sekolah dasar Responden
1.4.3 Subjek Uji Coba Pemakaian
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menerapkan media pembelajaran
Energi Listrik berbasis Macromedia Flash 8 8 pada siswa kelas VI SDN Babat 7.
Adapun subjek penelitian dan pengembangan terdiri dari 21 siswa kelas VI A dan
20 siswa Kelas VI B SDN Babat 7. Adapun kriteria siswa yang akan diambil
sampel adalah :
1. Kelompok besar
21 siswa kelas VI A SDN Babat 7 Kec. Babat Kab. Lamongan.
49
2. Kelompok kecil
12 siswa kelas VI B SDN Babat 7 Kec. Babat Kab. Lamongan.
1.4.4 Jenis Data
Jenis data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kuantitatif dapat diperoleh dari hasil kritikan, tanggapan dan saran dari para ahli
yakni hasil pengembangan diperoleh dari validator ahli media, ahli materi, ahli
pembelajaran dan siswa yang menjadi subjek uji coba. Data kualitatif diperoleh
dari hasil perhitungan skor angket penilaian dari validator media, validator materi,
validator pembelajaran dan responden yang kemudian dikonversikan kedalam
bentuk persentase.
1.4.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada pengembangan
media pembelajaran ini meliputi angket/kuesioner, pedoman wawancara,
dokumentasi, soal/kuis dan observasi pada saat penelitian berlangsung.
A. Angket atau kuesioner
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Penggunaaan instrumen tersebut bertujuan agar penilaian
dari ahli media, ahli materi, ahli pembelajaran dan responden terarah dan
tidak keluar dari produk. Angket yang digunakan yaitu angket berbentuk
check list yang berisi pertanyaan atau pernyataan untuk memperoleh
50
informasi maupun penilaian dari subjek validasi dan subjek uji coba. Angket
validasi ahli materi terdapat pada Lampiran 2.3-2.4, angket validasi ahli
media pada Lampiran 2.1-2.2, angket validasi ahli pembelajaran pada
Lampiran 2.5-2.6 dan angket respons siswa terdapat pada Lampiran 2.7.
Berikut ini di uraikan indikator kelayakan materi :
Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Materi Dan Pembelajaran
(Kisi-Kisi Instrumen Angket Ahli Materi Dan Pembelajaran)
No item
instrumen Variabel penelitian Indikator
1
Kurikulum
1. Media harus relevan dengan materi yang
harus dipelajari siswa
2 2. Media sudah sesaui dengan kurikulum
yang berlaku
3 3. Tujuan dan manfaat disampaikan dengan
jelas
4
Isi materi
4. Isi materi memiliki konsep yang benar dan
tepat
5 5. Isi materi sesaui dengan Standart
kompetensi
6 6. Isi materi sesuai dengan kompetensi dasar
7 7. Isi materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
8
Pembelajaran
8. Media harus relevan dengan materi yang
harus dipelajari siswa
9 9. Media sudah sesaui dengan kurikulum
yang berlaku
10 Interaksi 10. Media mudah diterima oleh siswa
11 Umpan balik
11. Pengguna tidak bosen menggunakan
media
12
Penanganan kesalahan
12. Materi meiputi ilustrasi dan contoh soal
13 13. Media mendorong siswa berusaha
memeproleh jawaban yang benar
51
Tabel 3.3 Indikator Kelayakan Media Pembelajaran
(Kisi – Kisi Instrumen Angekt Ahli Media Pembelajaran)
No item
instrumen Variabel penelitian Indikator
1
Penulisan teks, kata
atau bahasa
1. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa atau EYD
2 2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3 3. Bahasa yang digunakan konsisten
4 4. Ukuran font pada media jelas dan terbaca
dari kejauhan
5
Desain
5. Tampilan media menarik
6 6. Media dapat digunakan sebagai alternatif
media pembelajaran
7 7. Media mudah, aman untuk digunakan dan
tidak mudah rusak
8 8. Media bersifat mudah idismpan dalam
bentuk data (CD/Flash disk) dan bisa
diperbanyak
9 Pewarnaan
9. Kombinasi warna media menarik
10 10. Warna tidak menggangu materi
11 Grafis
11. Penyajian materi pada media jelas dan
mudah dipahami
12 Audio visual
12. Pemilihan musik, gambar, animasi sesuai
dengan materi yang disajikan
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa Atau Siswi Sekolah Dasar
No item
instrumen Variabel penelitian Indikator
1
Reaksi pemakaian
1. Pengguna merasa senang dengan
menggunakan media
2 2. Pengguna tidak bosan menggunakan
media
3 3. Pengguna bersemangat dan termotivasi
belajarnya setelah menggunakan media
4 4. Pengguna paham dengan jelas penyajian
materi menggunakan media
5 5. Pengguna berminat dan tertarik jika
belajar disekolah dan diruamh
menggunakan media
6 6. Pengguna ingin memiliki media
7 7. Pengguna tertarik dengan tampilan media
8 Fasilitas pendukung
atau tambahan
8. Terdapat fasilitas pengetahuan benda-
benda sekitar
B. Pedoman wawancara
Teknik ini dilakukan untuk menghimpun data tentang pentingnya dilakukan
pengembangan media pada pembelajaran IPA kelas VI SD materi Energi
52
Listrik dengan menggunakan pedoman draf pertanyaan yang berisi tentang
pembelajaran IPA kelas VI SD, metode mngajar yang digunakan, kesulitan
guru yang dihadapi saat mengajar, media yang digunakan saat ini, serta
media yang cocok untuk digunakan. Dfar pertanyaan analisi kebutuhan
digunakan sebagai langkah awal untuk memeproleh data mengenai
kebutuhan media pembelajaran yang idharapkan pada sekolah dasar.
C. Dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah
kamera digital. Digunakan untuk mendokumentasikan segala kegiatan
selama proses uji coba bproduk berlangsung oleh guru dan siswa.
D. Soal latihan/tes
Soal latihan merupakan teknik penilaian berupa tes yang berisi soal
berkaiatan dengan materi yang disampaikan melalui media pembelajaran
Energi Listrik berbasis Macromedia Flash 8 yang dikembangkan. Soal
latihan dalam konteks pengembangan ini digunakan sebagai alat ukur
kualitas dan keberhasilan media pembelajaran interaktif yang
dikembangkan.
E. Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pem-
belajaran menggunakan media interaktif dengan pembelajaran berdasarkan
masalah oleh observer. Lembar observasi yang digunakan berbentuk check
list dan berisi pernyataaan tertulis untuk menjaring informasi saat uji coba
produk dilaksanakan.
53
1.4.6 Teknik analisis data
Teknik analalisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang dan dokumentasi. Dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono 2013:335). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Teknik analisis data deskriptif kualitatif
Analisis data yang digunakan peneliti berupa analisis deskriptif kualitatif
untuk mengolah data hasil dari wawancara yang dilakukan secara terstruktur
dan data dari saran, komentar, masukan berbagai ahli media, materi dan ahli
pembelajaran. Menurut miles dan huberman (dalam Sugiyono, 2013:334)
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah
jenuh yang meliputi beberapa tahapan diantaranya :
1. Tahap pengumpulan data (Data Collection)
Data diperoleh selama penggunaan media pembelajaran serta berbagai
hal yang ditemui (penghambat, pendukung) dan kegiatan yang dilakukan
siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Reduksi data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
54
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting dicari dan membuang yang tidak perlu.
3. Penyajian data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat untuk
memeberikan uraian deskriptif. Hal ini lebih memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami.
B. Teknik analisis data kuantitatif
Analisis data yang digunakan peneliti untuk menganalisis data yang
terkumpul dari angket, maka peneliti menggunakan analisis kuantitatif, yakni
dari data angket untuk mendapatkan gambaran media Energi Listrik berbasis
Macromedia Flash 8 yang akan dikembangkan ada dua analisis. Data
kuantitatif ini diperoleh oleh peneliti pada langkah peenlitian validasi desain,
uji coba pemakaian dan uji coba produk.
1. Analisis data angket ahli/pakar
Pada pengembangan media pembelajaran Energi Listrik berbasis
Macromedia Flash 8 8, validitas ditunjukan untuk menguji kelayakan
media yang dikembangkan bersadarkan standart isi yang meliputi
standart kompetensi dan kompetensi dasar. Pertanyaan dalam isntrumen
disesuaikan dengan media yang dikembangkan. Skor yang diperoleh dari
angket dianalsisi menggunakan Skala Likert yang terdiri dari beberapa
kategori sebagai berikut :
55
Tabel 3.5 Pedoman Skala Likert
No Skor Keterangan
1 Skor 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/sangat layak/sangat
baik/ sangat bermanfaat/sangat memotivasi
2 Skor 4 Setuju/baik/sering/positif/sesuai/mudah/layak/bermanf
aat/cukup memotovasi
3 Skor 3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup setuju/cukup
baik/cukup sesuai/cukup mudah/cukup menarik/cukup
layak/cukup bermanfaat/cukup memotivasi
4 Skor 2 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative/kurang
setuju/kurang baik/kurang sesuai/kurang
menarik/kurang paham/kurang layak/kurang
bermanfaat/kurang memotivasi
5 Skor 1 Sangat tidak setuju/sangat kurang baik/ sangat kurang
sesuai/sangat kurang menarik/sangat kurang
layak/sangat kurang bermanfaat/sangat kurang
memotivasi
Sumber : Sugiyono (2013:135)
Analisis data dari angket dieproleh berdasarkan tanggapan para
ahli/pakar yang berupa skor dilakukan dengan menggunakan presentase :
P =
x 100 % (Sumber: Arikunto, 2010: 282)
Keterangan :
P = Persentase validitas
= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item
xi = Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item
100 = Konstanta
56
Kriteria validasi yang digunakan dalam validitas penelitian disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Tingkat Pencapaian Dan Kualitas Kelayakan
No. Tingkat
Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 81-100% Sangat baik
Sangat layak, tidak perlu
direvisi
2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3. 41-60% Cukup baik Kurang layak, perlu direvisi
4. 21-40% Kurang baik Tidak layak, perlu direvisi
5. <20% Sangat
kurang baik
Sangat tidak layak, perlu
direvisi
Sumber : Arikunto (2008:35)
Media pembelajaran dikatakan layak apabila telah mencapai prosentase
minimal 61% atau dalam kualitas baik. Sehingga produk dapat digunakan
sebagai media pembelajaran kelas VI Sekolah dasar
2. Analisis data angket respon siswa
Data yang diperoleh dari hasil angket respon siswa kemudian dianalisis
menggunakan data kuantitatif untuk mengetahui respon siswa serta
kelayakan tentang media pembelajaran Energi Listrik berbasis
Macromedia Flash 8 8 yang sedang dikembangkan. Angket jawaban
respon siswa menggunakan skala guttman, variabel yang diukur terdirir
dari dua ktegori yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk
checklist (√) yang disajikan dalam tabel 3.7 sebagai berikut :
57
Tabel 3.7 Kategori Penialaian Skala Guttman
No. Skor Keterangan
1. Skor 1 Setuju/Ya
2. Skor 0 Tidak setuju/tidak
Sumber : Sugiyono (2013:139)
Analisi data dari angket dieproleh berdasarkan tanggapan para siswa
dengan menggunakan presentase :
P =
x 100 %
Keterangan :
P = Persentase validitas
= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item
xi = Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item
100 = Konstanta
Makna pengambilan keputusan tentang kualitas produk media
pembelajaran Energi Listrik berbasis Macromedia Flash 8 8 akan
menggunakan konversi tingkat pencapaian engan skala 5 seperti yang ada
pada tabel 3.8 berikut :
Tabel 3.8 Tingkat Pencapaian Dan Kualitas Kelayakan
No. Tingkat
Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 81-100% Sangat baik
Sangat layak, tidak perlu
direvisi
2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3. 41-60% Cukup baik Kurang layak, perlu direvisi
4. 21-40% Kurang baik Tidak layak, perlu direvisi
5. <20% Sangat
kurang baik
Sangat tidak layak, perlu
direvisi
Sumber : Arikunto (2008:35)
58
3. Analisis data tes (pretest dan posttest)
Analsis data hasil pretest dan posttest yang sudah diujikan pada
kelompok kecil dan kelompok besar menggunakan rumus :
S =
x 100
Keterangan :
S = Skor hasil tes masing-masing siswa
SB = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Jumlah skor maksimal seluruh siswa
Berkaitan dengan konsep belajar tuntas, Sudjana (2005:8)
mengungkapkan bahwa siswa dikataakn berhasil atau tuntas jika siswa
mencapai skor minimal 70 pada tes materi. Ketuntasan kelas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
K =
x 100 %
Keterangan :
K = Ketuntasan kelas
n = Banyak siswa yang memperoleh skor minimal 70
N = Banyak siswa yang mengikuti tes
Sedangkan kriteria ketuntasan kelas menurut Widyoko (2009:242) :
Tabel 3.9 Kriteria Ketuntasan Kelas Menurut Widyoko (2009:242)
Interval presentase
banyaknya siswa tuntas
belajar
Kualifikasi
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup baik
21% - 40% Kurang baik
0% - 20% Tidak baik