bab iii metode penelitian a. 1. -...
TRANSCRIPT
34
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen
semu. Penelitian eksperimen semu, dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada
atau tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain
dengan pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).
Dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil belajar akuntansi siswa antara
kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit
Instruction dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran
Explicit Instruction.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu pedoman dalam proses penelitian yang
akan berguna untuk menentukan pola dalam suatu penelitian. Sesuai dengan
pengertiannya desain merupakan suatu rancangan/pola. Desain penelitian disini
digunakan untuk menentukan pola dalam suatu penelitian yang berisi penjelasan
secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan
masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai
rancangan analisis data.
Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada
metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:107) “Penelitian
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.” Alasan penulis menggunakan metode ini, karena penulis ingin
mengetahui apakah ada pengaruh peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok
35
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
yang diberikan perlakuan model pembelajaran explicit instruction (X) dan
kelompok yang tidak diberikan perlakuan khusus.
Desain penelitian yang digunakan adalah disain eksperimen dengan
metode Quasy Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 112)
Desain eksperimen kuasi yang digunakan adalah Nonequivalent Control
Group Design. Sugiyono (2010: 114) mengemukakan bahwa “desain ini hampir
sama dengan pretest-posttest control group design, hanya ada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.
Bentuk pola dari nonequivalent control group design adalah sebagai
berikut:
(Sugiyono, 2010 : 114)
Keterangan:
X : Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction (Treatment)
01 : Pretest Kelompok Eksperimen
02 : Posttest Kelompok Eksperimen
03 : Pretest Kelompok Kontrol
04 : Posttest Kelompok Kontrol
Dalam penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang keduanya diberikan pretest (O1 dan O3) untuk mengetahui
keadaan awal hasil belajar siswa. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi
perlakuan Model Pembelajaran Explicit Instruction (X) sementara kelompok
kontrol tidak diberi perlakuan khusus. Kemudian kelas eksperimen dan
kelompok kontrol diberikan posttest (O2 dan O4) untuk mengetahui apakah
03 04
01 X 02
36
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
explicit instruction.
B. Operasional Variabel
Operasional variabel disini dilakukan untuk membatasi pembahasan pada
fokus penelitian yang akan diawasi saja. Variabel penelitian menurut Sugiyono
(2010: 59) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulan”.
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah hasil belajar, sebab
dalam penelitian ini hanya melibatkan satu variabel yaitu hasil belajar siswa yang
telah diberikan treatment yaitu penerapan model pembelajaran Explicit
Instruction, dimana nantinya akan di bandingkan dengan hasil belajar siswa yang
tidak diberikan treatment. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Penelitian
Konsep Teoritis Indikator Skala
Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan
yang mengakibatkan perubahan
dalam individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar.
(Djamarah dan Zain, 2002: 80)
Nilai rata-
rata pre-test
dan post-test
Siswa
setelah
diberikan
treatment.
Interval
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Ary, dkk dalam (Sukardi, 2013: 53) “Population is
all members of well difined class of people, events or objects”. Menurut
Arikunto (2010:173) “populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian”.
37
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang akan menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N
Jatinangor yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004: 56). Untuk menentukan jumlah
sampel, pada dasarnya ada dua jenis teknik sampling yang dapat digunakan
yaitu probability sampling dan non probability sampling. Namun pada
penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling yaitu
Purposive Sampling dimana teknik penentuan sampel dilakukan dengan
pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa pada kelas XI
IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Sampel ini diambil karena jumlah siswa pada kelas
XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS pada
kedua kelas tersebut juga tidak jauh berbeda, selain itu guru akuntansi di
SMAN Jatinangor merekomendasikan kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2
untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, kelas
XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Reksoatmodjo (2009: 13) “pengumpulan data mencakup upaya
menyederhanakan dan menyusun data ke dalam bentuk-bentuk yang mudah
dipahami”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes. Teknik tes
dalam penelitian ini berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman materi akuntansinya.
Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, penulis
melakukan dua kali tes, yaitu Pretest dan Posttest.
38
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1) Pretest atau tes awal adalah tes awal yang dilakukan peneliti dengan
tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan awal siswa pada
kelas yang akan diberikan treatment dan kelas yang tidak diberikan
treatment
2) Posttest atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui dan mengukurkemampuan siswa pada kelas yang
menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan kelas yang
tidak menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction.
E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes. Posttest dilakukan setelah materi tentang kertas
kerja dalam siklus akuntansi perusahaan jasa telah selesai disampaikan. Skor
perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal
(pretest) dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction (posttest).
Adapun alur penelitian sebagai berikut:
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan:
1. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
yaitu pada kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 36 siswa dan kelas kontrol
yaitu pada kelas XI IPS 2 yang terdiri dari 36 siswa. Karena menurut
pertimbangan dari guru mata pelajaran akuntansi bahwa kedua kelas
tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama terutama dalam
hal kemampuan.
2. Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Ibu Wetty Arnani mengenai model
39
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pebelajaran Explicit Instruction yang akan diteliti untuk
mempermudah dan membantu dalam penelitian karena posisi
peneliti sebagai observer.
3. Kelas eksperimen diberi Treatment (X) berupa model pembelajaran
Explicit Instruction sedangkan kelas kontrol tidak diberikan
Treatment.
4. menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan pada kelas eksperimen
(terlampir)
5. menyusun soal Pretest dan Posttest untuk mengukur hasil belajar
siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan uji coba instrumen penelitian berupa tes uraian
2. Melaksanakan pretest pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Memberikan treatment pada kelas eksperimen dengan menerapkan
model pembelajaran Explicit Instruction.
4. Melaksanakan posttest pada siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
c) Tahap Uji Instrumen
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian instrumen penelitian untuk menghindari dihasilkannya data
yang tidak valid. Analisis instrumen yang akan dilakukan terhadap item
soal uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran. Berikut merupakan analisis item soal uji coba tersebut:
1) Uji Reliabilitas
40
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Menurut Reksoatmodjo (2009: 187) “reliabilitas berkaitan dengan
konsistensi atau kestabilan hasil pengukuran yang diperoleh dari subjek
yang sama ketika dites ulang dengan menggunakan tes yang identik atau
ekuivalen”. Pengertian dari reliabilitas menurut Guilford dan Fruchter
dalam (Reksoatmodjo, 2009: 188) mendefinisikan reliabilitas sebagai “....
the proportionof the variance that is true variance.” Reliabilitas adalah
proporsi dari varians yang merupakan varians yang sebenarnya.
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik metode split-half reliability. Hasil tes dipisahkan ke
dalam dua kelompok. Lazimnya pemisahan dilakukan antara butir-butir
nomor ganjil dan butir-butir nomor genap. Kemudian skor kedua
kelompok kuesioner dari setiap responden dikorelasikan. Dengan cara ini
dimungkinkan untuk menentukan, apakah kedua parubahan itu mengukur
karakteristik yang sama atau tidak. Untuk menghitung reliabilitas
keseluruhan perangkat tes (r2), koefisien korelasi pertama (r1)
didistribusikan ke dalam rumus Spearman-Brown menurut Tuckmn
dalam (Reksoatmodjo, 2009: 192) seperti di bawah ini:
𝑟2 = 𝑛. 𝑟1
1 + 𝑛 − 1 𝑟1
Di mana r2 = koefisien reliabilitas terkoreksi, r1 koefisien
reliabilitas tak terkorelasi, dan n = 2. Dalam beberapa literatur rumus
ditulis sebagai berikut
𝑟11 = 2𝑟1
2 1
2
(1 + 𝑟12
12
)
(Arikunto, 2009:95)
41
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berikut hasil pengujian instrumen untuk reliabilitas soal dengan
menggunakan Anates V4 adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal
Rata-rata : 79,22 Korelasi XY : 0,89
Simpangan Baku : 10,43 Reliabilitas Tes : 0,94
Tabel 3.2
Hasil Uji Reliabilitas Soal
No. Urut
No. Subyek
Skor Ganjil
Skor Genap
Total
1 1 38 28 66
2 2 43 33 76
3 3 43 32 75
4 4 39 29 68
5 5 44 34 78
6 6 38 23 61
7 7 35 27 62
8 8 49 37 86
9 9 38 32 70
10 10 47 36 83
11 11 43 31 74
No. Urut
No. Subyek
Skor Ganjil
Skor Genap
Total
12 12 50 39 89
13 13 43 37 80
14 14 46 37 83
15 15 28 26 54
16 16 44 33 77
17 17 47 37 84
18 18 46 35 81
19 19 50 38 88
20 20 42 33 75
21 21 52 40 92
22 22 44 35 79
23 23 56 44 100
24 24 49 39 88
25 25 49 38 87
42
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
26 26 51 42 93
27 27 47 38 85
28 28 53 40 93
29 29 39 31 70
30 30 42 32 74
31 31 46 29 75
32 32 50 39 89
Sumber data diolah anates V4
Berdasarkan tabel 3.2, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan
cara membandingkan antara 𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hasil perhitungan
reliabilitas soal menunjukan 𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 0,94 sedangkan r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar
0,349dengan taraf signifikan 5%, ini berarti soal tersebut reliabel karena
r11 > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,94 > 0,349.
2) Uji Validitas
Menurut Gay dalam (Sukardi, 2013: 121) “Suatu instrumen
dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur”. Validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tes
tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian Validitas butir soal
dilakukan dengan menggunakan software Anates V4.Instrumen
dinyatakan valid apabila r𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan tingkat signifikansi
0,05. Sebaliknya jika r𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen dinyatakan tidak
valid. Hasil uji validitas pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Soal
Jumlah Subyek : 32 Butir Soal : 10
No Item Korelasi ( df = n – 2 ) α = 0,05 r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan
1
2
0,664
0,643
0,349
0,349
Valid
Valid
43
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3
4
5
6
7
8
9
10
0,743
0,601
0,735
0,373
0,510
0,526
0,856
0,831
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
( Sumber : Hasil perhitungan anates, disesuaikan )
Setelah dilakukan uji instrumen, dari 10 butir soal uraian yang
diujikan menunjukkan 10 soal layak untuk dijadikan instrumen
penelitian. Dari hasil uji validitas soal tersebut menunjukkan seluruh soal
layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan layak diberikan pada pre-
test dan post-test. Karena memiliki tingkat signifikansi diatas 0,349 (
untuk df 32 dan α = 0,05 ).
3) Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan
yang menunjukan sukar dan mudahnya susuatu soal. (Arikunto,
2010:217).
Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai
dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir
soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00
berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks
kesukaran butir soal, yaitu:
JS
BP (Arikunto,2010:208)
Keterangan:
44
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kriteria
D : 0,00 - 0,30 Sukar
D : 0,30 - 0,70 Sedang
D : 0,70 - 1,00 Mudah
(Arikunto, 2008:210)
Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang
diujikan, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
No. Soal Tingkat kesukaran (%) Tafsiran
1 83,33 Mudah
2 82,41 Mudah
3 82,41 Mudah
4 85,71 Mudah
5 69,84 Sedang
6 85,56 Mudah
No. Soal Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran
7 80,95 Mudah
8 61,11 Sedang
9 79,81 Mudah
10 77,22 Mudah
(Sumber : Hasil Perhitungan anates data diolah)
45
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4) Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Arikunto, 2010:211)
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴−𝑃𝐵
(Arikunto,2010:213)
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atasyang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
D : 0,00 - 0,20 Jelek
D : 0,20 - 0,40 Cukup
46
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D : 0,40 - 0,70 Baik
D : 0,70 - 1,00 Baik Sekali
D : negatif Semuanya tidak baik
(Arikunto 2010:218)
Adapun hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang diujikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Daya Pembeda Instrumen Penelitian
No. Soal Indeks DP (%) Klasifikasi
1 0,46 Baik
2 0,52 Baik
3 0,52 Baik
4 0,46 Baik
5 0,57 Baik
6 0,23 Cukup
7 0,28 Cukup
8 0,27 Cukup
9 0,49 Baik
10 0,51 Baik
(Sumber : Hasil perhitungan anates)
2. Pengujian Hipotesis
a) Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengolahan data untuk pengujian hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang akan diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat.
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat
adalah sebagai berikut:
47
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1) Menentukan skor besar dan kecil
2) Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
(Riduwan, 2012:188)
3) Menentukan banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
(Riduwan, 2012:188)
4) Menentukan panjang kelas (i)
𝑖 =𝑅
𝐵𝐾
(Riduwan, 2012:188)
5) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong
untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung.
Tabel 3.8
Tabel penolong
Interval f0 fh f0 - fh (f0 - fh) 𝑓0 − 𝑓
2
𝑓
Jumlah
(Sugiyono, 2008:78)
𝑓0 = frekuensi/jumlah data hasil observasi
𝑓 = frekuensi/jumlah yang diharapkan
𝑓0 − 𝑓 = selisih data f0 dan fh
6) Menentukan rata-rata atau mean (𝑥 )
𝑥 = 𝑓𝑥𝑖
𝑛
(Riduwan, 2012:188)
48
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7) Menentukan simpangan baku (S)
𝑆 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖
2 − 𝑓𝑥𝑖 2
𝑛(𝑛 − 1)
(Riduwan, 2012:188)
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan
a. Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5
b. Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z = Batas Kelas − X
S
c. Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-
angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
beris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden
Tabel pembantu yang dibuat sebagai berikut:
No Batas
Kelas 𝒁 Luas 0-Z Luas Tiap Kelas Interval fe Fo
(Riduwan, 2012:189-190)
f. Mencari Chi Kuadrat (𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
) dengan rumus:
𝜒2 = (𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
𝑘
𝑖=1
49
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(Riduwan, 2012:190)
9) Membandingkan 𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
dan 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
dan 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
dengan 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n-
1.
𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
≥ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka distribusi data tidak normal
𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
≤ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka distribusi data normal
(Riduwan, 2012:191)
b) Uji t
Dari perhitungan uji normalitas data, jika𝜒2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
≤ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yang berarti
bahwa data berdistribusi data normal maka perlu dilakukan uji t. Uji yang
digunakan adalah uji t dua sampel. Tujuan dari uji t ini adalah untuk
membandingkan (membedakan) apakah dua data (variabel) tersebut sama atau
berbeda. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk melihat perbedaan nilai hasil tes
pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Hipotesis (𝐻𝑎𝑑𝑎𝑛𝐻0) dalam uraian kalimat
𝐻0 :𝜇1 = 𝜇2Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang
menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang
tidak menggunakan model explicit instruction.
𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang
menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang
tidak menggunakan model pembelajaran explicit instruction.
2. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi
a. Nilai rata-rata
50
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
𝑥 = 𝑋
𝑛
(Riduwan,2012:209)
b. Standar Deviasi
𝑆 = 𝑋2 −
𝑋 2
𝑛𝑛 − 1
(Riduwan,2012:209)
3. Mencari 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus:
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 1 − 𝑥 2
𝑆1
2
𝑛1+
𝑆22
𝑛2− 2. 𝑟.
𝑆1
𝑛1 +
𝑆2
𝑛2
(Riduwan,2012:214)
Keterangan:
r = Nilai korelasi 𝑥1dengan𝑥2
𝑛1 𝑑𝑎𝑛𝑛2 = Jumlah sampel
𝑥 1 = rata-rata sampel 1
𝑥 2 = rata-rata sampel 2
𝑆1 = Standar deviasi sampel ke-1
𝑆2 = Standar deviasi sampel ke-2
𝑆12 = Varians sampel ke-1
𝑆22 = Varians sampel ke-1
4. Mencari nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan:
Taraf signifikansi α = 0,05, db = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.
5. Menentukkan kriteria pengujian
Kriteria pengujian dua pihak
51
Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ +𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.
Membandingkan antara 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
6. Kesimpulan