bab iii metode penelitian 3.1 jenis dan desain penelitian...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono
(2011:72), “penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan”.
Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan kondisi yang sama. Kelas
pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan sedangkan
kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberikan perlakuan.
Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model
pembelajaran picture and picture dengan model pembelajaran make a match.
3.1.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan quasi experimental design
atau penelitian eksperimen semu. Pada quasi experimental design terbagi dua
bentuk desain yaitu time-series design dan nonequivalent control group design.
Bentuk quasi experimental design yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent control group design. Sugiyono (2011: 79) menyatakan bahwa:
“desain ini hampir sama dengan pretest posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random”.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok kelas yaitu
kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
akan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran picture and picture dan
pada kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran make a
match.
34
Dalam desain ini, menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol dengan diawali pemberian tes awal (pretest) yang diberikan pada kedua
kelas, kemudian diberi perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan sebuah tes akhir
(posttest) yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Tabel 3.1 menggambarkan
desain penelitian yang digunakan peneliti.
Gambar 3 Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
X1 : Perlakuan model pembelajaran Picture and Picture
X2 : Perlakuan model pembelajaran Make a Match
O1 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas eksperimen
O2 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas eksperimen
O3 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas kontrol
O4 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas control
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam eksperimen ini
adalah siswa kelas V di SD Negeri Ngrambitan 01 sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 25 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan serta
siswa kelas IV di SD Negeri Japah 02 sebagai kelas eksperimen berjumlah 23
siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 48 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2
di bawah ini:
O1 X1 O2
……………………………………………………
O3 X2 O4
35
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jumlah Sampel Penelitian Kelas V SD
Kelas Nama sekolah Jumlah siswa Presentase
L P Total
Kelas
kontrol
SD Negeri
Ngrambitan 1
14 11 25 52 %
Kelas
eksperimen
SD Negeri Japah 2 11 12 23 48%
Jumlah seluruhnya 48 100%
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Ngrambitan 01 sebagai kelas kontrol
dan SD Negeri Japah 02 sebagai kelas eksperimen, dilakukan tiga kali pertemuan.
Pemberian treatment pada subjek penelitian dilakukan oleh guru kelas 4 dan
mengikuti jadwal yang telah direncanakan. Jadwal pelaksanaan kegiatan
penelitian terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini:
Tabel 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Terhadap Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2014/2015
Pertemuan Hari dan Tanggal Uraian Kegiatan
1 Sabtu, 11 April 2015 Memberikan pretest pada subjek penelitian
yaitu kelas 4 SD Negeri Ngrambitan 01 dan
kelas 4 SD Negeri Japah 02 untuk menguji
kesetaraan antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
2 Senin, 15 April 2015 Memberikan treatment kepada kelas
eksperimen dengan penggunaan model
pembelajaran picture and picture dengan
materi Sumber Daya Alam dan memberikan
posttest untuk menguji pemahaman siswa
terkait materi yang telah diajarkan.
3 Selasa, 16 April 2015 Memberikan treatment kepada kelas kontrol
dengan penggunaan model pembelajaran
make a match dengan materi Sumber Daya
Alam dan memberikan posttest untuk
menguji pemahaman siswa terkait materi
yang telah diajarkan
36
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).
Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Picture and Picture
dan model pembelajaran Make a Match.
X1 : Model pembelajaran Picture and Picture
X2 : Model pembelajaran Make a Match
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,konsekuen.
Variabel kan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar IPA.
Y : Hasil belajar IPA
3.3.2 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2012:31), “definisi operasional adalah penentuan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti
yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
37
mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini,
definisi operasional mengenai model pembelajaran Make a Match, Model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, dan hasil belajar.
Model pembelajaran Make a Match adalah sebagai model pembelajaran
yang membuat siswa dapat aktif mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan
kartu jawaban pasangan berdasarkan permainan yang disajikan oleh guru,
sehingga suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa dapat
berfikir mencari informasi sendiri tentang materi yang sudah diajarkan. Model
pembelajaran Make a Match di susun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kerjasama berpasangan , serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinterksi dan belajar bersama-sama siswa yang
berbeda latar belakangnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan
sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk
menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif saat
pembelajaran. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam
bentuk carta dalam ukuran besar.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa akibat dari proses belajar
yang telah dilaluinya atau pengalaman belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA
setelah siswa memperoleh perlakuan dari guru yang menerapkan model
pembelajaran picrture and picture dibandingkan model pembelajaran make a
match.
38
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1.1 Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian
ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes. Bentuk soal dari tes tersebut
adalah pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
IPA siswa kelas IV materi Hubungan antara Sumber Daya Alam dengan
Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.
3.4.1.2 Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik
pengukuran untuk mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam mengajar di
dalam kelas serta aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1 Lembar Soal Tes
Dalam membuat instrumen pengumpulan data, alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar
dalam bentuk tes. Sebelum dibuat instrumennya maka disusun kisi-kisi soal
terlebih dahulu.
39
Tabel 4
Kisi-Kisi Instrumen Butir Soal IPA Kelas IV
Semester II Tahun 2014/2015
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No
Item Soal
11.Memahami
hubungan antara
sumber daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat.
11.1 Menjelaskan
hubungan antara
sumber daya alam
dengan
lingkungan.
•Menjelaskan berbagai
jenis sumber daya alam. 3, 4,
22, 23,
28
Menggolongkan benda
yang bersasal dari
tumbuhan hewan dan
dari bahan alam tidak
hidup.
2, 9,
12, 15,
16, 18
Menggolongkan jenis
sumber daya alam yang
dapat diperbaharui.
6, 7,
10, 14,
24
Menggolongkan jenis
sumber daya alam yang
tidak dapat
diperbaharui.
1, 13,
17, 21,
25
Menggolongkan jenis
sumber daya alam
hayati.
8, 20,
27, 29
mengelompokkan jenis
sumber daya alam non
hayati
5, 11,
19,
26, 30
3.4.2.2 Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik
pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk hal implementasi RPP yaitu:
a. Kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas guru
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar
dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan
pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan.
40
Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model pembelajaran
picture and picture dan model pembelajaran make a match. Untuk melakukan
observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi
dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan
instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran
picture and picture dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi
observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Kisi-Kisi Observasi untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model
Pembelajaran Picture and Picture (Kelas Eksperimen)
No Aspek Indikator No. Item
1 Kegiatan Awal
Pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat,
media dan siswa
1-2
Kegiatan Apresepsi dan motivasi 3
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4
2 Kegiatan Inti
Pembelajaran
Langkah 1:
Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
Menyampaikan KD, indikator-
indikator ketercapaian KD mata
pelajaran.
5-6
Langkah 2: Menyajikan
materi sebagai
pengantar
Memberi motivasi dan teknik yang
menarik perhatian siswa agar minat
siswa tertarik untuk belajar.
7
Penyampaian materi 8-10
Penerapan strategi pembelajaran
yang mendidik
11-15
Penggunaan bahasa 16-18
Langkah 3:
Menunjukkan gambar-
gambar kegiatan yang
berkaitan dengan materi
Pemanfaatan media 19-20
Membagikan gambar pada siswa 21
Langkah 4: Menunjuk/
memanggil siswa secara
bergantian
mengurutkan gambar
menjadi urutan yang
logis
Menunjuk siswa untuk
mengelompokkan gambar secara
bergantian.
22-24
41
Langkah 5: Menanya
dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
Tanya jawab pada siswa alasan/ atas
dasar pemikiran apa saat
mengurutkan/ mengelompokkan
gambar tersebut.
25
Langkah 6: Dari alasan
atau urutan gambar
tersebut menanamkan
konsep materi
Guru mulai menanamkan konsep
dengan memberi penekanan
26
Membentuk kelompok diskusi
dengan permainan “ Talking stick”
27-28
3 Kegiatan Akhir
Pembelajaran/ Penutup
Refleksi pembelajaran 29-30
Pelaksanaan evaluasi 31
Pelaksanaan tindak lanjut 32
Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk kisi-kisi aktifitas guru pada model
pembelajaran picture and picture kelompok eksperimen yang pertama pada
kegiatan awal pembelajaran yaitu guru menganalisis/ memeriksa kesiapan ruang,
alat dan media sebelum melaksanakan model pembelajaran picture and picture
pada kelompok eksperimen, guru melakukan kegiatan apresepsi dan motivasi
pada siswa, dan guru merancang langkah-langkah apa saja dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan model picture and picture. Langkah kedua dalam
kegiatan inti pembelajaran yang diamati adalah guru menyampaikan KD,
indikator-indikator ketercapaian KD mata pelajaran, bagaimana guru menyajikan
materi sebagai pengantar yang dapat memberi motivasi dan teknik yang menarik
perhatian siswa agar minat siswa tertarik untuk belajar, pemanfaatan media
dengan menggunakan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, guru
meminta siswa secara bergantian untuk mengelompokkan gambar yang sudah
dibagikan, guru bertanya pada siswa alasan/ atas dasar pemikiran apa saat
mengelompokkan gambar tersebut, setelah guru mengetahui dasar pemikiran
siswa guru mulai menanamkan konsep materi dengan memberi penekanan. Pada
langkah ketiga dalam kegiatan akhir pembelajaran/ penutup guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya apa yang belum diketahui/ memberikan refleksi,
guru memberikan lembar evaluasi, setelah itu guru memberikan tindak lanjut.
42
Tabel 6
Kisi-Kisi Observasi untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model
Pembelajaran Make a Match (Kelas Kontrol)
No Aspek Indikator No. Item
1 Kegiatan Awal
Pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, media
dan siswa
1-2
Kegiatan Apresepsi, Motivasi 3
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4
2 Kegiatan Inti
Pembelajaran
Penyampaian materi 5-7
Penerapan strategi pembelajaran yang
mendidik
8-12
Penggunaan bahasa 13-15
Langkah1: Menyiapkan
kartu
Kartu soal dan jawaban disiapkan 16
Siswa dipersiapkan untuk menerima
kartu
17
Langkah 2: Mendapat
sebuah kartu soal dan
jawaban
Kartu soal maupun kartu jawaban
dibagikan siswa
18
Kartu dibuka bersama-sama 19
Langkah 3: Memikirkan
jawaban/ soal dari kartu
Siswa diberi batas waktu untuk
memikirkan jawaban yang berkaitan
dengan kartu yang dibawa
20
Langkah 4: Mencari
pasangan yang cocok
dengan kartunya.
Memberi kesempatan siswa untuk
bertanya dengan teman lainnya kartu apa
yang mereka bawa
21
Langkah 5: Mencocokkan
kartu sebelum batas
waktu yang ditentukan
Siswa berkompetisi untuk mencari
pasangan/mencocokkan kartu dengan
waktu yang sudah ditentukan.
22-23
Mempresentasikan hasil jawaban 24-26
Langkah 6: Setelah satu
babak, kartu dikumpulkan
dan dikocok lagi
Siswa mengumpulkan kartu soal dan
jawabannya kembali untuk dikocok lagi
pada babak ke-dua
27
3 Kegiatan Akhir
Pembelajaran/ Penutup
Refleksi pembelajaran 28-29
Pelaksanaan evaluasi 30
Pelaksanaan tindak lanjut 31
Pada tabel l6 menunjukkan bahwa kisi-kisi observasi aktifitas guru pada
model pembelajaran make a match kelompok kontrol yang pertama pada kegiatan
awal pembelajaran yaitu guru memeriksa kesiapan ruang, alat dan media sebelum
melaksanakan model pembelajaran make a match pada kelompok eksperimen,
43
guru melakukan kegiatan apresepsi dan motivasi pada siswa, guru mengkaji atau
menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Langkah kedua dalam kegiatan inti
pembelajaran yang diamati adalah guru menyampaikan materi dengan penerapan
strategi pembelajaran yang mendidik, guru menjelaskan aturan main dalam
pembelajaran make a match, guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, kartu
soal dan kartu jawaban dibagikan pada masing-masing siswa, siswa membuka
kartu secara bersamaan, guru meminta siswa untuk memahami dan memikirkan
jawaban soal masing-masing kartu yang sudah dipegang, Siswa berkompetisi
secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan pasangan kartu soal
dan jawaban yang benar dengan waktu yang ditentukan, Guru memberikan point
untuk siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangannya sesuai dengan waktu
yang ditentukan, setelah satu babak pertama selesai guru meminta siswa untuk
mengumpulkan kartu soal dan kartu jawabannya untuk dikocok kembali pada
babak ke dua. Pada langkah ketiga dalam kegiatan akhir pembelajaran/ penutup
guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apa yang belum diketahui/
memberikan refleksi, guru memberikan lembar evaluasi, setelah itu guru
memberikan tindak lanjut.
3.4.3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
3.4.3.1 Uji Validitas Tes
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2011:172).
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat
kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya, validitas item didasarkan
pada besarnya korelasi yang diperoleh.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai
44
dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total
menjadi tinggi atau rendah. Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan
dengan aplikasi program SPSS 21. Adapun langkah-langkah dalam menghitung
validasi butir soal dengan SPSS 21 yaitu: membuka SPSS 21 – file new data –
data view – memasukkan data pada tabel data view – variable view - analyze –
correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke
dalam variables – ok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output
SPSS.
Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item soal
tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien item soal
tidak valid, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) dengan derajat
kebebasan (dk) = n-2 (Sugiyono, 2010:373).
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan
validitas ditunjukkan oleh tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7
Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,800 - 1,00
0,600 - 0,800
0,400 - 0,600
0,200 - 0,400
0,00 - 0,200
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
Instrumen soal tes yang diberikan pada kelas control dan kelas eksperimen
dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di kelas IV SD Negeri
Japah 2 pada tanggal 17 Maret 2015. Dalam uji tes ini, jumlah data siswa kelas IV
sebanyak 25 siswa sehingga dapat diperoleh (N=25). Untuk N=25 dan taraf
signifikan 5%, nilai r adalah 0,361. Sehingga butir soal dapat dikatakan valid jika
r hasil perhitungan > 0,361. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPP versi
45
21,0. Setelah diuji cobakan, berikut disajikan pada tabel 8 hasil uji validitas
instrumen tes hasil belajar IPA.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPA
No.
Indikator Butir Soal
Hasil Uji Validitas
Valid Tidak Valid
1. Menjelaskan berbagai jenis sumber
daya alam
3, 4, 22, 23,
28
4, 23 3, 22, 28
2. Menggolongkan benda yang
bersasal dari tumbuhan hewan dan
dari bahan alam tidak hidup.
2, 9, 12, 15,
16, 18
16, 18 2, 9, 12, 15
3. Menggolongkan jenis sumber daya
alam yang dapat diperbaharui.
6, 7, 10, 14,
24
6, 7, 10,
24
14
4. Menggolongkan jenis sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui.
1, 13, 17, 21,
25
1, 13, 17,
21, 25
_
5. Menggolongkan jenis sumber daya
alam hayati.
8, 20, 27, 29 8, 27 29
6. Mengelompokkan jenis sumber
daya alam non hayati
5, 11, 19, 26,
30
11, 19,
26, 30
5
Jumlah 30 20 10
46
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Instrumen Butir Soal Tes
No
Item Soal
R Keterangan
VAR00001 ,374 Valid
VAR00002 -,228 Tidak Valid
VAR00003 ,000 Tidak Valid
VAR00004 ,460 Valid
VAR00005 ,114 Tidak Valid
VAR00006 ,484 Valid
VAR00007 ,484 Valid
VAR00008 ,379 Valid
VAR00009 ,000 Tidak Valid
VAR00010 ,550 Valid
VAR00011 ,645 Valid
VAR00012 ,332 Tidak Valid
VAR00013 ,483 Valid
VAR00014 ,124 Tidak Valid
VAR00015 -,105 Tidak Valid
VAR00016 ,444 Valid
VAR00017 ,546 Valid
VAR00018 ,429 Valid
VAR00019 ,531 Valid
VAR00020 ,624 Valid
VAR00021 ,487 Valid
VAR00022 ,346 Tidak Valid
VAR00023 ,593 Valid
VAR00024 ,546 Valid
VAR00025 ,448 Valid
VAR00026 ,584 Valid
VAR00027 ,467 Valid
VAR00028 ,305 Tidak Valid
VAR00029 ,284 Tidak Valid
VAR00030 ,549 Valid
Berdasarkan tabel 9 setelah diuji validitas menggunakan SPP 21,0. terlihat
bahwa dari 30 item soal tes 20 valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid karena r
tabel < 0,361 yaitu nomor 2, 3, 5, 9, 12, 14, 15, 22, 28, 29, sedangkan soal yang
tidak valid dibuang atau tidak digunakan untuk menguji instrumen penelitian/
menguji hasil belajar siswa dalam penelitian ini.
47
3.4.3.2. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan instrumen tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,2011:172).
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan aplikasi program SPSS 21. Langkah-langkah dalam
menghitung atau mengetahui reliabilitas butir soal yaitu : analyze – scale –
reliability analysis – item soal yang valid dipindah ke dalam items, item yang
gugur diabaikan – statistics – scale if item deleted – continue – ok. Nilai r yang
diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf
signifikan 5% . Jika rhitung> rtabbel maka item tes yang diuji cobakan tersebut
adalah reliabel.
Tabel 10
Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,800-1,00
0,600-0,800
0,400-0,600
0,200-0,400
0,00-0,200
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dari cronbach dan
perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21,0. Hasil reliabilitas
instrument dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini
48
Tabel 11
Hasil Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,884 20
3.4.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat
kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto
Suharsimi (2012:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya.
Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0
menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan
bahwa soal tersebut terlalu mudah. Sehingga semakin mudah soal evaluasi yang
diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Arikunto Suharsimi
(2012:223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah
sebagai berikut:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan pada tabel 3.13 berikut ini:
49
Tabel 12
Indeks Kesukaran Soal
P – P Klasifikasi
0,00 – 0,30 Soal Sukar
0,31 – 0,70 Soal Sedang
0,71 – 1,00 Soal Mudah
Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat
diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran
soal dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:
Tabel 13
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi
1 0,92 Soal Mudah
2 0,96 Soal Mudah
3 1 Soal Mudah
4 0,64 Soal Mudah
5 0,6 Soal Sedang
6 0,96 Soal Mudah
7 0,96 Soal Mudah
8 0,64 Soal Sedang
9 1 Soal Mudah
10 0,84 Soal Mudah
11 0,64 Soal Sedang
12 0,6 Soal Sedang
13 0,68 Soal Sedang
14 0,64 Soal Sedang
15 0,2 Soal Sukar
16 0,84 Soal Mudah
17 0,8 Soal Mudah
18 0,88 Soal Mudah
19 0,72 Soal Mudah
20 0,6 Soal Sedang
21 0,8 Soal Mudah
22 0,64 Soal Sedang
23 0,56 Soal Sedang
24 0,8 Soal Mudah
25 0,8 Soal Mudah
26 0,52 Soal Sedang
27 0,48 Soal Sedang
28 0,72 Soal Mudah
29 0,6 Soal Sedang
30 0,72 Soal Sedang
50
Berdasarkan hasil uji validitas soal menggunakan SPSS for windows versi
21.0, dari 30 item soal terdapat 20 item soal yang valid dan 10 item soal tidak
valid. Dari 20 item soal tersebut diklasifikasikan menurut indeks kesukaran soal
seperti yang terdapat dalam tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Untuk Instrumen Penelitian
Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi
1 0,92 Soal Mudah
4 0,64 Soal Mudah
6 0,96 Soal Mudah
7 0,96 Soal Mudah
8 0,64 Soal Sedang
10 0,84 Soal Mudah
11 0,64 Soal Sedang
13 0,68 Soal Sedang
16 0,84 Soal Mudah
17 0,8 Soal Mudah
18 0,88 Soal Mudah
19 0,72 Soal Mudah
20 0,6 Soal Sedang
21 0,8 Soal Mudah
23 0,56 Soal Sedang
24 0,8 Soal Mudah
25 0,8 Soal Mudah
26 0,52 Soal Sedang
27 0,48 Soal Sedang
30 0,72 Soal Sedang
Tabel 15
Klasifikasi Tingkat Prosentase Kesukaran Soal
Untuk Instrumen Penelitian
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1. Soal Mudah 12 60%
2. Soal Sedang 8 40%
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji realibitas diambil 20 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada
tingkat uji kesukaran soal didapat tingkat kesukaran mudah sebanyak 12 butir
51
soal dengan presentasi 60% dan tingkat kesukaran soal sedang sebanyak 8 butir
soal dengan presentasi 40%.
3.4.5 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dengan
kelas eksperimen mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam uji
homogenitas ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 yaitu dengan
tabel F test (Levenes Test).
Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok
berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil
perhitungan > 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang
homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua
kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen.
Hasil uji homogenitas pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:
Tabel 16
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,711 1 46 ,403
Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) pada Tabel 3.15 dapat dilihat
bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari kelas yang
homogen. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kriteria pengujian untuk nilai F
sebesar 0,711 dengan nilai signifikansinya 0,403. Karena signifikan > 0,05 maka
dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelas berasal dari kelas yang homogen.
52
3.4.6 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan bantuan aplikasi
SPSS versi 21.0 yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Langkah-langkah
dalam uji normalitas yaitu: data view – variable view – analyze – nonparametric
tests – legacy dialogs – 1 samples KS – memindahkan data ke test variable list –
ok.
Kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data
berdistribusi normal sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 berarti
data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:
Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas Kontrol Kelas
Eksperimen
N 25 23
Normal
Parametersa,b
Mean 51.8000 60.4348
Std.
Deviation
14.49713 13.13505
Most Extreme
Differences
Absolute .160 .114
Positive .160 .091
Negative -.114 -.114
Kolmogorov-Smirnov Z .802 .548
Asymp. Sig. (2-tailed) .540 .925
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 17 diperoleh hasil bahwa data uji normalitas kelas
kontrol dan kelas eksperimen yang didapat berdistribusi normal. Hal ini
dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,540 dan
53
kelas eksperimen sebesar 0,925. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat
diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
3.5 Teknik Analisis Data
Menguji signifikansi perbedaan mean antar kelas eksperimen dan kelas
kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk
menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data yang terkumpul dari hasil tes 1 dan tes 2 pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan
rata-rata dipakai uji t (t-test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows
versi 21.0. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan pengaruh
hasil belajar IPA antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture ( kelas eksperimen) dengan siswa yang
mengikuti model pembelajaran Make a Macth yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol)
Dari nilai thitung selanjutnya dilihat dengan signifikansi atau probabilitas.
Jika diperoleh signifikansi > 0,05 (α) maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti
tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa kelas
IV yang mengikuti model pembelajaran Picture and Picture (kelas eksperimen)
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model Make a Match (kelas kontrol).
Tetapi jika signifikansi < 0,05 (α) maka H1 diterima dan H0 ditolak maka terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa kelas IV yang
mengikuti model pembelajaran Picture and Picture (kelas eksperimen) dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran model Make a Match (kelas kontrol).