bab iii manajemen lazis jateng cabang solo ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0512005_bab3.pdf50...
TRANSCRIPT
49
BAB III
MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000-2015
A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015
Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu
menumbuhakan dan mengembangkan martabat manusia. Dalam hal ini menegaskan
bahwa keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah. Zakat harus menjadi
pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya. Kehadiran dan tumbuh
kembangnya Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan ZISWAF (zakat,
infaq, shodaqoh dan wakaf), merupakan sarana masyarakat dalam menunaikan
kewajibanya. Untuk itu setiap LAZ dan sejenisnya mesti mengembangkan
manajemen pengelolaan dana yang amanah dan professional, karena pengelola dana
ZISWAF tidak sekedar mngeumpulkan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang
membutuhkan.1 Dana ZISWAF harus dikelola denga manajemen yang rapi dan
professional. Baik dalam penghimpunan, penyaluran mapun pelayanan kepada
masyarakat, agar kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dan ZISWAF nya
kepada LAZ lebih baik.
Peningkatan kepercayaan tersebut tidak lepas dari bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh para Lembaga Amil Zakat, penyajian progam-
progam yang lebih inovatif agar lebih menarik bagi para donatur, dan juga
1 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum
Zakat (FOZ) 2011), hlm. 26.
50
memberikan pelayanan yang prima kepada donatur. Salah satu bentuk profesionalitas
kerja adalah pelayanan kepada donatur dengan pendekatan modern, seperti halnya
bank atau dealer mobil yang begitu prima dalam melayani costumer. Sebuah
Lembaga Amil Zakat pun harus memperlihatkan kode etik pelayanan terhadap
donatur. Sebab, donatur juga membutuhkan service satisfication approach
(pendekatan kepuasan pelayanan) sebagaimana nasabah atupun
costumer.2Berkembnagnnya suatu Lembaga Amil Zakat tidak lepas dari peran para
donatur yang telah memberikan kepercayaan kepada LAZ tersebut untuk mnegelola
dan ZISWAF nya. Perkembangan Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Cabang Surakarta
dalam kurun waktu 2000-2015 mengalami peningkatan dalam berbagai hal, baik dari
segi penghimpunan dana ZISWAF maupun daerah cakupan wilayahnya.
Keberadaan LAZIS berawal dari menyewa rumah yang bertempat di Jl. Melati
Fajar Indah Jajar Laweyan Surakarta pada tahun 2000. Kemudian kurang lebih 4
tahun pindah tempat lagi di Gg. Nanas Fajar Indah IV No.33 Jajar. Pada tahun 2006,
LAZIS pindah kantor di Jalan Basuki Rahmat No.78 Jajar. Keberadaan Lembaga
Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik
instansi pemerintah maupun swasta, ormas, dan para tokoh masyrakat Surakarta.
Pada awal tahun 2007, LAZIS diperluas wilayahnya menjadi lingkup
Propinsi Jawa Tengah dengan kantor pusat di kota Semarang, akta pendirian Yayasan
Al Ihsan Jawa Tengah oleh notaris Ida Widiyanti di Semarang tanggal 1 Agustus
2007 dan akta Badan Hukum Yayasan Al Ihsan Jawa Tengah dari DEPKUMHAMRI,
2Ibid., hlm. 27.
51
(no. 3328.HT.01.02.tahun 2007)3kemudian berubah menjadi LAZIS Jateng dan telah
memiliki 17 cabang (Semarang, Salatiga, Kab. Semarang, Kendal, Magelang,
Temanggung, Wonosobo, Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga, Solo, Sukoharjo,
Wonogiri, Karanganyar, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Grobogan, Pati, dan
Rembang) yang menjadi perwakilan kota maupun kabupaten di Jawa Tengah.
Sehingga dalam perkembangannya Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta berubah
menjadi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Solo Raya.
Gambar 3.Transformasi Logo LAZIS Tahun 2000-2015
Sumber: Buku Profil LAZIS
Adapun untuk logo atau branding LAZIS di tahun 2007 juga berubah dari
logo awal. Tidak jauh berbeda dengan logo awal hanya saja diawal huruf LAZIS ada
gambar bulan sabit dan bintang yang melambangkan umat islam, dan dalam bulan
sabit ada gradasi tiga warna yaitu hijau yang kurang terang kemudian semakin terang
dan terakhir paling terang. Filosofi gradasi warna itu terinspirasi dari potongan surat
Al baqarah ayat 257 “Minazh zhulumaati ilan nuur” yang maksudnya dari yang
3Akta Notaris Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah Agustus 2007, Koleksi LAZIS,
Arsip pendirian Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah No.3328.HT.01.02.
52
gelap menuju yang lebih terang4. Serta di bawah nya ada tulisan JATENG dengan
maksud wilayah cakupan LAZIS yang semakin luas yang bermula hanya tingkat
Daerah kini menjadi tingkat Provinsi. Tahun 2015 logo LAZIS kembali berubah
dengan menerapkan konsep heksagonal yang terinspirasi dari sarang lebah madu.
Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang yang beriman itu bagaikan
lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarakan yang bersih, hinggap ditempat
yang bersih, dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).”
(Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Dengan konsep yang terinspirasi dari sarang lebah madu, diharapkan LAZIS
bisa menjadi lembaga pengelola zakat yang bersih dan amanah dalam masalah
keuangan, mampu membantu masyarakat baik masyarakat penyalur zakat maupun
penerima zakat dan selalu memberikan kebaikan untuk masyarakat disekitarnya.
LAZIS dalam menghimpun dana ZISWAF di Solo melalaui proses bertahap,
sedikit demi sedikit kemudian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel hasil rekapan penghimpunan LAZIS Cabang Solo dari
tahun 200-2015 berikut:
4 Wawancara dengan Ispranoto Tanggal 10 September 2016
53
Tabel. 6
Data Penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015
TAHUN NOMINAL
2000 Rp 26,018,850.00
2001 Rp 52,000,500.00
2002 Rp 58,891,900.00
2003 Rp 224,090,550.00
2004 Rp 205,485,500.00
2005 Rp 167,333,385.00
2006 Rp 240,304,800.00
2007 Rp 354,649,500.00
2008 Rp 1,197,404,266.00
2009 Rp 2,407,793,450.00
2010 Rp 1,612,018,162.00
2011 Rp 1,839,595,405.00
2012 Rp 1,484,640,992.00
2013 Rp 2,164,771,505.00
2014 Rp 2,836,154,106.00
2015 Rp 2,577,002,782.00
Sumber: Data Rekapan Tahunan LAZIS Solo
Mengenai hal penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data rekapan penghimpunan LAZIS
JATENG Solo Tahun 2000-2015, pada tahun 2000 LAZIS Solo hanya mampu
mengumpulkan dana ZISWAF sebesar Rp 26,018,850.00. Perlahan dari tahun ke
54
tahun penerimaan dana ZISWAF LAZIS Solo mengalami peningkatan walaupun
terkadang naik dan turun, berawal pada tahun 2008 penerimaan dana ZISWAF
LAZIS mencapai Rp 1,197,404,266.00. Pada tahun-tahun selanjutnya penghimpunan
LAZIS Solo selalu diatas 1 milyar rupiah.
Apabila dilihat dari diagram penghimpunan, LAZIS banyak mengalami
peningkatan dalam hal penghimpunan, namun juga dibeberapa tahun mengalami
penurunan. peningkatan penghimpunan dari tahun 2000-2007 masih terbilang kecil.
Tahun 2008 awal dari perkembangan LAZIS karena penghimpunan meningkat tajam,
setelah itu masih belum konsisten terkadang naik dan juga terkadang turun.
Peningkatan terbanyak terjadi pada tahun 2015. Berikut diagram penghimpunan
LAZIS Cabang Solo tahun 2000-2015
Gambar 4.Diagram Penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015
Sumber: Data Rekapan Tahunan LAZIS Solo
55
Dari diagram diatas dapat kita simpulkan bahwa diawal berdirinya LAZIS
tahun 2000 penghimpunan dana ZISWAF di Solo masih sedikit, dikarenakan ditahun
tersebut awal keberadaan LAZIS sehingga masyarakat belum terlalu mengenal dan
belum terlalu percaya kepada LAZIS. Kemudian sedikit demi sedikit penghimpunan
di LAZIS semakin meningkat, dan peningkatan paling signifikan terjadi di tahun
2008 hal itu disebabkan karena pada tahun tersebut LAZIS mempunyai progam
pembangunan panti yatim Al-ihsan di Jajar, Surakarta. Hal tersebut menjadi daya
tarik bagi donatur untuk berpartisipasi dalam program tersebut, dan juga pada tahun
tersebut belum banyak lembaga pengelola zakat yang ada di Solo.
Penurunan penghimpunan terjadi lagi di tahun 2010 hal itu disebabkan
karena progam yang diminati oleh donatur sudah tidak ada lagi. Dalam penyaluran
dana ZISWAF donatur sangat selektif dalam memilih program yang akan diikutinya.5
Dalam hal ini program yang ditawarkan lembaga pengelola zakat sangat berpengaruh
dalam meningkatnya penghimpunan dana ZISWAF, karena semakin banyak minat
donatur akan program yang ditawarkan semakin banyak pula penghimpunan yang
akan diperoleh oleh lembaga tersebut
Tahun 2011 penghimpunan LAZIS kembali naik, hal ini disebabkan di tahun
2011 LAZIS mengadakan progam pembangunan asrama yatim dan sekolahan
AITAM Indonesia di Colomadu, yang menjadikan daya tarik bagi donatur untuk
berpartisipasi dalam progam tersebut. Kemudian tahun 2012 penghimpunan kembali
5 Wawancara dengan Catur Tanggal 26 November 2016
56
turun, hal ini disebabkan bebarapa faktor yaitu karena maintenance atau pemeliharaan
donatur yang kurang baik dari LAZIS, banyak donatur yang lepas karena tidak
dipantau secara baik oleh LAZIS.6 Komunikasi dari pihak lembaga dengan donatur
tidak hanya ketika ada pengambilan dana ZISWAF saja melainkan sebisa mungkin
komunikasi tetap dijaga walaupun tidak ada tugas pengambilan, hal tersebut untuk
menjaga agar komunikasi dengan donatur tidak terputus.
Penurunan juga disebabkan karena semakin banyaknya lembaga pengelola
zakat yang tumbuh di Solo, hal itu menyebabkan donatur juga harus membagi-bagi
donasinya ke lembaga lainya.7Karena terkadang donatur juga tertarik dengan progam
dari lembaga lain yang dirasa lebih menarik. Penurunan penghimpunan juga bisa
disebabkan karena ekonomi dari dotarur sendiri yang tidak stabil. Ketika ekonomi
donatur kuat maka donatur juga mampu berpartisipasi ke lemaga pengelola zakat ,
namun ketika ekonomi donatur dalam keadaan tidak stabil maka donatur juga tidak
bisa berpasrtisipasi ke lembaga tersebut.8
Peningkatan kembali terjadi di tahun 2013 dan 2014, peningkatan tersebut
tidak lepas dari pelayanan yang diberikan LAZIS Solo kepada masyarakat dan juga
progam-progam LAZIS Solo yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
kota Solo. Pada tahun tersebut LAZIS menawarkan progam wakaf tanah untuk
6 Wawancara dengan Sakidi Tanggal 28 November 2016
7 Wawancara dengan Catur Tanggal 26 November 2016
8 Wawancara dengan Siti Syamsiyah Tanggal 26 November 2016
57
pembangunan pesantren hafidz qur’an, dimana progam tersebutsangat diminati oleh
donatur.9 Jika LAZ ataupun lembaga lain yang menghimpun donasi masyarakat
memberikan rasa nyaman dan aman masyarakat untuk mendonasikan dananya
sehingga tertanam rasa kepercayaan masyarakat untuk menyumbang di
lembaga.10Apabila kinerja yang baik seperti diharapkan telah tercapai sebagaimana
lazimnya organisasi lain, BAZ dan LAZ perlu mengupayakan target yang lebih besar
lagi11.
Melihat dari data penghimpunan dana ZISWAF di LAZIS tersebut sebenarnya
kota Solo mempunyai potensi zakat, infaq, dan shodaqoh yang cukup besar. Apabila
dana ZISWAF tersebut bisa dimaksimalkan maka dapat membantu berbagai
permasalahan yang disebabkan dari ekonomi rendah seperti masalah pendidikan,
kesehatan, dan masalah kebutuhan pokok masyarakat dhuafa terutama masyarakat
dhuafa muslim yang ada di Solo, walaupun Solo menjadi salah satu kota yang
berkembang namun masih banyak permasalahan-peramasalahan khususnya masalah
yang ditimbulakan dari ekonomi rendah.
Perekembangan LAZIS dalam hal penghimpunan zakat tidak terlepas dari
pengorganisasian lembaga yang semakin ditingkatkan guna menunjang kinerja dari
LAZIS. Berikut gambaran struktur organisasi di LAZIS cabang Solo
9 Wawancara dengan Sri Rahayu Tanggal 28 November 2016
10 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ) 2011), hlm. 29.
11 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, ( Malang: UIN-MALIKI PRESS(ANGGOTA IKAPI), 2010), hlm. 65.
58
Gambar 5.Struktur Organisasi LAZ Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Solo Raya
Sumber: Buku Profil LAZIS
Dari susunan pengurus LAZIS Jateng Cabang Solo diatas terdapat beberapa
divisi beserta staffnya yang mempunyai tugas masing-masing yang bertujuan untuk
menunjang kinerja dari LAZIS cabang solo
59
Tabel. 7Divisi dan Program Kerja LAZIS JATENG Cabang Solo
Divisi Program Kerja
Dewan Pengurus Sebagai susunan paling atas dan mempunyai tugas untuk mengurusi dan mempertimbangkan ssuatu yang berkaitan dengan lembaga.
LAZIS JATENG PUSAT Sebagai poros ataupun pedoman dalam menjalankan kelembagaan.
Direktur Mempunyai peran sebagai pengkoordinasi di sebuah kantor cabang agar berjalan dengan baik.
Keuangan Mempunyai tugas merekap semua hasil keuangan yang berkaitan dengan lembaga.
Dana dan Jaringan Mempunyai peran meningkatkan jaringan atau ekspansi dengan cara mensosialisasikan lembaga penglola zakat kepada masyarakat.
Manajer Fundraising Menyiapkan strategi ekspansi agar penghimpunan dana ZISWAF semakin meningkat dan juga mengkoordinasi para staff nya dalam hal penghimpunan baik pengambilan atau penjemputan dana ZISWAF dari para donatur.
Pemberdayaan Mempunyai tugas untuk menyalurkan dana ZISWAF kepada masyarakat.
UPT PESTIMA Mempunyai tugas mengkoordinasi bagian pesantren yatim.
Media & Kreatif Mempunyai tugas mnsosialisasikan LAZIS kepada masyarakat melalui berbagai media baik media cetak maupun media sosisal.
UPT KUBE Mengkoordinasi di salah satu progam pemberdayaan ekonomi.
.Sumber: Data LAZIS JATENG Cabang Solo
Berkembangnya LAZIS Al-Ihsan Cabang Solo dalam mengimpunan dana
ZISWAF tidak terlepas dari kondisi organisasi kepengurusan di dalam lembaga
tersebut. LAZIS menambah SDM dan juga staff kerja guna meningkatkan kinerja
lembaga. LAZIS tidak hanya bergantung pada karyawan dalam saja melainkan juga
60
melibatkan relawan yang berguna membantu progam kerja yang dibentuk oleh
LAZIS.
B. Manajemen Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Cabang Solo Tahun 2000-2015
1. Manajemen Lembaga
Berkembangnya sebuah organisasi maupun lembaga ditentukan bagaimana
cara mereka memenejemen orgnisasi ataupun lembaga itu dengan baik. Dengan
manajemen mampu mempraktikan cara-cara efektif dan efisien dalam pelaksanaan
pekerjaan. Begitu pula dengan pengurusan zakat, manajamen dapat dimanfaatkan
untuk merencanakan, menghimpun, mendayagunakan dan mengembangkan
perolehan zakat secara efektif dan efisien. Menurut Henry Fayol, manajemen dapat
diartikan sebagai proes perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi,
pengawasan atas usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.12
Manajemen dan organisasi adalah bagian tidak terpisahkan sebagi satu kesatuan.
Tanpa sebuah manajemen organisasi ataupun lembaga akan sulit untuk berkembang,
karena tidak adanya arah yang akan dituju dalam sebuah organisai atapun lembaga
tersebut. Manajemen adalah ilmu yang mengaarkan langkah dan cara terpadu dalam
memanfaatkan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.13
12 Mohammad Shoelhi, Sistem Manajemen Zakat, (Bandung: Pusat Studi
Mnajemen, 1995), hlm. 37.
13 Fremont E. Kast, James E. Roseinweig, Management and Organization, (New York: McGraw Hill Book Commpany, 1985), hlm. 3.
61
Dalam konteks organisasi ataupun lembaga manajemen merupakan suatu
kebutuhan yang tidak terelakan sebagai alat untuk memudahkan pencapaian
organisasi. Manajemen diperlukan untuk mengelola berbagai sumber daya organisasi
seperti sarana dan prasarana, modal, waktu, sumber daya manusia, metode kerja, dan
sebagainya secara efektif dan efisien. konsepsi dasar manajemen dibedakan dalam
tiga aspek , yakni:14
a. Cakupan manajemen
Cakupan manajemen adalah aplikasi manajemen yang menyentuh semua
dimensi kegiatan ekonomi dan bisnis dalam berbagai sektor seperti
perdagangan, pemerintahan, kesejahteraan sosial, dan perusahan jasa dan
dimensi kegiatan ekonomi lain beserta seluruh aspeknya.
b. Unsur dan fungsi manajemen
Selain sebagai alat, manajemen memiliki dua unsure lainnya, yaitu
subjek atau pelaku dan objek (tindakan). Pelaku manajemen adalah
manajer, sedangkan tindakan mencakup seluruh kegiatan pengelolaan
organisasi, system prosedur, sumber daya manusia, dana, waktu,
keuangan, pengadaan, produksi, pemasaran dan abjek lain. Disamping itu
manajemen memepunyai lima fungsi yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan progam, pengarahan dan pengendalian.
Sebelumnya dalam hal manajeman, LAZIS memberikan kewenangan
kepada kantor cabang untuk menglola dana ZISWAF sendiri. Pada tahun
14Ibid., hlm. 127.
62
2015 dalam memenuhi standarisasi guna memenuhi syarat legalitas
sebagai LAZ nasional, LAZIS menggunakan sistem kuangan
terpusat.15Sistem keuangan terpusat dimana semua manajemen baik
keuangan dan progam ditentukan oleh pusat, jadi kantor cabang hanya
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pusat. Dengan sistem
keuangan terpusat menjadikan progam yang diberikan LAZIS kepada
masyarakat kurang tepat sasaran, karena di setiap daerah kebutuhan
masyarakat berbeda-beda.
c. Orientasi
Suatu organisasi apapun jenisnya secara manajerial dapat dikategorikan
sebagai organisasi yang mempunyai orientasi apabila manajemen
organisasi tersebut memenuhi empat hal: (1) mempunyai visi dan misi
yang jelas, (2) secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu, (3)
menentukan dan mencapai target keuntungan apapun termasuk laba, (4)
menjaga pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.
2. Strategi Penghimpunan Dana Zakat
Dalam pengelolaan zakat meliputi dua hal yaitu: pengumpulan dana zakat dan
pendistribusian zakat keduanya sangatlah penting, namun di dalam Al-Qur’an lebih
memperhatikan masalah pendistribusianya. Hal itu disebabkan karena ada ketentuan-
ketentuan bagi penerima zakat, dan juga perlu pengawasan dan juga pendataan
supaya pendistribusian zakat lebeh efektif. Dalam hal pengumpulan dana zakat di
15 Wawancara dengan Sakidi Tanggal 26 November 2016
63
LAZIS biasanya para muzakki datang langsung ke kantor LAZIS, namun untuk
memberi kemudahan para muzzaki yang tidak sempat datang langsung ke kantor,
LAZIS mempunyai layanan jemput zakat ke tempat muzakki tersebut.
Untuk menunjang kinerja LAZIS dalam mengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh
dan Wakaf di kota Solo, terdapat beberapa struktur yang terdiri atas Fundraising atau
Bagian Penggerak Dana, Bagian Keuangan, Bagian Pemberdayaan, dan Bagian
Adminitrasi.16 Mereka mempunyai tugas dan peran masing-masing sesuai dengan
kebutuhan lembaga. Dalam meningkatkan manajemen LAZIS supaya lebih
berkembang, LAZIS menerapkan beberapa strategi diantaranya : melalui periklanan,
Hubungan Masyarakat, Post Mail, Sponsorship, Design, dan Observasi.
a. Periklanan
Strategi manajemen LAZIS agar lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui
media periklanan. Iklan dapat di indentifikasikan sebagai sebuah pesan melalui suatu
media baik melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, poster, dan lain-lain.17 Media
periklanan LAZIS melalui majalah Embun yang diterbitkan setiap satu bulan sekali,
siaran di radio MH FM Solo setiap satu bulan sekali, setiap ada event besar dimuat di
Solo Pos, dan juga spanduk yang dipasang di tempat-tempat yang strategis.18
16 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016
17 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 54
18 Wawancara Dengan Joko Triyono Tanggal 4 September 2016.
64
b. Hubungan Masyarakat
Supaya dapat menciptakan kesan terbaik di dalam masyarakat, LAZIS sangat
memperhatikan hubungan dengan masyarakat atau Public Relation. Karena kesan
atau penilaian masyarakat sangat penting untuk perkembangan sebuah lembaga baik
bagi para muzakki dan mustahik.19 Hubungan Masyarakat atau Public Relation (PR)
dapat melebihi iklan, karena PR dapat merespon berbagai peristiwa dengan sangat
cepat, sesuai setrategi yang direncanaakan. Dalam membangun hubungan masyarakat
LAZIS melibatkan tokoh masyarakat setempat bertujuan agar LAZIS bisa diterima di
kelompok masyarakat dan juga sebagai jembatan penghubung kepada masyarakat.
Sebagai lembaga yang bergerak untuk masyarakat dan berada di tengah-tengah
masyarakat maka sebaiknya hubungan dengan masyarakat juga terjaga dengan baik.20
c. Post Mail
Post Mail adalah salah satu cara LAZIS dalam meningkatkan jumlah donatur.
Tim marketing berupaya mendapatkan data prospek baru yang akan dijadikan
sasasran pengiriman Post Mail. Melalui Post Mail dirasa lebih efisien waktu dari
pada harus dikirim manual oleh tim marketing karena terkendala Sumber Daya
Manusia.21Melalui strategi post mail terdapat beberapa kekurangan diantaranya surat
yang dikirimkan LAZIS kepada calon donatur terkadang tidak sampai dan dengan
19 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.
20 Wawancara dengan Bambang Tanggal 27 November 2016
21 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.
65
strategi ini dirasa kurang maksimal karena proses pengiriman melalui perantara orang
lain, sehingga pengenalan lembaga kepada calon donatur kurang tersampaikan.
d. Sponshorship
Sponshorship adalah perjanjian kerjasama dengan lembaga atau instasi untuk
meningkatkan branding dari lembaga/intasi itu sendiri. Sponshorship memiliki
kemampuan dalam penyampaian sejumlah bidang komunikasi. Kemasan yang tepat
dapat menciptkan atau memperkuat kesadaran akan nama yang tinggi. LAZIS sering
mengadakan event atau progam yang dapat melibatkan perusahaan atau lembaga
lainya untuk berpartisipasi dalam progam-progam LAZIS.22
e. Design
Design adalah proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang
dirancang mempunyai fungsi atau berguna. Pengaruh Design akan menembus ke
segala bidang dan merupakan sentral komunikasi yang merupakan prasyarat meraih
keberhasilan dalam komunikasi.23 Penampilan kemasan, cara beriklan semua
mempunyai peran dalam membangkitkan respon emosional publik, dan respon itu
merupakan inti dari sesuatu yang ingin dicapai.
f. Observasi
Observasi merupakan pendataan langsung dilapangan tentang apa saja
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini bertujuan agar dana ZISWAF
22 Wawancara dengan Najmudin Sholeh Tanggal 4 September 2016
23 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 55
66
tersampaikan degan baik kepada masyarakat dalam menentukan progam kerja LAZIS
dalam hal penyaluran dana ZISWAF.24Observasi sangat penting untuk menentukan
setiap progam yang akan dijalankan. Dengan melakukan observasi, lembaga mampu
melihat kondisi masyarakat scara langsung sehingga mampu menentukan progam
sesuai kebutuhan masyarakat.
Menghimpun dana sesungguhnya tidak hanya berupa uang saja, tetapi juga
barang atau jasa yang memiliki nilai komersil. Apabila kinerja yang baik seperti
diharapkan telah tercapai, perlu mengupayakan target yang lebih besar lagi. Masih
ada tugas yang harus diemban yaitu mengupayakan dan mengembangkan perbaikan
terus-menerus (continuous improvement), khusunya dalam kualitas pelayanan dan
cara-cara kerja.25
Karena LAZIS tergolong sebagai lembaga publik, maka sudah selayaknya
jika menerapkan manajemen terbuka. Artinya lembaga tersebut secara sadar
mengembangkan hubungan timbal balik selaku pengelola dana ZISWAF dengan
masyarakat selaku pembayar ZISWAF. Selain itu LAZIS sebagai organisasi
pengelola zakat harus mempunyai empat prinsip yaitu; independen, netral, tidak
diskriminatif, dan tidak berpolitik praktis.26
24 Waawancara Dengan Geget Niko Tanggal 4 Sepember 2016.
25 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, ( Malang: UIN-Maliki Pres, 2010), hlm. 65
26Wawancara dengan Hatta Syamsyudin Tanggal 4 September 2016.
67
Lembaga Pengelola Zakat harus Dikelola secara independen maksudnya
lembaga tidak mempunyai ketergantungan kepada orang-orang tertentu atau lembaga
lain, LAZIS dalam hal ini dibawah naungan Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah,
Lembaga yang demikian lebih leluasa memberikan pertanggung jawaban kepada
masyarakat donatur, karena tidak terikat oleh siapapun. Netral berarti tidak
membedakan antar golongan satu dengan golongan lainnya. Karena lembaga ini
didanai oleh masyarakat, berarti lembaga ini milik masyarakat, sehingga dalam
menjalankan aktivitasnya tidak boleh mengguntungkan golongan tertentu saja. Dalam
hal ini LAZIS harus bersikap professional terutama dalam pendayagunaan dana
ZISWAF, jangan sampai mementingkan salah satu golongan tertentu sehingga
menyebabkan pendayagunaan dana ZISWAF kurang maksimal.
Dalam pengelola zakat dalam penyaluran dana ZISWAF juga tidak boleh
mendasarkan pada perbedaan suku atau golongan. Selalu menggunakan parameter-
parameter yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, baik secara syariah maupun
secara manajemen.27Lembaga Amil Zakat jangan sampai terjebak dalam kaitanya
dengan politik, karena dikhawatirkan dana ZISWAF yang dikumpulkan oleh lembaga
digunakan untuk kepentingan partai politik, mengingat bahwasanya donatur tidak
hanya terdapat dari partai yang bersangkutan melainkan dari berbagai partai. secara
27Umrotul Khasanah, op. cit., hlm. 70.
68
alami dan benar-benar konsisten menjalankan komitmen sebagai organisasi yang
bertujuan mengentaskan kemiskinan.28
Aspek lain yang juga sangat penting adalah transparansi dana ZISWAF
dengan transparansi pengelola zakat maka akan tercipta susatu system control yang
baik, karena pengontrolan tidak hanya melibatkan pihak internal lembaga melainkan
juga melibatkan pihak eksternal seperti para muzakki maupun masyarakat luas. Oleh
sebab itu LAZIS mengaudit keuangan tiap bulannya kemudian di tampilkan di
majalah bulanan, supaya masyaraat mengetahui keluar-masuk dana ZISWAF di
LAZIS.29
C. Kondisi Sumber Daya Manusia (Amil) LAZIS Al-Ihsan Cabang Solo
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (Amil)
Hal terpenting dalam sebuah organisasi adalah manusia, bukan uang, bukan
juga mesin dan peralatan lainnya. Manusia yang mengendalikan dan menggerakan
seluruh sub system dalam menjalankan sebuah system. Untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas perlu adanya manajemen sumber daya manusia dan
salah satu fungsinya adalah pelatihan danpengembangan (Training and
development)30. Setiap amil31 yang bekerja dengan tepat diperlukan latihan kerja yang
28 Winardi, Perilaku Organisasi, ( Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 412
29 Wawancara dengan Sri Rahayu Tanggal 4 September 2016
30Didin Hafidhudduin, Manajemen Zakat Indonesia, ( Jakarta: Forum Zakat , 2012), hlm. 106
69
tepat. Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan adanya ketimpangan antara
kemampuan dan tanggunngjawab dengan pekerjaan atau amanah yang diemban oleh
seorang amil, dengan pelatihan juga diharapkan ssorang amil dapat menyelesaikan
tugas jabatan lebih efektif dan efisien dan sesuai aturan yang sudah ditetapkan.
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan pada peningkatan
kemampuan dan keahlian SDM lembaga yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi
yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Tujuannya adalah peningkatan
kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. LAZIS dalam hal ini mengadakan
pelatihan bersama dengan seluruh amil LAZIS se-Jawa Tengah sesuai dengan bidang
masing-masing.32
Sedangkan Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi
kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan progam pengembangan
menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk
mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncankan atau perubahan
yang direncankan. LAZIS dalam hal ini selalu mengadakan rapat mingguan untuk
menyampaikan aspirasi dan inspirasi dari setiap amil dan juga mengadakan RAKER
31 Amil adalah orang yang diangkat untuk mengumpulkan zakat dan
mendistribusikannya. Mereka dibayar dari zakat sesuai dengan kadar upah orang-orang yang sepadan dengan mereka.
32 Wawancara dengan Ispranoto 4 September 2016
70
(Rapat Kerja) tahunan untuk menyiapkan dan mengembanngan progam kerja yang
akan dating.33
Sumber Daya Manusia pada sebuah lembaga zakat tidak hanya mempunyai
kemampuan pada skiil nya saja, meliputi aspek pengetahuan dan ketrampilan, serta
mental spiritual.Dalam menjalankan fungsi dalam sebuah lembaga zakat diperlukan
SDM yang memiliki karakteristik yang khas, dimana antara keahlian dan kejujuaran
bersatu padu dalam dirinya. Karakteristik teresebut adalah sebagai berikut:34
a. Muslim yang taat (Kader)
b. Pekerja keras (ulet)
c. Amanah dan tanggung jawab
d. Tabligh(penyampai) dan proaktif
e. Terampil dan jujur
f. Profesional
Menjalankan amanah sebagai seorang amil, dibutuhkan kemampuan dan
keahlian yang mumpuni, tidak hanya dipilih karena mereka tidak ada pekerjaan atau
penganggran. Namun lebih kepada idealisme dan kompetensi. Tanpa itu tujuan dan
maksud Allah terkait zakat akan menjadi kabur dan terjadi penyelewengan-
penyelewengan baik bersifat material maupun syariah.
33 Wawancara denngan Ispranoto 4 Septmber 2016
34Didin Hafidhudduin, Manajemen Zakat Indonesia, ( Jakarta: Forum Zakat , 2012), hlm. 106
71
2. Kode Etik Amil Zakat
Kode Etik Amil Zakat adalah panduan dan aturan bagi seluruh amil yang
bekerja di lingkungan Badan Amil Zakat maupun Lembaga Amil Zakat, dalam
pemenuhan tanggung jawab profesinya. Tujuan profesi amil zakat adalah mmenuhi
tanggung jawabnya dengan standar professionalisme tertinggi dan mencapai tingkat
kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik, baik muzzaki,
mustahik, mitra kerja, maupun masyarakat luas. Untuk mencapai tujuan tersebut,
terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:35
a. Shiddiq / Integritas : Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diindentifikasikan oleh public sebagai sosok yang brakhlakul karimah.
b. Amanah / Kredibilitas : Diperlukan kredibilitas pelayanan dan system
pelayanan, serta terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diproleh
dari amil zakat diberikan dengan standar kinerja tinggi.
c. Tabligh / Edukasi, Advokasi, dan Sosialisasi: Diperlukan individu yang
dapat mengedukasi dan mensosialisasikan tentang zakat.
d. Fathanah / Profesionalisme : Diperlukan individu yang dengan jelas
dapat diindentifikasikan oleh publik sebagai professional di bidang
pengelola zakat.
Prinsip Etika Profesi dalam kode Etik Profesi Amil Zakat menyatakan
pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, yaitu muzzaki/donatur,
35Ibid., hlm. 112
72
mustahik, mitra kerja dan masyarakat luas. Prinsip ini memadu Amil Zakat dalam
memnuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku
etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:36
a. Tanggung jawab profesi: Dalam melaksankan tanggung jawabnya
sebagai seorang profesional, setiap Amil Zakat harus senantiasa
menggunakan pertimbangan syariah, moral, dan professional dalam
semua kegiatan yang dilakukan. Profesi Amil Zakat dapat tetap berada
pada posisinya dengan terus menerus memberikan pelayanan pada
tingkat yang menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang
teguh.
b. Kepentingan Publik : setiap Amil Zakat berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menjaga
kepercayaan publik dan menunjukan komitmen dan profesionalisme.
c. Integritas : untuk memelihara dan mningkatkan kepercayaan publik,
setiap Amil Zakat harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin.
d. Netral dan objektif : setiap amil zakat harus menjaga netralitas dan
objektivitas sehingga bebas dari benturan kepntingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
36Ibid., hlm. 114
73
3. Kondisi Sumber Daya Manusia (Amil) di LAZIS Solo
Berkaitan dengan SDM yang ada di LAZIS Solo tidak hanya memanfaatkan
Amil tetap (Full Timer) saja melainkan juga dari Amil tidak tetap (Part Timer). Amil
tetap adalah karyawan/amil yang setiap hari stand by di kantor sesuai waktu yang
sudah ditentukan. Amil tetap layaknya seorang karyawan sebuah perusahaan ataupun
instasi dimana amil tetap harus bekerja sesuai divisi masing-masing yang sudah
diamanahkan. Amil tetap di LAZIS terdapat beberapa divisi untuk menunjang kinerja
LAZIS antara lain:37
a. Direktur : Pimpinan tertinggi di kantor cabang. Direktur berperan
mengkordinasi seluruh karyawan supaya kinerja dari LAZIS dapat berjalan
dengan lancar dan terkordinasi.
b. Keuangan : Sebagai pengatur siklus keuangan lembaga. Keuangan
mempunyai tugas mencatat semua hasil keuangan lembaga, agar keuangan
lembaga tidak berantakan. Lembaga zakat harus menyampaikan hasil
keuanganya kepada masyarakat.
c. Administrasi : Sebagai pencatat semua data-data yang dibutuhkan lembaga
seperti data donatur, mustahik dan juga membuat surat-surat yang
dibutuhkan oleh lembaga.
d. Fundraising : Sebagai penghimpun dana ZISWAF dari para donatur baik
pengambilan dana ZISWAF maupun ekspansi. Fundraising bisa disebut juga
dengan marketing.
37 Wawancara dengan Muhammad Makmur 5 September 2016
74
e. Pemberdayaan : Sebagai penyalur dana ZISWAF kepada mustahik.
Pemberdayaan juga mempunyai tugas menyiapkan program yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
f. Media Kreatif : mempunyai tugas untuk mempromosikan lembaga agar
dikenal masyarakat baik melalui sosial media seperti facebook, blogger,
twitter, dll, dan juga melalui media cetak seperti majalah, buletin, brosur,
spanduk, dll.
g. UPT PESTIMA (Pesantren Yatim Al-Ihsan): merupakansalah satu progam
dari LAZIS Solo. UPT PESTIMA mempunyai tugas mengkoordinasi
Pesantren Yatim baik untuk musyrif maupun santri.
h. UPT KUBE (Kelompok Usaha Bersama) : merupakan salah satu progam
dari LAZIS Solo yang mempunyai tugas untuk mengkoordinasi progam-
progan usaha untuk masyarakat dan mendampinginya supaya progam
KUBE dapat berjalan dengan baik.
i. Relawan : merupakan seseorang yang bersedia membantu dalam setiap
kegiatan yang dilaksankan oleh LAZIS. Relawan tidak terikat kontrak
dengan lembaga hanya ada ketika dibutuhkan oleh lembaga.
Untuk menunjang kinerja dari LAZIS Solo terdapat 115 sumber daya manusia
di LAZIS Jateng Cabang Solo yang terbagi dari amil teteap (full timer) dan juga amil
tidak tetap (part timer). Untuk lebih jelasnya kita lihat table jumlah SDM amil LAZIS
berikut:
75
Tabel. 8
Jumlah SDM amil di LAZIS Solo Tahun 2015Jenis SDM Jumlah (orang)
Amil Tetap (Full Timer) 15
Amil Tidak Tetap (Part Timer) 100
Total 115
Sumber: Data pribadi LAZIS cabang Solo
Apabila dilihat dari tabel jumlah amil yang ada di LAZIS Solo sebanyak 100
orang amil, baik amil tetap (full timer) maupun amil tidak tetap (part timer. Amil
tetap lebih sedikit dibandingkan dngan amil tidak tetap, amil tetap berjumlah 15
orang sedangkan amil tidak tetap 100 orang. Amil tidak tetap yaitu orang-orang yang
mengelola zakat di OPZ (Organisasi Pengelola Zakat), tapi waktu yang digunakan
adalah paruh waktu atau sambil mengerjakan tugas lain yang lebih diprioritaskan.38
Amil tidak tetap bisa juga disebut relawan yang mempunyai tugas membantu
pelaksanaan progam-progam yang telah dibuat oleh LAZIS, baik membantu dalam
sosialisasi akan progam-progam LAZIS kepada masyarakat juga memabantu dalam
hal penghimpunan dana ZISWAF. LAZIS juga memberdayakan dari kalangan
mahasiswa yang terdapat dari berbagai Universitas di Solo untuk membantu
pelaksanaan progam-progam dari LAZIS.
38Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, ( Jakarta: Forum
Zakat , 2011), hlm. 35