bab iii analisa sistem berjalan.docx

28
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1. Umum Sistem berjalan adalah proses input-output data yang terjadi pada suatu sistem yang sedang berjalan. Tujuannya untuk memberikan gambaran secara terperinci tentang masalah yang timbul dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dalam prosedur sistem berjalan, banyak sekali ditemukan aliran data beserta proses keluar masuknya data tersebut yang tergambar dalam diagram aliran data. Tak terlepas dari itu semua, sistem berjalan juga mempunyai kamus data yang memudahkan user dalam membaca setiap pengkodean. Pengkodean ini dilakukan agar memudahkan user dalam menginput setiap data. Dalam hal penginputan data, sistem berjalan mempunyai dokumen-dokumen berupa dokumen masukan dan dokumen pengeluaran. Dokumen tersebut berguna sebagai resi atau bukti bahwa adanya proses yang telah berlangsung. Untuk beberapa perusahaan yang sudah berbasis komputerisasi secara sempurna, terdapat spesifikasi file, struktur kode dan spesifikasi program dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Namun untuk PT. TIKI JNE cabang Bandung yang masih menggunakan komputerisasi sederhana, mereka tidak memiliki data mengenai spesifikasi file, struktur kode yang komplek dan spesifikasi program. Semua itu hanya terintegrasi di pusatnya, yaitu Jakarta. 26

Upload: tika-winingsih

Post on 14-Aug-2015

2.093 views

Category:

Documents


84 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

3.1. Umum

Sistem berjalan adalah proses input-output data yang terjadi pada suatu sistem yang

sedang berjalan. Tujuannya untuk memberikan gambaran secara terperinci tentang masalah

yang timbul dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dalam prosedur sistem berjalan, banyak sekali ditemukan aliran data beserta proses

keluar masuknya data tersebut yang tergambar dalam diagram aliran data. Tak terlepas dari

itu semua, sistem berjalan juga mempunyai kamus data yang memudahkan user dalam

membaca setiap pengkodean. Pengkodean ini dilakukan agar memudahkan user dalam

menginput setiap data.

Dalam hal penginputan data, sistem berjalan mempunyai dokumen-dokumen berupa

dokumen masukan dan dokumen pengeluaran. Dokumen tersebut berguna sebagai resi atau

bukti bahwa adanya proses yang telah berlangsung.

Untuk beberapa perusahaan yang sudah berbasis komputerisasi secara sempurna,

terdapat spesifikasi file, struktur kode dan spesifikasi program dengan tingkat kerumitan yang

cukup tinggi. Namun untuk PT. TIKI JNE cabang Bandung yang masih menggunakan

komputerisasi sederhana, mereka tidak memiliki data mengenai spesifikasi file, struktur kode

yang komplek dan spesifikasi program. Semua itu hanya terintegrasi di pusatnya, yaitu

Jakarta.

Meskipun demikian dengan teknik yang sedemikian rupa, mereka mampu

melaksanakan sistem dengan baik. Semua data input yang ada di Bandung, dikirim ke

pusatnya. Di sanalah baru spesifikasi file, pengkodean dan spesifikasi program dibuat secara

mendetail oleh bagian IT dan accounting.

26

Page 2: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.2. Tinjauan Perusahaan

3.2.1 Sejarah PT. TIKI JNE

JNE yang merupakan kepanjangan dari Jalur Nugraha Ekakurir merupakan suatu

perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik. Yang berpusat di Jakarta.

Untuk daerah Bandung, JNE berpusat di Komplek Permata Kawaluyan Ruko 1-4, Jalan

Kawaluyan Bandung. JNE memiliki nama resmi yakni PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir yang

berasal dari bahasa Sansekerta dan merupakan salah satu perusahaan kurir terbesar di

Indonesia.

PT. TIKI JNE didirikan pada tanggal 26 November 1990 oleh Soeprapto Suparno.

Awalnya JNE ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT. Citra van Titipan Kilat yang bergerak

dalam bidang jasa kurir Internasional. Awalnya JNE hanya bermodalkan 100 juta rupiah dan

ditangani oleh delapan orang untuk urusan impor barang dari luar negeri ke Indonesia. Tahun

1991. JNE bergabung ke ACCA yakni sebuah asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa

negari Asia yang berpusat di Hongkong. Dari situ JNE diberi kesempatan untuk

mengembangan usaha sampai ke seluruh dunia. Karena pada saat itu sedang maraknya

persaingan di pasar domestic, maka JNE juga ikut mengambil bagian dalam perluasan

jaringan domestik. JNE juga memperluas pelayananannya melalui bidang logistik dan

distribusi.

Selama bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang menjadi dua perusahaan dan

bersaing. JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE membuat

logo sendiri yang berbeda dengan logo TIKI. JNE juga membeli gedung-gedung pada tahun

2002 dan mendirikan JNE Operations Sorting Center. Kemudian membeli gedung untuk

pusat kantor JNE dan didirikan pada tahun 2004. Dua-duanya berada di Jakarta.

27

Page 3: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Berikut adalah gambar logo PT. TIKI JNE :

Gambar 3.1 Logo JNE

Sumber : www.jne.co.id

3.2.1.1 Visi dan Misi PT. TIKI JNE

Adapun visi PT. TIKI JNE adalah menjadi perusahaan logistik utama kelas dunia.

Dan memiliki misi yaitu memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten.

Dari visi yang telah disebutkan di atas mengandung pengertian bahwa semua pihak

JNE baik agen maupun bagian manajemen selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik

secara konsisten kepada customer di setiap tahap. Adapun tahap dasar yang dibangun

bersama pelanggan yaitu :

1. Tahap ketika pelanggan mulai bertanya melalui telpon, SMS, email atau datang

langsung ke counter.

2. Tahap ketika pelanggan mulai akan bertransaksi, mencari counter yang cocok dan

melakukan transaksi produk JNE di counter.

3. Tahap ketika proses operasional kiriman dilaksanakan.

4. Tahap ketika pelanggan membutuhkan layanan purna jual seperti status kiriman,

komplain, dll.

Untuk menjalankan tahap-tahap yang disebutkan dengan sempurna, pihak JNE selalu

mencari SDM dengan kualitas yang baik dan berwawasan tinggi, sehingga dapat memberi

performa layanan kepada customer.

28

Page 4: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.2.1.2 Struktur Organisasi

JNE berpusat di Jakarta dengan susunan organisasi seperti berikut :

• Komisaris Utama : Soeprapto Suparno

• Presiden Komisaris : H. Soelasmo

• Komisaris : 1. Hj. Nuraini Soeprapto

2. R. Rusmadi

3. Hui Mariawati

• Presiden Direktur : H. Soeprapto Suparno

• Direktur Eksekutif : H.M. Johari Zein

• Direktur Keuangan : Hui Chandra Fireta

• Direktur Operasional : Edi Santoso

• Direktur Marketing : Mohamad Feriadio

3.2.1.3 Penghargaan dan Target

Adapun award atau penghargaan yang pernah diraih oleh PT. TIKI JNE adalah :

1. ADIKARYA POS – Tahun 1998 &2001

2. SATYALANCANA WIRAKARYA – Tahun 2004 & 2009

3. SUPERBRANDS Indonesia – Tahun 2005

4. ANUGRAH PRODUK ASLI INDONESIA – Tahun 2008 

5. MARKETING AWARD-BRAND CHAMPION 2011- Tahun 2011

6. PERUSAHAAN LOGISTIK TERPOPULER DAN TERBAIK versi Mark Plus-

Tahun 2011

7. INDONESIA ORIGINAL BRAND 2011 versi Majalah SWA-Tahun 2011

8. Sertifikasi ISO 9001 – 2000 – diraih tahun 2004 – 2009

Keanggotaan

1. ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia)

2. FIATA (International Federation of Freight Forwarders Associations)

3. IATA (International Air Transport Associations)

4. GAFEKSI (Gabungan Forwarder & Expedisi Indonesia)

29

Page 5: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Dan adalagi target yang ingin dicapai JNE secara jangka panjang, antara lain :

1. 2012 – re-launching (melaunching kembali) layanan logistik.

2. 2015 – tuan rumah perusahaan jasa express di Indonesia.

3. 2020 – perusahaan logistik Indonesia.

4. 2025 – tuan rumah perusahaan logistik di Indonesia.

5. 2030 – perusahaan logistik kelas dunia.

6. 2040 – perusahaan supply chain Indonesia.

7. 2050 – perusahaan supply chain kelas dunia.

30

Page 6: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.3. Prosedur Sistem Berjalan

Sistem berjalan adalah proses keluar masuknya berkas yang terjadi pada suatu sistem

yang sedang dijalankan. Tujuan dari pembahasan sistem berjalan ini adalah untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bentuk permasalahan yang ada pada suatu

perusahaan.

Atau secara gamblangnya sistem berjalan merupakan sebuah sistem yang

menganalisis tentang suatu proses atau siklus dari awal sampai akhir proses tersebut. Sistem

berjalan bersifat kontinu dan digunakan sebagai aturan acuan dasar. Dari sistem berjalan

inilah dapat diambil keputusan untuk mengambil langkah yang baru dalam sebuah

pembaharuan kinerja.

Dalam hal ini, tim penulis meneliti tentang sistm berjalan dan diagram aliran data di

mana penulis mengambil JNE sebagai objek penelitian. Di JNE prosedur sistem berjalan

yang digunakan terdiri dari :

Pengiriman barang

Pengecekan fisik kiriman

Penimbangan berat kiriman

Perhitungan biaya kirim

Pembuatan laporan cash register

Pembayaran

a. Pengiriman Barang

Di sini si pengirim datang langsung ke sales counter JNE terdekat. Kemudian mengisi

form yang disediakan, yang berisi nama pengirim, alamat pengirim, nomor telepon pengirim,

nama penerima, alamat penerima dan nomor telepon penerima.

Barang yang dapat dikirim beupa dokumen dan paket. Dengan persyaratan yang telah

ditetapkan JNE. Adapun barang-barang yang tidak boleh dikirim, antara lain :

Warkat pos, kartu pos atau alamat tujun yang berbentuk PO BOX.

Barang yang mudah terbakar atau mudah meledak, seperti gas LPG, etanol, dsb.

Narkotika, miras dan zat-zat adiktif lainnya.

31

Page 7: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Barang-barang yang menyinggung kesusilaan, mengganggu keamanan, ketertiban dan

stabilitas nasional.

Makanan basah dan mudah basi.

Tanaman dan hewan.

Senjata api, pisau dan petasan.

Perhiasan dan barang-barang berharga.

Untuk beberapa kategori barang yang tidak boleh dikirim, dapat dikirim dengan jalur

lain. Dan pihak JNE tidak bertanggung jawab atas kerusakan ataupun kehilangan dari

barang-barang tersebut.

b. Pengecekan Fisik Kiriman

Pengecekan fisik kiriman dilakukan agar pihak JNE maupun pihak pengirim

mengetahui bagaimana kondisi terakhir barang sebelum dikirim. Apabila terdapat kerusakan

maka barang dikembalikan ke pengirim.

c. Penimbangan Berat Kiriman

Penimbangan berat kiriman dilakukan untuk kemudian menghitung berapa biaya

kirim yang harus dibayar oleh pengirim.

Penimbangan berat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Berat Timbangan

Kiriman ditimbangan dengan timbangan pada umumnya dan berat kiriman ditentukan

dengan satuan kilogram.

Berat Volumetrik

Kiriman diukur dengan meteran standar dalam bentuk sentimeter. Unsur-unsur yang

diukur yaitu panjang, tinggi dan lebar. Semua ukuran itu dihitung dengan rumus :

panjang ×lebar × tinggi6000

32

Page 8: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

d. Perhitungan Biaya Kirim

Perhitungan biaya kirim berdasarkan berat barang yang dikirim. Untuk wilayah

Bandung biaya kirim sebesar Rp 9.000/kg. Patokan harga ditetapkan sesuai tujuan

pengiriman. Apabila brang yang mempunyai nilai akan dikenakan biaya optional untuk

compability. Sedangkan jika barang yang dikirim berbentuk barang elektronik, maka adanya

biaya tambahan. Biaya yang dihitung antara lain : biaya administrasi sebesar Rp 5.000,00 ;

biaya asuransi sebesar 0,2% dari harga barang dan biaya lainnya sebesar 1% dari biaya kirim.

e. Pembuatan Laporan Cash Register

Setelah barang dicek dan ditimbang, maka pihak sales counter menginput data

masukan kemudian membuat laporan cash register. Dari laporan ini akan mencetak connote

sebagai bukti kepada pengirim dan kepada pihak JNE sendiri.

f. Pembayaran

Setelah semua proses selesai, maka hal terakhir yang dilakukan adalah melakukan

pembayaran di sales counter sesuai biaya yang dikenakan.

Dari prosedur sistem berjalan di atas, apabila ada kehilangan barang atau protes dari

pihak pengirim maupun penerima, pihak JNE bersedia melakukan ganti rugi. Penggantian

benda diukur dengan asuransi harga barang. Proses klaim dilakukan dengan melalui beberapa

syarat. Antara lain :

Pihak penerima ataupun pengirim mengajukan surat klaim.

Pihak penerima ataupun pengirim menunjukkan bon pembelian barang yang

hilang.

33

Page 9: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.4. Diagram Aliran Data Sistem Berjalan

Berdasarkan diagram aliran data yang dilampirkan di atas, terlihat prosedur sistem

berjalan pengiriman barang dimulai dari proses customer datang ke sales counter sampai

pembayaran di sales counter. Untuk pembahasan ini, diagram aliran yang disajikan oleh

penulis berupa diagram konteks, diagram detail dan diagram nol yang diolah dari hasil data

flow chart.

Diagram aliran data itu sendiri memudahkan pembaca dalam memahami bagaimana

sistem yang berjalan di perusahaan tersebut.

Secara umum penggambaran diagram konteks sistem pengiriman di JNE sebagai

berikut :

Mengirim dokumen atau paket

Laporan pengiriman, cash register, BPIK

Gambar 3.2 Diagram Konteks

Dari diagram di atas terlihat secara ringkas bahwa customer datang PT. TIKI JNE

terdekat untuk melakukan pengiriman barang. Di sana nantinya akan dilayani oleh sales

counter. Apabila semua proses telah dilaksanakan dengan baik, maka barang akan dikirim ke

customer yang dituju.

Berikut adalah gambar diagram nol pengiriman barang di PT. TIKI JNE :

34

CUSTOMERSISTEM

PENGIRIMAN BARANG PT.

TIKI JNE

SALES COUNTER

BARANG DIKIRIM

Page 10: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Dari diagram nol di atas, terlihat bahwa cutomer akan melakukan pengiriman berupa

dokumen atau paket. Pada saat itu customer nantinya akan mendapat connote pengiriman.

Lalu setelah itu dilakukan pengecekkan fisik kiriman, kemudian pihak JNE membuat Berita

Pemeriksaan Isi Kiriman yang melaporkan apakah kiriman dalam keadaan baik atau rusak.

Apabila kiriman dalam keadaan rusak, maka kiriman terrsebut masuk ke return to shipper.

Setelah pembuatan BPIK maka kiriman ditimbang dan dihitung berapa biaya yang

dikenakan atas kiriman tersebut. Data berat dan biaya ini nantinya masuk ke data storage

bagian entry data. Di mana entry data ini berguna dalam pencetakkan e-connote dan

pepmbuatan laporan cash register. Lalu setelah semua proses selesai, proses terakhir yaiu

pembayaran berdasarkan yang tertera di e-connote. Pembayaran dilakukan di sales counter.

Apabila di atas adalah gambar diagram konteks dan diagram nol, maka berikut adalah

gambar diagram detail.

35

Page 11: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Diagram detail menggambarkan aliran data lebih rinci lagi dari diagram nol. Dari

diagram di atas terlihat langkah pertama customer mengisi connote pengiriman. Dari situ

kiriman diperiksa fisiknya apakah masih bagus atau sudah rusak. Setelah ini pihak JNE

membuat Berita Pemeriksaan Isi Kiriman. Kemudian paket kiriman ditimbang. Data berat

dan biaya kemudian dimasukkan ke BPIK dan entry data.

Setelah input data entry dan input data e-connote, sales counter mengeluarkan e-

connote yang kemudian e-connote dan entry data tersebut dicetak. E-connote dan data entry

kemudian digunakan untuk pembuatan laporan cash register. Setelah semua proses selesai,

langkah terakhir yaitu customer melakukan pembayaran di sales counter.

3.5. Kamus Data Sistem Berjalan

Adapun kamus data sistem berjalan terbagi atas dua jenis, yaitu :

Kamus data dokumen masukan

Kamus data dokumen keluaran

3.5.1. Kamus Data Dokumen Masukan

1. Nama Arus Data : Connote Pengiriman Barang

Alias : ̶

Bentuk Data : Cetakan Manual

Arus Data : Cutomer – proses 1.0 Pengiriman

Penjelasan : Customer mengisi connote pengiriman saat akan mengirim barang.

Periode : Setiap saat akan melakukan pengiriman barang

Struktur Data : Header + Isi

Header : Judul formulir

Isi : {Nama Pengirim + Alamat Pengirim + Kota Pengirim

+ Telp Pengirim}

{Nama Penerima + Alamat Penerima + Kota Penerima

+ UP/Kontak + Telp Penerima}

36

Page 12: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

2. Nama Arus Data : Badan Pemeriksa Isi Kiriman

Alias : BPIK

Bentuk Data : Cetakan Manual

Arus Data : Proses 2.0 Cek fisik – proses 3.0 Penimbangan berat kiriman

Penjelasan : Bagian pengecek memeriksa isi kiriman lalu melaporkannya dalam

BPIK.

Periode : Setiap saat akan melakukan pengiriman barang

Struktur Data : Header + Isi

Header : Judul BPIK

Isi : {Nama Pengirim + Alamat Pengirim + Kota Pengirim

+ Telp Pengirim}

{Keadaan isi barang berupa kondisi barang apakah masih baik

atau sudah rusak}

3.5.2. Kamus Data Dokumen Keluaran

1. Nama Arus Data : e-Connote

Alias : --

Bentuk Data : Cetakan Online

Arus Data : Proses 4.0 Pencetakkan e-connote dan data entry – proses 5.0

Pembuatan laporan cash register.

Penjelasan : Setelah pengecekkan kondisi, penimbanan berat dan perhitungan

biaya paket, maka bagian sales akan mencetak e-connote untuk

pengirim barang sebagai resi bukti.

Periode : Setiap saat akan melakukan pengiriman barang

Struktur Data : Header + Isi + Footer

Header : {Logo dan Alamat JNE + Kota Asal + No. Pelanggan + Kota

Tujuan + Pembayaran}

Isi : {Nama Pengirim + Kota Asal + Kode Pos + Telepon +

Attention + Penerima + Alamat Penerima + Attention + Kode

Pos + Telepon + Instruksi Khusus + Catatan + Nilai Barang +

Keterangan Barang}

Footer : {Dokumen ini dicetak secara otomatis dengan “JNE online

system” untuk pengecekan status kiriman silahkan

37

Page 13: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

mengunjungi www.jne.co.id Hak Cipta PT. TIKI JNE}

2. Nama Arus Data : e-Connote Lembar Untuk Pengirim

Alias : --

Bentuk Data : Cetakan Online

Arus Data : Proses 4.0 Pencetakkan e-connote dan data entry – proses 5.0

Pembuatan laporan cash register.

Penjelasan : Setelah pengecekkan kondisi, penimbanan berat dan perhitungan

biaya paket, maka bagian sales akan mencetak e-connote untuk

pengirim barang sebagai resi bukti.

Periode : Setiap saat akan melakukan pengiriman barang

Struktur Data : Header + Isi + Footer

Header : {Judul e-Connote + Tanggal Pengiriman + Layanan + Kode

Pengiriman + Jenis Kiriman + Stempel + Spesifikasi

Kiriman}

Isi : {Jumlah Kiriman + Berat Kiriman + Biaya Kirim + Biaya

Lain-Lain + Asuransi + Adm. Asuransi Total Biaya}

Footer : {Tanda Tangan Petugas + Tanda Tangan Pengirim + Point

Transaksi}

{Dengan menandatangani e-connote ini, pengirim telah

membaca, memahami dan sepakat untuk terikat dengan

Syarat Standar Pengiriman (SSP) PT. TIKI JNE yang

tercantum dalam halaman dua yang merupakan satu kesatuan

tidak terpisahkan dari e-connote ini}

3.6 Spesifikasi Sistem Berjalan

Spesifikasi sistem berjalan adalah merupakan rangkaian proses yang tersaji pada

sistem berjalan yang dibuat dimana memerlukan berbagai dokumen baik itu dokumen

masukan maupun dokumen keluaran. Adapun spesifikasi sistem berjalan yang penulis

uraikan yaitu sistem pengiriman dan penerimaan barang di PT.TIKI JNE.

38

Page 14: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.6.1 Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan

Dokumen input atau dokumen masukan adalah sebagai bentuk masukan beberapa

dokumen yang diolah didalam proses untuk menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun

dokumen masukan yang digunakan untuk pengiriman barang pada PT.TIKI JNE adalah :

Tabel 3.1 Data Pelanggan Agen

Tabel di atas merupakan table data pelanggan agen yang diisi setiap akan memulai

transaksi pengiriman. Bentuk dokumen ini masih berupa cetakan manual yang belum

menggunakan sistem yang rumit. Di sini customer hanya mengisi data-data yang diminta.

Nantinya data pelanggan agen atau bisa juga disebut connote pengiriman ini dipakai sebagai

bukti apabila terjadi kesalahan dalam pengiriman barang.

39

Page 15: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

Gambar 3.5 Contoh Bentuk BPIK

BPIK merupakan kepanjangan dari Berita Pemeriksaan Isi Kiriman. Di mana BPIK

ini semacm laporan mengenai kondisi barang. BPIK diisi oleh pihak JNE, setelah

dilakukannya pengecekan kondisi kiriman/barang. Sehingga baik pihak JNE maupun

customer, sama-sama mengetahui bagaimana kondisi kiriman pada saat terakhir kali sebelum

dikirim.

3.6.2 Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran

Dokumen output atau dokumen keluaran adalah segala bentuk dokumen keluaran dari

pengelolaan dokumen input perusahaan berupa dokumen-dokumen yang mendukung segala

kegiatan manajemen serta dokumen hasil pencatatan atau laporan. Adapun dokumen keluaran

yang digunakan dalam sistem penerimaan barang PT.TIKI JNE adalah :

40

BPIK

(Berita Pemeriksa Isi Kiriman)

Nama Pengirim : xxxxxxx

Alamat Pengirim : xxxxxxx

Kota Pengirim : xxxxxxx

Telp Pengirim : xxxxxxx

Kondisi Kiriman : xxxxxxx

Page 16: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

41

Page 17: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

PETUNJUK LANJUTCARA PENGISIAN CONOTE CASH

untuk Agen JNE Cabang Bandung

Mengacu pada petunjuk pengisian Conote Cash pada poster, berikut adalah penjelasan lanjut

setiap nomor :

1. Tidak perlu selalu diisi.

2. Tidak diisi.

3. Tidak diisi.

4. Kode kota asal kiriman, yaitu Bandung, kodenya BDO.

5. Kode kota tujuan kiriman (kode dapat dilihat pda setiap daftar tarif).

6. Tidak diisi.

7. Diisi dengan nama Agen dan Nomor Agen,missal : Agen Dramaga 099.

8. Sebatas informasi saja tentang nomor resi/AWB kiriman yang penting untuk pelacakan

kiriman.

9. Diisi lengkap nama dan alamat pengirim, yaitu :

a. Company name : diisi nama pengirim, jika kiriman atas nama pribadi, diisi dengan

nama perusahaan jika kiriman atas nama perusahaan.

b. Address : diisi dengan alamat pengirim lengkap.

c. City : kota pengirim, yaitu Bandung.

d. Provincy : provinsi : Jawa Barat.

e. Nama : diisi jika kiriman atas nama perusahaan, yaitu nama pengirim/bagian di

perusahaan, contoh : BUDI/BAGIAN KEUANGAN.

f. Postal/ZIP Kode : Kode POS.

g. Country : Negara Indonesia.

h. Tel No : diisi nomor telepon pengirim, pastikan ada nomor telepon pengirim,

usahakan HP (terutama untuk SS dan YES), jika tidak ada, nomor telepon

rumah/kantor.

10. Diisi lengkap nama dan alamat penerima, yaitu :

a. Company name : diisi nama penerima, jika penerima atas nama pribadi, diisi dengan

nama perusahaan jika penerima atas nama perusahaan.

b. Address : diisi dengan alamat penerima lengkap.

c. City : kota tujuan penerima.

d. Provincy : provinsi tujuan penerima.

42

Page 18: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

e. Nama : diisi jika penerima atas nama perusahaan, yaitu nama ORANG

penerima/bagian di perusahaan, contoh : JOKO/BAGIAN HRD.

f. Postal/ZIP Kode : Kode POS.

g. Country : Negara Indonesia jika kiriman domestic, Negara tujuan jika kiriman

internasional.

h. Tel No : diisi nomor telepon penerima, pastikan ada nomor telepon, usahakan HP, jika

tidak ada, nomor telepon rumah/kantor.

11. Diisi dengan lengkap isi kiriman apa saja.

12. Diisi dengan instruksi kiriman seperti :

a. “KIRIMAN DIAMBIL SENDIRI” jika penerima mau mengambil sendiri kiirimannya

di kantor JNE kota tujuan.

b. “PENTING” untuk menandakan kiriman sangat penting/segera diantar.

c. “HUBUNGI PENERIMA SETELAH SAMPAI”, jika menginginkan pihak JNE kota

tujuan menghubungi terlebih dahulu nomor HP/Tlp penerima ketika kiriman sudah

sampai di kantor JNE kota tujuan.

d. “PACKING KAYU” jika kiriman dipacking kayu.

e. “ASURANSI” jika kiriman diasuransikan.

f. “PACKING KAYU, TIDAK ASURANSI”, jika kiriman dipacking kayu tapi tidak

diasuransi.

g. “ASURANSI, TIDAK PACKING KAYU”, jika kiriman diasuransi tapi tidak

dipacking kayu.

h. “ASURANSI DAN PACKING KAYU”, jika kiriman diasuransikan dan dipacking

kayu.

i. Dan lain-lain sesuai dengan instruksi yang diinginkan.

13. Harus diceklis “cash” jika kiriman cash, dan COD jika kiriman COD (cash on Delivery).

COD adalah jenis pegiriman yang pembayarannya dibebankan pada penerima di kota

tujuan.

14. Diisi dengan berat dan jumlah kiriman, yaitu :

a. Description : diisi dengan lengkap isi kiriman apa saja.

b. Pieces : diisi dengan jumlah pieces kiriman, yaitu jumlah bungkus kiriman.

c. Weight : diisi dengan berat kiriman (kg)

d. Lengt, width,height, weight vol adalah jika kiriman diukur volumetrik

i. Length : panjang (cm)

ii. Width : lebar (cm)

43

Page 19: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

iii. Height : tinggi (cm)

iv. Weight Vol : kg setelah dihitung volumetrik (kg)

15. Pilihan service untuk diceklis (V) atau silang (X).

a. Khusus untuk kiriman dari Bogor tujuan Bogor harus diceklis “Intracity”.

b. Pilih salah satu service :

i. Super Speed Service : untuk SS.

ii. YES Guarante Service, : untuk YES.

iii. Reguler Service : untuk REGULER.

iv. OKE Cost Saving Service : untuk OKE.

v. International : untuk Internasional.

vi. Others : untuk service lain : seperti kiriman sepeda motor.

16. Ceklis (V) atau silang (X) jenis type kiriman .

a. Document : untuk kiriman jenis dokumen.

b. Parcel untuk kiriman jenis non dokumen/paket.

17. Diisi tariff kiriman terdiri atas :

a. Tariff : adalah tariff dasar kiriman (tidak termasuk asuransi dan surcharge), jika

packing kayu, biaya packing kayu sudah dimasukan dalam tariff ini.

b. Other Fee : jika ada surcharge.

c. Insurance : biaya asuransi jika kiriman diasuransikan.

d. Insurance Adm : biaya administrasi asuransi (Rp. 5000).

e. Amount : jumlah biaya dari a, b, c, d.

18. Diisi dengan nama dan tandatangan pengirim.

19. Diisi dengan nama dan tandatangan petugas Agen, disertai dengan menuliskan waktu

(time) dan tanggal (date).

20. Akan disi oleh penerima nanti jika sudah sampai.

21. Diis dengan nama dan tandatangan jika kiriman menggunakan COD (cash on Delivery)

yaitu kiriman dengan biaya dibebankan pada penerima di kota tujuan.

22. Berisi informasi tentang aturan kiriman, ketentuan jika kiriman hilang atau rusak.

23. Berisi informasi tentang aturan tidak dapat menerima kiriman dengan alamat POBOX.

44

Page 20: Bab III Analisa Sistem Berjalan.docx

3.7. Permasalahan Pokok

Sistem yang digunakan oleh PT.TIKI JNE Bandung bisa dikatakan cukup baik begitu

pula proses kerja yang terjadi di JNE, tetapi masih terdapat kendala-kendala atau masalah-

masalah yang ada pada perusahaan tersebut. Di sini penulis menyebutkan masalah-masalah

yang sering dihadapi PT.TIKI JNE Bandung tersebut, yaitu:

1. PT. TIKI JNE Bandung masih menggunakan sistem komputerisasi ssecara sederhana,

sehingga data-data inputan terprogram secara sederhana. Karena pada dasarnya data-

data tersebut dikirim secara online ke Jakarta, pusatnya kantor JNE.

2. Dikarenakan pengiriman data ke Jakarta via online, pihak JNE sering kali mengalami

gangguan jaringan yang membuat pengiriman data menjadi tersendat.

3. Secara manualnya, pihak JNE juga mengalami gangguan seperti printer yang rusak

ataupun hardware-hardware yang mengalami kerusakan.

3.8. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang sering terjadi di PT. TIKI JNE Bandung, maka

penulis menyarankan alternatif pemecahan masalah kepada pihak JNE yaitu memperbaiki

dan lebih meningkatkan perawatan terhadap hardware-hardware yang digunakan seperti

service rutin dan pembersihan hardware sehingga masa pakai hardware tersebut lebih awet.

Selain itu untuk masalah jaringan, penulis menyarankan untuk memilih paket

internet yang lebih bagus dan memilih operator layanan yang sudah terbukti kualitasnya

sehingga dapat meminimalisir gangguan jaringan. Di samping itu, hendaknya pihak JNE

membuat print out setiap input data sebagai back up file yang tercetak sehingga apabila

terjadi kerusakan input-input data tersebut tidak langsung hilang dan terhapus.

45