bab ii.docx klasifikasi dan tindakan
DESCRIPTION
KLASIFIKASI DAN TINDAKAN BATUK DAN SUKAR BERNAPASTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk,
kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan demam.
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau
infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak
batuk yang datang ke Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya
menderita infeksi saluran pernapasan yang ringan.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut,
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi.
Anak yang menderita batuk dan atau kesukaran bernapas mungkin menderita
pneumonia, suatu penyakit yang parah dan bisa mengakibatkan kematian. Tetapi
batuk atau kesukaran bernapas juga bisa disebabkan oleh batuk-pilek biasa,
hidung tersumbat, lingkungan berdebu, pertusis, tuberkulosis, campak,
croup/stridor atau wheezing. Pemeriksaan yang teliti dapat mencegah kematian
anak dari pneumonia atau penyakit berat yang lain.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Untuk menghindari kerancuan istilah ISPA dan pneumonia maka cermatilah
definisi berikut ini:
2.1.1 ISPA
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai
hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
2.1.2 Pneumonia
Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk,
kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan demam. Anak
dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi
saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak batuk
yang datang ke Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya menderita
infeksi saluran pernapasan yang ringan.
Petugas kesehatan perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala
batuk atau sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotik,
yaitu pneumonia (infeksi paru) yang ditandai dengan napas cepat dan mungkin
juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Paru-paru terdiri dari ribuan
bronkhi yang masing-masing terbagi lagi menjadi bronkhioli, yang tiap-tiap
2
ujungnya berakhir pada alveoli. Di dalam alveoli terdapat kapiler-kapiler
pembuluh darah dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ketika
seseorang menderita pneumonia, nanah (pus) dan cairan mengisi alveoli tersebut
dan menyebabkan kesulitan penyerapan oksigen sehingga terjadi kesukaran
bernapas.
Anak yang menderita pneumonia, kemampuan paru-paru untuk mengembang
berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar tidak terjadi
hipoksia (kekurangan oksigen). Apabila pneumonia bertambah parah, paru akan
bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Anak
dengan pneumonia dapat meninggal karena hipoksia atau sepsis (infeksi
menyeluruh).
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau
napas cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam,
sedangkan napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu
menit. Untuk balita umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau
lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50
kali atau lebih per menit, dan umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali
atau lebih per menit.
ETIOLOGI
Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh
bakteri, virus, mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan
protozoa.
3
1. Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang
paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh
sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas
tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya
meningkat cepat.
2. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.
Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory
Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang
saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu
pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini
tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi
terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan
kadang menyebabkan kematian.
3. Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan
sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar
4
luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering
pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah,
bahkan juga pada yang tidak diobati.
4. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia
pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii
Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada
bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat
dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P.
Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan umur
a. Kelompok usia < 2 bulan
1) Pneumonia Berat
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut
pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah
Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia
pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur.
Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu
sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam
hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P.
5
Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari
paru.
2) Bukan Pneumonia
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per
menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
b. Kelompok usia 2 bulan sampai < 5 tahun
1) Pneumonia sangat berat
Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis
sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada,
anak kejang dan sulit dibangunkan.
2) Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada,
tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.
3) Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa
penarikan dinding dada.
4) Bukan pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau
penarikan dinding dada.
5) Pneumonia persisten
Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun
telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang
6
kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan
dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam
ringan.
PATOFISIOLOGI
Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi.
Suatu reaksi inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada
alveoli dan menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi
oksigen serta karbon dioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil,
juga bermigrasi ke dalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya
mengandung udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena
sekresi, edema mukosa, dan bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial
bronki atau alveoli dengan mengakibatkan penurunan tahanan oksigen
alveolar. Darah vena yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang
kurang terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung tanpa mengalami
oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau dari sisi kanan ke sisi kiri
jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak teroksigenasi ini
akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.
Sindrom Pneumonia Atipikal. Pneumonia yang berkaitan dengan
mikoplasma, fungus, klamidia, demam-Q, penyakit Legionnaires’.
Pneumocystis carinii, dan virus termasuk ke dalam sindrom pneumonia
atipikal.
Pneumonia mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal
primer yang paling umum. Mikoplasma adalah organisme kecil yang
7
dikelilingi oleh membran berlapis tiga tanpa dinding sel. Organisme ini
tumbuh pada media kultur khusus tetapi berbeda dari virus. Pneumonia
mikoplasma paling sering terjadi pada anak-anak yang sudah besar dan
dewasa muda.
Pneumonia kemungkinan ditularkan oleh droplet pernapasan yang
terinfeksi, melalui kontak dari individu ke individu. Pasien dapat diperiksa
terhadap antibodi mikoplasma.
Inflamasi infiltrat lebih kepada interstisial ketimbang alveolar.
Pneumonia ini menyebar ke seluruh saluran pernapasan, termasuk
bronkiolus. Secara umum, pneumonia ini mempunyai ciri-ciri
bronkopneumonia. Sakit telinga dan miringitis bulous merupakan hal yang
umum terjadi. Pneumonia atipikal dapat menimbulkan masalah-masalah
yang sama baik dalam ventilasi maupun difusi seperti yang diuraikan
dalam pneumonia bakterial.
2.2 Klasifikasi
Dalam menentukan klasifikasi dan tindakan maka langkah pertama adalah
memastikan bahwa anak yang batuk dan atau sukar bernapas berumur antara 2
bulan - <5 tahun. Umur anak ditanyakan pertama karena bayi berumur di bawah 2
bulan menggunakan bagan yang berbeda dengan kelompok umur 2 bulan - <5
tahun ini.
8
Tabel klasifikasi mempunyai 3 (tiga) kolom: merah, kuning, hijau. Warna kolom
menunjukkan derajat keparahan penyakit serta tindakan maupun pengobatan yang
diperlukan.
Setiap penyakit berkaitan dengan tindakan pengobatan yang harus diberikan
setelah klasifikasi ditentukan. Secara garis besar ada tiga macam tindakan
walaupun ada sedikit perbedaan tergantung pada umur anak, adanya wheezing
atau demam, serta mungkin tidaknya rujukan dilaksanakan.
- Merah : PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT
Berarti : RUJUK SEGERA KE RUMAH SAKIT
- Kuning : PNEUMONIA
Berarti : BERI ANTIBIOTIK DENGAN PERAWATAN DI RUMAH
- Hijau : BATUK BUKAN PNEUMONIA
Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH
Untuk menentukan PENYAKIT SANGAT BERAT atau salah satu dari 3
klasifikasi yaitu PNEUMONIA BERAT, PNEUMONIA dan BATUK BUKAN
PNEUMONIA maka Saudara harus mengikuti langkah-langkah pada BAGAN
TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN
BERNAPAS PADA BALITA khususnya di kotak yang berjudul:
TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN dan
9
KLASIFIKASI PENYAKIT UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN
Menentukan Penyakit Sangat Berat Pada Anak Berumur
2 BULAN - <5 TAHUN
Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun menderita Penyakit Sangat Berat
apabila dari pemeriksaan ditemukan salah satu “tanda bahaya” yaitu:
Tidak bisa minum
Kejang
Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan
Stridor pada waktu anak tenang
Gizi buruk
Tanda-tanda ini disebabkan oleh banyak kemungkinan. Walaupun begitu dalam
buku ini hanya mengenalkan tanda-tanda bahaya tersebut untuk mengetahui
bahwa anak sedang menderita penyakit yang sangat berat tanpa menjelaskan
penyakit penyebabnya.
2.3 Tindakan
10
Anak yang mempunyai salah satu “tanda bahaya” harus dirujuk segera ke rumah
sakit.
- Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan
memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan
sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar
anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.
- Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak dirujuk (bila memungkinkan).
- Kalau tidak dapat dirujuk, lihat petunjuk PENGOBATAN & RUJUKAN.
TANDA Ada tanda bahaya:
Tidak bisa minum
Kejang
Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan
Stridor pada waktu anak tenang
Gizi buruk
KLASIFIKASI PENYAKIT SANGAT BERAT
TINDAKAN Kirim segera ke rumah sakit
Beri satu dosis antibiotic
Obati demam, jika ada
Obatiwheezing, jika ada
Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan lihat
11
2.4 Menentukan Klasifikasi dan Tindakan
2.4.1 Pneumonia Berat Pada Anak Berumur 2 Bulan - <5 tahun
Hanya apabila tidak ada tanda bahaya maka Saudara dapat meneruskan langkah
berikutnya untuk menentukan klasifikasi pneumonia berat.
Klasifikasi
Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia
berat apabila dari pemeriksaan ditemukan:
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)
Tindakan
Anak yang diklasifikasikan menderita pneumonia berat harus dirujuk segera ke
rumah sakit.
- Berikan satu kali dosis antibiotik (bila mungkin).
- Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan
memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan
sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar
anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.
- Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan, PENGOBATAN & RUJUKAN
TANDA Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)
KLASIFIKASI PNEUMONIA BERAT
TINDAKAN Rujuk segera ke rumah sakit
12
Beri satu dosis antibiotic
Obati demam, jika ada
Obati wheezing, jika ada
Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan lihat
2.5 Pneumonia Pada Anak Berumur 2 Bulan -<5 Tahun
Sebagian besar anak yang menderita pneumonia tidak akan menderita pneumonia
berat kalau cepat diberi pengobatan yang tepat.
Klasifikasi
Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia
apabila dari pemeriksaan:
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Adanya napas cepat:
- 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan
- 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun
13
Tindakan
Penderita pneumonia cukup diberikan pengobatan antibiotik di rumah.
- Nasihati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran petugas kesehatan dan
membawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta jelaskan cara
pemberian antibiotik.
- Anjurkan untuk kembali kontrol dalam 2 hari (48 jam) atau lebih cepat bila
keadaan anak:
- Pernapasan menjadi cepat atau sesak
- Tidak dapat minum
- Sakitnya bertambah parah
TANDA Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK).
Adanya napas cepat:
50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan
40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun
KLASIFIKASI PNEUMONIA
TINDAKAN Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah.
Beri antibiotik selama 3 hari.
Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat bila keadaan
anak memburuk.
Obati demam, jika ada.
Obatiwheezing, jika ada.
14
2.6 Batuk Bukan Pneumonia Pada Anak Berumur 2 bulan - <5 tahun
Sebagian besar penderita batuk-pilek tidak disertai tanda-tanda bahaya atau tanda-
tanda pneumonia (TDDK dan napas cepat). Hal ini berarti anak ini hanya
menderita batuk-pilek dan diklasifikasikan sebagai “batuk bukan pneumonia”
Klasifikasi
Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita batuk bukan
pneumonia apabila dari pemeriksaan:
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tidak ada napas cepat, frekuensi napas:
- Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan
- Kurang dari 40 x/menit pada umur 12 bulan - <5 tahun
Tindakan
Pengobatan anak yang menderita “batuk bukan pneumonia” bisa dirawat di rumah
tanpa antibiotik.
- Jangan berikan antibiotik kepada anak dengan batuk atau pilek tanpa tanda-
tanda pneumonia.
- Meskipun anak dengan batuk atau pilek tidak membutuhkan antibiotik,
hargailah usaha ibu yang telah membawa anaknya berobat. Anjurkan untuk
15
memberikan tindakan penunjang/perawatan di rumah dan mengamati
kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia. Anak dengan batuk dianjurkan
juga untuk kembali kalau keadaannya memburuk.
Sebagian anak dengan batuk pilek bisa juga mempunyai masalah lain seperti:
- Anak dengan batuk akan sembuh sesudah satu atau dua minggu, tetapi anak
dengan batuk kronis (batuk lebih dari 3 minggu) mungkin menderita TB,
asma, batuk rejan atau yang lain–lain. Rujuklah ke rumah sakit/Puskesmas
bila anak batuk lebih 3 minggu.
TANDA Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tidak ada napas cepat
Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan
Kurang dari 40 x/menit pada anak umur 12 bln -<5thn
KLASIFIKASI BATUK BUKAN PNEUMONIA
TINDAKAN Bila batuk > 3 minggu, rujuk
Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah
Obati demam, jika ada
16
Obati wheezing, jika ada
17
BAB IIIKESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
ISPA adalahInfeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran
napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga
tengah, pleura).
Pneumonia adalah Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Batuk Bukan Pneumonia Pada Anak Berumur 2 bulan - <5 tahun
Sebagian besar penderita batuk-pilek tidak disertai tanda-tanda bahaya atau tanda-
tanda pneumonia (TDDK dan napas cepat). Hal ini berarti anak ini hanya
menderita batuk-pilek dan diklasifikasikan sebagai “batuk bukan pneumonia”
Klasifikasi
Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita batuk bukan
pneumonia apabila dari pemeriksaan:
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tidak ada napas cepat, frekuensi napas:
- Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan
- Kurang dari 40 x/menit pada umur 12 bulan - <5 tahun
Tindakan
Pengobatan anak yang menderita “batuk bukan pneumonia” bisa dirawat di rumah
tanpa antibiotik.
- Jangan berikan antibiotik kepada anak dengan batuk atau pilek tanpa tanda-
tanda pneumonia.
18
- Meskipun anak dengan batuk atau pilek tidak membutuhkan antibiotik,
hargailah usaha ibu yang telah membawa anaknya berobat. Anjurkan untuk
memberikan tindakan penunjang/perawatan di rumah dan mengamati
kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia. Anak dengan batuk dianjurkan
juga untuk kembali kalau keadaannya memburuk.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan, Z. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pulmonologi. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
2. Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6, Volume 2: Penerbit EGC. Jakarta.
3. Soedarsono. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR. Surabaya
4. Depkes RI, Manajemen Terpadu Balita Sakit, Jakarta, 2006
5. Depkes RI, Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
pada Anak, Jakarta, 2006
6. WHO, Pocket book of hospital care for children: Guidelines for the
management of common illnes with limited resources, 2005.
7. WHO, Technical updates of the guidelines on IMCI, 2005.
8. WHO, Terapi Oksigen pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada anak di
negara berkembang.
9. WHO, Technical Seminar : Acute respiratory infection (narative), 2002.
20
21