bab ii tinjauan teori a. tinjauan teori 1. pola...

22
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola Menstruasi a. Pengertian Menstruasi Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses dekuamasi atau meluruhnya dinding Rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina (Prawirohardjo, 2008). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini bisa terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause (Fitria, 2007). b. Pola Menstruasi Pola menstruasi normal yaitu siklusnya berlangsung selama 21- 35 hari, lamanya adalah 2-8 hari dan jumlah darah yang dikeluarkan kira-kira 20-80 ml per hari. Pola menstruasi yang tidak normal atau disebut juga gangguan menstruasi yaitu apabila menstruasi yang siklus, lama dan jumlah darahnya kurang atau lebih dari yang diuraikan diatas (Anonim,2009). 8

Upload: dinhnhi

Post on 30-May-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pola Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang

perempuan yaitu proses dekuamasi atau meluruhnya dinding Rahim

bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina

(Prawirohardjo, 2008).

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh

perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone

reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal

ini bisa terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause (Fitria,

2007).

b. Pola Menstruasi

Pola menstruasi normal yaitu siklusnya berlangsung selama 21-

35 hari, lamanya adalah 2-8 hari dan jumlah darah yang dikeluarkan

kira-kira 20-80 ml per hari. Pola menstruasi yang tidak normal atau

disebut juga gangguan menstruasi yaitu apabila menstruasi yang siklus,

lama dan jumlah darahnya kurang atau lebih dari yang diuraikan diatas

(Anonim,2009).

8

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung 28 hari.Siklus

normal berlangsung 21-35 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap

wanita dan hamper 90% wnita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya

10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita

memiliki siklus yang tidak teratur. Panjang siklus menstruasi dihitung

dari hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir

yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai

(Saryono, 2009).

Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi

yang meliputi siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi dan

dismenorea. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama

menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya.

Sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal

mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya.

Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari

dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan

lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut

2-5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat

badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi (Wiknjosastro,

2005, Octaria, 2009).

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada

umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih

dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan

darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi

apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan

berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah

menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik

lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah

yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah

ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.

Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per

g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan

kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk

setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Heffner;

2008).

c. Gambaran Klinis

Franser (2009) mengatakan terdapat tiga fase utama yang

mempengaruhi struktur jaringan endometrium dan dikendalikan oleh

hormone ovarium. Fase tersebut antara lain :

1) Fase menstruasi

Fase ini ditandai dengan perdarahan vagina, selama 3-5 hari.Fase

ini adalah fase akhir siklus menstruasi, yaitu saat endometrium

luruh ke lapisan basal bersama darah dari kapiler dan ovum yang

tidak mengalami fertilisasi.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

2) Fase proliferative.

Fase ini terjadi setelah menstruasi dan berlangsung ovulasi.

Terkadang beberapa hari pertama saraf endometrium dibentuk

kembali disebut fase regenerative. Fase ini dikendalikan oleh

estrogen dan terdiri atas pertumbuhan kembali dan penebalan

endometrium. Pada fase ini endometrium terdiri atas tiga lapisan:

a) Lapisan basal terletak tepat diatas myometrium, memiliki

ketebalan sekitar 1 mm. lapisan ini tidak pernah mengalami

perubahan selama siklus menstruasi. Lapisan basal ini terdiri

atas struktur rudimenter yang penting bagi pembentukan

endometrium baru.

b) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjar tubular dan

memiliki ketebalan 2,5 mm. lapisan ini terus mengalami

perubahan sesuai pengaruh hormonal ovarium.

c) Lapisan epitelium kuboid bersilia menutupi lapisan fungsional.

Lapisan ini masuk ke dalam untuk melapisi kelenjar tubular.

3) Fase sekretori.

Fase ini terjadi setelah ovulasi di bawah pengaruh progesteron dan

estrogen dari korpus luteum. Lapisan fungsional menebal sampai

3,5 mm dan menjadi tampak berongga Karena kelenjar ini lebih

berliku-liku.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

d. Gangguan atau Kelainan Siklus Haid.

Gangguan siklus haid disebabkan ketidakseimbangan FSH atau

LH sehingga kadar estrogen dan progesteron tidak normal. Biasanya

gangguan menstruasi yang sering terjadi adalah siklus menstruasi tidak

teratur atau jarang dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk

akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri perut, pusing,

mual atau muntah (Prawirohardjo, 2008).

1) Menurut Jumlah Perdarahan

a) Hipomenorea

Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih sedikit dari

biasanya.

b) Hipermenorea

Perdarahan menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari

biasanya (lebih dari 8 hari).

2) Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan.

a) Polimenore

Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau

kurang dari 21 hari.

b) Oligomenorea

Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari 35 hari.

c) Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk

sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

3) Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi, diantaranya:

a) Premenstrual tension

Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid,

seperti gangguan tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit

kepala.

b) Mastadinia.

Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum

menstruasi.

c) Mittelschmerz

Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat

juga disertai dengan perdarahan/ bercak.

d) Dismenorea.

Rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram ringan pada

bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-

hari.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pola menstruasi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi

dalam Hestiantoro (2009) adalah:

1) Fungsi hormon terganggu.

Menstruasi terkait erat dengan system hormone yang diatur di otak,

tepatnya di kelenjar hipofisis. System hormonal ini akan mengirim

sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

pengaturan ini terganggu otomatis siklus menstruasi pun akan

terganggu.

2) Kelainan sistemik.

Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bisa

mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolism

didalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Wanita penderita

penyakit diabetes juga akan mempengaruhi sistem metabolismenya

sehingga siklus menstruasinya tidak teratur.

3) Cemas.

Cemas juga dapat mengganggu sistem metabolisme didalam tubuh,

bisa saja karena stress/ cemas wanita jadi mulai lelah, berat badan

turun drastis, sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.

Bila metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut

terganggu.

4) Kelenjar gondok.

Terganggu fungsi kelenjar gondok/ tiroid juga bisa menjadi

penyebab tidak teraturnya siklus mentruasi. Gangguan bisa berupa

produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun

terlalu rendah (hipotiroid), pasalnya sistem hormonal tubuh

terganggu.

5) Hormon prolaktin berlebihan.

Pada wanita menyusui produksi hormon prolaktin cukup tinggi.

Hormon prolaktin ini sering kali membuat wanita tak kunjung

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat

kesuburan. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk

memberikan kesempatan guna memelihara organ reproduksinya.

Sebaliknya, tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa

tinggi. Biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang

terletak di dalam kepala.

6) Kelainan fisik (alat reproduksi)

Kelainan fisik yang dapat menyebabkan tidak mengalami

menstruasi (aminorea primer) pada wanita adalah:

a) Selaput dara tertutup sehingga perlu operasi untuk membuka

selaput dara.

b) Indung telur tidak memproduksi ovum.

c) Tidak mempunyai ovarium.

f. Dampak gangguan menstruasi

Gangguan siklus menstrusi dapat mengakibatkan :

1) Gangguan kesuburan

2) Abortus berulang

3) Keganasan pada organ reproduksi

2. Kecemasan

a. Pengertian kecemasan atau ansietas

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang

tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan

yang was-was untuk mengatasi bahaya (Nanda, 2005).

Kecemasan atau ansietas adalah suatu keadaan aprehensi atau

keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan

terjadi (Nevid, 2005).

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya

berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi

dari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005).

Kecemasan atau ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas

dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya (Stuart, 2007).

b. Gambaran Klinis Kecemasan (ansietas)

Seseorang yang mengalami gangguan hidup tiap hari dalam

ketegangan yang tinggal secara samar-samar merasa takut atau cemas

pada hampir sebagian besar waktunya dan cenderung bereaksi secara

berlebihan terhadap stress yang ringan pun. Tidak mampu santai,

mengalami gangguan tidur, kelelahan, nyeri kepala, pening, dan

jantung berdebar-debar adalah keluahn fisik yang paling sering

ditemukan (Zuyina, 2010).

Aspek-aspek biologis dari gangguan obsesif-komplusif dapat

melibatkan keterangsangan yang meninggi dari apa yang disebut

sebagai sirkuit cemas yaitu suatu jaringan neuro diotak yang ikut serta

dalam memberikan sinyal bahaya. Otak dapat secara konstan mengirim

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan memerlukan perhatian segera,

hal ini membawa kepada pikiran-pikiran kecemasan obsessional dan

tingkah laku komplusif representative. Sirkuit cemas ini

menginkorporsi bagian-bagian dari sistem limbik yang memegang

peranan dalam respons emosional (Nevid, 2005).

c. Faktor-faktor Penyebab / Pencetus Kecamasan (ansietas)

Berdasarkan Stuart (2007), kecemasan dapat dieskspresikan

secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku dan secara

tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping

sebagai upaya untuk melawan kecemasan. Faktor-faktor penyebabnya

yaitu:

1) Psikoanalitis

Kecemasan yang timbul id dan superego. Id mewakili dorongan

insting dan implus primitive, sedangkan superego mencerminkan

hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku,

berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan.

2) Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan

dan penolakan interpersonal.Kecemasan juga berhubungan dengan

perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang

menimbulkan kerentanan tertentu.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

3) Perilaku

Adanya hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan :

konflik menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menimbulkan

perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan

konflik yang dirasakan.

4) Keluarga

Gangguan kecemasaan biasanya terjadi dalam keluarga.Gangguan

kecemasan juga tumpang tindih antara gangguan kecemasan

dengan depresi.

5) Biologis

Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-

obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-

aminobutirat (GABA), yang berperan pebting dalam mekanisme

biologis yang berhubungan dengan kecemasan.Selain itu,

kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga

memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan.Kecemasan

disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan

kemampuan individu untuk mengatasi stresor.

d. Tingkat kecemasan(Anxiety)

Stuart (2007), mengatakan bahwa tingkat kecemasan dibagi menjadi :

1) Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehiduan

sehari-hari. Ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada

dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta

kreativitas.

2) Ansietas sedang, memungkinkan individu untuk berfokus pada hal

yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini

mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian,

individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat

berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk

melakukannya.

3) Ansietas berat, sangat mengurangi lapang persepsi individu.

Individu cenderung berfokus pada suatu yang rinci dan spesifik

serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan

untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan

banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

4) Tingkat panic dari ansientas, berhubungandengan terpengaruh,

ketakutan, dan treor. Karena mengalami kehilangan kendali,

individu yang mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan arahan. Panic mencakup kepribadian dan

menimbulkan peningkatan aktivitas motoric, menurunya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat

ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsungterus

dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

e. Penatalaksanaan Kecemasan.

Nevid (2005) mengatakan, untuk mengatasi konflik-konflik atau

gangguan-gangguan kecemasan antara lain :

1) Pendekatan psikodinamika yang modern yaitu lebih berfokus pada

gangguan-gangguan relasi yang ada dalam kehidupan klien saat ini

dan mendorong klien untuk lebih mengembangkan pola tingkah

laku yang lebih adaptif.

2) Terapi humanistika yaitu berfokus pada membantu klien

mengidentifikasi dan menerima dirinya yang sejati dan bukan

dengan bereaksi pada kecemasan setiap kali perasaan-perasaan dan

kebutuhan-kebutuhannya yang sejati mulai muncul ke permukaan.

3) Terapi obat atau farmakoterapi yaitu berfokus pada penggunaan

benzodiazepine dan obat-obat antidepresan.

4) Pendekatan-pendekatan dengan dasar belajar dalam menangani

kecemasan melibatkan berbagai teknikbehavioral, termasuk teori

pemaparan dan pencegahan responden, serta pelatihan ketrampilan

relaksasi.

5) Psikoterapi : lamanya terapi minimal dilakukan adalah selama 12

minggu, biasanya dipilih group terapi dengan kondisi anggota

group adalah sama dengan pasien dianggap lebih efektif dalam

penyembuhan. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi ketika

menghadapi kecemasan, dalam terapi ini terapis berusaha

membantu pasien menemukan ketenangan dengan menciptakan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

rileks dalam diri individu, bersamaan dengan itu pasien juga

diberikan sugesti bahwa kecemasan-kecemasan yang muncul itu

tidak realitis.

6) Pendekatan agama.

Pendekatan agam akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran,

kedekatan terhadap tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan

memberikan harapan-harapan positif.

7) Pendekatan keluarga

Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan.

8) Olahraga

Olahraga tidak hanya baikuntuk kesehatan. Olahraga akan

menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang

tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman.

f. Upaya Mencegah Kemunculan Gangguan Kecemasan.

1) Kontrol pernafasan yang baik.

2) Melakukan relaksasi.

3) Olahraga.

4) Bermain dengan benda kesayangan.

5) Dekat air atau menyentuh air.

6) Mengkonsumsi makanan dan minuman kesukaan.

7) Berdoa.

8) Senyum.

9) Makan coklat.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

10) Hindari kopi.

11) Curhat ke orang-orang yang dipercaya.

12) Tuliskan pikiran-pikiran pada catatan harian.

13) Membaca.

14) Melakukan kegiatan amal.

15) Aromaterapi.

16) Jalan-jalan.

17) Dipijat.

18) Bersyukur.

19) Merendam kaki dengan air hangat.

20) Nonton film komedi.

21) Mendengarkan music.

22) Minum teh hijau.

(Putri, 2007).

g. Dampak Kecemasan

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap cemas

tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom

yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut

tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat

menggangu.

Diantaranya yaitu:

1) Berdebar dengan diiringi dengan detak jantung yang cepat.

Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung

semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam

beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami

gangguan kecemasan kotinum detak jantung semakin lambat

dibandingkan pada orang normal.

2) Rasa sakit atau nyeri pada dada

Kecemasan meningkat tekanan otot pada rongga dada. Beberapa

individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi

ini sering diartikan sebagai tanda serangan rasa panik yang justru

memperburuk kondisi sebelumnya.

3) Rasa sesak napas

Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi

berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan,

tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena

kehilangan udara.

4) Berkeringat secara berlebihan

Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang

tinggi. Keringat yang muncul disebabkan oleh otak

mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor.

5) Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas

seksual.

6) Gangguan tidur

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

7) Tubuh gemetar

Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang

normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup,

akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan

rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan,

rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota

tubuh yang lain.

8) Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan berkeringat

9) Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

10) Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala

(migrain)

(Putri, 2007).

h. Cara Mengukur Kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang

apakah ringan, sedang, berat, tau berat sekali orang menggunakan alat

ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale

For Anxiety (HRS-A). alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala

dengan masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala

yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian

angka (score) antara 0-3 dengan penilaian sebagai berikut :

Nilai 0 : tidak ada gejala (tidak ada gejala sama sekali).

Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada).

Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada).

Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala

tersebut dijumlahkan, dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat

diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu angka (score) < 6 = tidak

ada kecemasan, 7-14 = kecemasan ringan, 15-27 =kecemasan sedang,

≥ 27 = kecemasan berat. (Nursalam, 2008).

3. Hubungan Kecemasan Dengan Pola Menstruasi.

Fraser (2009) mengatakan hipotalamus adalah sumber utama

control hipotalamus dan mengatur kelenjar hipofisis anterior melalui jalur

hormonal.

Sebaliknya, kelenjar hipofisis anterior mengatur ovarium dengan

hormon.Akhirnya, ovarium menghasilkan hormone yang mengendalikan

perubahan yang terjadi simultan dan selaras.Mood wanita dapat berubah

sejalan dengan siklus tersebut karena adanya hubungan yang erat antara

hipotalamus dan korteks serebri.

Saryono (2009) mengatakan gejala kecemasan sangat

mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf

di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh. Nevid (2005)

mengatakan adanya rangsangan stressor psikososial mengakibatkan

jaringan neuron di otak ikut serta dalam memberikan sinyal bahaya.Otak

dapat secara konstan mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan

memerlukan perhatian segera, hal ini membawa kepada pikiran-pikiran

kecemasan obsessional dan tingkah laku komplusif representative yang

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

kemudian menginkorpusi bagian-bagian dari sistem limbik yang

memegang peranan dalam respons emosional.

Prawirohardjo (2008) mengatakan gangguan emosional sebagai

rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu

bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya

melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke

kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret

(cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna

mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing

hormone) dan LH (Leutinizing Hormone).

Produksi kedua hormon ini adalah dibawah pengaruh RH

(Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis.

Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen

terhadap hipotalamus juga pengaruh luar cahaya, bau-bauan dan hal-hal

psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi

atau haid.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

B. Kerangka Teori

Mengacu pada tinjauan teori yang telah dipaparkan pada kerangka teoti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar. 2.1. Kerangka Teori

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Sumber : Nursalam (2008), Saryono (2010)

Fungsi hormon terganggu

Kelainan sistemik (gemuk/kurus) Cemas

Terganggu kelenjar gondok/tiroid

Hormon prolaktin berlebihan

Kelainan fisik (alat reproduksi)

Pola menstruasi Teratur

Tidak teratur

Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pola

menstruasi

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui proses penelitian yang

akan dilakukan.(Notoatmodjo, 2005)

Dalam penelitian ini konsep-konsep yang ingin diamati adalah :

tingkat kecemasan dengan pola menstruasi mahasiswa.

Variable independen variable dependen

Gambar 2.1 : Kerangka konsep

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,

Arikunto (2006) :

“Ada Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada

Mahasiswa D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang

Tahun 2012” .

Tingkat Kecemasan Pola menstruasi mahasiswa

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pola …digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ekaseptiya-6806-3-babii.pdfdari faktor psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Kecemasan