bab ii tinjauan pustaka tinjauan penelitian sebelumnya · kualitas layanan pariwisata dengan...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Tinjauan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Si Gede Ngurah
Bramantya Agustiano (2015) pada laporan akhirnya dengan judul penelitian “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Layanan Reservsi Hotel di PT. Bali Megah Wisata Tour
and Travel”. Penelitian ini diadakan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi layanan dan faktor yang berkontribusi dominan dalam layanan
reservasi hotel di Bali Megah Wisata Tour and Travel. Teknik Analisis data pada
penelitian ini menggunakan analisis faktor. Hasil dari penelitian tersebut terdapat 5
faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel di Megah Wisata Tour and Travel
yaitu faktor structur and ease of use dengan nilai eigen value 6,492, faktor
reputation and security dengan nilai eigen value 2,671, faktor usefulness dengan nilai
eigen value 2,497, faktor information content dengan nilai eigen value 1,889 dan
faktor responsiveness and personalization dengan nilai eigen value 1,059 sedangkan
faktor structur and ease of use merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi
layanan hotel di PT. Megah Wisata Tour and Travel dengan nilai eigen value sebesar
6,492.
Penelitian oleh Sopian ( 2004 ) dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan
Wisatawan yang Menginap di Hotel Puri Raja Kuta Bali”. penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan wisatawan dan untuk mengetahui indikator-indikator pelayanan
mana saja yang perlu untuk ditingkatkan, dipertahankan dan yang perlu mendapatkan
pembenahan untuk mencapai kepuasan wisatawan yang menginap di Hotel Puri Raja
Kuta. Hasil penelitian ditemukan bahwa wisatawan yang kurang puas terhadap
pelayanan sebesar 82,71 %. Sedangkan faktor-faktor yang perlu mendapatkan
prioritas pembenahan adalah perhatian dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan cepat dan tepat, memperhatikan kebersihan, kerapian serta
kenyamanan hotel, sikap bertanggung jawab terhadap keamanaan dan kenyamanan
tamu hotel.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosliana Candraningsih (2011) dengan judul
“Analisis Kualitas Pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap Tingkat
Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kualitas pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap
Tingkat Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden. Metode pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuisoner, studi kepustakaan
dan dokumentasi. Adapun dalam penentuan sampelnya menggunakan metode quota
random sampling dan accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 75 responden. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah skla
likert, indeks kepuasan pelanggan, dan importance-performance analysis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa indeks kepuasan pelanggan terhadap Food and
Bevarage Departement di Hotel Lombok Garden adalah cukup puas dengan nilai
rata-rata sebesar 74,41 persen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pada kuadran A
indikator-indikator yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dinilai penting dan
mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan oleh karyawan Food and Beverage di
Hotel Lombok Garden yaitu kebersihan dan kerapian restaurant serta coffe shop (1),
penataan restaurant dan coffe shop (2), pada kuadran B indikator-indikator yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dianggap penting oleh pelanggan serta kinerja
pelaksanaanya sesuai dengan apa yang diharapkan penting dan harus dipertahankan
yaitu penampilan karyawan (3), keramahtamahan karyawan dalam memberikan
pelayanan (13), pengetahuan karyawan dalam pelayanan (14), keterampilan karyawan
dalam pelayanan (15), pada kuadran C indikator-indikator yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dinilai kurang penting tapi memuaskan sedangkan kinerja food
and beverage department hotel Lombok Garden biasa-biasa saja sehingga harus
ditingkatkan yaitu kemampuan karyawan cepat tanggap terhadap kebutuhan
pelanggan (7), kemampuan karyawan dalam menangani keluhan pelanggan (8),
kemampuan karyawan dalam memberikan informasi secara singkat dan jelas (9),
efisiensi waktu dan ketepatan pada saat taking order (11), efisiensi waktu dan
ketepatan pada saat clear up (11), pada kuadran D indikator-indikator yang dinilai
kurang penting oleh pelanggan dan kinerja kaaryawan food and beverage department
di hotel Lombok Garden berlebihan seperti kemampuan karyawan berkomunikasi
dengan pelanggan (4), inisiatif karyawan dalam memberikan pelayanan (5),
kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian khusus pada pelanggan (6),
kemampuan pada saat greeting atau menerima pelanggan (10).
Penelitian yang dilakukan oleh Khairunisak Latiff dan Ng. Siew Imm (2015)
yang berjudul “The Impact of Tourism Service Quality on Satisfaction” dari Universiti
Putra Malasyia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara
kualitas layanan pariwisata dengan kepuasan secara keseluruhan, niat untuk kembali
dan kesediaan untuk merekomendasikan kepada kerabat dan teman-teman. Penelitian
ini signifikan ada dua cara pendekatan. Pertama, menurut Rimmington dan Yuksel
(1998) yang termasuk adalah transportasi sebagai komponen umum. Penelitian ini
termasuk taksi adalah sebagai komponen terpisah karena taksi moda transportasi yang
populer. Kedua, menyediakan informasi kebeberapa instansi pemerintah tentang cara-
cara untuk meningkatkan kepuasan di kalangan wisatawan. Data dikumpulkan dari
wisatawan yang mengunjungi Kuala Lumpur. Sebanyak 199 kuesioner yang diterima
oleh wisatawan. Pada penelitian ini ada tiga temuan penting; pertama, ada hubungan
signifikan antara kualitas layanan akomodasi, perhotelan, hiburan, transportasi,
kualitas layanan taksi dan kepuasan secara keseluruhan. Kedua, ada hubungan yang
signifikan antara keseluruhan kepuasan dan niat untuk kembali ke Kuala Lumpur
lagi. Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara kepuasan secara keseluruhan dan
kemauan untuk merekomendasikan Kuala Lumpur keteman-teman dan kerabat.
Penelitian yang dilakukan oleh Mirjeta Beqiri dan kawan-kawan (2014) yang
berjudul “An Empirical Study of Service Quality Factors Impacting Tourist
Satisfaction and Loyalty: Velipoja Tourist Destination”. Pariwisata secara umum
dianggap sebagai prioritas dan potensi pendorong pembangunan ekonomi suatu
negara. Menurut World Travel dan Tourism Council (2011), Perjalanan dan Pariwisata
merupakan salah satu industri terbesar di dunia yang berkontribusi menyumbangkan
triliunan dolar setiap tahun untuk ekonomi global. Secara efektif dalam rangka untuk
menuai keuntungan yang berasal dari pariwisata sangat penting adanya organisasi
pariwisata yang mengatur dalam meningkatkan kualitas layanan yang mereka
tawarkan kepada wisatawan. Kualitas dianggap sebagai kesempatan fokus klasik
untuk kelangsungan hidup setiap organisasi dalam ekonomi global saat ini; organisasi
yang menyediakan layanan berkualitas tinggi merupakan tantangan untuk organisasi
lain (Rahaman, Abdullah dan Rahman, 2011). Penelitian ini mengeksplorasi faktor
kualitas layanan potensi berdampak kepuasan wisatawan dan loyalitas. Selain itu,
meneliti hubungan antara kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan serta menilai
apakah ada perbedaan kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan berdasarkan
variabel demografis, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan negara tempat
mereka tinggal. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan di daerah
tujuan wisata penting di utara Albania: Velipoja Beach. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dimensi kualitas layanan (seperti tujuan, hotel, dan hiburan) memiliki dampak
yang signifikan terhadap kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan. Selanjutnya,
temuan menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan dan loyalitas
wisatawan yang liburan. Selain itu ada data yang mengungkapkan bahwa wisatawan
perempuan lebih setia daripada wisatawan laki-laki sementara warga Albania yang
lebih setia daripada penduduk Eropa Barat.
Penelitian yang dilakukan oleh Mukhles Al-Ababneh (2013) dari Universitas
Al-Hussein Bin Talal dengan judul penelitian “Service Quality and its Impact on
Tourist Satisfaction”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persepsi wisatawan
terhadap kualitas pelayanan yang tersedia di situs bersejarah Petra, dan untuk
mengukur kepuasan wisatawan tersebut dengan meneliti kualitas produk pariwisata
secara keseluruhan. Pada penelitian ini, empat hipotesis dikembangkan dengan model
penelitian. Data empiris dikumpulkan dari wisatawan melalui survei yang
menggunakan kuesioner sebanyak 180 kuesioner, data ini dianalisis menggunakan
serangkaian regresi untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dan
kepuasan wisatawan. Temuan menunjukan bahwa kualitas pelayanan secara langsung
sangat berdampak kepada kepuasan wisatawan secara keseluruh seperti fasilitas
tujuan, aksesibilitas tujuan dan daya tarik tujuan. Akibatnya, penelitian ini
menghasilkan bahwa ada dampak yang signifikan dari kualitas pelayanan pada
kepuasan wisatawan, dan oleh karena itu layanan berkualitas memainkan peran
penting dalam pariwisata dengan meningkatkan kepuasan wisatawan. Hasil dalam
penelitian ini didukung dengan bukti bahwa ada dampak positif dari komponen
produk pariwisata pada kepuasan wisatawan. Penelitian ini memberikan beberapa
implikasi teoritis dan manajerial berdasarkan temuan untuk akademisi dan sektor
pariwisata, peneliti memberikan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya melanjutkan
penelitian ini karena adanya keterbatasan penelitian saat ini.
Penelitian oleh Asst. Prof. Erkan Saglik dkk dari Ataturk University Faculty
of Tourism Erzurum/Türkiye (2014) yang berjudul “Service Quality and Customer
Satisfaction Relationship: A Research in Erzurum Ataturk University Refectory”.
Pada penelitian ini, persepsi kualitas pelayanan dan dampaknya terhadap kepuasan di
periksa melalui penelitian ini dimana siswa menggunakan ruang makan dalam
kampus unversitas yang dipilih sebagai sampel. Dalam studi tersebut, survei
kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data dan skala Metzler, yang
dikembangkan untuk mengukur kualitas pelayanan diruang makan perguruan tinggi
dengan melakukan survei. Metodologi yang digunakan adalah analisis faktor,
ANOVA, t-test, dan analisis regresi berganda yang dilakukan pada 689 responden
yang valid dari data survei. Analisis regresi berganda digunakan pada tiga dimensi
kualitas pelayanan ruang makan (pelayanan, kebersihan dan suasana) yang ditentukan
sebagai hasil dari analisis faktor dan ditemukan bahwa dimensi ini positif
mempengaruhi kepuasan pada umumnya dengan tingkat 44%. Diantara dimensi
kualitas pelayanan tersebut, ditetapkan Suasana yang tidak memiliki dampak yang
signifikan terhadap kepuasan. Disimpulkan bahwa dimensi kebersihan memiliki
dampak yang lebih tinggi pada kepuasan dari dimensi pelayanan. Selain itu, diantara
temuan dari penelitian ini bahwa perbedaan signifikan secara statistik yang
ditemukan antara kelompok dalam hal gender, jumlah belanja bulanan,dan responden
fakultas sebagai hasil dari tes ANOVA satu arah dan t-tes.
Penelitian yang dilakukan oleh Ana Stranjancevic dan Iva Bulatovic (2015)
yang berjudul “Customer Satisfaction As An Indicator of Service Quality In Tourism
and Hospitality”. Salah satu tantangan terbesar bagi stakeholder adalah untuk
menjamin kepuasan pelanggan, khususnya di industri jasa seperti pariwisata dan
perhotelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kepuasan
restoran tamu tergantung pada berbagai faktor serta untuk menunjukkan hubungan
antara kepuasan dan loyalitas. kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah indikator
yang sangat baik dari kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan survei
empiris dan hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan metode statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah: jenis staf,
profesionalisme, kecepatan pelayanan, kualitas makanan, suasana dan kenyamanan.
Hal ini berimplikasi kebutuhan khusus untuk pengenalan Manajemen kuat Sumber
Daya Manusia, standar keamanan pangan dan perencanaan ruang yang efektif. Studi
ini menunjukkan bahwa perawatan untuk kualitas produk dan layanan yang
diperlukan di semua tingkatan dan bahwa tidak mungkin untuk menjamin kepuasan
pelanggan atau menciptakan loyalitas pelanggan tanpa sistem manajemen yang kuat
dan pengendaliannya.
Adapun perbedaan dan persamaan pada penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Pada Jurnal
No. Judul Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan
1. Si Gede Bramantya Agustiano 2015 dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Layanan Reservasi Hotel di PT. Bali Megah WisataTour and Travel”.
a. Menggunakan analisis faktorb. Menggunakan skala Likert
a. Objek kajian penelitian
2. Sopian 2014 dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Menginap di Hotel Puri Raja Kuta Bali”.
a. Menggunakan analisis faktorb. Menggunakan skala likert
a. Objek kajian penelitian
3. Rosliana Candraningsih 2011 dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden Mataram”.
a. Meneliti kualitas pelayananb. Menggunakan skala likert
a. Analisis data b. Objek kajian
penelitian
4. Khairunisak Latiff dan Ng. Siew Imm 2015 dengan judul “The Impact of Tourism Service Quality on Satisfaction”.
a. Meneliti Kualitas Pelayanan a. Objek kajian penelitian
5. Mirjeta Beqiri dan kawan-kawan 2014 dengan judul “An Emperical Study of Service Quality Factors Impacting Tourist Satisfaction and Loyalty:Velipoja Tourist Destination”.
a. Meneliti kualitas pelayanan a. Objek kajian penelitian
6. Mukhles Al-Ababneh 2013 yang berjudul “Service Quality and its Impact on Tourist Satisfaction”.
a. Meneliti kualitas pelayanan a. Analisis datab. Objek Kajian
penelitian7. Asst. Prof. Erkan Saglik dkk 2014
dengan judul “Service Quality and Customer Satisfaction Relationship: A Research in Erzurum Ataturk University Refectory”.
a.Meneliti kualitas pelayanan b.Menggunakan analisis faktor
a. Analisis datab. Objek kajian
penelitian
8. Ana Stranjancevic dan Iva Bulatovic 2015 dengan judul penelitian “Customer SatisfactionAs An Indicator of Service Quality In Tourism and Hospitality”.
a. Menggunakan Analisis datab. Meneliti Kualitas pelayanan
a. Objek kajian penelitian
1.2 Tinjauan Konsep
1.2.1 Tinjauan Konsep Kualitas Pelayanan
Menurut Vincent Gaspersz (1997) ada beberapa dimensi atau atribut yang
harus diperhatikan dalam kualitas pelayanan pada industri jasa yaitu sebagai berikut:
1. Ketepatan waktu pelayanan adalah hal – hal yang perlu diperhatikan di sini
berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.
2. Akurasi pelayanan adalah dengan realiabilitas pelayanan dan bebas
kesalahan-kesalahan kepada konsumen .
3. Kesopanan dan keramahtamahan dalam memberikan pelayanan terutama
bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan konsumen eksternal,
seperti : operator telepon, petugas keamanan, pengemudi, kasir dan petugas
penerima konsumen. Citra pelayanan dari industri jasa sangat ditentukan
oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam
melayani langsung denga konsumen eksternal.
4. Tanggung jawab adalah berkaitan dengan penerimaan pesan dan
penanganan keluhan dari konsumen.
5. Kelengkapan yaitu menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana
pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.
6. Kemudahan mendapatkan pelayanan adalah berkaitan dengan banyaknya
outlet, banyak petugas yang melayani seperti kasir, staff administrasi dll.
Banyaknya fasilitas pendukung seperti computer untuk memproses data.
7. Variasi model pelayanan adalah berkaitan dengan inovasi untuk
memberikan pola-pola baru dalam pelayanan serta features dari pelayanan.
8. Pelayanan Pribadi adalah berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan
permintaan khusus dll.
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan adalah berkaitan dengan
jangkuan baik lokasi, parkir kendaraan, petunjuk-petunjuk ruang tempat
pelayanan dan kemudahan dalam memperoleh parkir dll.
10. Atribut Pendukung Pelayanan Lainnya berkaitan dengan lingkungan,
kebersihan, ruangan tunggu, fasilitas music, AC dll.
Menurut Prof. J. Supranto kualitas pelayanan adalah sebuah kata yang bagi
penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi
kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama
strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar maupun strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu
produk jasa adalah tergantung dari keunikan atau ciri khas serta kualitas yang
diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
konsumen.
Sebenarnya tidaklah mudah mendifinisikan kualitas dengan tepat. Akan tetapi
umumnya dapat dirinci dari hasil yang diperoleh dari pelayanan jasa misalnya: harga,
keramahan pelayanan, hasil yang diperoleh sesuai dengan keinginan dan lain
sebagainya. Konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relative kebaikan
suatu produk atau jasa yang terdiri dari kualitas kesediaan dan kualitas kesesuaian.
Kualitas lebih menekan pada aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan fokus
utamanya adalah customer utility. Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan
kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk
menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang,
memungkinkan perusahaan untuk memahami secara seksama harapan dari pelanggan
serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Pada gilirannya, kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetian
atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas pelayanan
yang memuaskan.
1.2.2 Tinjauan Konsep Transportasi Air
Disamping transportasi darat, transportasi air adalah jenis transportasi yang
termasuk tua. Barang kali hampir sama tuanya karena air sebagai jalan atau prasarana
angkutan sudah digunakan sejak jaman purba. Pada saat itu tenaga penggerak yang
digunakan adalah tenaga manusia, yaitu dengan mendayung. Langkah yang lebih
maju dari penggunaan tenaga manusia adalah pemanfaatan tenaga angin dengan
memasang layar. Mungkin berawal dari sinilah lahirnya istilah pelayaran bagi
kegiatan transportasi air (terutama laut) meskipun kapal yang digunakan tidak
menggunakan layar, melainkan menggunakan tenaga mesin. Sampai sekarang kapal
banyak digunakan untuk mengangkut penumpang, barang, menangkap ikan, atau
kegiatan olah raga.
Kapal laut adalah alat transportasi yang bergerak di perairan. Kapal laut
memiliki banyak fungsi selain mengangkut penumpang. Berikut ini jenis-jenis kapal
laut menurut fungsinya.
1. Kapal Penumpang
Jenis kapal yang satu ini sangat akrab dengan kehidupan kita. Fungsinya
diperuntukkan bagi penumpang yang hendak bepergian lintas benua. Kapasitasnya
bisa mencapai ribuan orang, dengan fasilitas lengkap dan arsitektur mewah. Kapal
penumpang mewah yang terkenal adalah Titanic, Queen Mary, dan Queen Elizabeth
II.
2. Kapal Barang
Kapal jenis ini juga merupakan kapal yang sibuk melintasi lautan membawa
muatan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Kapal barang menjadi urat nadi
aktivitas perdagangan dunia, karena berperan penting dalam aktivitas ekspor impor.
Selain ukurannya besar dan mampu membawa banyak muatan, kapal ini juga mampu
berlayar sangat jauh.
3. Kapal Tanker
Dengan ukurannya yang besar, kapal ini digunakan untuk mengangkut
minyak, dikendalikan dengan komputer dan sistem navigasi yang canggih melalui
satelit. Tanker yang berukuran raksasa disebut supertanker. Panjang supertanker bisa
mencapai 378 meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167000 ton. Ukurannya
yang jumbo mampu mengangkut minyak mentah hampir satu juta barrel.
4. Kapal Feri
Fungsinya adalah sebagai alat penyeberangan untuk melintasi selat atau laut
diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal penumpang, kapal feri
mampu mengangkut banyak penumpang sekaligus kendaraan-kendaraan seperti
mobil, bus, dan truk. Untuk transportasi laut antar pulau, kapal inilah yang
diandalkan. Di Indonesia, feri mengalami waktu sibuk setiap libur lebaran, malayani
ribuan pemudik yang ingin pulang kampung keluar pulau.
5. Kapal Selam (Submarine)
Jenis kapal yang satu ini unik, karena bergerak dengan tidak terapung di
permukaan laut, melainkan menyelam ke dalam laut. Kini hampir semua kapal selam
digunakan untuk tujuan militer dan penelitian bawah laut, namun ada juga yang
dibuat khusus untuk perjalanan wisata. Cara kerja submarine adalah menggunakan
prinsip Archimedes, dimana terdapat ruang-ruang yang berfungsi sebagai pemberat.
Jika ingin menyelam, maka ruang pemberat akan diisi air sehingga kapal akan
tenggelam. Sebaliknya, jika ingin naik ke permukaan, ruang pemberat diisi udara dan
air dikeluarkan.
6. Kapal Perang
Sesuai namanya, fungsinya adalah untuk membantu kegiatan perang. Kapal
perang memiliki beberapa jenis. Kapal induk yang berguna untuk membawa armada
tempur udara, kapal perusak (destroyer) yang digunakan untuk kapal perang lawan,
kapal penjelajah (cruiser) yang digunakan untuk berlayar dalam waktu yang lama dan
berperang di tempat yag jauh, serta kapal penyapu ranjau yang berfungsi untuk
mencari dan menghancurkan ranjau laut.
7. Kapal Tunda
Kapal tunda digunakan untuk menarik kapal lai yang lebih besar ketika akan
merapat atau meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya kecil,
tenaganya cukup besar untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang-kadang, untuk
menarik kapal yang berukuran super seperti kapal induk, diperlukan beberapa kapal
tunda untuk menariknya.
8. Kapal Penangkap Ikan
Kapal ini digunakan para nelayan untuk mengangkap ikan. Dengan dilengkapi
jala yang berukuran besar, banyak ikan dapat ditangkap dengan cepat. Kapal ini juga
memiliki ruang pendingin untuk menyimpan ikan hasil tangkapan supaya ikan tetap
segar setelah tiba di pelabuhan.
9. Kapal Layar
Kapal layar sudah ada sejak zaman dahulu sebelum ditemukannya motor
penggerak modern. Kapal ini bergerak menggunakan tenaga angin dengan
memanfaatkan layar yang terbentang lebar. Dulu kapal ini digunakan untuk berbagai
tujuan, tetapi kini hanya digunakan untuk kegiatan olahraga.
10. Kapal Penyelamat (Lifeboat)
Lifeboat digunakan oleh tim penyelamat apabila terjadi musibah laut,
misalnya kapal tenggelam. Lifeboat dapat melakukan pencarian dan penyelamatan
korban musibah laut meski dalam kondisi cuaca buruk, misalnya badai.
Adapun cruises yang dimaksud pada penelitian ini adalah cruises jenis fast
boat, namun yang membedakan antara fast boat yang satu dengan yang lainnya
adalah Scoot Fast Cruises memiliki bentuk atau model seperti kapal pesiar yang
ukurannya ada yang besar dan ada ukuran kecil yang memiliki kecepatan luar biasa.
1.2.3 Tinjauan Konsep Wisatawan
Secara etimologi, kalau kita meninjau arti kata “wisatawan” yang berasal dari
kata “wisata”, maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam
bahasa inggris. Kata itu berasal dari kata Sansekerta: “wisata” yang berarti
“perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa
inggris, maka “wisatawan” sama artinya dengan kata traveler, dalam pengertian yang
umum diterima oleh masyarakat Indonesia sesungguhnya bukanlah demikian, kata
wisatawan selalu diasosiasikan dengan “tourist”. Namun kalau kita perhatikan kata
“tourist” itu sendiri, sebenarnya kata itu berasal dari kata “tour” (perjalanan yang
dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain) dan orang yang melakukan
perjalanan “tour” ini dalam bahasa inggris disebut dengan istilah dengan “tourist”.
Definisi mengenai tourist, di antara beberapa ahli atau badan internasional,
masih belum ada keseragaman pengertian. Perbedaan pengertian atau batasan
disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan atau keahlian, perbedaan
kepentingan dan perbedaan pandangan dari para ahli atau badan tersebut. Baik
mengenai batasan wistawan internasional maupun nusantara. Di bawah ini akan
dikemukan batasan dari beberapa ahli dan badan internasional di bidang pariwisata:
Norval, seorang ahli ekonomi Inggris, memberi batasan mengenai wisatawan
internasional sebagai berikut:
“every person who comes to a foreign country for a reason than to establish
his permanent residence or such permanent work and who spends in the country of
his temporary stay, the money he has earned else where”.
Dari definisi tersebut, Norval lebih menekankan pada aspek ekonominya,
sementara aspek sosiologi kurang mendapatkan perhatian.
Pada tahun 1973, Komisi Ekonomi Liga Bangsa-Bangsa (Economis
Commission of The League of Nations), pertama kali memberikan batasan pengertian
mengenai wisatawan internasional pada forum internasional. Rumusan tersebut
adalah sebagai berikut:
“The term tourist shall, in principle, be interpreted to mean any person
travelling for a period of 24 hours or more in a country other than in which he
usually resides”.
Hal pokok yang penting dari batasan Liga Bangsa-Bangsa tersebut adalah
yang perlu dicatat sebagai berikut :
a. Perjalanan dari suatu negara ke negara lain.
b. Lama perjalanan sekurang-kurangnya 24 jam.
Untuk selanjutnya Komisi Liga Bangsa-Bangsa ini, menyempurnakan batasan
pengertian tersebut, dengan mengelompokan orang-orang yang dapat disebut sebagai
wisatawan dan bukan wisatawan. Yang termasuk wisatawan adalah kriterianya
sebagai berikut:
a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan bersenang-senang,
mengunjungi keluarga dan lain sebagainya.
b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan
atau karena tugas tertentu, seperti dalam ilmu pengetahuan, tugas negara,
diplomasi, agama, olahraga dan lain sebagainya.
c. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk tujuan usaha.
d. Mereka yang melakukan kunjungan mengikuti perjalanan kapal laut,
walaupun tinggal kurang dari 24 jam.
Yang dikatakan bukan sebagai wisatawan adalah memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Mereka yang berkunjung dengan tujuan untuk mencari pekerjaan atau
melakukan kegiatan usaha.
b. Mereka yang berkunjung ke suatu negara dengan tujuan untuk bertempat
tinggal menetap.
c. Penduduk di daerah tapal batas negara dan bekerja di negara yang
berdekatan.
d. Wisatawan yang hanya melewati suatu negara tanpa tinggal di negara yang di
laluinya itu.
Batasan tersebut tidak dapat diterima oleh Komisi Statistik dan Komisi
Fasilitas Internasional Civil Aviation Organization, PBB. Komisi ini membuat
rumusan baru. Istilah tourist diganti dengan foreign tourist, dan memasukan kategori
visitor didalamnya.
Dalam rumusan Komisi Statistik ini dicantumkan batas maksimal kunjungan
selama 24 jam dikesampingkan. Selanjutnya batasan yang semula berdasarkan
kebangsaan diganti dengan berdasarkan tempat tinggal sehari-hari wisatawan.
Menyadari ketidakseragaman pengertian tersebut, International Union of
Official Travel Organization (IUOTO) sebagai badan organisasi pariwisata
internasional yang memiliki anggota kurang lebih 90 negara tekah mengambil
inisiatif dan memutuskan batasan yang sifatnya seragam melalui PBB pada tahun
1963 di Roma dan memberikan definisi sebagai berikut:
a. Pengunjung (visitors) adalah setiap orang yang berkunjung ke suatu negara
lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan
pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.
b. Wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu
negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat
pada negara yang sama untuk jangka waktu yang lebih dari 24 jam yang
tujuan perjalannnya dapat di klasifikasikan pada salah satu hal berikut ini:
1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan, dan olahraga.
2. Bisnis atau mengunjungi keluarga
c. Darmawisata (excursionist), adalah pengunjung sementara yang menetap
kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya, termasuk orang yang
berkeliling dengan kapal pesiar, namun tidak termasuk para pesiar yang
memasuki negara secara legal, contohnya orang yang hanya tinggal di
ruangan transit pelabuhan udara.
Bila diperhatikan orang-orang yang datang bekunjung pada suatu tempat atau
negara biasanya mereka sebut dengan pengunjung (visitor) yang terdiri atas banyak
orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan. Hal ini juga termasuk di
dalamnya adalah wisatawan. Artinya tidak semua pengunjung dapat dikatakan
sebagai wisatawan.
Istilah wisatawan harus diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,
kelamin, bahasa dan agama yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan
suatu perjanjian yang lain daripada negara dimana orang itu biasanya tinggal dan
berada disana tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, didalam jangka
waktu 12 bulan berturut-turut, untuk tujuan non-imigrasi yang legal, seperti :
perjalanan wisata, rekreasi, olahraga, kesehatan alasan keluarga, studi, ibadah atau
urusan usaha (Yoeti, 1983:123—124).
Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kepariwisataan di Indonesia,
pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, seperti yang
dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969 yang memberikan definisi
sebagai berikut :
“wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanannya dan kunjungannya itu”.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut maka, kita dapat memberi ciri tentang
seorang itu dapat dikatakan sebagai wisatawan yaitu sebagai berikut :
a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam
b. Perjalanan itu dilakukannya untuk sementara waktu.
c. Orang yang melakukan perjalanan tidak sedang mencari nafkah di tempat
dimana negara yang mereka kunjungi.
Dapat dikatakan apabila tidak memenuhi syarat tersebut diatas, orang tersebut
belum dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat yang tidak
dipenuhi, maka dua syarat yang lainnya menjadi gugur. Pada penelitian ini nantinya
akan menggunakan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebagai sampel
dalam pengisian kuisoner yang menggunakan jasa penyebrangan Scoot Fast Cruises
di Bali.