bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/rizki ramadhan...

43
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). b. Adopsi Pengetahuan Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: duongthuy

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2007).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan

diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri

maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa

pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2007).

b. Adopsi Pengetahuan

Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa

apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

11

apabila manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut

akan terjadi proses sebagai berikut:

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial, dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

c. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan yang dicakup

dalam bidang atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak

dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu:

1) Tahu (Know)

Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah

dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang

luas atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa

yang diketahui hanya sekedar informasi yang dapat disingkat saja.

Oleh karena itu tahu merupakan tingkat yang paling rendah.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

12

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Penerapan adalah kemampuan menggunakan suatu ilmu yang

sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu

metode, konsep, prinsip atau teori.

4) Analisa (Analysis)

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan suatu sama lainnya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan

pengetahuan untuk membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan

maksud atau kriteria tertentu.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

13

d. Cara pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuisoner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Menurut

Arikunto (2006) dalam Wawan (2010) tingkat pengetahuan ada tiga

yaitu:

1) Tingkat pengetahuan baik bila jumlah jawaban benar 76%-100%

2) Tingkat pengetahuan cukup bila jumlah jawaban benar 56%-75%

3) Tingkat pengetahuan kurang bila jumlah jawaban benar <56%

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan meliputi:

1) Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang di hitung sejak dia lahir

hingga penelitian ini dilakukan dan merupakan periode penyesuaian

terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini

merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi,

masa ketersaingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa

perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa

kreatif. Dimana semakin tinggi umur seseorang maka semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Umur yang lebih cepat

menerima pengetahuan adalah 18 – 40 tahun.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

14

Pembagian umur menurut Hurlock (2005) yaitu ;

a) Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun.

b) Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60

tahun

c) Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan adalah upaya

untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang meningkat. Jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar berbentuk SD / sederajat, SLTP / sederajat, SMA /

sederajat, dan Perguruan Tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang banyak pula menjadi tahu, dan ini juga didukung oleh

umur dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pendidikan berperan menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap cukup seseorang (Herawati, 2005).

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

15

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari,

dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya

hubungan sosial dengan orang lain. Setiap orang harus bergaul dengan

teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan (Notoatmodjo,

2007).

Pekerjaan digunakan dalam suatu tugas atau kerja yang

menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari

istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan

seseorang sering dikaitkan pula dengan tingkat penghasilannya. Jenis

pekerjaan misalnya : tidak bekerja/IRT, swasta, wiraswasta, pegawai

negeri sipil (PNS), buruh dan tani (Notoatmodjo, 2007).

Seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain

sehingga akan mendapatkan berbagai macam informasi yang dapat

menambah pengetahuannya, hal ini juga akan menambah pengalaman

seseorang (Notoatmodjo, 2007).

4) Sumber Informasi

Sumber informasi diartikan sebagai sumber belajar sekalipun

banyak orang yang berpendapat bahwa pengalaman itu lebih luas dari

pada sumber belajar, sumber informasi yang disusun secara sistematis

oleh otak, maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan (Soekanto, 2007).

Sumber informasi yang paling baik adalah tenaga kesehatan

karena lebih fokus pada pokok permasalahan (Notoatmodjo, 2007).

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

16

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002).

Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan

medengar sendiri melalui alat komunikasi, misalnya surat kabar radio,

televisi, serta dari keluarga dan kerabat dekat. Seseorang yang

mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas (Nursalam, 2005).

Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat

diperoleh dari beberapa sumber antara lain:

a) Media cetak

(1) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang

membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan.

(2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran lipat.

(3) Poster ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, tempat -

tempat umum, atau kendaraan umum.

(4) Surat kabar merupakan media komunikasi yang efektif

sebagaimana diketahui pengaruh surat kabar sangat sulit

dielakan bahkan dapat dikatakan surat kabar sudah menjadi

kebutuhan setiap orang.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

17

(5) Majalah bisa menjadi media yang efektif bila isi majalah

disesuaikan dengan kepentingan kepentingan pembaca dan

harus berdasarkan materi yang banyak diketahui oleh pembaca.

(6) Buku-buku, diperpustakaan sekolah buku telah didefinisikan

dan di atur secara sistematis sehingga memudahkan orang

untuk mencari dan membacanya.

b) Media elektronik

Sebagai sarana untuk menyapaikan pesan-pesan atau informasi

kesehatan melalui media kesehatan, seperti:

(1) Televisi, penyampaian pesan atau informasi-informasi

kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk forum

kesehatan.

(2) Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara

lain: obrolan atau tanya jawab, ceramah.

(3) Vidio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

dapat melalui vidio.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang tentang

sesuatu. Interaksi dengan orang lain, memungkinkan pengalaman

yang dialami oleh orang lain akan menambah pengetahuannya.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

18

2. ASI Eksklusif

a. Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization)

adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu

formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain. Sebelum

mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi

dengan sempurna sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain

ASI (Marimbi, 2010).

ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi dalam

menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan

seorang bayi (Indiarti, 2009). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam

larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua

belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Weni,

2011)

b. Manfaat ASI dan Menyusui

Menurut Weni (2011), manfaat ASI ada 4 yaitu:

1) Manfaat ASI bagi bayi

a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik

b) Mengandung antibodi

c) ASI mengandung komposisi yang tepa

d) Mengurangi kejadian karies gigi.

e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan

antar ibu dan bayi

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

19

f) Terhindar dari alergi

g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan

gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara

2) Manfaat ASI bagi ibu

a) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung

syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan

prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi

estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

b) Aspek kesehatan ibu.

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi

uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.

Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan

mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian

karsinoma mamae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding ibu

yang tidak menyusui.

c) Aspek penurunan berat badan.

Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah

dan lebih cepat kembali ke berat badan semula sebelum hamil.

Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin

juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

20

sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam

proses produksi ASI. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan

ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi

sebagai cadangan tenaga akan terpakai.

d) Aspek psikologis.

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang

dibutuhkan oleh semua manusia.

3) Manfaat ASI bagi keluarga

a) Aspek ekonomi.

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk

keperluan lain.

b) Aspek psikologi.

Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih

jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan

hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan.

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana

saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air

masak, botol dan dot yang harus dibersihkan.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

21

4) Manfaat ASI bagi Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi bayi baik. Beberapa penelitian epidemiologis

menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit

infeksi. Bayi yang tetap diberikan ASI ternyata juga terlindungi

dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri

menjadi lebih kecil.

b) Menghemat devisa Negara.

ASI dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu

menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6

milyar yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi

komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi

biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

d) Peningkatan kualitas generasi penerus.

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

c. Komponen ASI

Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen

ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik,

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

22

yang memainkan peran utama dalam perlawanan penyakit pada bayi.

Berikut komponen penting dari ASI menurut Proverawati (2010) :

1) Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang

dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas

pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu

menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu

banyak tetapi kaya gizi dan sangat baik bagi bayi. Kolostrum

mengandung karoten dan vitamin A yang sangat tinggi.

2) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit

dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak

mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah

dicerna.

3) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan

merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah

dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi.

4) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai

sumber energi, meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang

pertumbuhan lactobacillus bifidus.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

23

5) Vitamin A

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 UI/dl.

6) Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg/ltr),

bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini

dikarenakan zat besi pada ASI mudah dicerna.

7) Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter,

berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA

merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai

omega fatty acids. DHA (docosahexaenoic acid) adalah sebuah blok

bangunan utama di otak sebagai pusat kecerdasan dan di jala mata.

Akumulasi DHA di otak lebih besar dari dua tahun pertama

kehidupan. ARA (arachidonic acid) yang ditemukan di seluruh tubuh

dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk mendukung visual dan

perkembangan mental bayi.

8) Lactobasilus

Berfungsi menghambat pertumbuhan mikoorganisme seperti

bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

9) Lactoferin

Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi

untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat

tertentu untuk berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotic

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

24

berpontensi berbahaya seperti bakteri Staphylococci dan E.Coli. Hal

ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi

berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat

menghambat bakteri staphylococcus dan jamur candida.

10) Lisozim

Dapat mencegah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden

caries dentis dan maloklusi. Enzim pencernaan yang kuat akan

ditemukan dalam ASI pada tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam

rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri berbahaya dan akhirnya

menghambat keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus.

d. Produksi ASI

ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses

laktasi. Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan

saat kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh

perkembangan payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi pada

saat kehamilan yaitu pada trimester II dimana payudara mengalami

pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo

alveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara, hormon

prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja dalam memproduksi ASI

(Proverawati, 2010).

Proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai atau dirangsang oleh

isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut

merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

25

prolaktin, yaitu hormone utama yang mengendalikan pengeluaran ASI.

Proses pengeluaran ASI juga tergantung pada let down reflek, dimana

isapan puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding

saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.

Keluarnya ASI terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi lahir, dan kemudian

terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada minggu pertama,

meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai beberapa hari. Larangan

bagi bayi untuk menghisap puting ibu akan banyak menghambat

keluarnya ASI, sementara menyusui bayi menurut permintaan bayi secara

naluriah akan memberikan hasil yang baik. Kegagalan dalam

perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung ASI serta

adanya faktor kelainan anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam

menghasilkan ASI sangat jarang terjadi (Proverawati, 2010).

Menurut Prasetyono (2009) berdasarkan waktu produksinya, ASI

dibedakan menjadi tiga yaitu, kolostrum, foremilk dan hindmilk.

1) Kolostrum

Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah

bayi dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.

Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada masa

awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh.

Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan

melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan

nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

26

berangsur-angsur produksi kolostrum berkurang saat ASI keluar pada

hari ketiga sampai kelima.

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material,

yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum

dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar

mamae pada hari pertama hingga ketiga atau keempat sejak masa

laktasi (Baskoro, 2008).

2) Foremilk

Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal

(foremilk). Air susu ini hanya mengandung sekitar1-2% lemak dan

terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu

tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada

bayi.

3) Hindmilk

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui

hampir selesai. Hindmilk sangak kaya, kental dan penuh lemak

bervitamin, sebagaimana hidangan utama setelah sup pembuka. Air

susu ini sebagian besar energy. yang dibutuhkan oleh bayi.

e. Pola Pemberian ASI

ASI harus diberikan kepada bayinya sesering mungkin dan dalam

waktu lama, misalnya hingga bayi berusia 2 tahun. Sesungguhnya, ASI

bernutrisi tinggi hanya diproduksi oleh payudara ibu sampai bayi berusia

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

27

6 bulan. Oleh karena itu ibu mesti memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan. Meskipun setelah berumur 4 bulan atau 6 bulan bayi memperoleh

makanan tambahan pemberian ASI harus dilanjutkan minimal sampai 12

bulan atau sebaiknya 24 bulan. Sebab ASI memberikan sejumlah zat-zat

yang berguna untuk bayi, seperti lemak, protein bermutu tinggi, vitamin

dan mineral (Prasetyono, 2009).

Ketika bayi menangis, ibu harus segera menyusuinya, meskipun

hal itu terjadi pada malam hari, baik bayi tidur bersama ibu ataupun tidur

terpisah. Pemberian ASI pada beberapa hari pertama setelah kelahiran

bayi tidak harus dari satu payudara tetapi bayi mesti diberi ASI dari kedua

payudara secara bergantian. Tindakan tersebut mencegah terjadinya

pengerasan payudara (Prasetyono, 2009).

Biarkan bayi menyusui sesuai permintaannya. Bayi yang menyusu

sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam.

Biasanya bayi langsung mengosongkan payudara pertama dalam

beberapa menit. Frekuensi menyusui dapat diatur sedemikian rupa dengan

membuat jadwal rutin (Prasetyono, 2009).

f. Masalah dalam Pemberian ASI

1) Puting susu nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.

Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut

bayi dan puting susu ibu benar perasaan nyeri akan segera hilang

(Weni, 2011).

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

28

Rasa nyeri pada puting dapat mempengaruhi proses menyusui,

memiliki puting yang luka dan cedera dapat membuat intensitas

menyusui berkurang. Bahkan adanya rasa nyeri tersebut akan

membuat ibu berhenti menyusui dan memilih untuk berpindah ke susu

formula (Proverawati, 2010)

2) Puting susu lecet

Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan

menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-

kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh

posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush

(candidates) atau dermatitis (Weni, 2011).

3) Payudara bengkak

Pada hari-hari pertama payudara sering terasa penuh dan nyeri

disebabkan oleh bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan

dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak (Weni, 2011).

Payudara yang membengkak dapat membuat areola dapat

melembung, yang bisa membuat sulit untuk bayi menyusu dengan

benar. Bayi hanya mampu menghisap pada puting susu bukan areola.

Hal ini akan menyebabkan bayi untuk menghisap keras pada puting

susu sebagai tindakan untuk mencoba mendapatkan susu dan

menyebabkan puting crack dan sakit (Proverawati, 2010).

Untuk mencegah terjadinya bengkak maka diperlukan,

menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi

harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

29

menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun

(Weni, 2011).

4) Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi

merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh

meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya

kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu

setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang

berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI di isap dikeluarkan

atau penghisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH (Weni,

2011).

5) Kurang atau salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya

atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu

formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih

banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan

kehamilan atau saat memulangkan bayi (Weni, 2011).

6) Sindrom ASI kurang

Sering kenyataanya ASI tidak benar-benar kurang. Ibu dan bayi

dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus

memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana

produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih,

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

30

misalnya pada relaktasi maka bila perlu dilakukan pemberian ASI

dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus

lainnya yang ditempelkan pada puting untuk diisap bayi dan ujung

lainnya dihubungkan dengan ASI (Weni, 2011).

Sering kali ibu mengeluh bahwa ASI-nya tidak keluar atau

tidak mencukupi kebutuhan bayi. Hal ini dapat dipengaruhi kondisi

psikis ibu, karena merasa tidak mampu menyusui bayi. Peningkatan

produksi ASI seiring jumlah ASI yang dikeluarkan. Semakin tinggi

kebutuhan bayi, ASI yang diproduksi semakin meningkat (Prastyono,

2009)

7) After pains

Hormon oksitosin yang menyebabkan refleks aliran air susu

menyebabkan kontraksi pada rahim saat melahirkan. Oksitosin yang

dihasilkan saat menyusui dapat menyebabkan kontraksi rahim. After

pains bisa berupa nyeri ringan dan kontraksi yang benar-benar

menyakitkan. Rasa sakit tersebut dapat muncul dan menghilang

selama 5-10 menit. Sebenarnya tidak semua wanita mengalami after

pains, tetapi hal ini dianggap normal dan akan berhenti setelah 4 hari.

Biasanya after pains lebih sering muncul dan menjadi semakin parah

setelah melahirkan anak kedua dan seterusnya (Prasetyono, 2009).

8) Puting payudara yang datar

Jika ibu memiliki puting payudara yang datar, hendaknya ibu

menarik-narik puting payudara hingga menonjol atau menggunakan

alat bantu pompa susu. Tindakan ini dapat dilakukan setelah ibu

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

31

mandi pada periode kehamilan di atas 7 bulan. Penarikan puting

payudara dilakukan sampai bayi lahir (Prasetyono, 2009).

9) Masalah pada bayi

Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui

pada bayi diantaranya adalah terdapat kelainan sumbing bibir,

kelainan bentuk mulut, bayi bingung puting bayi dengan lidah pendek

(Weni, 2011).

g. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Perilaku pemberian ASI adalah suatu tindakan aktif dari seorang

ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu tanpa tambahan makanan dari

bayi lahir sampai berusia 6 bulan (Dinkes, 2008). Rendahnya

pemberian ASI banyak ditemukan diantara perempuan yang bekerja

karena alasan seperti singkat cuti hamil, tempat bekerja dimana tidak

diperbolehkan membawa bayi atau tidak ada privasi untuk menyusui

bayi (Singh, 2010).

Penelitian Singh (2010) menunjukkan bahwa semakin tinggi

pendidikan ibu, pengetahuan ibu semakin baik. Hal ini akan

memberikan kecenderungan ibu dalam bersikap dengan memberikan

ASI eksklusif pada bayi. Penelitian serupa oleh Amosu, et. all (2011)

telah menunjukkan bahwa perilaku menyusui sangat rendah diantara

perempuan berpendidikan tinggi dan bekerja.

Dalam penelitian Fayed, at all (2012) menyatakan tentang

dampak pekerja terhadap praktek pemberian ASI, bahwa sebagian besar

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

32

ibu – ibu bekerja menghentikan pemberian ASI setelah kembali bekerja.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi penghentian ASI adalah kurangnya fasilitas di

tempatkerja terhadap proses pemberian ASI yaitu tempat memerah dan

penyimpanan ASI.

h. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

menurut Zakiyah (2012) antara lain:

1) Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang (Notoadmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

2) Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ibu

berhubungan dengan pola pemberian ASI eksklusif (Yuliandarin,

2009). Hal yang sama disampaikan Wardah (2013) bahwa terdapat

hubungan bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI

eksklusif.

3) Pekerjaan Ibu

Pekerjaan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif

dimana ibu yang tidak bekerja berpeluang memberikan ASI

eksklusif 16,4 kali dibandingkan ibu yang bekerja (Yuliandarin,

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

33

2009). Dunia kerja akan mengubah peran ibu dalam mengasuh

anak. Sedikitnya lama cuti pasca melahirkan dan jam kerja yang

panjang menjadi faktor beralihnya ibu ke susu formula dan ibu

menyapih anak (Andini, 2006).

4) Usia Ibu

Ibu yang berumur 35 tahun atau lebih tidak dapat menyusui

bayinya dengan ASI yang cukup sehingga terdapat hubungan yang

bermakna antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif

(Lestarie, 2004). Proporsi pemberian ASI eksklusif paling banyak

pada ibu berusia muda lebih besar dari proporsi pemberian ASI

eksklusif pada ibu berusia tua (Yuliandarin, 2009).

5) Kondisi kesehatan Ibu dan bayi

Hampir semua ibu dapat menyusui bayinya sejak awal

kelahiran bayi hingga 6 bulan dan meneruskan menyusui hingga

usia 2 tahun (WHO, 2009). Namun, sejumlah kecil kondisi

kesehatan ibu dan bayi dapat membenarkan alasan ibu tidak

menyusui secara permanen atau sementara. Berdasarkan Peraturan

pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang ASI, Setiap ibu harus

memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya

terkecuali jika ibu tersebut mengalami indikasi medis, ibu tidak ada

dan ibu terpisah dari bayi.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

34

6) Manajeman Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui (Siregar, 2009). Kegiatan ini

dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada

masa menyusui selanjutnya. Laktasi adalah keseluruhan proses

menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap

dan menelan ASI. Sementara itu, yang dimaksud dengan manajemen

laktasi ialah suatu upaya yang dilakukan oleh ayah, ibu dan keluarga

untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup

pelaksanaan manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan,

setelah persalinan, dan masa menyusui (Prasetyono, 2009).

a) Masa Kehamilan (antenatal)

(1) Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASI, manfaat

menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negatif pemberian

susu formula.

(2) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh, kehamilan dan kondisi

puting payudara. Selain itu, ibu perlu memantau kenaikan berat

badan selama hamil.

(3) Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6

bulan hingga siap menyusui. Tindakan ini dimaksudkan agar

ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang

mencukupi kebutuhan bayi.

(4) Ibu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makan

tambahan sejak kehamilan trimester II. Makanan tambahan

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

35

yang dibutuhkan saat hamil sebanyak 11/3 kali dari makanan

yang dikonsumsi sebelum hamil.

(5) Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,

termasuk mendapatkan dukungan suami yang dapat

memberikan rasa nyaman kepada ibu.

b) Masa setelah persalinan (prenatal)

(1) Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam

kehidupan bayi selanjutnya. Dalam hal ini, bayi harus

mendapatkan cukup ASI, yang dilanjutkan dengan cara

menyusui yang baik dan benar, baik posisi maupun cara

melekatkan bayi pada payudara ibu.

(2) Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi dan ibu

selama 24 jam agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

(3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi dalam waktu 2

minggu setelah melahirkan.

c) Masa menyusui (postnatal)

(1) Setelah bayi mendapat ASI pada minggu pertama kelahiran, ibu

harus menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama

setelah lahir. Saat itu, bayi hanya diberi ASI tanpa makanan

atau minuman lainnya.

(2) Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa

menyusi agar bayi tumbuh sehat. Saat menyusui ibu

memerlukan makanan 1½ kali lebih banyak daripada biasanya,

dan minum minimal 8 gelas sehari.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

36

(3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya. Ibu

perlu ketenangan pikiran, serta menghindarkan diri dari

kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.

(4) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan (merujuk

Posyandu atau Puskesmas) bila ada permasalahan yang terkait

penyusuan.

(5) Ibu memperhatikan gizi/makanan anak, terutama pada bayi

berusia 4 bulan. Sebaiknya, bayi diberi ASI yang kualitas dan

kuantitasnya baik

7) Promosi Susu Formula

Promosi merupakan bentuk dari komunikasi pemasaran

dalam bentuk serangkaian aktivitas-aktivitas yang menyeluruh

untuk memasarkan sesuatu baik untuk tujuan finansial maupun

finansial (Shimp, 2009). Tujuan Promosi menurut Kotler (2008)

adalah mengkomunikasikan manfaat dari produksnya, membujuk

dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk

tersebut. Susu formula adalah susu yang dibuat khusus untuk bayi

yang kandungannya menyerupai dengan kandungan Air Susu Ibu

(ASI), tetapi tidak seluruh zat gizi yang terkandung didalamnya

dapat diserap oleh bayi. Susu formula dibuat dengan menggunakan

ASI sebagai patokan nutrisi bergizi dan diproduksi secara

komersial (Sears, 2007).

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

37

8) Status Ekonomi dan Demografi

Berdasarkan RISKESDAS 2010, terdapat hubungan antara

tingkat pengeluaran per kapita rumah tangga dengan pemberian

ASI eksklusif di kelompok bayi 0-1 bulan, 2-3 bulan maupun 4-5

bulan. Semakin tinggi tingkat pengeluaran seseorang maka semakin

sedikit presentase pemberian ASI. Menurut RIKESDAS 2010,

Cakupan ASI juga lebih tinggi di daerah pedesaan dibandingkan

daerah perkotaan. Presentase pemberian ASI di daerah perkotaan

pada usia 0-1 bulan sebanyak 41,7% dan semakin menurun pada

bayi berusia 2-3 bulan (34,8%) dan umur 4-5 bulan (26,9%).

9) Kebijakan Nasional dan Internasional

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan

pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif.

Peraturan ini bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak bayi

mendapatkan ASI ekklusif sejak dilahrkan hingga berusia 6 bulan

dan untuk meningkatkan peran dan dukungan keluarga,

masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah terhadap pemberian

ASI eksklusif. Secara international WHO telah mengeluarkan

International Code of Marketing of Breastmilk Subtitudes pada

tahun 1981 yang mengatur mengenai penggunaan makanan

pengganti ASI.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

38

10) Dukungan Keluarga

Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan bahwa

keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari

suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,

atau ibu dan anaknya. Dukungan keluarga merupakan salah satu

unsur penting menyukseskan ASI eksklusif. Dukungan keluarga

akan menambah rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi.

Interaksi positif dengan keluarga akan menghasilkan kasih sayang

dan dukungan moril.

Hasil penelitian Abdul (2010) membuktikan bahwa dukungan

keluarga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu.

Senada dengan hal tersebut, penelitian Simbolon (2011) juga

menguatkan bukti bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap

pemberian ASI eksklusif. Dukungan keluarga, terbukti berpengaruh

secara emosional. Dukungan merupakan bagian dari membangun

kepercayaan. Selain meningkatkan kepercayaan diri, dukungan

jugameningkatkan kepercayaan atas hubungan diantara pasangan.

11) Dukungan suami

Dukungan suami merupakan faktor penting terhadap

keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami dibutuhkan mulai dari

hamil sampai menyusi. Kepercayaan suami aka keberhasilan ibu

dalam menyusui serta kemampuan suami memberikan informasi

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

39

mengenai ASI dapat menghilangkan kendala yang ada dan merubah

keadaan psikologis ibu. Keadaan psikologis ibu berpengaruh besar

terhadap keberhasilan ibu menyusui secara eksklusif (NMAA,

2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliandarin (2009)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang

mendapat dukungan suami yang baik berpeluang 12,98 kali lebih

besar memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki

dukungan suami yang rendah.

12) Dukungan Keluarga Ibu

Penelitian yang dilakukan Dykes (2008) di North West of

England menyatakan bahwa terdapat dukungan keluarga ibu

berpengaruh positif terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu

membutuhkan dukungan emosional, informasi dan bantuan dari

keluarganya. Senada dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan

oleh Ingram (2004) di South Bristol United Kingdom menyatakan

bahwa dukungan keluarga ibu penting untuk mendukung

pemberian ASI eksklusif. Keluarga ibu berperan dalam pemberian

informasi dan bantuan praktis dalam menyusui.

13) Dukungan Mertua

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ida (2012) di

Kelurahan Kemiri Muka, Depok, terdapat hubungan yang

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

40

bermakna antara dukungan keluarga ibu dan mertua dengan

pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh Ingram

(2004) dengan metode kualitatif berupa focus group discussion dan

wawancara dengan 10 orang mertua di South Bristol United

Kingdom menyatakan bahwa dukungan mertua berhubungan

dengan pemberian ASI eksklusif.

14) Pelayanan Kesehatan

Dukungan dari pelayanan kesehatan diperlukan untuk

mendukung ibu memberikan ASI eksklusif. Dukungan dari

pelayanan kesehatan berupa informasi mengenai menyusui selama

kehamilan dan setelah bayi lahir. Pemerintah telah mengeluarkan

“Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui” dalam

Kepmenkes RI No. 450 tahun 2004 tentang Pemberian Air Susu

Ibu secara sksklusif pada Bayi di Indonesia.

3. Manajemen Laktasi

a. Defenisi Manajemen Laktasi

Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang

dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui

bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa

kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar

rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak

berumur 2 tahun (postnatal) (Suririnah, 2009).

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

41

Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang dipelukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama

dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa

menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Manajemen

Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui (Siregar, 2009).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi

merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk

manusia (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Laktasi adalah produksi dan

pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu harus sudah siap baik secara

psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat menyusu.

Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800

ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, 2011).

Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara

lain ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI

peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui

(Maryunani, 2012). Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah

penting dan berperan untuk keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua

tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI eksklusif berjalan

dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan payudara.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

42

b. Fisiologi Laktasi

Amosuat et.al (2011) mengungkapkan bahwa menyusui merupakan

cara terbaik dalam menyediakan makananideal untuk perkembangan dan

pertumbuhan bayi sehat. Dengan menyusukan lebih dini terjadi

perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dan hipofisis. Sehingga

sekresi ASI semakin lancar. Pada ibu ada 2 macam refleks yang

menentukan keberhasilan dalam menyusui. Refleks tersebut adalah reflek

prolaktin dan reflek aliran (let down reflek) (Perinasia, 2009).

Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai

kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Dari segi

fisiologi, kemampuan laktasi berhubungan dengan makanan, faktor

endokrin dan faktor fisiologi (Marmi, 2012).

Pada masa hamil terjadi perubahan payudara, terutama mengenai

besarnya. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya kelenjar payudara

proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan air

susu ibu. Proses proliferasi dipengaruhi oleh hormone yang dihasilkan

plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogonadotropin, estrogen dan

progesteron. Selain itu, perubahan tersebut disebabkan bertambah

lancarnya peredaran darah pada payudara. Pada kehamilan lima bulan

atau lebih, kadang-kadang dari ujung puting keluar cairan yang disebut

kolostrum. Sekresi (keluarnya) cairan tersebut karena pengaruh hormon

laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Keadaan

tersebut adalah normal, meskipun cairan yang dihasilkan tidak berlebihan

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

43

sebab meskipun kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu juga

dihambat oleh hormon estrogen. Setelah persalinan kadar estrogen dan

progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin

tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin dan

estrogen. Oleh karena itu, airsusu ibu segera keluar. Biasanya,

pengeluaran air susu dimulai pada hari kedua dan ketiga setelah

kelahiran. Setelah persalinan, segera susukan bayi karena akan memacu

lepasnya prolaktin dari hipofise sehingga pengeluaran air susu bertambah

lancar (Marmi, 2012).

Reflek-reflek yang sangat penting dalam proses laktasi sebagai

berikut:

1) Reflek Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting

susu terangsang, rangsangan tersebut dibawa ke hipotalamus oleh

serabut afferent, kemudian dilanjutkan ke bagian depan kelenjar

hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah.

Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air

susu.

2) Reflek Aliran (let down reflek)

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar sampai

bagian belakang kelenjar hipofise yang akan melepaskan hormone

oksitosin masuk ke dalam aliran darah. Oksitosin akan memacu otot-

otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktus berkontraksi sehingga

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

44

memeras air susu dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu.

3) Reflek Menangkap (Rooting Reflek)

Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan.

4) Reflek Menghisap

Reflek menghisap pada bayi akan timbul jika puting merangsang

langit-langit.

5) Reflek Menelan

Air susu yang penuh dalam mulut bayi akan ditelan sebagai

pernyataan reflek menelan dari bayi. Pada saat bayi menyusu, akan

terjadi peregangan puting susu dan areola untuk mengisi rongga mulut

(Marmi, 2012).

c. Upaya Memperbanyak AS

Menurut Marmi (2012), upaya tindakan yang dapat memperbanyak

ASI yaitu, sebagai berikut:

1) Bimbingan prenatal.

2) Perawatan payudara dan puting susu sedini mungkin dimulai sejak

kehamilan trimester III.

3) Menyusui sedini mungkin segera setelah melahirkan.

4) Menyusui secara on demand yaitu menyusui sesering mungkin

sesuai dengan kehendak bayi tanpa dijadwal.

5) Menyusui dengan posisi yang benar.

6) Memberikan ASI eksklusif.

7) Pemberian gizi pada ibu hamil dengan baik dan seimbang konsumsi

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

45

nutrisi lengkap dengan cukup kalori dan cukup air

8) Dukungan pada ibu secara psikologis dari suami, keluarga dan bidan.

9) Sikap pelayanan, pengetahuan dan kesiapan petugas.

10) Saat menyusui, sebaiknya ibu berada di lingkungan yang tenang.

11) Pelayanan pascanatal.

12) Setiap menyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian

tetapi diusahakan satu payudara sampai habis, lalu pindah ke

payudara yang lainnya.

d. Cara Menyusui yang Benar

Menurut Marmi (2012), cara menyusui yang benar adalah sebagai

berikut:

1) Posisi madona atau menggendong

Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi

diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan

tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

2) Posisi football atau mengepit

Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping

dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan mungkin

menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika

diperlukan.

3) Posisi berbaring miring

Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini

merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

46

penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan

e. Tata Laksana Menyusui yang Benar

Menurut Marmi (2012), tahap dan tata laksana menyusui yang

benar adalah sebagai berikut:

1) Posisi badan ibu dan badan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.

b) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.

d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara

ibu.

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis

dengan leher dan lengan bayi.

g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat

bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting dan areola.

b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C

yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang

lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting

(puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah

seperti gunting) dibelakang areola

c) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting reflek (reflek

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

47

menghisap).

d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan lidah menjulur

kebawah.

e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu

belakang bayi bukan belakang kepala.

f) Posisikan puting susu di atas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan

dengan hidung bayi.

g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit

mulut bayi.

h) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga

puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras

(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle).

i) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan

memerah sehingga ASI akan keluar.

j) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,

payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

k) Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan

hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal

ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara

dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.

l) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

48

f. Cara Memerah ASI

Mensah (2011) dalam risetnya mengungkapkan banyak ibu yang

kembali bekerja setelah melahirkan dan mereka harus meninggalkan bayi

mereka di rumah. Mereka tidak dapat menyusui bayinya dengan baik

seperti yang dipersyaratkan oleh WHO karena kurangnya fasilitas tempat

kerja. Dalam hal ini bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian

ASI secara eksklusifselama paling sedikit 4 bulan. Dan ibu bakerja di

anjurkan memberikan ASI perah kepada bayinya selama ditinggal ibu

bekerja. Manfaat dari pemberian ASI menurut Roesli (2010) selain bayi

tetap memperolah ASI saat ibunya bekerja juga dapat menghilangkan

bendungan ASI, menghilangkan rembesan ASI, juga menjaga

kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit.

Menurut Bobak (2009) cara memerah ASI dengan tangan adalah

sebagai berikut:

1) Cuci tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk menampung

ASI.

2) Condongkan badan ke depan dan sanggah payudara dengan tangan.

3) Mulai dari letakkan jari di atas areola dan jari – jari lain di bawahnya.

4) Peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari-jari lain

mengurut ke arah depan.

5) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali dengan gerakan

berirama sampai ASI mulai mengalir keluar.

6) Jangan menarik atau memijat puting susu, karena tidak akan

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

49

mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan sakit.

4. Hubungan Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi dengan

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan ibu

yang memadai mengenai ASI eksklusif akan mempengaruhi dan memotivasi

ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Ibu yang berpengetahuan baik

mengetahui lama pemberian ASI tanpa makanan apapun, manfaat

pemberian ASI, hal yang mempengaruhi volume ASI, zat gizi yang

terkandung dalam ASI, pengetahuan mengenai kolostrum, frekuensi

menyusui dan tanda bayi cukup ASI.

Hal ini sesuai dengan penelitian di Wilayah Puskesmas Kotabaru

Bekasi Barat yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara

pengetahuan dengan pemberian ASI esklkusif. Ibu yang memiliki

pengetahuan baik akan memberikan ASI eksklusif 5,47 kali dibandingkan

ibu yang berpengetahuan kurang (Yuliandarin, 2009). Senada dengan hal

tersebut, penelitian di Puskesmas Garuda Kota Pekanbaru yang dilakukan

oleh Husna (2006) mengatakan bahwa 46,9% ibu yang berpengetahuan baik

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Senada dengan hal tersebut,

penelitian yang dilakukan Chezem (2012) menunjukkan adanya hubungan

antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI. Pengetahuan yang tinggi

meningkatkan lama menyusui sampai 3 bulan sebanyak 6,5 kali dan sampai

dengan 6 bulan sebanyak 1,97 kali.

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

50

Berbeda dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan Utaminingrum

(2010) di Kelurahan Muktiharjo dengan jumlah responden 62 ibu yang

memiliki bayi berusia 6-12 bulan menunjukkan bahwa tidak terbukti adanya

hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian yang dilakukan Setiawati (2013) di daerah Semarang dengan 117

responden menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p-value= 0,43).

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) yang berasal dari hasil tahu dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman

sendiri atau orang lain (Notoadmodjo, 2007). Pemberian ASI eksklusif dapat

berhasil salah satunya karena pengetahuan responden mengenai manfaat dan

pentingnya memberikan ASI saja pada bayi selama 6 bulan

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

51

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi

tentang yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan (Suparyanto, 2009). Kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2007), Proverawati (2010), Weni (2011), Prasetyomo

(2009)

Pengetahuan

Pemberian ASI Eksklusif

Masalah Pemberian ASI

Eksklusif:

1. Puting susu nyeri

2. Puting susu lecet

3. Pembengkakan payudara

4. Mastitis/abses payudara

5. After pains

6. Salah informasi

7. Puting payudara datar

8. Masalah pada bayi.

Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI:

Faktor Predisposisi:

1. Pengetahuan

2. Usia

3. Pekerjaan

4. Pendidikan

5. Demografi

6. Kesehatan ibu dan anak

Faktor Pendukung :

1. Promosi Susu Formula

2. Manajemen Laktasi

Faktor Pendorong :

1. Dukungan petugas kesehatan

2. Dukungan Keluarga

Manajemen Laktasi

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan manajemen laktasi

1. Umur

2. Tingkat Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sumber Informasi

5. Pengalaman

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/Rizki Ramadhan BAB II.pdf · dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas

52

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep/kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran pada

penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka

atau uraian dalam kerangka konsep menjelaskan hubungan dan keterkaitan

antar variabel peneliti (Saryono, 2010).

Variabel bebas (Independent) Variabel Terikat (Dependent)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar

atau salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2010). Adapun hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang

manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan

Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Keberhasilan Pemberian ASI

Eksklusif

Tingkat Pengetahuan

Tentang Manajemen Laktasi

Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017