bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan kebutuhan dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/bab...

28
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar 1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam buku Asmadi (2009) lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Kebutuhan oksigen menurut Abraham Maslow terdapat dalam kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs), karena oksigen (O 2 ) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia. Kebutuhan oksigen (O 2 ) sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen (O 2 ) dalam tubuh harus terpenuhi, apabila kebutuhan oksigen (O 2 ) dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan bila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Kebutuhan fisiologis ini mencangkup : a. Kebutuhan oksigenasi dan pertukaran gas b. Kebutuhan cairan dan elektrolit c. Kebutuhan makanan d. Kebutuhan elimininasi urine dan alvi e. Kebutuhan istirahat dan tidur f. Kebutuhan aktivitas g. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh h. Kebutuhan seksual 2. Pengertian Oksigenasi Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam system (kimia atau fiksi). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbahaya yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Mubarak dan Chayatin, 2007).

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kebutuhan Dasar

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam buku

Asmadi (2009) lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar

Manusia Maslow. Kebutuhan oksigen menurut Abraham Maslow

terdapat dalam kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs), karena

oksigen (O2) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan

manusia. Kebutuhan oksigen (O2) sangat berperan dalam proses

metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh harus

terpenuhi, apabila kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh berkurang

maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan bila hal tersebut

berlangsung lama akan terjadi kematian. Kebutuhan fisiologis ini

mencangkup :

a. Kebutuhan oksigenasi dan pertukaran gas

b. Kebutuhan cairan dan elektrolit

c. Kebutuhan makanan

d. Kebutuhan elimininasi urine dan alvi

e. Kebutuhan istirahat dan tidur

f. Kebutuhan aktivitas

g. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh

h. Kebutuhan seksual

2. Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam system (kimia

atau fiksi). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbahaya yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel.

Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi dan air. Akan

tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan

memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel

(Mubarak dan Chayatin, 2007).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

7

Menurut PPNI 2016 masalah keperawatan yang umum terjadi terkait

dengan kebutuhan oksigen salah satunya pola napas tidak efektif. Pola

napas tidak efektif adalah ispirasi dan/atau ekspirasi yang tidak

memberikan ventilasi adekuat.

3. Pengertian pernapasan

Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

antara sel tubuh dengan lingkungan. Mekanisme pernapasan terjadi

karena kebutuhan tubuh terhadap oksigen yang terus-menerus,

sehingga pusat pernapasan dalam tubuh merangsang organ-organ

pernapasan melakukan aktivitas pernapasan yang melalui proses

perpindahan gas akibat perbedaan tekanan parsial gas oksigen/ O₂ dan

karbondioksida/CO₂ didalam tubuh dengan atmosfer (Wahyudi dan

Wahid, 2016).

4. Fisiologi Sistem Pernapasan

Fisiologi respirasi adalah pertukaran gas-gas pernafasan terjadi

antara lingkungan dan darah, memindahkan dari atmosfer ke alveoli,

dimana oksigen ditukar menjadi karbon dioksida. Alveoli

memindahkan oksigen dan karbon dioksida ke dan dari darah mealuli

membrane kapiler alveolar. Ada tiga langkah dan proses oksigenasi,

yaitu : ventilasi, difusi dam perfusi ( potter dan perry, 2010 ).

a. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan

keluar paru – paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan

thoraks yang elastis dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan

inspirasi utama adalah diafragma dipersarafi yang utuh. Otot

pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diagfragma dipersarafi

oleh saraf frenik, yang keluar dari medulla spinalis pada vertebra

servikal keempat.

b. Difusi

Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan

konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

8

lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler

alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan

membran. Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi

karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu yang lebih lama

untuk melewati membran tersebut.

a) Transportasi Oksigen

Sistem transportasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sistem

kardiovaskuler. Proses penghantaran ini bergantung pada jumlah

oksigen yang masuk ke paru – paru dan jaringan (ventilasi), aliran

darah ke paru – paru dan jaringan (perfusi), kecepatan difusi, dan

kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah

oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin, dan

kecenderungan untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990).

b) Transportasi Karbondioksida

Karbondioksida berdifusi ke dalam sel – sel darah merah dan

dengan cepat dehidrasi menjadi asam karbonat (H2CO3) akibat

adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah

menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3-). Ion

hidrogen di bufer oleh hemoglobin dan HCO3- berdifusi kedalam

plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel

darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino, membentuk

senyawa karbamino, reaksi ini dapat terjadi dengan cepat tanpa

adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksi \hemoglobin)

dapat bersenyawa dengan karbondioksida dengan lebih mudah

daripada oksihemoglobin. Dengan demikian, darah vena

mentransportasi sebagian besar karbon dioksida.

c. Perfusi

Fungsi utama sirkulasi paru adalah mengalirkan darah ke dan dari

membran kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas.

Sirkulasi pulmonar merupakan suatu reservoar untuk darah sehingga

paru dapat meningkatkan volume darahnya tanpa peningkatan tekanan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

9

dalam arteri atau vena pulmonar yang besar. Sirkulasi pulmonar juga

berfungsi sebagai suatu filter, yang menyaring trombus sebelum

trombus tersebut mencapai organ-organ vital.

5. Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi

Keadekuatan sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan transpor gas – gas

pernapasan ke jaringan dipengaruhi oleh empat tipe faktor :

a. Faktor Fisiologis

Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara

langsung akan memepengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi

kebutuhan oksigen. Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi,

ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia

miokard, kondisi – kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan

perifer.

b. Faktor Perkembangan

Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal

mempengaruhi oksigenasi jaringan.

a) Bayi prematur terkena penyakit membran hialin, yang diduga

disebabkan oleh defisiensi surfaktan. Kemampuan paru untuk

mensintesis surfaktan berkembang lambat pada masa kehamilan,

yakni pada sekitar bulan ketujuh, dan dengan demikian bayi

preterm tidak memiliki surfaktan

b) Bayi Dan Toodler

Bayi dan toodler berisiko mengalami infeksi saluran napas atas

sebagai hasil permaparan yang sering pada anak-anak lain dan

pemaparan asap dari rokok yang sering dihisap orang lain

(huebner,1994: whatling, 1994). Selain itu selama proses

pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal,

yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan

potensi terjadinya infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran

pernapasan biasanya tidak berbahaya dan bayi atau toodler

sembuh dengan kesulitan yang sedikit. Infeksi jalan napas yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

10

umum adalah nasofaringitis (mis. Rinovirus, virus sinsitial

pernapasan, dan adenovirus).

c) Anak Usia Sekolah dan Remaja

Anak Usia Sekolah dan Remaja terpapar pada infeksi

pernapasan dan faktor – faktor risiko pernapasan, misalnya

menghisap asap rokok dan merokok. Anak sehat biasanya tidak

mengalami efek merugikan akibat infeksi pernapasan. Namun,

individu yang mulai merokok pada usia remaja dan

meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami

peningkatan risiko penyakit kardiopulmona dan kanker paru.

d) Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan

Individu usia dewasa pertengahan dan dewasa muda terpapar

pada banyak faktor risiko kardiopulmonar, seperti: diet yang tidak

sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan dan merokok. Dengan

mengurangi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi ini, akan

menurunkan risiko menderita penyakit jantung dan pulmonar.

e) Lansia

Sistem pernapasan dan sistem jantung mengalami perubahan

sepanjang proses penuaan. Pada sistem aterial, terjadi plak

aterosklerosis sehingga tekanan darah sistemik meningkat.

Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang

berhubungan dengan osteoporosis dan klasifikasi tulang rawan

kosta. Otot – otot pernapasan melemah dan sirkulasi pembuluh

darah pulmonar menjadi kurang dapat berdistensi. Trakea dan

bronkus besar menjadi membesar akibat klasifikasi jalan napas

dan alveoli membesar, menurunkan daerah permukaan yang

tersedia untuk pertukaran gas. Selain itu, jumlah silia fungsional

mengalami pengurangan. Penurunan kerja silia dan mekanisme

batuk efektif menyebabkan individu lansia berisiko mengalami

infeksi pernapasan (lueckenotte, 1996).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

11

c. Faktor Prilaku

Prilaku atau gaya hidup, baik secara langsung maupun tidak

langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi

kebutuhan oksigen. Faktor –faktor gaya hidup yang mempengaruhi

fungsi pernapasan meliputi nutrisi, latihan fisik, merokok, dan

penyalahgunaan substansi.

a) Nutrisi

Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa

cara. Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru.

Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan

otot pernapasan. Kondisi ini menyebabkan kekuatan dan kerja

(ekskursi) pernapasan menurun. Klien yang mengalami

kekurangan gizi mengalami kelemahan otot pernapasan. Kondisi

ini menyebabkan kekuatan otot dan kerja (ekskursi) pernapasan

menurun. Klien obesitasn atau yang mengalami kurang gizi

berisiko anemia.

b) Latihan Fisik

Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan

kebutuhan oksigen. Individu melakukan aktivitas fisik 3 sampai 4

kali dan satu minggu selama 20 hingga 40 menit memiliki

frekuensi nadi dan tekanan darah yang lebih rendah dan

mengalami penurunan kolesterol serta mengalami peningkatan

aliran darah dan menggunakan lebih banyak oksigen akibat kerja

otot.

c) Merokok

Merokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit, termasuk

penyakit jantung, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan

kanker paru. Risiko kanker paru 10 kali lebih kuat pada individu

yang merokok daripada individu yang tidak merokok.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

12

d) Penyalahgunaan Substansi

Penggunaan alkohol dan obat-obatan lain secara berlebihan akan

mengganggu oksigenasi jaringan dengan 2 cara. Pertama,

individu yang kronis penyalahgunakan substansi. Kondisi ini

seringkali memiliki asupan nutrisi yang buruk. Kedua,

penggunaan alkohol dan obat-obatan tertentu secara berlebihan.

Kondisi ini mendepresi pusat pernapasan, menurunkan frekuensi

kedalaman pernapasan, dan jumlah oksigen yang diinhalasi.

6. Masalah Kebutuhan Oksigen

a. Hiperventilasi

Hiperventilasi merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebih

yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbon dioksida normal di

vena, yang diproduksi melalui metabolisme selular. Hiperventilasi

dapat disebabkan oleh ansietas, infeksi, obat-obatan,

ketidakseimbangan asam basa, dan hipoksia yang dikaitkan dengan

embolus paru atau syok. Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi

adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurut

konsentrasi, disorientasi, tinitus.

b. Hipoventilasi

Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon

dioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka

PaCO2 akan meningkat. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis

(kolaps paru). Tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah

nyeri kepala penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia,

krtidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.

c. Hipoksia

Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada

tingkat jaringan. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi pengahantaran

oksigen atau penggunaan oksigen di selular. Hipoksia dapat

disebabkan oleh :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

13

a) Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah

yang membawa oksigen

b) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi

c) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah,

seperti yang terjadi pada kasus keracunan sianida.

d) Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti yang

terjadi pada kasus pneumonia

e) Perfusi darah yang mengandung oksigen di jaringan yang buruk,

seperti yang terjadi pada syok

f) Kerusakan ventilasi, seperti yang terjadi pada fraktur iga

multipel atau trauma dada.

7. Pola Napas Tidak Efektif

a. Definisi

Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi

adekuat (PPNI, 2016).

b. Penyebab

1. Depresi pusat pernapasan

2. Hambatan upaya napas (misalnya, nyeri saat bernapas,

kelemahan, otot pernapasan)

3. Deformitas dinding dada

4. Deformitas tulang dada

5. Gangguan neuromuskular

6. Gangguan neurologis (misalnya, elektroensefalogram [EEG]

positif, cedera kepala, gangguan kejang)

7. Imaturitas neurologis

8. Penurunan energi

9. Obesitas

10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

11. Sindrom hipoventilasi

12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 keatas)

13. Cedera pada medula spinalis

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

14

14. Efek agen farmakologis

15. Kecemasan

c. Gejala dan Tanda Mayor (Harus Ada)

1. Subjektif

Despnea

2. Objektif

a) Penggunaan otot bantu pernapasan

b) Fase ekspirasi memanjang

c) Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi,

kussmaul, cheyne-stokes).

d. Gejala dan Tanda Minor (mungkin terdapat)

1. Subjektif

Ortopnea (kondisi sesak yang muncul saat posisi berbaring

lurus dan biasanya terjadi pada pasien yang gagal jantung)

2. Objektif

a) Pernapasan pursed-lip ( bernapas dengan cara tarik napas

melalui hidung dua hitungan (satu-dua) jaga mulut agar

tertutup. Jangan menghirup napas terlalu dalam (tarik napas

seperti biasa). Bentuk mulut mengkerut (seperti orang mau

bersiul atau meniup lilin).

b) Pernapasan cuping hidung

c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat

d) Kapasitas vital menurun

e) Tekanan ekspirasi menurun

f) Takanan inspirasi menurun

g) Ekskursi dada berubah

e. Kondisi klinis terkait

1) Depresi sistem saraf pusat

2) Cedera kepala

3) Trauma thoraks

4) Gullian barre syndrome

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

15

5) Multiple sclerosis

6) Myasthenia gravls

7) Stroke

8) Kuadriplegia

9) Intoksikasi alkohol

(SDKI, 2016)

B. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada Efusi Pleura menurut Irman Somantri (2009)

yaitu :

a. Pengkajian

Sesuai dengan etiologi penyebabnya, efusi pleura dapat timbul pada

seluruh usia. Status ekonomi (tempat tinggal) sangat berperan terhadap

timbulnya penyakit ini terutama yang didahului oleh tuberculosis paru.

Klien dengan tuberculosis paru sering ditemukan didaerah padat

penduduk dengan kondisi sanitasi yang kurang.

b. Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama

Kebanyakan efusi pleura bersifat asimtomatik, gejala yang timbul

sesuai dengan penyakit yang mendasarainya. Pneumonia akan

menyebabkan demam, mengigil dan nyeri dada plueritik, ketika

efusi sudah membesar dan menyebar kemungkinan timbul dipsnea

dan batuk. Efusi pleura yag besar akan mengakibatkan napas

pendek. Tanda fisik meliputi deviasi trakea menjauhi sisi yang

terkena, dullness pada perkusi dan penurunan bunyi pernapasan

pada sisi yang terkena.

b) Riwayat kesehatan terdahulu

Klien dengan efusi pleura terutama akibat adanya infeksi non-

pleura biasanya mempunyai riwayat penyakit tuberculosis paru.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

16

c) Riwayat kesehatan Keluarga

Tidak ditemukan data penyakit yang sama ataupun diturunkan dari

anggota keluarga yang lain terkecuali penularan infeksi tuberculosis

yang menjadi faktor penyebab timbulnya efusi pleura.

c. Pemeriksaan Fisik

a) Pada klien efusi pleura bentuk hemitorak yang sakit mencembung

kosta mendatar, ruang interkosta melebar, pergerakan pernapasan

menurun. Pendorongan mediatrum kea rah hemitorak kontralateral

yang diketahui dari posisi trakea dan iktus kordis, RR cenderung

meningkat dank lien biasanya dipsneu.

b) Vocal fremitus menurun terutama untuk efusi pleura yang jumlah

cairannya > 250 cc. disamping itu pada palpasi juga ditemukan

pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.

c) Suara perkusi redup sampai pekak bergantung pada jumlah

cairannya. Bila cairannya tidak mengisi penuh rongga pleura,

makan pada pemeriksaan ekskursi diafragma akan didapatkan

adanya penurunan kemampuan pengembangan diafragma.

d) Auskultasi suara napas menurun sampai menghilang, egofoni.

d. Pemeriksaan penunjang

Diagnosis dapat ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik

saja, tetapi kadang-kadang juga sulit juga, sehingga perlu

pemeriksaan penunjang seperti sinar tembus dada. Diagnosis yang

pasti bisa didapatkan melalui tindakan torakosintesis dan biopsi

pleura pada beberapa kasus.

a) Sinar tembus dada

Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan

membentuk banyangan seperti kurva, dengan permukaan daerah

lateral lebih tinggi daripada bagian medial. Bila permukaannya

horizontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga

tersebut yang bisa berasal dari luar atau dari dalam paru-paru itu

sendiri. Hal lain yang dapat terlihat dalam foto dada efusi pleura

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

17

adalah terdorongnya mediatisnum pada sisi yang berlawanan

dengan cairan. Akan tetapi, bila terdapat akteletasis pada sisi yang

bersamaan dengan cairan, mediatisnum akan tetap pada tempatnya.

b) Torakosintesis

Aspirasi cairan pleura sebagai sarana untuk diagnostic maupun

terapeutik. Torakosistesis sebaiknya dilakukan pada posisi duduk.

Lokasi aspirasi adalah pada bagian bawah paru disela iga ke-9

garis axial posterior dengan memakai jarum abocath nomor 14

atau 16. Pengeluaran cairan sebaiknya tidak lebih dari 1.000-

1.500 cc pada setiap kali aspirasi. Jika aspirasi dilakukan sekligus

dalam jumlah banyak, maka akan menimbulkan syok pleural

(hipotensi) atau edema paru. Edema paru terjadi karena paru-paru

terlalu cepat mengembang.

Tabel 2.1 Jenis – jenis cairan efusi pleura

No. Klasifikasi Transudat Eksudat

1. Warna Kuning pucat, jernih Jernih, keruh, purulen,

hemoragik

2. Bekuan - -/+

3. Berat jenis < 1018 >1018

4. Leukosit <1000 ul Bervariasi, >1000 ul

5. Eritrosit Sedikit Biasanya banyak

6. Hitung jenis MN (limfosit, imesitol) Terutama polimerfrunokuler

(PMN)

7. Protein total < 50% serum >50 % serum

8. LDH < 60 % serum >60 % serum

9. Glukosa = plasma = / > plasma

10. Fibrinogen 0,3 – 4 % 4 – 6 % atau lebih

11. Amilase - >50 % serum

12. Bakteri - - / +

Sumber: (Somantri (Black, J.M dan Jacob, E.M), 2009)

c) Biopsi pleura

Pemeriksaan histologist satu atau beberapa contoh jaringan pleura

dapat menunjukan 50 – 75 % diagnosis kasus pleuritis tuberculosis

dan tumor pleura. Bila hasil biopsy pertama tidak memuaskan dapat

dilakukan biopsi ulangan. Komplikasi biopsi adalah pneumotorak,

hemotorak, penyebaran infeksi atau tumor pada dinding dada.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

18

Pendekatan pada efusi pleura yang tidak terdiagnosis.

Pemeriksaan penunjang lainnya :

1) Bronkoskopi: pada kasus-kasus neoplasma, korpus alienum, abses

paru.

2) Scanning isotop : pada kasus-kasus dengan emboli paru.

3) Torakoskopi (fiber-optic pleuroscopy): pada kasus dengan

neoplasma atau TBC.

e. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan klien dengan efusi pleura adalah dengan mengatasi

penyakit yang mendasarinya, mencegah re-acumulation cairan dan

mengurangi ketidaknyamanan dan dipsnea (Somantri, 2009).

a) Tirah baring

Tirah baring bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen,

karena peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan

oksigen sehingga dispnea akan semakin meningkat pula.

b) Thorakosentris

c) Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif

seperti: nyeri, dispnea, dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5

liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya

edema paru. Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka

pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam

kemudian.

d) Antibiotik

Pemberian antibiotik dilakukan apabila terbukti terdapat adanya

infeksi. Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur kuman.

e) Pleurodesis

Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan

obat (tetrasiklin, kalk, dan biomisin) melalui selang interkostalis

untukl melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan

terakumulasi kembali (Nic Noc, 2016).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

19

f. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah diagnosis kepearwatan nerupakan

keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial secara akuntabilitas

dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status

kesehatan klien. (Herdman, 2012).

1. Pola napas tidak efektif, yang berhubungan dengan :

a) Penurunan ekspansi paru (akumulasi dari udara atau cairan).

b) Proses radang, ditandai dengan :

1) Dipsnea, takipnea, perubahan kedalaman pernapasan

2) Penggunaan otot bantu pernapasan, nasal faring;

3) Sianosis, ABGs abnormal;

4) Perubahan pergerakan dinding dada.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif, yang berhubungan dengan :

a. Jalan napas

b. Hipersekresi jalan napas

c. Disfungsi neuromuskuler

d. Benda asing dalam jalan napas

e. Sekresi yang tertahan

f. Proses infeksi

g. Respon alergi

3. Intoleransi aktivitas, yang berhubungan dengan :

a. Antara suplai dan kebutuhan oksigen

b. Tirah baring

c. Kelemahan

d. Immobilitas

(Irman Somantri (2009) dan SDKI (2016).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

20

g. Intervensi Keperawatan

Tabel 2.2 Intervensi keperawatan

No Diagnosa

keperawatan

Intervensi Utama Intervensi pendukung

1. Pola napas tidak

efektif berhubungan

dengan menurunnya

ekspansi paru sekunder

terhadap penumpukan

cairan dalam rongga

pleura.

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan pola nafas

klien efektif dengan

kriteria :

1. Irama, frekuensi dan

kedalaman

pernapasan dalam

batas normal

2. Pada pemeriksaan

rontgen thorak tidak

ditemukan adanya

akumulasi cairan

3. Bunyi napas

terdengar jelas

4. Menunjukan jalan

napas yang paten

5. Tanda – tanda vital

dalam rentang

normal (RR, Nadi,

Tekanan darah dan

Suhu)

1. Manajemen jalan napas

Mengidentifikasi dan

mengelola jalan napas.

Observasi :

a. Monitor pola napas

(frekuensi, irama,

kedalaman, usaha napas)

b. Monitor sputum (jumlah,

warna, aroma)

c. Monitor bunyi napas

tambahian (gurgling, mengi,

wheezing, ronchi kering).

Terapeutik :

a. Posisikan semi fowler atau

fowler

b. Berikan minum hangat

c. Lakukan fisioterapi dada,

jika perlu

d. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :

a. Anjurkan asupan cairan

2000 ml/hari, jika tidak ada

kontraindikasi

b. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian

bronkodilator, ekspetoran,

mukolitik, jika perlu

2. Pemantauan respirasi

Mengumpulkan dan

menganalisis data untuk

memastikan kepatenan jalan

napas dan kefektifan

pertukaran gas.

Observasi :

a. Monitor frekuensi, irama,

kedalaman dan upaya napas.

b. Monitor pola napas (seperti

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, kusmaul,

cheyne-stokes, biot, atastik)

c. Monitor kemampuan batuk

efektif

d. Auskultasi bunyi napas

e. Monitor nilai AGD

f. Palpasi kesimetrisan

ekspansi paru

Terapeutik :

a. Atur interval pemantauan

respirasi sesuai kondisi

1. Dukungan emosional

2. Dukungan ventilasi

3. Edukasi pengukuran

respirasi

4. Manajemen energi

5. Manajemen jalan

napas

6. Pengaturan posisi

7. Pemberian obat

inhalasi

8. Pemberian obat

intravena

9. Perawatan selang

dada

10. Terapi relaksasi otot

progesif

11. Reduksi ansietas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

21

pasien

b. Dokumentasi hasil

pemantauan

Edukasi :

a. Jelaskan tujuan dan

prosedur pemantauan

b. Informasikan hasil

pemantauan, jika perlu

2. Bersihan jalan napas

tidak efektif

berhubungan dengan

hiprsekresi jalan napas

Tujuan :

Setelahdilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan jalan napas

dapat efektif dengan

ktiteria :

1. Menunjukan jalan

napas yang paten

(irama, frekuensi

dalam rentang

normal)

2. Tidak ada suara

napas tambahan

3. Mampu

menidentifikasi

faktor yang dapat

menghambat jalan

napas.

1. Latihan batuk efektif

Melatih pasien yang tidak

memiliki kemampuan batuk

secara efektif untuk

membersihkan trakea dan

bronkiolus dari secret atau

benda asing dijalan napas.

Observasi :

a. Identifikasi kemampuan

batuk

b. Monitor adanya retensi

sputum

c. Monitor tanda dan gejala

infeksi saluran napas

d. Monitor input dan output

cairan (jumlah dan

karakteristik)

Terapeutik :

a. Atur posisi semi fowler-

fowler atau fowler

b. Pasang perlak dan bengkok

dipangkuan pasien

c. Buang secret pada tempat

sputum

Edukasi :

a. Jelaskan tujuan dan

prosedur batuk efektif

b. Anjurkan tarik napas dalam

melalui hidung selama 4

detik, ditahan selama 2

detik, kemudian keluarkan

dari mulut dengan bibir

mecucu (dibulatkan) selama

8 detik

c. Anjurkan mengulangi tarik

napas dalam hingga 3 kali

d. Anjurkan batuk dengan kuat

langsung setelah tarik napas

dalam yang ke-3

2. Manajemen jalan napas

Mengidentifikasi dan

mengelola jalan napas.

Observasi :

a. Monitor pola napas

(frekuensi, irama,

kedalaman, usaha napas)

b. Monitor sputum (jumlah,

1. Dukungan kepatuhan

program pengobatan

2. Edukasi fisioterapi

dada

3. Edukasi pengukuran

repsirasi

4. Fisioterapi dada

5. Manajemen jalan

napas

6. Pemberian obat

inhalasi

7. Pemberian obat nasal

8. Pengaturan posisi

9. Pencegahan aspirasi

10. Skrining tuberculosis

11. Stabilisasi jalan

napas

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

22

warna, aroma)

c. Monitor bunyi napas

tambahian (gurgling, mengi,

wheezing, ronchi kering)

Terapeutik :

a. Posisikan semi fowler atau

fowler

b. Berikan minum hangat

c. Lakukan fisioterapi dada,

jika perlu

d. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :

a. Anjurkan asupan cairan

2000 ml/hari, jika tidak ada

kontraindikasi

b. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :

a. Kolaborasi pemberian

bronkodilator, ekspetoran,

mukolitik, jika perlu

3. Pemantauan respirasi

Mengumpulkan dan

menganalisis data untuk

memastikan kepatenan jalan

napas dan kefektifan

pertukaran gas.

Observasi :

a. Monitor frekuensi, irama,

kedalaman dan upaya napas.

b. Monitas pola napas (seperti

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, kusmaul,

cheyne-stokes, biot, atastik)

c. Monitor kemampuan batuk

efektif

d. Auskultasi bunyi napas

e. Monitor nilai AGD

f. Palpasi kesimetrisan

ekspansi paru

Terapeutik :

a. Atur interval pemantauan

respirasi sesuai kondisi

pasien

b. Dokumentasi hasil

pemantauan

Edukasi :

a. Jelaskan tujuan dan

prosedur pemantauan

b. Informasikan hasil

pemantauan, jika perlu

3. Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan.

1. Manajemen energi

Mengidetifikasi dan

mengelola pengelolaa

penggunaan energi untuk

mengatasi atau mencegah

1. Dukungan ambulasi

2. Dukungan kepatuhan

program pengobatan

3. Edukasi latihan fisik

4. Manajemen

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

23

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

klien dapat beraktifitas

kembali dengan kriteria

:

1. Dapat beraktivitas

fisik tanpa disertai

peningkatan

tekanan darah, nadi,

dan RR

2. Mampu melakukan

aktivitas sehari-hari

(ADL)

3. Energi psikomotor

4. Status respirasi :

pertukaran gas dan

ventilasi adekuat

5. Status

kardipulmonal

adekuat.

kelelahan dan mengoptimalkan

proses pemulihan.

Observasi :

a. Identifikasi gangguan fungsi

tubuh yang mengakibatkan

kelelahanMonitor kelelahan

fisik dan emosional

b. Monitor pola dan jam tidur

c. Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan selama

melakukan aktivitas

Terapeutik :

a. Sediakan lingkungan

nyaman dan rendah stimulus

(cahaya, suara, kunjungan)

b. Lakukan latihan rentang

gerak pasif dan atau aktif

c. Berikan aktivitas distraksi

yang menenangkan

d. Fasilitas duduk disisi tempat

tidur, jika tidak dapat

berpindah atau berjalan.

Edukasi :

a. Anjurkan tirah baring

b. Anjurkan melakukan

aktivitas secara betahap

c. Ajarkan strategi koping

unruk mengurangi kelelahan

Kolaborasi :

a. Kolaborasi dengan ahli

gizi tentang cara

meningkatkan asupan

makanan.

2. Terapi aktivitas

Menggunakan aktivitas fisik,

kognitif, sosial dan spiritual

tertentu untuk memulihkan

keterlibatan frekuensi dan

durasi aktivitas atau kelompok.

Observasi :

a. Identifikasi defisit tingkat

aktivitas

b. Identifikasi kemampuan

beraktivitas tertentu

c. Identifikasi sumber daya

untuk aktivitas yang

diinginkan

d. Identifikasi strategi

meningkatkan partisipasi

dalam aktivitas

e. Monitor respon emosional,

fisik, sosial, dan spiritual

terhadap aktivitas

Terpeutik :

a. Fasilitasi fokus pada

lingkungan

5. Manajemen program

latihan

6. Promosi latihan fisik

7. Terapi aktivitas

8. Terapi oksigen

9. Terapi relaksasi otot

progresif

10. Manajemen nyeri

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

24

kemampuan, bukan defisit

yang dialami

b. Fasilitasi memilih aktivitas

dan tetapkan tujuan aktivitas

yang konsisten sesuai

kemampuan fisik,

psikologis dan sosial.

c. Koordinasikan pemilihan

aktivitas yang sesuai

d. Fasilitasi aktivitas rutin

(ambulasi, mobilisasi dan

perawatan diri), sesuai

kebutuhan

e. Libatkan keluarga dalam

aktivitas, jika perlu

Edukasi :

a. Jalankan metode aktivitas

fisik sehari-hari, jika perlu

b. Ajrkan cara melakukan

aktivitas yang dipilih

c. Anjurkan melakukan

aktivitas fisik, sosial,

spiritual dan kognitif dalam

menjaga fungsi dan

kesehatan

d. Anjurkan terlibat dalam

aktifitas kelompok atau

terapi, jika sesuai.

(Sumber : SDKI (2017), Nic-Noc (2016) dan SIKI (2018))

h. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang

dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Persiapan proses

implementasi akan memastikan asuhan keperawatan yang efisien, aman

dan efektif. Lima kegiatan persiapan tersebut adalah pengkajian ulang,

meninjau dan merevisi rencana asuhan keperawatan yang ada,

mengorganisasi sumber daya dan pemberian asuhan, mengantisipasi dan

mencegah komplikasi, serta mengimplementasikan intervensi keperawatan

(Potter dan Perry, 2009).

Implementasi keperawatan adalah proses pengelolaan dan perwujudan

dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Implementasi yang perlu dilakukan terhadap klien dengan gangguan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

25

kebutuhan oksigen dengan Melakukan pemeriksaan fisik Pada klien,

melakukan inspeksi mengamati adanya kelainan bentuk dada, seperti

barrel chest (bentuk dada mengembung), funnel chess (bentuk dada

cekung, terutama pada daerah sternum), dan pigeon chest. Melihat

pergerakan pernapasan, mengkaji ritme pernapasan (chyne strioke, biot,

kussmaul, apneus). Pernapasan cenderung meningkat dan klien biasanya

dipsneu.

Palpasi, untuk mengkaji adanya nyeri tekan, massa, kesimetrisan

ekspansi dada, Vocal fremitus menurun terutama untuk efusi pleura yang

jumlah cairannya > 250 cc, disamping itu pada palpasi juga ditemukan

pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit. Melakukan

perkusi, normal sonor, redup sampai pekak bergantung pada jumlah

cairannya. Bila cairannya tidak mengisi penuh rongga pleura, maka pada

pemeriksaan ekskursi diafragma akan didapatkan adanya penurunan

kemampuan pengembangan diafragma. Mengauskultasi suara napas

menurun sampai menghilang, dengan suara napas normat vesikuler.

Memonitor bunyi napas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronchi

kering atau basah).

Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif

untuk membersihkan trakea dan bronkiolus dari secret atau benda asing

dijalan napas dan mengobservasi tindakan tersebut dengan

mengidentifikasikan kemampuan batuk, memonitor adanya sputum

(jumlah, warna, aroma) memonitor tanda dan gejala infeksi disaluran

napas, dan memonitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik),

memberikan minuman hangat, memberikan oksigen jika perlu,

mengkolaborasikan pemberian bronkodilator, ekspetoran, mukolitik, jika

diperlukan. Untuk menggantikan asupan cairan, menganjurkan pemberian

asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi. Selanjutnya,

mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan

napas dengan memonitor nilai AGD, mengatur interval pemantauan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

26

respirasi sesuai dengan kondisi pasien, mendokumentasikan hasil

pemantauan dan meninformasikan hasil pemantauan hasil, jika diperlukan.

i. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Tahap ini

sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau

kesejahteraan klien. Mengambil tindakan evaluasi untuk menentukan

apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi bukan untuk melaporkan

intervensi keperawatan yang telah dilakukannya. Hasil yang diharapkan

merupakan standar penilaian bagi perawat untuk melihat apakah tujuan telah

terpenuhi dan pelayanan telah berhasil (Potter dan Perry, 2009).

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan gangguan kebutuhan

oksigen ini yaitu, menunjukan jalan napas yang paten (irama, frekuensi

dalam rentang normal), tidak ada suara napas tambahan, bunyi napas

terdengar jelas, pada pemeriksaan rontgen thorak tidak ditemukan adanya

akumulasi cairan (Nic Noc, 2016)

C. Tinjauan Konsep Penyakit

1. Definisi Efusi Pleura

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang

terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit

primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder

terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung

sebuah kecil cairan (5 sampai 15 ml) befungsi sebagai pelumas yang

memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (nic

noc, 2016).

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan

dalam rongga pleura. (price dan wilson, 2006). Efusi pleura dibagi

menjadi 2 yaitu: (Mortin, 2012 (NIC NOC 2016)).

a. Efusi pleura transudat

Merupakan ultrafiltrat plasma, yang menandakan bahwa membran

pleura tidak terkena penyakit. Akumulasi cairan disebabkan oleh

faktor sistemik yang mempengaruhi produkdi dan absorbs cairan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

27

pleura seperti (gagal jantung kongesti, atelektasis, sirosis, sindrom

nefrotik, dan dialysis peritoneum).

b. Efusi pleura eksudat

Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang

rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau

kedalam paru terdekat. Kriteria efusi pleura eksudat :

1) Rasio cairan pleura dengan protein serum lebid dari 0,5

2) Rasio cairan pleura dengan dehidrogenese laktat (LDH) lebih dari

0,6

3) LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum.

Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia, empiema,

penyakit metastasis (mis. Kanker paru, payudarah, lambung, atau

ovarium), hematorak, infark paru, keganasan, rupture aneurisme

aorta.

2. Jenis – Jenis Efusi Pleura

a. Hemotoraks

Disebut hemotoraks apabila rongga pleura terisi darah. Keadaan ini

biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah

pecahnya pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke

dalam rongga pleura, kebocoran aneurisma aorta (daerah yang

menonjol seperti balon di pembuluh darah besar/aorta) yang

kemudian mengalirkan darahnya kedalam rongga pleura, serta

gangguan pembekuan darah. Darah di rongga pleura tidak membeku

secara sempurna, sehingga ketika terjadi trauma kecil saja, darah

dengan mudah keluar.

b. Empiema

Apabila yang terkumpul di dalam rongga plera adalah nanah, maka

hal ini disebut empiema. Empiema bisa terjadi jika pneumonia atau

abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema juga bisa

merupakan komplikasi dari infeksi di dada, pasca-operasi dada,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

28

pecahnya pembuluh darah di kerongkongan, dan ada nanah/abses di

perut.

c. Kilotoraks

Kilotoraks adalah sebutan untuk cairan seperti susu yang

terkumpul di dalam rongga dada. Hal ini biasanya disebabkan oleh

suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus

torakikus) atau oleh penyumbatan karena tumor (Junaidi, 2010).

3. Tanda dan Gejala Efusi Pleura

a. Dada sakit karena adanya implamasi didalam area; tidak selalu ada

b. Kesulitan bernapas (dyspnea) karena kurangnya pembesaran dada

di area.

c. Turunnya suara pernapasan pada auskultasi di area karena adanya

cairan.

d. Tumpul saat diketuk diarea yang terkena karena adanya cairan.

e. Demam karena infeksi pada empyema.

f. Denyut jantung dan respirasi bertambah; tekanan darah turun

karena kehilangan darah pada hemothorax.

g. Saturasi oksigen rendah pada oksimetri denyut (Digiulio dkk,

2015).

4. Etiologi

Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan

kecepatan produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan

atau keduanya, ini disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut :

(Mortin, 2012 (NIC NOC 2016)).

a. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik

b. Peningkatan permeabilitas kapiler

c. Penurunan tekanan osmotik koloid darah

d. Peningkatan tekanan negatif intrapleura

e. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura

Penyebab efusi pleura :

1) Infeksi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

29

a) Tuberclosis

b) Pneumonitis

c) Abses paru

d) Perforasi Esofagus

e) Abses subfrenik

2) Noninfeksi

a) Karsinoma paru

b) Karsinoma pleura : primer, sekunder

c) Karsinoma mediastinum

5. Anatomi dan Fisiologi Efusi Pleura (Irman Somantri, 2009)

Pleura adalah suatu membran serosa yang melapisi permukaan

dalam dinding toraks dikanan dan kiri, melapisi permukaan superior

diafragma kanan dan kiri, melapisi mediastinum kanan dan kiri

(semuanya disebut pleura paritealis), kemudian pada pangkal paru,

membran serosa ini berbalik melapisi (membungkus) paru (disebut

sebagai pleura viseralis). Pleura viseralis ini bervaginasi mengikuti

fisura yang membagi setiap lobus paru.

Berbeda dengan pleura parietalis yang sangat sensitif, pleura

viseralis tidak bisa merasakan rasa sakit, rasa sakit yang berasal dari

pleura akan terasa sampai ke dinding dada tepat di tempat lesi pleura.

Diantara pleura parietalis dan pleura viseralis terdapat ruang yang

disebut “rongga” pleura. Pada “rongga” pleura terdapat cairan pleura

seperti lapisan film karena jumlahnya sangat sedikit yang hanya

berfungsi untuk memisahkan pleura viseralis dengan pleura parietalis.

a) Tumor ovarium

b) Bendungan jantung: perikarditis konstriktiva

c) Gagal hati

d) Gagal ginjal

e) Hipotriodisme

f) Kilotoraks

g) Emboli paru

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

30

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan radiologi (rontgen dada), pada permulaan didapati

menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300 ml, akan

tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat

pergeseran di mediatinum.

b. Ultrasonografi

c. Torakosentesis/ pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna,

biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Fungsi pleura diantara linea

aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan

yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus

(piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin

berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).

d. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram,

basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih,

pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrigenase

(LDH, protein), analisis sitologi untuk sel-sel maligna, dan PH.

e. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

31

7. Pathway

;;;;;;;;

Non infeksi Infeksi

Kardiovaskuler, neoplasma,

penyakit abdomen, infeksi

cedera, dll

TBC 80 %

Peradangan

Adanya bendungan cairan dalam

rongga pleura Pembentukan cairan yang

berlebihan

Hambatan reabsorbsi,

cairan dari rongga

Efusi pleura

Proses peradangan pada

rongga pleura Akumulasi cairan

yang berlebihan

dirongga pleura

fungsi

pleura

(torakosi

ntetis)

Hipersekresi

mukus

Secret tertahan

di saluran napas Aspirasi

cairan

pleura

melalui

jarum

Penurunan

ekspansi paru

pengeluaran

endrogen dan

pirogen

gangguan rasa

nyaman

Sesak napas

Ronchii (+) Ketidakefektifa

n pola napas Pensuplai

O2

Febris

resiko infeksi

Bersihan jalan

napas tidak efektif

Demam

kelemahan gangguan

pertukaran

gas

Hipertemi

intoleransi

aktivitas

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

Metabolisme

tubuh

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

32

(Sumber: http://kangsaipul.blogspot.com/2014/06/asuhan-keperawatan-pada-

klien-dengan.html ).

8. Penatalaksanaan

a. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena

pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan

banyak, penderita akan sesak napas.

b. Adanya gejala penyakit penyebab seperti demam, mengigil, dan nyeri

dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril

(tuberklosis), banyak keringat, batuk, banyak riak.

c. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi

penumpukan cairan pleural yang signifikan

d. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,

karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang

bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada

perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan

cairan membentuk garins melengkung (garis ellis damoiseu).

e. Didapati segitiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup

tympani dibagian atas garis ellis domiseu. Segitiga grocco-rochfusz,

yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediatinum ke sisi lain,

pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.

f. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/161/3/BAB II.pdf · Pengertian pernapasan Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida

33