bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan bank 2.1.1 pengertian

37
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berbagai definisi bank yang telah dikemukakan oleh berbagai kalangan dan ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain: Definisi bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yaitu: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.” Bank secara sederhana menurut Kasmir (2002) didefinisikan: ”Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.” Definisi-definisi tersebut menjelaskan, bahwa usaha pokok bank adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dengan demikian bank hanya sebagai perantara antara kreditur dan debitur. 2.1.2 Fungsi Bank Menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006) secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

Upload: vunhan

Post on 14-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Berbagai definisi bank yang telah dikemukakan oleh berbagai kalangan dan

ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain:

Definisi bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang

perbankan yaitu:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.”

Bank secara sederhana menurut Kasmir (2002) didefinisikan:

”Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.”

Definisi-definisi tersebut menjelaskan, bahwa usaha pokok bank adalah

menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk

pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dengan demikian

bank hanya sebagai perantara antara kreditur dan debitur.

2.1.2 Fungsi Bank

Menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006) secara umum, fungsi

utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

15

kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial

intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut ini:

1. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan

mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur

kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan

disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak

akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat

ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau

menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi

adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitpr tidak akan

penyalahgunakan pinjamannya, debitor akan mengelola dana pinjaman

dengan baik, debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada

saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk mengembalikan

pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor

rill tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan

saling mempengaruhi. Sektor rill tidak akab dapat berkinerja dengan baik

apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa

penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya

kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan bank tersebut

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

16

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta

konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut

tidak dapat dilepaskan dari penggunaan uang. Kelancaran kegiatan-kegiatan

tersebut tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian

masyarakat.

3. Agent of Service

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa

jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank,

dan penyelesaian tagihan.

2.1.3 Jenis-jenis Bank

Dalam prakitknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan seperti yang diatur Undang-Undang perbankan. Jika kita melihat jenis

perbankan sebelum keluar Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998

dengan sebelumnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat

beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama bank atau pokok bank sebagai lembaga

keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak

berbeda satu sama yang lainnya.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta

kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

17

kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah

operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan

sahamnya.

Adapun jenis perbankan menurut Kasmir (2002) dari berbagai segi antara

lain:

1. Dilihat dari segi fungsi

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis

perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a. Bank Umum

b. Bank Pembangunan

c. Bank Tabungan

d. Bank Pasar

e. Bank Desa

f. Lumbung Desa

g. Bank Pegawai

h. dan bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI. nomor 10 Tahun 1998 maka

jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari:

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

18

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa

yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa

perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat

dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang).

Bank umum sering disebut bank Komersil (commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh

lebih sempit jika di bandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikan

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang

memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian

dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan adalah:

a. Bank milik pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini

sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh

keuntungan bank ini dimiliki oleh Pemerintah pula.

Contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia antara lain:

1. Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

19

3. Bank Tabungan Negara (BTN)

4. Bank Mandiri

Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I

dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki

oleh Pemda masing-maasing tingkatan. Contoh BPD antara lain:

1. BPD DKI Jakarta

2. BPD Jawa Barat

3. BPD Jawa Tengah

4. BPD DI. Yogyakarta

5. BPD Riau

6. BPD Jawa Timur

7. BPD Sulawesi Selatan

8. BPD Nusa Tenggara Barat

9. BPD Papua

10. dan BPD lainnya

b. Bank milik swasta nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki

oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannyapun didirikan oleh

swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan

swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain:

1. Bank Bumi Putra

2. Bank Central Asia

3. Bank Danamon

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

20

4. Bank Internasional Indonesia

5. Bank Lippo

6. Bank Muamalat

7. Bank Niaga

8. Bank Universal

c. Bank milik koperasi

Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh

perusahaan yang berbadan hukun koperasi. Contoh bank jenis ini adalah

Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik

milik swasta asing atau milik pemerintah asing. Kepemilikannyapun

jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri).

Contoh bank asing antara lain:

1. ABN AMRO bank

2. American Express Bank

3. Bank of America

4. Bank of Tokyo

5. Bangkok Bank

6. City Bank

7. Chase Manhattan Bank

8. Deutsche Bank

9. European Asia Bank

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

21

10. Hongkong Bank

11. Standard Chartered Bank

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warganegara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

1. Bank Finconesia

2. Bank Merincorp

3. Bank PDFCI

4. Bank Sakura Swadarma

5. Ing Bank Inter Pacifik Bank

6. Mitsubishi Buana Bank

7. Paribas BBD Indonesia

8. Sumitomo Niaga Bank

9. Sanwa Indonesia Bank

3. Dilihat dari Segi Status

Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum

dapat dibagi ke dalam 2 jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian

berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank

dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun

kualitas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan

penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

22

Jenis Bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut:

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau

yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya

transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque,

pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.

Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan Bank Indonesia.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan

transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan

kebalikan daripada bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih

dalam batas-batas negara.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menetukan

harga, baik harga jual maupun harga beli terbago dalam 2 kelompok yaitu:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvesional (Barat)

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah

bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak

terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di

Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

23

Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga kepada para

nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional

menggunakan dua metode yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti

gito, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk

produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat

suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah

spread based.

2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional

(barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya

dalam nominal atau porsentase tertentu. Sistem pengenaan biaya

ini dikenal engan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)

Bank berdasarkan Syariah belum lama berkembang di Indonesia.

Namun diluar negeri terutama di negara-negara Timur Tengah seperti

Mesir atau di Pakistan bank yang berdasarkan Prinsip Syariah sudah

berkembang pesat sejak lama. Bagi bank yang berdasarkan Prinsip

Syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan

bank berdasarkan Prinsip Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip

Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan

usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

24

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang

berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)

3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(mudharabah)

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(ijarab)

5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang

yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarab wa iqtina)

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang

berdasarkan Prinsip Syariah juga sesuai dengan Syariah Islam.

Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip

Syariah dasar hukumnya adalah Alquran dan Sunah Rasul. Bank

berdasarkan prinsip Syariah mengharamkan penggunaan harga

produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan

Prinsip Syariah Bunga adalah riba.

2.1.4 Kegiatan Bank

Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara

menghimpun dana dari masyarakat, kemudian menjual uang yang berhasil

dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

25

pinjaman atau kredit. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum menurut Kasmir

(2002) antara lain:

1. Menghimpun Dana (funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari

masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan

dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan.

Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis

simpanan dewasa ini adalah:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya

dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan

menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu

Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

c. Simpanan Deposito (Time Deposit)

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu

(jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu

tersebut.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

26

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berdasarkan

hasil dihimpun masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan

Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui

pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama

kredit. Sebelum kredit diluncurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan

kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek

penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya

tergantung dari bank uang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit

sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank

adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum

jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi:

a. Kredit Investasi

b. Kredit Modal Kerja

c. Kredit Perdagangan

d. Kredit Produktif

e. Kredit Konsumtif

f. Kredit Profesi

3. Memberikan jasa-jasa Bank Lainnya (Service)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung

kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa-jasa

bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Dalam

praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

27

a. Kiriman Uang (Transfer)

Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat

dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman

uang juga dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota atau luar

negeri.

b. Kliring (Clearing)

Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet

giro) yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya

memakan waktu 1 (satu) hari. Besarnya biaya penagihan tergantung dari

bank yang bersangkutan.

c. Inkaso (collection)

Merupahan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet,

giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat

inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasaya memakan

waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan.

d. Safe Deposit Box

Safe Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe loket. Jasa pelayanan

ini memberikan layanan penyewaan box atau kotak pengaman tempat

menyimpan surat-surat berharga atau barang berharga milik nasabah.

e. Bank Card (Kartu Kredit)

Bank Card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga uang

plastik. Kartu ini dapat dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan

atau tempat-tempat hiburan. Kepada pemegang kartu kredit dikenakan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

28

biaya iuran tahunan yang besarnya tergantung dari bank yang

mengeluarkan.

f. Bank Notes

Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes,

bank menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing).

g. Bank Garansi

Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka

membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si pengusaha

memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak

lain.

h. Bank Draft

Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya.

Wesel ini dapat diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.

i. Letter of Credit (L/C)

Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan

importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi

ekspor-impor yang mereka lakukan.

j. Cek Wisata (Travellers Cheque)

Merupakan cek perjalanann yang biasa digunakan oleh turis atau

wisatawan.

k. Menerima Setoran-setoran

Dalam hal ini bak membantu nasabahnya dalam rangka menampung

setoran dari berbagai tempat antara lain:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

29

1) Pembayaran Pajak

2) Pembayaran telepon

3) Pembayaran air

4) Pembayaran listrik

5) Pembayaran uang kuliah

l. Melayani Pembayaran-pembayaran

Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran, bank juga melakukan

pembayaran seperti yang diperintahkan oleh nasabah antara lain:

1) Membayar Gaji/Pensiun/honorarium

2) Pembayaran deviden

3) Pembayaran kupon

4) Pembayaran bonus/hadiah

m. Bermain di dalam Pasar Modal

Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain surat-surat berharga di

pasar modal. Bank dapat berperan dalam berbagai kegiatan seperti

menjadi:

1) Penjamin emisi (underwritter)

2) Penjamin (guarantor)

3) Wali amanat (trustee)

4) Perantara perdagangan efek (pialang/broker)

5) Pedagang efek (dealer)

6) Perusahaan pengelola dana (investment company)

n. Dan jasa-jasa lainnya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

30

2.2 Tinjauan Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun

1998 adalah :

”Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”

Sedangkan pengertian pembiayaan menurut Kasmir (2002) adalah:

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu atau bagi hasil”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.

2.2.2 Unsur-unsur Kredit

Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud. Atau dengan kata lain

dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu sehingga

jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung

di dalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit menurut Kasmir (2002) antara lain:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

31

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa

kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar

diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur pervaya di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing

pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

itu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka

waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka

menengah bisa (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun).

4. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan sesuatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu

kredit.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas

pemberian suatu kredit dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal

dengan nama bunga.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

32

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak

di capai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian

kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut di dirikan.

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2002)

sebagai berikut :

1. Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.

Hasil keuntungan ini di peroleh dalam bentuk bunga yang di terima oleh

bank sebagai balas jasa an biaya administrasi kredit yang di bebankan

kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana,baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal

kerja. Dengan dana tersebut,maka pihak debitur akan dapat

mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi

pemerintah semakin banyak kredit yang di salurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik,mengingat semakin banyak kredit berarti adanya

kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor,

terutama sektor rill.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

33

Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki

suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut menurut

Kasmir (2002) adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika

uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu

wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang

dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh

tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk

mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau

bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu

wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu

wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan

jumlah barang yang beredar.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

34

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi,

karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan masyarakat.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan dengan

memperoleh kredit, nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau

memperluas usahanya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semkain baik, terutama

dalam hal meningkatkan pendapatan.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.

Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang

lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.2.4 Jenis-jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.

Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam.

Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

35

Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan

rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit

dapat dilihat dari berbagai segi menurut Kasmir (2002) antara lain:

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit Investasi

Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang

melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini

memiliki jangka waktu yang relatif panjang yaitu di atas 1 (satu) tahun.

b. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit

jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1 (satu) tahun.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Produktif

Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja atau

perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali

sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang

dibiayai.

b. Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalanya

keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun pangan. Dalam

kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena

memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

36

c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka

memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan

perdagangannya.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau

paling lama 1 tahun dan biasayanya digunakan untuk keperluan modal

kerja.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun

dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit

jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan

tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau

jaminan orang.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

37

karakter serta loyalitas atau nama baik sicalon debitur selama

berhubungan dengan bank atau pihak lain.

2.3 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR)

2.3.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut O.P Simorangkir (2004), Loan to Deposit Ratio dinyatakan

sebagai:

”Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang

diberikan dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang

diterima, tidak termasuk pinkaman subordinasi”

Sedangkan menurut Kasmir (2002) mendefinisikan Loan to Deposit Ratio:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang

diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan

yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai

sumber likuiditasya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah kemampuan likuiditas

bank. Loan to Deposit Ratio mempunyai peranan yang sangat penting sebagai

indikator yang menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang dilakukan bank sehingga

LDR dapat juga digunakan untuk mengukurtidaknya suatu fungsi intermediasi

Bank. Batas aman LDR suatu bank secara umum adalah sekitar 90%-100%

sedangkan menurut ketentuan bank sentral, batas aman LDR suatu bank adalah

110%

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

38

2.3.2 Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara seluruh

jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima

bank. Nilai LDR dapat ditentukan melalui suatu formula yang ditentukan oleh Bank

Indonesia melalui surat Edaran Bank Indonesia No. 30/30/DPNP Tanggap 14

Desember 2001 yaitu :

𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Dana pihak ketiga meliputi giro, tabungan, dan deposito tetapi tidak

termasuk giro dan deposito antar bank. Equity yang dimaksud adalah sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia yang terdiri atas modal disetor pemilik bank, agio saham,

berbagai cadangan laba ditahan berjalan dan laba tahun berjalan.

2.4 Tinjauan Non Performing Loan (NPL)

2.4.1 Pengertian Non Performing Loan (NPL)

Kredit bermasalah merupakan salah satu risiko yang terdapat di dalam

kegiatan perbankan yang disebut dengan Risiko Kredit. Risiko kredit menurut

Fahmi (2008), adalah:

“Risiko kredit merupakan risiko yang disebabkan oleh

ketidakmampuan para debitur dalam memenuhi kewajibannya

sebagaimana yang telah dipersyaratkan oleh pihak kreditur.”

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

39

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 31 (2000), kredit

bermasalah (Non Perfoming Loan), adalah:

”Kredit yang pembayaran angsuran pokoknya dan atau bunganya

telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang

pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non

performing terdiri atas kredit yang digolongkan kurang lancar,

diragukan, macet.”

2.4.2 Perhitungan Non Perfoming Loan (NPL)

Kredit bermasalah dapat dihitung dengan rumus Non Perfoming Loan

sebagai berikut :

NPL = 𝐾𝑅𝐸𝐷𝐼𝑇 𝐾𝑈𝑅𝐴𝑁𝐺 𝐿𝐴𝑁𝐶𝐴𝑅+𝐾𝑅𝐸𝐷𝐼𝑇 𝐷𝐼𝑅𝐴𝐺𝑈𝐾𝐴𝑁+𝐾𝑅𝐸𝐷𝐼𝑇 𝑀𝐴𝐶𝐸𝑇

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐾𝑅𝐸𝐷𝐼𝑇𝑋 100%

Sumber: Manurung dan Rahardja, 2004

2.5 Tinjauan Efisiensi Operasional (BOPO)

2.5.1 Pengertian Efisiensi Operasional (BOPO)

Menurut Dahlan Siamat (2005), Rasio biaya efisiensi (BOPO) adalah:

“Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional,

rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya.”

Sedangkan menurut Lukman Dendawijaya (2005) adalah:

“Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio

biaya operasional yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Beban

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang dapat mengukur

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

40

kemampuan bank dilihat dari efisiensi kinerja dalam mengelola Biaya Operasional

dan Pendapatan Operasional.

2.5.2 Perhitungan Efisiensi Operasional (BOPO)

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dapat dihitung dengan

rumus, yaitu:

𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Sumber : Frianto (2005)

Menurut Frianto (2005) untuk menunjukkan efisiensi suatu bank adalah

dengan menentukan peringkat BOPO, maka dari itu harus diketahui biaya

operasional dan pendapatan operasional terlebih dahulu, peringkat perolehan

BOPO terdiri dari 5 kategori, semakin kecil peringkat bank, maka semakin bagus

karena bank memiliki tingkat efisiensi yang sangat baik. Kategori yang ada terdiri

dari tingkat efisiensi sangat buruk yaitu diatas 96% sampai sangat baik kurang dari

80%. Tingkat efisiensi yang cukup baik berkisar antara 80%-95%.

Menurut Frianto (2005) semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien

biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank daalam kondisi bermasalah semakin kecil, sedangkan

menurut Lukman Dendawijaya (2005) mengatakan semakin rendah BOPO berarti

semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan

adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

41

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan jika semakin kecil

nilai Biaya Operasonal Pendapatan Operasional (BOPO), maka kinerja perusahaan

semakim efisien dan membuat keuntungan yang diperoleh lebih besar, sebaliknya

jika nilai BOPO semakin besar, maka kinerja perusahaan semakin tidak efisien dan

membuat penurunan dan keuntungan.

2.6 Tinjauan Profiabilitas

2.6.1 Pengertian Profitabilitas

Pengertian profitabilitas menurut Mahmoedin (2004), yaitu:

“Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh

keuntungan. Hal ini terlihat pada perhitungan produktivitasnya yang

dituangkan dalam rumus ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on

Asset).”

Sedangkan menurut Melayu Hasibuan (2002) profitabilitas bank adalah:

“Profitabilitas Bank adalah kemampuan suatu bank untuk

memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas

pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase

profit.”

Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan

oleh bank, penulis akan menggunaka rasio ROA (Return on Assets), dengan

beberapa alasan antara lain:

Pengertian ROA (Return On Assets) menurut Susan Irawati (2006), yaitu:

“Kemampuan suatu perusahaan (aktiva perusahaan) dengan seluruh

modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba bersih

perusahaan (EAT) atau perbandingan laba bersih dengan modal

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

42

sendiri dan modal asing untuk menghasilkan laba dan digunakan

dalam persentase.”

Pengertian ROE (Return On Equity) menurut Susan Irawati (2006), yaitu:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang

digunakan perusahaan tersebut.”

Dari pengertian ROA dan ROE diatas ternyata pengukuran dari aktiva

adalah ROA, sehingga pengukuran profitabilitas yang paling dalam hubungannya

dengan LDR dan NPL adalah ROA, mengingat dalam perhitungan LDR adalah

total kredit dibagi dana pihak ketiga dan perhitungan NPL adalah total kredit

bermasalah dibagi total kredit yang disalurkan.

2.6.2 Perhitungan Profitabilitas Bank

Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio

Return on Assets (ROA) atau tingkat pengembalian aktiva. Bank Indonesia

menetapkan besarnya ROA yaitu 1,5%. Menurut SE BI Nomor 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011, rumus dari ROA adalah :

ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 (𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎)𝑋 100%

Maksud dan tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan kemampuan perolehan laba yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Dalam analisis ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos

yang ada pada laporan laba rugi dengan pos-pos yang ada pada neraca bank. Dengan

demikian melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektifitas

bank selama periode tertentu.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

43

2.7 Pengaruh Kredit Terhadap Profitabilitas Bank

Fungsi intermediasi bank yakni menghimpun dan menyalurkan dana kepada

masyarakat merupakan fungsi yang penting dalam perbankan. Untuk mendeteksi

fungsi intermediasi tersebut dapat digunakan indikator keuangan Loan to Deposit

Ratio (LDR) dan Non Perfoming Loan (NPL) untuk kredit bermasalah. Loan to

Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan

terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari mastarakat, sedangkan Non

Perfoming Loan merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokoknya dan atau

bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang

pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.

Sedangkan profit atau laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan

usaha. Selain menjalankan fungsi intermediasi, perolehan laba (profitabilitas)

merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu bank. Rasio profitabilitas

merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusuan manajemen dalam

menggunakan sumber-sumber dana bank. Melalui analisis profitabilitas dapat

diketahui efisiensi dan efektivitas suatu bank selama periode waktu tertentu.

Faktor ekspansi kredit yang ditunjukkan dengan rasio LDR sangat penting

oleh bank dengan tujuan untuk memperoleh laba yang didapat dari selisih

penerimaan bunga kredit dengan beban bunga simpanan (spread). Dengan

peningkatan dan pengelolaan penyaluran kredit yang baik akan mendorong suatu

bank untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba (profitabilitas).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

44

Indikator-indikator yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)

adalah sebagai berikut:

a. Total Loans

Adalah jumlah seluruh pinjaman yang diberikan kepada masyarakat

oleh pihak bank.

b. Total Deposit

Adalah jumlah seluruh dana masyarakat yang disimpan di bank

c. Equity

Adalah modal sendiri atau modal bank.

Kredit bermasalah (Non Perfoming Loan) merupakan salah satu risiko

kredit. Tingginya rasio NPL yang dimiliki oleh bank akan berpengaruh terhadap

nilai asset bank dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Menurut Lukman

Dendawijaya (2005) mengemukakan bahwa akibat dari timbulnya kredit

bermasalah dapat berupa:

1) Dengan adanya kredit bermasalah bank akan kehilangan kesempatan untuk

memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga

mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas atau

rentabilitas bank

2) Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.

2.8 Pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas

Untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah

perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasinoal (BOPO).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

45

Efisiensi Operasional (BOPO) adalah rasio yang dapat mengukur kemampuan bank

dilihat dari efisiensi kinerja dalam mengelola Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional. Rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil.

Menurut Defri (2012), BOPO mempunyai hubungan yang negatif terhadap

ROA, sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat yang

berarti efisiensi menurun, maka Return On Assets (ROA) yang diperoleh bank akan

menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan

operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh

bank tersebut. Oleh karena itu, Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk

rasio BOPO yaitu di bawah 93,52% dalam predikat sehat, karena jika rasio BOPO

melebihi 95,92% hingga mendekati angka 100%, maka bank tersebut dapat

dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.

2.9 Kerangka Pemikiran

Dalam menjalanjan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank

sehari-hari tidak terlepas dari bidang keuangan sama seperti halnya perusahaan lain.

Hal ini sesuai dengan kegiatan utama bank yaitu membeli uang dari masyarakat

(menghimpun dana) melalui simpanan kemudian menjual uang yang diperolehnya

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

46

dari penghimpunan dana dengan cara menyalurkan dana kepada masyarakat umum

dalam bentuk pinjaman. Hal ini ditegaskan oleh Undang-undang Nomor 7 Tahun

1992 sebagaimana telah diubah oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang

menyebutkan bahwa:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang

atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membangun usaha dan

membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Atau menurut UU no.

10 tahun 1998 :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui kaitan antara kredit dengan bank

yang terletak pada hal penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat.

Bank memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat agar masyarakat dapat

meningkatkan taraf hidup. Akan tetapi pinjaman kredit harus dikembalikan dengan

jangka waktu yang sudah ditentukan beserta bunga pinjaman kreditnya.

Efisiensi Operasional (BOPO) merupakan rasio yang dapat mengukur

kemampuan bank dilihat dari efisiensi kinerja dalam mengelola Biaya Operasional

dan Pendapatan Operasional. Menurut Dahlam Siamat (2005), Rasio biaya

efisiensi (BOPO) adalah:

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

47

“Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional,

rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya.”

Dari pengertian di atas dapat diketahui kaitan antara efisiensi operasional

(BOPO) dengan profitabilitas (ROA). Dengan adanya efisiensi operasional

(BOPO) dapat mengukur kemampuan bank dan profitabilitas (ROA) bank.

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam

presentasi yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang diterima. Angka profitabilitas dinyatakan

antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan

per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi

kesehatan perusahaan. Profitabilitas bank adalah kemampuan bank mendapatkan

laba melalui semua sumber yang ada seperti kas, aktiva, dan modal. Profitabilitas

merupakan indikator keefektifan penggunaan dana yang digunakan dalam

perbankan.oleh Melayu Hasibuan (2002) berikut ini :

“Profitabilitas Bank adalah kemampuan suatu bank untuk

memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas

pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase

profit.

Penelitian kuantitatif terhadap profitabilitas bank tertuang dalam Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 dan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dengan menggunakan

berbagai macam indikator antara lain :

1. Pengembalian atas aktiva (ROA)

2. Pengembalian atas ekuitas (ROE)

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

48

3. Margin bunga bersih (NIM)

4. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

5. Pertumbuhan laba operasional

6. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya

7. Prospek laba operasional

Meski ada beragam indikator penliaian profitabilitas yang lazim digunakan

oleh bank, yang akan penulis pergunakan adalah nilai Return on Asset (ROA)

karena memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

rentabilitasnya dan manajeriak efisiensi secara menyeluruh. Selain itu, ROA

digunakan oleh Bank Indonesia sebagai alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan

suatu bank dilihaat dari aspek kemampuannya (profitabilitas). Nilai ROA yang

mengindikasikan bahwa suatu bank dapat dikatakan sehat adalah lebih dari 1,5%.

Hubungan antara pinjaman kredit terhadap profitabilitas bank adalah bahwa

pinjaman kredit dapat meningkatkan laba melalui pendapatan bunga bersih bank.

Maka kemampuan bank dalam menciptakan laba akan bertambah. Dengan

peningkatan dan pengelolaan penyaluran pinjaman kredit yang baik akan

mendorong suatu bank untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh

laba (profitabilitas).

Hubungan efisiensi operasional terhadap profitabilitas adalah semakin

rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya

operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh

bank akan semakin besar.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

49

Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka pemikiran yang

ditunjukkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.10 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam

dalam kalimat pernyataan.”

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan pada penelitian

terdahulu, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikust:

Pinjaman Kredit (X1)

Profitabilitas (ROA) (Y)

Variabel Independen

Variabel Dependen

Variabel Independen

Efisiensi Operasional (X2)

BANK

NPL

LDR

BOPO

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Bank 2.1.1 Pengertian

50

Ho1 : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh pinjaman kredit terhadap

profitabilitas bank.

Ha1 : β1 = 0, artinya terdapat pengaruh pinjaman kredit terhadap profitabilitas

bank.

Ha2 : β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh efisiensi operasional terhadap

profitabilitas bank.

Ha2 : β2 = 0, artinya terdapat pengaruh efisiensi operasional terhadap

profitabilitas bank.

Ho3 : β1 = β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh pinjaman kredit dan efisiensi

operasional terhadap profitabilitas bank.

Ha3 : β1 = β2 = 0, artinya terdapat pengaruh pinjaman kredit dan efisiensi

operasional terhadap profitabilitas bank.