bab ii tinjauan pustaka 2.1. studi...

19
II - 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Studi Kelayakan merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dari rangkaian pelaksanaan kegiatan. Studi Kelayakan ini semakin dirasakan penting dimana sumber daya alam, sumber daya manusia (SDM) maupun dana semakin terbatas. Pada awalnya, studi kelayakan dilakukan atas permintaan penyandang dana, donatur atau investor. Aspek yang dikajipun hanya aspek finansial saja, namun semakin tingginya kesadaran akan aspek teknis, lingkungan maupun keadilan (equity), maka aspek yang dikaji makin komprehensif bahwa studi kelayakan proyek pada dasarnya diperlukan sebagai alat bantu bagi proses pengambilan keputusan. Maksud dari studi kelayakan proyek ialah untuk mengkaji tingkat kelayakan suatu proyek yang akan dilaksanakan, dilakukan agar sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan secara efisien dan efektif. Adapun tujuannya adalah dengan terbatasnya sumber–sumber daya yang tersedia pemilihan antara berbagai macam proyek dapat dilakukan, sehingga hanya proyek–proyek yang benar–benar layak saja yang terpilih, sehingga pengalokasian sumber daya dapat dilakukan pada proyek–proyek yang mempunyai tingkat kelayakan yang tinggi. Bahwa kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan dari pada sumber daya yang makin langka dan terbatas, sehingga alokasi sumber daya dapat ditempatkan pada proyek yang mendatangkan kemanfaatan paling tinggi dan kerugian paling kecil. Studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan penelitian atau studi yang dilakukan secara komprehensif dari berbagai aspek dalam usaha mengkaji tingkat kelayakan dari suatu proyek. Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu tahapan awal dari serangkaian kegiatan pelaksanaan proyek. Hasil dari suatu studi kelayakan adalah rekomendasi mengenai perlu tidaknya proyek yang dikaji untuk dilanjutkan pada tahap yang lebih lanjut.

Upload: nguyencong

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Studi Kelayakan

Studi Kelayakan merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dari rangkaian

pelaksanaan kegiatan. Studi Kelayakan ini semakin dirasakan penting dimana

sumber daya alam, sumber daya manusia (SDM) maupun dana semakin terbatas.

Pada awalnya, studi kelayakan dilakukan atas permintaan penyandang dana,

donatur atau investor. Aspek yang dikajipun hanya aspek finansial saja, namun

semakin tingginya kesadaran akan aspek teknis, lingkungan maupun keadilan

(equity), maka aspek yang dikaji makin komprehensif bahwa studi kelayakan

proyek pada dasarnya diperlukan sebagai alat bantu bagi proses pengambilan

keputusan.

Maksud dari studi kelayakan proyek ialah untuk mengkaji tingkat kelayakan suatu

proyek yang akan dilaksanakan, dilakukan agar sumber daya yang terbatas dapat

dialokasikan secara efisien dan efektif. Adapun tujuannya adalah dengan

terbatasnya sumber–sumber daya yang tersedia pemilihan antara berbagai macam

proyek dapat dilakukan, sehingga hanya proyek–proyek yang benar–benar layak

saja yang terpilih, sehingga pengalokasian sumber daya dapat dilakukan pada

proyek–proyek yang mempunyai tingkat kelayakan yang tinggi. Bahwa kesalahan

dalam memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan dari pada sumber daya

yang makin langka dan terbatas, sehingga alokasi sumber daya dapat ditempatkan

pada proyek yang mendatangkan kemanfaatan paling tinggi dan kerugian paling

kecil.

Studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan penelitian atau studi yang dilakukan

secara komprehensif dari berbagai aspek dalam usaha mengkaji tingkat kelayakan

dari suatu proyek. Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu tahapan awal dari

serangkaian kegiatan pelaksanaan proyek. Hasil dari suatu studi kelayakan adalah

rekomendasi mengenai perlu tidaknya proyek yang dikaji untuk dilanjutkan pada

tahap yang lebih lanjut.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 2

Lingkup aspek yang ditinjau dalam suatu studi kelayakan secara umum meliputi :

1. Aspek Kajian Teknis

Aspek kajian teknis dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari proyek

dimaksud dari segi teknis. Kajian ini pada dasarnya usaha untuk menjawab

apakah proyek tersebut cukup andal, aman dan dapat dipertanggungjawabkan.

Aspek–aspek teknis yang ditinjau meliputi aspek rekayasa, operasional dan

perawatan yang diperlukan kemudian hari.

2. Aspek Kajian Ekonomis

Dalam kajian ekonomis, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang

kepentingan masyarakat luas atau kepentingan pemerintah. Dalam kajian

ekonomis ini yang diperhatikan adalah apakah proyek dimaksud akan memberi

sumbangan atau mempunyai peranan yang positif dalam pembangunan ekonomi

secara keseluruhan dan memberikan peranan yang cukup besar sehingga alokasi

dana yang ditempatkan pada proyek dimaksud cukup bermanfaat bagi

kepentingan masyarakat luas. Hal mendasar yang menjadi patokan dalam kajian

ekonomi adalah apakah alokasi dana yang diperlukan untuk proyek cukup efektif

dan efesien penggunaannya ditinjau dari manfaat yang akan dirasakan oleh

masyarakat secara luas dalam kurun waktu yang ditinjau.

Terdapat beberapa kesulitan yang melekat pada proyek-proyek publik yang harus

dipertimbangkan dalam melakukan kajian ekonomi teknik dan mengambil

keputusan ekonomi terhadap proyek-proyek tersebut, antara lain:

a. Tak terdapat standar laba yang dapat digunakan sebagai ukuran dari

efektifitas keuangan. Kebanyakan proyek publik dimaksudkan sebagai

nirlaba.

b. Dampak keuangan dari banyak manfaat proyek-proyek publik sulit

dikuantifikasikan.

c. Hanya terdapat sedikit atau sama sekali tidak ada hubungan antara proyek

dan publik, sebagai pemilik proyek.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 3

d. Sering kali terdapat pengaruh politik yang kuat setiap kali dana

masyarakat digunakan. Apabila keputusan terhadap suatu proyek publik

dibuat oleh pejabat terpilih yang tidak lama lagi akan mengadakan

pemilihan kembali, manfaat dan biaya langsung yang ditekankan, sering

kali dengan hanya sedikit atau tanpa pertimbangan terhadap konsekuensi

jangka panjang yang lebih penting.

e. Motif laba yang biasa berguna sebagai perangsang untuk mendorong kerja

yang efektif menjadi tidak ada, yang bukanlah dengan maksud

menunjukkan bahwa setiap proyek publik tidak efektif atau para manager

dan karyawannya tidak dapat diharapkan bekerja secara efisien. Tetapi

laba langsung yang merupakan perangsang dalam perusahaan swasta

dianggap mengakibatkan dampak yang menguntungkan terhadap

efektifitas proyek sektor swasta.

f. Proyek-proyek publik biasanya jauh lebih banyak terkena pembatasan-

pembatasan resmi dibandingkan proyek-proyek swasta. Sebagai contoh,

daerah operasi untuk perusahaan air minum yang dimiliki oleh pemerintah

kota mungkin dibatasi sehingga air hanya dapat dijual dalam batas kota,

tanpa memandang apakah pasar untuk kelebihan kapasitas terdapat di luar

batas kota atau tidak.

g. Kemampuan badan-badan pemerintahan untuk mendapatkan modal sangat

lebih terbatas dibandingkan dengan perusahaan swasta.

h. Tingkat bunga yang wajar untuk mendiskonto manfaat-manfaat dan biaya-

biaya suatu proyek publik sering kali kontroversial dan secara politis

sensitif. Jelas, tingkat bunga yang lebih rendah sangat membantu proyek-

proyek jangka panjang yang mempunyai manfaat sosial dan/atau keuangan

utama di masa depan, sedangkan tingkat bunga yang tinggi mendorong

tinjauan jangka pendek yang di sini keputusan terutama berdasarkan

investasi awal dan manfaat yang bersifat segera.

3. Aspek Kajian Lingkungan

Kajian lingkungan bermanfaat untuk mengetahui keberadaan ataupun

implementasi proyek akan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya, dampak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 4

yang mungkin timbul dapat diketahui intensitasnya dan usaha yang dilakukan

untuk mencegah, memperkecil ataupun mengelola dampak. Aspek lingkungan

yang dikaji meliputi lingkungan flora, fauna, sosial dan kemasyarakatan.

4. Aspek Kajian Manajerial dan Administratif

Aspek kajian manajerial dan administratif dikaji dalam usaha untuk mengetahui

apakah SDM, sistem dan mekanisme yang direncanakan cukup mampu mengelola

proyek tersebut, dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, operasional

maupun pemeliharaan. Dilakukan kajian menyeluruh terhadap kemampuan staf

proyek untuk menjalankan administrasi pengelolaan proyek dari awal sampai

akhir. Sedangkan manajemen lebih ditekankan pada hal–hal yang berkaitan

dengan : mekanisme kerja, gaya manajemen dan kualifikasi sumber daya manusia

yang terlibat.

2.1.1. Dasar Pertimbangan Keputusan di Dalam Proyek

Di dalam suatu negara yang sedang membangun selalu dibutuhkan kegiatan-

kegiatan pembangunan seperti proyek yang merupakan unit operasional

pembangunan yang paling kecil. Dengan adanya proyek tersebut, pendapatan

suatu negara diharapkan dapat meningkat, disamping investasi kegiatan proyek

diharapkan dapat mengurangi perbedaan (disparitas) pendapatan masyarakat

(Pudjosumarto,1985).

Untuk mengambil keputusan apakah investasi/proyek dapat diterima atau ditolak,

biasanya berdasarkan pada besarnya keuntungan dan biaya yang dikeluarkan,

dimana keuntungan harus lebih besar daripada biayanya. Walaupun sebenarnya

semua biaya dan keuntungan yang akan diperoleh dari periode ke periode (dari

tahun ke tahun) tersebut harus disesuaikan (di-adjust) dengan nilai pada saat ini

(at present worth).

Dari pandangan pemerintah, keputusan tidak didasarkan atas segi profitabilitas /

ekonomis dari suatu proyek saja, melainkan juga dari aspek sosial, misalnya

apabila dihitung secara ekonomis tidak menguntungkan bahkan rugi, namun

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 5

karena proyek tersebut mempunyai manfaat atau dampak positif terhadap keadaan

sosial budaya dan politik, proyek harus tetap dibiayai dan dijalankan.

Suatu karakteristik penting dari proyek sektor publik adalah banyak dari proyek

seperti itu yang mempunyai kegunaan dan tujuan ganda. Salah satu contoh adalah

pembangunan embung sebagai penampung air sungai. Proyek ini kiranya

mempunyai banyak kegunaan: (1) membantu pengaturan banjir, (2) menyediakan

air untuk irigasi, (3) menyediakan air baku, (4) menyediakan fasilitas rekreasi, dan

lain lain.

Pengembangan proyek semacam ini untuk mencapai lebih dari satu tujuan harus

memastikan bahwa nilai ekonomis keseluruhan yang lebih besar akan tercapai.

Karena pembangunan embung mencakup jumlah modal yang sangat besar dan

penggunaan suatu sumber daya alam yang sangat berharga—sungai—nampaknya

proyek tidak dapat dibenarkan (justified) kecuali proyek memberikan manfaat-

manfaat ganda. Tipe situasi semacam ini biasanya diinginkan, tetapi, pada waktu

yang lama, proyek ini menimbulkan masalah ekonomi dan manajerial sehubungan

dengan tumpang tindihnya pemanfaatan fasilitas dan kemungkinan timbulnya

benturan kepentingan antara beberapa pemanfaatan dan badan pemerintah yang

terlibat.

Masalah-masalah dasar yang sering timbul dalam mengevaluasi proyek-proyek

publik dapat diilustrasikan dengan kembali menelaah embung seperti yang

dibangun untuk menyediakan banyak kegunaan, kenyataan bahwa satu embung

akan melayani seluruhnya mengakibatkan paling tidak tiga masalah dasar.

1. Yang pertama adalah alokasi biaya embung untuk masing-masing kegunaan.

2. Masalah dasar kedua adalah benturan kepentingan di antara beberapa fungsi

proyek. Misalkan keputusan mengenai ketinggian air yang perlu

dipertahankan di balik embung. Untuk memenuhi fungsi yang pertama—

pengendalian banjir, reservoir harus dipertahankan pada tingkat hampir

kosong untuk menyediakan kapasitas penampungan terbesar selama bulan-

bulan basah di musim hujan. Ketinggian air yang lebih rendah akan secara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 6

langsung bertentangan dengan fungsi air baku yang dapat dimaksimumkan

dengan selalu mempertahankan setinggi mungkin ketinggian air di balik

embung. Lebih lanjut, pemaksimuman manfaat memerlukan dipertahankannya

ketinggian air sepanjang tahun. Jadi benturan kepentingan timbul antara

bermacam-macam fungsi dan keputusan kompromi harus ditetapkan.

Keputusan-keputusan tersebut akan langsung mempengaruhi besaran manfaat

yang dihasilkan proyek itu.

3. Masalah ketiga dengan proyek publik serba guna adalah kepekaan politis.

Karena setiap fungsi yang berbeda, atau bahkan proyeknya sendiri, kiranya

akan didukung atau ditentang oleh beberapa segmen masyarakat dan oleh

bermacam-macam kelompok kepentingan yang dapat terpengaruh olehnya,

sering kali proyek semacam ini tak terelakkan lagi menjadi isu politik.

Pertentangan ini sering kali mempunyai efek terhadap alokasi-alokasi biaya

dan dengan demikian terhadap ekonomi keseluruhan dari proyek.

2.1.2. Biaya Proyek

Biaya merupakan hal pokok dalam studi kelayakan. Misalkan biaya pemeliharaan

periodik untuk jangka waktu 20 tahun atau lebih, merupakan bagian dari

pembiayaan taksiran tersebut. Hal ini menandakan bahwa pemeliharaan pada

hakekatnya bukan merupakan bagian terpisah dari pembangunannya.

Sekalipun biaya-biaya tersebut masih merupakan taksiran, tetapi angka-angka

yang dikemukakan diharapkan hanya berbeda 10% di atas atau di bawah angka

sebenarnya. Batas ketelitian ini menyebabkan perencanaan ini dibarengi dengan

penyelidikan teknis di lapangan. Besarnya biaya konstruksi dan pemeliharaan

memang sangat peka terhadap perubahan keadaan lapangan, keadaan lalu lintas,

jenis angkutan, standar desain, keadaan topografi, jenis tanah dan lain-lainnya.

Pudjosumarto, (1985) dalam buku Evaluasi Proyek yang dihitung sebagai biaya

atau pengeluaran proyek (project expenditures) yaitu biaya-biaya (costs) atau

ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang (future costs)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 7

untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang pula (future

returns), biaya- biaya tersebut dapat berupa :

a. Biaya angsuran hutang dan bunga

Pengeluaran hutang dan bunga akan dimasukan dalam biaya ekonomis

tergantung apakah terdapat beban sosial yang dianggap harus ditanggung

masyarakat sehubungan dengan angsuran pembiayaan suatu proyek atau

tidak. Biaya proyek atau biaya investasi dapat diperhitungkan pada waktu:

1. Investasi dikeluarkan.

Artinya cara perhitungan yang timbul pada proyek-proyek yang

investasinya tidak terikat pada suatu proyek tertentu misalnya tidak

terikat pada proyek A. Dana investasi yang tersedia kemungkinan masih

dapat digunakan untuk proyek-proyek yang menguntungkan bagi

masyarakat.

2. Pinjaman untuk investasi dilunasi beserta bunganya.

Artinya cara perhitungan yang akan timbul jika suatu proyek dibiayai

dengan pinjaman atau kredit terikat. Kredit tersebut hanya diberikan

untuk suatu proyek tertentu dan akan dibatalkan bila proyek tersebut

tidak dilaksanakan. Di dalam hal ini beban sosial (social cost) yang

diperhitungkan bukan jumlah investasi, tetapi jumlah angsuran mulai

dilakukan dan bunga mulai harus dibayar.

Jadi social opportunity cost dari pelaksanaan investasi dalam proyek

dibebankan pada waktu pembiayaan dilunasi pada saat yang akan datang,

bukan pada saat dilaksanakan kegiatan proyek tersebut.

b. Penyusutan (depreciation)

Penyusutan merupakan pengalokasian biaya investasi suatu proyek pada

setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek untuk menjamin agar angka

biaya operasi yang dimasukan dalam neraca rugi/laba tahunan dapat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 8

mencerminkan adanya biaya modal yang dipergunakan. Secara singkat

dikatakan bahwa dalam rangka analisis benefit cost tersebut, perlakuan

terhadap penyusutan berbeda peranannya dibandingkan peranan di dalam

neraca rugi/laba. Dalam hal ini, perlakuannya dalam neraca, dari pada

dipotong dari penerimaan proyek sebagai biaya, maka penyusutan bersama

laba dimasukan cash flow atau benefit tahunan bersih dari pada proyek.

Perlakuan ini yang menyebabkan perbedaan perhitungan di dalam penyusutan

secara akuntansi perusahaan.

c. Biaya konstruksi dan peralatan

Dalam hal ini perlu dihindari adanya double-counting, artinya jika biaya-

biaya tersebut telah dibebankan pada saat dikeluarkannya investasi, maka

waktu pelunasannya nanti tidak boleh dimasukan sebagai biaya lagi. Di dalam

hubungannya dengan ini, yang dimaksudkan:

1. Peralatan adalah termasuk segala peralatan yang dipergunakan di dalam

mengerjakan proyek tersebut. Jika nilai peralatan tersebut terdapat

barang yang harus diimpor, maka perlu diperhatikan untuk menerapkan

atau tidak menerapkan shadow price dan devisa.

2. Bahan-bahan adalah segala bahan yang diperlukan di dalam kegiatan

proyek. Harga yang digunakan untuk menilai bahan-bahan tersebut

adalah harga yang berlaku. Akan tetapi barang-barang tersebut dianggap

relevan adalah dengan memakai “border price“. Untuk bahan-bahan

impor dipakai harga c.i.f. (cost, insurance and freight). Sedangkan untuk

bahan-bahan ekspor dipakai harga f.o.b. (free on board). Selanjutnya

segala macam pajak tidak langsung, seperti bea masuk dan lainnya,

hendaknya dikurangkan terlebih dahulu, karena ini tidak termasuk dalam

real resources cost dari pada bahan-bahan tersebut.

3. Tenaga kerja (yang berhubungan dengan gaji dan upah), yaitu tenaga

kerja yang digunakan untuk mengerjakan suatu proyek. Mengenai tenaga

kerja ini perlu dibedakan dalam tenaga kerja tak terlatih (unskilled

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 9

labour) dan tenaga terlatih (skilled labour), artinya kalau terdapat biaya

latihan yang dikeluarkan merupakan economic cost. Biasanya di negara

yang sedang berkembang, mengenai pembayaran gaji dan upah tidak

mencerminkan nilai yang sebenarnya atau kadang-kadang lebih besar

dari pada social opportunity cost, sehingga perlu adanya shadow pricing.

d. Biaya tanah

Biaya ini dihitung jika tanah yang digunakan untuk proyek tersebut

merupakan tanah yang memberikan hasil, seperti misalnya tanah sawah, tanah

perkebunan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang dihitung adalah net

present value dan pengorbanan produksi (production foregone). Dan untuk

menilai output tanah tersebut digunakan harga pasar (market price).

e. Biaya modal kerja

Modal kerja adalah modal yang digunakan dan terikat dalam suatu proyek.

Dalam hal ini modal kerja tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk tujuan

investasi yang lainnya. Dalam perhitungannya modal ini dimasukan sebagai

biaya tahun pertama proyek tersebut berjalan.

f. Biaya bunga masa konstruksi

Misalkan terdapat social opportunity cost dari pada investasi dianggap terdiri

dari arus pelunasan hutang beserta bunganya selama waktu yang akan datang,

maka pembayaran bunga selama masa konstruksi perlu diperhitungkan dalam

biaya ekonomis.

g. Biaya operasi dan pemeliharaan

Biaya ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan secara rutin dalam setiap

tahunnya selama proyek mempunyai umur ekonomis. Di dalam hal ini

meliputi:

1. Bahan baku (misalnya untuk bidang industri dan pertanian).

2. Bahan bakar (seperti solar dan bahan lainnya).

3. Air (water), listrik (power) dan telekomunikasi (telecommunication)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 10

4. Gaji dan upah atau tunjangan karyawan.

5. Biaya lainnya, seperti jasa konsultan, keperluan kantor (office supplies)

dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan proyek.

h. Biaya pembaharuan atau penggantian

Biaya ini merupakan tambahan biaya-biaya yang diperlukan selama proyek

tersebut berjalan. Misalnya dalam jangka waktu 40 tahun, pada setiap 10

tahun sekali proyek tersebut memerlukan pembaharuan atau penggantian

terhadap peralatan tertentu.

i. Biaya Tenggelam (Sunk costs)

Sunk costs merupakan biaya yang telah dikeluarkan pada masa lalu sebelum

kegiatan proyek dilaksanakan. Jadi biaya tenggelam merupakan semua biaya

yang dikeluarkan sebelum diambil keputusan untuk melaksanakan proyek. Di

dalam analisa proyek biaya tenggelam ini tidak dihitung dan tidak

mempengaruhi pemilihan proyek. Yang dihitung di dalam analisis proyek

adalah biaya-biaya proyek (project costs) yang digunakan di masa yang akan

datang.

j. Biaya Studi Kelayakan (Feasibility Studies)

Biaya yang akan dimasukan di dalam kegiatan ini:

1. Biaya Perencanaan Awal (Pleminary design cost).

Biaya untuk studi kelayakan, yang termasuk dalam perencanaan awal,

tidak diperhitungkan di dalam biaya investasi suatu proyek, karena biaya

studi kelayakan merupakan biaya tenggelam.

2. Biaya Perencanaan Akhir (Final design cost)

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat perencanaan akhir dibiayai

dengan penyediaan kredit (supplier credit), maka nilai yang dimasukkan

dalam biaya proyek adalah besarnya angsuran kredit.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 11

k. Biaya Tidak Terukur (intangible cost)

Intangible cost merupakan hal-hal nyata, akan tetapi sulit diperhitungkan

dalam nilai uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya. Bentuk

biaya ini dapat dimisalkan seperti adanya polusi udara, polusi

suara/kebisingan, pemandangan yang kurang nyaman dan lain sebagainya.

l. Biaya tak terduga (Contingencies)

Contingencies merupakan biaya-biaya yang harus ditambahkan pada biaya

konstruksi karena adanya perubahan atau adanya kesalahan di dalam

perhitungan (adanya underestimates), contohnya:

1. Adanya pengaruh inflasi dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan

jasa yang dipakai dalam suatu proyek.

2. Adanya pekerjaan-pekerjaan yang lebih sukar dari perkiraan semula,

sehingga memerlukan waktu lembur dan tambahan biaya.

2.1.3. Keuntungan dan Kerugian Proyek

Pembangunan Embung membawa berbagai macam keuntungan untuk masyarakat,

baik yang menggunakan langsung maupun tidak langsung menggunakan. Bentuk

keuntungan (benefits) dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Keuntungan langsung (direct benefits)

2. Keuntungan tidak langsung (indirect benefits)

Baik keuntungan langsung maupun keuntungan tidak langsung, asal semuanya

bisa dinyatakan dengan nilai uang, sebenarnya sama saja. Penggolongan tersebut

hanya dipakai untuk membedakan keuntungan yang langsung didapat dari adanya

embung itu sendiri dengan keuntungan yang didapat dari lain-lain bidang

(transportasi, perkebunan, industri, dan lain-lain).

Keuntungan suatu proyek terdiri dari keuntungan langsung dan tidak langsung,

selain itu dikenal juga keuntungan yang tidak terukur (intangible benefit).

(Pudjosumarto, 1985).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 12

a. Keuntungan Langsung

Keuntungan langsung merupakan manfaat langsung dan nampak jelas dari

hasil adanya suatu proyek. Manfaat ini bisa berupa:

a. Adanya kenaikan dari nilai output fisik dari kegiatan yang ditanganani

proyek.

b. Kenaikan nilai dari pada output yang disebabkan karena adanya

perbaikan kualitas.

c. Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk

d. Penurunan biaya yang disebabkan oleh adanya mekanisasi.

e. Penurunan biaya yang disebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan.

f. Penurunan biaya yang disebabkan terhindar dari adanya kerugian, seperti

kerusakan dan lain sebagainya.

b. Keuntungan Tidak Langsung (Indirect Benefits)

Indirect Benefits adalah merupakan manfaat yang secara tidak langsung

ditimbulkan oleh adanya kejadian proyek . Manfaat ini biasanya akan

dirasakan oleh orang yang ada di luar proyek itu. Keuntungan tidak langsung

ini bisa berupa:

1. Adanya efek multiplier (multiplier effects) dari suatu proyek

2. Adanya skala ekonomis yang lebih besar.

c. Keuntungan Tidak Terukur (Intangible Benefits)

Intangible benefits yang dimaksud adalah suatu manfaat yang secara tak

langsung bisa dinikmati oleh masyarakat, tetapi rupanya sulit untuk dinilai

dalam bentuk uang. Jenis manfaat ini seperti berikut ini: (Pudjosumarto,

1985)

1. Adanya perbaikan lingkungan (environments change)

2. Bertambahnya pemandangan baru di suatu tempat, seperti tempat

rekreasi.

3. Terciptanya distribusi pendapatan.

4. Dan peningkatan pertahanan nasional.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 13

2.2. Umur Proyek

2.2.1. Umur Ekonomis

Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode (jangka waktu) yang kira-kira

sama dengan umur ekonomis dari pada proyek. Yang dimaksudkan dengan umur

ekonomis suatu aset ialah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat

meminimumkan biaya tahunan dari padanya (Pudjosumarto, 1985).

2.2.2. Umur Teknis

1. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali,

lebih mudah untuk menggunakan umur teknis dari pada unsur-unsur pokok

investasi. Di dalam hal ini perlu diingat bahwa untuk proyek-proyek tertentu

umur teknis dari pada unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi umur

ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena absolescence (ketinggalan

jaman karena penemuan teknologi baru yang lebih efisien). Keadaan ini

banyak terdapat dalam proyek-proyek industri dan pengangkutan, tetapi

jarang terdapat dalam proyek-proyek pertanian.

2. Pada bangunan penampung (reservoir), umur teknis dapat ditentukan oleh

berapa lama waktu pencapaian elevasi tampungan mati (dead storage) akibat

sedimentasi. Dalam penentuan umur teknis dengan analisis dead storage ini

diperlukan data observasi sedimentasi yang terjadi di titik lokasi reservoir.

3. Metode probabilitas resiko (risk of failure) kejadian debit banjir rencana

periode ulang terlampaui dalam kurun waktu umur proyek.(VT. Chow,

1988)

............................... Rumus 2. 1

P(Q≥QT) = Peluang kejadian QT terlampaui selama kurun waktu umur proyek /

resiko kehancuran konstruksi

T = Periode ulang banjir rencana (tahun)

N = Umur proyek (tahun)

N

T T111)QQ(P ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ −−=≥

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 14

2.3. Peramalan Debit Banjir

Tahapan dalam peramalan debit banjir adalah sebagai berikut :

a. Uji abnormalitas data curah hujan dengan menggunakan uji Out-Liers (VT.

Chow, 1988) untuk mengetahui batas nilai minimum dan maksimum data

yang wajar.

b. Melakukan uji konsistensi data curah hujan stasiun penakar hujan dengan

menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) untuk

mengetahui adanya penyimpangan data hujan, sehingga dapat disimpulkan

apakah data tersebut layak dipakai dalam analisa hidrologi atau tidak.

c. Menghitung curah hujan rerata daerah harian maksimum untuk menyusun

suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir.

Karena data cuma menggunakan satu stasiun curah hujan maka digunakan

data curah hujan maksimum rata-rata tiap tahunnya.

d. Menghitung peluang curah hujan rencana untuk mengetahui besarnya curah

hujan terbesar tahunan dengan peluang tertentu menggunakan distribusi

Normal, Log Normal 2 parameter, Log Normal 3 parameter, Gumbel

(Extreme Value Type I), Frechet (Extreme Value Type II), Pearson III dan

Log Pearson III. Dari hasil perhitungan dilakukan uji frekuensi dengan

mengambil nilai delta maksimum terkecil dari berbagai distribusi tersebut

terhadap distribusi empiris (weibull).

e. Melakukan uji kesesuaian distribusi terpilih untuk mengetahui kebenaran

suatu hipotesa dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) dan uji

Chi Square ( χ2). Jika kedua uji distribusi frekuensi tersebut diterima, maka

besarnya curah hujan rencana tersebut juga dapat diterima.

f. Analisa distribusi hujan jam-jaman untuk menghitung hidrograf banjir

rancangan dengan hidrograf satuan tertentu.

g. Menentukan koefisien limpasan berdasarkan kondisi dan karakteristik DAS.

h. Menghitung curah hujan netto jam-jaman untuk memperoleh besarnya curah

hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct run-off), yang

terdiri dari limpasan permukaan dan limpasan bawah permukaan.

i. Menghitung debit banjir rencana (rancangan) untuk mendapatkan debit

maksimum yang mungkin terjadi pada suatu daerah dengan peluang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 15

kejadian tertentu menggunakan hidrograf satuan sintetik metode, Nakayasu

dan Snyder.

2.3.1. Uji Abnormalitas Data Curah Hujan

Uji Outliers Data

Data curah hujan maksimum tahunan yang diperoleh sebelum dilakukan analisis

distribusi harus dilakukan dulu uji abnormalitas. Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian data yang ada

layak digunakan atau tidak (VT. Chow,1988). Adapun langkah perhitungannya

sebagi berikut :

1. Data diurutkan dari besar ke kecil atau sebaliknya (X)

2. Menghitung harga Y=Log X

3. Menghitung Y rerata

4. Menghitung Standar Deviasi Sy

5. Menentukan harga Kn sesuai jumlah data

Tabel 2. 1 Nilai Kn untuk uji Outlier

Sumber : VT. Chow, 1988

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 16

6. Menghitung batas atas dan batas bawah harga abnormalitas data

............................... Rumus 2. 2

............................... Rumus 2. 3

............................... Rumus 2. 4

............................... Rumus 2. 5

7. Menentukan data yang dapat dipakai atau tidak dapat dipakai sesuai

dengan batas atas dan batas bawah abnormalitas data.

2.3.2. Uji Konsistensi Data Curah Hujan

Uji Kosistensi Data Metode RAPS

Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus melewati pengujian untuk

kekonsistenan data tersebut. Metode yang digunakan adalah metode RAPS

(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982).

Uji konsistensi dilakukan terhadap data curah hujan tahunan dengan tujuan untuk

mengetahui adanya penyimpangan data hujan, sehingga dapat disimpulkan apakah

data tersebut layak dipakai dalam analisa hidrologi atau tidak.

Pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu

pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan

akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya, lebih jelas

lagi bisa dilihat pada rumus di bawah:

............................... Rumus 2. 6

yH SKnYY ⋅+=

yL SKnYY ⋅−=

HYH 10X =

LYL 10X =

S 00∗ =

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 17

............................... Rumus 2. 7

dengan k = 1,2,3,...,n

............................... Rumus 2. 8

............................... Rumus 2. 9

nilai statistik Q dan R

Q = maks ⏐ Sk∗∗

⏐ untuk 0 ≤ k ≤ n ............................... Rumus 2. 10

R = maks S k∗∗ - min Sk

∗∗ ............................... Rumus 2. 11

Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat dicari nilai Q/√n dan R/√n. Hasil

yang didapat dibandingkan dengan nilai Q/√n syarat dan R/√n syarat, jika lebih

kecil maka data masih dalam batasan konsisten.

Tabel 2. 2 Nilai Statistik Q/√n dan R/√n

2.3.3. Analisis Frekuensi Curah Hujan

y

kk D

SS∗

∗∗ =

( )n

YYD

n

1i

2

i2y

∑=

−=

Tabel N ilai Q/n0. 5 dan R/n0 .5

9 0 % 9 5 % 9 9 % 90 % 9 5% 9 9 %1 0 1.05 1.1 4 1 .2 9 1 .21 1 .28 1.382 0 1.10 1.2 2 1 .4 2 1 .34 1 .43 1.603 0 1.12 1.2 4 1 .4 8 1 .40 1 .50 1.704 0 1.14 1.2 7 1 .5 2 1 .44 1 .55 1.78

10 0 1.17 1.2 9 1 .5 5 1 .50 1 .62 1.851.22 1.3 6 1 .6 3 1 .62 1 .75 2.00

S umber : Sr i Har t o, 19 93 : 1 68

Q/n0 .5 R/n0 .5n

( )S Y Yk ii 1

k∗

== −∑

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 18

Untuk menghitung debit banjir rancangan dari data curah hujan (rainfall runoff

method), harus dihitung terlebih dahulu besarnya curah hujan rancangan (RT).

Karena data curah hujan yang mewakili hanya dari satu stasiun hujan (point

rainfall), maka data tersebut dapat dianggap sebagai hujan wilayah (area rainfall).

Perhitungan analisis frekuensi dalam pekerjaan ini ditujukan untuk menghitung

curah hujan rencana yang nantinya digunakan untuk menghitung tinggi muka air

banjir rencana. Tinggi muka air banjir rencana ini berpengaruh dalam menentukan

tinggi embung. Ada 7 metode analisis frekuensi yang dipergunakan dalam kajian

ini yaitu distribusi Normal, Log Normal 2 Parameter, Log Normal 3 Parameter,

Gumbel, Frechet, Pearson III dan Log Pearson III. Metode dipilih berdasarkan

penyimpangan absolut |Dmax| yang terkecil.

Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang tertentu, terlebih

dahulu data-data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam

memperkiraan besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan

banjir yang terjadi. Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam penentuan distribusi

tersebut antara lain :

............................... Rumus 2. 12

............................... Rumus 2. 13

............................... Rumus 2. 14

............................... Rumus 2. 15

dimana :

( )4

n

1 = i

42

k S3)-(n2)-(n1)-(n

X - Xin = C

×××

×∑

( )3

n

1 = i

3

s S2)-(n1)-(n

X - Xin = C

××

× ∑

1- n

) X - X(n

1i

2∑= = S

XS = Cv

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakandigilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-trisuryair-31354-3... · terlibat. Masalah-masalah dasar yang ... bermacam-macam kelompok

II - 19

S = standar deviasi

Cv = koefisien keragaman

Cs = koefisien kemencengan

Ck = koefisien kurtosis

Penentuan distribusi teoritis terpilih untuk dilanjutkan pada uji data selanjutnya

adalah berdasarkan perbedaan (differences) maksimum masing-masing distribusi

teoritis terhadap distribusi empiris (weibull) dan dipilih lagi yang terkecil dari

perbedaan maksimum tadi.

2.3.3.1. Distribusi Normal

Persamaan umum Distribusi Normal (Soewarno, 1995) adalah :

............................... Rumus 2. 16

............................... Rumus 2. 17

............................... Rumus 2. 18

............................... Rumus 2. 19

dimana :

X = data hujan harian maksimum tahunan (mm)

X = rata-rata hujan harian maksimum tahunan (mm)

S = standard deviasi dari rangkaian data (mm)

t = faktor frekuensi dari Distribusi Normal

P'(X≤x) = peluang kumulatif sebagai fungsi t (interpolasi dari tabel kurva Normal)

P'(X≥x) = 1 - P'(X≤x)

Tabel 2. 3 Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal

SXXt −

=

StXX ⋅+=

n

XX

n

1ii∑

==

( )1n

XXS

n

1i

2i

−=

∑=