bab ii tinjauan pustaka 2.1 sistem otomatisasi lampu

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan sekelompok elemen-elemen yang saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Hall 2001:5). Sistem juga merupakan kumpulan bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk memproses masukan input dan mengolah masukan tersebut hingga menghasilkan keluaran output. (Daniel Alexander Octavianus Turang 2015: 2 ) Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja yang terorganisir dan dapat mempermudah pengguna sistem tersebut dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya. 2.1.2 Manfaat Sistem Adapun manfaat dari sistem ialah sebagai berikut : 1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime. 2. Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan dan pengawasan kerja. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 4. Meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya.

Upload: others

Post on 30-Jan-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem merupakan sekelompok elemen-elemen yang saling berkaitan yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Hall 2001:5).

Sistem juga merupakan kumpulan bagian-bagian yang saling berkaitan dan

bekerja sama untuk memproses masukan input dan mengolah masukan tersebut

hingga menghasilkan keluaran output. (Daniel Alexander Octavianus Turang

2015: 2 )

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu

jaringan kerja yang terorganisir dan dapat mempermudah pengguna sistem

tersebut dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya.

2.1.2 Manfaat Sistem

Adapun manfaat dari sistem ialah sebagai berikut :

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime.

2. Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan dan

pengawasan kerja.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4. Meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.3 Konsep Dasar Otomatisasi

Otomatisasi merupakan sebuah teknologi yang mengkombinasikan antara

aplikasi ilmu mekanika, elektronika dengan sistem berbasis computer melalui

proses atau prosudur yang disusun menurut program intruksi serta

dikombinasikan dengan pengendalian otomatis untuk meyakinkan apakah semua

intruksi itu sudah dilaksanakan seluruhnya dengan benar sehingga produktivitas

dan efisiensi meningkat. Kata otomatisasi digunakan pertama kali oleh Fords di

Detroit. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan alat mekanis dan mesin perkakas

sehingga menjadi suatu lintas produksi yang kontinyu.

Adapun karakteristik otomatisasi detroit ialah seperti mekanisme tanpa

operator, alat transfer, operasi permesinan yang dilakukan secara berurutan, benda

kerja bergerak secara otomatis, utilisasi yang tinggi, serta pembentukan blok

mesin. (Aidil Ikhsan, Ahmad Afrizal 2013: 85)

2.1.4 Perancangan Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan

2.1.4.1 Perancangan alat

Untuk membuat sistem bekerja secara sempurna maka diperlukan alat

yang mampu menjalankan sistem tersebut dengan baik, di dalam pembuatan alat

maka sebelumnya kita perlu membuat perancangan dari alat tersebut. Dalam

perancangan sistem otomatisasi ini dibutuhkan beberapa komponen pokok

maupun pendukung agar sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut

adalah komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem lampu

otomatis ini.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.2 Arduino Uno

Arduino uno adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada

ATmega328 (datasheet). Arduino Uno mempunyai 14 pin digital input/output (6

di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah

osilator kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP

header, dan sebuat tombol reset. Arduino uno memuat semua yang dibutuhkan

untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah

komputer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor

AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya. Arduino uno berbeda

dari semua board Arduino sebelumnya,

Arduino uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB ke serial.

Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram

sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino uno

mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang

membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari

board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut: Pin out 1.0:

ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru

lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan

shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke

depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang

menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino

due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Pin ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung yang disediakan

untuk tujuan kedepannya sirkit reset yang lebih kuat Atmega 16U2 menggantikan

8U2.

Gambar 2.1 Arduino Uno R3

( Daniel Alexander Octavianus Turang 2015: 5 )

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.3 Adaptor

Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna untuk mengubah

tergangan AC yang tinggi menjadi DC yang rendah. Proses perubahan dimulai

dari penyearah oleh diode, penghalusan tegangan kerut (Ripple Viltage Filter)

dengan menggunakan kondensor dan pengaturan (regulasi) oleh rangkaian

regulator. Pengaturan meliputi pengubah tingkat tegangan atau arus, teknik ini

dikenal sebagai teknik regulasi daya linear dan teknik regulasi switching. Adaptor

juga banyak digunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya amplifier, radio,

pesawat televisi mini dan perangkat elektronik lainnya. Perangkat elektronik

adaptor sangatlah mudah untuk dibuat karena banyak dari komponennya yang di

jual di pasaran.

Gambar 2.8 Adaptor

(Tomi Loveri 2017:179)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.4 Sensor Pir

Sensor Passive Infrared Receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor

berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan foto transistor,

perbedaannya dengan IR LED adalah sensor PIR tidak memancarkan apapun,

namun sensor ini merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh

setiap benda yang terdeteksi olehnya. Salah satu contoh yang memiliki pancaran

infrared pasif adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh benda

dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh sensor tersebut. Bagian-

bagian dari sensor PIR ialah Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,

amplifier, dan comparator. Modul sensor gerak PIR HC-SR501 adalah sebuah

modul yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan di sekitar sensor dengan

memanfaatkan teknologi infrared. Modul ini dapat diatur tingkat sensitifitas dan

juga tingkat delay sensornya, tegangan kerja dari modul ini ialah +5 volt DC.

Gambar 2.2 Sensor Pir

(Sutono 2011: 3)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.5 Sensor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) adalah sebagai salah satu komponen

listrik yang peka cahaya, piranti ini bisa disebut juga sebagai fotosel, fotokonduktif

atau fotoresistor. LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik

listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang

digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).

Bahan-bahan ini paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan

puncaknya sekitar 0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm untuk CdSe. Sebuah LDR CdS

yang tipikal memiliki resistansi sekitar 1 MΩ dalam kondisi gelap gulita dan

kurang dari 1 KΩ ketika ditempatkan dibawah sumber cahaya terang. Dengan

kata lain, resistansi LDR sangat tinggi dalam intensitas cahaya yang lemah

(gelap), sebaliknya resistansi LDR sangat rendah dalam intensitas cahaya yang

kuat (terang).

` Gambar 2.3 Senor LDR

(Sutono 2011: 4)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.6 Modul Relay

Modul relay yang digunakan dalam penelitian ini telah dilengkapi dengan

optocoupler sebagai saklar lampu otomatis. Opto berarti optic sedangkan coupler

diartikan sebagai pemicu, sehingga dapat dikatakan bahwa optocoupler

merupakan suatu komponen yang dapat bekerja berdasarkan picu cahaya. Optic

optocoupler termasuk dalam sensor yang terdiri dari dua bagian, yaitu transmitter

dan receiver. Jadi, optocoupler merupakan suatu jenis komponen yang

memanfaatkan sinar yang dapat digunakan sebagai pemicu on/off pada suatu

saklar lampu. Optocoupler dirancang untuk menggantikan fungsi saklar mekanis

dan pengubahan sinyal secara fungsional sehingga optocoupler sama dengan

pasangan relay mekanis karena suatu isolasi tingkat tinggi yang ada diantara

terminal input dan output-nya.

Beberapa keunggulan optocoupler sebagai komponen solid state adalah:

1. Kecepatan operasi lebih cepat.

2. Ukurannya yang kecil.

3. Tidakmudah dipengaruhi getaran dan goncangan.

4. Respon frekuensi.

Adapun relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus listrik,

relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah

inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus

mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas,

ketika armatur tertarik maka kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari

kontak normal tertutup ke kontak normal terbuka.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus

interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power

supply nya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay

terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay

elektro mekanik adalah sebagai berikut. Kumparan elektromagnet saklar atau

kontaktor swing armatur spring (Pegas). Relay dapat digunakan untuk mengontrol

motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan

yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban.

Gambar 2.5 Modul Relay Dengan Optocoupler

( DanielAlexander Octavianus Turang 2015: 4 )

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.7 Sensor Infrared

Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi

benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor Infrared terdiri

dari led infrared sebagai pemancar dan fototransistor sebagai penerima cahaya

infra merah. Sensor infra merah terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) dapat

memancarkan cahaya infra merah dari radiasi panas saat diberi energi listrik.

Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2.6 ialah ketika

cahaya infra merah diterima maka cahaya tersebut akan menjadi arus listrik

sehingga akan berubah seperti saklar dan foto transistor akan aktif.

Arus listrik pada basis fototransistor timbul karena terjadinya pergerakan

elektron dan hole. Pergerakan elektron disebut sebagai muatan listrik negatif dan

pergerakan hole disebut sebagi muatan listrik positif. Dan terjadinya

penggabungan kembali sebuah elektron bebas dan sebuah hole disebut dengan

rekombinasi.

Gambar 2.6 Sensor Infrared

(Dr.Ir.Adriansyah, M.Eng 2012: 3)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.8 Servo

Sevo adalah sebuah motor yang menggunakan sistem umpan balik tertutup

dimanaposisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang

ada di dalam motor servo. Servo terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear

dan rangkaian kontrol. Secara umum motor servo terdiri dari dua jenis yaitu

motor servo standard dan motor servo continous. Motor servo standard hanya

mampu berputar hingga 180 derajat. Motor servo standart sering dipakai pada

sistem robotika seperti dalam pembuatan robot arm. Sedangkan motor servo

continous dapat berputar hingga 360 derajat. Motor servo continous sering dipakai

pada mobile robot dan pada badan servo tertulis tipe servo yang bersangkutan.

Gambar 2.7 Servo

(Sujarwata 2013: 49)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.9 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik tipe HCSR04 merupakan perangkat yang digunakan

untuk mengukur jarak dari suatu objek ke objek lain. Jarak yang mampu di ukur

oleh sensor ultrasonik dengan tipe HCSR04 ini berkisar antara 2-450 cm. Sensor

ultrasonik dengan tipe ini memiliki dua pin digital untuk mengkominikasikan

jarak yang terbaca, cara kerja dari sensor ultrasonik ini yaitu ketika sensor

ultrasonik aktif maka pin triger pada sensor ultrasonik ini mendeteksi adanya

benda atau halangan di depannya kemudian pantulan sinyal dari benda tersebut

ditangkap oleh pin echo lalu sinyal tersebut di kirim ke arduino/mikrokontroler

untuk di proses sebagai output sistem.

Gambar 2.8 Sensor Ultrasonik

(Fitri Puspasari, Imam Fahrurrozi, Trias Prima Setya 2019: 37)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.4.10 Selenoid Valve

Selenoid valve merupakan sebuah kutup yang digerakkan oleh selenoida,

mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan

piston, pada selenoid valve terdapat dua lubang saluran yaitu lubang saluran

masukan dan lubang saluran keluaran dimana lubang saluran masukan berfungsi

sebagai terminal tempat masuknya udara atau pun air bertekanan, sedangkan

lubang saluran keluaran sebagai terminal tempat keluarnya udara maupun angin

bertekanan. Selenoid valve ini dapat di gerakkan menggunakan arus AC maupun

DC tergantung tipe dan jensnya masing-masing.

Gambar 2.9 Resistor

(Noor Hudallah 2010: 13)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.5 Alat Bantu Dan Perancangan Sistem

2.1.5.1 Flowchart

Menurut Santoso, Radna Nurmalina (2017 : 86) flowchart adalah bagan-

bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian

suatu masalah. flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma.

flowchart merupakan simbol-simbol dari intruksi yang digunakan pada

proses tertentu, yaitu gambar atau bagan yang memperlihatkan urrutan dan

hubungan antar proses beserta intruksinya.

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart

No

Simbol

Keterangan

1. Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.

2. Untuk menyatakan proses input dan output.

3. Untuk menyatakan suatu proses atau komputasi.

4. Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan ya atau tidak

5. Untuk menyatakan sambungan suatu proses ke proses lain dalam lembaran yang sama.

6.

Untuk menyatakan sambungan suatu proses ke proses lain dalam lembaran yang berbeda.

7. Untuk mencetak laporan ke printer.

8. Untuk menyatakan suatu arus proses.

9. Menyatakan peralatan output berupa komputer.

(Santoso, Radna Nurmala 2017:86)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.5.2 Blok Diagram

Blok diagram adalah diagram dari sebuah sistem, dimana bagian utama

atau fungsinya diwakili oleh blok diagram yang dihubungkan dengan garis yang

menunjukan hubungan dari blok tersebut.

2.1.5.3 Data Flow diagram (DFD)

Menurut Rohayati, Agus Irwandi HJ (2016:17) DFD adalah tools yang

berfungsi untuk menampilkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja

dari mana data berasal dan kemana arah data mengalir serta alur penyimpanannya.

Tabel 2.2 Simbol Standart dalam Pembuatan DFD

No

Simbol

Nama

Keterangan

1.

Proses

Simbol ini digunakan untuk proses pengolahan atau transformasi data.

2.

External Entity

Simbol ini dapat menggambarkan asal atau tujuan data.

3.

Data Flow

Untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.

4.

Data Store

Digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan dan sudah diarsipkan.

(Rohayati, Agus Irwandi HJ 2016:17)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.1.5.4 Context diagram

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level

tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input kedalam sistem atau

output dari sistem yang memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.

2.1.5.5 Unified Modeling language (UML)

Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:15) UML adalah himpunan

struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek. UML

memiliki banyak diagram diantaranya :

1. Use Case diagram

Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:16) use case diagram merupakan

salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan interaksi antara sistem

dan aktor.

Tabel 2.3 Use Case diagram

Simbol

Nama

Keterangan

Aktor 1

Aktor

Seseorang yang berinteraksi dengan sistem.

Use case 1

Use Case

Gambaran dari suatu sistem.

-End1-End2 Association

Sebagai penghubung antara suatu elemen

<<use>> Include

Perlakuan yang harus terpenuhi.

<<extends>> Extends

Relasi antara sebua use case untuk menjalankan fungsi nya.

(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:16 )

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2. Aktifiti diagram

Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:17) Aktifiti diagram atau

diagram aktifitas adalah salah satu jenis yang ada pada diagram UML yang dapat

memodelkan proses-proses apa saja yang terjadi di sistem.

Tabel 2.4 Aktifiti Diagram

Gambar

Nama

Keterangan

Start Point

Terletak pada bagian awal untuk memulai sebuah aktivitas.

End Point

Terletak dibagian akhir aktivitas.

Activities

Sebagai suatu proses kegiatan.

Fork

Sebagai penghubung antara dua kegiatan menjadi satu.

Join

Adanya hubungan dalam kegiatan yang di gabungkan.

Decision Point

Menentukan sebuah pilihan.

(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:17)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

3. Squence Diagram

Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:17) squence diagram adalah

salah satu jenis diagram pada UML yang menjelaskan interaksi objek yang

berdasarkan urutan atau tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan

sesuatu seperti pada use case diagram.

Tabel 2.5 Squence Diagram

Simbol

Nama

Keterangan

Objek 1

Objek/Aktor

Suatu objek hanya diberi nama kelasnya saja, serta garis putus-putus yang menandakan bahwa objek tersebut masih digunakan.

Aktifitas

Bahwa simbol tersebut masih berlanjut

message 1

Pesan

Pengiriman suatu pesan ke pesan lainnya

message 2

Return

Balasan pesan dari suatu objek

(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:17)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

4. Class Diagram

Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:16) clas diagram yaitu salah

satu jenis diagram pada UML yang digunakan untuk menampilkan kelas-kelas

yang ada pada suatu sistem yang akan digunakan.

Tabel 2.6 Class Diagram

Simbol

Nama

Keterngan

Nama +Atribut +Operasi

Kelas

Struktur Sistem

Interfaces

Suatu sistem yang membuat pengguna paham mengenai sistem yang akan dibangun.

Association

Sebagai penghubung antara suatu elemen

Asosiasi Berarah

Relasi yang menjelaskan bahwa aktor melakukan interaksi satu arah

Generalisasi

Menggambarkan struktur pewarisan antar aktor

Agregation

Mengidentifikasikan seluruh bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi

Depedency

Menunjukan operasi pada suatu class yang menggunakan class lain

(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:16)

2.2 Tinjauan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terlebih dahulu

sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Penelitian terlebih dahulu mempermudah

peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

penenelitian dari segi teori maupun konsep. Adapun peneliti sebelumnya

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk memudahkan peneliti dalam

membuat penelitian ini. Peneliti telah menganalisis 5 (lima) penelitian terdahulu

yang berkaitan, sejenis dalam bentuk metode penelitiannya.

Penelitian pertama yaitu dengan judul “Sistem Penerangan Rumah

Otomatis Dengan Sensor Cahaya Berbasis Mikro Kontroler” oleh E

Kurniawan Jurusan Sistem Komputer Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

tahun 2013. Dalam penelitiannya E Kurniawan meneliti tentang sebuah sistem

otomatis penerangan rumah yang memiliki berbagai manfaat bagi pengguna

sistem tersebut salah satunya yaitu mempermudah pengguna sistem tersebut

dalam pengaksesan caahaya didalam sebuah rumah. Penelitian ini memiliki

kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari

segi objek dan fokus penelitian mengenai sistem otomatisasi.

Penelitian ke dua dengan judul “Prototipe Penerangan Rumah

Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8535” oleh Julpan Welman

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri

Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru 2013. Dalam penelitiannya Julpan Welman

meneliti tentang sebuah sistem otomatis penerangan rumah yang memiliki

berbagai manfaat bagi pengguna sistem tersebut salah satunya yaitu

mempermudah pengguna sistem tersebut dalam pengaksesan caahaya didalam

sebuah rumah. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya

buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian mengenai

sistem otomatisasi penerangan.

Penelitian ke tiga dengan judul “Perancangan Pengendali Lampu

Rumah Otomatis Berbasis Arduino Nano” oleh Dini Destiani Siti Fatimah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017. Dalam penelitiannya Dini Destiani Siti

Fatimah meneliti tentang Perancangan Pengendali Lampu Rumah Otomatis

menggunakan sistem waktu. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian

yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian

mengenai sistem otomatisasi penerangan.

Penelitian ke empat dengan judul “Penerapan Sistem Otomatisasi

Rumah Dengan Menggunakan Perangkat Arduino” oleh Ambar Tri Hapsari

Program Studi Informatika Fakultas Teknik, Matimatika dan IPA Universitas

Indraprasta PGRI 2017. Dalam penelitiannya Ambar Tri Hapsari meneliti tentang

perancangan pengendali lampu rumah berbasis web. Penelitian ini memiliki

kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari

segi objek dan fokus penelitian mengenai sistem penerangan ruamah.

Penelitian ke lima dengan judul “Perancangan Sistem Aplikasi

Otomatisasi Lampu Penerangan Menggunakan Sensor Gerak Dan Sensor

Cahaya Berbasis Arduino Uno ATMega 328” oleh Sutono Program Studi

Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer

Indonesia. Dalam penelitiannya Sutono meneliti tentang sebuah sistem otomatis

penerangan rumah menggunakan sensor gerak dan sensor cahaya yang memiliki

berbagai manfaat bagi pengguna sistem tersebut salah satunya yaitu

mempermudah pengguna sistem tersebut dalam pengaksesan caahaya didalam

sebuah rumah. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya

buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian mengenai

sistem otomatisasi lampu.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Penelitian ke enam dengan judul “Implementasi Sensor Pir Sebagai Alat

Peringatan Pengendara Terhadap Penyebrang Jalan Raya” oleh Sampurna

Dedi Riskiono, Doni Septiawan, Amarudin, Risky Setiawan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Teknokrat Indonesia. Dalam penelitiannya mereka

meneliti tentang sebuah alat peringatan pengendara terhadap penyebrang di jalan

raya. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat

yaitu memiliki kesamaan dari segi komponen dan sensor yang di gunakan yaitu

sensor PIR sebagai pendeteksi keberadaan manusia.

Penelitian ke tujuh dengan judul “Sistem Keamanan Rumah

Menggunakan Sensor Pir, Sensor Suhu, Sensor gas Yang Terhubung Dengan

Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler AtmegaA8 Dan Mikrokontroler

Atmega162 Dengan Backup Daya” oleh Khanina Riski A,Subali Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro. Dalam penelitiannya peneliti meneliti tentang

sistem keamanan dan monitoring rumah berbasis mikrokontroler. Penelitian ini

memiliki kesamaan dari segi komponen dan sensor yang di gunakan yaitu sensor

PIR sebagai pendeteksi keberadaan manusia.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan secara

bertahap, seperti persiapan referensi, persiapan alat dan bahan, sampai dengan

pengujian akhir alat dilapangan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatlah

diagram kerangka pemikiran berikut ini :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Gambar 2.6 Alur Kerangka Pemikiran

2.4 Tinjauan Umum STMIK Royal Kisaran

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal (STMIK)

Royal Kisaran berada di Jalan Prof. H. M. No. 173 Kisaran, Kelurahan Kisaran

Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara.

STMIK Royal Kisaran didirikan diatas tanah seluas 1,317 M2 dengan status

kepemilikan tanah adalah hak milik dan luas seluruh bangunan 5.622 M2.

Masalah : Pemborosan listrik yang mengakibatkan tagihan listrik meningkat disetiap bulannya.

bbbbb

Solusi : Membangun sistem otomatisasi lampu ruangan karena hal ini dapat meminimalisir

biaya tagihan listrik.

Pengembangan : Menggunakan Sensor PIR (Passive Infra Red) & LDR (Light Dependent

Resistor) agar dapat mempertimbangkan cahaya yang ada pada suatu ruangan.

Penerapan : Uji coba sistem akan dilakukan secara resvonsip dan akurasi dari sisi

pengembangan.

Hasil : Hasil pengujian akan diperoleh tentang kelayakan Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan

Menggunakan Sensor Pir Sebagai Saklar Pendeteksi Gerak Tubuh Manusia Berbasis Arduino

Uno.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.4.1 Sejarah STMIK Royal Kisaran

Royal Cource Center (RCC) adalah cikal bakal dari Yayasan Pendidikan

Royal. Berdiri pada tanggal 22 Juni 1995 yang didirikan oleh Anda Putra, SE

beralamat dipusat kota Kisaran, tepatnya di jalan Imam Bonjol No. 179 Telp

(0623) 41056 Kisaran. Pada awalnya RCC dengan fasilitas dan perlengkapan

yang sederhana membuka kursus Komputer, Bahasa Inggris dan Akuntansi

dengan izin operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Asahan.

Pada tahun 1997 RCC menambah fasilitas dan perlengkapannya yaitu

dengan menambah beberapa unit komputer sehingga tersedia 2 (dua) buah

laboratorium komputer, yang masing-masing laboratorium terdiri dari 15 unit

komputer. Untuk mendapatkan peserta kursus maka RCC melakukan kerjasama

dengan sekolah-sekolah yang letaknya tidak jauh dari tempat kursus, baik itu dari

jenjang SD, SLTP sampai kejenjang SLTA.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan pendidikan di kabupaten

Asahan, maka pada tahun 2000, RCC mengganti secara seragam seluruh

komputer yang ada dengan komputer yang lebih canggih lagi dibandingkan

dengan komputer yang tersedia sebelumnya. Dengan penambahan fasilitas

tersebut banyak sekali peminat yang datang untuk mengikuti kursus tersebut.

Mulai dari tahun 1995 sampai tahun 2002 tercatat sudah lebih dari 2000 orang

siswa yang telah lulus dari RCC ini.

Seiring dengan perkembangannya dan kemajuan Royal Cource Centre

(RCC), telah mendirikan program studi Teknik Komputer dan Manajemen

Informatika untuk jenjang Diploma I (D-I) dan Diploma III (D-III) dengan Akte

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

No. 31 tanggal 26 Maret 2003 melalui Notaris H. Suryaman Tarigan, SH dan pada

tahun yang sama juga berdirilah AMIK ROYAL Kisaran dan telah mendapat SK.

Mendiknas No. 133/D/O/2003.

Untuk menjamin kualitas peserta didik maka pendirian perguruan tinggi

ini berdasarkan atas kriteria kualitas pendidikan menurut Keputusan Mendiknas

RI No. 234/U/2000 tentang pedoman perguruan tinggi, dan Keputusan Mendiknas

RI No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi

dan penilaian hasil belajar mahasiswa, terutama pada tujuan dan arahan

pendidikan pasal 2 ayat 2. Pendidikan profesional bertujuan menyiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam

menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi dan kesenian serta

mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

Yayasan Pendidikan Royal Teladan Asahan sebagai Badan Penyelenggara

Perguruan Tinggi Swasta (BPPTS) di Kabupaten Asahan melatar belakangi

berdirinya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer AMIK ROYAL

Kisaran antara lain :

a) Semakin pesatnya perkembangan Teknologi Infomasi yang memerlukan

adanya perguruan tinggi di daerah yang turut berperan untuk meningkatkan

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompeten, mandiri, inovatif,

adatif dan mampu bersaing di tingkat regional, nasional maupun internasional

dan upaya untuk menyesuaikan perkembangan era globalisasi.

b) Belum adanya perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan

profesi di bidang Komputer jenjang Diploma I dan Diploma III di Kabupaten

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

Asahan yang benar-benar mendapat izin dari Menteri Pendidikan Nasional

(Mendiknas).

c) Banyaknya minat dari tamatan SMU/SMK/Aliyah sederajat khususnya di

Kabupaten Asahan yang ingin melanjutkan pendidikannya khususnya

dibidang Teknologi Informasi.

d) Adanya persyaratan di dalam memasuki lapangan kerja yang membutuhkan

SDM yang profesional dan berkualitas khusunya dibidang teknologi

informasi dan komputerisasi.

Adapun tujuan Perguruan Tinggi AMIK Royal Kisaran antara lain :

a) Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan

professional di bidang Teknologi Informasi (IT) yang bersusila, beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertanggung jawab terhadap

tugasnya dan turut berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

b) Mampu memanfaatkan, mengoperasikan, memodifikasi atau merancang

Teknologi Informasi (IT) yang terdepan dengan tetap memperhatikan biaya

pendidikan yang terjangkau.

c) Mampu menjembatani dan menghilangkan kesenjangan antara angkatan kerja

yang tersedia dengan kebutuhan lulusan (industri, dunia usaha, maupun

lapangan kerja lainnya).

d) Menciptakan lapangan kerja terutama bagi yang sesuai dengan angkatan kerja

yang tersedia.

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal (STMIK)

Royal Kisaran didirikan pada tahun 2011, dengan izin operasional dari

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

MENDIKNAS No. 197/D/O/2011, menyelenggarakan pendidikan Strata Satu-S1

dengan program studi Sistim Informasi dan Sistim Komputer. Pada Tahun 2011

STMIK ROYAL Kisaran memperoleh Status Terakreditasi dari Badan Akreditasi

Nasional Perguruan Tinggi, dengan No : 204/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2004

untuk Program Studi Sistim Komputer dan No : 194/SK/BAN-

PT/Akred/S/VII/2014 untuk Program Studi Sistem Informasi.

2.4.2 Visi STMIK Royal Kisaran

Menjadi perguruan tinggi profesi unggulan yang menghasilkan Sumber

Daya Manusia (SDM) professional yang mampu bersaing sesuai dengan

kebutuhan pengguna lulusan atau dunia kerja.

2.4.3 Misi STMIK ROYAL Kisaran

a) Menyelenggarakan program pendidikan profesi dengan menyediakan sarana

dan prasarana yang mendukung pelaksana keseluruhan sistem pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan setiap program studi.

b) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh staf dalam

pelaksanaan manajemen sistem pendidikan untuk mendukung pencapaian

lulusan yang mandiri, inovatif, dan mampu bersaing ditingkat regional,

nasional, maupum internasional.

c) Membina dan menyediakan dana dan sarana untuk para dosen dalam

melaksanakan riset terapan guna membantu pengembangan kebutuhan

industri dan pengguna lulusan dibidang Teknologi Informasi (IT) dan

komputer.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

d) Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat guna membantu pengembangan

industri, pemerintah dan masyarakat luas.

e) Membuat dan mempertahankan suasana akademik yang kondusif untuk

meningkatkan produktifitas dan kualitas yang lebih tinggi di lingkungan

STMIK ROYAL.

3.2 Tujuan STMIK ROYAL Kisaran

a. Menjadi Perguruan Tinggi yang mengutamakan pembelajaran berkualitas.

b. Menjadi Perguruan Tinggi yang mengutamakan pengabdian berbasis riset.

c. Menjadi Perguruan Tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

d. Menjadi Perguruan Tinggi yang sehat dan mandiri berdasarkan tata kelola

yang baik.

e. Menjadi Perguruan Tinggi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat

dosen/ mahasiswa dan pegawai.

Sasaran

a) Memiliki kampus yang kondusif untuk menunjang proses belajar mengajar.

b) Terciptanya perbaikan peringkat akreditasi untuk semua program studi dari

Badan Akredtasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

c) Terwujudnya riset terapan yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

d) Terlaksananya program pengabdian pada masyarakat yang berbasis riset

secara berkelanjutan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

e) Terwujudnya riset terapan yang berguna untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

f) Terciptanya mahasiswa yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

g) Terciptanya sistem keuangan dan pengawasan internal.Terciptanya organisasi

yang sehat dan dinamis.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.4.2 Struktur Organsisasi STMIK Royal Kisaan

Gambar 2.10 Struktur Organisasi STMIK Royal Kisaran

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Otomatisasi Lampu

2.5 Hipotesis

Dengan dibuatnya sistem otomatisasi lampu ruangan mengunakan sensor

pir sebagai saklar pendeteksi gerak tubuh manusia disetiap toilet kampus STMIK

Royal Kisara maka akan lebih mempermudah mahasiswa dan dosen STMIK

Royal Kisaran dalam mendapatkan akses penerangan secara otomatis. Selain itu

sistem ini juga dapat menghemat energi listrik, yang tentunya dampak dari sistem

ini akan terlihat pada tagihan listrik yang menurun jika dibandingkan dengan

sebelum menggunakan sistem ini.