bab ii tinjauan pustaka 2.1 sistem otomatisasi lampu
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan sekelompok elemen-elemen yang saling berkaitan yang
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Hall 2001:5).
Sistem juga merupakan kumpulan bagian-bagian yang saling berkaitan dan
bekerja sama untuk memproses masukan input dan mengolah masukan tersebut
hingga menghasilkan keluaran output. (Daniel Alexander Octavianus Turang
2015: 2 )
Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
jaringan kerja yang terorganisir dan dapat mempermudah pengguna sistem
tersebut dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya.
2.1.2 Manfaat Sistem
Adapun manfaat dari sistem ialah sebagai berikut :
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime.
2. Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan dan
pengawasan kerja.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4. Meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya.
2.1.3 Konsep Dasar Otomatisasi
Otomatisasi merupakan sebuah teknologi yang mengkombinasikan antara
aplikasi ilmu mekanika, elektronika dengan sistem berbasis computer melalui
proses atau prosudur yang disusun menurut program intruksi serta
dikombinasikan dengan pengendalian otomatis untuk meyakinkan apakah semua
intruksi itu sudah dilaksanakan seluruhnya dengan benar sehingga produktivitas
dan efisiensi meningkat. Kata otomatisasi digunakan pertama kali oleh Fords di
Detroit. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan alat mekanis dan mesin perkakas
sehingga menjadi suatu lintas produksi yang kontinyu.
Adapun karakteristik otomatisasi detroit ialah seperti mekanisme tanpa
operator, alat transfer, operasi permesinan yang dilakukan secara berurutan, benda
kerja bergerak secara otomatis, utilisasi yang tinggi, serta pembentukan blok
mesin. (Aidil Ikhsan, Ahmad Afrizal 2013: 85)
2.1.4 Perancangan Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan
2.1.4.1 Perancangan alat
Untuk membuat sistem bekerja secara sempurna maka diperlukan alat
yang mampu menjalankan sistem tersebut dengan baik, di dalam pembuatan alat
maka sebelumnya kita perlu membuat perancangan dari alat tersebut. Dalam
perancangan sistem otomatisasi ini dibutuhkan beberapa komponen pokok
maupun pendukung agar sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut
adalah komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem lampu
otomatis ini.
2.1.4.2 Arduino Uno
Arduino uno adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada
ATmega328 (datasheet). Arduino Uno mempunyai 14 pin digital input/output (6
di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah
osilator kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP
header, dan sebuat tombol reset. Arduino uno memuat semua yang dibutuhkan
untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah
komputer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor
AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya. Arduino uno berbeda
dari semua board Arduino sebelumnya,
Arduino uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB ke serial.
Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram
sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino uno
mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang
membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari
board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut: Pin out 1.0:
ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru
lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan
shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke
depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang
menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino
due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V.
Pin ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung yang disediakan
untuk tujuan kedepannya sirkit reset yang lebih kuat Atmega 16U2 menggantikan
8U2.
Gambar 2.1 Arduino Uno R3
( Daniel Alexander Octavianus Turang 2015: 5 )
2.1.4.3 Adaptor
Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna untuk mengubah
tergangan AC yang tinggi menjadi DC yang rendah. Proses perubahan dimulai
dari penyearah oleh diode, penghalusan tegangan kerut (Ripple Viltage Filter)
dengan menggunakan kondensor dan pengaturan (regulasi) oleh rangkaian
regulator. Pengaturan meliputi pengubah tingkat tegangan atau arus, teknik ini
dikenal sebagai teknik regulasi daya linear dan teknik regulasi switching. Adaptor
juga banyak digunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya amplifier, radio,
pesawat televisi mini dan perangkat elektronik lainnya. Perangkat elektronik
adaptor sangatlah mudah untuk dibuat karena banyak dari komponennya yang di
jual di pasaran.
Gambar 2.8 Adaptor
(Tomi Loveri 2017:179)
2.1.4.4 Sensor Pir
Sensor Passive Infrared Receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor
berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan foto transistor,
perbedaannya dengan IR LED adalah sensor PIR tidak memancarkan apapun,
namun sensor ini merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh
setiap benda yang terdeteksi olehnya. Salah satu contoh yang memiliki pancaran
infrared pasif adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh benda
dengan suhu diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh sensor tersebut. Bagian-
bagian dari sensor PIR ialah Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,
amplifier, dan comparator. Modul sensor gerak PIR HC-SR501 adalah sebuah
modul yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan di sekitar sensor dengan
memanfaatkan teknologi infrared. Modul ini dapat diatur tingkat sensitifitas dan
juga tingkat delay sensornya, tegangan kerja dari modul ini ialah +5 volt DC.
Gambar 2.2 Sensor Pir
(Sutono 2011: 3)
2.1.4.5 Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah sebagai salah satu komponen
listrik yang peka cahaya, piranti ini bisa disebut juga sebagai fotosel, fotokonduktif
atau fotoresistor. LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik
listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang
digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).
Bahan-bahan ini paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan
puncaknya sekitar 0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm untuk CdSe. Sebuah LDR CdS
yang tipikal memiliki resistansi sekitar 1 MΩ dalam kondisi gelap gulita dan
kurang dari 1 KΩ ketika ditempatkan dibawah sumber cahaya terang. Dengan
kata lain, resistansi LDR sangat tinggi dalam intensitas cahaya yang lemah
(gelap), sebaliknya resistansi LDR sangat rendah dalam intensitas cahaya yang
kuat (terang).
` Gambar 2.3 Senor LDR
(Sutono 2011: 4)
2.1.4.6 Modul Relay
Modul relay yang digunakan dalam penelitian ini telah dilengkapi dengan
optocoupler sebagai saklar lampu otomatis. Opto berarti optic sedangkan coupler
diartikan sebagai pemicu, sehingga dapat dikatakan bahwa optocoupler
merupakan suatu komponen yang dapat bekerja berdasarkan picu cahaya. Optic
optocoupler termasuk dalam sensor yang terdiri dari dua bagian, yaitu transmitter
dan receiver. Jadi, optocoupler merupakan suatu jenis komponen yang
memanfaatkan sinar yang dapat digunakan sebagai pemicu on/off pada suatu
saklar lampu. Optocoupler dirancang untuk menggantikan fungsi saklar mekanis
dan pengubahan sinyal secara fungsional sehingga optocoupler sama dengan
pasangan relay mekanis karena suatu isolasi tingkat tinggi yang ada diantara
terminal input dan output-nya.
Beberapa keunggulan optocoupler sebagai komponen solid state adalah:
1. Kecepatan operasi lebih cepat.
2. Ukurannya yang kecil.
3. Tidakmudah dipengaruhi getaran dan goncangan.
4. Respon frekuensi.
Adapun relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus listrik,
relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah
inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus
mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas,
ketika armatur tertarik maka kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari
kontak normal tertutup ke kontak normal terbuka.
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus
interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power
supply nya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay
terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay
elektro mekanik adalah sebagai berikut. Kumparan elektromagnet saklar atau
kontaktor swing armatur spring (Pegas). Relay dapat digunakan untuk mengontrol
motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan
yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban.
Gambar 2.5 Modul Relay Dengan Optocoupler
( DanielAlexander Octavianus Turang 2015: 4 )
2.1.4.7 Sensor Infrared
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi
benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor Infrared terdiri
dari led infrared sebagai pemancar dan fototransistor sebagai penerima cahaya
infra merah. Sensor infra merah terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) dapat
memancarkan cahaya infra merah dari radiasi panas saat diberi energi listrik.
Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2.6 ialah ketika
cahaya infra merah diterima maka cahaya tersebut akan menjadi arus listrik
sehingga akan berubah seperti saklar dan foto transistor akan aktif.
Arus listrik pada basis fototransistor timbul karena terjadinya pergerakan
elektron dan hole. Pergerakan elektron disebut sebagai muatan listrik negatif dan
pergerakan hole disebut sebagi muatan listrik positif. Dan terjadinya
penggabungan kembali sebuah elektron bebas dan sebuah hole disebut dengan
rekombinasi.
Gambar 2.6 Sensor Infrared
(Dr.Ir.Adriansyah, M.Eng 2012: 3)
2.1.4.8 Servo
Sevo adalah sebuah motor yang menggunakan sistem umpan balik tertutup
dimanaposisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang
ada di dalam motor servo. Servo terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear
dan rangkaian kontrol. Secara umum motor servo terdiri dari dua jenis yaitu
motor servo standard dan motor servo continous. Motor servo standard hanya
mampu berputar hingga 180 derajat. Motor servo standart sering dipakai pada
sistem robotika seperti dalam pembuatan robot arm. Sedangkan motor servo
continous dapat berputar hingga 360 derajat. Motor servo continous sering dipakai
pada mobile robot dan pada badan servo tertulis tipe servo yang bersangkutan.
Gambar 2.7 Servo
(Sujarwata 2013: 49)
2.1.4.9 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik tipe HCSR04 merupakan perangkat yang digunakan
untuk mengukur jarak dari suatu objek ke objek lain. Jarak yang mampu di ukur
oleh sensor ultrasonik dengan tipe HCSR04 ini berkisar antara 2-450 cm. Sensor
ultrasonik dengan tipe ini memiliki dua pin digital untuk mengkominikasikan
jarak yang terbaca, cara kerja dari sensor ultrasonik ini yaitu ketika sensor
ultrasonik aktif maka pin triger pada sensor ultrasonik ini mendeteksi adanya
benda atau halangan di depannya kemudian pantulan sinyal dari benda tersebut
ditangkap oleh pin echo lalu sinyal tersebut di kirim ke arduino/mikrokontroler
untuk di proses sebagai output sistem.
Gambar 2.8 Sensor Ultrasonik
(Fitri Puspasari, Imam Fahrurrozi, Trias Prima Setya 2019: 37)
2.1.4.10 Selenoid Valve
Selenoid valve merupakan sebuah kutup yang digerakkan oleh selenoida,
mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan
piston, pada selenoid valve terdapat dua lubang saluran yaitu lubang saluran
masukan dan lubang saluran keluaran dimana lubang saluran masukan berfungsi
sebagai terminal tempat masuknya udara atau pun air bertekanan, sedangkan
lubang saluran keluaran sebagai terminal tempat keluarnya udara maupun angin
bertekanan. Selenoid valve ini dapat di gerakkan menggunakan arus AC maupun
DC tergantung tipe dan jensnya masing-masing.
Gambar 2.9 Resistor
(Noor Hudallah 2010: 13)
2.1.5 Alat Bantu Dan Perancangan Sistem
2.1.5.1 Flowchart
Menurut Santoso, Radna Nurmalina (2017 : 86) flowchart adalah bagan-
bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah. flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma.
flowchart merupakan simbol-simbol dari intruksi yang digunakan pada
proses tertentu, yaitu gambar atau bagan yang memperlihatkan urrutan dan
hubungan antar proses beserta intruksinya.
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart
No
Simbol
Keterangan
1. Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
2. Untuk menyatakan proses input dan output.
3. Untuk menyatakan suatu proses atau komputasi.
4. Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan ya atau tidak
5. Untuk menyatakan sambungan suatu proses ke proses lain dalam lembaran yang sama.
6.
Untuk menyatakan sambungan suatu proses ke proses lain dalam lembaran yang berbeda.
7. Untuk mencetak laporan ke printer.
8. Untuk menyatakan suatu arus proses.
9. Menyatakan peralatan output berupa komputer.
(Santoso, Radna Nurmala 2017:86)
2.1.5.2 Blok Diagram
Blok diagram adalah diagram dari sebuah sistem, dimana bagian utama
atau fungsinya diwakili oleh blok diagram yang dihubungkan dengan garis yang
menunjukan hubungan dari blok tersebut.
2.1.5.3 Data Flow diagram (DFD)
Menurut Rohayati, Agus Irwandi HJ (2016:17) DFD adalah tools yang
berfungsi untuk menampilkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja
dari mana data berasal dan kemana arah data mengalir serta alur penyimpanannya.
Tabel 2.2 Simbol Standart dalam Pembuatan DFD
No
Simbol
Nama
Keterangan
1.
Proses
Simbol ini digunakan untuk proses pengolahan atau transformasi data.
2.
External Entity
Simbol ini dapat menggambarkan asal atau tujuan data.
3.
Data Flow
Untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.
4.
Data Store
Digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan dan sudah diarsipkan.
(Rohayati, Agus Irwandi HJ 2016:17)
2.1.5.4 Context diagram
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input kedalam sistem atau
output dari sistem yang memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.
2.1.5.5 Unified Modeling language (UML)
Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:15) UML adalah himpunan
struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek. UML
memiliki banyak diagram diantaranya :
1. Use Case diagram
Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:16) use case diagram merupakan
salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan interaksi antara sistem
dan aktor.
Tabel 2.3 Use Case diagram
Simbol
Nama
Keterangan
Aktor 1
Aktor
Seseorang yang berinteraksi dengan sistem.
Use case 1
Use Case
Gambaran dari suatu sistem.
-End1-End2 Association
Sebagai penghubung antara suatu elemen
<<use>> Include
Perlakuan yang harus terpenuhi.
<<extends>> Extends
Relasi antara sebua use case untuk menjalankan fungsi nya.
(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:16 )
2. Aktifiti diagram
Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:17) Aktifiti diagram atau
diagram aktifitas adalah salah satu jenis yang ada pada diagram UML yang dapat
memodelkan proses-proses apa saja yang terjadi di sistem.
Tabel 2.4 Aktifiti Diagram
Gambar
Nama
Keterangan
Start Point
Terletak pada bagian awal untuk memulai sebuah aktivitas.
End Point
Terletak dibagian akhir aktivitas.
Activities
Sebagai suatu proses kegiatan.
Fork
Sebagai penghubung antara dua kegiatan menjadi satu.
Join
Adanya hubungan dalam kegiatan yang di gabungkan.
Decision Point
Menentukan sebuah pilihan.
(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:17)
3. Squence Diagram
Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:17) squence diagram adalah
salah satu jenis diagram pada UML yang menjelaskan interaksi objek yang
berdasarkan urutan atau tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan
sesuatu seperti pada use case diagram.
Tabel 2.5 Squence Diagram
Simbol
Nama
Keterangan
Objek 1
Objek/Aktor
Suatu objek hanya diberi nama kelasnya saja, serta garis putus-putus yang menandakan bahwa objek tersebut masih digunakan.
Aktifitas
Bahwa simbol tersebut masih berlanjut
message 1
Pesan
Pengiriman suatu pesan ke pesan lainnya
message 2
Return
Balasan pesan dari suatu objek
(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:17)
4. Class Diagram
Menurut Fitri Ayu, Nila Permatasari (2018:16) clas diagram yaitu salah
satu jenis diagram pada UML yang digunakan untuk menampilkan kelas-kelas
yang ada pada suatu sistem yang akan digunakan.
Tabel 2.6 Class Diagram
Simbol
Nama
Keterngan
Nama +Atribut +Operasi
Kelas
Struktur Sistem
Interfaces
Suatu sistem yang membuat pengguna paham mengenai sistem yang akan dibangun.
Association
Sebagai penghubung antara suatu elemen
Asosiasi Berarah
Relasi yang menjelaskan bahwa aktor melakukan interaksi satu arah
Generalisasi
Menggambarkan struktur pewarisan antar aktor
Agregation
Mengidentifikasikan seluruh bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi
Depedency
Menunjukan operasi pada suatu class yang menggunakan class lain
(Fitri Ayu, Nila Permatasari 2018:16)
2.2 Tinjauan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terlebih dahulu
sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Penelitian terlebih dahulu mempermudah
peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
penenelitian dari segi teori maupun konsep. Adapun peneliti sebelumnya
digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk memudahkan peneliti dalam
membuat penelitian ini. Peneliti telah menganalisis 5 (lima) penelitian terdahulu
yang berkaitan, sejenis dalam bentuk metode penelitiannya.
Penelitian pertama yaitu dengan judul “Sistem Penerangan Rumah
Otomatis Dengan Sensor Cahaya Berbasis Mikro Kontroler” oleh E
Kurniawan Jurusan Sistem Komputer Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura
tahun 2013. Dalam penelitiannya E Kurniawan meneliti tentang sebuah sistem
otomatis penerangan rumah yang memiliki berbagai manfaat bagi pengguna
sistem tersebut salah satunya yaitu mempermudah pengguna sistem tersebut
dalam pengaksesan caahaya didalam sebuah rumah. Penelitian ini memiliki
kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari
segi objek dan fokus penelitian mengenai sistem otomatisasi.
Penelitian ke dua dengan judul “Prototipe Penerangan Rumah
Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8535” oleh Julpan Welman
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru 2013. Dalam penelitiannya Julpan Welman
meneliti tentang sebuah sistem otomatis penerangan rumah yang memiliki
berbagai manfaat bagi pengguna sistem tersebut salah satunya yaitu
mempermudah pengguna sistem tersebut dalam pengaksesan caahaya didalam
sebuah rumah. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya
buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian mengenai
sistem otomatisasi penerangan.
Penelitian ke tiga dengan judul “Perancangan Pengendali Lampu
Rumah Otomatis Berbasis Arduino Nano” oleh Dini Destiani Siti Fatimah
Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017. Dalam penelitiannya Dini Destiani Siti
Fatimah meneliti tentang Perancangan Pengendali Lampu Rumah Otomatis
menggunakan sistem waktu. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian
yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian
mengenai sistem otomatisasi penerangan.
Penelitian ke empat dengan judul “Penerapan Sistem Otomatisasi
Rumah Dengan Menggunakan Perangkat Arduino” oleh Ambar Tri Hapsari
Program Studi Informatika Fakultas Teknik, Matimatika dan IPA Universitas
Indraprasta PGRI 2017. Dalam penelitiannya Ambar Tri Hapsari meneliti tentang
perancangan pengendali lampu rumah berbasis web. Penelitian ini memiliki
kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat yaitu memiliki kesamaan dari
segi objek dan fokus penelitian mengenai sistem penerangan ruamah.
Penelitian ke lima dengan judul “Perancangan Sistem Aplikasi
Otomatisasi Lampu Penerangan Menggunakan Sensor Gerak Dan Sensor
Cahaya Berbasis Arduino Uno ATMega 328” oleh Sutono Program Studi
Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer
Indonesia. Dalam penelitiannya Sutono meneliti tentang sebuah sistem otomatis
penerangan rumah menggunakan sensor gerak dan sensor cahaya yang memiliki
berbagai manfaat bagi pengguna sistem tersebut salah satunya yaitu
mempermudah pengguna sistem tersebut dalam pengaksesan caahaya didalam
sebuah rumah. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya
buat yaitu memiliki kesamaan dari segi objek dan fokus penelitian mengenai
sistem otomatisasi lampu.
Penelitian ke enam dengan judul “Implementasi Sensor Pir Sebagai Alat
Peringatan Pengendara Terhadap Penyebrang Jalan Raya” oleh Sampurna
Dedi Riskiono, Doni Septiawan, Amarudin, Risky Setiawan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Teknokrat Indonesia. Dalam penelitiannya mereka
meneliti tentang sebuah alat peringatan pengendara terhadap penyebrang di jalan
raya. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam penelitian yang akan saya buat
yaitu memiliki kesamaan dari segi komponen dan sensor yang di gunakan yaitu
sensor PIR sebagai pendeteksi keberadaan manusia.
Penelitian ke tujuh dengan judul “Sistem Keamanan Rumah
Menggunakan Sensor Pir, Sensor Suhu, Sensor gas Yang Terhubung Dengan
Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler AtmegaA8 Dan Mikrokontroler
Atmega162 Dengan Backup Daya” oleh Khanina Riski A,Subali Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Dalam penelitiannya peneliti meneliti tentang
sistem keamanan dan monitoring rumah berbasis mikrokontroler. Penelitian ini
memiliki kesamaan dari segi komponen dan sensor yang di gunakan yaitu sensor
PIR sebagai pendeteksi keberadaan manusia.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan secara
bertahap, seperti persiapan referensi, persiapan alat dan bahan, sampai dengan
pengujian akhir alat dilapangan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatlah
diagram kerangka pemikiran berikut ini :
Gambar 2.6 Alur Kerangka Pemikiran
2.4 Tinjauan Umum STMIK Royal Kisaran
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal (STMIK)
Royal Kisaran berada di Jalan Prof. H. M. No. 173 Kisaran, Kelurahan Kisaran
Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara.
STMIK Royal Kisaran didirikan diatas tanah seluas 1,317 M2 dengan status
kepemilikan tanah adalah hak milik dan luas seluruh bangunan 5.622 M2.
Masalah : Pemborosan listrik yang mengakibatkan tagihan listrik meningkat disetiap bulannya.
bbbbb
Solusi : Membangun sistem otomatisasi lampu ruangan karena hal ini dapat meminimalisir
biaya tagihan listrik.
Pengembangan : Menggunakan Sensor PIR (Passive Infra Red) & LDR (Light Dependent
Resistor) agar dapat mempertimbangkan cahaya yang ada pada suatu ruangan.
Penerapan : Uji coba sistem akan dilakukan secara resvonsip dan akurasi dari sisi
pengembangan.
Hasil : Hasil pengujian akan diperoleh tentang kelayakan Sistem Otomatisasi Lampu Ruangan
Menggunakan Sensor Pir Sebagai Saklar Pendeteksi Gerak Tubuh Manusia Berbasis Arduino
Uno.
2.4.1 Sejarah STMIK Royal Kisaran
Royal Cource Center (RCC) adalah cikal bakal dari Yayasan Pendidikan
Royal. Berdiri pada tanggal 22 Juni 1995 yang didirikan oleh Anda Putra, SE
beralamat dipusat kota Kisaran, tepatnya di jalan Imam Bonjol No. 179 Telp
(0623) 41056 Kisaran. Pada awalnya RCC dengan fasilitas dan perlengkapan
yang sederhana membuka kursus Komputer, Bahasa Inggris dan Akuntansi
dengan izin operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Asahan.
Pada tahun 1997 RCC menambah fasilitas dan perlengkapannya yaitu
dengan menambah beberapa unit komputer sehingga tersedia 2 (dua) buah
laboratorium komputer, yang masing-masing laboratorium terdiri dari 15 unit
komputer. Untuk mendapatkan peserta kursus maka RCC melakukan kerjasama
dengan sekolah-sekolah yang letaknya tidak jauh dari tempat kursus, baik itu dari
jenjang SD, SLTP sampai kejenjang SLTA.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan pendidikan di kabupaten
Asahan, maka pada tahun 2000, RCC mengganti secara seragam seluruh
komputer yang ada dengan komputer yang lebih canggih lagi dibandingkan
dengan komputer yang tersedia sebelumnya. Dengan penambahan fasilitas
tersebut banyak sekali peminat yang datang untuk mengikuti kursus tersebut.
Mulai dari tahun 1995 sampai tahun 2002 tercatat sudah lebih dari 2000 orang
siswa yang telah lulus dari RCC ini.
Seiring dengan perkembangannya dan kemajuan Royal Cource Centre
(RCC), telah mendirikan program studi Teknik Komputer dan Manajemen
Informatika untuk jenjang Diploma I (D-I) dan Diploma III (D-III) dengan Akte
No. 31 tanggal 26 Maret 2003 melalui Notaris H. Suryaman Tarigan, SH dan pada
tahun yang sama juga berdirilah AMIK ROYAL Kisaran dan telah mendapat SK.
Mendiknas No. 133/D/O/2003.
Untuk menjamin kualitas peserta didik maka pendirian perguruan tinggi
ini berdasarkan atas kriteria kualitas pendidikan menurut Keputusan Mendiknas
RI No. 234/U/2000 tentang pedoman perguruan tinggi, dan Keputusan Mendiknas
RI No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi
dan penilaian hasil belajar mahasiswa, terutama pada tujuan dan arahan
pendidikan pasal 2 ayat 2. Pendidikan profesional bertujuan menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam
menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi dan kesenian serta
mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Yayasan Pendidikan Royal Teladan Asahan sebagai Badan Penyelenggara
Perguruan Tinggi Swasta (BPPTS) di Kabupaten Asahan melatar belakangi
berdirinya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer AMIK ROYAL
Kisaran antara lain :
a) Semakin pesatnya perkembangan Teknologi Infomasi yang memerlukan
adanya perguruan tinggi di daerah yang turut berperan untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompeten, mandiri, inovatif,
adatif dan mampu bersaing di tingkat regional, nasional maupun internasional
dan upaya untuk menyesuaikan perkembangan era globalisasi.
b) Belum adanya perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
profesi di bidang Komputer jenjang Diploma I dan Diploma III di Kabupaten
Asahan yang benar-benar mendapat izin dari Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas).
c) Banyaknya minat dari tamatan SMU/SMK/Aliyah sederajat khususnya di
Kabupaten Asahan yang ingin melanjutkan pendidikannya khususnya
dibidang Teknologi Informasi.
d) Adanya persyaratan di dalam memasuki lapangan kerja yang membutuhkan
SDM yang profesional dan berkualitas khusunya dibidang teknologi
informasi dan komputerisasi.
Adapun tujuan Perguruan Tinggi AMIK Royal Kisaran antara lain :
a) Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan
professional di bidang Teknologi Informasi (IT) yang bersusila, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertanggung jawab terhadap
tugasnya dan turut berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b) Mampu memanfaatkan, mengoperasikan, memodifikasi atau merancang
Teknologi Informasi (IT) yang terdepan dengan tetap memperhatikan biaya
pendidikan yang terjangkau.
c) Mampu menjembatani dan menghilangkan kesenjangan antara angkatan kerja
yang tersedia dengan kebutuhan lulusan (industri, dunia usaha, maupun
lapangan kerja lainnya).
d) Menciptakan lapangan kerja terutama bagi yang sesuai dengan angkatan kerja
yang tersedia.
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal (STMIK)
Royal Kisaran didirikan pada tahun 2011, dengan izin operasional dari
MENDIKNAS No. 197/D/O/2011, menyelenggarakan pendidikan Strata Satu-S1
dengan program studi Sistim Informasi dan Sistim Komputer. Pada Tahun 2011
STMIK ROYAL Kisaran memperoleh Status Terakreditasi dari Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi, dengan No : 204/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2004
untuk Program Studi Sistim Komputer dan No : 194/SK/BAN-
PT/Akred/S/VII/2014 untuk Program Studi Sistem Informasi.
2.4.2 Visi STMIK Royal Kisaran
Menjadi perguruan tinggi profesi unggulan yang menghasilkan Sumber
Daya Manusia (SDM) professional yang mampu bersaing sesuai dengan
kebutuhan pengguna lulusan atau dunia kerja.
2.4.3 Misi STMIK ROYAL Kisaran
a) Menyelenggarakan program pendidikan profesi dengan menyediakan sarana
dan prasarana yang mendukung pelaksana keseluruhan sistem pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan setiap program studi.
b) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh staf dalam
pelaksanaan manajemen sistem pendidikan untuk mendukung pencapaian
lulusan yang mandiri, inovatif, dan mampu bersaing ditingkat regional,
nasional, maupum internasional.
c) Membina dan menyediakan dana dan sarana untuk para dosen dalam
melaksanakan riset terapan guna membantu pengembangan kebutuhan
industri dan pengguna lulusan dibidang Teknologi Informasi (IT) dan
komputer.
d) Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat guna membantu pengembangan
industri, pemerintah dan masyarakat luas.
e) Membuat dan mempertahankan suasana akademik yang kondusif untuk
meningkatkan produktifitas dan kualitas yang lebih tinggi di lingkungan
STMIK ROYAL.
3.2 Tujuan STMIK ROYAL Kisaran
a. Menjadi Perguruan Tinggi yang mengutamakan pembelajaran berkualitas.
b. Menjadi Perguruan Tinggi yang mengutamakan pengabdian berbasis riset.
c. Menjadi Perguruan Tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
d. Menjadi Perguruan Tinggi yang sehat dan mandiri berdasarkan tata kelola
yang baik.
e. Menjadi Perguruan Tinggi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
dosen/ mahasiswa dan pegawai.
Sasaran
a) Memiliki kampus yang kondusif untuk menunjang proses belajar mengajar.
b) Terciptanya perbaikan peringkat akreditasi untuk semua program studi dari
Badan Akredtasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
c) Terwujudnya riset terapan yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
d) Terlaksananya program pengabdian pada masyarakat yang berbasis riset
secara berkelanjutan.
e) Terwujudnya riset terapan yang berguna untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
f) Terciptanya mahasiswa yang mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
g) Terciptanya sistem keuangan dan pengawasan internal.Terciptanya organisasi
yang sehat dan dinamis.
2.4.2 Struktur Organsisasi STMIK Royal Kisaan
Gambar 2.10 Struktur Organisasi STMIK Royal Kisaran
2.5 Hipotesis
Dengan dibuatnya sistem otomatisasi lampu ruangan mengunakan sensor
pir sebagai saklar pendeteksi gerak tubuh manusia disetiap toilet kampus STMIK
Royal Kisara maka akan lebih mempermudah mahasiswa dan dosen STMIK
Royal Kisaran dalam mendapatkan akses penerangan secara otomatis. Selain itu
sistem ini juga dapat menghemat energi listrik, yang tentunya dampak dari sistem
ini akan terlihat pada tagihan listrik yang menurun jika dibandingkan dengan
sebelum menggunakan sistem ini.