bab ii tinjauan pustaka 2.1. pertumbuhan tanaman...

11

Click here to load reader

Upload: dinhngoc

Post on 02-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian

dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan

Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16

orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang

Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Klasifikasi

tanaman jagung yaitu:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (Suku rumput-rumputan)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

Syarat tumbuh tanaman jagung pada umunya membutuhkan Curah hujan ideal

sekitar 85-200 mm/bulan harus merata, membutuhkan sinar matahari. Tanaman yang

ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak

optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. PH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan

ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat

kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir

benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang

umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen

80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang) (Muhadjir. 2005).

Pengelolaan tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu penjarangan,

penyulaman tanaman, Penyiangan, Pembumbunan, serta Pengairan dan Penyiraman.

Penjarangan dapat dilakukan dengan pemotongan daun yang berlebihan. Penyulaman

sendiri bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari

sesudah tanam HST. Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada

tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu .

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi

batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas

permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu,

bersamaan dengan waktu pemupukan. Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman

secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak

layu (Suprapto 2008).

Tahap akhir yaitu Panen dan Pasca Panen. Ciri dan Umur Panen 86-96 hari

setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya

terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm). Jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang

susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika

sudah matang fisiologis (Suprapto, 2008)

2.2. Pertumbuhan Kacang Tanah

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divis i : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

Kacang tanah, kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban,

kacang kole, kacang banggala (bahasa Yunani: Arachis hypogaea L., bahasa Inggris:

peanut, groundnut) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili

Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan

sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga

1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua

jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang mengalami

pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda buahnya terkena

cahaya, proses pematangan biji terganggu. Adapun syarat-syarat pertumbuhan

tanaman kacang tanah adalah

1. Iklim

Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan

mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan

kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila

suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.

Kelembaban udara berkisar 65-75 %Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama

kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2. Media tanam

Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.pH

antara 6,0-6,5.Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan

akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik

bagi pertumbuhan kacang tanah

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di

bawah ketinggian 1.500 m dpl.

2.3. Sistem Pola Tanam

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam

satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam ini diterapkan

dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari

resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanaman

atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan. Pola tanam di daerah

tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan,

terutama pada daerah atau lahan yang sepernuhnya tergantung dari hujan. Makan

pemilihan jenis/varietas yang ditamanpun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang

tersedia ataupun curah hujan.

2.3.1. Sistem Pola Tanam Monokultur

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan

pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini

meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri

pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan

efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan

bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi

seragam (Munir 2006). Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena

memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin

pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam.

Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang

tidak mantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan

insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika

tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan

menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen karena tanamannya terserang

hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman

yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem

ini adalah tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke

musim, untuk memperkecil keragaman organisme dan dapat mengakibatkan ledakan

populasi hama, sedangkan pada pertanaman ganda serangan hama lebih rendah

karena adanya diversifikasi tanaman. Interaksi organisme di dalam pertanaman ganda

berlangsung dalam bentuk fisik maupun interferensi biologis. (Litsinger dan Moody,

1996; van Emden dan Williams, 1974 dalam Achmad dan Tandiabang 2005).

2.3.2. Sistem Pola Tanam Tumpangsari

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada

lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan

tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis

tanaman yang relatif seumur. Misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada

beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola

tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingungan yang

mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari

dan hama penyakit (Hendroatmodjo, 2009).

Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman

sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu

petak lahan antar tanaman.

Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan

kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena

lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat

mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma. Selain itu

kegunaan lain dari tumpang sari adalah :

1. Mencegah dan mengurangi pengangguran musim

2. Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani

3. Adanya pengolahan tanah yang minimal

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

4. Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai

tambah

5. Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat

diperoleh tanaman yang satu lagi.

Dengan demikian teknik bertanam dengan sistem monokultur atau pertanaman

tunggal dan dengan sistem tumpang sari atau menanam 2 jenis tanaman atau lebih

pada satu lahan dan waktu yang sama, sistem menanam monokultur ataupun

tumpangsari memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing baik dari sisi

internal maupun eksternal.

Adapun perbedaan tanaman momokultur dan tumpangsari adalah

Tumpang sari Monokultur

- Akan terjadi peningkatan

efisiensi (tenaga kerja,

pemanfaatan lahan maupun

penyerapan sinar matahari),

- Populasi tanaman (berbeda)

dapat di atur sesuai yang

dikehendaki

- Dalam satu areal diproduksi

lebih dari satu komonitas

- Tetap mempunyai peluang

mendapatkan hasil manakala

satu jenis tanaman yang

diusahakan gagal

- Tidak terjadi peningkatan

efisiensi

- Tidak dapat mengatur

populasi, karena hanya

terdapat satu jenis

- Hanya memproduksi satu

komonitas

- Tidak ada peluang bila satu

jenis tanaman yang

diusahakan gagal.

2.4. Predator Pada Tanaman Jagung.

Predator adalah suatu binatang yang dapat memangsa binatang lain. Predator ini

adalah binatang binatang yang termasuk konsumen tingkat dua dan tingkat tiga yaitu

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

binatang yang tergolong pemakan daging (karnivora) dan pemakan segalanya

(omnivora). Individu yang memangsa disebut predator sedangkan individu yang

dimakan disebut mangsa. Mangsa inilah yang merupakan binatang herbivora sebagai

hama penggangu tanaman budidaya. Dalam rantai makanan berlangsung dengan

seimbang, namun karena adanya perubahan ekosistem, seperti matinya musuh alami

karena penyemprotan pestisida atau perubahan lingkungan, menyebabkan

meledaknya populasi hama sebagai mangsa predator. Kusnaedi, (2002).

Selain itu predator juga merupakan hewan yang suka memburu, memakan,

menelan, menggit, mengunyah atau menghisap cairan pada tubuh hewan lain yang

menggangu tanaman sehingga menyebabkan kematian. Laba-laba adalah contoh

pemangsa yang dikenal secara umum. Laba laba tersebut menunggu dijaringnya

sampai serangga yang terbang terperangkap. Laba-laba tersebut mendekati serangga

itu dengan cepat, menggit dan langsung memekannya. Beberapa jenis laba-laba

lainnya tidak dapat membuat jaring , tetapi berpindah-pindah dalam kebun untuk

memburu mangsa. Hal yang sama juga dilakukan oleh banyak jenis serangga.

Serannga tersebut berburu, membunuh dan memakan serangga lain. Hartoyo, (2011).

Predator umumnya menemukan dan menangkap mangsanya melalui beberap cara

yaitu : 1) pencarian secara random, 2) pencarian secara langsung, 3) pencarian aktif,

4) sergapan, 5) jebakan, 6) ketertarikan. (Purnomo, 2009). Jenis jenis predator yang

terdapat dalam semua ordo serangga baik ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo

Homoptera, ordo Coleoptera. Ordo Lepidoptera, ordo Diptera, ordo Hymenoptera,

ordo Odonata. (Ardi 2009), Hartoyo (2009) menjelaskan jenis-jenis musuh alami

terutama predator adalah sebagai berikut :

1. Laba-laba Pembuat Jaring.

Banyak jenis laba-laba yang membuat jaring. Mata dan kaki laba-laba ini lemah,

tidak mampu menangkap mangsa tanpa bantuan jaringnya. Ada yang tinggal

ditengah jaring, ada yang bersembunyi didaun terlipat, laba-laba lari kemangsanya

hanya bila ada getaran serangga yang terperangkap, kemudian dia menggit dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

melumpuhkannya. Kadang-kadang langsung menghisap cairan, atau membungkus

korban dengan sutera untuk dimakan di lain waktu. Ada jenis yang berukuran besar

dan ada juga yang kecil. Ada yang membuat jaring bulat, ada juga yang membuat

jaring dengan bentuk kubah. Ada jenis yang menggunakan jaring selama seminggu,

menunggu di tengah-tengah jaringnya sepanjang hari. Jenis-jenis lain membuat jaring

baru setiap malam, pagi-pagi ia memakan jaring yang sebelumnya dia buat, kemudian

bersembunyi menunggu malam tiba.

Daur hidup, laba-laba jantan sering lebih kecil dari betina, dan ada jantan dengan

warna yang sangat berbeda dari betina. Setelah kawin, betina membuat sarung berisi

ratusan telur. Ia terus menjaganya. Betina mati sebelum anaknya lahir. Anak anaknya

menenun payung dan dibawa angin ketempat lain.

2. Cecopet

Sebagian dari cecopet adalah pemangsa. Cecopet mudah dikenal karena ada

penjepit pada ekorya. Penjepit dipakai untuk mengambil dan memegang mangsanya,

serta untuk pertahanan diri. Kebanyakan jenis cecopet aktif pada malam hari. Pada

siang hari mereka bersembunyi dalam tanah atau dalam bagian tanaman. Malam hari

dia keluar dan mencari telur, larva dan nimfa serangga yang badannya lembut.

Kadang-kadang dia menggerek kedalam batang untuk mencari mangsanya. Seekor

cecopet dapat memakan larva 20 sampai 30 ekor nsetiap hari. Cecopet dewasa ada

yang bersayap dan tanpa sayap. Cecopet yang bukan pemangsa dapat memakan

serasah tanaman.

Daur hidup telur diletakkan dalamlubang didalam tanah atau diantara serasah.

Cecopet betina menjaga telurnya sampai menetas. Nimfa kelihatan mirip dewasa

kecuali berukuran yang lebih kecil dan sayapnya (jika ada) belum sempurna. Nimfa

berganti kulit beberapa kali. Terakhir kali dia menjadi dewasa. Dewasa kawin dan

betina mulai bertelur. Seekor cecopet dapat menghsailkan 200 sampai 300 buti telur

setiap peletakkan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

3. Semut-Semut

Ada beribu-ribu macam semut di dunia ini. Semut memiliki pengaruh atas

lingkungannya dengan banyak cara. Sebagian bermanfaat bagi manusia dan sebagian

tidak. Semut di indonesia pada umumnya tidak merusak tanaman budidaya. Dikebun

teh, semut merupakan musuh alami karena menyerang ulat dan beberapa macam

hama lain, contohya Helopeltis. Semut adalah serangga sosial. Dalam masyarakat

semut terdapat beberapa lapisan sosial. Lapisan yang paling berkusa adalah sang ratu

yang mengeluarkan telur. Telur dipelihara di dalam sarang oleh lapisan pekerja.

Masyarakat dijaga oleh lapisan prajurit.

Daur Hidup masyarakat semut mempunyai ratu yang menghasilkan telur. Telur

menetas menjadi larva, yang diberi makananoleh semut pekerja. Sesuai dengan gizi

yang diberikan pada fase larva ini, larva tersebur nantinya menjadi kaum prajurit atau

kaum pekerja. Kemudian larva menjadi kepompong dan akhirnya semut dewasa

keluar dari kepompong untuk bekerja sesuai peranan kaum yang bersangkutan.

4. Capung Besar Dan Capung Jarum

Capung besar dan capung jarum terbang cepat sehingga dapat menangkap

serangga lain yang sedang terbang. Panjangnya bisa diantara 2 sampai 13,5

cm.bahkan beberapa jenis capung memakan mangsanya sambil terbang. Jenis lain

hinggap untuk makan. Capung dapat memakan dan menangkap kutu, nyamuk, dan

kepik (misalnya, helopeltis) diudara. Capung besar mampu menangkap kupu-kupu

kecil sementara ia terbang di udara.

Daur hidup capung besar dan capung jarum melewatkan masa remajanya di air

seperti; sawah, kolam atau sungai. Capung betina meletakkan telur di dalam air dan

telur menetas disana. Nimfa melata di tanaman dan ranting dibawah permukaan air

dalam kolam, sungai, atau sawah. Nimfa capung memakan binatang air, seperti

serangga kecil, ikan-ikan kecil jentik nyamuk dan kecebong. Jika sudah besar, nimfa

melata keluar air (biasanya pada buluh) dan melepaskan kulitnya menjadi dewasa

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

yang bersayap. Ia memompa cairan kedalam urat sayap untuk membuka sayapnya.

Kadang-kadang terlihat dua ekor capung yang ekornya disambung.

5. Belalang Sembah

Belalang sembah mulai dikenal karena kaki depannya dibentuk khusus untuk

menangkap dan memakan mangsa. Kepalanya bisa bergerak dengan bebas, sehingga

serangga ini bisa bergerak dengan bebas, sehingga serangga ini adalah satu-satunya

yang mampu menoleh kebelakang. Belalang sembah memakan banyak serangga,

termasuk hama-hama teh seperti helopeltis. Belalang sembah biasanya menunggu

sampai mangsanya cukup dekat, dan dia menangkap mangsa dengan gerakan cepat

menggunakan kedua kaki depannya yang dilengkapi duri kecil untuk menusuk

mangsanya.

Daur hidup telur diletakkan pada tanaman dalam semacam” bungkus” khusus.

Bungkus dikeluarkan dari ekor betina dalam bentuk campuran telur dan cairan khusus

yang kemudian menjadi kering dan keras. Telur dilindungi dalam bungkus itu hingga

menetas. Masing-masing bungkus dapat berisi 200 telur. Nimfa keluar dari bungkus

telur secara berurutan dari lubang yang sama. Pada waktu kawin, biasanya betina

dewasa memakan jantan mulai dari kepalanya, kemudian betina mengeluarkan

bungkus telur.

6. Kumbang Kubah

Kumbang ini berukuran kecil: hanya 7-8 mm. Tetapi kumbang ini rakus memakan

beberapa jenis kutu termasuk aphis.Bila tidak diusir oleh semut, Kumbang kubah bisa

dijumpai pada tempat dimana kutu-kutu berkumpul pada daun teh. Kalau menemukan

kutu-kutu, Kumbang Kubah tetap disana dan mulai makan.Ia mulai makan kutu

mangsanya setelah matahari terbit. Baik larva maupun dewasa giat mencari kutu-kutu

untuk makanan. Larva lebih rakus dari yang dewasa. Di dalam rumah kaca, kumbang

kubah sengaja disebarkan sebagaimusuh alami. Spesies Curinus berwarna biru tua

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Tanaman Jagungeprints.ung.ac.id/327/3/2013-2-54211-613409017-bab2-10012014080232.pdf · Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur

dengan bahu oranye dibawah masuk ke indonesia dari luar negeri untuk

mengendalikan kutu loncat pada lamtoro.

Daur Hidup, kumbang helm biasanya meletakan telur pada bagian tanaman yang

ada kutu-kutu. Kelompok sekitar 50 butir telur atau lebih diletakan tidak beraturan,

pada daunatau ranting. Larva setiap jenis kumbang helm berwarna berbeda, tetapi

agak mirip dengan dewasanya. Kumbang hitam berbintik merah mempunyai larva

abu-abu tua dengan tanda merah. Larvanya rakus sekali, yang terletak pada tanaman.

Kumbang dewasa mudah diketahui: bulat dan mengkilat seperti helm kecil.

7. Tawon Kertas

Tawon ini sudah dikenal umum. Ada bermacam-macam dengan panjang sekitar 1

cm sampai 4cm. Tawon ini membuat sarang dari kertas atau tanah untuk memelihara

anaknya. Sengatannya menyakitkan. Tawon ini efektif untuk memburu banyak jenis

ulat termasuk ulat jengkal. Ia mampu menangkap ulat besar. Macam-macam serangga

lain juga dimakan oleh tawon ini. Selain serangga, dia juga makan sari madu dari

bunga.

Daur Hidup tawon kertas ini adalah serangga sosial yang membuat sarang kertas

dari kertas. Separti, masyarakat tabuhan kertas ini dikuasai oleh ratu. Kertasnya

diproduksi tawon ini dengan cara mengunyah kulit pohon. Ratu tawon meletakan

sebutir telur dalam setiap lubang atau sel di sarang itu dan kemudian menetas menjadi

larva yang di beri makan oleh kaum pekerja didalam sarang. Telur menetas dan

tawon pekerja membawa potongan tubuh ulat atau serangga lain untuk makanan

larva. Madu juga dibawa untuk makanan larva. Setelah keluar dari kepompong,

tabuhan ini muncul sebagai tawon pekerja yang baru. Ia meneruskan hidupnya

sebagai pekerja deawasa, dan ikut mencari makanan untuk sarang. Tawon pekerja

tidak kawin, hanya ratu saja yang kawin dan meletakan telur.