bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep dasar pengetahuan 2.1.1 ... bab ii.pdf · 2.1 konsep dasar...

34
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang sangat berbeda dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Perilaku yang dilandasi oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, karena perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan seseorang untuk bertindak (Mubarak, 2006). Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu diri manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yang terdiri dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata. Dari beberapa pengertian oleh para ahli yang telah disebutkan, dapat disimpulkan pengetahuan adalah hasil interaksi dari penginderaan tubuh manusia terhadap suatu objek, baik itu diperoleh melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, maupun perasa yang memiliki suatu kebenaran, makna, dan kesan tertentu dimana dari hasil yang diperoleh akan terbentuk sebuah perilaku yang berlandaskan pengetahuan.

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca inderanya, yang sangat berbeda dengan kepercayaan

(belief), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformation). Perilaku yang dilandasi oleh pengetahuan akan lebih bertahan

lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, karena perilaku ini

terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan seseorang untuk

bertindak (Mubarak, 2006).

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu diri manusia

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yang terdiri dari

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata.

Dari beberapa pengertian oleh para ahli yang telah disebutkan, dapat

disimpulkan pengetahuan adalah hasil interaksi dari penginderaan tubuh manusia

terhadap suatu objek, baik itu diperoleh melalui indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, peraba, maupun perasa yang memiliki suatu kebenaran, makna, dan

kesan tertentu dimana dari hasil yang diperoleh akan terbentuk sebuah perilaku

yang berlandaskan pengetahuan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

9

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmojo

(2007), diantaranya:

1. Tahu (know)

Cara mengukur bahwa seseorang mengetahui sesuatu dilihat dari

kemampuannya menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

2. Memahami (comprehension)

Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menerapkan materi yang telah dipelajari

ke dalam situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum,

rumus, metode dalam situasi nyata.

4. Analisis (analysis)

Ukuran kemampuan analisis adalah dapat menggambarkan, membuat

bagan, membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi perilaku, dan

dapat membedakan pengertian psikologis dan fisiologis.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian

di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi sebelumnya yang telah ada.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

10

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap materi atau objek. Penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang

telah ada atau kriteria yang ditentukan sendiri.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

1. Umur

Bertambahnya umur maka bertambah pula pengalaman yang dimiliki oleh

seseorang sehingga pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah. Namun,

pertambahan umur seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan pertambahan

pengetahuan, artinya tidak selalu dengan bertambahnya umur seseorang,

pengetahuannya juga ikut bertambah. Ketika seseorang sudah memasuki usia

lanjut yaitu lebih dari 60 tahun menurut WHO dan 65 tahun menurut Depkes RI,

maka sudah terjadi berbagai penurunan fungsi dalam tubuh orang tersebut

termasuk produktivitas dan intelegensia sehingga secara tidak langsung

pengetahuan orang tersebut juga akan menurun (Utama, 2006).

2. Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan

cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Erich

dalam Mubarak, 2006).

3. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang

tersebut menerima informasi, sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

11

dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2006).

4. Informasi

Apabila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia cenderung

mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2010).

5. Minat

Seseorang yang berminat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa

senang bila berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan

memperhatikan perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang diberikan

tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan mempelajari obyek

tersebut.

6. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali

pengetahuan yang diperoleh memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu

(Notoatmodjo, 2010).

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

12

2.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang

bersangkutan mengungkap akan hal-hal yang diketahuinya dalam bentuk atau

jawaban baik lisan maupun tulisan (Efendi dan Makhfudli, 2009). Pertanyaan

(test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum

dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Pertanyaan subjektif

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk

pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga cara

menilainya akan berbeda-beda.

2. Pertanyaan objektif

Pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan, benar atau salah, disebut

pertanyaan objektif karena pertanyaan ini dapat dinilai secara pasti oleh

penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas.

Pengukuran tingkat pengetahuan menurut Nursalam (2013), terdiri dari:

a. Baik, jika 76-100 % pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

b. Cukup, jika 56-75% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

c. Kurang, jika <56% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan

dikelompokkan menjadi dua, diantaranya:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

13

1. Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang

metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau

tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah

yang dihadapi.

b. Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan

juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik

pemerintah, tokoh agama, maupuan ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan yang dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

14

yang telah diperoleh sebelumnya dalam memecahkan suatu permasalahan

yang dihadapi di masa lalu.

e. Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense terkadang dapat menemukan teori

atau kebenaran. Terdapat metode seperti pemberian hadiah dan hukuman

(reward and punishment) yang masih dianut oleh banyak orang untuk

mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f. Kebenaran melalui wahyu

Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui manifestasinya. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g. Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh dengan cepat oleh manusia

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau

suara hati atau bisikan hati.

h. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, cara berpikir seseorang

pun ikut berkembang, dimana seseorang telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

15

i. Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Proses

berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indera atau hal-hal yang

nyata, maka dapat dinyatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang

konkrit menuju hal yang abstrak.

j. Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus. Contohnya, sesuatu yang dianggap benar secara umum

pada suatu kelas tertentu juga berlaku kebenarannya pada semua peristiwa

yang terjadi pada setiap hal yang termasuk dalam kelas tersebut.

2. Cara Ilmiah dalam memperoleh Pengetahuan

Sebuah cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan yang

lebih sistematis, logis, dan ilmiah, disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

dikenal dengan istilah metodologi penelitian (research methodology). Dalam

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung,

dan membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diteliti. Pencatatan yang dilakukan mencakup tiga hal pokok, yaitu:

a. Segala sesuatu yang positif, yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan

b. Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada

saat dilakukan pengamatan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

16

c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.1.6 Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia

Perilaku kesehatan dapat terwujud karena terdapat beberapa faktor yang

menstimulasi, salah satunya oleh pengetahuan. Apabila ibu hamil mengetahui,

memahami akibat dari anemia, dan cara mencegah anemia, maka ibu hamil

tersebut akan memiliki perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat

terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan.

Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil (Purbadewi dan Ulvie, 2013).

2.2 Konsep Dasar Perilaku

2.2.1 Pengertian

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan

baik disadari maupun tidak dan merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling

berinteraksi (Wawan dan Dewi, 2010).

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung (Sunaryo, 2004).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah

semua kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup termasuk manusia

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

17

terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan memiliki

frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari ataupun tidak dan merupakan

kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (dalam Maulana, 2009), perilaku ditentukan

oleh tiga faktor utama, yakni:

1. Faktor pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai

tradisi, dan sebagainya.

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya:

Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat

pembuangan sampah, tempat olah raga, dan sebagainya.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang

meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak

melakukannya.

Menurut Sunaryo (2004), faktor yang mempengaruhi perilaku dibedakan

menjadi 2, yaitu:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

18

1. Faktor genetik atau faktor endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk

kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup. Faktor genetik yang berasal

dari dalam individu (endogen), diantaranya jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik,

sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi, dan pengetahuan.

2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu

Faktor-faktor tersebut diantaranya faktor lingkungan, pendidikan, agama,

sosial ekonomi, dan kebudayaan.

2.2.3 Bentuk Perilaku

Menurut Wawan dan Dewi (2010), respon yang perilaku berbentuk dua macam,

yaitu:

1. Bentuk pasif

Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya

berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif

Dalam bentuk aktif, sebuah perilaku dapat diamati atau diobservasi dengan

jelas secara langsung. Misalnya seperti contoh diatas ibu hamil sudah mau untuk

mengonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak zat besi untuk mencegah

terjadinya anemia saat kehamilan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

19

2.2.4 Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua

cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung

dilakukan dengan pengamatan (observasi) yaitu mengamati tindakan yang

dilakukan oleh subjek. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode

mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan

berhubungan dengan suatu hal yang ingin diketahui (Notoatmodjo, 2010).

2.3 Ibu Hamil

2.3.1 Pengertian

Ibu hamil adalah seorang wanita yang membawa embrio atau fetus

didalam tubuhnya (Danarti, 2010). Sedangkan menurut Kusmiyati (2009), ibu

hamil adalah seseorang yang mengalami perubahan terutama pada alat kandungan

dan juga organ lainnya. Seorang wanita dikatakan hamil dan mengandung janin

saat terjadi pembuahan sel telur oleh spermatozoa dalam rahim.

Jadi, ibu hamil adalah seseorang yang mengalami pembuahan atau

pembentukan fetus di dalam rahimnya sehingga terjadi perubahan bentuk alat

kandungan dan organ-organ tubuh lainnya.

2.3.2 Kehamilan

Kehamilan adalah suatu kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang tumbuh dalam rahimnya. Waktu hamil pada manusia sekitar 40 minggu atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

20

9 bulan yang dihitung saat awal periode menstruasi terakhir hingga

melahirkan (Manuaba, 2008). Pada akhir kehamilan, ibu dan janin

mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin mulai tumbuh dan

berkembang pada masa ini menghadapi kehidupan diluar rahim. Persalinan dan

kelahiran adalah fase akhir dari kehamilan dan fase awal dimulainya kehidupan

baru di luar rahim bagi bayi baru lahir (Bobak, dkk, 2005).

2.3.3 Proses Kehamilan

Suatu kehamilan dapat terbentuk oleh karena adanya spermatozoa, ovum,

pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang

dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria

infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus ke arah

medial. Kemudian jutaan spermatozoa menuju forniks vagina dan disekitar porsio

pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat berlanjut ke

kavum uteri dan tuba, dan hanya sedikit spermatozoa yang dapat sampai ke bagian

ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk

dibuahi, dan hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan untuk

membuahi. Untuk mencapai ovum, sperma harus melewati korona radiata (lapisan

sel diluar ovum) dan zona pelusida. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus

membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses

pembelahan selanjutnya (pembelahan mieosis kedua) sesudah anafase kemudian

timbul telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina.

Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

21

spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid. Kedua

pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan

genetik dari perempuan dan laki-laki (Prawirohardjo, 2008).

Beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah proses pembelahan

zigot. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula, lalu disalurkan ke pars ismika

dan pars interstisial tuba dan disalurkan kearah kavum uteri oleh arus serta getaran

silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Selanjutnya, hasil konsepsi

mencapai stadium blastokista, dan berkembang menjadi janin dan trofoblas akan

berkembang menjadi plasenta. Sejak tropoblas terbentuk, produksi hormon human

chorionic gonadotropin (hCG) dimulai. hCG adalah suatu hormon yang

memastikan bahwa endometrium akan menerima (resesif) dalam proses

implantasi embrio (Prawirohardjo, 2008).

Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan

terbentuk amnion dan cairan amnion. Amnion aktif secara metabolis, terlihat

dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan homeostatis cairan

amnion, dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif menarik, termasuk peptide

vasoaktif, faktor pertumbuhan dan sitoin. Cairan amnion normalnya jernih dan

menumpuk di dalam rongga amnion akan meningkat jumlahnya seiring dengan

perkembangan kehamilan sampai menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume

cairan amnion pada banyak kehamilan normal. Cairan amnion ini berfungsi

sebagai bantalan bagi janin, yang kemungkinan perkembangan sistem

muskuloskletal dan melindungi pertahanan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang

minimal (Cunningham, 2006).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

22

2.3.4 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Beberapa kebutuhan gizi yang harus terpenuhi selama menjalani masa

kehamilan menurut Morris (2013), yaitu:

1. Kalori

Asupan kalori pada trimester pertama sama besarnya dengan wanita yang

tidak hamil, yaitu sebesar 25-30 kal/kg berat badan. Selama trimester kedua dan

ketiga, ibu hamil membutuhkan tambahan 350-400 kal/hari.

2. Protein

Kebutuhan protein meningkat saat masa kehamilan karena adanya

pertumbuhan jaringan maternal dan pertumbuhan jaringan janin yang cepat.

Selain kacang-kacangan dan daging, kedelai, beras, atau susu almond merupakan

sumber protein yang baik. Dietary Reference Intakes (DRI) Departemen Pertanian

Amerika Serikat menganjurkan asupan 71 gram protein per hari bagi ibu hamil

dan menyusui.

3. Serat

Terjadi peningkatan risiko konstipasi pada ibu hamil akibat dari

penggunaan tablet zat besi dan penurunan aktivitas sehingga dianjurkan untuk

mengatur diet yang mengandung 25-30 gram serat per hari. Selain itu asupan

cairan yang dikonsumsi per hari juga harus ditingkatkan karena konsumsi serat

meningkat.

4. Vitamin dan mineral

Menurut Kristiyanasari (2010), sebagian besar suplemen prenatal

mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral, sehingga diet yang dikonsumsi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

23

juga harus mengandung zat besi, asam folat, vitamin larut lemak (A, D, E, dan K);

vitamin B; dan vitamin C yang tinggi.

Menurut Morris (2013), vitamin yang larut dalam lemak diantaranya:

a. Vitamin A

Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari,

sedangkan vitamin A yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar 200

mg/hari. Vitamin A berfungsi untuk membantu proses pertumbuhan sel dan

jaringan tulang, mata, rambut, kulit, dan organ dalam, dan fungsi rahim.

Sumbernya adalah kuning telur, ikan, dan hati.

b. Vitamin D

Kebutuhan vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara pasti,

namun diperkirakan sebesar 10 mg/hari, sedangkan RDA (Recommended Daily

Allowance atau Asupan Harian yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk

wanita hamil pada usia 25 tahun atau lebih.

c. Vitamin E

Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu ke 8-10

usia gestasi, ketika terjadi peningkatan akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga

pertumbuhan dan perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA vitamin E yaitu

sebanyak 2 mg/hari. Untuk ibu hamil, kebutuhan akan vitamin E sebesar 15 mg

(22.5 IU).

d. Vitamin K

Vitamin K belum terlalu optimal fungsinya pada masa kehamilan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

24

Menurut Morris (2013), vitamin yang larut dalam air diantaranya:

a. Vitamin C

Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg/hari. Asupan vitamin

C dapat mencegah anemia, berperan dalam proses penyembuhan luka,

membangun kekuatan plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

dan stress, serta membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C adalah buah

dan sayuran segar, antara lain jeruk, kiwi, papaya, bayam, kol, brokoli, dan tomat.

b. Vitamin B6

Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatasi mual dan muntah.

c. Asam Folat

RDA folat untuk wanita hamil yaitu 400 mg/hari. Sumber asam folat

meliputi kacang polong, buncis, sayur hijau, dan brokoli.

Selain vitamin, mineral juga diperlukan oleh ibu hamil selama

pertumbuhan janin dalam perut. Beberapa mineral tersebut diantaranya:

a. Kalsium

Pada usia kehamilan 20 minggu, penyaluran kalsium dari ibu ke fetus

mencapai 50 mg/hari dan mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu

330 mg/hari. Kalsium pada fetus digunakan untuk pembentukan tulang. RDA

untuk kalsium selama adalah 1000 mg per hari bagi ibu hamil berusia 19-50

tahun. Sedangkan untuk ibu hamil yang berumur dibawah 19 tahun dianjurkan

mengonsumsi kalsium 1300 mg per hari. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan

tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Sumber

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

25

kalsium diantaranya, susu dan produk susu seperti keju, yoghurt, teri, dan kacang-

kacangan.

b. Magnesium

Konsentrasi magnesium meningkat selama kehamilan dengan RDA 320

mg dan 50% dari magnesium diserap oleh tubuh ibu. Magnesium dibutuhkan

untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak.

c. Phospor

RDA phosphor pada wanita hamil sama dengan wanita yang tidak hamil

yaitu 1250 mg/hari untuk wanita yang hamil dibawah 19 tahun, dan 700 mg/hari

untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.

d. Seng

RDA seng pada wanita hamil mencapai 15 mg/hari. Selama kehamilan dan

menyusui, kebutuhan seng meningkat sebesar 50%.

e. Sodium

Selama kehamilan, kebutuhan sodium yang diperlukan sebesar 5000-

10000 mEq/hari sehubungan dengan terjadinya peningkatan volume darah

maternal.

f. Zat Besi

Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 mg/hari menjadi 30-60 mg/hari.

Sumber-sumber zat besi antara lain daging merah, ikan, kuning telur, sayuran

berwarna hijau, tempe, roti, dan sereal. Kebutuhan zat besi selama kehamilan

tidak dapat terpenuhi hanya dari diet mengingat sebagian besar wanita memiliki

simpanan besi yang rendah bahkan sebelum kehamilan. Suplemen zat besi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

26

biasanya diberikan dan wajib dikonsumsi selang 1-2 jam dengan suplemen

kalsium. Selama trimester I dan II, anemia defisiensi zat besi meningkatkan risiko

persalinan premature, bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan kematian bayi

(Gautam, Saha, Sekhri, dan Saha, 2008).

5. Cairan

Asupan cairan yang cukup diperlukan selama kehamilan untuk

menurunkan risiko konstipasi dan infeksi saluran kemih. Ibu hamil

direkomendasikan minum 8 hingga 10 gelas air putih.

6. Asam lemak Omega-3

Asam dokosaheksanoat (DHA) dan asam arakidonat (AA) penting untuk

perkembangan sistem saraf pusat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh

American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak

polyunsaturated n-3 rantai sangat panjang selama kehamilan dan masa menyusui

meningkatkan kecerdasan anak pada usia 4 tahun. Sumber utama DHA adalah

ikan berlemak. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi dua sampai tiga porsi

ikan per minggu. Namun, Food and Drug Administration mengeluarkan

peringatan bagi ibu hamil untuk tidak makan ikan tertentu yang sudah terpajan

merkuri dan polychlorinated biphenyl (PCB), yang berpotensi membahayakan

janin (U.S. Environmental Protection Agency, 2004).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

27

2.3.5 Dampak Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil

Kekurangan zat gizi pada ibu hamil dapat menimbulkan masalah baik pada

ibu maupun janin (Kristiyanasari, 2010). Adapun masalah yang dapat terjadi,

antara lain:

1. Terhadap ibu

Gizi yang tidak tercukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan

setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir meninggal, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (kematian bayi

dalam kandungan), bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Kekurangan gizi selama masa kehamilan akan memberi dampak jangka

panjang bagi pertubuhan anak. Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan anak

usia dini menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan

motorik, dan gangguan perkembangan kognitif. Selain itu, akibat kekurangan gizi

dapat berdampak pada perubahan perilaku sosial, berkurangnya perhatian dan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

28

kemampuan belajar sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar (Kodyat,

Thaha, dan Minarto, 1998).

Dari penjelasan oleh para ahli, dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

dapat terjadi pada ibu hamil, pada persalinan, dan pada janin dalam kandungan.

Efek jangka panjang dapat timbul dari kondisi kekurangan gizi tersebut,

diantaranya keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, dan

gangguan perkembangan kognitif. Selain itu, akibat kekurangan gizi dapat

berdampak pada perubahan perilaku sosial, berkurangnya perhatian dan

kemampuan belajar sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar anak ketika

telah memasuki usia sekolah.

2.4 Anemia Dalam Kehamilan

2.4.1 Pengertian

Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah

eritrosit atau disfungsi eritrosit (sel darah merah) bersifat akut maupun kronis

yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kehilangan eritrosit tanpa

destruksi eritrosit, defisiensi produksi eritrosit, dan peningkatan destruksi eritrosit

melebihi produksi (Chang, Daly, dan Elliott, 2009).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada

trimester II sedangkan untuk ibu yang tidak hamil kadar hemoglobinnya 12 gr%

(Saifuddin, 2007).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

29

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa anemia

adalah suatu kelainan sel darah merah (eritrosit) yang produksinya berkurang

(dibawah jumlah normal pada umumnya) yang dapat bersifat akut dan kronis.

Dalam kondisi hamil, anemia dapat terjadi pada trimester I sampai III, dengan

klasifikasi kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III dan kurang

dari 10,5 gr% pada trimester II.

2.4.2 Klasifikasi Anemia

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Manuaba (2008) adalah

sebagai berikut:

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terjadi akibat kekurangan zat

besi dalam darah. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan zat besi untuk wanita hamil, wanita tidak hamil dan dalam fase

laktasi yang dianjurkan adalah dengan pemberian tablet besi.

2. Anemia Megaloblastik

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh karena

kekurangan asam folik, dan jarang terjadi karena kekurangan vitamin B12.

3. Anemia Hipoplastik

Anemia Hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum

tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan

pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan

fungsi eksternal dan pemeriksaan retikulosi.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

30

4. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau

pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama

adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,

kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ

vital.

Menurut Prawirohardjo (2009), penyebab terbanyak anemia dalam

kehamilan adalah defisiensi zat besi dan perdarahan akut. Ibu hamil cenderung

mengalami anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa

tersebut janin menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai persediaan

bulan pertama sesudah lahir. Pada awal kehamilan, zat besi yang dibutuhkan

sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin yang masih lambat.

Ketika umur kehamilan 4 bulan keatas, volume darah dalam tubuh ibu akan

meningkat 35%. Hal ini terjadi karena ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk

memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen

lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan memerlukan tambahan zat

besi 300-350 mg akibat kehilangan darah. Mulai dari kehamilan hingga

persalinan, ibu hamil memerlukan zat besi sekitar 800 mg besi atau 2-3 mg besi

per hari atau dua kali lipat kebutuhan tidak hamil.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

31

2.5 Anemia Defisiensi Besi (ADB)

2.5.1 Pengertian

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat menurunnya

jumlah besi total dalam tubuh sehingga cadangan besi untuk eritropoesis

berkurang. ADB ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer, besi serum

menurun, total iron binding capacity (TIBC) meningkat, saturasi transferrin

menurun, dan cadangan besi sumsum tulang negatif atau ferritin menurun serta

adanya respon terhadap pengobatan tablet besi (Ani, 2013).

Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah,

yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi

transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang

menurun (Abdulmuthalib, 2009).

2.5.2 Penyebab Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kehilangan besi, faktor nutrisi,

peningkatan kebutuhan zat besi, serta gangguan absorbsi besi. Kehilangan besi

dapat diakibatkan oleh kehilangan darah. Kehilangan darah dapat terjadi karena

perdarahan menahun yang bersumber dari saluran cerna, yaitu akibat dari tukak

peptik, karsinoma lambung, kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing

tambang. Faktor nutrisi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi

besi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan dan kualitas besi yang

tidak baik. Hal ini berhubungan dengan makanan yang banyak mengandung serat,

rendah vitamin C, dan rendah daging. Dilihat dari segi etiopatogenesis, pokok

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

32

penyebab anemia defisiensi besi adalah adanya ketidakseimbangan antara

masukan besi melalui absorpsi usus dengan jumlah besi yang dibutuhkan oleh

tubuh untuk mengimbangi kehilangan besi fisiologis atau patologis, juga

kebutuhan akibat pembentukan jaringan (Ani, 2013).

2.5.3 Gejala Klinis Anemia Defisiensi Besi

Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada

anemia jenis lain adalah (Bakta, 2006):

1. Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-

garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.

2. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena

papil lidah menghilang.

3. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut

sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

4. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

2.5.4 Efek Anemia Defisiensi Besi Terhadap Ibu dan Janin

Anemia defisiensi besi mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan ibu

maupun janinnya antara lain risiko prematuritas, peningkatan morbiditas dan

mortalitas fetomaternal. Menurut Allen (2007), perkembangan plasenta, berat

badan lahir rendah (BBLR) dan prematuritas kesakitan dan kematian wanita

hamil, kesehatan bayi, hipoksia dan stress merupakan efek negatif dari anemia

defisiensi besi (ADB) pada wanita hamil.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

33

Anemia dan kekurangan besi selama kehamilan juga mempengaruhi

lebarnya plasenta dan besarnya rasio antara berat plasenta dan berat badan lahir.

Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya hubungan negatif antara kadar

hemoglobin wanita hamil dengan derajat human chorionic gonadotropin (hCG)

dan human placental lactogen (hPL). Hormon hCG dan hPL diketahui sebagai

faktor yang mempengaruhi ukuran plasenta. Semakin tinggi kadar hormon hCG

dan hPL maka semakin rendah konsentrasi hemoglobin pada wanita hamil.

Rendahnya konsentrasi hemoglobin pada wanita hamil akan menyebabkan

rendahnya kandungan oksigen pada darah ibu dimana kondisi ini akan

mempengaruhi perkembangan plasenta. Berat plasenta pada wanita hamil dengan

anemia lebih tinggi dibandingkan dengan plasenta wanita hamil yang tidak

anemia, sebagai respon terhadap hipoksia. Dalam kondisi hipoksia, bilus plasenta

sedikit, membran vilus lebih tipis untuk menjaga kemampuan difusi (Upadhyaha,

Mishra, Ajmera, dan Sharma, 2004).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hormon hCG dan hPL memegang peranan

penting dalam peredaran oksigen pada darah ibu hamil. Hemoglobin

mempengaruhi hormon-hormon tersebut. Konsentrasi hemoglobin yang rendah

akan menyebabkan rendahnya kandungan oksigen yang selanjutnya kondisi ini

akan mempengaruhi perkembangan plasenta menjadi lebih besar sebagai suatu

respon hipoksia.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

34

2.6 Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

2.6.1 Pengertian

Zat besi adalah sebuah nutrien esensial yang diperlukan oleh setiap

manusia. Besi dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembawa oksigen dan

elektron, serta sebagai katalisator untuk oksigenasi, hidroksilasi, dan proses

metabolik lain melalui kemampuannya berubah bentuk antara fero (Fe++

) dan fase

oksidasi Fe+++

(Ani, 2013).

Menurut Charlish dan Kim Davies (2005), zat besi merupakan nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk hemoglobin yang bertugas untuk

mendistribusikan oksigen ke dalam sel-sel darah merah. Jumlah total besi dalam

tubuh rata-rata 4-5 gram dan sebanyak 65% dijumpai dalam bentuk hemoglobin.

Sekitar 4% dalam bentuk myoglobin, 1% dalam bentuk macam-macam senyawa

heme yang meningkatkan oksidasi intraseluler, 0,1% bergabung dengan protein

transferrin dalam plasma darah dan 15-30% terutama disimpan dalam sistem

retikuloendotelial dan sel parenkim hati, khususnya dalam bentuk ferritin (Guyton

dan Hall, 2007).

Jadi, zat besi adalah suatu nutrisi esensial yang diperlukan oleh seluruh

organ-organ tubuh sebagai pembentuk hemoglobin yang bertugas

mendistribusikan oksigen ke sel darah merah.

2.6.2 Fungsi Zat Besi

Zat besi mempunyai fungsi yaitu untuk pembentukan hemoglobin,

mineral, dan pembentukan enzim. Hemoglobin bertindak sebagai unit pembawa

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

35

Makanan Usus

halus

1 mg

Tinja 9 mg

Fe

10 mg

Fe dalam darah Hati

(Turn over 35

mg)

Disimpan sebagai Feritin, 1

mg

Sumsum tulang

Hemoglobin

Hilang bersama

menstruasi

34 mg

Seluruh

jaringan

Sel-sel mati

Dikeluarkan melalui kulit,

sal. pencernaan dan air seni 1

mg

oksigen dari paru-paru ke sel-sel membawa CO2 kembali ke paru-paru. Defisiensi

besi dapat menyebabkan cadangan zat besi dalam darah menurun sehingga

pembentukan sel darah merah terganggu yang mengakibatkan pembentukan kadar

hemoglobin rendah atau dibawah normal. Dalam metabolisme energi di dalam

setiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron yang

berperan dalam langkah-langkah akhir metabolism energi (Yanuarti, 2014).

2.6.3 Metabolisme Zat Besi

Untuk mencegah terjadinya anemia, maka keseimbangan zat besi didalam tubuh

perlu dipertahankan. Keseimbangan dalam hal ini diartikan bahwa jumlah zat besi

yang dikeluarkan dari dalam tubuh sama dengan jumlah besi yang diperoleh tubuh

dari

bahan makanan. Berikut

merupakan skema metabolisme zat besi dalam

tubuh.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

36

Gambar 1. Metabolisme zat besi

Setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya

harus didapatkan dari makanan dengan kandungan 10 mg, sebagian besar yaitu

sebanyak 34 mg didapat dari penghancuran sel-sel darah merah, yang kemudian

disaring oleh tubuh untuk dapat dipergunakan lagi oleh sumsum tulang untuk

pembentukan sel-sel darah merah yang baru. Hanya 1 mg zat besi dari

penghancuran sel-sel darah merah yang dikeluarkan oleh tubuh melalui kulit,

saluran pencernaan dan air kencing. Sebesar 9 mg dikeluarkan melalui feses

(Guyton dan Hall, 2007).

2.6.4 Komposisi Zat Besi Dalam Tubuh

Jumlah zat besi dalam tubuh berkisar antara 3-5 gram tergantung dari jenis

kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi didalam tubuh terdapat dalam

hemoglobin sebanyak 1,5-3 gram, dan sisanya terdapat didalam plasma dan

jaringan. Di dalam plasma, besi terikat dengan protein yang disebut dengan

transferrin sebanyak 3-4 gram, sedangkan didalam jaringan berada dalam suatu

status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available). Zat besi yang

disimpan sebagai reserve ini, berbentuk ferritin dan hemosiderin, terdapat dalam

hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam

jumlah banyak, misalnya pada wanita hamil, menstruasi, anak yang sedang

tumbuh, jumlah reserve biasanya rendah (Almatsier, 2010).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

37

2.6.5 Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat

besi (anemia defisiensi besi). Penyebab umum anemia ini karena asupan makanan

yang tidak memadai, kondisi kehamilan sebelumnya, dan kehilangan zat besi saat

haid (Proverawati, 2011). Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat,

peningkatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh

(pertumbuhan janin memerlukan banyak darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan

peningkatan volume darah ibu, jumlahnya enzim 1000mg selama hamil.

Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar 6,3

mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari cadangan

zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna.

Apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan

kandungan dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian suplemen

sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil (Arisman, 2007).

Kebutuhan zat besi menurut Waryana (2010) adalah sebagai berikut:

1. Trimester I: Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)

ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah

2. Trimester II: Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)

ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan konseptus 115 mg

3. Trimester III: Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)

ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan konseptus 223mg.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

38

2.6.6 Program Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi

Menurut Ani (2013), program intervensi untuk menanggulangi ataupun

mencegah kekurangan zat besi terdiri atas diet tinggi zat besi, fortifikasi makanan,

suplementasi, dan perbaikan status kesehatan.

1. Peningkatan konsumsi makanan kaya gizi

Untuk menanggulangi masalah anemia defisiensi besi melalui peningkatan

asupan makanan dapat diupayakan dengan mengonsumsi bahan makanan yang

mengandung zat besi tinggi dan/atau meningkatkan konsumsi bahan makanan

yang bersifat meningkatkan absorpsi zat besi. Bahan-bahan makanan yang

kaya zat besi antara lain daging ternak, unggas, ikan, sayur-sayuran berwarna

hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, tuna salmon, almond, telur, serta

kacang-kacangan. Sedangkan bahan makanan yang dapat meningkatkan

penyerapan zat besi antara lain buah-buahan, sayur-sayuran yang kaya akan

vitamin A, C serta asam folat.

2. Mengelola faktor pendorong dan penghambat absorpsi besi

Perbaikan dalam persiapan dan metode memasak serta memodifikasi pola

konsumsi untuk meningkatkan faktor pendorong zat gizi yang tersedia dan

meningkatkan ambilan besi dalam tubuh. Disamping itu, terdapat pula

beberapa bahan makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti pitrat

dan tannin yang banyak terdapat pada beberapa buah dan sayuran. Kalsium

juga menghambat penyerapan zat besi sehingga disarankan untuk mengatasi

efek negatif kalsium dengan meningkatkan asupan besi, meningkatkan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

39

bioavailabilitas, dan memastikan makanan kaya besi terdapat dalam makanan

yang dikonsumsi.

3. Fortifikasi makanan

Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi pada makanan dengan kadar

yang lebih tinggi dari kadar aslinya. Fortifikasi makanan memiliki peran

penting dalam memenuhi zat besi folat, iodium, dan zink sehingga perlu

direkomendasikan jika besi diet tidak mencukupi atau diet zat besi harian

rendah bioavailabilitas, terutama pada masyarakat di negara berkembang yang

sebagian besar penduduknya berada pada status ekonomi rendah. Contoh

makanan yang telah difortifikasi adalah tepung, jagung, nasi, garam, gula, roti,

bubuk cuury, kecap ikan, dan sale kacang. Walaupun makanan telah

difortifikasi dengan besi, konsumsi faktor pendorong penyerapan zat besi

seharusnya selalu dipromosikan untuk mendapatkan manfaat yang terbaik dari

makanan yang dikonsumsi.

4. Suplementasi besi

Sumber besi tubuh terdiri atas besi diet dan suplementasi. Besarnya

suplementasi zat besi pada kelompok wanita prahamil dan wanita hamil

disesuaikan dengan kebutuhan. Peningkatan hemoglobin, hematokrit, mean

cospuscular volume (MCV), ferritin serum, dan saturasi transferrin biasanya

terjadi dalam 3 bulan kehamilan. Tablet besi disarankan diberikan 30 mg/hari

untuk semua wanita hamil tanpa memandang status besi. Hal ini didasarkan

atas menfaatnya bagi kesehatan ibu dan anak serta kesulitan dan biaya yang

diperlukan untuk menetapkan diagnosis defisiensi besi selama kehamilan.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

40

Dosis 30 mg/hari diberikan karena alasan efisiensi absorpsi besi menurun pada

dosis yang lebih tinggi. Dengan dosis tersebut diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan besi 6 mg yang terabsorpsi per hari. Untuk di Indonesia,

Departemen Kesehatan menyarankan pemberian tablet zat besi pada semua

wanita hamil sekitar 60 mg/hari selama 90 hari. Suplementasi harus diberikan

pada trimester II dan III, saat efisiensi absorpsi meningkat dan risiko

terjadinya mual muntah berkurang.

2.6.7 Pengukuran Perilaku Pemenuhan Zat Besi

Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2001), terdapat beberapa metode

pengukuran konsumsi makanan untuk individu, salah satunya metode frekuensi

makanan (Food Frequency). Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang frekuensi sejumlah bahan makanan selama periode tertentu seperti hari,

minggu, bulan, atau tahun. Food Frequency Questionaire memuat tentang daftar

bahan makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut dalam periode

tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang

dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. Terdapat dua jenis

Food Frequency Questionaire, yaitu:

1. Qualitative Food Frequency Questionaire. Metode ini sifatnya spesifik (fokus

pada kelompok-kelompok makanan tertentu, atau makanan yang dikonsumsi

secara berkala) atau luas (memungkinkan perkiraan jumlah asupan makanan

dan keragaman makanan). Frekuensi penggunaannya dalam harian, mingguan,

bulanan, dan tahunan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 ... BAB II.pdf · 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah kesan didalam pikiran manusia

41

2. Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ FFQ). Metode ini

adalah FFQ Kualitatif dengan penambahan perkiraan sebagai ukuran porsi

seperti standar atau kecil, sedang, dan besar (sesuai dengan URT). Modifikasi

ini memungkinkan penurunan energi dan asupan gizi yang dipilih.

Langkah-langkah dalam menggunakan Food Frequency Questionaire, yaitu:

1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia

pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan

terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu

selama periode tertentu.