bab ii tinjauan pustaka 1. landasan penelitian...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh
Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Minyak goreng di Kelurahan Bandung
Rejosasri Kecamatan Sukun Kota Malang. Alat analisis data yang digunakan regresi linier
berganda. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan variabel motivasi
mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian minyak goreng di
Kelurahan Bandung Rejosasri Kecamatan Sukun Kota Malang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Istiqomah (2006) dengan
judul: Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Dalam Menggunakan Fasilitas
Jasa Layanan Travel Rosalia Indah Malang, dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa variabel motivasi, persepsi pengetahuan dan variabel keyakinan dan sikap
berpengaruh terhadap Keputusan Dalam Menggunakan Fasilitas Jasa Layanan Travel
Rosalia Indah Malang. Adapun variabel motivasi memberikan kontribusi terbesar
terhadap keputusan dalam menggunakan fasilitas jasa layanan travel Rosalia Indah
Malang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu mengenai obyek
penelitian, alat analisis data dan indikator penelitian. Adapun pertimbangan dalam
menggunakan penelitian terdahulu tersebut, sebagai dasar dalam penentuan hipotesis
penelitian dengan pokok atau topik penelitian yang sama.
6
7
2. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Sutisna (2006:4) menyatakan bahwa terdapat 2 alasan mengapa perilaku
konsumen perlu dipelajari yaitu:
a. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat
dan efisien.
b. Perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk
yang ditawarkan dari pada permintaan. Kelebihan penawaran ini menyebabkan
banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh konsumen.
Sedangkan menurut Swasta dan Handoko (2006:10) menyatakan bahwa perilaku
konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu
dan secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentu
kegiatan-kegiatan tersebut.
Adapun menurut Lamb, Hair dan Mc Daniel (2006:188) menyatakan bahwa
perilaku konsumen merupakan proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan
membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli,
juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk.”
3. Model Perilaku Konsumen
Dengan mempelajari perilaku konsumen manajer pemasaran akan dapat menyusun
kebijaksanaan yang tepat dan akan mempengaruhi kesempatan baru yang berasal dari
belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. Banyak dimensi yang mempengaruhi
konsumen, di mana dimensi-dimensi ini digabungkan dalam suatu model mengenai
bagaimana konsumen mengambil keputusan. Model perilaku konsumen dapat
menunjukkan bahwa variabel psikologis, pengaruh sosial dan situasi pembeli dan
kesemuanya mempengaruhi perilaku seseorang.
8
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembeli
Sumber: Kotler (2007: 183)
Berdasarkan gambar tersebut memperlihatkan bahwa rangsangan pemasaran dan
rangsangan lainnya yang masuk dalam proses pilihan merk dan akan menghasilkan
jawaban tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi.
Adapun rangsangan lain yang mencakup kekuatan dan peristiwa yang lebih besar dalam
lingkungan pembelian adalah: ekonomi, teknologi, politik dan budaya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Konsumen sebagai obyek dari suatu kegiatan pemasaran adalah anggota-anggota
dari berbagai macam kelompok, sehingga dalam perilakunya akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor utama, yang menurut Kotler (2007:153):
a. Faktor budaya
b. Faktor sosial
c. Faktor pribadi
d. Faktor psikologis
Perangsang
Penjualan
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Perangsangan
Lainnya
Perekonomian
Teknologi
Politik
Budaya
Karakteristik
Pembeli
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
Proses Keputusan
Pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Keputusan
Pembelian
Pilihan produk
Pilihan Merk
Pilihan Penyalur
Waktu Pembelian
Jumlah Pembelian
9
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.2 di bawah:
Gambar 2.2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler, Manajemen Pemasaran ( 2007 : 153 )
a. Faktor Budaya
Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen.
Peranan yang dimainkan adalah budaya, sub budaya dan kelas sosial.
1) Budaya
Budaya adalah faktor penentu dan perilaku yang paling mendasar, karena budaya
sangat diperlukan oleh seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. Budaya terdiri
dari beberapa pola perilaku yang terdapat dalam masyarakat. Akan tetapi tidak
semua segmen masyarakat mempunyai pola budaya yang sama.
2) Sub budaya
Setiap budaya akan mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil,
yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotannya. Sub-budaya ini ada empat macam, antara lain: kelompok-kelompok
kebangsaan, keagamaan, ras dan wilayah geografis.
3) Kelas Sosial
BUDAYA
- Kultur
- Subkultur
- Kelas sosial
SOSIAL
- Kelompok
acuan
- Keluarga
- Peran dan
status
KEPRIBADIAN
- Usia & tahap
siklus hidup
- Pekerjaan
- Keadaan
ekonomi
- Gaya hidup
- Kepribadian &
konsep diri
PSIKOLOGIS
- Motivasi
- Persepsi
- Pengetahuan
- Keyakinan &
pendirian
Keputusan Pembeli
Pilihan Produk
Pilihan Merek
Pilihan Penyalur
Waktu Pembelian
Jumlah Pembelian
10
Sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan dalam sebuah masyarakat,
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. Kelas sosial mempunyai ciri-
ciri: (1) orang yang berada dalam kelas sosial cenderung lebih berperilaku serupa
daripada orang yang berasal dari dua kelas yang berbeda. (2) seseorang dipandang
mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan kelas sosialnya. (3)
kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel, seperti jabatan,
pendapatan, kekayaan-pendidikan dan orientasi terhadap suatu nilai daripada
hanya berdasarkan sebuah variabel. (4) seseorang mampu berpindah dari satu
kelas sosial ke kelas sosial lainnya, ke atas atau ke bawah, dalam masa hidupnya
sampai di mana perubahan itu tergantung pada ketat longgarnya lapisan sosial
dalam suatu masyarakat. Dengan memahami kelas sosial dan sub kultur dalam
masyarakat, akan membantu pihak pemasaran dalam mempelajari perilaku
konsumen dari segmen pasar tertentu.
b. Faktor Sosial
Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
referensi, keluarga, status dan peranan sosial.
1) Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok
referensi sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan
sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
2) Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang
perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan
11
membeli. Keluarga merupakan kelompok yang paling kuat dan paling awet
pengaruhnya terhadap persepsi dan perilaku seseorang. Di mana keluarga sebagai
community primer yang artinya suatu kelompok di mana hubungan para
anggotanya sangat erat sekali.
3) Peran dan Status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian
peranan dan status. Sebuah peranan terdiri dari aktivitas yang diperkirakan
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang-orang lain yang ada di
sekelilingnya.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya,
termasuk:
1) Usia
Seseorang akan selalu mengalami perubahan dalam selera dan konsumsinya
sesuai dengan pertambahan usia dan tahap daur hidupnya.
2) Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Selera dan pola
konsumsi seorang buruh misalnya, tentu berbeda dengan seorang penguasa. Usaha
pihak pemasaran adalah mengidentifikasikan kelompok pekerja yang memiliki
kecenderungan di atas rata-rata atas produknya. Kondisi ekonomi seseorang yang
terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan, kekayaan, kemampuan
meminjam dan sebagainya, juga sangat berpengaruh. Para pemasar harus jeli
dalam menangkap perubahan-perubahan yang terjadi. Bila indikator-indikator
ekonomi menunjukkan arah resesi, maka para pemasar perlu untuk mengevaluasi
12
kembali produknya terutama dalam harga, agar dalam kondisi yang sulit
sekalipun, mereka tetap mampu menarik pelanggan dan pembeli sasaran.
3) Situasi Ekonomi
Keadaan atau situasi ekonomi merupakan pendapatan rata-rata yang dibelanjakan
(tingkat pendapatan, stabilitas, dan pola waktunya), tabungan dan kekayaan. Jika
indikator keadaan ekonomi menunjukkan suatu resesi, para pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang , melakukan penempatan
ulang dan menetapkan kembali harga produk sehingga dapat menawarkan secara
terus menerus nilai kepada pelanggan sasaran.
4) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-
hari yang dinyatakan dalam kegiatan minat dan pendapat (opini) yang
bersangkutan.
Dalam mempersiapkan strategi pemasaran bagi sebuah produk, para pemasar
harus meneliti hubungan antara produk mereka dengan gaya hidup konsumen
sasarannya, misalnya dengan iklan yang selaras dengan simbol-simbol dalam gaya
hidup seseorang.
5) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk
bertingkah laku. Kepribadian adalah variabel yang sangat bermanfaat untuk
menganalisa perilaku pembeli. Sedangkan konsep diri adalah konsep mengenai
kepribadian yang banyak digunakan oleh para pemasar. Setiap orang mempunyai
konsep diri yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan adanya pendapat yang
berbeda-beda terhadap usaha-usaha pemasaran perusahaan.
13
d. Faktor Psikologis
Empat faktor utama dari psikologis yang mempengaruhi pembelian, yaitu motivasi,
persepsi, kepercayaan dan sikap.
1. Motivasi
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan
inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain dalam hal ini karyawannya,
untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk
menggiatkan orang-orang atas karyawan agar mereka bersemangat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana yang dikehendaki. Jika seorang manajer harus
meramalkan perilaku secara teliti, maka ia perlu sesuatu tentang tujuan karyawan
dan tindakan yang akan diambil orang itu untuk mencapainya, di mana seseorang
tidak sepenuhnya memahaminya sumber utama motivasionalnya.
Dalam menentukan sasaran pasar yang tepat terhadap produk yang
dihasilkan perusahaan perlu diteliti dan dikaji motif, perilaku kebiasaan pembeli.
Hal itu disebabkan karena masing-masing pembeli mempunyai motif-motif yang
berbeda-beda, maka perlu dilakukan pendekatan dalam mengkajinya sehingga
yang dilakukan dapat lebih berguna dan tepat untuk mengambil keputusan. Motif
pembelian merupakan berbagai pertimbangan dan pengaruh yang mendorong
orang untuk melakukan pembelian akan suatu produk motif pembelian dapat
dibedakan menjadi:
1. Motif pembelian terhadap produknya (product motives)
Yaitu meliputi semua pengaruh serta alasan yang menyebabkan seorang
konsumen membeli produk tertentu.
14
2. Motif pembelian terhadap tempat atau penyalur yang menjual produk itu
(patronage motives)
Yaitu merupakan pertimbangan yang menyebabkan seorang konsumen
membeli produk pada tempat penyalur tertentu.
Sedangkan motif pembelian terhadap barang-barang konsumen dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Motif Pembelian Emosional (emotional buying motives)
Yaitu motif pembelian yang dilakukan dengan pertimbangan berdasarkan
emosi seperti kebanggaan karena penampilan pribadinya, pencapaian
status sosial dan untuk terhindar dari keadaan bahaya.
b. Motif Pembelian Rasional (Rational Buying Motives)
Yaitu pembelian yang dilakukan dengan pertimbangan yang rasional,
misalnya barang tersebut lebih murah dan tahan lama, bermutu baik dan
dapat dipercaya.
Secara umum terdapat tiga teori motivasi yang paling terkenal, yaitu teori
Sigmund Freud, Abraham Maslow dan Federick Herzberg, yang secara lengkap dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Teori Motivasi Freud
Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis riil yang membentuk perilaku
manusia sebagian besar tidak disadari. Hal tersebut dikarenakan seseorang tidak
dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.
b. Teori Motivasi Maslow
15
Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu.Teori Maslow membantu
pemasar memahami bagaimana bermacam-macam produk dapat sesuai dengan
rencana, sasaran, dan kehidupan calon konsumen. Untuk mengetahui teori kebutuhan
menurut Maslow maka secara lengkap dapat dilihat pada hiraraki berikut:
Gambar 2.3
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
aktualisasi diri
Kebutuhan akan
penghargaan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan Fisik
Sumber: Kotler (2007:164)
Dalam urutan berdasarkan tingkat kepentingannya kebutuhan-kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan hiraraki tersebut
maka dapat diuraikan bahwa pertama-tama orang akan berusaha memuskan
kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang telah berhasil memuaskan
sebuah kepentingan, maka kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator dan dia
berusaha akan memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya. Teori Maslow
membantu pemasar memahami mengapa dan bagaimana bermacam-macam produk
dapat sesuai dengan rencana, sasaran, dan kehidupan calon konsumen yang akan
mengkonsumsi produk. Dengan kondisi tersebut maka dapat dilakukan suatu
rancangan produk yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
c. Teori Motivasi Herzberg
16
Frederick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor yang
membedakannya dissatisfer (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan
satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan). Ketidakberadaan dissatisfer tidaklah
cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian.
Teori Herzberg memiliki dua implikasi, pertama penjual harus menghindari
dissatisfer, kedua perusahaan harus mengindentifikasi satisfier utama atau motivator
pembelian dalam pasar dan kemudian menyediakannya. Satisfier ini akan
menghasilkan perbedaan besar terhadap suatu merek yang akan dibeli oleh
konsumen.
2. Persepsi
Persepsi menurut Kotler (2007:165) adalah “Proses diterimanya rangsangan
obyek, kualitas, hubungan antara gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu
sendiri”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan menginteprestasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti
persepsi tidak hanya tergantung pada stimulasi fisik tetapi juga pada stimulasi yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. Terjadinya
perbedaan persepsi terhadap obyek yang sama karena adanya tiga proses persepsi
yaitu:
1. Perhatian Selektif
Adalah stimulus yang diberikan untuk menarik perhatian konsumen terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Distorsi Selektif
17
Adalah mengelola suatu informasi menjadi suatu pengertian pribadi.
3. Ingatan Selektif
Merupakan kecenderungan untuk mempertahankan informasi yang mendukung
pendirian dan kepercayaan mereka.
Dari uraian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses
penerimaan rangsangan- rangsangan oleh panca indera. Kemudian dilakukan
pemilihan, pengorganisasian dan menafsirkan sampai rangsangan itu disadari dan
dimengerti masing-masing individu.
Tingkah laku konsumen didasarkan pada kebutuhan dan usaha-usaha dalam
pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan melalui proses panjang
sebelum sampai pada kesimpulan akhir. Proses terbentuknya persepsi seperti telah
diuraikan oleh Gibson (2005:53) adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan
oleh individu, oleh sebab itu tiap-tiap orang akan memberi arti terhadap stimulus,
maka individu yang berbeda akan melihat barang yang sama dengan cara yang
berbeda. Kemudian Thoha (2006:124) juga mengemukakan pendapat tentang tahap
pembentukan persepsi, yaitu menyebutkan bahwa tahap persepsi ada 4 yaitu:
1. Stimulus
Tahap pertama yang dianggap penting adalah stimulus atau situasi yang hadir.
Awal terjadinya persepsi dapat ditandai ketika seseorang dihadapkan dengan suatu
situasi atau suatu stimulus.
2. Regristrasi
Dalam tahap ini, suatu gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa
penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh kemampuan fisik untuk
mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini seseorang
18
mendengar atau melihat informasi yang terkirim. Mulailah ia mendaftarkan semua
informasi yang terdengar atau terlihat.
3. Interpretasi
Setelah semua informasi didaftar maka sampailah pada tahap interpetasi. Proses
interpretasi tergantung pada cara pendalaman. Motivasi dan kepribadian seseorang
akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu interpretasi terhadap sesuatu
informasi yang sama akan berbeda antara satu sama lain.
4. Umpan Balik (feed back)
Pada tahap ini, dapat mempengaruhi persepsi seseorang, umpan balik akan
terbentuk persepsi tersendiri bagi seseorang, selanjutnya proses terbentuk suatu
persepsi.
Pada mula proses terjadinya suatu diawali ketika seseorang dihadapkan dengan
suatu situasi. Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat
dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosio kultur dan fisik yang menyeluruh.
Setelah melalui proses pembentukan yang akan menghasilkan suatu sikap tanggapan
terhadap rangsangan yang ada, maka dilanjutkan dengan mengkaji tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi. Karena setelah itu diterima, rangsangan akan diseleksi.
Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang diterima, maka faktor-
faktor penentu persepsi tersebut dinyatakan oleh Gibson (2005:53) sebagai berikut:
1. Meniru
Adalah suatu perangkat kenyakinan, tentang karakteristik orang dalam suatu
kelompok yang disama ratakan terhadap semua anggota kelompok itu. Dalam
penggunaan stereotip biasanya banyak digunakan oleh seseorang dalam
19
mengkatagorikan orang-orang lain sering merupakan pencerminan dari suatu
prasangka persepsi.
2. Konsep diri
Dalam konsep diri ini ditunjukkan untuk mempersiapkan orang lain, antara lain:
a. Mengenal diri sendiri sehingga memungkinkan untuk mengenal orang lain.
b. Mengenal ciri khas diri sendiri mempengaruhi ciri khas orang lain.
c. Penerimaan diri sendiri memungkinkan untuk dapat melihat sisi baik orang lain.
3. Keadaan (situasi)
Faktor situasi yang antara lain menyangkut waktu, sikap dan kondisi saat itu dan
faktor situasi lain memegang peranan cukup penting dalam mempengaruhi persepsi
orang.
4. Kebutuhan
Kebutuhan dan keinginan tiap-tiap orang akan mempengaruhi persepsi yang berbeda-
beda pula. Ada yang dipersepsikan dan dinyatakan banyak dipengaruhi dominasi
kebutuhan terhadap sesuatu.
5. Kepandaian menyaring (memilih)
Dalam banyak hal ketika seseorang dihadapkan pada berbagai informasi data. Karena
itu mereka cenderung memilih informasi yang mendukung pandangan mereka.
6. Emosi
Keadaan emosi seseorang banyak mempengaruhi persepsi terhadap suatu hal.
Menentukan keadaan emosi seseorang adalah suatu hal yang sulit, namun demikian
perlu diperhatikan masalah apa yang menggerakkan emosi tersebut.
Thoha (2006:150) menambahkan: “Beberapa faktor dalam diri seseorang yang
mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain: proses belajar atau pemahaman
(learning) motivasi dan kepribadian”. Persepsi konsumen melewati dua proses yaitu
20
persepsi selektif dan pemahaman. Ada fakta yang cukup, dalam persepsi selektif pada
rangsangan pemasaran. Persepsi konsumen berdasarkan pada kumpulan merk-merk
dagang yang diperoleh dari iklan-iklan dan rangsangan sosial. Hal tersebut sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman masa lalu konsumen. Persepsi ini akan mendorong
seseorang yang telah termotivasi untuk bertindak, artinya menuntaskan untuk melakukan
pembelian terhadap suatu jenis barang dan jasa. Persepsi yang selektif menyakinkan
bahwa para konsumen akan menerima informasi yang sangat relevan dengan
kebutuhannya agar dapat mengevaluasi merk dagang.
3. Pengetahuan
Para ahli belajar menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi
melalui keadaan saling mempengaruhi antara dorongan, rangsangan, petunjuk-
petunjuk penting jawaban, faktor penguat dan tanggapan. Oleh karena itu, konsumen
cenderung mengalihkan kesetiaannya pada merek yang serupa daripada merek yang
berbeda, maka para pemasar akan berhasil jika mampu menyajikan cara memikat
dengan suatu dorongan yang sama dengan pesaingnya.
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Menurut Kotler (2007:157) pengetahuan
menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari
pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku
manusia dipelajari. Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan,
rangsangan, petunjuk, respon dan pembenaran. Dengan demikian pentingnya praktek
dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan
akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,
menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi dan memberikan pembenaran
positif.
21
Teori pembelajaran atau pengetahuan mengajarkan pemasar bahwa mereka
dapat membangun permintaan atas sebuah produk dengan mengkaitkan dengan
adanya dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang memberikan motivasi dan
memberikan penguatan positif. Sebuah perusahaan baru dapat memasuki pasar
dengan menarik dorongan yang sama dengan yang digunakan pesaing dan
memberikan konfigurasi isyarat yang serupa, karena pembeli lebih mungkin untuk
mengalihkan kesetian mereka pada merek yang mirip dari pada merek yang berbeda
(generalisasi). Atau perusahaan dapat merancang mereknya agar lebih menarik bagi
sekumpulan dorongan yang berbeda dan memberikan isyarat yang memancing
perpindahan (diskriminasi) (Kotler, 2007:166).
4. Kepercayaan dan sikap
Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang
tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah menggambarkan penilaian kognitif yang
baik maupun tidak baik. Perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat
yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.”
Kenyakinan ini membentuk citra produk dan merek dan orang akan bertindak
berdasarkan citra tersebut. Jika beberapa keyakinan salah dan menghambat
pembelian, perusahaan manufaktur akan meluncurkan kampaye untuk mengoreksi
keyakinan-keyakinan tersebut. Yang penting bagi pemasar global adalah fakta bahwa
pembeli sering mengingat keyakinan jelas tentang merek atau produk yang
didasarkan pada asal mereka.
Lebih lanjut Kotler (2007:167) menyatakan bahwa: “Sikap adalah evaluasi,
perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau
gagasan”.
22
Menurut Azwar (2006:87) terdapat empat karakteristik dari sikap dari
pelanggan atau konsumen, yaitu meliputi:
a. Sikap mempunyai satu obyek, artinya sikap mempunyai sesuatu yang dianggap
penting. Obyek itu dapat berupa konsep abstrak seperti komunisme, atau dapat
pula beberapa sesuatu yang nyata.
b. Sikap mempunyai arah, derajat dan intensitas artinya sikap menunjukkan arah
terdapat obyek tersebut. Disamping itu sikap juga menunjukkan tingkat seberapa
jauh seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu obyek.
c. Sikap memiliki struktur, artinya sikap menunjukkan suatu organisasi dari
beberapa sikap yang ada pada diri seseorang sehingga terbentuklah suatu
rangkaian yang kompleks.
d. Sikap merupakan suatu proses yang dipelajari, artinya sikap dibentuk dari
pengalaman ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Adapun macam-macam sikap menurut Mangkunegara (2006: 27-28) dapat
dibedakan ke dalam sikap sosial dan sikap individual.
a. Sikap sosial
Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang
obyek sosial, dan biasanya dinyatakan tidak hanya oleh seorang saja tetapi juga
oleh orang-orang lain yang sekelompok.
b. Sikap individual
Sikap individual dimiliki oleh seseorang demi seorang saja, dan berkenaan
dengan obyek-obyek yang bukan merupakan obyek perhatian sosial.
5. Keputusan Pembelian
Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan melalui bauran pemasaran
diharapkaan dapat mempengaruhi konsumen sehingga sampai pada keputusan pembelian
23
produk yang ditawarkan oleh produsen. Keputusan adalah salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh setiap orang, dalam setiap waktu dan disegala tempat, keputusan yang
sering adalah keputusan yang menyangkut kegiatan individu.
Berdasarkan pengertian dari Lupiyoadi (2001 : 134) mengemukakan bahwa :
”Keputusan konsumen itu sendiri diartikan sebagai suatu keputusan konsumen untuk
membeli atau menggunakan jasa tertentu yang ditawarkan dengan didasari adanya niat
untuk melakukan pembelian/menggunakan jasa”. Menurut Sutisna (2002 : 15-16),
pengambilan keputusan oleh konsumen diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginan yang disebut need arousal. Pada tahap ini disebut dengan tahap
menyadari adanya masalah. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan
keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang
diinginkannya. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas
alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut dengan tahap
evaluasi informasi lalu konsumen akan memilih suatu produk untuk dibeli. Setelah
membeli konsumen akan melakukan proses evaluasi pasca pembelian, jika konsumen
puas maka ia akan melakukan pembelian ulang dan sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa Pengambilan
keputusan adalah suatu proses yang dimulai dari pemikiran tentang suatu masalah,
merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif tertentu untuk mencapai sasaran.
Pengambilan keputusan terhadap pilihan merek bagi konsumen atau organisasi
adalah aktifitas yang dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana.
Pengambilan keputusan untuk pembelian merupakan analisis mengatasi permasalahan.
Model pengambilan keputusan menekankan adanya proses jauh sebelum terjadinya
pembelian dan berdimensi komplek untuk membeli yang menjadikan pemasar sulit
24
memprediksi. Hal ini mendorong pemasar untuk memusatkan perhatian pada proses
membeli.
Faktor penting dalam menjatuhkan pilihan adalah esensi dari produk yang
biasanya diwakili dengan mencantumkan suatu merk pada produk tersebut. Keputusan
pembelian suatu produk, lebih-lebih berdampak orang banyak, maka akan memerlukan
banyak orang yang ikut campur dalam proses pengambilan keputusan. Secara garis besar
lima peranan yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian yaitu :
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan
atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu
barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasehat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian,
misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau
dimana membelinya.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa
yang dibeli (Tjiptono, 1997 : 20).
Tahap-tahap proses keputusan pilihan merek seorang konsumen yang mulai
tergugah minatnya mungkin akan berusaha untuk mencari informasi yang lebih banyak
untuk memuaskan dorongan yang timbul, mungkin juga tidak. Swastha dan Handoko
(2000 : 107-112) mengatakan bahwa : Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap
yang menggambarkan calon pembeli, yaitu : ”(1) menganalisa atau pengenalan
kebutuhan dan keinginan, (2) pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber, (3)
25
penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian, (4) keputusan untuk membeli, dan
(5) perilaku sesudah pembelian”.
6. Kerangka Pikir
Sehubungan dengan teori yang diuraikan, maka dapat dikemukakan mengenai
kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dapat diketahui bahwa keputusan
konsumen untuk menggunakan jasa travel PT. Alliance Vast Tour & Travel Malang dapat
dipengaruhi faktor internal konsumen dalam hal ini psikologis. Melalui analisis terhadap
faktor psikologis maka dapat diketahui sejauh mana motivasi, persepsi, pengetahuan,
keyakinan dan sikap konsumen dalam mempengaruhi atas keputusan yang akan diambil
untuk menggunakan jasa travel PT. Alliance Vast Tour & Travel Malang.
7. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan & Sikap
Keputusan untuk menggunakan
jasa travel PT. Alliance Vast
Tour & Travel Malang
26
1. Faktor psikologis yang terdiri dari variabel motivasi, persepsi, pengetahuan,
keyakinan dan sikap signifikan terhadap keputusan untuk menggunakan jasa travel
PT. Alliance Vast Tour & Travel Malang.
2. Variabel motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan
untuk menggunakan jasa travel PT. Alliance Vast Tour & Travel Malang.