bab ii perlindungan terhadap hak cipta lagu · 2018. 11. 29. · bab ii perlindungan terhadap hak...

43
BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara harfiah, Hak Cipta berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta, kata “Hak” yang sering dikaitkan dengan kewajiban adalah suatu kewenangan yang diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kata “Cipta” atau ciptaan tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan intelektual manusia. 1 Menurut Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta pada pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan. Hak cipta didefenisikan sebagai hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi, unsur-unsur hak cipta dari defenisi tersebut ada tiga, yaitu: 1) Hak memperbanyak; 2) Hak mengumumkan; 3) Hak memberi izin untuk memperbanyak dan mengumumkan. Hak cipta merupakan hak kebendaan atau sub sistem dari hukum benda. Mariam Daus berpendapat bahwa hal kebendaan terbagi atas dua bagian, yang pertama Hak kebendaan yang sempurna dan hak kebendaan yang terbatas. Kedua 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia., h.210.

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

BAB II

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU

2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU

2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA

Secara harfiah, Hak Cipta berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta, kata

“Hak” yang sering dikaitkan dengan kewajiban adalah suatu kewenangan yang

diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak.

Sedangkan kata “Cipta” atau ciptaan tertuju pada hasil karya manusia dengan

menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman.

Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan intelektual manusia.1

Menurut Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta pada pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pengertian hak cipta adalah hak

eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-

pembatasan. Hak cipta didefenisikan sebagai hak khusus bagi pencipta maupun

penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun

memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi, unsur-unsur hak cipta dari defenisi

tersebut ada tiga, yaitu:

1) Hak memperbanyak;

2) Hak mengumumkan;

3) Hak memberi izin untuk memperbanyak dan mengumumkan.

Hak cipta merupakan hak kebendaan atau sub sistem dari hukum benda.

Mariam Daus berpendapat bahwa hal kebendaan terbagi atas dua bagian, yang

pertama Hak kebendaan yang sempurna dan hak kebendaan yang terbatas. Kedua

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia., h.210.

Page 2: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Hak kebendaan yang sempurna adalah hak kebendaan yang memberikan kenikmatan

yang sempurna (penuh) bagi Pencipta atau pemegang hak cipta. Selanjutnya untuk

hak yang demikian disebut dengan hak kemilikan.

Hak kebendaan terbatas adalah hak yang memberikan kenikmatan yang tidak

penuh atas suatu benda. Jika dibandingkan dengan hak milik artinya hak kebendaan

terbatas itu tidak penuh atau kurang sempurna jika dibandingkan dengan hak milik.2

Dengan demikian hak cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan objek hak milik. Hal

ini dapat disimpulkan dari rumusan Pasal 5 UUHC, yang berbunyi: hak cipta

merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah

suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku Pengertian hak cipta terdapat pada Pasal 1 ayat (1) UUHC

yang isinya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pencipta Adalah

a. Seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya

melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan fikiran, imajinasi kecepatan,

keterampilan atau keahlian yang di tuangkan ke dalam bentuk yang khas dan

bersifat pribadi.

b. Orang yang merancang suatu ciptaan, tetapi diwujudkan oleh orang lain

dibawah pimpinan atau pengawasan orang yang merancang ciptaan tersebut.

2. Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilih hak cipta, atau orang yang

menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut

hak dari orang tersebut diatas.

3. Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas dan

menunjukkan keasliannya dalam lapangan pengetahuan, seni dan sastra. Yang

dimaksud dengan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta adalah pelaku,

2 Mariam Daus badrulzaman, 1983. Mencari Sistem Hukum Benda Nasional BPHN, Alumni

Bandung, hlm. 44.

Page 3: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

produser rekaman suara dan lembaga penyiaran. Pelaku adalah aktor, penyanyi,

pemusik, penari atau mereka menampilkan, memperagakan atau

mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan, mendeklamasikan, atau

mempermainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra dan karya seni lainnya.

4. Produser rekaman suara adalah orang atau badan hukum yang pertama kali

merekam atau memiliki prakarsa untuk membiayai kegiatan perekaman suara atau

bunyi baik dari suatu pertunjukkan maupun suara atau bunyi lainnya.

2.1.2 HAK-HAK YANG TERDAPAT DALAM HAK CIPTA

A. Hak Eksklusif

Hak eksklusif adalah bahwa hanya pemegang hak ciptalah yang bebas

melaksanakan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang

melaksanakan hak cipta tersebut tanpa persetujuan pemegang hak cipta.3 Beberapa

hak eksklusif yang umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta adalah hak untuk:

Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil Salinan tersebut

(termasuk pada umumnya salinan elektronik).

Mengimpor dan mengekspor ciptaan.

Menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi ciptaan).

Menampilkan atau memamerkan ciptaan didepan umum.

Menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak

lain.

Hak Ekslusif hanya dimiliki oleh pencipta itu sendiri terlepas dari

pengecualian bahwa Hak ekslusif itu dapat dibagikan setengahnya.4 Menurut pasal 4

UUHC, Hak Cipta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Hak moral dan Hak ekonomi.

1) Hak Moral

Hak moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi pencipta.

hak pribadi pencipta terbagi menjadi hak ekonomi untuk mendapatkan

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Hak Cipta.html di akses tanggal 19 Desember 2017.

4 Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Bandung: Nuansa Aulia,

2010, hlm. 14-15

Page 4: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

keuntungan yang bernilai ekonomi seperti uang, dan hak moral yang

menyangkut perlindungan atas reputasi pencipta. Kepemilikan atas hak cipta

dapat dipindahkan kepada pihak lain, akan tetapi hak moralnya tetap tidak

terpisahkan dari penciptanya. Hak moral merupakan hak khusus serta kekal

yang dimiliki oleh pencipta atas hasil ciptaannya, dan hak itu tidak dipisahkan

dari penciptanya.

Merujuk pada hak pencipta, untuk melindungi reputasi dan integritas

ciptaannya dari penyalahgunaan dan penyelewengan hak moral bersifat

personal dan berbeda dengan hukum hak cipta. Hak moral adalah bentuk hak

cipta yang non ekonomi.5 Setelah pencipta menjual hak ciptanya, ia akan

menerima dua hak yang spesifik yang tidak dapat dihapus atau dijual yaitu

pertama, hak untuk dicantumkan namanya pada ciptaan bersangkutan dan

kedua, hak untuk tujuan setiap perlakuan terhadap ciptaan bahwa setiap

tindakan yang merugikan atau berakibat merugikan kehormatan dan reputasi.

Hak moral merupakan perwujudan dari hubungan yang terus

berlangsung antara Pencipta dengan hasil karya ciptanya walaupun

Penciptanya telah kehilangan atau telah memindahkan hak ciptanya kepada

orang lain, sehingga apabila pemegang hak menghilangkan nama Pencipta,

maka Pencipta atau ahli warisnya berhak untuk menuntut kepada pemegang

hak cipta supaya nama Pencipta tetap dicantumkan dalam ciptaannya. Hak

moral juga mencakup hak untuk menyatakan keberatan terhadap tindakan

perusakan, pemotongan, atau perubahan karya yang bersifat merugikan nama

baik atau reputasi dari inventor.6

Dengan demikian sekalipun hak moral itu sudah diserahkan baik

seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain, namun Penciptanya atau ahli

5 Henry Soelistyo. 2011. Hak Cipta tanpa Hak Moral. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

hlm. 82. 6 Sudarmanto, 2012. KI dan HKI serta Implementasinya bagi Indonesia (Pengantar tentang

Kekayaan Intelektual, Tinjauan Aspek Edukatif dan Marketing). Jakarta, hlm.2.

Page 5: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

warisnya tetap mempunyai hak untuk menggugat seseorang yang tanpa

persetujuannya:7

1) Meniadakan nama pencipta yang tercantum dalam ciptaan;

2) Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya;

3) Mengganti atau mengubah judul ciptaan; dan

4) Mengubah isi ciptaan.

Hak moral Pencipta merupakan tindakan yang berkaitan dengan

perubahan ciptaan yang menghina dan dapat merugikan kehormatan atau

nama baik. Keberadaan hak moral dapat dibagi ke dalam hak atribusi yang

bertujuan untuk meyakinkan nama Pencipta dicantumkan di dalam

ciptaannya; dan hak integritas yang bertujuan untuk melindungi ciptaan

pencipta dari penyimpangan, pemenggalan atau pengubahan yang merusak

integritas pencipta karena hal ini sesuai dengan pengertian dari Hak Moral itu

sendiri bahwa hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak

dapat dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, walaupun hak cipta

atau hak terkait telah dialihkan.

Berikut ialah hak-hak yang dimiliki oleh seorang pencipta atas suatu

ciptaannya sesuai dengan yang dikemukakan dalam sebuah buku yaitu Asian

book, sebagai berikut:8

a. Hak Menyebarluaskan Ciptaan (Hak melindungi ciptaan yang

disebarluaskan tanpa izin)

Pencipta memiliki hak untuk menyediakan ciptaan yang belum

disebarkan kepada masyarakat luas. Ini berarti bahwa pencipta

memiliki hak memutuskan apakah ciptaannya, baik orisinal maupun

bentuk-bentuk turunannya, akan disebarkan atau tidak. Dalam hal

7 Walter Simanjuntak, ______. Perlindungan Hak Cipta di Indonesia, Jakarta: Direktorat Hak

Cipta, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Desain Industri. 8 Tamotsu Hozumi, 2006, Asian Copyright Handbook Buku Panduan Hak Cipta Asia Versi

Indonesia, Asia/Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU) dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi). hlm. 60

Page 6: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

ciptaan yang telah dialihkan hak ciptanya (hak kekayaan intelektual),

pencipta dianggap telah menyetujui bahwa ciptaan bersangkutan dapat

dipamerkan, karena jika tidak akan merepotkan pemegang hak cipta

jika penciptanya tidak menyetujui pameran bersangkutan.

b. Hak Mencantumkan Nama Pencipta (Hak Meminta Pencantuman

Nama)

Bila sebuah ciptaan diumumkan, pencipta memiliki hak untuk

menentukan apakah nama pencipta harus dicantumkan atau tidak, dan

apakah nama sebenarnya atau nama samarannya yang digunakan, atau

tidak. Pencipta juga memiliki hak untuk menentukan hal ini bila

sebuah ciptaan turunan diumumkan. Hak ini bukan berarti keharusan

menggunakan nama pencipta

c. Hak Melindungi Integritas Ciptaan (Hak Melindungi Ciptaan Dari

Diubah Tanpa Izin)

Seperti tampak dari nama hak ini, “pencipta memiliki hak untuk

melindungi integritas ciptaannya dan judul ciptaannya dari distorsi,

mutilasi atau perubahanperubahan lain tanpa izin pencipta.” Dalam hal

penerbitan atau musik, hak ini dapat menimbulkan masalah bila

diperlukan perubahan atau pembetulan ejaan, istilah, atau ungkapan.

Dengan berjalannya waktu, berubah pula norma-norma sosial dan

bahkan kosa kata dan ejaan yang kita pakai. Penerbit dan editor

mungkin ingin mengubah suatu karya agar lebih mudah dibaca. Tetapi

ini tidak dapat mereka lakukan tanpa terlebih dahulu memberi tahu

pencipta atau meminta izin dari pemegang hak cipta. Selain dari tiga

syarat tersebut di atas, jika cara suatu karya digunakan merusak

reputasi pencipta, ini dianggap melanggar hak moral pencipta, karena

itu harus dijaga betul jangan sampai hal ini terjadi. Hak moral pencipta

di negara-negara seperti di Jepang dihormati bahkan setelah pencipta

meninggal dunia. Karena itu anggota keluarganya yang masih hidup

Page 7: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

dapat melarang tindakan yang dianggap melanggar hak moral pencipta

ketika ia hidup dan meminta agar langkah-langkah diambil untuk

memulihkan kehormatan pencipta.

2) Hak Ekonomi

Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas

ciptaan serta produk hak terkait.9 Berkaitan dengan pemanfaatan secara

komersial suatu ciptaan dan behubungan dengan perlindungan kebutuhan

ekonomi pencipta misalnya hak untuk mendapatkan pembayaran royalti atas

penggunaan (pengumuman dan perbanyakan) karya cipta yang dilindungi.

Suatu ciptaan merupakan hasil karya intelektual yang diperoleh melalui

pengorbanan waktu, tenaga, dan dana. Dilihat dari aspek ekonomi

pengorbanan tersebut merupakan suatu investasi yang perlu dikelola secara

komersial untuk mendapatkan pengembalian modal dan memperoleh

keuntungan. Semakin bermutu suatu ciptaan semakin tinggi pula potensi nilai

komersialnya.10

Secara tidak langsung, Hak ekonomi mempunyai arti sebagai hak

keuntungan yang akan didapatkan si pencipta atas karya ciptaanya. Ini

merupakan suatu bentuk penghargaan dan keuntungan atas karya ciptaan si

pencipta agar si pencipta dapat termotivasi untuk membuat suatu ciptaan baru

yang bernilai tinggi dan bermutu.

Apabila memahami pasal-pasal yang ada di dalam Undang-Undang

Hak Cipta, maka Pencipta memiliki hak eksklusif (exclusive right) yang

terdapat di dalam Pasal 4. Pasal 4 Undang-Undang Hak Cipta bahwa: Yang

dimaksud dengan "hak eksklusif" adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi

Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut

tanpa izin Pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya

memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi.

9 Andrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm 115

10 Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1998) h.4-5.

Page 8: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Hak Ekonomi (Economic Right) dijelaskan di dalam pasal 8 Undang-

Undang Hak Cipta sebagai hak ekslusif yang dimiliki oleh seorang Pencipta

untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya. Hak ekonomi ini merupakan

hak khusus bagi Pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya dan memberi izin untuk itu.

Pasal 9 Undang-Undang Hak Cipta menjelaskan lebih lanjut tentang

bentuk dari Hak Ekonomi yang dimiliki oleh pencipta suatu karya yang

termuat dalam pasal 8. Adapun bentuk hak ekonomi yang dimiliki pencipta

yang terkandung dalam tersebut adalah hak untuk melakukan penerbitan suatu

ciptaan, penggandaan atas ciptaan, dalam segala bentuk, penerjemahan

Ciptaan, pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan,

Pendistribusian Ciptaan atau salinannya, pertunjukan Ciptaan, Pengumuman

Ciptaan, Komunikasi Ciptaan, dan penyewaan Ciptaan.

Hak ekonomi ini dapat dialihkan kepada pihak lain. Hak ekonomi

tersebut di antaranya adalah:11

a. Hak Penggandaan atas Ciptaan

Bentuk penggandaan atau perbanyakan ini bisa dilakukan secara

tradisional maupun melalui peralatan modern Hak penggandakan ini

juga mencakup perubahan bentuk ciptaan satu keciptaan lainnya

misalnya: karya tulis, rekaman musik, pertunjukan drama dan film.

b. Hak Adaptasi

Hak untuk mengadakan adaptasi, dapat berupa penerjemahan dari

bahasa satu ke bahasa lainnya, aransemen musik, dramatisasi dari non

dramatik, merubah menjadi cerita fiksi dari karangan non fiksi atau

sebaliknya Hak ini diatur baik dalam Konvensi Bern maupun

Konvensi Universal. Karya cetak berupa buku, misalnya novel,

mempunyai hak turunan (derivative) yaitu diantaranya hak film (film

11

Whale R.F. dalam Hasbir Paserangi, hlm. 36-40

Page 9: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

rights), hak dramatisasi, hak menyimpan dalam media elektronik

(electronic rights). Hak film dan hak-hak dramatisasi adalah hak yang

timbul bila novel tersebut dirubah menjadi isi skenario film, atau

skenario drama yang bisa berupa opera, balet maupun drama musikal.

c. Hak Distribusi

Hak distribusi adalah hak dimiliki pencipta untuk menyebarkan

kepada masyarakat setiap hasil ciptaannya. Penyebaran tersebut dapat

berupa bentuk penjualan, penyewaan, atau bentuk lain yang

maksudnya agar ciptaan tersebut dikenal oleh masyarakat. Dalam hak

ini termasuk pula bentuk dalam Undang-Undang Hak Cipta, disebut

dengan pengumuman yaitu pembacaan penyuaraan, penyiaran atau

penyebaran sesuatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun dan

dengan cara sedemikian rupa sehingga ciptaan dapat dibaca, didengar

atau dilihat oleh orang lain.

d. Hak Penampilan

Hak ini dimiliki para pemusik, dramawan, maupun seniman

lainnya yang karyanya dapat terungsikap dalam bentuk pertunjukan.

Pengaturan tentang hak pertunjukan ini dikenal dalam Konvensi Bern

maupun Konvensi Universal bahkan diatur dalam sebuah konvensi

yaitu Konvensi Roma.

B. Hak Terkait

Selain hak cipta, dalam lingkup hukum hak cipta diatur pula hak terkait. Hak

Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif

bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau Lembaga Penyiaran.12

Uraian

hak terkait ini terdapat pada:

Pasal 24

(1) Produser Fonogram memiliki hak ekonomi.

12

Pasal 1 ayat 5 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Page 10: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

(2) Hak ekonomi Produser Fonogram sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau melarang pihak

lain untuk melakukan:

a. penggandaan atas Fonogram dengan cara atau bentuk apapun;

b. pendistribusian atas Fonogram asli atau salinannya;

c. penyewaan kepada publik atas salinan Fonogram; dan

d. penyediaan atas Fonogram dengan atau tanpa kabel yang dapat diakses

publik.

(3) Pendistribusian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak

berlaku terhadap salinan Fiksasi atas pertunjukan yang telah dijual atau yang

telah dialihkan kepemilikannya oleh Produser Fonogram kepada pihak lain.

(4) Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi Produser Fonogram

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mendapatkan izin dari Produser

Fonogram.

Pasal 25

(1) Lembaga Penyiaran mempunyai hak ekonomi.

(2) Hak ekonomi Lembaga Penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau melarang pihak

lain untuk melakukan:

a. Penyiaran ulang siaran;

b. Komunikasi siaran;

c. Fiksasi siaran; dan/atau

d. Penggandaan Fiksasi siaran.

(3) Setiap Orang dilarang melakukan penyebaran tanpa izin dengan tujuan

komersial atas konten karya siaran Lembaga Penyiaran.

Page 11: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Dari ketentuan di atas, bisa kita lihat bahwa di Indonesia hak terkait hanya

dimiliki oleh pelaku, produser rekaman dan lembaga penyiaran untuk

mengeksploitasi suatu karya.

Seperti halnya dengan hak cipta, hak terkait diakui secara otomatis tanpa perlu

melalui suatu prosedur tertentu. Hak terkait ini juga dilindungi oleh konvensi

internasional, seperti Konvensi Internasional tentang Perlindungan Pelaku

Pertunjukan, Produser Rekaman Suara, dan Lembaga Penyiaran13

dan Konvensi

tentang Perlindungan Produser Rekaman Suara Terhadap Perbanyakan Rekaman

Suara Tanpa Izin.14

Terhadap hak cipta dan hak terkait diberikan perlindungan yang terpisah dan

untuk itu diperlukan adanya izin yang terpisah pula untuk penggunaan masing-

masing hak tersebut. Misalnya, ketika seseorang hendak memperbanyak sebuah

rekaman lagu, orang tersebut harus meminta izin tidak saja dari pencipta lagu, baik

pengarang musik maupun penulis liriknya, tapi juga dari produser rekaman dari lagu

tersebut. J.A.L Sterling menyebutkan ada 6 (enam) jenis hak terkait,15

yakni:

(1) Performers’ Rights.

(2) Phonogram Producers’ Rights.

(3) Film Producers’ Rights.

(4) Wireless Broadcasters’ Rights.

(5) Cable Distributors’ Rights.

(6) Publishers’ Rights

13

Wipo, 1961. International Convention for the Protection of Performers, Producers of

Phonograms and Broadcasting Organizations, http://www.wipo.int/treaties/en/ip/rome/trtdocs_

wo024.html, di akses pada 7 Desember 2017. 14

WIPO, 1971. Convention for the Protection of Producers of Phonograms Against

Unauthorized Duplication of Their Phonograms,

http://www.wipo.int/treaties/en/ip/phonograms/trtdocs_ wo023.html, di akses pada 7 Desember 2017. 15

J.A.L Sterling, 1998. World Copyright Law; Protection of Authors’ Works, Performances,

Phonograms, Films, Video, Broadcasts and Published Editions in National, International and

Regional Law, (London: Sweet & Maxwell), 273-277

Page 12: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

2.1.3 PEMBATASAN DI DALAM HAK CIPTA TERHADAP SUATU

KARYA CIPTA

Hak Cipta juga mengenal pembatasan dalam penggunaan atau

pemanfaatannya. Dengan demikian tidaklah benar adanya anggapan bahwa pemegang

hak cipta boleh memanfaatkannya sesukan hati. UU Hak Cipta memberikan beberapa

pembatasan terhadap pemanfaatan hak cipta.16

UUHC memberikan beberapa pembatasan terhadap pemanfaatan hak cipta.

Didalam Pasal UUHC ada jenis-jenis perbuatan tertentu yang tidak dapat

dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap Hak Cipta, adalah :

a) Pengumuman, pendistribusian, komunikasi, dan/atau penggandaan

lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifat aslinya;

b) Pengumuman, Pendistribusian, komunikasi, dan/atau penggandaan

segala sesuatu yang dilaksanakan oleh atau atas nama pemerintah,

kecuali dinyatakan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan,

pernyataan pada ciptaan tersebut, atau ketika terhadap Ciptaan tersebut

dilakukan pengumuman, pendistribusian, komunikasi, dan/atau

penggandaan;

c) Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari

kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis

lainnya dengan ketentuan sembernya harus disebutkan secara lengkap;

atau

d) Pembuatan dan penyebarluasan konten Hak Cipta melalui media

teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat tidak komersial

dan/atau menguntungkan pencipta atau pihak terkait, atau pencipta

tersebut menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan

penyebarluasan tersebut.

16

Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, 2003. Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori

dan Prakteknya Di Indonesia), Bandung: Citra Aditya Bakti. Hlm. 64.

Page 13: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

e) Penggandaan, pengumuman, dan/atau pendistribusian potret presiden,

wakil presiden, pahlawan nasional, pimpinan lembaga Negara,

pimpinan kementrian/lembaga pemerintah non kementrian, dan/atau

kepala daerah dengan memperhatikan martabat dan kewajaran sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta juga menjelaskan bahwa pengunaan,

pengambilan, penggandaan dan/atau pengubahan suatu ciptaan dan/atau produk hak

terkait secara seluruh atau sebagian yang subtansial tidak dianggap sebagai

pelanggaran hak cipta jika sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara lengkap

untuk keperluan, yaitu

a) Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan

kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang

wajar dari pencipta atau pemegang hak cipta;

b) Keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatife, dan peradilan;

c) Ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan atau ilmu pengetahuan

d) Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan

tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta

2.1.4 JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CIPTA

Masa perlindungan hukum atau masa berlaku Hak Cipta yang diatur dalam

Undang-Undang Hak Cipta sifatnya sangat variatif. Dalam Pasal 59 Undang-Undang

Hak Cipta masa perlindungan tersebut dibagi kedalam tiga bagian, yaitu:

1. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan:

a. buku, pamflet, dan semua hasrl karya tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

Page 14: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrali, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya arsitektur;

h. peta; dan

i. karya seni batik atau seni motif lain;

Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh)

tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun

berikutnya.

2. Dalam hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimiliki oleh 2 (dua)

orang atau lebih, pelindungan Hak Cipta berlaku selama hidup Pencipta yang

meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun

sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

3. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50

(lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.

Kemudian Penulis juga mengklasifikasi masa berlaku hak cipta berdasarkan

hak-hak yang terdapat pada suatu karya cipta sebagai berikut:

a. Masa Berlaku Hak Moral

Berkaitan dengan masa berlaku dari Hak Moral atas suatu Ciptaan yaitu Lagu

dan/atau Musik sesuai dengan UUHC pada Pasal 57 bahwa;

1) Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)

huruf a, huruf b, dan huruf e berlaku tanpa batas waktu.

2) Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)

huruf c dan huruf d berlaku selama berlangsungnya jangka waktu Hak

Cipta atas Ciptaan yang bersangkutan.

b. Masa Berlaku Hak Ekonomi

Kemudian terkait dengan masa berlaku dari Hak Ekonomi atas Lagu dan/atau

Musik ialah sesuai dengan UUHC pada Pasal 58 Ayat (1) huruf (d), ayat (2) dan (3)

bahwa;

Page 15: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

1) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan:

d) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; berlaku selama hidup

Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah

Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun

berikutnya.

2) Dalam hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimiliki oleh

2 (dua) orang atau lebih, pelindungan Hak Cipta berlaku selama hidup

Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama

70 (tujuh puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari

tahun berikutnya.

3) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum

berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan

Pengumuman.

c. Masa Berlaku Hak Terkait

Pelindungan hak ekonomi bagi:

1. Pelaku Pertunjukan, berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak

pertunjukannya difiksasi dalam Fonogram atau audiovisual;

2. Produser Fonogram, berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak

Fonogramnya difiksasi; dan

3. Lembaga Penyiaran, berlaku selama 20 (dua puluh) tahun sejak karya

siarannya pertama kali disiarkan.

Masa berlaku pelindungan hak ekonomi sebagaimana diatas mulai tanggal

Januari tahun berikutnya.

2.2 LAGU DAN MUSIK SEBAGAI CIPTAAN YANG DILINDUNGI

2.2.1 PENGERTIAN LAGU DAN MUSIK

Musik dapat difenisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran

yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Musik berawal dari bahasa

Yunani, yaitu mousike yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa,

Page 16: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

yang mempin seni dan ilmu.17

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan

mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa

patriotisme.

Istilah lagu dan musik dalam kehidupan sehari-hari cenderung digunakan

untuk maksud yang sama. Secara etimologi lagu merupakan satu kesatuan music

yang terdiri atas susunan berbagai nada yang berurutan. Setiap lagu ditentukan oleh

panjang-pendek dan tinggi-rendahnya nada-nada tersebut, di samping itu, irama juga

memberi corak tertentu pada suatu lagu.

Menurut Hartaris Andijaning Tyas, bahwa yang dimaksud dengan lagu adalah

melodi yang dapat dinyanyikan dengan syair atau lirik.18

Lagu merupakan hasil dari

suatu karya di bidang seni musik. Seni musik merupakan salah satu media yang

banyak digunakan sebagai ungkapan perasaan (berekspresi) melalui media suara.

Media suara manusia disebut musik vokal, sedangkan melalui media alat music

(instrument) disebut musik instrumental. Beberapa macam warna suara yang diatur

dan disusun akan mewujudkan sebuah komposisi suara yang dapat menghanyutkan

rasa perasaan dan menggetarkan batin hati manusia.19

Definisi musik dan lagu apabila dilihat dari penjelasan pasal 12 ayat 1

undang-undang hak cipta “Lagu atau musik dalam undang-undang ini diartikan

sebagai karya yang bersifat utuh sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair

atau lirik, dan aransemennya termasuk notasi. Yang dimaksud dengan utuh adalah

bahwa lagu atau musik tersebut merupakan satu kesatuan karya cipta”.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:

1. Lagu atau musik dianggap sama pengertiannya;

2. Lagu atau musik bisa dengan teks, bisa juga tanpa teks;

17

Yuliawan Kasmahidayat, Learning More Art & Culture 3, (Bandung : Grafindo, 2011),

h.178. 18

Hataris Andijaning Tyas, Seni Musik, (Jakarta : Erlangga, 2007), h.100. 19

Arlo Kartono, Kreasi Seni Budaya, (Jakarta : Ganeca Exact, 2007), h.28.

Page 17: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

3. Lagu atau musik merupakan suatu karya cipta yang utuh, jadi unsur

melodi, lirik, aransemen, notasi dan bukan merupakan ciptaan yang berdiri

sendiri.20

Dalam menciptakan sebuah nyanyian terdiri atas lagu dan lirik atau syair,

dalam hal ini terkait dengan definisi dari lirik dan syair pada dasarnya memiliki

makna yang sama. Hal demikian tidak memiliki makna yang berarti dalam

penggunaan kata tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lirik adalah karya sastra (puisi)

yang berisi curahan hati atau perasaan diri pribadi seseorang, dan/ atau susunan kata

yang terdapat dalam sebuah nyanyian yang melukiskan suasana dramatis, senang,

maupun sedih. Sedangkan, Syair adalah sastra puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri

atas 4 (empat) larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama, dan sajak yang

ada dalam pantun, maupun puisi.

Berbagai macam lagu yang ada didunia maupun lagu yang semakin tumbuh

dan berkembang di wilayah nusantara, menambah keanekaragaman jenis lagu yang

ada dibelahan dunia. Macam-macam lagu yang secara umum tumbuh dan

berkembang saat ini adalah:21

1. Klasik

Lagu klasik adalah jenis lagu terkenal yang dibuat atau diciptakan jauh di

masa lalu, tetapi masih diminati sampai saat ini. Ciri dari lagu ini

mempertahankan sifat keaslian dalam penyajiannya.

2. Jazz

Lagu Jazz adalah jenis lagu yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime,

dan musik Eropa, terutama musik band. Ada beberapa subgenre dari Jazz

yaitu Dixieland, Swing, Bebop, Hard Bop, Cool Jazz, Free Jazz, Free Jazz,

Jazz Fusion, Smooth Jazz, dan Caf Jazz. Merupakan sebuah aliran lagu vokal

20

Van Hoeve, Ensiklopedia Indonesia Buku 4, (Jakarta: Ichtiar Baru), h.141. 21

Diakses dari http://dompet-inspirasi.blogspot.com/2013/11/macam-macam-genremusik-dan-pengertianya.html Pada Tanggal 1 Januari 2018 Pukul 13.40.00 Wib.

Page 18: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

(suara) dan Instrumental (musik) yang berasal dari Amerika Serikat (AS).

Berangkat dari music-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas

mantan budak-budak Afrika di AS.

3. Country

Genre Country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang

berasal dari Amerika Serikat bagian selatan dan pegunungan Appalachia.

Berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, music gospel, dan

berkembang sejak 1920-an.

4. World

Dunia lagu atau musik merupakan istilah umum untuk kategori lagu global,

seperti lagu dan musik tradisional atau lagu rakyat dari sebuah budaya yang

diciptakan dan dimainkan oleh musisi adat dan erat terkait dengan musik dari

daerah asal mereka. Genre ini biasanya lebih megandung lagu-lagu rakyat

yang lama.

5. Techno

Genre Techno adalah aliran lagu atau musik yang menggunakan tema

futuristik. Lagu atau musik ini menggunakan alat musik Digital seperti Dj

Maker yang biasa dipakai untuk me-remix musik yang sudah ada menjadi

musik yang bertema futuristik.

6. Reggae

Reggae merupakan lagu yang menggunakan irama musik yang berkembang di

Jamaika. Lagu dan musik ini berdiri dibawah gaya irama yang berkarakter

mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai “skank”, bermain oleh

irama gitar, dan pemukul drum, dan pemukul drum bass diatas tiga pukulan.

7. R&B

R&B adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan

blues, yang pertama kali diperkenal oleh pemusik Afrika-Amerika. Istilah ini

menggantikan istilah lagu atau musik ras dan kategori Billboard Harlem Hit

Parade pada juni 1949. Tahun 1948, RCA Victor memasarkan musik kulit

hitam dengan nama Blues and Rhythm.

Page 19: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

8. Rap

Rap merupakan lagu yang memiliki salah satu unsur musik Hip- Hop. Rap

merupakan teknik vokal yang berkata-kata dengan cepat, rap diiringi oleh DJ

(Disc Joki) maupun band.

9. Deat Metal

Merupakan sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari

thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang

bertemakan kekerasan atau kematian.

10. Dangdut

Dangdut merupakan salah satu genre seni musik yang berkembang di

Indonesia. Bentuk lagu dan musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun

1940-an. Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara

permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan

didominasi oleh bunyi dang dan ndut.

11. Lagu pop

Lagu pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas. Dengan mengutamakan

permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna.

12. Lagu daerah

Lagu daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Negara kita. Hampir

setiap pulau memiliki lahu daerah. Lagu daerah biasanya berisi tentang

gambaran tingkah laku masyarakat stempat secara umum dan syairnya

mengunakan bahasa daerah setempat.

13. Lagu Kebangsaan

Lagu kebangsaan merupakan salah satu kekayaan Negara. Setiap Negara si

seluruh dunia pasti memiliki lagu kebangsaan masing-masing. Lagu

kebangsaan bisanya berisi tentang semangat kemerdekaan. Lagu kebangsaan

biasanya dikumandangkan dalam upcara-upcara resmi,dan acara-acara resmi

kenegaraan.

Selain syair dan nada, sebuah lagu terdiri atas berbagai bagian yang

membentuknya. Lagu akan terdengar indah karena berbagai unsur musik yang

Page 20: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

digabungkan,adapun unsur-unsur yang membentuk sebuah lagu adalah sebagai

berikut :22

a. Notasi Musik

Nada tidak dapat dilihat dan diperlihatkan, tetapi dapat didengar ataupun

diperdengarkan. Nada adalah bunyi yang getarannya teratur. Untuk

menuliskan nada, digunakan notasi (simbol). Pada dasarnya, notasi hanya

dapat melukiskan dua sifat nada, yaitu tinggi rendah dan Panjang pendek.

b. Tanda Kunci

Kunci merupakan tanda yang digunakan pada garis paranada untuk

menunjukkan letak titinada. Tanda Kunci ada tiga macam, yaitu kunci G

(Kunci Diskan atau Kunci Biola) yang digunakan untuk nada-nada tinggi,

kunci C (Kunci Alto) kunci yang dipakai pada musik tertentu yang bersuara

sedang, dan Kunci F (Kunci bas) untuk menuliskan nada-nada rendah.

c. Melodi

Melodi merupakan rangkaian sejumlah nada atau bunyi berdasarkan

perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya.

d. Ritme atau Irama

Ritme merupakan aliran ketukan dasar yang teratur mengikuti beberapa

variasi gerak melodi. Pola irama musik memberikan perasaan ritmis karena

pada hakikatnya irama adalah yang menggerakkan perasaan yang erat

hubungannya dengan gerak fisik.

e. Harmoni

Harmoni adalah keselarasan paduan bunyi. Secara teknis, harmoni

meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan

bentuk keseluruhan.

f. Tempo

22

Wahyu Purnomo & Fasih Subagyo, 2010. Terampil Bermusik, Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Hlm. 3-4.

Page 21: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Tempo adalah cepat atau lambatnya sebuah lagu, ukuran untuk

menentukan tempo adalah beat. Beat yaitu ketukan dasar yang menunjukkan

banyaknya ketukan dalam satu menit.

g. Dinamik

Dinamik adalah keras lembutnya lagu dan perubahannya. Tanda dinamik

dibagi menjadi tiga yaitu: tanda dinamik lembut, tanda dinamik sedang, dan

tanda dinamik keras

h. Tangga Nada

Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang.

Misalnya, do, re, mi, fa, so, la, si, do. Tangga nada ini dibagi menjadi dua

yaitu Tangga Nada Diatonis (ada beberapa macam yaitu Mayor dan Minor)

dan Tangga Nada Pentatonis (pelog dan slendro).

i. Ekspresi

Ekspresi adalah mengungkapkan perasaan menggunakan alunan suara

manusia dan kadang alunan suara instrumen musik. Menyanyi dilakukan

dengan sepenuh perasaan baik itu sedih, gembira, khitmad, dan syahdu.

2.2.2 PENGATURAN HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU

Terkait karya cipta musik secara khusus di atur dalam pasal

berdasarkan pasal 40 Undang-undang Hak Cipta tahun 2014. Dalam undang-

undang hak cipta tahun 2014 ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam

bidang ilmu pengetahuan, seni , dan sastra yang mencakup:

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua

hasil karya tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

Page 22: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

i. peta;

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi;

l. Potret;

m. karya sinematografi;

n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi

ekspresi budaya tradisional;

p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca

dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli;

r. permainan video; dan

s. Program Komputer.

Sudah jelas mengenai objek hak cipta yang dilindungi secara khusus di

atur dalam undang-undang. Namun pada point o disebutkan objek hak cipta

yaitu musik.penegasan mengenai hak cipta tersebut Menurut Pasal 1 Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, hak cipta adalah

Page 23: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip

deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Hak Cipta lagu lahir secara otomatis bukan pada saat lagu tersebut

selesai direkam, akan tetapi hak cipta lagu lahir secara otomatis pada saat lagu

tersebut sudah bisa didengar, dibuktikan dengan adanya notasi musik dan atau

tanpa syair. Hal ini sesuai dengan definisi mengenai Hak Cipta, yaitu: hak

eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif

setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi

pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.23

2.2.3 TINJAUAN TENTANG COVER DAN ARANSEMEN PADA

LAGU DAN MUSIK

Cover adalah sebuah pertunjukkan oleh pelaku (penyanyi dan musisi)

yang bukan merupakan pencipta dari suatu karya musik.24

Cover record adalah

sebuah rekaman oleh pelaku yang bukan merupakan pencipta dari karya musik

yang terkandung dalam rekaman tersebut, cover version yang juga dipahami

sebagai version recording adalah rekaman suara yang dibuat dari lagu yang sudah

dipublikasikan sebelumnya dengan menggunakan suara yang berbeda, biasanya

oleh musisi dan penata musik yang berbeda.25

Dari pengertian diatas dapat

disimpukan bahwa cover merupakan kegiatan membawakan kembali sebuah lagu

atau musik milik orang lain.

Pada praktiknya tindakan cover lagu sulit untuk lepas dari tindakan

aransemen. Aransemen berasal dari bahasa Belanda arrangement, yang artinya

penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau instrument

23

Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Hak CIpta 2014 Tentang Hak Cipta 24

World Intellectual Property Organization, How to Make a Living from Music, ed. 2, WIPO

Publication Number 939(E), hlm. 115. 25

Safina Meida Baqo dan Ranggalawe Suryasaladin, Permasalahan Hukum Hak Cipta pada

Cover Version terhadap Lagu yang Dikomersialisasikan, FH UI, 2014, hlm. 5.

Page 24: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

music yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi

musiknya tidak berubah.26

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengertian Aransemen

adalah penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau

instrument lain yang didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga

esenisi musiknya tidak berubah. Dapat juga diartikan sebagai usaha yang

dilakukan terhadap sebuah karya msuik untuk suatu pergelaran yang

pengerjaannya tidak sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut nilai

artistik yang dikandungnya.27

Didalam Undang-Undang Hak Cipta aransemen merupakan hak ekslusif

yang dimilik oleh pencipta dari lagu dan termasuk dalam hak ekonomi yang

dimiliknya hal ini termuat dalam pasal 9 ayat 1 huruf d undang-undang Hak

Cipta. Aransemen terdiri dari tiga jenis adalah sebagai berikut. Aransemen Vokal,

Aransemen Instrumen, dan Aransemen Campuran. Dapat diuraiakan secara jelas

terkait dengan jenis-jenis tersebut yaitu:28

1. Aransemen Vokal (Suara)

Setiap lagu dapat dibuatkan aransemen khusus vokal, yaitu dalam dua

suara, tiga suara, atau empat suara. Aransemen vokal dalam dua suara

adalah aransemen lagu yang paling mudah. Penyusunan aransemen vocal

dalam tiga dan empat suara memerlukan lebih banyak persyaratan

2. Aransemen Instrumen (Musik)

Penyusunan aransemen instrumen sangat berbeda dengan aransemen

vokal. Aransemen instrumen harus disesuaikan dengan alat-alat musik

26

Yugi Al, 15 Genre atau Jenis-jenis Musik Terlengkap + Sejarahnya. diakses

https://www.eduspensa.id/jenis-jenis-musik-genre-musik/ Pada tanggal 1 januari 2018 pukul 09.00

Wib. . 27

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2006. Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2. Cetakan ke- 7, Jakarta: Balai Pustaka. Hlm. 54. 28

Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Aransemen Pada Tanggal 20 Desember 2017

Pukul 13.00 Wib.

Page 25: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

yang nantinya dipakai untuk memainkan lagu tersebut. Semakin lengkap

alat musik yang digunakan, semakin banyak pula kemungkinan variasi

yang dapat diciptakan.

3. Aransemen Campuran

Aransemen campuran adalah campuran aransemen vokal dan

instrumen. Teknik yang dilakukan adalah menggabungkan dua jenis

aransemen yang telah ada.29

2.3 FAIR USE DALAM COVER LAGU DI MEDIA YOUTUBE

2.3.1 KONSEP FAIR USE PADA MUSIK DAN LAGU

Fair Use dalam terjemahan Bahasa Indonesia berarti penggunaan yang wajar,

mempunyai arti lain dimana sesorang dapat menggunakan karya orang lain tanpa

seizin pemegang karya cipta tersebut. Fair use di Indonesia diatur pada bagian VI

“pembatasan hak cipta” Pasal 43-45 Undang-undang hak cipta Nomor 28 Tahun

2014. Pembatasan penggunaan yang wajar di dalam hak cipta atau yang dikenal

dengan istilah “fair use” mempunyai arti dimana UUHC mengizinkan pemakaian,

pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak

ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dan hal itu dilakukan terbatas

untuk kegiatan yang bersifat tidak untuk komersial termasuk untuk kegiatan sosial.

Doktrin fair use digunakan di negara Amerika, sedangkan dibeberapa negara

seperti India dan Inggris menggunakan istilah “fair dealing”. Prinsip fair use di

negara Amerika diatur dalam United States Copyright Act 1976 terdapat dalam pasal

107 sebagai berikut:

“….the fair use of a copyrighted work, including such use by

reproduction in copies or phonorecords or by any other means specified

by that section, for purposes such as criticism, comment, news

29

Ibid.

Page 26: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

reporting, teaching (including multiple copies for classroom use),

scholarship, or research, is not an infringement of copyright.”

Dari pasal 107 dapat dipahami bahwa pengaturan mengenai pembatasan

penggunaan wajar tau fair use dalam United States Copyright Act menjelaskan

penggunaan yang wajar dari sebuah karya hak cipta, termasuk penggunaan tersebut

oleh reproduksi dalam salinan phonerecord atau oleh orang untuk tujuan seperti

kritik, komentar, laporan berita, mengajar (termasuk beberapa salinan untuk

penggunaan di dalam kelas), pendidikan, atau penelitian, bukan merupakan

pelanggaran hak cipta. Lebih lanjut terkait apakah penggunaan karya tersebut

merupakan penggunaan yang wajar atau merupakan pelanggaran hak cipta pada

lanjutan dari section 17 Copyright Art 1976 menyebutkan:

“…In determining whether the use made of a work in any particular

case is a fair use the factors to be considered shall include

(1) the purpose and character of the use, including whether such use is of

a commercial nature or is for nonprofit educational purposes;

(2) the nature of the copyrighted work;

(3) the amount and substantiality of the portion used in relation to the

copyrighted work as a whole; and

(4) the effect of the use upon the potential market for or value of the

copyrighted work.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Negara Amerika konsep fair use

terhadap karya cipta haruslah dipertimbangkan menggunakan empat faktor yang telah

disebutkan didalam section 107 Copyright Art 1976. Faktor pertama dilihat dari

tujuan dan karakter penggunaan, termasuk apakah penggunaan semacam itu memiliki

sifat untuk tujuan komersial atau untuk tujuan pendidikan nonprofit. kedua sifat dari

karya cipta yang dilindungi, ketiga melihat jumlah dan bagian penting yang

Page 27: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

digunakan dari keseluruhan ciptaan, keempat faktor efek dari penggunaan terhadap

pasar atau terhadap nilai dari karya ciptaan yang digunakan.

Konvensi Berne pun juga membahas tentang pengunaan wajar atau fair use

ini, hal ini atur dalam ketentuan terhadap pembatasan dan/atau pengecualian termuat

di dalam Article 2 yang mendefinisikan karya sastra dan seni, tetapi memberikan

sejumlah keterbatasan dan pengecualian terhadap perlindungan seperti: Naskah-

naskah resmi dari sumber legislatif, administratif serta naskah hukum hukum,

termasuk terjemahan resmi dari naskah-naskah yang disebutkan ( artikel 2.4); Berita

dan informasi pers ( artikel 2. 8 ); Pidato politik dan pembelaan dalam proses

peradilan (artikel 2 bis 1).

Konvensi Berne juga mengatur tentang pengecualian terhadap karya cipta

dimana sesorang dapat menggunakan karya cipta tersebut tanpa harus meminta izin

dari pencipta karya dalam batas penggunaan yang wajar. Berikut adalah

pengecualian-pengecualian dalam konvensi berne yang telah penulis terjemahkan

kedalam Bahasa indonesia sebagai berikut:30

1) Pengutipan

Hal ini diatur dalam artikel 10 (1): bahwa diperbolehkannya membuat

kutipan-kutipan dari suatu karya cipta yang telah secara hukum dibuat

untuk umum dengan ketentuan bahwa perbuatan tersebut dilakukan sesuai

dengan penggunaan yang adil/prakter yang jujurdan batasnya tidak

melebihi yang dibenarkan oleh tujuan dari karya cipta yang di kutip

termasuk kutipan dari artikel surat kabar dan majalah dalam bentuk

ringkasan pers.

2) Kepentingan pengajaran

Hal ini diatur dalam artikel 10 (2): bahwa diperbolehkan untuk

menggunakan karya sastra dan seni untuk batas yang dibenarkan oleh

tujuan untuk keperluan pengajaran selama digunakan sesuai dengan 30

Disarikan dari beberapa artikel didalam Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works 1967.

Page 28: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

praktek yang jujur. Penggunaan terhadap kutipan dan untuk kepentingan

mengajar harus menyebutkan atas sumber dan atas nama pencipta atau

pengarangnya.

3) Penggunaan artikel koran dan majalah

Hal ini diatur dalam artikel 10bis (1): menjelaskanpenggunaan atas

karya cipta diperbolehkan melakukan reproduksi melalui penerbitan,

penyiaran atau mempublikasikan kepada masyarakat terhadap artikel yang

diterbitkan di dalam sebuah koran atau jurnal yang membahas mengenai

masalah ekonomi, politik, ataupun masalah agama dan dalam melakukan

penyiaran atas karya cipta tersebut terkait hal reproduksi, penyiaran, atau

publikasi tersebut tidak secara tegas dilarang namun dengan syarat sumber

harus disebutkan.

4) Kuliah, ceramah dan karya cipta sejenis

Termuat dalam artikel 2bis (2): mengatur kondisi di mana jenis-jenis

karya cipta secara lisan, dapat digunakan untuk tujuan pelaporan

diperbolehkan juga untuk melakukan reproduksi oleh penerbitan, penyiar

dan dipublikasikan kepada masyarakat.

5) Penyiaran dan hak-hak yang terkait

Artikel 11bis mengatur tentang hak penyiaran dan komunikasi umum,

akan tetapi artikel 11bis (2) memberikan pengecualian dalam atikel 11 bis

(1) Pencipta dari karya cipta sastra dan seni memiliki hak eksklusif dalam

hal

a) penyiaran dari karya ciptanya atau mengumumkan kepada

masyarakat dengan nirkabel, suara atau gambar;

b) setiap pengumuman kepada masyarakat dengan kabel atau dengan

penyiaran ulang dari penyiaran karya cipta tersebut.

Page 29: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

c) Pengumuman kepada masyarakat dengan pengeras suara atau

dengan alat transmisi yang sejenis, suara atau gambar dan

penyiaran karya cipta tersebut.

Sehingga selama tidak dalam keadaan yang merugikan hak moral

dari pencipta atau tidak mendapakan suatu keuntungan atau tujuan

komersial, maka hal tersebut diperbolehkan.

6) Rekaman musik

Artikel 13 (1) menjelaskan bahwa setiap negara anggota konvensi

dapat menetukan perlindungan negara itu sendiri dan hak eksklusif yang

diberikan kepada pencipta musik dan lagu untuk memberikan lisensi

terhadap karya cipta tersebut. Namun hak eksklusif tersebut tidak berlaku

apabila seseorang yang menggunakan musik dan lagu ciptaanya tidak

digunakan untuk mendapatkan sebuah imbalan atau untuk tujuan

komersial.

Pengaturan fair use dalam konvensi Berne juga teruat di artikel 9 (2) yang

berbunyi “It shall be a matter for legislation in the countries of the Union to permit

the reproduction of such works in certain special cases, provided that such

reproduction does not conflict with a normal exploitation of the work and does not

unreasonably prejudice the legitimate interests of the author”. Dimana dapat

disimpulkan bahwa fair use di dalam konvesi Berne dapat diberikan apabila terhadap

pembatasan dan pengecualian yang diberikan bersifat khusus, tidak bertentangan

dengan dengan penggunaan secara wajar terhadap karya ciptaan yang dilindungi dan

tidak merugikan kepentingan yang sah dari pencipta karya tersebut.

Terkait prinsip Fair Use, di Indonesia juga telah menentukan ciptaan-ciptaan

yang tidak dilindungi hak ciptanya. Hal ini diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014. Hal ini berarti terhadap ciptaan-ciptaan yang tercantum

didalam pasal 42, tidak menjadi objek dari hak cipta sehingga tidak mendapatkan

perlindungan atas ciptaan tersebut. Ciptaan yang menyebutkan tidak ada hak cipta

atas antara lain:

Page 30: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

a. hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;

b. peraturan perundang-undangan;

c. pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;

d. putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau

e. kitab suci atau symbol keagamaan.

Ada dua batasan yang ditetapkan oleh ketentuan UUHC Indonesia yaitu

Batasan yang tanpa syarat dan batasan dengan syarat. Batasan tanpa syarat dapat

dijumpai dalam Pasal 43 UUHC yang meyebutkan bahwa tidak dianggap sebagai

pelanggaran hak cipta:

a. Pengumuman dan/atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan

menurut sifatnya yang asli;

b. Pengumuman dan/atau perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan

dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali apabila hak

cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-

undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri atau ketika

ciptaan itu diumumkan dan/atau diperbanyak; atau

c. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor

berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain,

dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

Pada Pasal 44 UUHC, dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau

dicantumkan, tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta:

a. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan

suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari

pencipta;

b. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna

keperluan penyelenggaran pemerintahan, legislative maupun pengadilan;

c. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna

keperluan:

Page 31: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

(i) Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu

pengetahuan; atau

(ii) Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta.

d. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra

dalam huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika

Perbanyakan itu bersifat komersial;

e. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas

dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan

umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat

dokumentasi yang non-komersial semata-mata untuk keperluan

aktivitasnya;

f. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis

atas karya arsitektur, seperti ciptaan bangunan;

g. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik

program komputer dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

2.3.2 PEMENUHAN FAIR USE PADA COVER LAGU DI YOUTUBE

Youtube merupakan situs web yang menyediakan berbagai macam video.

Menurut penulis youtube juga dapat disebut sebagai media sosial, karena di youtube

sendiri para pengguna dapat berhubungan satu sama lain, layaknya media tempat

dimana orang-orang dapat berinteraksi sosial satu dengan yang lainnya. Di dalam

media sosial ini tersedia mulai dari video klip sampai film, serta video-video yang

dibuat oleh pengguna youtube sendiri. Tidak sedikit orang-orang yang menjadi

terkenal hanya dengan meng-upload video mereka di youtube. Oleh karena itu

youtube menjadi salah satu pilihan bagi orang-orang yang ingin mencoba

peruntungan. Mulai dari meng cover lagu (memreproduksi dan membawakan ulang

lagu dari versi asli pencipta yang di arasemen) bisa menjadi sebuah pilihan. Tidak

sedikit artis-arti masa kini yang awalnya terkenal karena youtube. dan juga

Page 32: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

penggunanya yang membuat video-video mereka menjadi viral dan menarik perhatian

para produser rekaman.

Berkaitan dengan media sosial tersebut bahwasannya media Youtube, telah

menjadi suatu alternatif dalam suatu pengumuman sebuah karya lagu dari para

pencipta dan pemegang hak cipta dari lagu tersebut. Berdasarkan pasal 1 angka 11

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta bahwa: Pengumuman

adalah pembacaan, penyiaran, pameran, suatu ciptaan dengan menggunakan alat

apapun baik elektronik atau non elektronik atau melakukan dengan cara apapun

sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.31

Tidak jarang ditemukan suatu penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

karena adanya media sosial youtube tersebut karena kemudahan yang pasti terlihat di

media tersebut yaitu untuk mengakses dan mengunggah video-video dalam bentuk

dan jenis apapun sesuai keinginan para pengunggahnya, kemudian disisi lain bahwa

media ini kadang kala akan menjadi suatu media yang ampuh dalam membuat suatu

hal-hal yang berbau video diminati masyarakat secara luas, tetapi disamping itu juga

banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran berupa membawakan ulang dan aransemen

lagu-lagu yang sudah di ciptakan oleh para pencipta, kemudian untuk menambah

daya tarik pengunjung video dari pengunggah, pengunggahnya tersebut jutru

membuat suatu video yang telah di daur ulang kembali tanpa seizin dari pemegang

hak cipta dan penciptanya.

Terkait cover lagu, di youtube sendiri ternyata menjadi hal yang sensitif

karena didalamnya terdapat hak-hak seperti hak terkait dan hak eksklusif yang riskan

dilanggar oleh para pengguna media tersebut. Sehingga youtube pun membuat

ketentuan tersendiri mengenai program cover musik dan lagu. Youtube sendiri dalam

mengatur tindakan covering lagu.

Youtube mengatur bahwa, terkait hak cipta didalam tindakan cover lagu dan

musik harus melihat faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat dikatakan

31

Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Page 33: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

bahwa tindakan tersebut merupakan penggunaan yang wajar atau melanggar hak

cipta, faktor-faktor yang dimaksut adalah:32

1. Tujuan dan karakter penggunaannya, meliputi apakah penggunaan

tersebut bersifat komersial atau untuk tujuan pendidikan nonprofit.

Pengadilan biasanya berfokus pada apakah penggunaan tersebut

bersifat "transformatif." Artinya, apakah penggunaan menambahkan

ekspresi atau makna baru pada materi asli, atau hanya salinan dari aslinya.

Penggunaan komersial kemungkinan kurang dianggap sebagai

penggunaan wajar, meskipun monetisasi video dapat dilakukan dan masih

ada manfaat yang dapat diambil dari penggunaan wajar.

2. Sifat karya yang memiliki hak cipta

Menggunakan materi dari karya yang sebagian besar merupakan

kenyataan lebih dapat dianggap sebagai penggunaan wajar dibandingkan

dengan menggunakan karya yang benar-benar fiksi.

3. Jumlah dan substansialitas bagian yang digunakan dalam kaitannya

dengan karya berhak cipta secara keseluruhan

Meminjam sebagian kecil materi dari karya original lebih cenderung

dianggap sebagai penggunaan yang diperkenankan daripada meminjam

bagian yang besar. Namun, dalam situasi tertentu, pengambilan sebagian

kecil materi bisa dianggap bukan penggunaan yang diperkenankan, yaitu

jika yang digunakan merupakan "inti" dari karya yang dimaksud.

4. Efek dari penggunaan pada potensi pasar, atau nilai dari, karya berhak

cipta

Penggunaan yang merugikan pemilik hak cipta untuk mendapatkan

keuntungan dari karya aslinya, tidak dianggap sebagai penggunaan wajar.

32 https://www.youtube.com/intl/id/yt/about/copyright/fair-use/#yt-copyright-resources.

Diakses pada tanggal 12 Januari 2018, 22.13 WIB.

Page 34: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Dari faktor yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa youtube tidak

mempermasalahkan para penggunanya untuk melakukan tindakan covering lagu dan

musik, dengan catatan memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh youtube

yang telah disesuaikan dengan hukum internasional dan hukum yang berkembang di

indonesia. Terkait cover lagu dan musik, youtube juga melindungi kepentingan dari

dua pihak yaitu baik pemegang hak cipta maupun pengguna hak cipta/peng-cover.

Penulis mengklarifikasi perlindungan hak yang diberikan oleh youtube kepada

pemegang hak cipta maupun bagi pengguna hak cipta/pelaku cover music dan lagu,

sebagai berikut:

a. Pemegang Hak Cipta

Pemegang hak cipta mendapatkan perlindungan dari youtube terkait karya

ciptanya yang di cover, bentuk perlindungan yang didapat antara lain

1. Pemegang hak cipta dapat mengklaim hak atas karya yang di cover,

sehingga pemegang hak cipta dapat memberikan teguran kepada

pengguna karyanya dan dapat meminta kepada youtube untuk

menghapus video cover atas lagu/musiknya.33

2. Mendapatkan royalti dari cover lagu atas karyanya apabila pengguna

mengaktifkan monetize (dikomersilan/diuangkan melalui pihak

youtube kepada pihak pengiklan) pada video cover.34

b. Pengguna Hak Cipta/Pelaku cover

Pelaku cover mendapat perlindungan atas karya cover lagu dan music dari

karya asli pencipta oleh youtube dengan catatan tidak untuk kegiatan

komersial, mencantumkan sumber dengan jelas dan tidak merugikan bagi

pemegang ha katas karya asli dari lagu dan music tersebut.35

33 https://support.google.com/youtube/answer/2902117?hl=id&ref_topic=2778545. Diakses

pada tanggal 12 Januari 2018, 22.08 WIB.

34 https://support.google.com/youtube/topic/1115889?hl=id&ref_topic=2676320 .

Diakses pada tanggal 12 Januari 2018, 22.15 WIB. 35

https://www.youtube.com/intl/id/yt/about/copyright/fair-use/#yt-copyright-resources di akses pada tanggal 12 Januari 2018 pukul 22.20 WIB.

Page 35: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Cover atau “Memainkan atau membawakan kembali” merupakan salah satu

bentuk dari penggunaan hak ekonomi selain pencipta oleh pihak lain yaitu seperti

yang diatur dalam pasal 9 UUHC. Perbuatan memainkan kembali tersebut sesuai

dengan huruf g yaitu perbuatan “Pengumuman ciptaan” sedangkan untuk memainkan

kembali suatu lagu dengan mengaransemen sesuai dengan huruf d yaitu

Pengadaptasian, pengaransemenan atau pentransformasian ciptaan.

“Pengumuman” menurut pasal 1 angka 11 adalah pembacaan, penyiaran,

pameran, suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun baik elektronik atau non

elektronik atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca,

didengar, atau dilihat orang lain. Sehingga memainkan lagi sebuah lagu orang lain

sesuai dengan frase “...Melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat

dibaca, didengar, atau dilihat orang lain”. Maksud Frase “Melakukan dengan cara

apapun” merujuk sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tetapi masih

belum spesifik mengenai perbuatan nya. Frase “dengan cara apapun sehingga suatu

ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat orang lain” merujuk pada bentuk tujuan

perbuatan yang dimaksud dalam frase sebelumnya yaitu perbuatan yang dilakukan

dengan tujuan suatu ciptaan tersebut dapat didengar atau dilihat orang lain.

Dalam hal cover lagu, pengguna lagu karya orang lain ini meng-cover

/membawakan lagi lagu dengan berbagai tujuan dan berbagai tempat, salah satu

contohnya seperti media sosial youtube, soundcloud, Instagram dan contoh lain di

café-café atau tempat makan serta di kegiatan belajar mengajar dikelas contohnya di

Fakultas Seni dan Pertunjukan Universitas Satya Wacana. Pada prinsipnya meng-

cover ini adalah sama yaitu “menggumumkan” dimana para pelaku cover lagu ini

menyinggung hak ekslusif dari pemilik karya lagu tersebut.

Penulis mengambil contoh dalam praktiknya peng-cover memainkan kembali

lagu tersebut didepan umum yang tujuannya untuk memberikan keuntungan bagi

mereka sendiri secara ekonomis maupun memberikan keuntungan bagi pihak pemilik

cafe itu sendiri agar meningkatkan daya tarik terhadap tempatnya. Maka

kesimpulannya memainkan kembali seperti yang telah dilakukan didepan umum

maka dikategorikan sebagai penggunaan hak ekonomi pencipta.

Page 36: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Poin pentingnya, bahwa dalam cover musik dan lagu banyak orang yang

menggunakan hak ekonomi tersebut tanpa seizin dari pencipta sehingga idealnya

perbuatan tersebut dapat menyebabkan seseorang dikatakan melanggar UUHC

spesifiknya hak ekonomi pencipta, dikarenakan dalam pasal 9 ayat (2) memberikan

kata “wajib” untuk mendapatkan izin dari pencipta ketika seseorang ingin

melaksanakan hak ekonomi pencipta. Konsekuensi dicantumkannya kata “wajib”

,menjadi suatu keharusan untuk dilakukan tanpa terkecuali, dalam hal ini orang yang

memainkan kembali tersebut diwajibkan untuk meminta izin pencipta atau pemegang

hak cipta pada ciptaan.

Terkait dengan cover lagu, tindakan ini bersinggungan dengan tindakan

aransemen, karena pada praktiknya cover lagu dibarengi dengan tindakan aransemen

terhadap lagu tersebut menyesuaikan dengan gaya/genre maupun dari peng-cover

lagu tersebut. Aransemen lagu juga merupakan salah satu hak eksklusif yang termuat

dalam pasal 9 UUHC. Dalam hal hak ekonomi yang digunakan oleh orang adalah

huruf d yang mengatakan “Pengadaptasian, pengaransemen atau pentransformasian

Ciptaan.” Dalam prakteknya orang yang memainkan kembali dengan

mengaransemen lagu seorang pencipta termasuk sebagai “Pengaransemen” karena

maksud dari kata tersebut menunjukkan dimana orang yang memainkan kembali

lagu/ peng-cover melakukan sedikit perubahan terhadap lagu ciptaan orang lain,

dalam hal ini lagu tersebut sedikit dirubah tetapi tidak menghilangkan konstruksi

dasar lagunya seperti yang kita lihat banyaknya lagu-lagu dimainkan kembali di

youtube sedikit merubah unsur lagunya seperti mengganti genre musiknya.

Contohnya adalah lagu yang bergenre pop kemudian diaransemen menjadi dangdut

tetapi perubahan tersebut tidak menghilangkan esensi lagunya. Kesimpulannya

aransemen lagu orang lain dikategorikan penggunaan hak ekonomi pencipta seperti

yang diatur dalam huruf d.

Didalam Undang-Undang Hak Cipta sebenarnya tidak menyebutkan secara

jelas mengenai pembatasan yang wajar dan pengecualian terhadap cover lagu atau

membawakan/memainkan ulang lagu milik orang lain. Namun tersirat didalam pasal

43 huruf d, yaitu “perbuatan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta

Page 37: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

meliputi: (d) pembuatan dan penyebarluasan konten Hak Cipta melalui media

teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat tidak komersial dan/atau

menguntungkan pencipta atau pihak terkait atau pencipta tersebut tidak menyatakan

keberatan atas pembuatan dan penyerbarluasam tersebut.”

Penulis berfokus pada penggalan kalimat “…konten Hak Cipta melalui

media teknologi informasi dan komunikasi…” kata konten berasal dari Bahasa

inggris “content” yang berarti informasi yang tersedia melalui media atau produk

elektronik, penyampaian konten ini dapat dilakukan melalui berbagai media seperti

internet, televisi, compact disk (CD) mauapun audio.36

Audio bercirikan sesuatu yang

mengandung unsur bunyi sehingga lagu dan music sekalipun itu karya cover

sehingga kata lagu dan music serta karya cover termasuk ke dalamnya. Kemudian

kata “melalui media informasi dan komunikasi”, hal ini jelas bahwa youtube

termasuk media informasi dan komuikasi maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

cover lagu tersirat diatur didalam pasal 43 huruf d sebagai tindakan fair use atau

sebagai penggunaan yang wajar terhadap karya lagu orang lain bukan merupakan

sebuah pelanggaran hak cipta lagu dan music, dengan ketentuan tidak memberatkan

kepentingan dari pemilik lagu tersebut.

Di pembahasan sebelumnya penulis menguraikan bahwa, dalam UUHC

sendiri mengenal tentang pembatasan dalam penggunaan kepentingan yang wajar

(fair use) terhadap sebuah karya ciptaan. Namun konsep pembatasan penggunaan

kepentingan yang wajar (fair use) dibatasi dengan tujuan dan keperluan untuk

menggunakan suatu karya ciptaan, dimana diatur secara jelas dalam pasal 44 ayat 1

huruf d UUHC yang berbunyi:

“Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang

substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika

sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk

keperluan:

36

https://id.wikipedia.org/wiki/Konten diakses pada tanggal 17 Januari 2018 pukul 15.20 WIB.

Page 38: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta”

Konsep fair use ini aplikatif untuk cover lagu, dimana kegiatan cover lagu di

YouTube merupakan tindakan penggunaan dan pengubahan suatu karya ciptaan

seseorang seluruh atau sebagian yang dibawakan ulang serta menyebutkan sumber

ciptaan lagu yang di cover secara jelas serta tidak merugikan bagi pemegang hak

terkait dari ciptaan tersebut karena tidak melanggar hak moral dan tidak bertujuan

untuk kegiatan ekonomi atau bersifat komersil dengan kata lain tidak bersifat

merugikan bagi pemegang hak atas karya tersebut.

Cover lagu yang dipublikasikan di media sosial YouTube tidak dapat

dikatakan melanggar hak dari pencipta lagu tersebut apabila tidak merugikan bagi

pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan komersil serta tidak melanggar hak

terkait dari pencipta lagu asli. Penyataan tersebut selaras UUHC pasal 43 ayat 1 huruf

d yang menyatakan “Perbuatan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta

meliputi: (d) pembuatan dan penyebarluasan konten Hak Cipta melalui media

teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat tidak komersial dan/atau

menguntungkan Pencipta atau pihak terkait, atau Pencipta tersebut menyatakan tidak

keberatan atas pembuatan dan penyebarluasan tersebut.” Cover lagu tercakup dalam

pasal tersebut, karena karya cover lagu yang disebarluaskan melalui media YouTube

dimana tidak bertujuan untuk komersil dan pemegang hak atas lagu tidak merasa

keberatan karyanya di cover dan di share melalui media YouTube.

Penulis menguatkan argumen bahwa cover lagu di media youtube bukanlah

pelanggaran hak cipta sepanjang memenuhi ketetntuan fair use atau pembatasan yang

telah ditentukan dengan beberapa sumber-sumber hukum yang ada yang pertama dari

Konvensi Berne tahun 1967 mendukung cover lagu di youtube sebagai tindakan yang

memenuhi fair use, konvensi berne juga memberi ketentuan yang dikenal dengan

three-step-test yang termuat dalam artikel 9:

“1. Authors of literary and artistic works protected by this Convention shall

have the exclusive right of authorizing the reproduction of these works, in any

manner or form.

Page 39: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

2. It shall be a matter for legislation in the countries of the Union to permit

the reproduction of such works in certain special cases, provided that such

reproduction does not conflict with a normal exploitation of the work and

does not unreasonably prejudice the legitimate interests of the author.

3. Any sound or visual recording shall be considered as a reproduction for

the purposes of this Convention.”

Penulis memfokuskan pembahasan pada artikel 9 dimana apabila disarikan konvensi

berne ini selaras dengan argument penulis bahwa tindakan cover merupakan fair use,

cover di youtube yang sejatinya merupakan pengumuman karya berbentuk suara dan

gambar (audiovisual) termuat dalam artikel 9 ayat 3 cover lagu merupakan tindakan

reproduksi dan dilanjutkan dengan artikel 9 ayat 2 “…provided that such

reproduction does not conflict with a normal exploitation of the work and does not

unreasonably prejudice the legitimate interests of the author.” Dapat dipahami cover

lagu dapat dikatakan fair use bila penggunaannya wajar dan tidak merugikan pemilik

lagu dan music tersebut. Argumen ini penulis perkuat lagi dengan ketentuan yang

termuat dalam artikel 9 (2):

“.It shall be a matter for legislation in the countries of the Union to

permit the reproduction of such works in certain special cases,

provided that such reproduction does not conflict with a normal

exploitation of the work and does not unreasonably prejudice the

legitimate interests of the author.”

Sehingga pada dasarnya konvesi berne memperbolehkan tindakan menggunakan atau

membawakan kembali lagu orang lain dengan ketetentuan tidak bertentangan dengan

penggunaan yang wajar dan tidak merugikan kepentingan dari pemilik lagu tersebut,

dan negara yang meratifikasi konvensi ini termasuk indonesia berhak menentukan

matasan-batasan dari pemenuhan fair use.

Penulis juga megacu pada United States Copyright Art 1976 terkait

pemenuhan fair use dalam cover lagu dan music di media youtube sebagai tindakan

yang tidak melanggar hak cipta dari pemilik lagu dan musik. United States Copyright

Page 40: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

Art 1976 memuat ketentuan kondisi fair use didalam artikel 107 untuk menentukan

apakah menyanyikan ulang lagu yang diumumkan media sosial youtube termasuk

kedalam pelanggaran atau termasuk kedalam fair use, yakni penulis menguji

menggunakan faktor-faktor sebagai berikut:37

1) pertama yaitu tujuan dan karakter penggunaan, apakah digunakan

untuk kepentingan komersial atau non-komersial. Apabila digunakan

untuk kepentingan non-komersial maka dapat dikategorikan sebagai

fair use, namun apabila untuk komersial harus mendapatkan lisensi

dari pencipta lagu tersebut.

2) kedua yaitu sifat dari karya cipta yang dilindungi. Sifat dasar dari

ciptaan terkadang diukur melalui kreativitas dan originalitas yang

diinvestasikan oleh pencipta.38

apabila pengguna hanya menyalin lagu

ciptaan tersebut sebanyak yang dibutuhkan untuk kepentingannya,

maka tindakan dalam menyanyikan ulang lagu yang diumumkan di

media youtube dianggap sebagai menggunaan yang wajar.

3) ketiga yaitu jumlah dan porsi substansi isi yang digunakan, semakin

banyak bagian yang diambil, semakin besar kemungkinan terjadinya

pelanggaran, “banyak” dalam konteks ini dapat didefinisikan dengan

substansi kualitas yang diambil. Artinya, pengambilan bagian yang

substansial atau pokok dari ciptaan yang dianggap sebagai

pelanggaran, penilaian perlu dilakukan untuk menentukan apakah

termasuk kedalam fair use atau pelanggaran.

4) Faktor terakhir yaitu efek dari penggunaan terhadap pasar atau

terhadap nilai dari karya ciptaan yang digunakan yakni dampak yang

akan ditimbulkan yang dapat merugikan hak cipta. Penggunaan yang

merugikan kemampuan pemilik hak cipta untuk mendapatkan

37

Artikel 107 United States Copyright Art 1976 38 Stanford Universities Libraries and Academic Information Sources, Justia, NOLO,

LibraryLaw.com&Onecle,Chapter 9: Fair use and What is Fair use, Measuring fair use : The

Fourth Factors dalam http://fairuse.stanford.edu/overview/fair-use/ diakses pada tanggal 16

Januari 2018 pukul 13.15

Page 41: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

keuntungan dari karya aslinya cenderung tidak dianggap sebagai

penggunaan wajar.39

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalan United States Copryright Art 1976 pun

selaras dengan argument penulis bahwa cover di media youtube merupakan tindakan

fair use bila memenuhi keempat faktor yang dimuat dalam artike 107.

Penulis juga mengambil contoh dimana, sebenarnya tindakan cover dapat

dikatakan pelanggaran apabila ketentuan yang telah dipaparkan penulis sebelumnya

tidak terpenuhi. Penulis mengambil contoh dalam kasus cover lagu yang dilakukan

Eni Sagita penyanyi Dangdut dan Grup Musiknya dimana berdasarkan surat dakwaan

Jaksa Penuntut Umum pada 5 Desember 2013, Eni Sagita pada pokoknya didakwa

telah melakukan pelanggaran Hak Cipta dikarenakan telah dengan sengaja dan tanpa

hak menyiarkan kepada umum suatu ciptaan sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 72 ayat (2) UUHC 2002.

Setelah dilakukan pemeriksaan pengadilan, Hakim Pengadilan Negeri

Nganjuk melalui Putusan nomor 10/Pid.B.Sus/2014/PN.Ngjk akhirnya menyatakan

Eni Sagita telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “dengan sengaja menyiarkan kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil

pelanggaran Hak Cipta”. Yang dilakukan oleh Eni Sagita dan grup musiknya adalah

membuat cover version atau membawakan ulang lagu yang berjudul “Oplosan”,

dimana sebelumnya lagu ini pernah dibawakan oleh penyanyi atau artis lain yang

bukan merupakan pencipta lagu tersebut. Lagu Oplosan pernah dibawakan oleh

Wiwik Sagita dan dilakukan reproduksi ulang terhadapnya, namun dengan adanya

lisensi atau izin dari Nur Bayan selaku pencipta lagu.

Dalam kasus ini, berdasarkan keterangan dari Nur Bayan selaku pencipta

lagu Oplosan dan berdasarkan keterangan dari Eni sendiri, tidak ada izin dan lisensi

yang diberikan oleh Nur Bayan kepada Eni Sagita untuk dapat menyanyikan lagu

Oplosan. dikarenakan tidak adanya keterangan tersebut di dalam putusan maka Eni

39 Anonim, 2000, Copyright, Fair use, & Educational Multimedia FAQ, Blackboard,

Inc.,hlm.3 dari situs http://www.blackboard.com/Platforms/Learn/Products/Blackboard-Digital-

Content.aspx diakses pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 13.15

Page 42: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

dan Grup Musiknya tidak memiliki hak untuk mengumumkan lagu Oplosan kepada

umum apalagi dilakukan dengan tujuan komersial.

Dasar pertimbangan hakim menjatuhkan putusan bahwa tindakan yang

dilakukan Eni Sagita dan Grup Musiknya bukan tindakan fair use melainkan tindakan

yang melanggar hak eksklusif yang dimiliki Nur Bayan terhadap lagu oplosan antara

lain “Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi ahli dipersidangan, menyanyikan

lagu dalam sebuah acara konser atau acara yang dilakukan dihadapan umum untuk

keperluan komersil termasuk kategori mengumumkan atau menyiarkan lagu

sebagaimana UU No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta, yang kemudian jika untuk

kepentingan komersil maka si penyanyi haruslah meminta ijin dari si pencipta lagu;”

dan “…bahkan pada saat menyanyikan terdakwa tidak menyebutkan nama pencipta

lagu oplosan tersebut”40

.

Dari dasar tersebut dapat kita pahami bersama bahwa Eni Sagita secara sadar

dan sengaja membawakan kembali lagu Oplosan dalam acara-acara yang disebutkan

dalam putusan untuk kepentingan komersial tanpa memnita izin terlebih dahulu,

sehingga tindakan cover yang dilakukan Eni tidak memenuhi ketentuan tindakan fair

use dimana alasan yang pertama adalah tujuannya untuk kepentingan komersil dan

tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Nur Bayan untuk membawakan ulang

kembali lagu Oplosan dengan tujuan komersial sehingga melanggar hak ekonomi

yang dimiliki pencipta lagu tersebut. Kedua, bahkan pada saat menyanyikan Eni

Sagita tidak menyebutkan nama pencipta lagu oplosan sehingga hak moral Nur Bayan

pun juga terlanggar. Sehingga semua pengecualian-pengecualian yang telah

dipaparkan penulis sebelumnya tidak terpenuhi menjadikan cover lagu Oplosan yang

Eni Sagita bukan merupakan tindakan fair use akan tetapi pelanggaran hak Cipta.

Konsep penggunaan kepentingan yang wajar (fair use) ini aplikatif untuk di

berlakukan terhadap tindakan cover lagu di media YouTube dimana peng-cover lagu

boleh melakukan cover lagu terhadap suatu karya seseorang dengan menyebutkan

sumber yang memuat judul lagu dan penciptanya secara jelas serta tidak ditujukan

untuk kegiatan yang bersifat komersil di media sosial YouTube. Sehingga tindakan

40

Putusan Nomor 10/Pid.BSus/2014/PN.Ngjk

Page 43: BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU · 2018. 11. 29. · BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP HAK CIPTA LAGU . 2.1 TINJAUAN UMUM HAK CIPTA LAGU . 2.1.1 PENGERTIAN HAK CIPTA Secara

cover lagu di YouTube tidak dapat dikatakan melanggar apabila tidak merugikan bagi

pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan komersil dan dalam batas wajar

kepentingan penggunaan hak cipta.

Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tindakan cover atau

memainkan kembali lagu dan musik orang lain diperbolehkan dan tidak termasuk

tindakan yang melanggar hak cipta tetapi dengan catatan bahwa ciptaan tersebut

harus disebutkan sumbernya dimana diketemukan lagu tersebut dan siapakah pencipta

lagunya. Catatan kedua bahwa dengan memainkan kembali juga tidak sampai

merugikan kepentingan yang wajar pencipta.