bab ii landasan teori ii.1 audit ii.1.1 pengertian auditthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2009-2-00486-ak...

25
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Secara garis besar Auditing dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sudah selaras dengan yang digariskan atau belum. II.1.1 Pengertian Audit Terdapat pengertian dari beberapa ahli tentang pengertian pemeriksaan akuntansi ( Audit ) antara lain: Menurut Arens dan Loebbecke (2003), definisi auditing adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a component, independent person“ (p.9). Menurut Soekrisno Agoes (2004) adalah: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut” (h.3). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan akuntansi adalah suatu proses pengumpulan dan penilaian bahan bukti (evidence) tentang informasi

Upload: habao

Post on 17-Sep-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Audit

Secara garis besar Auditing dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang

membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya

audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sudah selaras dengan yang

digariskan atau belum.

II.1.1 Pengertian Audit

Terdapat pengertian dari beberapa ahli tentang pengertian pemeriksaan akuntansi ( Audit

) antara lain:

Menurut Arens dan Loebbecke (2003), definisi auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the information and

established criteria. Auditing should be done by a component, independent person“ (p.9).

Menurut Soekrisno Agoes (2004) adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta

catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut” (h.3).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan akuntansi

adalah suatu proses pengumpulan dan penilaian bahan bukti (evidence) tentang informasi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

yang dapat diukur dari suatu kesatuan ekonomi untuk menentukan kesesuaian informasi

dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

II.1.2 Unsur-unsur Audit

Definisi pemeriksaan akuntansi (Audit) secara umum menurut Mulyadi

(2002) memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan berikut ini:

1. Suatu proses sistematik.

Pemeriksaan akuntan merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu

rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi.

2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif.

Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari

pernyataan yang dibuat oleh individu atas badan usaha serta untuk

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kebijakan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi

di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses

pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang

dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu

pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari

empat laporan keuangan pokok; neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas,

laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa

laporan biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

4. Menetapkan tingkat kesesuaian.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil

pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan dekat tidaknya

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Kriteria yang ditetapkan

Patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai kesesuaian

informasi yang dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh manajemen dan

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

6. Penyampaian hasil pemeriksaan.

Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan (auditing) sering disebut dengan

pengesahan (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis

dalam bentuk laporan akuntan (audit report). Pengesahan dalam bentuk

laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan

masyarakat keuangan atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu

perusahaan. Misalnya jika akuntan menyatakan bahwa laporan keuangan yang

diperiksanya adalah wajar, maka pemakai laporan keuangan akan

mempercayai informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. Sebaliknya

jika akuntan publik menyatakan bahwa laporan keuangan yang diperiksanya

tidak wajar maka kepercayaan pemakai laporan keuangan terhadap laporan

tersebut akan berkurang atau hilang.

7. Pemakai yang berkepentingan

Dalam dunia usaha pemakai yang berkepentingan terhadap laporan akuntansi

adalah pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi

buruh, dan inspeksi pajak. Pada dasarnya auditing bersifat menentukan apakah

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

informasi-informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar kejadian-

kejadian ekonomi yang muncul selama periode akuntansi.(h.9)

II.1.3 Jenis – jenis Audit

Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf,

A.A. (2001) mengelompokkan audit menjadi 3 jenis yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan merupakan audit atau pemeriksaan yang dilakukan

oleh auditor independen terhadap laporan keuangan suatu entitas, yang

bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan

telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya kriteria itu

adalah prinsip akuntasi yang berlaku umum

2. Audit Operasional

Audit Operasional merupakan penelaahan atas bagian dari prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas

kegiatan organisasi tersebut. Pada akhir audit operasional juga akan diajukan

saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalanya proses operasional

dalam organisasi.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan bertujuan menentukan apakah klien telah mengikuti

peraturan atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki

otoritas lebih tinggi, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan seperti

manajemen dan dewan komisaris, maupun pihak ekstern misalnya pemerintah.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Hasil pemeriksaan ketaatan pada umumnya dilaporkan kepada pihak yang

berwenang atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.” (h. 4-

6).

II.2. Audit Operasional

Dengan berkembangnya suatu perusahaan diikuti dengan kompleksnya aktivitas

yang dijalankan, hal ini menuntut pelaksanaan aktivitas yang efisien dan efektif untuk

mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengetahui

perbandingan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai

dibandingkan dengan kondisi yang ada diperlukan audit. Audit yang dilakukan tidak

cukup hanya audit keuangan saja yang penekanannya pada penilaian yang sistematis dan

obyektif serta berorientasi historis dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang

ketelitian dan keandalan data keuangan serta pengamanan harta atas kewajaran laporan

keuangan yang telah diperiksa.

Disamping itu pimpinan perusahaan juga memerlukan informasi yang terkait

dengan aktivitas operasional perusahaan , audit ini merupakan perluasan dari audit

keuangan disebut dengan Audit Operasional.

II.2.1. Pengertian Audit Operasional

Menurut Arens dan Loebbecke (2003) mengemukakan definisi audit

operasional sebagai berikut:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

“ An operational audit is a review of any part of an organization’s operating

procedures and method for the purpose of evaluating efficiency and

effectiveness’” (p.12).

Melihat dari definisi diatas beberapa hal yang merupakan inti dari pengertian

audit operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Audit operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan atau

keadaan pada suatu organisasi dengan tujuan untuk memeriksa efisiensi dan

efektivitas suatu kegiatan.

2. Audit operasional bertujuan menilai cara – cara pengelolaan yang diterapkan

dalam objek audit operasional berupa kegiatan, program , unit atau fungsi

yang menjadi bagian dari suatu organisasi sudah berjalan dengan baik.

3. Tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah untuk :

a.) menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan.

b.) mengidentifikasi kemungkinan perbaikan.

II.2.2. Tujuan Audit Operasional

Audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan

operasi/aktivitas objek yang diaudit, dengan memberikan saran – saran perbaikan prestasi

kerja sehingga menjadi lebih baik.

Menurut Agoes.S (2004),Tujuan umum dari audit operasional antara lain:

1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi yang ada

dalam perusahaan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya)

yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah

ditetapkan oleh top management.

4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, sistem

pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka

meningkatkan efisiensi,efektifitas dan ekonomis dari kegiatan operasional

perusahaan.

Tujuan utama dalam audit operasional adalah untuk membantu pihak manajemen

dalam menemukan dan memecahkan beragam masalah dengan cara

merekomendasikan berbagai tindakan perbaikan yang diperlukan. (h.175)

II.2.3. Jenis – jenis Audit Operasional

Menurut Tunggal .A.W (2000) ada tiga kategori audit operasional, yaitu:

1. Audit Fungsional (functional audit)

Audit Fungsi adalah suatu alat untuk mengkategorikan aktivitas usaha, seperti fungsi

penagihan atau fungsi produksi. Suatu audit fungsional berhubungan dengan satu

atau banyak fungsi yang lebih banyak dalam suatu organisasi.

2. Audit organisasi (organizational audit)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Audit organisasional berhubungan dengan setiap unit organisasi secara keseluruhan,

seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Tekanan dalam suatu audit

organisasi adalah seberapa efisien dan efektifnya fungsi-fungsi tersebut saling

berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkordinasikan

aktivitas yang ada, sangat penting dalam audit jenis ini.

3. Penugasan khusus (special assignment)

Penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen. Audit ini dapat terjadi

sewaktu-waktu, dapat pula dalam suatu pelaksanaan audit operasional secara

fungsional maupun organisasional,terdapat variasi yang luas untuk audit demikian

(h.35&36).

II.2.4. Temuan Audit Operasional

Tunggal, A.W. (2008) menyatakan, “ Suatu yang penting dalam audit adalah

pengembangan temuan –temuan untuk dikomunikasikan kepada pihak-pihak lain. Kata

temuan atau findings diartikan sebagai himpunan informasi-informasi mengenai kegiatan,

organisasi, kondisi atau hal-hal yang lain yang telah dianalisa atau dinilai serta

diperkirakan akan menarik atau berguna untuk pejabat yang berwenang. Penyusunan

temuan yang baik harus mencakup :

1. Kondisi (condition)

Adalah keadaan yang menggambarkan kenyataan yang terjadi di perusahaan. Audit

operasional memerlukan temuan fakta awal dalam tahap pekerjaan lapangan (field

work). Ketika temuan fakta digunakan untuk menyatakan suatu kondisi, auditor perlu

memeriksa dan menguji operasi dan data terkait untuk membuat fakta lebih jelas.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Pernyataan kondisi ini memberikan titik referensi kepada temuan yang berkaitan

dengan kriteria yang ada.

2. Kriteria (criteria)

Adalah ukuran atau standar yang harus diikuti atau kondisi yang seharusnya ada dan

merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, yang

bisa berupa kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, kebijakan perusahaan sejenis

atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah. Didalam menganalisis kondisi saat

ini, auditor harus memperhatikan kondisi apa yang diharapkan untuk dapat mencapai

sasaran tujuan organisasi. Dalam menentukan kriteria yang tepat untuk suatu kondisi

yang spesifik, auditor memandang dari segi hukum dan perundang-undangan yang

relevan, kontrak yang ada, kebijakan, sistem dan prosedur, peraturan internal dan

eksternal, tanggung jawab dan wewenang, standar, jadwal, rencana, serta dasar-dasar

manajemen yang baik.

3. Sebab (cause)

Adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku dan apa

penyebab terjadinya kondisi tersebut di perusahaan serta bagaimana terjadinya.

Temuan audit tidaklah lengkap sampai auditor secara penuh mengidentifikasi

penyebab atau alasan terjadinya penyimpangan dari kriteria. Faktor paling utama dari

temuan audit yaitu menentukan penyebab kelemahan. Penyebab ini adalah alasan

kenapa kegiatan operasional menjadi tidak efisien, efektif dan ekonomis.

4. Akibat (effect)

Adalah dampak dari tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.

Salah satu tujuan utama dalam melaksanakan audit operasional adalah mendorong

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

manajemen operasional melakukan tindakan positif untuk mengoreksi temuan atas

kekurangan operasional yang diidentifikasi oleh tim audit. Dalam membantu

manajemen menetukan seberapa serius kondisi tersebut mempengaruhi operasinya.

5. Rekomendasi (recommendation)

Menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan masalah yang

dikemukan dalam temuan. Keberhasilan penyempurnaan suatu temuan audit adalah

pengembangan rekomendasi sebagai suatu tindakan yang harus diambil untuk

mengoreksi kondisi yang tidak diinginkan saat ini. Rekomendasi haruslah masuk akal

untuk diikuti dengan sebuah penjelasan mengapa kondisi ini terjadi, penyebabnya,

dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berulangnya hal tersebut.” (h.186)

II.2.5 Tahap-tahap dalam Audit Operasional

Tahap –tahap dalam audit operasional menurut Agoes.S (2004) adalah sebagai

berikut :

1. Survey Pendahuluan ( Preliminary Survey)

Tujuan dari preliminary survey adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar

belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek dari organisasi,

kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa agar dapat

diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.

Informasi umum dan latar belakang yang diperlukan ,misalnya :

Untuk Organisasi :

• Lokasi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Manajemen

• Sejarahnya

• Jumlah Pegawai

• Kebijakan Manajemen

• Kewajiban / aspek hukum

• Akte pendirian dan perubahan serta pengesahan

• Kewajiban – kewajibannnya

Untuk suatu aktivitas :

• Jenis Aktivitas

• Lokasi

• Orang yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut

• Kebijakan yang menyangkut aktivitas

• Prosedur khusus untuk penyelesaian aktivitas

Untuk suatu program :

• Tujuan program

• Hubungan antar organisasi/unit yang dibentuk atau digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut

• Kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan program tersebut

• Peraturan-peraturan administratif yang berkaitan dengan program tersebut.

2. Penelahaan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Intern (Review and Testing of

Management Control System)

Tujuan dari penelahaan dan pengujian atas sistem pengendalian intern ialah :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative

audit objective dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi –

transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian

manajemen.

• Untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan

adalah kompeten jika audit diperluas kedalam detail examination

(pemeriksaan secara rinci). Istilah manajemen yang digunakan mencakup

keseluruhan sistem dari organisasi, termasuk perencanaan, kebijakan dan

prosedur-prosedur yang ditetapkan dan praktik-praktik yang dijalankan

dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan perusahaan.

Sistem pengendalian manajemen mencakup seluruh kegiatan-kegiatan

manajemen, baik yang menyangkut akuntansi maupun tidak, baik kegiatan

manajemen didalam maupun di luar manajemen.

Dengan mendapatkan bukti-bukti dari masing-masing elemen dari

tentative audit objective, auditor dapat menentukan apakah tentative audit

objective tersebut dapat dijadikan firm audit objective sebagai dasar untuk

melakukan tahap berikutnya (detailed examination). Jika auditor dapat

memperoleh bukti-bukti yang kompeten dalam melaksanakan penelahaan

dan pengujian atas Sistem Pengendalian Intern, berarti auditor dapat

meyakinkan dirinya mengenai keandalan informasi yang diperoleh dari

sistem pengendalian manajemen.

3. Pengujian Terinci (detailed examination).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Dalam tahapan ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup,

kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja

yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-

penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective dan bagaimana effects dari

penyimpangan-penyimpangan tersebut, dan besar kecilnya effect tersebut yang

menimbulkan kerugian perusahaan.

Bukti – bukti yang dikumpulkan harus diikhitisarkan, masing-masing yang

berkaitan dengan kriteria,sebab dan akibat dalam firm audit objective.

Dari ikhtisar tersebut harus bisa ditentukan temuan audit yang mengakibatkan

terjadinya ketidakefisienan dan pemborosan (ketidakhematan), yang diperlukan untuk

penyusunan Laporan Audit Manajemen.

4 Pengembangan Laporan ( report development )

Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus diperiksa

kembali oleh manager audit sebelum didiskusikan dengan auditee.

Komentar dari auditee mengenai apa yang disajikan dalam konsep laporan harus

diperoleh (sebaiknya secara tertulis).

Auditee bisa saja berbeda pendapat mengenai temuan dan perbedaan pendapat tersebut

harus dicantumkan dalam laporan audit. (h.178)

II.3 Penjualan

II.3.1. Pengertian Penjualan

Pengertian penjualan menurut Mulyadi (2001) Kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

penjualan kredit jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau

penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang dari

pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ditangani oleh perusahaan melalui sistem

penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa diserahkan oleh

perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan

Penjualan secara tunai ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. (h.202)

Untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan yang telah

diterapkan perusahaan,aktivitas penjualan perlu direncanakan dengan baik terlebih

dahulu.

Secara umum penjualan dapat dibagi menjadi :

1. Penjualan Tunai

Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa segera diikuti dengan

pembayaran dari pembelian.

2. Penjualan Kredit

Dalam penjualan secara kredit, pada saat penyerahan barang atau jasa, penjual menerima

tanda bukti penerimaan barang dari pembeli sekaligus merupakan pernyataan untuk

melakukan penagihan dikemudian hari. Inilah bukti yang menimbulkan adanya piutang

dari pihak penjual.

II.3.2. Fungsi –fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dengan penjualan tunai menurut Mulyadi (2001) ialah

:

• Fungsi Penjualan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi

faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut

kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

• Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

• Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh

pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.

• Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan

barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli

• Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan

penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. (h.462)

Fungsi yang terkait dengan penjualan kredit menurut Mulyadi (2001) ialah

:

• Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada

pelanggan terpilih, juga melakukan pengumpulan informasi tentang

kemampuan keuangan calon anggota dengan meminta fotocopy rekening

bank, keterangan gaji atau data dari sumber-sumber lain.

• Fungsi Penjualan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Fungsi ini bertanggung jawabmelayani kebutuhan barang pelanggan, mengisi

faktur penjualan kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi

pengiriman melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.

• Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab menyediakan barang yang diperlukan pelanggan

sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang

diterima dari fungsi penjualan.

• Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab menyerahkan barang yang kuantitas, mutu dan

spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan

kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

• Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi bertambahnya piutang kepada

pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang

diterima dari fungsi pengiriman.

• Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodik

kepada pemegang kartu kredit. (h.204-205)

II.3.3. Informasi yang diperlukan Manajemen

Informasi yang diperlukan oleh manajemen terkait dengan penjualan tunai

ialah :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertentu

• Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai

• Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu.

• Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam

penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi

nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen

dari kegiatan penjualan tunai.

• Kuantitas produk yang dijual

• Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

• Otorisasi pejabat yang berwenang. (h.463)

Informasi yang diperlukan oleh manajemen terkait dengan penjualan

kredit ialah :

• Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertentu

• Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan

kredit.

• Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu.

• Nama dan alamat pembeli.

• Kuantitas produk yang dijual

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

• Otorisasi pejabat yang berwenang.(h.205)

II.3.4. Dokumen yang digunakan

Dokumen – dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai antara lain :

a. Faktur penjualan tunai

b. Pita register kas (cash register tape )

c. Creedit card sales slip

d. Bill of lading

e. Faktur penjualan COD ( cash on delivery sales )

f. Bukti setor bank

g. Rekapitulasi harga pokok penjualan (h.463)

Dokumen – dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit antara lain :

1. Faktur Penjualan Kartu Kredit

2. Surat Tagihan (h.205)

II.3.5.Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Penjualan tunai antara lain :

• Jurnal penjualan

• Jurnal penerimaan kas

• Jurnal umum

• Kartu persediaan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Kartu gudang (h.468)

Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Penjualan Kredit antara lain :

• Jurnal penjualan

• Kartu Piutang

• Kartu Gudang (h.207)

II.3.6. Prosedur Penjualan

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai :

• Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan

membuat faktur penjualan untuk memungkinkan pembeli melakukan

pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi

gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan

kepada pembeli.

• Prosedur penerimaan kas

Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari

pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan

cap ”lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk

memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang

dibelinya dari fungsi pengiriman.

• Prosedur penyerahan barang

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada

pembeli.

• Prosedur pencatatan penjualan tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi

penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan

barang yang dijual dalam kartu persediaan.

• Prosedur penyetoran Kas ke bank

Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran

dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam

prosedur ini, fungsi kas menyetorkan kas yang diterima penjualan tunai ke

bank dalam jumlah penuh.

• Prosedur pencatatan penerimaan kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam

jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari

bank melalui fungsi kas.

• Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok

penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.

Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi

membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan

harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum. (h.467-470)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit :

• Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan

menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi

penjualan membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya

kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut

memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.

• Prosedur Pengiriman barang.

Dalam Prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan

oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada

pembelisesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan

kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan

barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang dari

pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan.

• Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan

kartu kredit ke dalam kartu piutang.

• Prosedur Penagihan

Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu

kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi

penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang

kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kredit.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

• Prosedur Pencatatan Penjualan

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan kartu

kredit ke dalam jurnal penjualan. (h.209-210)

II.4 Pengendalian Internal

Mengacu pada pendapat Mukhtar A.M. (2002) pengendalian internal adalah proses

pemberian pengaruh terhadap suatu aktivitas suatu objek, makhluk hidup atau sistem.

Pengendalian dapat membantu perusahaan dalam mengontrol kegiatan perusahaan dan

merupakan suatu tujuan dari sistem akuntansi. Akuntansi membantu mencapai tujuan dengan

mendesain sistem pengawasan yang efektif dan mengaudit sistem tersebut untuk meyakinkan

tercapainya tujuan dengan efektif.

II.4.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang

dikutip oleh Mukhtar A.M. (2002) definisi dari pengendalian internal adalah sebagai

berikut:

“Merupakan perencanaan organisasi guna mengkoordinasikan metode atau cara

pengawasan dalam suatu perusahaan untuk menjaga asset perusahaan guna meningkatkan

tingkat kepercayaan dan akurasi data akuntansi serta menjalankan operasional perusahaan

secara efisien” (h.41).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

Sedangkan menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) (2001) menyatakan,

”Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan personel entitas lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan

yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan

pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap

peraturan dan hukum yang berlaku.” (h.319.2).

II.4.2 Tujuan Pengendalian Internal

Mengacu pada pendapat Mukhtar A.M. (2002) tujuan dari pengendalian adalah

untuk mengurangi/memperkecil kerugian perusahaan yang timbul dari beberapa

kemungkinan kerusakan, misalnya:

1. Pemakaian sumber-sumber produksi atau dana yang tidak efisien.

2. Keputusan manajemen yang salah.

3. Kesalahan yang tidak terdeteksi dalam proses data.

4. Kecelakaan dalam proses produksi.

5. Kehilangan aset oleh kecerobohan pegawai dan pencurian.

6. Akibat yang timbul karena kurangnya pengertian dari pegawai terhadap

kebijaksanaan perusahaan.

II.4.3 Unsur-unsur Pengendalian Internal

Mengacu pada pendapat Arens & Loebbecke (alih bahasa Amir Abadi Jusuf)

(2003) struktur pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan

prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Kelima kategori ini disebut sebagai

komponen struktur pengendalian intern yang terdiri dari (1) lingkungan pengendalian, (2)

penetapan risiko manajemen, (3) sistem informasi dan komunikasi, (4) aktivitas

pengendalian, dan (5) pemantauan.

Deskripsi dari komponen-komponen diatas adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian

Tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak

harmonis, dan pemilik satu entitas mengenai pengendalian dan arti pentingnya.

2. Penetapan risiko oleh manajemen

Identifikasi dan analisis oleh manajemen atas risiko yang relevan terhadap penyiapan

laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Sistem komunikasi dan informasi akuntansi

Metode yang dipakai mengidetifikasi, menggabungkan, mengklasifikasikan,

mencatat, dan melaporkan transaksi satu entitas untuk menjamin akuntabilitas untuk

aktiva yang terkait.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Auditthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00486-AK Bab 2.pdf · Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang ... mengelompokkan audit

4. Aktivitas pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memenuhi tujuannya

untuk pelaporan keuangan.

5. Pemantauan

Penilaian efektivitas rancangan operasi struktur pengendalian intern secara periodik

dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah manajemen telah

dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan.