bab ii landasan teori - bina sarana informatika · pendukung sistem itu sendiri....
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem,
sebagai contohnya adalah sistem komputer yang terdiri dari subsistem perangkat
keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari
subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen
pendukung sistem itu sendiri. Subsistem-subsistem yang ada saling berinteraksi dan
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut tercapai.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Mardi (2014:3) menegaskan bahwa, “Sistem merupakan suatu
kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling
berintegrasi satu sama lain”.
Menurut Mahatmyo (2014:5) menyimpulkan bahwa, “Sistem secara
umum mempunyai makna sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari berbagai
elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Oktafianto (2016:2) menyimpulkan bahwa, “Sistem adalah
sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai
sasaran atau tujuan tertentu”. Pendekatan yang menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling
8
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang
lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai
kumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Schonderberg dalam Oktafianto (2016:3), secara ringkas
menjelaskan bahwa sistem adalah :
1. Komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain.
2. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentuknya.
3. Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
4. Memiliki input dan output-nya yang dibutuhkan oleh sistem lainnya.
5. Terdapat proses yang mengubah input menjadi output.
6. Menunjukan adanya entropi.
7. Memiliki aturan.
8. Memiliki subsistem yang lebih kecil.
9. Memiliki deferensi antar subsistem.
10. Memiliki tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan
(input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Hal ini dapat digambarkan
dalam model sistem berikut :
Sumber: Oktafianto (2016:3)
Gambar II.1.
Model Sistem
Pengolahan
(processing)
Keluaran
(output)
Masukan
(input)
9
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogianto dalam Oktafianto (2016:4) mendefinisikan bahwa,
“Sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan
bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem”. Adapun karakteristik
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Komponen Sistem (Component system)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen–komponen sistem tersebut
dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat
sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang
disebut dengan supra sistem.
b. Batasan Sistem (Boundary system)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem
lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi
sistem tersebut, dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga
dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan selalu harus
10
dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup sistem
tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran
suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan
melewati penghubung, dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang
membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai
contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance
input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data”
adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (Output system)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti
contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, dimana
informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan
atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.
g. Pengolahan Sistem (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran. Sebagai contoh sistem akuntansi, sistem ini akan mengolah -
11
data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik.
Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada
gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang
telah direncanakan.
Sumber: Sutabri (2012:20)
Gambar II.2.
Karakteristik Sistem
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut Tyoso (2016:1) menegaskan bahwa, “Sistem merupakan suatu
kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan yang
memiliki sasaran berbeda-beda dalam penanganannya”.
Menurut Sutabri (2012:15) menegaskan bahwa, “Sistem merupakan suatu
bentuk integritas antara satu komponen dengan komponen yang lain karena sistem
12
memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi didalam sistem
tersebut”.
Dari kedua definisi para ahli mengemukakan sistem memiliki sasaran yang
berbeda untuk setiap kasus yang terjadi didalam sistem, maka dari itu sistem dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem Abstrak (Abstract System) adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-
ide yang tidak tampak secara fisik. Contohnya, sistem yang berupa pemikiran
tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan Sistem Fisik
(Physical System) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan
mata. Contohnya, sistem komputer dan sistem penjualan.
2. Sistem Alamiah (Alamiah System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made
System)
Sistem Alamiah (Alamiah System) adalah sistem yang keberadaannya terjadi
karena proses alam, bukan buatan manusia. Sedangkan Sistem Buatan Manusia
(Human Made System) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau
campur tangan manusia.
3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabillistic
System)
Sistem Tertentu (Deterministic System) yaitu sistem yang operasinya dapat
diprediksi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti. Sedangkan Sistem Tak Tentu (Probabillistic System) yaitu sistem
yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
13
4. Sistem tertutup dan Sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya, sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima
masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
2.1.4. Pengertian Informasi
Menurut Djahir dan Pratita (2015:8) mendefinisikan bahwa, “Informasi
merupakan suatu kesatuan yang tampak maupun tidak tampak fungsinya untuk
mengurangi ketidak pastian suatu keadaan atau peristiwa di masa depan”.
Menurut Gordon B. Davis dalam Pratita (2015:9) mengatakan bahwa,
“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si
penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan
yang sekarang atau keputusan yang akan datang”.
Menurut Edhy Sutanta dalam Oktafianto (2016:9) mendefinisikan bahwa:
Informasi merupakan hasil pengolahan data, sehingga menjadi bentuk
yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.
Menurut Oktafianto (2016:9), Dapat disimpulkan bahwa :
a. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan.
b. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi menurunkan
ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan).
14
c. Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu para pengelola
dapat mengetahui kondisi objektif perusahaannya.
d. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang
dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu.
2.1.5. Siklus Informasi
Menurut Sutabri (2012:26) Siklus Informasi merupakan, “Data yang
diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses tertentu”.
Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima
informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti
menghasilkan tindakan yang akan membuat sejumlah data kembali, data tersebut
akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya
membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information
cycle) atau disebut juga siklus pengolahan data (data processing cycle). Adapun
siklus informasi sebagai berikut :
Sumber: Sutabri (2012:26)
Gambar II.3.
Siklus Informasi
15
2.1.6. Nilai Informasi
Menurut Sutabri (2012:30) menjelaskan bahwa, “Nilai dari informasi
ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya”. Suatu
informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh lebih berharga
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya
digunakan untuk beberapa kegunaan, sehingga tidak mungkin atau sulit untuk
menghubungkan antara informasi tentang suatu masalah dengan biaya untuk
memperolehnya, karena sebagian besar informasi digunakan tidak hanya oleh satu
pihak saja di dalam perusahaan.
Keuntungan dari sebagian besar informasi tidak dapat dihitung dengan
suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Nilai informasi biasanya
dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai ini didasarkan
atas 10 sifat, yaitu :
1. Mudah diperoleh
Sifat ini menunjukan kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh informasi.
Kecepatannya dapat diukur, misalnya 1 menit banding 24 jam. Akan tetapi
berapa nilainya bagi pemakai informasi sulit untuk mengukurnya.
2. Luas dan lengkap
Sifat ini menunjukan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai
volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat
kabur dan karena itu sulit untuk mengukurnya.
16
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis kesalahan,
yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam berhubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan
masalah yang sedang dihadapi sedangkan semua keluaran yang lainnya tidak
berguna, sifat ini sulit untuk diukur.
5. Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui, yang lebih pendek dari siklus
untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran
kepada para pemakai, biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal ketepatan
waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditingkatkan
dengan menanggapi permintaan pelanggan mengenai ketersediaan barang-
barang inventaris.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat kejelasan informasi. Informasi hendaknya terbatas
dari istilah-istilah yang tidak jelas.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan apakah informasi tersebut dapat digunakan untuk
membuat lebih dari satu keputusan, tetapi juga apakah dapat digunakan untuk
lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, akan tetapi dalam
beberapa hal dapat diukur dengan suatu nilai tertentu.
17
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan sejauh mana informasi itu dapat diuji oleh beberapa
pemakai hingga sampai didapatkan kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan untuk mengubah informasi
tersebut guna untuk mendapatkan kesimpulan yang telah diarahkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan dan lainnya juga
sering dianggap sebagai informasi.
2.1.7. Kualitas Informasi
Menurut Tata Sutabri dalam Oktafianto (2016:10) menegaskan bahwa,
“Kualitas informasi tergantung dari tiga (3) hal yang sangat dominan yaitu
keakuratan informasi, ketepatan waktu dari informasi dan relevan. Ketiga hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Akurat
Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Dalam prakteknya,
mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak sekali gangguan gangguan
yang datang yang dapat merubah isi dari informasi tersebut. Ketidak akuratan
dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau
kesengajaan sehingga merusak atau merubah data asli.
18
2. Tepat Waktu
Informasi yang diterima harus tepat waktu, sebab kalau informasi yang diterima
terlambat maka informasi tersebut sudah tidak berguna lagi. Informasi yang
dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang
tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan akan berakibat fatal.
3. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi ini akan
digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu
permasalahan. Relevasi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lain
berbeda, misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin
produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih
relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2.1.8. Pengertian Sistem Informasi
Untuk memahami pengertian sistem informasi, harus dilihat keterkaitan
antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk sistem informasi. Data
merupakan nilai, keadaan atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun.
Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
atau mendatang.
Menurut Yakub dalam Oktafianto (2016:11) mengatakan bahwa, “Sistem
informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi
yang berhubungan dengan proses penciptaan aliran informasi”.
19
Menurut Ida Nuraida dalam Oktafianto (2016:11) mengatakan bahwa,
“Sistem Informasi merupakan perangkat prosedur yang terorganisasi dengan
sistematik, bila dilaksanakan akan meyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembuatan keputusan”.
Menurut Sutabri (2012:38) menegaskan bahwa :
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang
diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:14) menegaskan bahwa,
“Sistem informasi merupakan komponen-komponen dari subsistem yang saling
berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu
mengolah data menjadi informasi”.
Menurut Kristanto (2008:12) menegaskan bahwa, “Sebuah sistem
informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer
serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak tersebut”. Selain itu data juga memegang peranan penting
dalam sistem informasi. Data yang akan dimasukan dalam sebuah sistem informasi
dapat berupa formulir-formulir, prosedur-prosedur dan bentuk data lainnya.
2.1.9. Komponen Sistem Informasi
Menurut Burch dan Grudnistki dalam Oktafianto (2016:13) berpendapat
bahwa, “Sistem informasi terdiri dari komponen- komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), terdiri dari blok masukan, blok model, blok
keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali”. Sebagai suatu sistem,
20
6 (enam) blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu
kesatuan untuk mencapai sasarannya.
1. Blok masukan (input block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Yang dimaksud
dengan input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok model (model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output blok)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technoloy block)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu
Teknisi (brainware), Perangkat lunak (software) dan perangkant keras
(hardware).
5. Blok basis data (database blok)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
21
dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasi. Data perlu disimpan dalam
basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam
basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (database
management system).
6. Blok kendali (control block)
Banyak hal dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, temperatur,
air, debu, kecurangan, kegagalan pada sistem itu sendiri, ketidak efisien,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dicegah
dan bila telanjur terjadi maka kesalahan kesalahan dapat dengan cepat diatasi.
2.1.10. Sistem Informasi Manajemen
Menurut Oktafianto (2016:15) mendefinisikan bahwa, “Sistem Informasi
Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang
berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu”.
Menurut Kendall dan Kendall (2014:3) menyimpulkan bahwa, “Sistem
Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi
yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan komputer”. Dengan
bantuan manusia, perangkat lunak (program komputer), dan perangkat keras
(komputer, printer dll) agar berfungsi dengan baik, sistem informasi manajemen
22
mendukung spektrum tugas-tugas organisasi yang lebih, termasuk analisis
keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data. Basis
data menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna
menginterpretasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output
informasi, yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu
menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi meski
tidak berupa struktur tunggal.
2.1.11. Pengertian Akuntansi
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:37) mengemukakan bahwa:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan kejadian
dan transaksi yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses tersebut,
yang diolah oleh akuntansi adalah informasi keuangan yang berasal dari
transaksi atau kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Niswonger, dkk dalam Puspitawati (2011:37) menyatakan
bahwa, “Akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh
pemakai informasi yang bersangkutan”.
Menurut Bahri (2016:2) menegaskan bahwa, “Akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, pengikhtisiran, dan pelaporan atas suatu transaksi
dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi dan berdasarkan standar yang
diakui umum”.
Berdasarkan jenis kegiatan perusahaan dalam mengelola akuntansi maka
menurut Bahri (2016:4), perusahaan digolongkan menajdi tiga (3) jenis perusahaan
yaitu:
23
1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam menjual jasa.
Perusahaan menyediakan berupa pelayanan, berupa memberikan keindahan dan
kesenangan pada konsumen. Perusahaan jasa biasanya terbagi dalam profesi
(pengacara, akuntan, konsultan pajak dan notaris); perjalanan dan akomodasi
(perusahaan pengangkutan, hotel, apartemen); reperasi dan pemeliharaan
(bengkel kendaraan, cleaning service, dan cuci kendaraan); persewaan
(persewaan mobil, persewaan pusat-pusat pertokoan dan persewaan gedung);
komunikasi (surat kabar, telpon dan televisi); pelatihan dan keterampilan (kursus
akuntansi, kursus komputer dll); keuangan (perbankan, sewa guna kantor, dan
kartu kredit), dan pelayanan (biro perjalanan, biro periklanan, tukang foto, salon
kecantikan dan penjahit).
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya menjual barang dengan
tidak mengubah bentuk dari barang yang dijual tersebut. barang yang dijual
disebut barang dagangan. Contoh perusahaan dagang adalah penjualan hasil
produksi, dan penjualan surat-surat berharga.
3. Perusahaan Industri
Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dijual. Contoh perusahaaan industri adalah pabrikasi
(pabrik semen, pabrik sepatu, pabrik elektronik dll); prakitan (prakitan
kendaraan, prakitan elektronik, prakitan pesawat); kerajinan (kerajinan ukiran,
kerajinan bodir dan home industry); perkebunan (perkebunan teh dan perkebuan
24
buah-buahan dan sayur-mayur); peternakan (ternak ayam,kambing,unggas);
pengawetan (pengawet kulit,ikan, daging).
2.1.12. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:58) mendefinisikan bahwa,
“Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang
untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi, yang mengcakup siklus
pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi dan pengembangan sistem
informasi”.
Menurut Anastasia (2011:4) mendefinisikan bahwa, “Sistem Informasi
Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data
serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan”.
Sistem informasi akuntansi juga memiliki tujuan serta manfaat-manfaat
tersendiri, menurut Anastasia (2011:5), tujuan informasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Mengamankan harta dari kekayaan perusahaan.
2. Menghasilkan beragam informasi untuk mengambil keputusan.
3. Menghasilkan informasi untuk pihak exsternal.
4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau devisi.
5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit.
6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran perusahaan.
7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perancanaan.
Sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan
dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan. Meskipun tidak ada dua
25
organisasi yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi
yag serupa. Kejadian ini menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat
dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum. Keempat siklus
ini terdiri dari :
1. Siklus Pendapatan
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke
entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan.
2. Siklus Pengeluaran
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-
entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
3. Siklus Produksi
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi
barang dan jasa.
4. Siklus Keuangan
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal
termasuk kas.
2.1.13. Siklus Akuntansi
Menurut Wiyasha (2010:33) menegaskan bahwa :
Sebagai suatu bidang ilmu, akuntansi memiliki siklus yang harus dipenuhi.
Artinya, satu tahapan dalam siklus merupakan prasyarat untuk tahapan
siklus selanjutnya. Setelah satu siklus selesai, tahapan mulai lagi dari awal,
demikian selanjutnya dan aktivitas tersebut merupakan suatu yang
berulang hingga menjadi suatu siklus.
Menurut Wiyasha (2010:33), Siklus akuntansi merupakan tahapan-
tahapan dalam akuntansi yang terdiri dari :
1. Pengumpulan data transaksi keuangan
26
2. Analisis transaksi
3. Membukukan transaksi keuangan pada jurnal
4. Membukukan pada buku besar
5. Menyiapkan neraca percobaan
6. Menyiapkan jurnal penyesuaian
7. Menutup buku
8. Menyiapkan laporan keuangan
Menurut Supriyati (2011:4) menjelaskan bahwa :
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan akuntansi secara sistematis mulai
dari bukti transaksi, jurnal, buku besar, jurnal penyesuaian, neraca saldo,
neraca lajur, dan laporan keuangan serta jurnal penutup akun-akun yang
berhubungan dengan pendapatan dan biaya serta beban dan jurnal penutup
untuk akun-akun yang berhubungan dengan kekayaan, utang juga modal
perusahaan.
Berikut ini adalah siklus akuntansi yang sesuai dengan proses akuntansi
yang biasa digunakan oleh perusahaan.
Sumber: Supriyati (2011:9)
Gambar II.4.
Siklus Akuntansi
27
2.1.14. Sistem Akuntansi Pendapatan
Perusahaan akan menghasilkan suatu pendapatan yang diterima oleh
perusahaan tersebut. Menurut Baridwan (2008:29) mendefinisikan bahwa,
“Pendapatan (Revenue) adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan
usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanyan) selama suatu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha”.
Menurut Maria (2007:34) mengemukakan bahwa, “Pendapatan adalah
aliran masuk dana (kas atau lainnya) yang diperoleh perusahaan dalam suatu
periode akuntansi”. Pendapatan dibedakan atas :
1. Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang berhubungan langsung dengan
Kegiatan usaha.
2. Pendapatan di Luar Usaha adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan bunga karena perusahaan memiliki
deposito di bank.
2.1.15. Sistem Akuntansi Sewa
Menurut Nurachmad dan M.Hum (2012:47) menegaskan bahwa:
Pengertian sewa menyewa adalah suatu persetujuan untuk melakukan
peminjaman ketika pihak yang satu mengikatkan diri kepada pihak yang
lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang
disanggupi oleh pihak tersebut baik barang yang bersifat tetap maupun
yang bergerak sesuai kesepakatan yang telah dibuat.
Berikut syarat-syarat dalam perjanjian sewa menyewa :
1. Adanya pihak yang menyewa dan pihak penyewa.
2. Adanya objek sewa menyewa, yaitu jasa dan barang yang bergerak maupun tidak
bergerak.
28
3. Adanya kewajiban dari penyewa untuk menyerahkan uang pembayaran kepada
yang menyewakan.
2.1.16. Pengertian Jurnal Akuntansi
Menurut Bahri (2016:26) menjelaskan bahwa, “Jurnal adalah pencatatan
yang sistematis dan kronologis atas transaksi keuangan yang terjadi pada pada suatu
perusahaan”. Jurnal berbentuk kolom-kolom yang berisi tentang tanggal (date),
nama rekening/keterangan (account name), referensi (ref), debet dan kredit, semua
transaksi yang terjadi maka secara utuh dicatat pada satu tempat.
Menurut Wiyasha (2010:104) menyatakan bahwa, “Penjurnalan
merupakan proses pencatatan transaksi yang terjadi pada buku jurnal”. Pencatatan
transaksi pada jurnal dilakukan harian dan secara kronologis.
Penulis menyimpulkan jurnal adalah catatan berupa pendebetan dan
pengkreditan atas pengaruh transaksi dan disertai penjelasan-penjelasan yang
diperlukan untuk transaksi tersebut. Jurnal juga dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh dan kronologis atas semua transaksi perusahaan. Proses mencatat
sebuah transaksi pada jurnal disebut menjurnal. Jurnal dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa jurnal. Pada praktiknya, semua perusahaan akan menggunakan
jurnal. Untuk memperjelas penerapan debet dan kredit pada dokumen akuntansi,
Berikut diberikan ilustrasi pencatatan transaksi dalam jurnal.
Tabel II.1.
Jurnal Akuntansi
Tanggal Keterangan No.
Rek Debet Kredit
1 feb 04 Kas
Pendapatan Sewa Kamar
100 10.000.000
400 10.000.000
Sumber: Wiyasha (2010:71)
29
2.1.17. Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Satzinger, dkk dalam Puspitawati (2011:145) mendefinisikan
bahwa, “Perancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang menggambarkan
secara rinci bagaimana sistem akan berjalan, hal itu bertujuan untuk menghasilkan
produk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan user”.
Berdasarkan definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
perancangan sistem adalah proses perencanaan untuk merancang suatu sistem baru
atau memperbaiki suatu sistem yang telah ada sehingga sistem tersebut menjadi
lebih baik dan biasanya proses ini terdiri dari proses merancang input, output dan
file.
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Sistem analis dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan
dalam bentuk logical model. Media tools sistem merupakan alat yang dapat
digunakan untuk menggambarkan bentuk logical model dari suatu sistem, dimana
simbol-simbol, lambang-lambang dan diagram-diagram menunjukan secara tepat
arti fisiknya. Adapun tools sistem yang dimaksud untuk merancang model sistem
yang baru, contoh nya seperti : United Modelling Language (UML).
2.2.1. United Modelling Language (UML)
Menurut Nugroho (2009:4) mendefinisikan bahwa:
UML (Unified Modeling Language) adalah metodologi kolaborasi antara
metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling Technique), serta OOSE
(Object Oriented Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnya,
merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk
mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa “pemrograman berorientasi
objek (OOP)”.
30
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:137), “UML merupakan bahasa
visual untuk permodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan
menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified
Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam
bahasa pemrograman untuk memvisualisasikan suatu sistem.
Ada beberapa tujuan atau fungsi dari penggunaan UML, yang diantaranya:
1. Dapat memberikan bahasa permodelan visual kepada pengguna dari berbagai
macam pemerograman maupun proses rekayasa.
2. Dapat menyatukan praktek-praktek terbaik yang ada dalam permodelan.
3. Dapat memberikan model yang siap untuk digunakan, merupakan bahasa
permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan untuk
saling menukar model secara mudah.
4. Dapat berguna sebagai blue print, sebab sangat lengkap dan detail dalam
perancangannya yang nantinya akan diketahui informasi yang detail mengenai
koding suatu program.
5. Dapat memodelkan sistem yang berkonsep berorientasi objek, jadi tidak hanya
digunakan untuk memodelkan perangkat lunak (software) saja.
6. Dapat menciptakan suatu bahasa permodelan yang nantinya dapat dipergunakan
oleh manusia maupun oleh mesin.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:140), menjelaskan bahwa UML
terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam beberapa kategori.
Berikut adalah dagram dan beberapa contoh diagramnya adalah sebagai berikut :
31
1. Use Case Diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2015:155) mengatakan bahwa “Use
case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan ( behavior
system) informasi yang akan dibuat”.
Use case menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor, use case
diagram juga dapat mendeskripsikan tipe interaksi antara si pemakai sistem
dengan sistemnya. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang
ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi itu.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel
mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu
pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case, yaitu:
a. Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat
itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang.
b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
32
Sumber: Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2015 : 204)
Gambar II.5.
Use Case Diagram
2. Activity Diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2015:161) mengatakan bahwa,
“Diagram aktivitas atau activity diagram menggunakan workflow (aliran kerja)
atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada
perangkat lunak”.
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan aliran kerja
atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada
33
perangkat lunak. Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa
yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram
aktivitas banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/ user interface dimana
setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.
Sumber : Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2015:235)
Gambar II.6.
Activity Diagram
34
3. Sequence Diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2015:165) mengatakan bahwa
“Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima
antar objek”.
Untuk menggambarkan diagram sequence maka harus diketahui objek-
objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki
kelas yang menjadi objek itu. Membuat diagram sequence juga dibutuhkan
untuk melihat skenario yang ada pada use case.
Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah minimal
sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting
semua use case yang telah di definisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup
pada diagram sequence sehingga semakin bnayak use case yang didefinisikan
maka diagram sequence yang harus dibuat juga semakin banyak.
Sumber: Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2015 : 210)
Gambar II.7.
Sequence Diagram
35
4. Deployment Diagram
Diagram deployment menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses
eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat digunakan untuk
memodelkan hal-hal sebagai berikut :
a. Sistem tambahan yang menggambarkan rancangan device, node, dan
hardware.
b. Sistem client/server.
c. Sistem terdistribusi murni.
d. Rekayasa aplikasi ulang.
Sumber: Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2015:237)
Gambar II.8.
Deployment Diagram
36
5. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari
segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan
variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaiknya memiliki jenis-
jenis kelas sebagai berikut :
a. Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
b. Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.
c. Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari
pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang
menangani proses bisnis pada perangkat lunak.
d. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi
sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua
tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari
hasil relasi atau atribut multivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri
dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan atau
tetap ada di dalam perancangan kelas.
37
6. Object Diagram
Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan
objek dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagram objek harus dipastikan
semua kelas yang sudah didefinisikan pada diagram kelas harus dipakai
objeknya, karena jika tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
Diagram objek juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi
dari atribut tiap kelas. Untuk apa mendefinisikan sebuah kelas sedangkan pada
jalannya sistem, objeknya tidak pernah dipakai. Hubungan link pada diagram
objek merupakan hubungan memakai dan dipakai dimana dua buah objek akan
dihubungkan oleh link jika ada objek yang dipakai oleh objek lainnya.
7. Component Diagram
Component diagram atau diagram komponen dibuat untuk menunjukkan
organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah
sistem. Component diagram fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan
ada didalam sistem.
Component diagram juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Source code program perangkat lunak
b. Komponen executable yang dilepas ke user
c. Basis data secara fisik
d. Sistem yang harus beradaptasi dengan sistem lain
e. Framework sistem, framework pada perangkat lunak merupakan kerangka
kerja yang dibuat untuk memudahkan pengembangan dan pemeliharaan
38
aplikasi, contohnya seperti Struts dari Apache yang menggunakan prinsip
desain Model-View-Controller (MVC) dimana source code program
dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
8. Communication Diagram
Communication diagam adalah diagram kolaborasi tetapi dibuat untuk
tiap sequence. Diagram komunikasi menggambarkan interaksi antar
objek/bagian dalam bentuk urutan pengiriman pesan. Diagram komunikasi
mempresentasikan informasi yang diperoleh dari diagram kelas, diagram
sequence, dan diagram use case untuk mendeskripsikan gabungan antara
struktur statis dan tingkah laku dinamis dari suatu sistem. Diagram komunikasi
mengelompokkan pesan pada kumpulan diagram sequence menjadi sebuah
diagram.
Diagram komunikasi yang dituliskan adalah operasi/metode yang
dijalankan antara objek yang satu dan objek lainnya secara keseluruhan, oleh
karena itu dapat diambil dari jalannya interaksi pada semua diagram sekuen.
Penomoran metode dapat dilakukan berdasarkan urutan dijalankanya
metode/operasi diantara objek yang satu dengan objek lainnya atau objek itu
sendiri.
9. Timing Diagram
Timing diagram merupakan diagram yang fokus pada penggambaran
terkait bahasan waktu. Timing diagram digunakan untuk menggambarkan
tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu. Timing diagram biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan operasi dari alat dijital karena penggambaran
secara visual akan lebih mudah dipahami daripada dengan kata-kata.
39
10. Interaction Overview Diagram
Interaction overview diagram mirip dengan diagram aktivitas yang
berfungsi untuk menggambarkan sekumpulan urutan aktivitas. Interaction
Overview diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik
merepresentasikan diagram interaksi. Interaksi diagram dapat meliputi diagram
sequence, diagram komunikasi, interaction overview diagram dan timing
diagram.
11. Composite Structure Diagram
Diagram ini dapat digunakan untuk menggambarkan struktur dari
bagian-bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan struktur pada
saat berjalan (runtime) dari instansi yang saling terhubung. Dapat
menggambarkan struktur di dalam kelas atau kolaborasi. Contoh dari
penggunaan diagram ini misalnya untuk menggambarkan deskripsi dari setiap
bagian mesin yang saling terkait untuk menjalankan fungsi mesin tersebut,
menggambarkan aliran data router pada jaringan komputer dan lain-lain.
12. Package Diagram
Package diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML digunakan
untuk mengelompokan kelas dan juga menunjukan bagaimana elemen model
akan disusun serta mengambarkan ketergantungan antara paket-paket. Package
diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait
dalam diagram. Hampir semua diagram UML dapat dikelompokkan
menggunakan package diagram.
40
13. State Machine Diagram
State machine diagram atau dalam bahasa indonesia disebut diagram
mesin status atau sering juga disebut diagram status digunakan untuk
menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau
sistem atau objek. Jika sequence diagram digunakan untuk interaksi antar obejek
maka state machine diagram digunakan untuk interaksi di dalam sebuah objek.
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:50) menjelaskan bahwa,
“Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan
Entity Relationship Diagram (ERD)”.
ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang
matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional sehingga jika
penyimpanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data
tidak perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti notasi
Chen (dikembangkan oleh Peter Chen), notasi Barker (dikembangkan oleh Richard
Barker, Ian Palmer, Harry Ellis), dan notasi Crow’s Foot, dan beberapa notasi lain.
Namun yang banyak digunakan adalah notasi dari Chen.
Menurut Yanto (2016:50) mengemukakan bahwa, “Entity Relationship
Diagram (ERD) adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain konseptual
dari model suatu basis data relasional”.
Contoh Kasus Entity Relationship Diagram :
41
Kelas
Nm_kelas
Kd_kelas
Jadwal
tanggal
kd_jadwalwaktu
Mahasiswa Matakuliah Prodi
Kd_mk
jk
nama
nim
alamat
Tgl_lahir
telp
mengambil
Kd_prodi
ket
sks
Nm_mk
Kd_mk
memiliki
Kd_prodi
Nm_prodi
mengajar
Dosen
nidn
Bid_ilmu
alamat
Nm_dosen
menerbitkan Nilai
N_quis nidn
N_tugas Kd_nilai
N_uts N_uas
1
M 1 M 1
1
M
1
1 M
Sumber : Yanto (2016:48)
Gambar II.9.
Contoh Kasus Entity Relationship Diagram
2.2.3. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Hasugian dan Sidiq (2012:608) mendefinisikan bahwa, “LRS
(Logical Record structure) adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan
sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan pemodelan tertentu”, dalam
kaitannya dengan konversi ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti
aturan-aturan berikut ini, setiap entitas akan diubah kebentuk kotak, sebuah atribut
relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi
42
pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan cardinality M) atau tingkat hubungan
1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi), sebuah
relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat
hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key
yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.
Menurut Simarmata dan Paryudi (2010:37) “LRS atau skema basis data
adalah sekelompok objek dalam basis data yang saling berhubungan”. Dalam
skema, objek yang dihubungkan memiliki relasi satu sama lain.
Contoh Kasus Logical Record Structure :
Tabel_Barang
kdbarang PK
nmbarang
tarif
Tabel_detail
notrans PK
kdbarang FK
jumlah
subtotal
harga
Tabel_konsumen
Kdcustomer PK
Nmcustomer
Alamat
telp
Tabel_transaksi
notrans PK
tgl
total
kduser FK
kdcustomer FK
nama_customer
bayar
status
Tabel_user
kduser PK
nmuser
password
level
M
1
1
11
1
M
1
Sumber : Simarmata dan Paryudi (2010:267)
Gambar II.10.
Contoh Kasus Logical Record Structure
43
2.2.4. Spesifikasi Dokumen
Spesifikasi dokumen menjelaskan tentang dokumen-dokumen yang
terdapat dalam proses pencatatan data, dokumen tersebut terbagi atas dua, yaitu
dokumen masukan dan dokumen keluaran. Dokumen masukan adalah segala
bentuk dokumen masukan baik yang berasal dari lingkungan dalam maupun dari
lingkungan luar organisasi perusahaan, yang mana dokumen itu akan diolah dalam
suatu proses agar dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Dokumen
keluaran adalah segala bentuk dokumen perusahaan berupa dokumen-dokumen
yang akan mendukung kegiatan manajemen serta merupakan dokumen hasil
pencatatan atau laporan.
2.2.5. Spesifikasi File
Penulis menyimpulkan spesifikasi file adalah penjelasan tabel-tabel yang
digunakan dalam program yang diusulkan serta field yang terdapat pada file
database yang akan dibangun. Tabel-tabel tersebut akan menampung data informasi
penjualan dan pengeditan data sehingga akan menyimpan data secara permanen
didalam disk.
2.2.6. Pengkodean
Menurut Mustakini (2014:284) mengatakan bahwa, “Kode digunakan
untuk mengklasifikasikan data, memasukkan data ke dalam komputer. Kode dapat
berbentuk dari kumpulan angka, huruf dan karakter-karakter khusus (misalnya %,/,-
,#,$,..., dan sebagainya)”.
44
Menurut penulis pengkodean adalah suatu kegiatan pemberian kode atau
simbol keterangan-keterangan tertentu. Pengkodean digunakan untuk
mengklasifikasikan data, memasukkan data ke dalam komputer dan untuk
mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya.
Ada beberapa macam tipe dari kode yang dapat digunakan didalam
bukunya yang berjudul sistem informasi diantaranya :
1. Kode Berurutan (Sequential Code)
Kode urut disebut juga dengan kode seri (serial code) merupakan kode yang
nilainya urut antara satu kode denga kode lainnya.
Contoh : 01 Kas
02 Utang usaha
03 Persediaan barang jadi
04 Persediaan barang dalam proses
2. Kode Blok (Block Code)
Kode blok mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok tertentu yang
mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang
diharapkan.
Contoh : Blok Kelompok
1000-1999 Aktiva Lancar
2000-2999 Aktiva tetap
3000-3999 Hutang lancar
3. Kode Mnemorik (Mnemorik Code)
Kode Mnemorik (Mnemorik Code) adalah karakter alfabetik dalam bentuk yang
akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna. Misalnya seorang mahasiswa -
45
mendaftar ke beberapa jurusan atau fakultas berikut ini formulir pendaftaran :
Jenis jurusan Kode jurusan
Manajemen Informatika 110
Komputerisasi akuntansi 210
4. Kode Grup (Group Code)
Kode grup merupakan kode yang berdasarkan field-field dan setiap file kode
mempunyai arti.
Contoh :
X X – X X – X X X
Nomor urut untuk transaksi
Bulan terjadinya transaksi
Tahun terjadinya transaksi
5. Kode Desimal
Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0
sampai dengan angka 9 tergantung dari banyaknya kelompok.
Contoh: Aktiva Lancar
00100 Kas
00200 Piutang usaha
Aktiva tetap
01200 Gedung
Kode digunakan untuk mengklasifikasikan data, memasukkan data
kedalam komputer dan untuk mengambil bermacam–macam informasi yang
berhubungan dengannya. Kode dapat berupa angka, huruf dan karakter khusus.
Manfaat pengkodean antara lain:
46
a. Mempercepat atau mempersingkat proses penulisan baik dari elemen data,
proses penyajian maupun peng-entry-an data pada komputer.
b. Menghemat media penyimpanan data seperti harddisk, dan lain-lain.
c. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pemasukan, pencarin serta
pengolahan data guna memperoleh informasi yang akurat.
Berbagai kombinasi angka huruf dan karakter-karakter khusus dapat
dirancang kedalam bentuk kode. Merancang suatu kode harus diperhatikan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Harus Mudah Diingat
Agar kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan acara menghitung kode
tersebut dengan objek yang diwakili dengan kodenya.
2. Harus Unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakili. Uniknya berarti ada
kode yang kembar.
3. Harus Fleksibel
Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau
perubahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.
4. Harus Efesien
Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien bila
direkam diluar komputer.
5. Harus Konsisten
Kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.
47
6. Harus Distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah
pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakaian bagi yang
menggunakan kode tersebut.
7. Spasi Dihindari
Spasi dalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan
didalam menggunakannya.
8. Hindari Karakter Yang Mirip
Karakter yang hampir mirip, serupa bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya
tidak digunakan dalam kode.
9. Panjang Kode Harus Sama
Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama.
2.2.7. Java
Menurut Wahana Komputer (2015:18) menjelaskan bahwa, “Saaat ini
terdapat banyak sekali bahasa pemrograman, salah satu bahasa pemrograman
adalah Java, java merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang memiliki
karakteristik simpel, object-oriented, distributes, interpreted, dan memiliki
performa yang tinggi”. Bahasa pemrograman Java merupakan compiler yaitu suatu
program yang menerjemahkan bahasa program ( source code) kedalam bahasa
objek (obyek code). Compiler menggabungkan keseluruhan bahasa program,
mengumpulkannya dan kemudian menyusunnya kembali. Dimana sebagai
compiler program yang telah dibuat akan diubah menjadi Java bytecodes.
48
Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai
komputer maupun telpon genggam. Bahasa pemrograman ini dibuat oleh James
Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystem, dimana saat ini merupakan
bagian dari Oracle yang dirilis pada tahun 1995. Bahasa ini banyak mengadopsi
sintaksis yang terdapat pada pada C dan C++, tetapi dengan sintaks model objek
yang lebih sederhana. Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat
umum/nonspesifik dan secara khusus didesain untuk memanfaatkan implementasi
seminimal mungkin. Fungsi java memungkinkan aplikasi Java mampu berjalan di
beberapa platform sistem operasi yang berbeda. Java dikenal pula dengan
slogannya “Tulis sekali, jalankan di mana pun”. Saat ini java merupakan bahasa
pemrograman yang paling populer digunakan. Bahasa pemrograman java secara
luas dimanfaatkan dalam pengembangan berbagai jenis perangkat lunak aplikasi
ataupun aplikasi berbasis web.
2.2.8. NetBeans IDE
Menurut Saputra (2012:3) menegaskan bahwa :
NetBeans adalah aplikasi Integrated-Development Environment (IDE)
yang berbasiskan Java dari Sun Microsystem yang berjalan diatas swing.
Swing sendiri merupakan sebuah teknologi Java untuk mengembangkan
aplikasi dekstop yang dapat berjalan pada berbagai macam platform.
Menurut Wahana Komputer (2015:20) menjelaskan bahwa, “NetBeans
adalah salah satu aplikasi IDE yang digunakan oleh developer software komputer
untuk menulis, meng-compile, mencari kesalahan, dan untuk menyebarkan
program”. NetBeans mempunyai sekumpulan software modul yang dipakai untuk
membuat suatu aplikasi. Modul merupakan arsip Java (Java Archive) yang memuat
kelas-kelas Java yang berinteraksi dengan Netbeans Open Aplikasi.
49
2.2.9. MySQL (My Structure Query Language)
Menurut Saputra (2012:5) menegaskan bahwa, “MySQL dapat dikatakan
sebagai database yang sangat cocok bila dipadukan dengan PHP, ibarat seperti lem
dan perangko sangat susah sekali dipisahkan”. Dengan menggunakan script PHP,
Software database ini dapat berfungsi atau berjalan pada semua platform sistem
operasi yang biasa digunakan (Windows, Linux, OS/2, berbagi varian Unix).
Menurut Wahana Komputer (2015:56) menjelaskan bahwa, “MySQL
merupakan database server yang cukup handal untuk memenuhi sebuah website
portal”. Sebagai database server yang memiliki konsep database modern, MySQL
memiliki banyak sekali kelebihan, antara lain:
1. Dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux,
FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris dan lain sebagainya.
2. Didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL (General
Public License).
3. Dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan (Multiuser).
4. Memiliki berbagai interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming
Interface).