bab ii kp
DESCRIPTION
bab 2TRANSCRIPT
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Wireline Logging
Wireline logging adalah suatu metode perekaman data pada sumur
pemboran dengan memasukan alat tertentu kedalam lubang bor, dimana lubang
bor tersebut mempunyai kondisi tertentu pula. Metode ini pada umumnya
dilakukan setelah proses pemboran selesai dan sebelum pemasangan selubung
(casing) sehingga kurva-kurva yang dihasilkan sangat berhubungan dengan
kondisi lubang tersebut.
Wireline logging berguna untuk:
1. Identifikasi litologi bawah permukaan
2. Korelasi antar sumur
3. Mengetahui keberadaan hidrokarbon dan atau densitasnya
4. Mengetahui kualitas reservoir
5. Menentukan ketebalan suatu paket batuan
Alat deteksi (tool) yang dimasukkan pada pekerjaan wireline logging
terdiri dari sonde dan catridge. Sonde berisi satu atau beberapa sensor pengukur
sedangkan catridge berisi pengontrol elektronik dan sirkuit-sirkuit transmisi.
Alat tersebut diturunkan dan dinaikkan dengan kecepatan yang
disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan, dan selanjutnya data
direkam ke dalam format khusus atau pita kaset.
Wireline logging termasuk log mekanik, dimana klasifikasi log mekanik
yang sering digunakan dalam evaluasi sumur adalah log listrik, log radioaktif, log
akustik dan log-log pendukung yang lain.
Di dalam melakukan suatu interpretasi baik secara kualitatif ataupun
secara kuantitatif, digunakan keempat log mekanik tersebut.
3
2.1.1 Log Listrik
1. Resistivity Log
Pada prinsipnya alat ini digunakan untuk mengetahui sifat resistivitas
(tahanan jenis) yang diberikan oleh formasi terhadap arus yang melaluinya. Pada
dasarnya resistivity log ini mengukur kemampuan formasi batuan dalam
menghantarkan arus listrik apabilla dialiri arus listrik. Formasi yang mengandung
minyak, air tawar dan gas biasanya bersifat isolator atau resistif, sedangkan air
formasi (biasanya asin atau air garam) bersifat konduktor atau non-resistif.
Alat ini mengukur langsung resistivitas formasi dengan mengalirkan arus
listrik ke dalam formasi, sehingga didapatkan : resistivitas lumpur (Rm),
resistivitas zona terinvasi (Rxo) dan resistivitas zona tak terinvasi (Rt), satuannya
ohm meter.
Alat yang menghasilkan kurva Rxo adalah :
1. Microlateralog (MLL)
2. Proximity Log (PL)
3. Spherical Focused Log (SFL)
Dari ketiga jenis log di atas, PL mempunyai kedalaman penelitian pada
formasi yang paling jauh, sehingga sangat baik untuk mengukur Rxo pada
pengaruh infiltrasi air lumpur yang dalam.
Pada umumnya resistivity log selalu digabungkan dengan SP log.
4
Gambar 2.1 Pekerjaan wireline logging
2. Spontaneous Potensial (SP) Log
Pada dasarnya alat ini berguna untuk membedakan zona permeabel dan
zona impermeabel dengan memperlihatkan adanya defleksi pada kurva yang
dihasilkan. Jika zona impermeabel, maka kurva log SP akan cenderung
membentuk garis lurus yang menerus (shale base line), sedangkan kebalikannya
disebut sand base line.
Kurva SP merupakan suatu catatan perbedaan potensial antara elektroda
yang bergerak di dalam lubang bor pada kedalaman tertentu dengan potensial
yang tetap dari elektroda di permukaan.
Defleksi kurva bisa positif (ke kanan) dan bisa negatif (ke kiri) tergantung
dari salinitas air formasi dan filtrat lumpur. Jika salinitas air formasi lebih besar
dari filtrat lumpur, maka defleksi kurva akan negatif. Sedangkan bila salinitas air
formasi lebih kecil dari filtrat lumpur, maka defleksi akan positif.
Kegunaan SP log antara lain :
1. Mendeteksi lapisan porous permeabel serta menentukan letak batas-batasnya.
2. Mengestimasi harga tahanan jenis air formasi (Rw).
5
Gambar 2.2 Contoh kurva log listrik
3. Dapat membuat beberapa korelasi batuan dari beberapa sumur yang
berdekatan.
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan batuan.
Kurva SP tidak dapat direkam bila lumpur pemboran yang digunakan
tidak konduktif.
3. Induction Log
Alat logging ini terdiri dari beberapa transmiter dan receiver. Jenis log
induksi yang sering digunakan adalah Induction Electrical Survey (IES). Pada
pengukuran Induction Log Resistivity akan menghasilkan kurva-kurva :
Induction Log Medium (ILM), mengukur tahanan jenis di zona flused dan
zona transisi.
Induction Log Depth (ILD), mengukur tahanan jenis di zona uninvated.
2.1.2 Log Radioaktif
1. Gamma Ray Log
Alat ini mengukur radiasi alami sinar gamma dari formasi. Pada
batulempung atau shale banyak terdapat isotop radioaktif sehingga harga GR nya
tinggi, sedangkan batupasir atau batugamping sedikit atau jarang terdapat isotop
radioaktif di dalamnya sehingga harga GR nya kecil. Dengan demikian dari kurva
GR dapat kita membedakan batuan jarang dan batuan tidak jarang. Jadi GR log ini
berguna untuk :
1. Identifikasi litologi
2. Korelasi antar sumur
3. Menentukan lingkungan pengendapan
4. Mengetahui kandungan shale pada lapisan permeabel
Berdasarkan sifat-sifat radioaktif, pengukuran GR log ini dapat dilakukan
pada kondisi lubang terbuka maupun lubang tertutup.
2. Neutron Log
Log ini mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam formasi. Atom hidrogen
di dalam formasi berupa air formasi dan hidrokarbon, sehingga alat ini dapat
mendeteksi keberadaan fluida di dalam pori-pori batuan. Karena berfungsi untuk
6
menghitung porositas batuan, alat ini lebih dikenal sebagai log porositas neutron
yang dipengaruhi oleh kekompakan batuan serta kandungan fluidanya.
3. Density Log
Alat ini menggunakan energi yang berasal dari sinar gamma. Pada saat
sinar gamma bertabrakan dengan elektron, maka sinar kehilangan energinya
kemudian dideteksi oleh sensor. Tingkat peleburan sinar gamma tersebut sesuai
dengan densitas elektron dan bulk density electron. Jadi density log adalah log
porositas yang mengukur densitas elektron pada formasi. Satuannya adalah gr/cc,
yang merupakan besaran bulk density batuan. Untuk menghitung porositas suatu
batuan, maka density matriks (ma) harus diketahui. Harga densitas matriks setiap
batuan berbeda-beda.
Mineral ma Range ma Commonly used
Sandstone
Limestone
Dolomite
Anhydrite
Salt (halite)
2,65 – 2,7
2,71
2,83 – 2,89
2,94 – 3,00
2,03
2,65 or 2,69
2,71
2,83 or 2,87
2,98
2,03
Kegunaan dari alat ini adalah :
1. Menentukan porositas batuan
2. Identifikasi mineral evaporit
3. Mendeteksi zona kandungan gas dengan log neutron
2.1.3 Log Akustik
Log ini disebut juga sonic log dengan prinsip kerja mengukur waktu
tempuh gelombang bunyi pada suatu jarak tertentu di dalam lapisan batuan.
Alat ini digunakan untuk mengukur lama waktu tempuh (t atau interval transit
time) yang diperlukan oleh gelombang suara untuk menempuh pada formasi
7
Tabel 2.1 Harga densitas matriks beberapa litologi
sepanjang 1 feet. Harga (t) tergantung pada jenis dan besarnya porositas batuan
beserta isi kandungan fluidanya. Makin besar harga (t) makin besar harga
porositas batuannya. Dinyatakan dalam satuan mikro second per foot (s/ft).
Kecepatan suara yang melalui formasi batuan tergantung pada matriks
batuannya, di mana :
tma pasir lepas = 55,5 s/ft
tma batupasir = 51,0 s/ft
tma batugamping = 47,0 s/ft
tma dolomit = 43,5 s/ft
2.1.4 Log Tambahan
Log-log ini merupakan log-log pendukung yang pada umumnya
berhubungan dengan kondisi fisik lubang bor. Faktor-faktor yang dianalisa antara
lain meliputi ukuran lubang bor, bentuk lubang bor, kemiringan dan lapisan
batuan. Log-log itu antara lain :
1. Log Caliper
Log ini mengukur diameter lubang bor sesungguhnya dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi lubang bor, perhitungan volume semen, dan mencirikan
8
Gambar 2.3 Sonic sebagai log akustik
lapisan permeabel dan impermeabel, dengan adanya kerak lumpur (mud cake)
atau dinding runtuh (wug).
2. Base Hole Geometry Tool (BGT)
Merupakan log yang berguna untuk mengukur geometri lubang bor. Rentang
diameter yang dapat diukur adalah 5”– 40”.
3. High Resolution Dipmeter Tool (HDT)
Alat ini berfungsi untuk mengukur kemiringan lapisan batuan.
4. Repeat Formation Test (RFT)
9
Gambar 2.4 Caliper untuk mengukur lubang bor
Gambar 2.5 Dipmeter untuk mengukur kemiringan lereng
Alat ini berfungsi untuk menentukan tekanan formasi dan pengambilan fluida
reservoir.
5. Vertical Seismic Profile (VSP)
Alat ini berguna untuk melihat profil seismik bawah permukaan secara
vertikal.
6. Side Wall Core (SWC)
Alat ini berguna untuk pengambilan lapisan suatu formasi pada dinding sumur
dan dapat menunjukan identifikasi litologi dan evaluasi kandungan
hidrokarbon.
10