bab ii konsep dasar -...

28
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Leukemia adalah format yang paling umum dari masa kanak kanak kanker dan juga merupakan kanker darah pembentuk jaringan ( Wong, 2001 ) Leukemia merupakan penyakit maligna proliferatif generalisata dari jaringan pembentuk darah ( Sacharin, 1997 ) Leukemia adalah suatu keganasan pada pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hematopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh ( Arif Mansjoer, 2000 ) Leukemia adalah penyakit neoplasmatik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel hematopoitik ( Price, 1999 ) Jadi leukemia adalah penyakit maligna proliferatif genealisata dan suatu keganasan pada pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hematopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain Klasifikasi Leukemia 1. Akut lymphocytic leukemia / leukemia lymphocitik akut Pada penyakit jenis ini disebabkan oleh pertumbuhan lymphoblast yang tidak normal pada inti tulang dan pada bagian limpa dan spleen

Upload: truongnhan

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Leukemia adalah format yang paling umum dari masa kanak kanak kanker dan

juga merupakan kanker darah pembentuk jaringan ( Wong, 2001 )

Leukemia merupakan penyakit maligna proliferatif generalisata dari jaringan

pembentuk darah ( Sacharin, 1997 )

Leukemia adalah suatu keganasan pada pembuat sel darah berupa proliferasi

patologis sel hematopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan

sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke

jaringan tubuh ( Arif Mansjoer, 2000 )

Leukemia adalah penyakit neoplasmatik yang ditandai oleh proliferasi

abnormal dari sel hematopoitik ( Price, 1999 )

Jadi leukemia adalah penyakit maligna proliferatif genealisata dan suatu

keganasan pada pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel

hematopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang

dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh

lain

Klasifikasi Leukemia

1. Akut lymphocytic leukemia / leukemia lymphocitik akut

Pada penyakit jenis ini disebabkan oleh pertumbuhan lymphoblast yang

tidak normal pada inti tulang dan pada bagian limpa dan spleen

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

2. Chronic lympocytic leukemia / leukemia lymphocytik kronis

Penyakit ini disebabkan oleh penggandaan dan akumulasi dari lymphocyte

kecil dan abnormal dibagian tulang, darah dan jaringan tubuh

3. Leukemia myelogeneus akut

Leukemia myelogeneus akut ( AML ) disebabkan oleh reproduksi

myeloblast yang tidak terkendali dan karena hyperplasia dari inti tulang

dan pada spleen

4. Leukemia myelogeneus kronis

Myelogeneus kronis ( CML ) disebabkan oleh penggandaan tidak normal

pada bagian tulang, merupakan akibat disorder pematangan sel darah putih

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan

oksigen dari traktus digestivus dan dari paru – paru ke sel –sel tubuh. Selain

itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa – sisa

metabolisme dari sel- sel ke ginjal, paru – paru dan kulit yang merupakan

tempat ekskresi sisa – sisa metabolisme.

Organ – organ system sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah dan darah

a. Jantung

Jantung adalah organ berongga, terletak di mediastinum diantara

kedua paru – paru di dalam rongga dada, di atas diafragma. Fungsinya

adalah memompa darah kaya oksigen ke dalam system arteri ( yang

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

membawanya ke sel – sel ) dan menampung darah dari system vena dan

meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi arteri, kapiler,vena dan

pembuluh limfe adalah membawa darah ke dan sel di seluruh tubuh.

b. Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada tiga, yaitu :

1) Arteri ( pembuluh nadi )

Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan

2) Kapiler ( Pembuluh rambut )

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang bersal dari

cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali di bawah

mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh,

kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh

darah yang lebih besar yang disebut vena.

3) Vena ( pembuluh darah balik )

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung

c. Darah

Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli :

Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian : bagian cair yang

disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel – sel darah

( Pearce Evelyn, 2002 )

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah

yang warnanya merah ( Sayfuddin,1997 )

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel – sel dan plasma

( Guyton, 1992 )

Proses pembentukan sel darah ( hemopoesis ) terdapat tiga tempat, yaitu :

sumsum tulang, hepar dan limpa

1) Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :

a. Tulang Vertebrae

b. Sternum ( tulang dada )

c. Costa ( tulang iga )

2) Hepar

Merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh

manusia

3) Limpa

Limpa terletak di bagian kiri atas abdomen. Limpa berbentuk

setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ berkapsula

dengan berat normal 100 – 150 gr. Limpa mempunyai dua fungsi,

yaitu sebagai organ limfoid dan memfagosit material tertentu dalam

sirkulasi darahmerah yang rusak.

Fungsi darah secara umum terdiri atas :

1) Sebagai alat pengangkut yaitu

Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru – paru untuk diedarakn

ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut CO2 dari jaringan untuk

dikeluarkan melalui paru – paru, mengambil zat – zat makanan dari

usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan tubuh

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

atau alat tubuh, mengangkat atau mengeluarkan zat – zat yang tidak

berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal

2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun

yng akan membinasakan tubuh dengan perantaraan lekosit, antibody

atau zat – zat anti racun

3) Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

Bagian – bagian darah

Darah terdiri dari dua bagiaan yaitu :

1) Sel – sel darah ada tiga macam yaitu :

a) Eritrosit ( sel darah merah )

Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti,

ukurannyakira –kira 8m, tidak dapat bergerak. Banyaknya kira – kira 5

juta dalam mm3. Eritrosit berwarna kuning kemerah – merahan karena

di dalamnya mengandung suatu zat yng disebut hemoglobin. Warna ini

akan bertanbah merah jika di dalamnya banyak mengandung O2.

fungsi dari eritrosit adalah mengikat O2 dari paru – paru untuk

diedarkan ke seluruh tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh

untuk dikeluarkan melalui paru – paru

b) Trombosit ( sel pembeku )

Merupakan benda – benda kecil yang bentuknya dan ukurannya

bermacam – macam, ada yang bulat dan ada yng lonjong. Warnanya

putihdengan jumlah normal 150.000 – 450.000/mm3. Trombosit

memegang peran penting dalam pembekuan darah jika kurang dari

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

normal. Apabila timbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga

timbul perdarahan terus menerus.

Proses pembekuan darah dibantu oleh suatu zat yaitu Ca2+ dan

fibrinogen. fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.

Jika tubuh terluka, darah akan keluar, trombosit pecah dan akan

mengeluarkan zat yang disebut trombokinase. Trombokinse akan

bertemu dengan protombin dengn bantuan Ca2+ akan menjadi

trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang

– benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan

menahan sel darah, dengandemikian terjadi pembekuan

c) Leukosit ( sel darah putih )

Sel darah yang bentuknya dapat berubah – ubah dan dapat

bergerak dengan perantara kaki palsu ( pseudopodia ) mempunyai

bermacam – macam inti sel sehingga dapat dibedakan berdasarkan inti

sel. Lekosit berwarna bening ( tidak berwarna ), banyaknya kira – kira

4.000- 11.000/mm3.

Lekosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan

memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk kedalam jaringan

tubuh jaringan Retikulo Endotel System. Fungsi yang lain yaitu

aebagai pengangkut, dimana lekosit mengangkut dan membawa zat

lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh darah.

Sel lekosit selain di dalam pembuluh darah juga terdapat di

seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

karena kemasukan kuman atau infeksi maka jumlah lekosit yang ada

dalam darah akan meningkat.

Hal ini disebabkan sel lekosit yang biasanya tinggal di dalam

kelenjar limfe sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan

tubuh terhadap serangan bibit penyakit tersebut.

Macam – macam lekosit meliputi :

(1) Agranulosit

Sel yang tidak mempunyai granula di dalam sitoplasmanya, terdiri

dari :

(a) Limfosit

Ada dua jenis limfosit, yaitu limfosit – T, diaktifkan oleh

timosin dalam kelenjar timus, dan limfosit – B, diaktifkan dalam

jaringan limfoid. Sebagian beredar dalam darah dan lainnya

menetap di jaringan limfoid, seperti limfonodus, limpa dan pada

dinding usus. Bila limfosit aktif bertemu antigen, maka masing –

masing dapat berkembang menjadi sel efektor, yang menghadapi

antigen itu, dan sel memori, yang menetap dalam jaringan limfoid.

Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke

dalam jaringan tubuh.

(b) Monosit

Sel mononuklir besar asal sumsum tulang merah. Beredar di

dalam darah, namun berfungsi terutama di jaringan, sesudah

berkembang menjadi makrofag. Keduanya menghasilkan

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

interleukin I, yang a) Bekerja pada hipotalamus, menaikkan suhu

badan pada infeksi dengan kuman ; b) Merangsang pembentukan

globulin oleh hati ; c) Meningkatkan produksi limfosit – T aktif.

(2) Granulosit

Berasal dari sel induk di sumsum tulang merah, dari mielosit

sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya. Disebut demikian

karena di dalam sitoplasmanya terdapat granula, terdiri dari :

(a) Neutrofil

Fungsi utamanya adalah untuk melindungi terhadap benda

asing yang masuk tubuh, dan melenyapkan bahan limbah. Sel – sel

ini tertarik ke tempat infeki oleh substansi kimawi yang dilepaskan

sel – sel cedera, kemotaksin. Sel – sel ini menembus dinding

kapiler di daerah radang dengan gerakan ameboid. Kemudian

mereka memfagositosis dan membunuh kuman, dan bersama sel

jaringan mati, kuman mati maupun hidup, fagosit yang mati,

membentuk nanah.

(b) Eosinofil

Banyak diantaranya bermigrsi keluar pembuluh darah

menuju daerah tubuh yang terpapar, mis. Jaringan ikat di bawah

kulit, membrane mukosa saluran nafas dan saluran cerna, pelapis

vagina dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi tubuh terhadap

bahan asing, khususnya parasit. Jumlah eosinofil meningkat pada

keadaan alergi, seperti pada asma bronchial.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

(c) Basofil

Sel ini menggetahkan histamine, yang menimbulkan

vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Hal

ini mempermudah fagosit dan substansi protektif lain, seperti zat

anti, tiba di celah jaringan. Bersama sel mast, mengumpul di

daerah radang yang menyembuh.

2) Plasma darah

Bagian darah yang encer tanpa sel – sel darah warna bening

kekuningan hampir 90% plasma darah terdiri dari :

a) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah

b) Garam – garam mineral ( garam kalsium, kalium, natrium dan lain

– lain yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan

osmotic )

c) Protein darah ( albumin dan globulin ) meningkatkan viskositas

darah dan juga menimbulkan tekanan osmotic untuk memelihara

keseimbangan cairan dalam tubuh

d) Zat makanan ( zat amino, glukosa lemak, mineral dan vitamin )

e) Hormon yaitu yang dihasilkan dari kelenjar tubuh

f) Antibodi atau anti toksin

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

2. Fisiologi

Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,

termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang

berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.

Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma

darah. Sel darah dibagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5000 per

mm³) dan lekosit (sel darah putih, normalnya 4000-11.000 per mm³ darah).

Terdapat sekitar 500-1000 eritrosit tiap 1 lekosit. Lllllllllllekosit dapat berada

dalam beberapa bentuk : eosinofil, basofil, monosit, netrofil dan limfosit.

Selain itu dalam suspensi plasma, ada juga fragmen-fragmen sel tak berinti

yang disebut trombosit (150.000-450.000 per mm³ darah). Komponen selular

darah ini normalnya menyusun 40-45 % volume darah. Fraksi darah yang

ditempati oleh eritrosit disebut hematokrit. Darah terlihat sebagai cairan

merah, opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobin yang

terkandung dalam sel darah merah.

Volume darah manusia sekitar 7-10 % berat badan normal dan berjumlah

sekitar 5 liter. Darah bersirkulasi didalam system vaskuler dan berperan

sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa oksigen yang diabsorbsi

leh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tubuh

untuk metabolisme sel.

Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme

sel ke paru, kulit dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

tubuh. Darah juga membawa hormone dan antibody ketempat sasaran atau

tujuan.

Untuk menjalankan fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadaan

cair normal. Karena perubahan cairan, selalu terdapat bahaya kehilangan darah

dari system vaskuler akibat trauma. Untuk mencegah bahaya ini, darah

memiliki mekanisme pembekuan yang sangat peka yang dapat diaktifkan

setiap saat diperlukan untuk menyumbat kebocoran pada pembuluh darah.

Pembekuan yang berlebihan juga sama bahayanya karena potensial

menyumbat aliran darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini,

tubuh memiliki mekanisme vibrinolitik yang kemudian akan melarutkan

bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.

( Tambayong, 2001 ;Syaifuddin, 1997 ; Guyton, 1992 ; Pearce Evelyn, 2002 ;

Smeltzer and Bare, 2001)

C. Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :

1. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan

struktur gen ( T cell leukemia – lymphoma virus / HTLV )

2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker

sebelumnya

3. Terpapar zat – zat kimiawi seperti benzene, arsen, kloramfenikol,

fenilbutazon, dan agen anti neoplastik

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

4. Obat – obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylbestrol

5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’trisomi 21 ( Syndrom Down’s ),

Trisomi G ( Sindrom Klinefelter’s ), Sindrom fanconi’s, kromosom

Philadelphia positif, Talangiektasis ataksia

( Price, 1999 )

D. Patofisiologi

Leukemia adalah perkembangbiakan tak terbatas dari WBCs yang belum

dewasa dalam jaringan pembentuk darah dalam tubuh. Meskipun bukan

merupakan “tumor”, sel leukemic memiliki neoplastik yang sama seperti sel

kanker padat. Oleh karenanya kondisi pathologis dan manifestasi klinis

disebabkan oleh penyusupan dan penggantian jaringan apapun dalam tubuh

oleh sel leukemik yang tak berfungsi. Organ pembuluh darah seperti limpa

dan hati merupakan bagian yang sangat terpengaruh kondisi itu.

Untuk memahami pathophysiology proses leukemik, sangatlah penting

bagi kita untuk menjelaskan dua kesalahpahaman umum. Pertama, meskipun

leukemia merupakan hasil reproduksi yang berlebihan dari WBCs, dalam

bentuk yang akut jumlah leukositnya rendah (karenanya disebut dengan istilah

leukemia). Kedua, sel belum dewasa ini tidak menyerang dan menghancurkan

sel darah normal atau jaringan pembuluh darah dengan sengaja. Penghancuran

sel terjadi melalui penyusupan dan kompetisi elemen metabolik.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Dalam semua jenis leukemia, perkembangbiakan sel menekan produksi

elemen yang terbentuk dalam darah pada sumsum tulang melalui persaingan

dan penghilangan sel normal dari nutrisi pokok yang digunakan untuk

metabolisme. Tanda dan gejala leukemia yang sering muncul merupakan

akibat dari penyusupan pada sumsum tulang. Tiga konsekuensi utamanya

adalah (1) anemia dari pengurangan RBCs, (2) infeksi dari neutropenia, dan

(3) sering berdarah dari pengurangan produksi platelet. Invasi sumsum darah

oleh sel leukemik secara bertahap menyebabkan tulang melemah dan akhirnya

terjadi fraktur (patah tulang). Ketika sel leukemik melakukan invasi ke

periosteum, peningkatan tekanan menimbulkan rasa sakit.

Limpa, hati dan kelenjar getah bening menunjukkan infiltrasi,

pembesaran dan akhirnya fibrosis. Hepatosplenomegally lebih sering terjadi

daripada lymphadenopathy. Bagian terpenting lainnya adalah sistem saraf

pusat , yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan tekanan intracranial.

Sel leukemik juga bisa menyerang testis, ginjal, prostat, indung telur,

sistim pernapasan GI dan paru-paru. Setelah melakukan perjuangan dalam

jangka waktu yang lama, tempat invasi leukemia, terutama testis, secara klinis

menjadi tempat yang lebih penting.

( Wong, 2001 )

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

E. Manifestasi Klinik

Gejala yang khas ialah pucat ( dapat terjadi mendadak ), panas dan

perdarahan disertai splenomegali dan kadang – kadang hepatomegali serta

limfadenopati. Pasien yang menunjukkan gejala lengkap seperti yang

disebutkan ini, secara klinik dapat didiagnosa leukemia. Perdarahan dapat

berupa ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan gusi dan sebagainya. Pada

stadium permulaan mungkin tidak terdapat splenomegali.

Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau tulang yang dapat

disalahtafsirkan sebagai penyakit reumatik. Gejala lain dapat timbul sebagai

akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit,

efusi pleura, kejang pada leukemia serebral. ( Ngastiyah, 1997 )

Tanda dan gejala awal dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,

kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura

merupakan hal yamg umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat

infiltrasi kedalam susunan saraf pusat, dapat ditemukan tanda meningitis.

Cairan serebrospinal mengandung protein yang meningkat dan glucose yang

menurun. Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan

sindrom down. ( Sacharin, 1997 )

F. Penatalaksanaan

Pengobatan terutama ditujukan untuk dua hal ( Netty Tejawinata, 1996 ),

yaitu:

1. Memperbaiki keadaan umum, dengan tindakan :

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

a. Tranfusi sel darah merah padat ( Pocket Red Cell – PRC ) untuk

mengatasi anemi. Apabila tejadi perdarahan hebat dan jumlah

trombosit kurang dari 10.000/mm3, maka diperlukan tranfusi

trombosit.

b. Pencegahan antibiotic profilaksis untuk pencegahan infeksi

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditujukan untuk mengatasi sel – sel yang abnormal.

Pelaksanaannya tergantung pada kebijakan masing – masing Rumah Sakit,

tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Induksi untuk mencapai remisi. Obat yang diberikan untuk mengatasi

ca ( kanker ) sering disebut dengan sitostatika ( kemoterapi ). Obat

diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel

– sel blastosit 5%, baik secara sistemik maupun intratekal,

sehingga dapat mengurangi gejala – gejala yang tampak

b. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel – sel yang

tersisa tidak memperbanyak diri lagi

c. Mencegah penyebaran ke sistem syaraf pusat. Untuk itu obat diberikan

secara intratekal

d. Terapi rumatan (pemeliharaan). Dimaksudkan untuk mempertahankan

masa remisi

( Nursalam, 2005 )

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

G. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang

1. Pengkajian Fokus

Anak yang menderita leukemia sering mengalami keluhan –

keluhan yang tidak spesifik, akibatnya anak diduga mengalami sakit yang

ringan sifatnya, sehingga tidak segera dibawa ke dokter. Oleh karena itu,

perlu dilakukan pengkajian secara cermat. Data – data yang perlu dikaji

adalah data – data yang didapatkan pada anak berkaitan dengan kegagalan

sumsum tulang dan adanya infiltrasi ke organ lain, sebagai berikut :

a. Usia

Menurut Wong ( 1991 ), leukemia merupakan kanker yang

banyak diderita oleh anak yang berusia 2 -5 tahun, dimana penderita

laki – laki lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan perempuan.

b. Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah

mengakibatkan berbagai keluhan dan gejala, yaitu :

1) Anemi

Anak yang mengalami leukemia juga mengalami pucat,

mudah lelah, kadang – kadang sesak napas. Anemi terjadi karena

sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah.

2) Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Adanya penurunan leukosit secara otomatis akan

menurunkan daya tahan tubuh, karena leukosit yan berfungsi untuk

mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara

optimal . konsekuensi dari semuanya itu adalah tubuh akan mudah

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

terkena infeksi yang bersifat local ataupun sistemik, dan kejadian

tersebut sering berulang. Suhu tubuh yang meningkat disebabkan

karena adanya infeksi kuman secara sistemik ( sepsis )

Tanda – tanda infeksi tersebut harus diwaspadai karena pada

anak yang menderita leukemia, tidak ditemukan tanda- tanda yang

spesifik pada tahap awalnya.

3) Perdarahan

Tanda – tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya

perdarahan mukosa seperti gusi, hidung ( epistaksis ), atau

perdarahan bawah kulit yang sering disebut dengan petekie.

Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan

c. Adanya sel –sel darah abnormal yang melakukan infiltrasi ke organ

tubuh lain dapat mengakibatkan :

1) Nyeri pada tulang atau persendian

Adanya infiltrasi sel – sel abnormal ke sistem

musculoskeletal membuat anak merasa nyeri pada persendian

terutama apabila digerakkan

2) Pembesaran kelenjar getah bening

Selain tulang belakang, kelenjar getah bening merupakan

salah satu pembentukan limfosit, yang mempunyai salah satu

fungsi sebagai mekanisme pertahanan diri. Limfosit merupakan

salah satu bagian dari leukosit. Adanya pertumbuhan sel –sel darah

abnormal pada sumsum tulang mengakibatkan kelenjar getah

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

bening mengalami pembesaran karena infiltrasi sel – sel abnormal

dari sumsum tulang . pembesaran kelenjar getah bening dapat

diamati / palpasi karena letaknya superficial.

3) Hepatosplenomegali

Lien atau limpa juga merupakan salah satu organ yang

berfungsi untuk membentuk sel darah merah ketika bayi berada

dalam kandungan. Apabila sumsum tulang mengalami kerusakan,

lien dan hepar akan mengambil alih fungsinya sebagai pertahanan

diri. Sebagai kompensasi dari keadaan tersebut, lien dan hepar akan

mengalami pembesaran .

4) Penurunan Kesadaran

Adanya infiltrasi sel- sel abnormal ke otak dapat

menyebabkan berbagai gangguan, seperti kejang sampai koma

d. Selain data – data tersebut, perlu juga dikaji data – data yang tidak

spesifik yang dialami oleh anak yang sakit, misalnya :

1) Pola makan. Biasanya mengalami penurunan nafsu makan

2) Kelemahan dan kelelehan fisik

3) Pola hidup, terutama dikaitkan dengan kebiasaan mengkonsumsi

bahan makanan yang tergolong karsinogenik, yaitu makanan yang

beresiko mempermudah timbulnya kanker karena mengandung

bahan pengawet / kimia, misalnya, makanan kalengan atau tinggal

di lingkungan yang banyak polutannya

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

4) Apabila pasien yang dikaji sedang dalam pemberian sitostatika,

perlu diperhatikan efek samping yang kemungkinan timbul, seperti

rambut rontok, stomatitis, atau kuku yang menghitam

2. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah, umumnya didapatkan hasil :

b. Hb dan eritrosit : menurun

c. Leukosit : normal menurun atau meningkat

d. Thrombosit : menurun ( Thrombositopeni ) dan kadang – kadang

jumlahnya sangat sedikit.

e. Hapusan darah : hormokrom, normasiter, dan hampir selalu

dijumpai blastosit yang abnormal

3. Pemeriksaan sumsum tulang

Bagi anak yang diduga menderita leukemia, pemeriksaan sumsum

tulang ( boneage ) mutlak dilakukan. Hasil pemeriksaan hampir selalu

penuh dengan blastosit abnormal dan system hemopoitik normal yang

terdesak

( Nursalam, 2005)

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

H. Pathways Keperawatan

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

I. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

oksigen dengan kebutuhan tubuh, kelemahan fisik

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi

peningkatan terhadap aktifitas

Kriteria Hasil : Menunjukkan peningkatan aktivitas secara bertahap

Intervensi :

a. Kaji kemampuan pasien dalam aktifitas sehari – hari

Rasional : Merencanakan intervensi dengan tepat

b. Pantau frekuensi / irama jantung, TD,dan frekuensi pernapasan

sebelum/setelah aktivitas

Rasional : Penurunan TD, takikardia, disritmia dan takipnea

adalah indikatif dari toleransi terhadap aktivitas

c. Berikan lingkungan tenang dan pertahankan tirah baring

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan

oksigen tubuh dan menyediakan energi yang digunakan

untuk penyembuhan

d. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi

Rasional : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa

mempengaruhi kebutuhan oksigen berlebihan

( Doengoes, 2000 )

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infiltrasi sel

abnormal ke musculoskeletal

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat

berkurang

Kriteria Hasil : klien tampak rileks

Skala nyeri berkurang

Intervensi :

a. Kaji intensitas skala nyeri

Rasional : membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi

b. Berikan lingkungan nyaman

Rasional : meningkatkan istirahat dan meningkatkan koping

c. Dorong menggunakan tehnik manajemen nyeri contoh :

relaksasi/napas dalam, sentuhan terapeutik

Rasional : membantu manajemen nyeri dengan perhatian langsung

d. Kolaborasi pemberian anti analgetik sesuai indikasi

Rasional : mengurangi rasa nyeri

( Doengoes, 2000 )

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan

terpenuhi

Kriteria Hasil : Nafsu makan meningkat, BB meningkat

Intervensi :

a. Observasi dan catat masukan makanan klien

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Rasional : mengawasi masukan kalori/kuwalitas kekurangan

konsumsi makanan

b. Timbang BB setiap hari

Rasional : Mengawasi penurunan BB / efektifitas intervensi nutrisi

c. Berikan makanan sedikit dan frekuwensi sering

Rasional : meningkatkan pemasukan

d. Kolaborasi ahli gizi

Rasional : membantu dalam membuat rencana diet untuk

memenuhi kebutuhan individu

( Doengoes, 2000 )

4. Resiko cedera : perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah

trombosit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi

perdarahan

Kriteria hasil : Pasien tidak mengalami perdarahan

Intervensi :

a. Observasi tanda perdarahan

Rasional : membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi

b. Hindari aktivitas bermain yang mungkin menyebabkan cedera fisik

Rasional : menurunkan resiko cedera

c. Jangan memberikan mainan yang permukaannya tajam

Rasional : menurunkan resiko perdarahan

d. Kolaborasi pemberian trombosit sesuai program

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Rasional : Membantu mengurangi trombositopeni

( Wong, 2001 )

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder yang

tidak adekut

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien

terhindar dari infeksi

Kriteria hasil : Tidak ada tanda – tanda infeksi

Intervensi :

a. Monitor suhu tubuh

Rasional : mengetahui tanda – tanda infeksi

b. Berikan nutrisi adekuat

Rasional : untuk meningkatkan daya imun tubuh

c. Tempatkan pada ruangan khusus

Rasional : Melindungi dari sumber potensial pathogen infeksi

d. Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi

Rasional : menurunkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan

bakteri / infeksi

( Wong, 2001 )

6. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai

oksigen ke sel jaringan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi

perubahan perfusi jaringan

Kriteria hasil : TTV stabil, kulit hangat, turgor kulit baik

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Intervensi :

a. Monitor TTV, palpasi nadi perifer

Rasional : Indikator keadekuatan perfusi sistemik, kebutuhan

cairan dan terjadinya komplikasi

b. Kaji pengisian kapiler, warna kulit, turgor kulit

Raasional : Kulit pucat/sianosis, dan pengisian kapiler lebih dari

2 detik menunjukan vasokonstriksi perifer

c. Catat adanya keluhan rasa dingin

Rasional : Vasokonstriksi ( ke organ vital ) menurunkan sirkulasi

perifer

d. Pertahankan suhu lingkungan

Rasional : Mencegah vasokonstriksi, membantu dalam

mempertahankan sirkulasi dan perfusi

( Doengoes, 2000 )

7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kemampuan mengikat O2

menurun

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas

menjadi efektif

Kriteria hasil : Tidak terjadi sesak nafas

RR dalam batas normal 20 -30x/menit

Intervensi :

a. Catat kecepatan / kedalaman pernafasan

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

Rasional : Peningkatan nafas menunjukkan kesulitan pernafasan

dan adanya kebutuhan untuk meningkatkan

pengawasan/intervensi medis

b. Auskultasi bunyi nafas

Rasional : Berkurangnya suara pernafasan diperkirakan telah

terjadi atelektasis

c. Berikan posisi yang nyaman mis. semi fowler

Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan yang optimal dan

mengurangi aspirasi

d. Berikan O2 jika dibutuhkan

Rasional : mempertahankan ventilasi/oksigenasi efektif untuk

mencegah/memperbaiki pernafasan

( Doengoes, 2000 )

8. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan depresi sumsum

tulang, kerapuhan tulang

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan

mobilitas fisik dapat berkurang

Kriteria hasil : mempertahankan posisi fungional

Meningkatkan kekuatan / fungsi yang sakit

Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktifitas

Intervensi:

a. Kaji derajat imobilitas

Rasional : Untuk melakukan intervensi yang tepat

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira

b. Instruksikan pasien untuk/Bantu dalam rentang gerak pada

ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit

Rasional : Meningkatkan aliran darah ke otot untuk meningkatkan

tonus otot

c. Ubah posisi secara periodic

Rasional : Mencegah/menurunkan insiden komplikasi

kulit/pernafasan

d. Kolaborasi fisioterapi/okupasi terapi

( Doengoes, 2000 )

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Eritrosit merupakan cakram bionkaf yang tidak berinti, ukurannyakira –kira