bab ii kelompok jadi

17
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian diare Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan diare sebagai kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi kali atau lebih selama 1 hari atau lebih. Definisi ini lebih menekankan pada konsistensi tinja daripada frekuensinya. Jika frekuensi BAB meningkat namun konsistensi tinja padat, maka tidak disebut sebagai diare. 1 2.1.2 Etiologi diare Penyakit diare antara lain disebabkan oleh: 5 a. Virus (yaitu penyebab diare yang paling sering dan umumnya karena Rotavirus) dengan gejala

Upload: r-brian-okt

Post on 06-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

I/;NM

TRANSCRIPT

BAB II

PAGE 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Diare2.1.1 Pengertian diare

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan diare sebagai kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi kali atau lebih selama 1 hari atau lebih. Definisi ini lebih menekankan pada konsistensi tinja daripada frekuensinya. Jika frekuensi BAB meningkat namun konsistensi tinja padat, maka tidak disebut sebagai diare.12.1.2 Etiologi diare

Penyakit diare antara lain disebabkan oleh:5a. Virus (yaitu penyebab diare yang paling sering dan umumnya karena Rotavirus) dengan gejala seperti berak-berak air, berbusa, tidak ada darah ataupun lender dan berbau asam.b. Bakteri ditandai dengan berak-berak dengan darah ataupun lendir, sakit perut, keadaan ini memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.c. Parasit (Giardiasis) ditandai dengan berak darah dan lendir, sakit perut. Keadaan ini memerlukan obat antiparasit.d. Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.e. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain, misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga dan campak.

2.1.3 Klasifikasi diare

Klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi:6a. Diare akutYaitu diare yang terjadi mendadak berlangsung singkat dan berlangsung paling lama 3 5 hari.b. Diare berkepanjangan

Yaitu diare berlangsung lebih dari 7 hari.

c. Diare kronik

Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

2.1.4 Patogenesis diare

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan karena makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan makanan yang disajikan dengan tidak dimasak terlebih dahulu. Penularannya melalui aerosolisasi (Rotavirus, Norwalk), tangan yang terkontaminasi Clostridium difficle atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu diare adalah faktor penyebab (agen) yaitu bakteri dan factor pejamu (host) yaitu daya tahan tubuh, lingkungan lumen saluran cerna, lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman.2.1.5 Patofisiologi diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diarea. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena kenaikan isi rongga usus.b. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus naik sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbulah diare.c. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.2.1.6 Manifestasi klinis

Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami, nausea, muntah, nyeri perut, sampai kejang perut, demam dan diare. Pada anak balita manifestasi klinis anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada, tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan, gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan menurun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering.1

Manifestasi klinis pada anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam.22.1.7 Komplikasi diare

Komplikasi diare antara lain:10 Dehidrasi (ringan, sedang, berat,hipotonik isotonik/ hipertonik). Renjatan ,hipovolemikHipokalemia dengan gejala meteorismu Hipoglikemia,Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus Defisiensi enzim laktosa.Kejang pada dehidrasi hipertonik Takikardia, perubahan EKG,muntah dan mual,Perdarahan usus2.1.8 Pemeriksaan penunjangUntuk menegakkan diagnosis diare diperlukan pemeriksaan penunjang. Adapun pemeriksaan penunjang tersebut adalah:6a. Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan tinja mikroskopis dan makroskopis, PH dan kadar gula bertujuan untuk mengetahui jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance).b. Pemerikasan darah

Pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit terutama (Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatini darah

Untuk mengetahui faal ginjal.d. Duodenal tintubationUntuk mengetahui kuman penyebab baik secara kuantiat dan kualitatif terutama pada diare kronik.2.1.9 Perilaku pencegahan diareSalah satu upaya pencegahan diare adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Upaya pencegahan diare untuk menurunkan angka kejadian dan kematian dapat dilakukan dengan:11a. Menggunakan air bersih

b. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makanc. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja2.1.10 Penatalaksanaan diare

Penanganan diare dirumah tangga sangat penting karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dehidrasi dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi. Cairan dehidrasi oral yang dapat dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa hijau, air tajin, air teh encer, air perasan buah dan larutan gula garam (LGG). Pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sebaliknya jika terjadi dehidrasi Sedang dan berat sebaiknya diberi minum oralit. Menurut Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2M dan PLP), tatalaksana penderita diare dirumah yaitu: memberikan cairan yang lebih banyak dari biasanya, mengetahui tanda tanda penderita diare yang harus dibawa petugas kesehatan atau kesarana kesehatan.1a. Pemberian cairan (rehidrasi) sebagai prioritas utama pengobatan. 1. Jenis cairan: Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tidak tersedia diberikan cairan NaCl 0,9% ditambah satu ampul Na Bikarbonat 7,5% sebanyak 50 ml.2. Jumlah cairan: Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.3. Jalan masuk atau Cara pemberian cairan: Pemberian cairan dapat dilakukan dengan jalan masuk atau cara pemberian cairan melalui oral ataupun parenteral (infus).4. Jadwal pemberian cairan 5. Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan yang diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ke-3.b. PHBS yang berhubungan dengan diare

Indikator PHBS yang berhubungan dengan kejadian diare pada dewasa Menggunakan air bersih , Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat1. Menggunakan air bersihAir sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh orang dewasa sekitar 55- 60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Di Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum dan masak air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.13Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur oral yang ditularkan dengan memasukkan cairan atau benda yang tercemar dengan dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar ke dalam mulut. Air dapat tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan dirumah karena tempat peyimpanan tidak tertutup atau tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan. Penggunaan air yang tidak bersih dengan ciri secara fisik berwarna, berasa dan berbau dapat menjadi media sumber penularan kuman penyebab penyakit termasuk diare.1Karena tidak terdapat air yang 100% murni dalam arti sesuai dengan syarat air yang patut bagi kesehatan, maka perlu dilakukan suatu tindakan sehingga air yang ada memenuhi syarat kesehatan atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang dikehendaki dalam menangani masalah penyediaan air. Dalam menangani masalah penyediaan air bersih dan air minum, perlu adanya standar kualitas yaitu:141) Penyimpangan dari persyaratan air memenuhi syarat akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan penyakit.2) Air memenuhi syarat harus bebas dari mikroorganisme pathogen, harus bebas dari bahan kimia yang menggangu dan membahayakan serta bebas dari warna, bau, kekeruhan dan rasa.3) Jarak air dari sumber pencemaran seperti septitank dan kandang minimal 10 m .4) Konstruksi sumur harus memenuhi syarat lantai sumur kedap air dengan radius 1 m dari dinding sumur, bibir sumur kedap air dengan ketinggian 0,7 m diatas permukaan tanah, dinding sumur bagian dalam harus kedap air minimal 3 m dibawah permukaan tanah, diameter sumur kurang lebih 1 m, terdapat saluran pembuangan.2. Menggunakan cuci tanganKebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.3. Menggunakan jamban sehat Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko terhadap penyakit diare, penggunaan jamban yang tidak tertutup akan mempermudah transmisi penularan coliform dan colitinja melalui vektor lalat yang hinggap di makanan yang dikonsumsi. Jamban yang memiliki jarak < 10 m dari sumber air juga berpotensi menyebabkan pencemaran sumber air minum. 1Notoatmodjo (2007) syarat jamban yang memenuhi aturan kesehatan adalah:13a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnyab. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnyac. Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnyad. Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya.e. Tidak menimbulkan bauf. Pembuatannya murah g. Mudah digunakan dan dipeliharah. Jamban memiliki jarak > 10 m dari sumber air2.3

Kerangka Teori

Faktor Kesehatan lingkungan

Faktor perilaku

Faktor sosiodemografi

Menggunakan air bersih

usia

Kebersihan makanan dan minuman

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Tingkat pendididkan

Jenis kelamin

Pengelolaan sampah

Menggunakan air bersih

Jenis pekerjaan

diare