bab ii kajian teoritis dan hipotesis 2.1 konsep umum...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1 Konsep Umum Tentang Pembelajaran Pakem
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Pakem
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima
ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat pembelajaran.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajarran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Bertitik tolak dari konsep di atas, beberapa definisi pembelajaran
yang pernah ditulis dalam beberapa sumber menyatakan sebagai berikut :
Rachmawati (2007:1) menyatakan PAKEM adalah sebuah model
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan
yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman
dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan
berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan
supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
Sudrajat (2009:1) menyatakan PAKEM adalah kegiatan
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas dalam
mengembangkan pemahaman belajar melalui kegiatan berbuat. Dari
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa PAKEM merupakan
pembelajran yang menyenangkan, karena siswa lebih aktif dalam
pembelajran, sedangkan guru merupakan subjek yang membantu siswa
dalam belajar.
Menurut Sudjana (1989:30), pembelajaran aktif dapat diartikan
sebagai salah satu strategi belajar yang menuntut keaktifan siswa
seoptimal mungkin, sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa lebih
efektif dan efisien.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PAKEM (aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) adalah
suatu pembelajaran yanag menekankan keaktifan dan memberi
kesempatan berfikir siswa secara optimal, untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran dalam suasana yang tidak membosankan untuk mengikuti
proses pembelajaran. Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar
melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik danmenyediakan “pojok baca”
4. Guru menerapkan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuia dengan bakat, minat dan
perkembangna fisik secara psikologis peserta didik.” Hal tersebut
merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efetif dan menyenangkan (PAKEM).
PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan,
sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja,
guru menggunakan barbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif.
2.1.2 Model Pembelajaran Pakem
Pakem adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual
yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses
pembalajarannya adalah:
1. Proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dangan guru, rekan
siswa, multimedia, referensi, lingkungan dsb)
2. Proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman
belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog, atau melalui simulasi role-play)
3. Prroses Refleksi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan
apa yang mereka telah pelajari dan apa yang mereka telah
lakukan)
4. Proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan
semua indra mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan
atau wawancara).
Sedangkan menurut Rachmawati (2007:1) adalah sebagai berikut:
a) Mengalami, peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun emosional.
b) Komunikasi, kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta didik.
c) Interaksi, kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya
interaksi multi arah.
d) Refleksi, kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta
didik memikirkan kembali appa yang telah diilakukan.
2.1.3 Pengelolaan Kelas Pakem
Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif
dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi indvidu, refleksi,
relevansi pribadi, dan pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan
memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik
dalam pendidikan, seting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa
proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar
melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik
seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondusikannya belajar
secara umum, instruksi,dan belajar bersama.
Penataan atau pengelolan kelas PAKEM perlu mempertimbangkan
enam elemen constructivist learning desing (CDL) yang dikemukakan oleh
Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings, bridge, question, exhibit,
and reflections.
1. Situation, terkait dengan hal-hal berikut: apa tujuan episode
pembelajaran yang akan ingin dicapai, apa yang diharapkan
setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui
bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan
pada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas
tersebut (as a process of solving problem, answering, question,
creating metaphors, making decisions, drawing conclusion, or
setting goals).
2. Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau
didasarkan pada karateristik materi.
3. Bridge, terkait dengan: aktivitas apa yang akan dipilih untuk
menjembatani antara pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun
siswa.
4. Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan setiap
elemen desain (panduan pertanyaan apa yang dapat
mengintroduksi situas, menata pengelompokkan dan
membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang
digunakan untuk mengetahui cara berfikir dan aktifitas belajar
siswa.
5. Exhibit, bagaimana siswa merekam dan memerankan hasil
kreasi mereka melalui demonstrasi cara berfikir mereka dalam
menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.
6. Reflectiosn, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam
menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang
(feeling, images, and language of their thougt), apa, siapa,
proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar
kelas.
Menurut Milan Rianti (2007:1), pengelolaan kelas merupakan upaya
mendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta
memulihkannya apabila terjadi gangguan dan atau penyimpangan
sehingga proses pembalajarn berlangsung secara optimal.
2.1.4 Menata Suasana Lingkungan Belajar
Dalam model PAKEM membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang mendukung tercapainya PAKEM ini.
Menurut Sapriya (2003:28), dalam pakem ruangan kelas yang
menarik merupakan hal yang sangat disarankan. Oleh karena itu,
lingkungan belajar (kelas) agar menarik perlu dilakukan penataan
sebagaimana mestinya.
Untuk itu perlu memerhatikan penjelasan dari De Porter Bobbi,
Reader Mark, & Singer Sarah-Nourie (2001:14-15), yaitu memberikan
penjelasan dalam menata lingkungan belajar/kelas yang mendukung
kretivitas, mempunyai empat aspek, yaitu:
1. Suasana kelas yang mencakup bahasa yang dipilih guru, cara
menjalin rasa simpati. Dan suasana yang penuh kegembiraan
membawa kegembiraan pula dalam belajar.
2. Landasan adalah kerangka kerja yang berupa tujuan,
keyakinan, kesepakatan, kebujakan, prosedur, dan aturan
bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk
bekerja dalam komunitas belajar.
3. Lingkungan adalah cara guru dalam menata ruang kelas seperti
pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman,
music dan semua yang mendukung proses belajar.
4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting
yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan
memperbaiki proses tukar menukar informasi.
2.2 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Pakem
Peranan seorang guru agar pelaksanaan Pakem berjalan
sebagaimana diharapkan, Aswadi Bahar dalam bukunya “Panduan
Mengajar dan Dasar-Dasar Kependidikan” menyebutkan paling tidak ada
12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan
dilakukan seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap:
1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya
untuk berkembang sesuai dengan kecendrungan bakat dan
minat mereka.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
dan bantuan bila mereka membutuhkan.
3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan
memperhatikan intuisme terhadap ide gagasan mereka.
4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai kesuksesan
dalam bidang yang dikehendaki.
5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk
memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran
untuk membangun hubungan dengan realitas dengan
kehidupan nyata.
7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat, dan
minat serta modalitas gaya belajar siswa.
8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara
penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri.
9. Menyatakan kepada siswa bahwa guru-guru merupakan mitra
mereka dan peranannya sebagai motivator dan fasilitator bagi
siswa.
10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari
tekanan dan intimadasi dalam usaha meyakinkan minat belajar
siswa.
11. Mendorong terjadinya proses-proses pembelajaran interaktif,
kolaboratif, dan discovery agar terbentuk budaya belajar yang
bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12. Memberikan tes atau ujian yang bisa mendorong terjadinya
timbal balik dan semangat pada siswa untuk mempelajari materi
lebih dalam.
Pelaksanaan konsep pakem jika para guru dalam berinteraksi
dengan siswanya untuk memberikan motivasi dan memfasilitasi dengan
mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,
membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan
minat mereka melalui pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa
tugas dan tanggung jawab utama guru dalam paradigma baru prndidikan
“bukan membuat siswa belajar” tetapi “mengajarkan cara bagaimana
mempelajari mata pelajaran”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: “
jangan meminta siswa hanya untuk mendengrakan, karena mereka akan
lupa.Jangan membuat siswa memperhatikan saja, karena hanya bisa
mengingat. Tetapi yakinkan siswa untuk melakukannya, pasti mereka
akan mengerti.”
Sebagai seorang guru harus diperhatikan pula tenggang penilaian
hasil belajar. Dalam pelaksanaan konsep pakem, penilaian dimaksudkan
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam
proses maupun keberhasilan dalam output (lulusan). Keberhasilan proses
dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan output
(lulusan) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan
standar kompetensi dari setiap mata pelajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian
harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup
paling sedikit tiga aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Ini tentu
saja melibatkan professional judgment dengan memperhatikan sifat
objektivitas dan keadilan.Karena hal ini dapat digunakan untuk
menentukan keberhasilan pembelajaran model pakem.
2.3 Pengertian Motivasi
Dalam kamus ilmiah, Partanto dan Barry (1994:486) mengartikan
“motivasi” sebagai dorongan (sokongan moril); alasan ; tujuan
tindakan.Hal ini identik dengan motivator yang diartikan sebagai
pendorong ; penggerak ; pemberi semangat/sokongan moril ; penganjur ;
dan pemberi motivasi.
Selanjutnya, Slameto (dalam Azis 2003:170) merumuskan motivasi
sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, integritas,
serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang
rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep dan
sebagainya.
Menurut Uno (2012:5) banyak teori motivasi yang didasarkan dari
asas kebutuhan (need).Kebutuhan yang menyebabkan seseorang untuk
dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat
menjelaskan perilaku seseorang. Perilakunya hakikatnya merupakan
orientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang
dirancang untuk mencapai tujuan.Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan interaksi dari beberapa unsur.Dengan demikian, motivasi
merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukanseseuatu
untuk mencapai tujuan.Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang
oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti (1) keinginan yang
hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan, dan (4) umpan balik.
Proses interaksi ini disebut sebagai produk motivasi dasar (basic
motivation process).
2.4 Hubungan Motivasi Belajar dengan Penerapan pembelajaran
Pakem
Menurut Uno (2012:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara
relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik
atau penguatan (reinforced practice).
Belajar merupakan kegiatan mempelajari atau menghafal fakta-
fakta, artinya seseorang yang telah belajar akan ditandai dengan
banyaknya fakta-fakta yang dapat dihafalkan. Di lain pihak, dapat
dikatakan bahwa belajar sama halnya dengan latihan, sehingga hasil
belajar akan tampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu sebagai
hasil latihan. Dalam hal ini untuk memperoleh kemajuan seseorang harus
dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatupola
yang sistematis.
Mencermati definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar merupakan dorongan atau sokongan moril oleh siswa
yang berkaitan dengan kegiatan belajar sehingga ia dapat belajar sesuai
dengan tuntutan serta arah dan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini
siswa diharapkan memiliki ketekunan dalam belajar sesuai dengan
kegiatan belajar yang efektif.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan dan dorongan kebutuhan belajar, harapan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan
belajaryang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus di
ingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,
sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang
lebih giat dan semangat.
Menurut Uno (2012:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peran besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar
dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4. Adanya penghargaan dalam belajar,
5. Adanya kegiatan yang menarik daam belajar,
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang dalam belajar dengan baik.
Tanpa adanya strategi dalam pembelajaran proses belajar
mengajar tidak akan dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga
sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam melakukan sesuatu seseorang pasti mempunyai tujuan,
begitu juga dalam pendidikan, seorang guru mengajar menginginkan
materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa, begitu juga
siswa belajar meninginkan perubahan dalam dirinya serta meraih pestasi
yang bagus.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut juga tidaklah mudah, jika
seorang guru tidak mampu mengenali dan memahami karakter masing-
masing siswa. Salah satu hal yang penting pula adalah memahami gaya
belajar siswa. Adanya tiga gaya belajar yang harus diketahui yakni visual,
auditorial, dan kinestik. Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang
visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial
melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan kinestetik belajar
lewat gerak sentuhan. Walaupun orang telah cenderung pada salah satu
diantara ketiganya.
Oleh karena itu seorang guru yang baik adalah guru yang
memahami dan menghormati murid, menghormati bahan pelajaran yang
diberikannya, mengaktifkan murid dalam belajar, mempunyai tujuan
tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah seorang guru harus mampu menyesuaikan strategi
mengajar sesuai dengan bahan pelajaran atau materi yang akan
disampaikan, karena tidak semua strategi dapat digunakan dalam tiap
materi pelajaran.
Dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru, tidak hanya
sekedar berfungsi mengantarkan bahan atau materipelajaran kepada
anak didik, akan tetapi strategi mengajar dalam hal ini yaitu implementasi
strategi PAKEM ikut menentukan aktivitas anak didik dan mendorong
anak didik untuk belajar dengan aktif dan kreatif, baik memberi tanggapan
terhadap materi pelajaran yang dihadapi maupun dalam proses belajar
mengajar, selanjutnya dengan kata lain implementasi strategi .
PAKEM dalam pembelajaran secara tegas ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran maka dari itu, dapat
dipastikan mutu pendidikan dan pengajaran akan bertambah baik pula,
dan hal lain akan menambah nilai belajar siswa, sehingga siswa dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Akhirnya dalam uraian ini menegaskan bahwa setiap pengajaran
digunakan strategi yang tepat dan sesuai,maka strategi pengajaran
tersebut berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Sebaliknya apabila guru menggunakan strategi yang kurang tepat
dan kurang sesuai maka strategi tersebut akan berpengaruh negative
terhadap prestasi belajar siswa.
Penerapan PAKEM dalam contoh Kegiatan Belajar Mengajar
sesuai dengan kemampuan guru adalah sebagai berikut:
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola
KBM yang mendorong siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran.
Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan
Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan misalnya:
Alat yang tersedia atau yang
dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan.
Siswa:
Melakukan percobaan,
pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban
dan mngolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
Menulis laporan hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan
atau tulisan
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan
terbuka
Hasil karya yang merupakan
anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar
dengankemampuan siswa
Siswa dikelompokkan sesuai
dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan
dengan kemampuan kelompok
tersebut
Siswa diberi tugas perbaikan
atau pengayaan
Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari
Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya
sendiri
Siswa menerapkan hal-hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-
hari
2.5 Kerangka Berfikir
Pakem dalam arti suatu model pembelajaran adalah pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.Dalam kegiatan pembelajaran
dengan model pakem siswa dapat belajar dengan menyenangkan.
Menurut Rahmat (2011:184) model pembelajaran pakem terdapat
empat unsur didalamnya antara lain:
Aktif
Aktif dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara
aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada
didalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah
dilakukan.
Kreatif artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa
dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, serta sesame
siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas
pembelajarannya.
Efektif
Maksudnya pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Menyenangkan
Menyenangkan merupakan ciri keempat dari pakem dengan
maksud pembelajaran dirancang untukmenciptakan suasana yang
menyenangkan.
Menurut Agus Suprijono (2013:163) motivasi belajar adalah proses
yang memberikan semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan
bertahan lama.
Menurut Dimiyati dan Mudjono (2006:80) ada tiga komponen utama
dalam motivasi yaitu:
Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan
antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Dorongan
Menurut Hull (dalam Dimiyati dan Mudjono 2006:82) dorongan atau
motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme,
Tujuan
Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut:
2.6 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kajian teoritisnya, maka hipotesis
dalam penelitian ini berbunyi: pengaruh positif antara pembelajaran
pakem dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di
kelas VII pada pelajaran ekonomi SMP Negeri 1 Suwawa.
MOTIVASI
- Kebutuhan
- Dorongan
- Tujuan
Menurut Dimiyati dan
Mudjiono (2006:80)
- Aktif
- Kreatif
- Efektif
- Menyenangkan
Menurut Abdul Rahmat
(2011:184)
PAKEM