usaid prioritas: mengutamakan pembaharuan, inovasi ......usaid prioritas: mengutamakan pembaharuan,...
TRANSCRIPT
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun Media Komunikasi Pendidikan Dasar
di Jawa Barat
Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi untuk
mendorong pembaharuan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas.
Terima Kasih Kepala Daerah untuk USAID
Berwujud Komitmen Tinggi untuk Diseminasi
Pelatihan Sekolah Bergulir di
Ciamis. Selengkapnya di hlm 4.
Temukan di Dalam:
Analisis Kebijakan—2
Pelatihan & Pendampingan—4-7
Praktik Lapangan Integratif—5
Observasi Teman Sejawat—8
Menengok Proses Belajar—9
Malam Towong—11
Mr. Aaron S. Williams Apresiasi
Praktik yang Baik di Kota Bogor. Selengkapnya di hlm 10.
Nomor 5 Oktober—Desember 2013
PRIORITAS hingga tahun
2017. Daerah tersebut men-
jadi daerah mitra USAID PRI-
ORITAS pada kohor 2.
Acep Purnama, Wakil
Bupati Kuningan, dalam
sambutannya meresmikan
USAID PRIORITAS di
Kabupaten Kuningan
(12/12), mengatakan,
“Menyiapkan sumber
daya manusia yang handal
dan berkualitas tentu
bukan perkara mudah,
butuh persiapan dan
sistem yang baik. Salah
satu upaya yang bisa
dilakukan adalah
menyiapkan pendidikan dasar
yang baik. Pendidikan dasar
yang berkualitas tentu akan
membawa dampak positif bagi
kemajuan suatu daerah.
Kerjasama dengan USAID
sangat dibutuhkan dalam
menyokong kesuksesan
pendidikan yang berkualitas.”
Para kepala daerah mitra
USAID PRIORITAS
menyatakan kegembiraannya
dapat bermitra dengan USAID
PRIORITAS. Berharap manfaat
program turut dirasakan juga
oleh sekolah-sekolah non
mitra, mereka berkomitmen
untuk mendiseminasikan
program ke kecamatan dan
sekolah non mitra. Bagi para
kepala daerah, niat diseminasi
ini merupakan bentuk
ungkapan rasa terima kasih
mereka kepada USAID. [ds]
“Demi kemajuan masyarakat,
saya siap bekerjasama dengan
USAID untuk menyukseskan
USAID PRIORITAS di daerah
Tasikmalaya. Program ini
penting untuk membuka
peluang pendidikan yang
berkualitas bagi masyarakat.
Kami berharap program ini
berjalan seiring dengan
program-program kami dalam
peningkatan mutu pendidikan,
khususnya mutu Sumber Daya
Manusia.”
Demikian dikatakan oleh
Uu Ruzhanul Ulum, Bupati
Tasikmalaya, saat
menandatangani KAK
(Kerangka Acuan Kerja)
program USAID PRIORITAS
(4/12). Bupati menyatakan
kegembiraannya bahwa USAID
PRIORITAS dapat
meringankan beban kerja
pemerintah daerah dan
memperkuat program-
program daerah dalam
peningkatan mutu pendidikan.
Pemerintah Provinsi Tinjau Sekolah Mitra
USAID Terbukti Berpengalaman
Proses belajar dan manajemen di sekolah mitra USAID
PRIORITAS menunjukkan USAID sangat berpengalaman dalam
pengembangan pendidikan berkelas dunia. Tentu kami sangat
bangga bisa bekerjasama dengan USAID.
Demikian dikatakan oleh Asep Hilman, Kepala Bagian
Pelayananan Sosial Provinsi Jawa Barat. Pemerintah provinsi
melakukan monitoring dan evaluasi pembelajaran dan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sekolah mitra USAID
PRIORITAS di Ciamis, Cimahi, dan Bandung Barat.
Asep juga menegaskan bahwa
peningkatan mutu pendidikan
bukan hanya tanggung jawab
pemerintah. Partisipasi
masyarakat sangat penting.
Harun Harosyid, Kasi
Kurikulum Kemenag Jabar,
melihat monitoring ini wujud
saling bersinergi memajukan
pendidikan di Jawa Barat. [ds]
Kabupaten Tasikmalaya,
bersama dengan Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Bekasi,
dan Kabupaten Kuningan,
menyatakan komitmennya
untuk bermitra dengan USAID
Erna Irnawati, Koordinator Provinsi, Acep Purnama, Wakil Bupati Kuningan,
dan M. Ajieb Ma'aly, DPRD Kuningan, pada acara sosialisasi program USAID PRIORITAS.
Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya, dan
Erna Irnawati, mendiskusikan rencana kerjasama program USAID PRIORITAS.
Dr. Asep Hilman, Kabag Yansos
Pemprov Jabar, amati proses belajar di MTsN Sindangkasih, Ciamis.
Belajar di Luar Kelas Asyik Banget.
Selengkapnya di hlm 6-7.
2
PRIORITASkeun Nomor 5
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Ciamis mengagendakan pembelajaran kelas rangkap.
Cara ini perlu ditempuh untuk mengatasi masalah
kekurangan guru di sekolah kecil.
Demikian diungkapkan oleh Anto Risyanto,
Kabid Dikdas Disdikpora Ciamis, di sela lokakarya
Analisis Kebijakan dalam rangka pemerataan guru.
Lokakarya II Analisis Kebijakan diselenggarakan
di Ciater,
Subang (22-
24/10).
Lokakarya ini
diikuti oleh 30
orang
perwakilan
Ciamis,
Bandung Barat,
dan Cimahi.
Pada
kesempatan yang sama, Zuhro, Kabid Dikdas
Disdikpora Bandung Barat, mengklaim bahwa enam
belas UPTD berkomitmen mendukung pelaksanaan
penataan dan pemerataan guru di Bandung Barat.
Hartati, Kabid Dikdas Disdikpora Cimahi,
mengatakan bahwa Cimahi akan mendorong guru-
guru Mapel yang kekurangan jam mengajar untuk
melakukan alih-jenis menjadi guru kelas, melalui
pendidikan profesi guru atau sarjana kedua/SKKT
(Sarjana Kependidikan Kewenangan Tambahan).
Pendampingan intensif dari USAID PRIORITAS
dilakukan antara lokakarya I dan II untuk membantu
daerah mengikuti tahap-tahap pemetaan dan
pemerataan guru sesuai dengan masalah daerah. [ds]
Perangkat Lunak BOS Praktis dan Simpel
Laporan Sekolah Lebih Akurat dan Cepat
Ini merupakan aplikasi yang
praktis dan simpel sehingga
sekolah bisa mengelola dan
melaporkan BOS secara akurat
dan cepat. Apalagi sistem
online memungkinkan
pelaporan lebih efisien.
Demikian dikatakan oleh
Hartati, Kabid Dikdas Disdik
Kota Cimahi, saat mengikuti
Lokakarya Pendataan tingkat
nasional berkenaan dengan
BOS dan DAK.
Pada lokakarya ini, USAID
PRIORITAS Jawa Barat
memfasilitasi para peserta
berlatih mengunakan
perangkat lunak BOS 2013.
peserta diajak untuk berlatih
mengunduh perangkat lunak
BOS, memahami seting,
mengisi data sekolah, revisi
program, dan transaksi.
Sarkowi, Disdik Kab. Lahat,
Sumatera Selatan, mengatakan,
“Dengan aplikasi ini, sekolah
akan memahami dan menyusun
pelaporan dengan lebih mudah.
Proses pelaporan jadi cepat.”
Ervawi, manajer BOS Dinas
Pendidikan Kabupaten Bangka,
melihat aplikasi baru ini sangat
bagus. Menurutnya, “kekeliruan
pelaporan dapat diminimalisir.
Sekolah tidak lagi melakukan
overlapping mengenai sumber
BOS, misalnya.” [ds]
Lokakarya II PPG
Jajaki Alih-Jenis
dan Kelas-Rangkap
Atas: Proses pendampingan tim PPG Ciamis;
Bawah: Proses pendampingan tim
PPG Bandung Barat.
Dari atas ke bawah:
Mahargianto mendampingi kelompok peserta;
Ervawi dan kolega dari Bangka berlatih mengisi data sekolah;
Danang Tri Mulyanto, Specialis
Teknologi Informasi USAID PRIORITAS Jabar, mendampingi kelompok;
Sarkowi tampak serius dengan latar kelompok yang juga serius berlatih
melakukan transaksi secara online.
Peserta bekerja tanpa lelah, analisis data
ke analisis kebijakan.
Rudi Sopiana, USAID PRIORITAS
Jabar, dampingi kelompok peserta setelah presentasi software BOS.
Membaca, Memaknai,
Bercerita
Siswa kelas awal relatif mampu membaca
secara harfiyah. Namun, ketika ditanya isi
bacaan, siswa cenderung belum mampu
memahaminya. Siswa juga cenderung
kurang mampu menceritakan ulang
sebuah cerita yang sudah didengarkan.
Demikian dikatakan oleh Erna
Irnawati, Koordinator Provinsi, saat
menyampaikan kesimpulan umum hasil
proses EGRA (Early Grade Reading
Assessment) di empat daerah mitra
USAID PRIORITAS.
Tim EGRA USAID PRIORITAS Jabar
melakukan asesmen pada sejumlah
sekolah sampel di Cirebon, Kuningan,
Tasikmalaya, dan Bekasi. Asesmen
menggunakan program Tangerine.
Asesmen EGRA ini merupakan penilaian
awal mengukur literasi sebelum daerah
mendapat program USAID PRIORITAS.
Pada tahun ketiga dan kelima akan
dilakukan asesmen kembali guna melihat
perkembangan tingkat membaca. [ds]
Siswa SDN 6 Citatah, Singaparna, Tasikmalaya
ikuti proses asesmen dengan Tangerine.
3 Oktober-Desember 2013
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
“Dalam proses belajar
berkelompok, siswa bukan
pendengar pasif tetapi berparti-
sipasi aktif. Proses belajar
memanfaatkan media beragam,
baik teknologi canggih maupun
barang bekas. Sekolah ini layak
menjadi teladan.”
Demikian diungkapkan oleh
para peserta study visit di
sejumlah sekolah mitra USAID
PRIORITAS di Kota Cimahi.
Kepala sekolah, guru,
pengawas, dan komite yang
berasal dari 12 sekolah mitra
UPI dan UIN, yang sekaligus
menjadi mitra USAID
PRIORITAS, berkunjung ke
Cimahi (4/12). Didampingi oleh
sejumlah dosen UPI dan UIN,
mereka melihat praktik-praktik
yang baik penerapan program
USAID PRIORITAS di Cimahi.
Selain melihat proses
belajar, mereka juga melihat
manajemen sekolah dan
penataan lingkungan sekolah.
“SMPN 3 Cimahi layak menjadi
teladan. Proses belajar sudah
sangat aktif,” ujar pengunjung.
“Saya belajar tentang peran
serta masyarakat dalam
pendidikan,” kata seorang
anggota komite.
“Saya senang dapat melihat
langsung proses pembelajaran,
penerapan MBS, dan kerja
sama memajukan pendidikan,”
ujar Ayi Rahmat, Kepala MTs
Ar-Rosyidiyah. [ds]
Kunjungan Belajar Sekolah Mitra LPTK Inspiratif, Banyak Hikmah untuk Diterapkan
Manajemen dan administrasi
sekolah ini sangat bagus. SDN
Utama Mandiri 1 merupakan
mitra USAID PRIORITAS yang
berkomitmen tinggi untuk
berubah. Dampak program
tampak jelas di sini.
Demikian kata Larry Lai,
Wakil Presiden Education
Development Centre(EDC)
Washington. EDC merupakan
salah satu
kontraktor
pelaksana
program
USAID
PRIORITAS.
“Kami
bangga melihat aneka
kreativitas siswa. Kualitas sebu
-ah lembaga pendidi-kan
tercermin pada pikiran-pikiran
kreatif siswa,” ujar Larry.
Cucum Suminar, Kepala
Sekolah, berujar bahwa
kunjungan ini menambah
motivasi untuk berubah ke
arah yang lebih baik. “Dalam
keterbatasan sarana, kami
ingin tetap maju
meningkatkan kualitas
dan relevansi
pembelajaran,” tekadnya.
Hartati, Kabid Dikdas
Disdikpora Kota Cimahi,
berterima kasih kepada
USAID atas dukungannya
meningkatkan kualitas
pendidikan dasar di Cimahi.
Larry juga merasa
terkesan dengan komitmen
UPI menyiapkan guru pra-
jabatan. Ia mengapresiasi
dukungan kuat UPI atas
program. [ds]
Wakil Presiden EDC di UPI dan Sekolah Mitra
Dampak Nyata di LPTK dan Sekolah Mitra
Dari atas ke bawah:
Pajangan karya siswa memenuhi
setiap sudut ruang kelas. Siswa makin percaya diri. Pajangan juga menjadi sumber belajar tersendiri;
Asep Syarif Hidayat, dosen UPI yang
mendampingi peserta study visit, turut mengamati proses belajar di
SMPN 3 Kota Cimahi;
Jujun Junaedi dan Anwar Rifai (Komite dan guru MI Nailusibyan,
Cileunyi) mengamati siswa Kelas 4 SDN Sosial 1 Kota Cimahi, yang tengah belajar dengan Bu Nani
Mulyani.
Siswa bekerja secara berkelompok.
Gambar atas:
Larry Lai, didampingi Lynne Hill, berdialog dengan siswa mengenai hasil karyanya yang tampak dipegang oleh Larry.
Gambar bawah:
Larry dan Lynne bergabung dengan para siswa yang tengah belajar di halaman sekolah memanfaatkan
lingkungan terbuka.
Perkuliahan Fisika di UPI
Siswa SDN Utama Mandiri
kunjung karya di luar ruang kelas.
Dukung Implementasi K-13, Jabar Latih 109.000 Guru
Pertemuan khusus Wachyudin Zarkasyi, Kepala Disdik
Jabar, dan Erna Irnawati, Koordinator Provinsi (PC),
menyepakati:
1. PRIORITAS diharapkan bisa bersama-sama dengan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk melatih kurang
lebih 109.000 guru. Pembagiannya sebanyak 64.000 guru
oleh LPMP dan sebanyak 45.000 guru ditangani oleh
APBD Provinsi dan Daerah termasuk di dalamnya
kontribusi dari PRIORITAS. Ditargetkan setidak-tidaknya
PRIORITAS dapat melatih 10.000 guru.
2. Dibentuk tim kecil antara PRIORITAS, Lesson Study, dan
Dinas Pendidikan Provinsi untuk menganalisis persamaan
dan perbedaan modul. Tim juga mengukur tingkat
pemenuhan jam pelatihan dari target Kurikulum
Nasional sebanyak 56 jam. [rse]
Atas: Wachyudin dan Erna membicarakan
implementasi K-13. Bawah: Erna dan Dedi Sutardi (Sekdis Jabar selaku Ketua Tim
Teknis Implementasi K-13 Jabar).
4
PRIORITASkeun Nomor 5
merupakan tim yang
solid dalam semangat
kemitraan saling bahu-
membahu memajukan
sekolah.
Demikian dikatakan oleh
H. Tatang, Kepala Dinas
Pendidikan Kab. Ciamis,
saat menyaksikan
langsung proses
pelatihan MBS yang
diselenggarakan oleh
USAID PRIORITAS di Kab.
Ciamis. Didampingi Erna
Irnawati, Koordinator Provinsi
USAID PRIORITAS, Tatang
berbaur dengan peserta
pelatihan, baik di ruang
pelatihan SD/MI maupun di
ruang SMP/MTs.
Tatang memerhatikan
Pelatihan MBS ini dapat
mendorong kepala dan komite
sekolah semakin inovatif dan
solid. Mereka semakin cerdas
menumbuhkan peran serta
masyarakat, baik dalam bentuk
dukungan sarana maupun
proses pembelajaran yang
berkualitas. Mereka juga
secara langsung setiap
kelompok peserta yang sedang
merumuskan tehnik-tehnik
membangun peran serta
masyarakat. "Saya salut dan
bangga saat menyaksikan para
kepala dan komite sekolah
juga pengawas sedemikian
aktif dan bekerja keras dalam
pelatihan ini," ujar Tatang. "Ini
sebuah harapan baru bagi
manajemen sekolah yang lebih
baik," tambahnya lagi. [ds]
Kadis Pantau Pelatihan Sekolah
“Komite sekolah juga dapat
ikut mendorong proses belajar
kontekstual guna
menumbuhkan siswa kreatif
dan percaya diri. Mereka
berinisiatif mengadakan lomba
kreativitas, misalnya, yang
kemudian siswa terbaik
diberikan reward.”
Demikian pendapat Yayat
Nurhayati, SMPN 1
Sindangkasih, Ciamis. Ia
mengatakan hal itu saat
mengikuti pelatihan MBS di
Sindangkasih, Ciamis.
Mengenai peran serta
masyarakat dalam
proses belajar juga
ditegaskan oleh Endang
Suhendar, SDN 3
Sukamanah. “Ide brilian
penerapan PAKEM juga
bisa muncul dari
kalangan orangtua siswa
dan masyarakat umum.
Mereka selayaknya
berperan serta dalam
peningkatan kualitas sekolah.”
Dadang Darmawan, SMPN
2 Cikoneng, menjelaskan
alasan mengapa orangtua
memainkan peranan penting.
“Komite sekolah itu terdiri
atas tokoh masyarakat dan ada
juga pejabat. Sebab itu,
mereka berpotensi untuk
berpartisipasi bukan saja
dalam hal materi melainkan
juga pemikiran dan gagasan
bagi kemajuan sekolah.”
“Maka, komite dapat
membantu sekolah dalam
pengembangan laboratorium,
lingkungan belajar, dan
penyediaan papan pajangan
karya siswa,” kata Eman
Sulaeman, SDN 2 Sukaraja.
Hal senada disampaikan
oleh Soleh,
SMPN 1
Cikoneng. “Komite
sekolah juga dapat
berpartisipasi dalam
menyediakan papan pajangan
karya siswa. Mereka
berkepentingan
mempromosikan karya siswa
untuk mendorong kreativitas
siswa.”
Sejalan dengan itu, Dadang
Suwendar, SMPN 1 Cikoneng,
melihat pentingnya menggali
dan mengembangkan PSM
untuk menunjang keberhasilan
sekolah. “Tugas dan fungsi
guru dapat berjalan dengan
baik sesuai harapan
apabila mendapat
dukungan penuh dari
orangtua,” tegasnya.
Lebih jauh, A. Mamat,
SDN 2 Sukamanah, berpikir
bahwa, “masyarakat dapat
berperan serta sebagai
pemberi pertimbangan,
pengontrol, mediator, dan
mitra kerja secara umum.”
“Selain sebagai mediator
antara sekolah dan
pemerintah/donatur, orangtua
juga bisa mendukung PAKEM
agar berkualitas,” pungkas
Holid, Komite SDN 1
Sukaraja. [ds]
Kabar DaerahKabar DaerahKabar Daerah
Dari atas ke bawah:
Persiapkan praktik mengajar esok, guru manfaatkan alat peraga murah
yang terserak di lingkungan sekolah.
Kelompok peserta merancang bentuk-bentuk peran serta masyarakat sesuai potensi lokal.
Pelatihan Tingkat Sekolah di Ciamis Orangtua Pasok Ide Brilian Pembelajaran
Pengawas beri masukan kepada Kadis.
Dari atas ke
bawah:
Diskusi
kelompok picu percaya-diri, buka peluang, dan bangun kebersamaan;
Siswa berkarya, berbagi, menghargai, dan saling belajar dari hasil karya;
Bagian penting upaya peningkatan
mutu proses belajar, jurnal refleksi merupakan kegiatan harian guru;
Sajikan langkah pembelajaran untuk mendapat masukan.
Supriatna, SDN 1 Cikaso, Ciamis:
“Belajar asyik, gurunya baik kok.”
Kepsek, guru, komite, dan pengawas kompak bangun sekolah berkualitas.
H. Tatang didampingi Erna Irnawati amati kerja kelompok.
Ide brilian pene-
rapan PAKEM juga
bisa muncul dari
kalangan orangtua
dan masyarakat.
Endang
5 Oktober-Desember 2013
Kabar DaerahKabar DaerahKabar Daerah
Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten
Karawang menggelar expo
pendidikan untuk pertama kali
(20-23/11). Semua pemangku
kepentingan ambil bagian pada
ekspo ini.
Masyarakat disuguhi
informasi
pendidikan
seutuhnya.
“Ekspo
menumbuhkan
kesadaran
masyarakat bahwa
pendidikan bukan
hanya tugas guru.
Pemerintah dan
masyarakat dituntut
bersinergi untuk
pendidikan yang berkualitas,”
kata Bupati pada sambutannya.
Ekspo juga dimaksudkan
untuk evaluasi program
pendidikan. Saran dan kritik
masyarakat terhadap lembaga
pendidikan dan dinas
pendidikan dibutuhkan.
“Inilah bagian dari
manajemen berbasis sekolah
yang sedang dikembangkan di
Karawang,” ucap Agus
Supriatman, Kadisdikpora.
“Kami berharap ekspo bisa
mempererat koordinasi
pengelola pendidikan se-
Kabupaten Karawang," kata
Agus lagi.
Agus juga mengungkapkan
kegiatan ekspo adalah wujud
akuntabilitas administratif dan
sosialisasi Kurikulum 2013.
Secara khusus, Agus
mengapresiasi peran serta
USAID PRIORITAS di
Karawang. [ds]
Ekspo Pendidikan di Karawang Ajang Silaturahmi, Sosialisasi, dan Koordinasi
Ade Swara (Bupati Karawang), Karda Wiranata
(Ketua DPRD Karawang), Erna Irnawati (Koordinator USAID PRIORITAS Jabar), Wahyuddin Zarkasyi (Kepala Disdik Jabar), dan
Agus Supriatman (Kepala Disdikpora Karawang).
Ketika mengikuti Program
Praktik Lapangan (PPL) di
sekolah, tak sedikit mahasiswa
yang menangis karena ‘tidak
kuasa’ mengajar di kelas awal.
Untuk sekadar mengajak siswa
berbaris di depan kelas saja
mereka angkat tangan.
Mengatur siswa duduk pun
sering kesulitan.
Demikian cerita Heryadi,
mantan kepala sekolah SDN 2
Sukamanah Sukabumi. Ia
mengenang saat sejumlah
mahasiswa mengalami
kesulitan praktik mengajar
karena miskin pengalaman
praktik dan waktu
perkuliahannya tersita untuk
urusan teoretis. “Atas dasar
pengalaman itu,” ujar Heryadi,
“Program USAID PRIORITAS
di Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) sangat
penting.” Ia yakin bahwa
program PAKEM di LPTK
dapat menjadi pemecahan
masalah semacam itu.
Keyakinan Heryadi ini
kemudian dikuatkan oleh
Khaerudin, dosen UPI
Bandung. Menurutnya,
mungkin saja ada mahasiswa
praktikan yang bingung praktik
mengajar di sekolah yang
kekurangan ruang kelas.
“Dengan jurus PAKEM,
mahasiswa praktikan bahkan
Calon Tenaga Kependidikan di LPTK
Butuh Praktik Lapangan Integratif
Dari atas ke bawah:
Dua orang dosen sedang praktik mengajar di SDN 1 Kayu Ambon, Lembang. Pengalaman penting untuk
cetak calon guru.
Heryadi (berdiri) tengah memfasilitasi TOT provinsi.
Perkuliahan ala PAKEM, mahasiswa
UIN ini lebih siap melakukan praktik lapangan di madrasah.
Rangkaian pembelajaran aktif di SMPN 7 dan SMPN 1 Klari, Karawang.
tetap dapat melaksanakan
praktik pembelajaran meski
sekolah kekurangan ruang
kelas,” tegasnya.
Khaerudin lebih jauh
melihat perlu PPL integratif.
Mahasiswa tidak semestinya
terlalu berorientasi pada
pembelajaran, melainkan perlu
melakukan praktik lapangan
pembelajaran dan MBS
sekaligus. “Dengan PPL
integratif, mahasiswa akan
lebih siap menjadi calon tenaga
kependidikan dan bukan hanya
calon tenaga guru,” papar
Khaerudin.
Gagasan Khaerudin ini
didukung oleh Heryadi karena,
menurut
pengalamannya
sebagai kepala
sekolah, sekolah
juga menghendaki
mahasiswa PPL itu
menyentuh aspek
MBS. Keduanya
tampak setuju
bahwa perkuliahan
di LPTK perlu
berbasis kebutuhan
sekolah. [ds]
Perkuliahan Fisika dengan pendekatan pembelajaran aktif (PAKEM) di UPI (kiri) dan UIN
(kanan) Bandung. Mereka lebih siap melakukan praktik lapangan di sekolah.
6
PRIORITASkeun Nomor 5
Kabar DaerahKabar DaerahKabar Daerah
“Kerja kelompok sangat
menyenangkan. Aku
mengerjakan tugas bersama-
sama teman, jadi bisa saling
ngasih tahu. Pas udah selesai,
terus melihat hasil kelompok
lain. Tadi teman-teman juga
pada senang. Apalagi gurunya
sangat baik dan senyum
terus.”
Demikian dikatakan oleh
siswa-siswi SDN Rongga,
Cihampelas, Bandung Barat.
Mereka mengungkapkan itu
selepas mengikuti proses
pembelajaran bersama guru
praktik peserta pelatihan
pembelajaran SD/MI USAID
PRIORITAS.
Pelatihan pembelajaran dan
manajemen berbasis sekolah
diselenggarakan di Bandung
Barat untuk jenjang SD/MI dan
SMP/MTs. Para
guru, kepala
sekolah, komite
sekolah, dan
pengawas
menunjukkan
komitmen tinggi
saat mengikuti
pelatihan
tersebut. H. Dadan,
peserta dari
unsur pengawas
di Champelas, mengatakan,
“Sistem pelatihan ini berbeda
dari pelatihan yang biasa saya
ikuti. Fasilititator
menyuguhkan banyak hal yang
berbeda juga.”
Pengawas ini juga
melihat di antara kelebihan
pelatihan ini adalah real
teaching. “Ada perpaduan
antara pemahaman di
ruang pelatihan dan
praktik langsung di kelas.
Sesi praktik ini dapat
mendorong kepala sekolah
dan guru untuk
mempraktikkan PAKEM
secara nyata di kelas
dalam pembelajaran
sehari-hari.”
Para siswa di sekolah
tempat real teaching juga
mendapat manfaat langsung
dari proses pelatihan sekolah.
Para siswa ini mengalami
proses belajar kelas dunia
lebih awal. Siswa lain di
sekolah lain baru mendapatkan
manfaat program USAID
PRIORITAS ketika guru
mereka menerapkan hasil
pelatihan di kemudian hari.
Siswa SDN 2 Rajamandala,
Cipatat, mengungkapkan
pengalamannya belajar
mengikuti proses real teaching.
“Belajar tidak membosankan.
Belajarnya macam-macam.
Ada tugas sendiri-sendiri.
Ada berdua. Ada juga
kerja kelompok. Jadi nggak
bosan.”
Presentasi hasil kerja
kelompok juga diakui oleh
siswa sebagai kegiatan
yang disukai. Ia mengaku
lebih berani berpendapat
dan mengomentari
pendapat kelompok lain.
“Apalagi belajar di luar
kelas, asyik banget,”
tambahnya. “Aku ingin
guru-guru di sini juga
mengajar seperti guru
yang tadi,” harapnya. [ds]
Pelatihan Sekolah di Bandung Barat
Siswa: Belajar di luar Kelas, Asyik Banget
Siswa SMPN 1 Cipatat mendiskusikan masalah-masalah
sosial, bagian dari rangkaian real teaching IPS.
Guru mewakili kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada saat mengajar kelak, adegan ini meruakan bagian
dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
Kelompok ini tengah menyusun beragam peran yang bisa dimainkan oleh orangtua dan komite sekolah.
Ini meliputi: menyediakan papan pajangan karya
siswa guna mempromosikan karya
siswa dan mendorong siswa lebih kreatif;
memberi pertimbangan dan
sumbang saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran;
Menghimpun dana melalui
kerjasama dengan pihak luar sekolah, terutama dengan donator potensial swasta.
Pada prinsipnya, tugas dan fungsi guru dapat berjalan dengan baik sesuai harapan orangtua apabila mereka mendapat dukungan penuh
dari orangtua.
Layaknya kegiatan MGMP/KKG, para guru ini tengah
mendesain skenario pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
“Kerja kelompok sangat
menyenangkan. Aku
mengerjakan tugas
bersama-sam
a teman, jadi
bisa saling ngasih tahu. Pas
udah selesai, terus
melihat hasil kelompok
lain. Tadi teman-teman
juga pada senang. Apalagi
gurunya sangat b
aik dan
senyum terus.”
Siswa SDN Rongga
Cihampelas Bandung Barat
“Sistem pelatihan ini
berbeda dari pelatihan
yang biasa
saya ikuti.
Fasilititator
menyuguh-
kan banyak
hal yang berbeda juga.”
H. Dadan
Pengawas
Siswa SDN 2 Rajamandala
“Belajar tidak
membosankan. Belajarnya macam-
macam. Ada tugas sendiri-sendiri. Ada
berdua. Ada juga kerja kelompok. Jadi nggak
bosan. Apalagi belajar di luar kelas, asyik
banget. Aku ingin guru-guru di sini juga
mengajar seperti guru yang tadi.”
7 Oktober-Desember 2013
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
jenjang SMP/MTs. Tantangan
yang pertama adalah dalam
pendampingan Bahasa
Indonesia. Dua orang Fasda
mendapat tugas belajar
melanjutkan S-2 di luar kota,
sehingga secara otomatis
tidak bisa melakukan
pendampingan. Kedua, dalam
pendampingan MBS sumber
daya yang tersedia sangat
terbatas. Dari total lima
Fasda, hanya dua orang Fasda
yang dapat melakukan
pendampingan. Hal ini
dikarenakan dua orang Fasda
MBS SMP tidak siap untuk
memberikan fasilitasi bahkan
dari awal pelatihan. Satu
orang Fasda memiliki jabatan
lain selain Fasda, sebagai
kepala sekolah dan ketua K3S
di Kabupaten, sehingga ia
tidak bisa memfasilitasi
pendampingan karena alasan
waktu.
Sebagai solusi, terkait tugas
belajar, perlu ada pergantian
Fasda secepatnya dari peserta
pelatihan yang dianggap terbaik.
Fasda yang memiliki kesibukan
dituntut berkomitmen lebih
kuat. Jika sudah tidak
memungkinkan, diperlukan
pergantian Fasda.
Secara umum pendampingan
di Cihampelas dan Cipatat pada
tingkat SD berjalan lancar. Tim
Fasda cukup solid. Ada seorang
Fasda yang menjadi koordinator
kecamatan secara sukarela,
sehingga pendampingan berjalan
dengan lancar.
Pendampingan memperkuat
sinergi antara tim Fasda MBS
dan tim Fasda pembelajaran.
Ada kemajuan signifikan pada
perilaku mengajar guru ataupun
pada inisiatif pengelolaan kelas.
[air]
Kesanggupan Fasilitator
Daerah (Fasda) untuk menjadi
model pada pembelajaran, saat
melakukan pendampingan,
menjadi hal yang sangat
menarik dan baru bagi para
guru dampingan di Cihampelas
dan Cipatat, Bandung Barat.
Demikian diakui oleh para
guru dampingan. Mereka
mendapat pendampingan dari
Fasda menyusul keikutsertaan
mereka pada pelatihan sekolah
sebelumnya.
Di awal pendampingan
para Fasda mengajar di sebuah
kelas dengan siswa, layaknya
real teaching, dan diamati
langsung oleh guru yang akan
didampingi. Kelas tempat
Fasda mengajar ini menjadi
semacam ‘kelas model’ dan
sang Fasda menjadi ‘guru
model.’
Waktu itu, Fasda yang
menjadi model adalah Ali
(Fasda Cihampelas, guru SDN
4 Rancairung) dan Elis (Fasda
Cipatat, guru SDN 2
Rajamandala). Kelas tersebut
menjadi rujukan bagi guru
dampingan dalam menata dan
mengelola kelasnya.
Ada tantangan pendam-
pingan di Bandung Barat pada
Catatan Pendampingan Guru di Bandung Barat
Bertugas Mendampingi, Fasda Menjadi Model
Suasana ketika Fasda mengajar diamati oleh guru dampingan
Perubahan Sekolah Tampak Terlihat
Setelah mengikuti
pelatihan dan pendam-
pingan, para guru, kepala
sekolah, dan anggota
komite bersemangat
melakukan serangkaian
inovasi. Hasilnya, dalam
waktu singkat tampak
perubahan penting di
tingkat sekolah. Berikut
gambaran suasana belajar
dan ruang belajar di SDN
2 Rajamandala, Cipatat
Bandung Barat dan MTsN
Sindangkasih, Ciamis,
sebelum pelatihan (atas)
dan setelah pelatihan
(bawah). [ds]
“Manfaat program USAID
PRIORITAS harus
dirasakan oleh lebih
banyak guru, bukan hanya
mereka yang ada di
sekolah mitra. Sebab itu,
kami mengikutsertakan
guru di luar jatah, dengan
tanggungan biaya daerah.
Dampak program bisa
lebih luas meliputi jumlah
guru yang lebih besar. Ini
berarti kami tidak ingin
menunda diseminasi
program.”
“Mengajar yang
menyenangkan tidak
berarti guru enak-enak
tanpa jerih-payah
perjuangan. Guru
seyogyanya memiliki
semangat juang. Dengan
program USAID
PRIORITAS, kiranya guru
kian profesional.
Melakukan PTK, misalnya,
bukan sekadar tuntutan
syarat sertifikasi secara
pragmatis. PTK itu untuk
meningkatkan
profesionalisme guru.”
Agustina Piryanti Kadisdikpora Bandung Barat
Yayat Soemitra Wakil Bupati Bandung Barat
SDN 2 Rajamandala
Cipatat Bandung Barat MTsN Sindangkasih
Kabupaten Ciamis
8
PRIORITASkeun Nomor 5
solusi, (7) mengatur perabot
kelas yang mendukung
pembelajaran kooperatif, (8)
menggunakan karya siswa
sebagai sumber belajar, (9)
menggunakan sumber belajar
yang bervariasi, dan (10)
mendorong siswa
menghasilkan karya.
Siswa tampak bersinergi
dalam penyelesaian tugas
kelompoknya. Mereka secara
aktif bersama-sama memilih,
menentukan, dan mengamati
lingkungan. Guru pun
berkeliling mengamati setiap
kelompok dan memberikan
bimbingan atas permintaan
atau pertanyaan siswa.
Pengamatan selesai sesuai
estimasi waktu. Siswa kembali
ke kelas guna mempresen-
tasikan hasilnya. Dalam hal ini,
beberapa hal perlu disempur-
nakan: (1) guru hendaknya
memberi waktu istirahat yang
cukup, sekitar 5-10 menit,
untuk siswa melakukan
relaksasi sambil mempersiap-
kan presentasi, (2) saat
presentasi hendaknya siswa
mengatur tempat duduk
menghadap ke depan kelas
agar fokus menyimak dan
belajar menghargai kerja orang
lain.***
TINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MELALUI OBSERVASI TEMAN SEJAWAT
Sebuah Refleksi Guru Baren Barnabas
SMP Negeri 2 Cikajang Garut Saya mengamati guru mata
pelajaran PLH (Pendidikan
Lingkungan Hidup) di kelas
VII/G. Tujuan pembelajaran
ada dua: (1) membedakan
lingkungan (tanah, air, dan
udara) yang sehat dengan
lingkungan yang tercemar
melalui pengamatan ada
tidaknya bahan pencemar, dan
(2) menyebutkan sumber-
sumber pencemaran
lingkungan.
Setelah menyampaikan
tujuan yang ingin dicapai, tahap
-tahap pembelajaran yang akan
ditempuh, LK dan tata cara
penyelesaiannya, batas waktu
penyelesaian LK, format
presentasi laporan, jadwal
presentasi, serta pembentukan
kelompok, guru mengajak
siswa ke ladang, kebun, kolam,
dan selokan berjalan kaki.
Sepanjang pengamatan
saya, ternyata guru: (1)
mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa berbuat, (2)
memberi pertanyaan tingkat
tinggi, (3) memberikan
pertanyaan klasikal dalam
konteks yang tepat, (4)
memberikan pertanyaan
secara individual, (5)
mendorong siswa mencapai
kecakapan sosial dan
akademik, (6) memfasilitasi
siswa untuk mengemukakan
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Lembar Kerja Pencemaran Lingkungan
Lingkungan sekitar kita ada yang tertata dan terpelihara dengan baik. Ada pula lingkungan yang terbengkalai atau bahkan rusak. Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran
menurut tempat terjadinya terbagi ke dalam tiga macam, yaitu, (1) pence-maran tanah, (2) pencemaran air, dan (3) pencemaran udara.
Selanjutnya, kalian akan mengamati sebuah lingkungan di luar sekolah. Di sana kalian dapat melihat, apakah lingkungan tersebut tercemar ataukah tidak.
1. Pilihlah lingkungan di luar sekolahmu untuk diamati! 2. Amatilah dengan cermat dan hati-hati keadaan lingkungan tersebut, baik
keadaan tanah, air, maupun udaranya! 3. Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Sebutkan tiga ciri tanah, air, dan udara yang sehat! b. Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap lingkungan, apakah
tanah, air, dan udaranya telah memenuhi ciri-ciri seperti pada poin ’a’ di atas?
c. Adakah tanah, air, dan udara yang tercemar? d. Jika dalam pengamatan kalian terdapat lingkungan yang tercemar,
sebutkan sumber-sumber pencemarnya! Lalu, apa usulmu untuk mengatasi pencemaran yang terjadi?
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kalian terhadap lingkungan, apa yang dapat disimpulkan? ………………………………………….……………………………………
………………………………………………..………………………...……
Setelah memahami penjelasan serta instruksi dari guru, setiap kelompok
menyebar menuju objek pengamatan yang diminatinya. Setiap kelompok siswa tampak sangat kompak dan antusias mengisi LK berdasarkan hasil pengamatan.
Ada-ada saja cara siswa meluapkan
kegembiraan setelah berhasil mengamati lingkungan dan mengisi LK-nya.
1. Para siswa menuju lokasi pengamatan seperti selokan, bak, kolam, dan
kebun; 2. Guru memberi penegasan kembali
tentang langkah-langkah yang harus
ditempuh setiap kelompok; 3. Setiap kelompok menyebar menuju
objek pengamatan yang diminatinya;
4. Observer tengah mengamati sekelompok siswa yang sedang mendiskusikan hasil pengamatan;
5. Sesampai di kelas, guru mengundi
setiap kelompok untuk presentasi; 6. Melalui perwakilannya, setiap
kelompok mendapat giliran untuk
presentasi.
1
2
3
4
5
6
9 Oktober-Desember 2013
untuk membantu kelancaran
proses pembelajaran di kelas I
dan II (kelas rendah).
Setelah memberikan
motivasi dan apersepsi, Bu
Irma menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan. Para
siswa diberi lembar tugas
untuk mengamati dan
menuliskan benda-benda yang
ada di sekitar sekolah.
Siswa berhamburan ke luar
kelas dan mengambil posisi di
tempat-tempat strategis agar
mudah melihat dan menulis.
Ada yang berkelompok dan
ada yang sendiri-sendiri tidak
mau diganggu. Dengan
semangat dan ketekunan
seorang peneliti “cilik” siswa
kelas 1 itu menuliskan satu
persatu benda yang diamati.
Kurang lebih 15 menit
kemudian siswa kembali ke
kelas. Beberapa siswa
membacakan hasil
pengamatannya. Bu Irma
menuliskan benda-benda yang
dibacakan siswa lalu siswa
secara klasikal membacanya. Bu
Irma menjelaskan bahwa benda
itu ada yang hidup dan ada yang
tak hidup/mati. Berdasarkan
ciri-ciri benda hidup dan benda
mati, serta dengan bimbingan
guru, siswa mengelompokkan
benda hidup dan benda tak
hidup/mati.
Kegiatan pembelajaran
berlanjut pada pengamatan
benda-benda di dalam kelas. Di
antara benda-benda di dalam
kelas ada yang berbentuk
bangun ruang seperti balok dan
kubus. Dengan penuh
semangat siswa mengidentifi-
kasi beberapa benda yang
berbentuk balok dan kubus dan
mengelompokkannya.
Saya mencoba melihat RPP
untuk pembelajaran saat itu.
Temanya “Kegiatanku” dengan
kompetensi dasar Bahasa
Indonesia “Mengidentifikasi
benda-benda di sekitar” dan
Matematika “Mengelompokkan
bangun-bangun ruang.” ***
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Menengok Proses Pembelajaran di Kelas Awal
SDN Utama Mandiri I Cimahi
Suherna Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS Indramayu
Ketika saya memasuki ruang
kelas I SD Negeri Utama
Mandiri I di pagi itu
(19/11/2013), Ibu Irma Rahayu,
guru kelas I, baru saja
membuka kegiatan
pembelajaran. Sesaat mata saya
langsung tertuju pada dinding-
dinding ruang kelas yang begitu
semarak. Beragam hasil karya
siswa dan sumber belajar
lainnya berjejer memenuhi
dinding samping kiri, kanan,
dan belakang.
Sementara siswa, dengan
berpakaian seragam pencak
silat, sudah siap melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Posisi
meja dan kursi berderet ke
belakang. Siswa duduk
berhadap-hadapan. Menurut
keterangan Bu Irma, hari itu
kelas I dan II ada kegiatan
pengembangan diri pencak
silat, makanya berpakaian
seperti itu.
Mata saya juga tertuju pada
dua sosok ibu-ibu berpakaian
batik ungu yang sedang
membantu siswa menyiapkan
perlengkapan belajarnya.
Apakah kelas I SD Negeri
Utama Mandiri I dibimbing
oleh 3 orang guru? Oh,
ternyata tidak. Mereka adalah
tenaga khusus yang diberi
tugas oleh komite sekolah Gambar dari atas ke bawah:
Mengamati dan menuliskan benda-benda yang ada di sekitar
sekolah.
Kehadiran anggota komite di
dalam kelas mendukung kualitas belajar yang baik.
Anggota komite dan Cucum
Suminar, Kepala Sekolah. Sebuah kerjasama erat dan apik untuk proses belajar yang berkualitas.
Kerja kelompok.
Suherna menuliskan pengalamannya melakukan pengamatan kelas awal di Kota Cimahi.
Pengamatan ini merupakan bagian dari rangkaian baseline monitoring di daerah Cimahi.
Tulisan ini menunjukkan, hingga tingkat tertentu, dampak program USAID PRIORITAS
di Cimahi. Maka, di sini ada tiga praktik yang baik:
praktik pembelajaran, praktik pengamatan, dan praktik menulis yang baik. [red]
Sejak awal posisi meja dan kursi diatur berderet ke belakang. Siswa duduk
berhadap-hadapan. dinding ruang kelas yang begitu semarak. Hasil-hasil karya
siswa dan sumber belajar lainnya berjejer memenuhi dinding samping kiri, kanan, dan belakang.
Ibu-ibu berpakaian batik
ungu membantu siswa menyiapkan perlengkapan belajar. Mereka adalah tenaga khusus yang diberi
tugas oleh Komite Sekolah untuk membantu kelancaran proses pembelajaran di kelas
I dan II (kelas rendah).
Hasil karya siswa
dan sumber belajar
lainnya berjejer
memenuhi dinding
samping kiri, kanan,
dan belakang.
10
PRIORITASkeun Nomor 5
Kami terkesan dengan proses
pembelajaran di sekolah ini.
Para guru di sini tampak
sedang membawa para siswa
ke arah yang benar. Anak-anak
ini adalah masa depan bangsa
ini. Maka, masa depan bangsa
ada di tangan Bapak/Ibu guru
sekalian. Kami sangat
menghargai apa yang sedang
Bapak/Ibu lakukan di sini.
Demikianlah kesan umum
Aaron S. Williams usai
berkeliling di SDN 5 Kebon
Pedes dan SMPN 8 Kota
Bogor. Ia mengaku terkesan
dan berbahagia telah melihat
langsung beragam praktik yang
baik di sekolah.
Di SDN 5 Kebon Pedes,
misalnya, Aaron dan segenap
tamu melihat praktik
pembelajaran Matematika di
Kelas V di bawah asuhan Een
Sudansih. Een tampak sedang
mengajak siswanya
menyanyikan lagu ”Sudut”
dengan irama lagu ”Di Sini
Senang di Sana Senang.”
Usai mengingatkan kembali
siswanya tentang macam-
macam sudut, Een
menyampaikan tujuan
pembelajaran. Ternyata ia
sedang mengawali
pembelajaran mengenai sudut,
waktu, dan pemecahan
masalah secara cepat.
Siswa memperhatikan
media (jam buatan dari
karton). Een dan siswa
bertanya jawab tentang besar
sudut lingkaran. Een lalu mengadakan kuis
untuk dijawab secara rebutan
oleh kelompok. Kelompok
yang menjawab duluan dan
benar mendapat poin.
Siswa
berdiskusi
kelompok
mengenai cara
menentukan
besar sudut yang
ditunjukkan oleh
jarum jam. Setelah
mengetahui cara
menentukan
besar sudut yang
ditunjukkan
jarum jam, setiap
kelompok membuat soal dan
melempar soal ke kelompok
lain untuk dijawab. Kelompok
yang berhasil menjawab dapat
poin.
Setiap kelompok siswa
mengerjakan lembar kerja.
Selesai kerja kelompok,
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya. Kelompok lain
memperhatikan dan menilai
hasil kerja kelompok yang
melakukan presentasi.
Rombongan tamu
kemudian
menjambangi
kelas lain. Di
semua kelas
tampak tengah
berlangsung
pembelajaran
aktif. Aaron
mengajak dialog
beberapa siswa.
Meski ada
beberapa siswa
tampak malu-
malu,
kebanyakan siswa cukup
berani menjawab pertanyaan
Aaron. David Spiro, Direktur
RTI Indonesia, berkali-kali
mengajak ngobrol siswa.
Di SMPN 8 Kota Bogor,
rombongan tamu juga me-
nyaksikan proses pembela-
jaran kontekstual yang
inovatif.
Lilis Suryani, misalnya,
tengah asyik dalam
pembelajaran Bahasa Inggris
dengan para siswanya. Para
siswa tampak sedang bermain
kosakata tubuh manusia. Siswa
adu cepat menempelkan
potongan kertas bertuliskan
anggota tubuh ke bagian tubuh
temannya yang sesuai. Jadilah
siswa-siswa itu bagaikan
patung dengan setiap anggota
tubuhnya berlabelkan
potongan kertas.
Di halaman sekolah,
Trisno Widodo tengah asyik
dengan murid-muridnya dalam
model belajar ‘Berpetualang.’
para siswa tampak tengah
mencari soal-soal IPS yang
disembunyikan secara acak di
lingkungan sekolah. Setiap
kelompok siswa ‘berpetualang’
mencari soal di sela-sela pagar
hidup, misalnya, untuk
kemudian dikerjakan dalam
kelompoknya. Di sini juga para
siswa didorong untuk
berkompetisi secara sehat.
Demikianlah, setiap kelas
tampak hidup dengan
serangkaian inovasi
pembelajaran, praktik yang
baik dampak program USAID
PRIORITAS. [ds]
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Wapres IDG RTI Aaron S. Williams
Apresiasi Praktik yang Baik di Kota Bogor
Aaron S. Williams dan David Spiro berdialog dengan
siswa kelas awal. Tampak Erna Irnawati, dan Stuart Weston memperhatikan.
Mengapresiasi dan memotivasi siswa, Aaron
menyempatkan diri berfoto bersama siswa Bu Lilis yang anggota tubuhnya berlabelkan Bahasa Inggris..
Bagian pembelajaran Biologi, siswa
mengolah bunga lidah buaya untuk minuman es sirop untuk tamu.
11 Oktober-Desember 2013
Selepas mengikuti TOT pada
program USAID PRIORITAS,
Nana, S.Pd, M.Pd, Kepala
SMPN 7 Banjarsari, Ciamis,
langsung melakukan gebrakan.
Meski sekolahnya bukan mitra
USAID PRIORITAS, sebagai
Fasda ia tertarik dan terpanggil
untuk menerapkan hasil TOT
bagi kemajuan sekolahnya. Ia
mendorong Komite Sekolah
untuk menginisiasi
pembentukan suatu paguyuban
yang kemudian disepakati
bernama Forum Konsultasi
Kelas (FKK).
Setiap kelas membentuk
FKK. Serangkaian pertemuan
FKK dilakukan. Tumbuh
semacam persaingan
antarkelas yang
konstruktif. Para
orangtua berpacu
mengaktifkan peran
FKK guna mendukung
proses pembelajaran
yang baik.
FKK juga turut
memperhatikan
pengembangan
lingkungan belajar yang
kondusif. Dalam tempo
singkat, FKK kelas 8
berhasil membangun
gerbang sekolah
dengan dana swadaya sebesar
empat juta. FKK kelas 7
menata tempat parkir
kendaraan dengan menggalang
dana sebesar tujuh juta. Tidak
hendak ketinggalan, FKK kelas
9 pun berhasil menghimpun
dana sebesar tiga juta untuk
merenovasi tempat wudlu.
Di awal memang ada
kesenjangan pemahaman
dengan komite sekolah yang
menganggap FKK sebagai
tandingan. Tapi sekarang
mereka sudah sepaham.
Syukuran sekolah kenaikan/
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
lulusan sejak perencanaan
hingga pelaksanaan dan
pelaporan sepenuhnya
diselenggarakan oleh forum.
Di sekolah ini ada yang
disebut dengan ‘Malam
Towong,’ yakni
malam H-1 kegiatan
syukuran kelulusan
untuk memastikan
kesiapan acara.
Anggota FKK pada
hadir malam hari di
sekolah. Atas inisiatif
sendiri mereka
bermalam
mempersiapkan
segala keperluan
acara esoknya.
Mereka ngaliwet di
sekolah. Kini mereka
merasa kegiatan
semacam syukuran itu sebagai
kepentingan mereka bukan lagi
dianggap kepentingan sekolah
belaka. Sebelumnya, gurulah
yang sibuk menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan semacam
itu.
Rapat koordinasi terakhir
forum dan komite
menyepakati rencana
program pokok. Pertama,
peningkatan mutu lulusan
kelas 9 dalam bentuk
pengayaan dan tryout, dengan
dana sharing dari BOS dan
orangtua yang dikelola
sendiri. Kedua, meningkatkan
sarana mebeuler bagi kelas 7
untuk dua lokal. Ketiga, FKK
kelas 8 dan 9 bersepakat
membangun pagar
lingkungan sekolah. [ds]
MALAM TOWONG Inisiatif Masyarakat Berperan Serta di SMPN 7 Banjarsari Ciamis
Setiap forum kelas melakukan rapat teratur. Secara berkala diselenggarakan
rapat koordinasi antara forum konsultasi kelas dengan komite sekolah.
Nana (berdiri, tengah) mendapat kunjungan Kepala
Disdikpora Ciamis (berdiri paling kanan) saat memfasilitasi pelatihan MBS untuk SMP/MTs di Sindangkasih.
Pintu gerbang sekolah merupakan hasil penggalangan dana swadaya oleh Forum
Konsultasi Kelas 8.
Tumbuh semacam
persaingan
antarkelas yang
konstruktif. Para
orangtua berpacu
mengaktifkan
peran FKK guna
mendukung
proses
pembelajaran
yang baik.
Di awal memang
ada kesenjangan
pemahaman
dengan komite
sekolah yang
menganggap FKK
sebagai tandingan.
Tapi sekarang
mereka sudah
sepaham.
Kini mereka
merasa kegiatan
semacam
syukuran itu
sebagai
kepentingan
mereka.
Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar yang Berkualitas USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and
Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID
Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan kesediaannya
dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS memberi dukungan dan pembinaan secara penuh kepada tujuh kabupaten/kota baru di Jawa Barat selama 2012-2017.
USAID PRIORITAS
JAWA BARAT
GRHA Commonwealth Life Lt. 3
Jl. Sindang Sirna No. 38 Bandung 40153
Tlp. 022-2003133 Fax. 022-2007266
www.prioritaspendidikan.org
Diseminasi Terus Bergulir di Daerah DBE
Rangkaian kegiatan diseminasi terus bergulir di enam daerah DBE sepanjang Bulan
September-Desember 2013. Paket pelatihannya meliputi pembelajaran, MBS, ICT, dan
Leadership pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Sebanyak 1329 orang (guru, kepala sekolah,
anggota komite, dan pengawas) mendapat manfaat program diseminasi dengan swadaya
masyarakat lebih dari setengah milyar. Berikut rekapitulasinya.
Daerah Mitra Tahap Dua
Antusias Atasi Masalah Pendidikan
“Kami sangat senang USAID masuk Cirebon.
Mohon kiranya program ditekankan pada
pelatihan guru, karena inilah masalah pokok
Cirebon,” kata A. Suryagana, HS,
Koordinator Pengawas SMP Disdik Kab.
Cirebon. “Kami apresiasi program ini, karena
sangat cocok dengan kurikulum 2013,” tegas
Novi Komalasari, Sekretaris Disdik Cirebon.
“Kami menyatakan diri siap menjadi
mitra. Bahkan kami telah mulai berpikir untuk
menyiapkan anggaran untuk menjamin
diseminasi dan sustainabilitas pascaprogram,”
ujar Cece Suryaman, mantan Kepala Disdik
Kab. Tasikmalaya.
Demikianlah respons positif daerah mitra
cohort dua. Mereka menyambut gembira
kehadiran program dan berkomitmen menjadi
mitra aktif USAID PRIORITAS.
Pandangan daerah tersebut dikuatkan oleh
Diding Gusutardi, Biro Yansos Pemprov Jabar,
“Agar program USAID mendukung program
daerah yang sudah ada, kami menyelaraskan dan
menyingkronkan program USAID dengan
program kami. Program USAID menginspirasi
KKG/MGMP bukan sekedar menyusun RPP
melainkan keseluruhan proses belajar-mengajar
yang baik.”
Komitmen daerah memang menjadi kriteria
utama pemilihan daerah oleh tim seleksi
gabungan pemerintah provinsi dan USAID
PRIORITAS. Antusiasme di atas menunjukkan
komitmen daerah begitu besar untuk
keberhasilan program. [ds]
Daerah Kegiatan Waktu Peserta Biaya (Rp.000)
L P Jumlah Swadaya USAID
Sukabumi Pembelajaran SD/MI 9-14 Sep 2013 30 80 110 17.860 10.407
Kota Bogor ICT untuk Pembelajaran 17-19 Okt 2013 15 28 43 6.500 5.125
Kota Bogor ICT untuk Pembelajaran 23-25 Okt 2013 10 32 42 6.500 2.835
Garut PAKEM dan MBS 22-24 Okt 2013 19 51 70 34.043 7.500
Garut PAKEM dan MBS 28-30 Okt 2013 6 22 28 34.043 7.500
Sukabumi PAKEM 24-26 Okt 2013 39 44 83 17.280 5.256
Garut PAKEM dan MBS 04-06 Nov 2013 29 90 119 34.043 7.500
Garut PAKEM dan MBS 11-13 Nov 2013 27 58 85 34.043 7.500
Sukabumi Pembelajaran untuk SMP/MTs 16-18 Nov 2013 17 31 48 65.000 3.846
Kota Bogor Leadership 19-20 Nov 2013 25 43 68 37.500 1.890
Kota Bogor Leadership 26-27 Nov 2013 29 37 66 37.500 2.520
Karawang Pembelajaran untuk SMP/MTs 09-11 Des 2013 30 19 49 5.000 4.725
Garut PAKEM 17-19 Des 2013 20 44 64 18.083 3.750
Subang MBS tingkat SD/MI 05-07 Des 2013 36 18 54 2.645 3.750
Subang PAKEM 05-07 Des 2013 9 52 61 4.200 3.750
Cimahi MBS 17-19 Des 2013 80 21 101 118.000 2.500
Bogor Leadership 03-04 Des 2013 24 42 66 37.500 1.890
Bogor Leadership 10-11 Des 2013 41 25 66 37.500 1.890
Sukabumi PAKEM 11-13 Des 2013 38 20 58 8.820 4.096
Sukabumi MBS tingkat SD 14-16 Des 2013 42 6 48 8.820 4.096
Subang PAKEM 26-28 Des 2013 7 70 77 5,200 3,750
Jumlah 573 833 1.406 570.080 96.076
Mitra Kohor 2
Cirebon: MI Miftahul Muta'alimin, MI
NU Ash Shobirin Plumbon, MI Salafiyah
Bode Plumbon, MIN Sindang Mekar
Cangkoak, SDN 1 Cangkoak, SDN 1
Kepunduan, SDN 1 Panembahan, SDN
1 Sindangjawa, SDN 1 Trusmi Kulon,
SDN 1 Trusmi Wetan, SDN 2 Balad,
SDN 2 Cangkoak, SDN 2 Panembahan,
SDN 2 Sindangmekar, SDN 2 Trusmi
Wetan, SDN 3 Panembahan, SMPN 1
Dukuh Puntang, SMPN 2 Sumber,
SMPN 3 Sumber, MTsN Cisaat, SMPN
1 Plered, SMPN 2 Plered, SMPN 3
Plered, MTsN 2 Cirebon, SDN 2
Pegagan, SDN 2 Setu Wetan, SDN 3
Setu Wetan, MI Alwahdah, SMPN 1
Weru, SMPN 2 Weru, MTsN
Palimanan,
Bekasi: SDN I Jayamukti, SDN II
Jayamukti, SDN III Jayamukti, SDN I
Hegarmukti, SDN II Hegarmukti, SDN
III Hegarmukti, SDIT Annuur, MIS Al
Hidayah Muslim Cendekia, SDN I
Sukaresmi, SDN III Sukaresmi, SDN V
Sukaresmi, SDN VI Sukaresmi, MIS 01
Islamiyah, MIS At Takwa, SD Karya
Iman, SDIT Arrahman, SMPN 1
Cikarang Pusat, SMPN 2 Cikarang
Pusat, SMPN 3 Cikarang Pusat, MTS
Nurul Huda, SMPN 1 Cikarang Selatan,
SMPN 2 Cikarang Selatan, SMPN 3
Cikarang Selatan, MTSN Serang, SDN 1
Sertajaya, SDN 2 Sertajaya, SDN 1
Simpangan, MIS Nurul Yaqin, SMPN 1
Cikarang Timur, SMPN 2 Cikarang
Utara, MTs Al Islah
Kuningan: MI PUI 2 Ciwedus, MI
Cokroaminoto, MI PUI Cikaso, MIN
Manis Kidul Jalaksana, SDN 3 Bojong,
SDN 1 Cilimus, SDN 1 Lengkong, SDN
1 Purwasari, SDN 4 Bojong, SDN 2
Cilimus, SDN 2 Purwasari, SDN 3
Lengkong, SDN 3 Purwasari, SDN 4
Cilimus, SDN 5 Cilimus, SDN
Tembong, SMPN 1 Cilimus, SMPN 2
Cilimus, SMPN 3 Cilimus, MTsN
Sangkanhurip, SMPN 1 Garawangi,
SMPN 2 Garawangi, SMPN 1 Sindang
Agung, MTsN Sindang Sari, SDN 1
Kertayasa, SDN Tirtawangunan, SDN
Jambugeulis, MI Manbaul Ulum, SMPN
1 Jalaksana, SMPN 2 Sindangagung,
MTsN Jalaksana
Tasikmalaya: MI Cicarulang, MI
Leuwiseeng, MIN Sukaratu, MIS Al-
Hidayah, SDN 1 Pakemitan, SDN
Citatah, SDN 1 Cikunten, SDN 3
Pakemitan, SDN 2 Pakemitan, SDN 4
Pakemitan, SDN 2 Cikunten, SDN 5
Pakemitan, SDN Cintawana, SDN
Muhammad Toha, SDN Bugel Alis,
SDN Sukasenang, SMPN 2 Singaparna,
SMPN 1 Padakembang, SMPN 1
Mangunreja, MTs Cintawana, SMPN 1
Ciawi, SMPN 1 Pagerageung, SMPN
Sukaresik, MTsN Pamoyanan, SDN
Salebu, SDN 1 Kadipaten, SDN 1
Dirgahayu, MIS Nurul Ikhsan, SMPN 2
Mangunreja, SMPN 1 Sukarame, MTsN Sukamanah.