bab ii kajian pustaka - sinta.unud.ac.id ii.pdf · mendukung fungsi dan tujuan perpustakaan agar...

24
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan. Yusuf dan Suhendar (2013: 1) menyatakan bahwa perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. Pernyataan tersebut menyebutkan secara umum perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan jasa layanan dalam berbagai media informatif yang dapat membantu penggunanya dalam mencari informasi. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Noerhayati (1987: 1) bahwa pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Dengan kata lain perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang membantu perguruan tinggi dalam memberikan layanan berupa informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan terutama mahasiswa, dosen, maupun pegawai perguruan tinggi itu sendiri.

Upload: vanthu

Post on 02-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan

akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan.

Yusuf dan Suhendar (2013: 1) menyatakan bahwa perpustakaan mempunyai arti

sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan,

pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang

tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat

kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. Pernyataan

tersebut menyebutkan secara umum perpustakaan merupakan tempat yang

menyediakan jasa layanan dalam berbagai media informatif yang dapat membantu

penggunanya dalam mencari informasi.

Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Noerhayati (1987: 1)

bahwa pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja

yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama

dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu

perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Dengan

kata lain perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang

membantu perguruan tinggi dalam memberikan layanan berupa informasi yang

dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan terutama mahasiswa, dosen,

maupun pegawai perguruan tinggi itu sendiri.

7

Basuki (1991: 51) menerangkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi

ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya,

maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama

membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di

Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun

bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi. Sehubungan

dari beberapa pengertian perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas, maka

dapat diartikan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan

yang berada dalam lingkungan perguruan tinggi sebagai bagian dari perguruan

tinggi yang bersifat membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya yaitu

melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.

a) Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Noerhayati (1987: 2) tujuan diselenggarakannya perpustakaan

perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi

kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan

informasi yang meliputi aspek-aspek: pengumpulan informasi, pengolahan

informasi, pemanfaatan informasi, penyebarluasan informasi. Pernyataan

tersebut mengartikan bahwa informasi yang dimiliki perpustakaan

dikumpulkan kemudian diolah hingga informasi tersebut dapat sampai dan

bermanfaat oleh pengguna perpustakaan.

8

Menurut Basuki (1991: 52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan

tinggi adalah :

a) Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,

lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup pula

tenaga administrasi perguruan tinggi.

b) Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat

akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke

mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

c) Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.

d) Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai.

e) Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

Makna dari pernyataan di atas mengartikan bahwa perpustakaan

perguruan tinggi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan

menyediakan bahan pustaka rujukan, fasilitas ruangan belajar ataupun fasilitas

lainnya, menyediakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan

perguruan tinggi saja, serta menyediakan layanan-layanan yang berguna dan

bermanfaat bagi pemakai perpustakaan. Sehubungan dengan hal tersebut

Noerhayati (1987: 2) juga menyatakan bahwa secara khusus tujuan

diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung,

memperlancar, serta mempertinggi pelaksanaan program kegiatan perguruan

tinggi melalui pelayanan informasi.

9

Ditinjau dari ketiga pengertian tujuan perpustakaan perguruan tinggi

tersebut, baik secara umum maupun khusus dapat terwujud apabila terjalin

hubungan kerjasama yang harmonis antara perpustakaan dengan dosen atau

asisten dosen, perpustakaan dengan mahasiswa, maupun perpustakaan dengan

pengunjung lainnya, seperti tenaga administrasi ataupun staf perguruan tinggi

tersebut.

b) Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya berbagai jenis perpustakaan memiliki fungsi yang sama

yaitu menjadi pelayan masyarakat. Menurut Darmono (2004: 3) perpustakaan

memiliki beberapa fungsi umum sebagai berikut.

1) Fungsi informasi

Perpustakaan menyediakan informasi yang meliputi bahan tercetak,

terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat:

a) mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli

dari berbagai bidang ilmu,

b) menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi

dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk

dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan

kebutuhannya,

c) memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai

informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka

mencapai tujuan yang diinginkan,

10

d) memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-

hari di masyarakat.

2) Fungsi pendidikan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan

tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk

menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang

diperoleh adalah:

a) agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk

mendidik diri sendiri secara berkesinambungan,

b) untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah

dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreativitas dan

kegiatan intelektual,

c) mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang

demokratis,

d) mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan

teknologi baru.

11

3) Fungsi kebudayaan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan

tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan

oleh pengguna untuk:

a) meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai

informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan

taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu

maupun secara kolompok,

b) membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang

merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa

seni,

c) mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian,

d) mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang

positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara

harmonis,

e) menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai

bekal penguasaan alih teknologi

12

4) Fungsi rekreasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan

tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:

a) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan

rohani,

b) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai

bacaan dan pemanfaatan waktu senggang,

c) Menunjang berbagai kegitan kreatif serta hiburan yang positif.

5) Fungsi penelitian

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai

informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang

disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi

6) Fungsi deposit

Sebagai fungsi deposite perpustakaan berkewajiban menyimpan dan

melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di

wilayah Indonesia.

Pada dasarnya perpustakaan memiliki berbagai fungsi yang bermacam-

macam tergantung kebutuhan pengguna perpustakaan. Fungsi-fungsi

perpustakaan tersebut dapat digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan

termasuk perpustakaan perguruan tinggi, terutama pada fungsi pendidikan dan

fungsi penelitian. Dengan adanya fungsi pendidikan dan fungsi penelitian ini

maka tujuan utama dari perguruan tinggi yaitu Tri Dharma perguruan tinggi

dapat tercapai melalui perpustakaan yang dimiliki perguruan tinggi itu sendiri.

13

2.2 Fasilitas Perpustakaan

Untuk meningkatkan layanan pengguna, perpustakaan menyediakan

fasilitas yang dapat membantu dan mempermudah pengguna dalam mencari

informasi. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

pada Bab IX pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa “ Setiap penyelenggara

perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional

perpustakaan”. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa sarana dan prasarana yang

terdapat di perpustakaan dapat meningkatkan pelayanan pengguna. Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah fasilitas yang ada di perpustakaan. Setiap

perpustakaan pasti miliki ruang-ruang yang disediakan perpustakaan untuk

pengguna. Karena pada dasarnya setiap perpustakaan besar ataupun kecil

memerlukan ruangan sebagai berikut : a) Ruangan untuk menyimpan buku,

majalah dan bahan rekam lain; b) Ruangan untuk membaca; c) Ruangan untuk

melaksanakan administrasi peminjaman; d) Ruangan kerja untuk pegawai serta

ruang kantor untuk kepala perpustakaan (jika ada kepala perpustakaan) (Darmono,

2004 : 206).

Ruangan-ruangan yang telah disebutkan di atas adalah ruangan-ruangan

yang minimal harus ada di perpustakaan. Ruangan tersebut juga berfungsi agar

kegiatan yang berlangsung di perpustakaan dapat berjalan lancar, cepat, dan tepat

tanpa mengganggu penguna perpustakaan maupun pustakawan atau pegawai

perpustakaan.

14

2.2.1 Jenis Perabotan Perpustakaan

Perpustakaan sebagai penyedia layanan memerlukan perabotan yang

mendukung kerja pegawai perpustakaan atau pustakawan, maupun perabotan

untuk menunjang fasilitas perpustakaan. Menurut Darmono (2004: 214) untuk

mendukung fungsi dan tujuan perpustakaan agar dapat optimal dibutuhkan

perabot dan peralatan sebagai berikut.

1. Meja Sirkulasi memiliki desain khusus, biasanya desainnya

disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan

untuk mendukung layanan ini. Meja sirkulasi pada umumnya didesain

khusus dengan kapasitas daya tampung buku dan berkas-berkas

lainnya dalam jumlah yang banyak. Meja sirkulasi biasanya terdiri

dari beberapa meja yang kemudian digabung sehingga membentuk

meja yang memungkinkan menunjang aktivitas layanan secara

optimal.

2. Meja Baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan. Meja baca ada

bermacam-macam, ada yang berkapasitas untuk dua orang, kapasitas

empat orang, dan bahkan untuk kapasitas 6 orang. Pemilihan jenis

meja sangat tergantung dari luas ruangan perpustakaan.

15

3. Meja Kerja tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun

demikian meja kerja ini sangat penting. Segala aktivitas perpustakaan

dikendalikan dari meja kerja. Meja kerja berbeda dengan meja

sirkulasi, pada umumnya meja kerja adalah tunggal, dan meja

sirkulasi terdiri dari beberapa meja dua atau tiga meja dengan desain

khusus kemudian digabung menjadi satu.

4. Meja/Rak Atlas merupakan meja atau rak secara khusus digunakan

untuk menempatkan atlas. Penempatan atlas biasanya diletakkan

secara horisontal, karena atlas yang baik dan lengkap ukurannya besar

yaitu sampai 50 cm x 70 cm. Karena ukurannya yang besar tersebut

maka diperlukan rak atau meja khusus yang berbeda dengan rak

penempatan buku.

5. Rak Buku atau juga lemari buku untuk menyusun buku-buku

perpustakaan sekolah. Usahakan ukurannya disesuaikan dengan tinggi

badan siswa sekolah yang dilayani. Rak buku biasanya terdiri dari dua

sisi yang masing-masing sisi digunakan untuk penempatan koleksi

yang dimiliki perpustakaan. Namun demikian ada juga rak buku yang

hanya satu sisi/satu muka. Rak yang satu muka biasanya di tempat

merapat dengan dinding perpustakaan.

6. Rak Majalah berbeda dengan rak buku. Rak buku pada umumnya

memiliki ketinggian 190 cm dengan dengan empat sampai lima sap

untuk penempatan buku, tetapi untuk rak majalah biasanya rendah

terdiri dari 2 sap. Konstruksi yang rendah ini dimaksudkan untuk

16

memudahkan pengguna menggambil koleksi yang dibutuhkan (jika

layanan menggunakan sistem terbuka).

7. Rak Surat Kabar dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar.

Apabila surat kabar disusun dengan cara dilipat akan cepat rusak atau

sobek. Untuk itu perlu rak khusus, yaitu rak surat kabar yang dapat

dibuat dari kayu. Lebarnya disesuaikan dengan ukuran surat kabar.

Rak surat kabar ini dilengkapi dengan alat penjepit (stick) yang

panjangnya 36 inci. Alat penjepit ini harus dibuat sedemikian rupa

sehingga surat kabar mudah dipasang dan dilepaskan.

8. Almari Kabinet digunakan untuk menunjang kelancaran kerja. Berkas-

berkas dan arsip perpustakaan biasanya disimpan di almari kabinet.

9. Almari Katalog atau disebut juga kabinet katalog digunakan untuk

menyimpan kartu katalog. Besarnya lemari katalog sesuai dengan

jumlah laci katalog, sedangkan tingginya sesuai dengan tinggi badan

siswa. Setiap laci katalog dilengkapi dengan alat penusuk kartu atau

stang agar kartu-kartu tidak mudah dicabut keluar atau diambil.

Apabila perpustakaan sekolah sudah maju dimana jenis kartu katalog

yang dibuat bermacam-macam, sebaiknya untuk satu jenis katalog

(misalnya katalog judul) disediakan satu lemari katalog. Di atas lemari

katalog tersebut diberi tulisan “Katalog Judul”.

10. Kereta Buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan sekolah

yang besar. Kegunaannya adalah untuk mengangkut buku-buku yang

dikembalikan oleh siswa, yaitu dari meja sirkulasi ke rak buku atau

17

mengangkut buku yang telah diproses yaitu dari bagian “processing”

ke rak buku. Kereta buku harus kuat sehingga dapat mengangkut

buku-buku yang jumlahnya banyak. Kereta buku sebaiknya

menggunakan roda.

11. Papan Display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk

memamerkan informasi buku yang baru datang. Melalui papan display

ini dapat ditempelkan daftar buku yang baru dimiliki oleh

perpustakaan. dengan demikian siswa atau pengguna mengetahui

buku-buku baru.

Pemaparan berbagai jenis perabotan perpustakaan tersebut di atas

merupakan fasilitas penunjang yang dibutuhkan perpustakaan untuk

meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan fasilitas-fasilitas yang

disediakan di perpustakaan.

2.3 Layout Perpustakaan

Perpustakaan akan terlihat menarik jika penataan pada bagian ruangan

dapat mengesankan pengunjung. Bagian tersebut berhubungan dangan tata ruang.

Istilah tata ruang sering disebut juga layout adalah pengaturan perabot, mesin, dan

sebagainya di dalam ruangan yang tersedia (Yuliati 2009 dalam Suhendar, 2014:

14). Hampir sama dengan pendapat sebelumnya, Ibrahim Bafadal juga

menyatakan bahwa “Tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan atau

penyusunan segala fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang

tersedia” (2011: 163).

18

Menurut Kristianto (2002) dalam artikelnya yang membahas tentang

Layout mengatakan bahwa Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan

tata letak adalah pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Beliau juga

menjelaskan bahwa ada tiga kriteria dasar untuk sebuah layout yang dikatakan

baik, yaitu : It Works (mencapai tujuannya), It Organizes (ditata dengan baik)

dan It Attracts (menarik bagi pengguna). Layout dapat bekerja dan mencapai

tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan

dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout

harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu

bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Sebuah layout harus menarik

untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya.

Sehubungan dengan pendapat-pendapat tersebut yang menyebutkan bahwa

tata ruang atau layout perpustakaan merupakan pengaturan segala bentuk

perabotan dan ruangan yang ada pada bagian-bagian dari perpustakaan. Dengan

kata lain layout perpustakaan merupakan bentuk pengaturan ruangan perpustakaan

yang sedemikian rupa agar perpustakaan dapat menarik pengunjung datang ke

perpustakaan maupun untuk dapat memperlancar kegiatan yang berlangsung di

perpustakaan.

2.3.1 Aspek Penataan Ruang

Pengaturan ruang perpustakaan yang baik dapat menimbulkan rasa

nyaman pengguna perpustakaan untuk berada di perpustakaan dan dapat juga

untuk meningkatkan kerja para pegawai atau pustakawan perpustakaan itu

19

sendiri. Menurut Darmono (2004: 201) agar menghasilkan penataan ruangan

yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai

lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal-hal

berikut ini.

a. Aspek fungsional

Artinya bahwa penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja

perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakan

maupun bagi pengguna perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat

tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan

arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan

pergerakan pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.

Antar ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi

penataan ruangan secara optimal. Kesan antar ruang yang saling

mendukung tidak akan tercipta jika alur antar ruangan tersebut putus

yang disebabkan oleh penempatan bagian titik layanan dan titik

kegiatan tidak sinkron dengan pergerakan arus buku (bahan pustaka)

atau pun arus pengguna, sebagai konsekuensi dari kegiatan

perpustakaan.

b. Aspek psikologis pengguna

Psikologis pengguna perlu diperhatikan. Penataan ruangan, bisa

mempengaruhi aspek psikologi pengguna perpustakaan. Dilihat dari

aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan

bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, merasa tenang.

20

Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis

dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan

warna dinding juga dapat mempengaruhi rasa tenang. Karena

perpustakaan memerlukan suasana yang tenang, maka pilihan warna

dasar ruangan hendaknya jangan terlalu tajam dan mencolok. Warna

yang netral dan tenang sangat menunjang suasana tenang di

perpustakaan.

c. Aspek estetika

Aspek estetika perlu mendapat perhatian. Keindahan penataan

ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang

digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih dan tenang bisa

mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama-

lama berada di perpustakaan.

d. Aspek keamanan bahan pustaka

Dalam kaitan dengan penataan ruangan, keamanan bahan pustaka bisa

dikelompokkan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan

pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua adalah faktor

kerusakan/kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia. Penataan

ruang perpustakaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut.

Hindari masuknya sinar matahari secara langsung dengan intensitas

cahaya yang tinggi, apalagi sampai mengenai koleksi perpustakaan.

Penataan ruangan yang fungsional mampu menciptakan pengawasan

terhadap keamanan koleksi perpustakaan secara tidak langsung dari

21

kerusakan faktor manusia. Bukan berarti disini perpustakaan

menciptakan situasi dimana pengguna harus diawasi terus menerus,

akan tetapi pengawasan secara tidak langsung melalui penataan

ruangan yang fungsional harus tetap memberi kesan bahwa

perpustakaan merupakan tempat ramah bagi siapa saja yang

mengunjunginya.

Penjelasan tentang aspek penataan ruang tersebut dimaksudkan agar

penataan ruang-ruang pada perpustakaan sesuai dengan fungsi perpustakaan,

psikologis pengguna, nilai estetika, serta keamanan bahan pustaka yang ada di

perpustakaan.

2.3.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur

Membangun sebuah bagunan atau gedung tidaklah sembarangan, ada

perhitungan serta aturan yang digunakan agar bagunan atau gedung tersebut

nantinya layak digunakan oleh pemiliknya, sedangkan untuk gedung

perpustakaan menurut Lasa (2005: 148) gedung/ruang perpustakaan perlu

ditata sesuai kebutuhan dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip arsitektur.

Penataan ini dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga, dan

anggaran;

2) Menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman

udara, dan nyaman warna;

3) Meningkatkan kualitas pelayanan;

4) Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan.

22

Dengan penataan yang sedemikian rupa maka akan tercipta suasana yang

nyaman dalam memperoleh efektivitas kerja dan efisien dalam penggunaan

waktu, tenaga, serta anggaran.

2.3.3 Asas-Asas Tata Ruang

Menata sebuah ruangan terdapat asas-asas tata ruang dalam

pengaturannya agar ruangan dapat digunakan secara efektif dan efisien.

Menurut Lasa (2005: 149) perlu diperhatikan asas-asas tata ruang, yakni asas

jarak, asas rangkaian kerja, dan asas pemanfaatan.

1. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses

penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek.

2. Asas rangkaian kerja, yakni suatu tata ruang yang menempatkan

tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan

penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.

3. Asas pemanfaatan, yakni tata susunan ruang yang mempergunakan

sepenuhnya ruang yang ada.

Menerapkan asas-asas tata ruang tersebut dengan baik pada perpustakaan,

maka akan dapat membantu perpustakaan dalam mengoptimalkan segala

bentuk kegiatan serta pengelolaan pada perpustakaan.

2.3.4 Tata Letak

Tata letak pada perpustakan erat kaitannya dengan layout atau dapat

dikatakan tata letak itu sendiri merupakan bentuk dari layout. Lasa (2005: 150)

23

mengatakan untuk memperlancar kegiatan pelayanan dan penyelesaian

pekerjaan, dalam penataan ruangan perlu diperhatikan prinsip-prinsip tata

ruang berikut ini.

1. Pelaksanaan tugas yang memerlukan konsentrasi hendaknya

ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat yang aman dari

gangguan.

2. Bagian yang bersifat pelayanan umum hendaknya ditempatkan di

lokasi yang strategis agar mudah dicapai.

3. Penempatan perabot, seperti meja, kursi, dan rak hendaknya disusun

dalam bentuk garis lurus.

4. Jarak satu mebeler dengan lainnya dibuat agak lebar agar orang yang

lewat lebih leluasa.

5. Bagian-bagian yang mempunyai tugas sama, hampir sama, atau

merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di lokasi yang

berdekatan.

6. Bagian yang menangani pekerjaan yang bersifat berantakan, seperti

pengolahan, pengetikan, dan penjilidan hendaknya ditempatkan di

tempat yang tidak tampak oleh khalayak umum.

7. Apabila memungkinkan, semua petugas dalam suatu unit/ruangan

duduk menghadap ke arah yang sama dan pimpinan duduk di

belakang.

8. Alur pekerjaan hendaknya bergerak maju dari satu meja ke meja lain

dalam satu garis lurus.

24

9. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas, dan bentuk perabot

hendaknya dapat diatur lebih leluasa.

10. Perlu ada lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu-waktu

terjadi kebakaran.

11. Bagian yang menimbulkan berisik/suara hendaknya ditempatkan di

ruang terpisah.

Dari penjelasan prinsip-prinsip tata ruang pada tersebut menjelaskan

bahwa pemanfaatan ruangan yang baik akan berdampak baik pula terhadap

pengguna ruangan tersebut dan penempatan ruangan yang baik akan

meningkatkan efektifitas pekerja yang berada di ruangan tersebut.

2.3.5 Tata Ruang

Penyusunan tata ruang di perpustakaan diperlukan untuk memudahkan

pengguna maupun pustakawan dalam menggunakan ruang-ruang di

perpustakaan. Yusuf dan Suhendar (2013: 98) pernah menyebutkan pengertian

dari tata ruang perpustakaan (khususnya perpustakaan sekolah), mereka

menyatakan yang dimaksudkan dengan tata ruang perpustakaan sekolah adalah

pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti

perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Meski yang dijelaskan Yusuf

dan Suhendar merupakan pengertian tata ruang perpustakaan sekolah, tetapi

mengandung makna yang luas dan dapat difungsikan untuk jenis-jenis

perpustakaan lainnya.

25

Sehubungan dengan tata ruang, Lasa (2005: 157) juga menjelaskan

bahwa perencanaan ruangan perlu dipertimbangkan bahwa keserasian dalam

penataan ruang akan memengaruhi produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan

kenyamanan pemakai. Untuk itu dalam penataan ruang baca, ruang koleksi,

dan ruang sirkulasi dapat dipilih dari sistem tata sekat, tata parak, dan tata baur.

a. Sistem Tata Sekat

Cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi

terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini pengunjung tidak

diperkenankan masuk ke ruangan koleksi dan petugaslah yang akan

mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca di

tempat itu. Namun demikian sistem ini bisa juga diterapkan pada sistem

terbuka, yakni pemakai mengambil sendiri lalu dicatatkan/dilaporkan

kepada petugas, selanjutnya petugaslah yang mengembalikan ke rak

semula.

b. Sistem Tata Parak

Suatu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi

terpisah dari ruang baca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca

dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan/atau

dibaca di ruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk

perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka.

c. Sistem Tata Baur

Suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca

agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri.

26

Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem

pinjam terbuka.

Penjelasan di atas memiliki makna bahwa ada beberapa sistem tata ruang

yaitu sistem sekat, tata parak, dan tata baur, sedangkan perpustakaan sistem

peminjaman koleksi ada dua macam yaitu sistem peminjaman terbuka dan

sistem peminjaman tertutup.

2.3.6 Kenyamanan Ruangan

Kenyaman dalam ruang perpustakaan perlu diperhitungkan karena faktor

kenyaman ini dapat mempengaruhi kinerja orang-orang yang berada di

dalamnya. Menurut Lasa (2005: 161) bahwa lingkungan kerja akan

memengaruhi hasil kerja seseorang, hasil kerja seseorang akan baik apabila

ditunjang dengan kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan

baik apabila dalam kondisi itu seseorang mampu melakukan kegiatannya

secara optimal dengan sehat, aman, senang, dan selamat. Kondisi lingkungan

tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi dapat dicapai secara bertahap. Dalam

pencapaian kondisi lingkungan kerja itu dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti temperatur, sirkulasi udara, warna, pencahayaan, suara, dan tata letak.

2.4 Minat Baca

Perpustakaan merupakan tempat yang menyajikan berbagai infomasi.

Salah satu cara mendapatkan informasi adalah dengan membaca. Darmono pun

menyebutkan bahwa tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru.

27

Jika seseorang memiliki keinginan yang besar untuk membaca, artinya ia

memiliki minat dalam baca atau minat baca. Minat baca merupakan

kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap

membaca (Darmono, 2004 : 182). Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan pada Bab XIII Pasal 48 ayat (4) pun menyatakan bahwa

“Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat

umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu”.

Kedua pernyataan tersebut menyebutkan minat baca memiliki pengaruh

yang dapat mendorong adanya kebiasaan membaca dalam diri seseorang. Tempat

penyedia informasi seperti perpustakaan akan mendukung kegiatan

pengembangan minat baca dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang

mudah dijangkau, murah dan bermutu bagi masyarakat. Jika masyarakat rata-rata

memiliki kegemaran membaca atau minat baca yang cukup tinggi maka akan

dapat memajukan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan begitu

kualitas pendidikkan di Indonesia pun ikut meningkat.

2.4.1 Tujuan Membaca

Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang pasti setidaknya

memiliki tujuan tertentu. Menurut Darmono (2004: 183) tujuan umum orang

membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya

terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu :

28

a. membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini

adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut

David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah reading for

pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David

adalah sebagai "bacaan ringan"

b. membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca

buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca

untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for

intelectual profit

c. membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik

perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang

resep masakan, membaca prosedur dari pekerjaan tertentu. Kegiatan

membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work.

Uraian di atas menjelaskan bahwa tujuan membaca tidak hanya untuk

mendapatkan informasi tetapi juga untuk tujuan kesenangan, untuk

meningkatkan pengetahuan, serta untuk melakukan pekerjaan, maka membaca

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri

dengan cara memenuhi keinginan untuk memperoleh informasi.

29

2.4.2 Manfaat Membaca

Kegiatan membaca memiliki manfaat yang berbeda bagi setiap orang,

tergantung dari bahan bacaan atau bahan pustaka yang dibaca serta tujuan dari

kegiatan membaca. Menurut Rohman manfaat dari kegiatan membaca adalah

sebagai berikut.

a. Menumbuhkan rasa percaya diri;

b. Menjadi mampu menyelesaikan tugas, dan dapat menambah

kemampuan dalam

c. mengemban sebuah tanggung jawab;

d. Merupakan sarana untuk memperluas dan mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan;

e. Mengetahui hal-hal actual yang terjadi di lingkungannya;

f. Memuaskan keinginan pribadi yang bersangkutan;

g. Mengetahui tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari;

h. Meningkatkan minat terhadap sesuatu yang disenangi;

i. Mengembangkan kemampuan pribadi;

j. Memuaskan tuntutan intelektual;

k. Memuaskan tuntutan spiritual dan lain-lain.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas merupakan manfaat yang akan

didapat setelah melakukan kegiatan membaca. Kegiatan membaca tersebut

dapat memberikan manfaat yang positif sehingga dapat mengembangkan pola

pikir seseorang, tetapi tergantung dari masing-masing orang karena setiap

individu memiliki pemikiran yang berbeda.