bab ii kajian pustaka -...

17
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ada beberapa pengertian tentang hakekat Ilmu Pengetahuan Alam. Dibawah ini dikemukakan beberapa pengertian IPA menurut beberapa ahli. Menurut Nash dalam Samatowa (2011:3) Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat serta dapat menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena lain, sehingga membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati. Menurut Sapriati, dkk (2008:5.11) Ilmu pengetahua Alam adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan maupun konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, dan penyusunan hipotesis yang diikuti pengujian gagasan-gagasan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiahserta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Olehkarena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalamanbelajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilanproses dan sikap ilmiah‟.(Permendiknas No.22 Tahun 2006). Menurut Samatowa (2011:6) memaparkan bahwa pembelajaran ilmu pengetahan alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang ada, dalam IPA anak- anak harus tetap bersikap ragu-ragu dalam mengenal terjadinya sesuatu, sehingga kita selalu siap memodifikasi model- model yang kita miliki tentang alam mini sejalan dengan penemuan- penemuan baru yang kita dapatkan.

Upload: lethuy

Post on 17-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

2.1.1.1 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Ada beberapa pengertian tentang hakekat Ilmu Pengetahuan Alam.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pengertian IPA menurut beberapa ahli.

Menurut Nash dalam Samatowa (2011:3) Ilmu Pengetahuan Alam adalah

suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap,

cermat serta dapat menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan

fenomena lain, sehingga membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang

diamati.

Menurut Sapriati, dkk (2008:5.11) Ilmu pengetahua Alam adalah hasil

kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan maupun konsep yang

terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

dan penyusunan hipotesis yang diikuti pengujian gagasan-gagasan.

„Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri

ilmiah (scientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir, bekerja dan bersikap ilmiahserta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Olehkarena itu

pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian

pengalamanbelajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilanproses dan sikap

ilmiah‟.(Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Menurut Samatowa (2011:6) memaparkan bahwa pembelajaran ilmu

pengetahan alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang

ada, dalam IPA anak- anak harus tetap bersikap ragu-ragu dalam mengenal

terjadinya sesuatu, sehingga kita selalu siap memodifikasi model- model yang kita

miliki tentang alam mini sejalan dengan penemuan- penemuan baru yang kita

dapatkan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

8

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam di SD adalah salah satu pembelajaran yang mempelajari

alam secara ilmiah dan konkret dengan membantu siswa berfikir dengan cara yang

logis dan realistis.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Permendiknas (2006:485) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

SD/MI meliputi aspek-aspek: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

(2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3)

Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Ada beberapa tujuan pembelajaran IPA perlu diberikan dalam pendidikan

di SD. Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat ahli mengenai tujuan

pembelajaran IPA di SD.

Menurut Samatowa (2011:6) tujuan kulikuler pembelajaran IPA adalah:

(1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Sebab pengetahuan dasar untuk teknologi

adalah IPA. (2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih

mengembangkan kemampuan berfikir kritis. (3) IPA bukan merupakan mata

pelajaran hafalan, karena di dalam IPA mengajarkan kepada siswa untuk

melakukan percobaan- percobaan yang nyata. (4) IPA mempunyai nilai- nilai

pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa secara keeseluruhan.

Sedangkan menurut Permendiknas (2006:484) tujuan pembelajaran IPA di

SD adalah: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3)

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

9

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan

kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs.

Dari beberapa pendapat tentang tujuan pembelajaran IPA, dapat

disimpulkan bahwa: (1) Melalui IPA, siswa dapat memperoleh keyakinan akan

peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam merupakan ciptaan Tuhan, sehingga

manusia perlu untuk mengetahui gelaja yang terjadi, mencegah dampak buruk

terhadap alam atas ulah manusia, dan menjaga alam agar tidak rusak oleh

manusia. (2) Melalui IPA siswa dapat memperoleh pengetahuan nyata dengan

menyelidiki peristiwa di alam sekitar dengan melalui percobaan dan simulasi agar

membantu siswa dapat berfikir logis dan rasional.

2.1.1.4 Hakekat Hasil Belajar

Ada beberapa pengertian tentang hasil belajar. Dibawah ini dikemukakan

pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli.

Skinner dalam Sagala (2010:14) mendefiniskikan belajar adalah suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif

dan berkelanjutan.

Menurut Gagne dalam Sagala (2010:17) belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-

menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250) hasil belajar dapat dipandang

dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran.

Menurut Gagne dalam Purwanto (2010:24) hasil belajar adalah

terbentuknya konsep , yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

10

lingkungan, yang menyediakan skema- skema yang terorganisasi untuk

mengasimilasi stimulus- stimulus baru dalam menentukan hubungan di dalam dan

diantara kategori- kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama

perkembangan kognitif seseorang.

Menurut Anitah, dkk (2008:2.19) Hasil belajar merupakan kulminasi dari

suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi

kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suaru perubahan tingkah

laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,

fungsional, positif, dan disadari.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang terjadi dari diri setiap individu kedalam perubahan

yang lebih baik

Menurut Bloom dalam Sudjana (2001:22) membagi hasil belajar menjadi

tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

dan evaluasi. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari

penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian. 3) Ranah psikomotorik, berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Dalam penelitian ini, hasil belajar dari fungsi sumatif diartikan sebagai

peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui evaluasi yang

berguna untuk memperoleh data yang berupa nilai. Hasil belajar yang

menekankan aspek kognitif siswa menggunakan ukuran kemampuan siswa berupa

penskoran nilai untuk mata pelajaran IPA tentang Sistem Tata Surya dengan

memberikan nilai antara 0 – 100.

2.1.2 Metode Pemberian Tugas

2.1.2.1 Metode Pembelajaran

Di bawah ini dikemukan beberapa pengertian metode pembelajaran

menurut ahli, diataranya adalah.

Hamdani (2011:80) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

guru untik menyampaikan pelajaran kepada siswa.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

11

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5) Metode pembelajaran

adalah merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk melaksanakan pembelajaran

secara optimal kepada siswanya sesuai tujuan yang ingin dicapai.

2.1.2.2 Jenis- Jenis Metode Pembelajaran

Ada banyak metode pembelajaran untuk menyampaikan materi belajar

bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Strategi pembelajaran

yang terbagi dalam banyaknya pilihan metode dipakai guru untuk mengajar

dengan mempertimbangkan materi yang akan diajarkan.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:ii) jenis metode

pembelajaran ini adalah : 1) Metode ceramah. 2) Metode demonstrasi. 3) Metode

diskusi. 4) Metode simulasi. 5) Metode Pemberian tugas. 6) Metode tanya jawab.

7) Metode kerja kelompok. 8) Metode sistem regu (team teaching). 9) Metode

latihan (Drill). 10) Metode karyawisata (field – trip), dan 11) Metode problem

solving.

Menurut Roestiyah (2008:xi) strategi belajar disajikan dalam metode

pembelajaran yaitu: 1) Diskusi. 2) Kerja Kelompok. 3).Penemuan/ discovery. 4)

Simulasi. 5) Unit Teaching. 6) Mickroteaching. 7) Sumbang saran/ brain

stroming. 8) Inquiry. 9) Eksperimen. 10) Demonstrasi. 11) Karya wisata. 12)

Penyajian kerja lapangan. 13) Metode mengajar dengan mepergunakan komputer.

14) Metode mengajar non directive. 15) Sosiodrama dan bermain peran/ Roll

playing. 16) Penyajian secara kasus. 17) Penyajian secara sistem regu/ team

teaching. 18) P S S I. 19) Latihan/ drill. 20) Penyajian dan tanya jawad/ dialog.

21) Pemberian tugas. 22) Ceramah. 23) Penyajian dan interaksi masa, dan 24)

Metode mengajar bedasarkan prinsip- prinsip interdisiplinaritas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pemberian tugas untuk

menyampaikan materi Sistem Tata Surya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

12

2.1.2.3 Hakekat Metode Pembelajaran Pemberian Tugas

Beberapa pengertian metode pemberian tugas menurut ahli akan

dipaparkan dibawah ini.

Menurut Sagala (2010:219) metode pemberian tugas adalah cara

penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid

melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya.

Menurut Roestiyah (2008:133) metode pemberian tugas ini adalah metode

yang digunakan guru dengan tujuan agar siswa melaksanakan latihan- latihan

selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu

menjadi lebih terintegrasi.

Menurut Hamid (2011:213) metode pemberian tugas adalah metode

dimana guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan mengaitkannya dengan

tugas- tugas yang lain.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:25) metode pemberian

tugas merupaka metode yang dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik

secara individu atau kelompok.

Sehingga dapat disimpulkan metode pemberian tugas adalah pembelajaran

dimana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu yang

dikaitkan dengan tugas yang lainnya, baik itu secara individu maupun kelompok.

2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas

Kelebihan Metode pemberian tugas menurut Sagala (2010:219)

diantaranya adalah: 1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil

percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau

bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih

oetentik. 2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian

mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. 3) Tugas dapat lebih

meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,

memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. 4) Tugas

dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi

dan komunikasi. 5) Metode ini dapat mermbuat siswa bergairah dalam belajar

dengan dilakukan melalui berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

13

Sedangkan Kelemahannya adalah: 1) Seringkali siswa melakukan

penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa

mengalami peristiwa belajar. Untuk mengatasi hal ini, hendaknya guru

memberikan tugas yang jelas kepada siswa, sehingga mereka mengerti apa yang

harus mereka kerjakan. 2) Ada kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa

pengawasan. Dapat ditangani dengan guru memberikan kontrol dan pengawasan

yang sistematis atas tuga syang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar

dengan sungguh- sungguh. 3) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar

melepaskan tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas itu sukar dilaksanakan

ketegangan mental mereka dapat terpengaruh. Hal ini dapat ditangani dengan guru

memberikan materi dengan mempertimbangkannya materi tersebut dapat menarik

minat dan perhatian siswa. 4) Apabila tugas diberikan secara umum, mungkin

seseorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sukar meyelesaikan tugas

dengan adanya perbedaan individu. Hal yang perlu dilakukan guru adalah dengan

mempertimbangkan tugas yang diberikan kepada siswa harus memperhatikan

perbedaan individu masing- masing, sehingga dapat meminimalisir kesulitan

belajar siswa.

Menurut Hamid (2011:212) Kelebihan dan kekurangan metode pemberian

tugas ada beberapa hal. Kelebihan metode pemberian tugas diantaranya: 1)

Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat

lebih lama. 2) Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan

keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

Sedangkan kekurangan metode pemberian tugas adalah: 1) Sering kali

siswa melakukan penipuan, di mana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain

tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Seperti halnya kekurangan

metode pemberian tugas menurut Syaiful Sagala (2010) hal ini dapat di

tanggulangi dengan guru memberikan tugas yang jelas kepada siswa, sehingga

mereka mengerti apa yang harus mereka kerjakan. 2) Terkadang tugas itu

dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. Seperti di dalam kekurangan menurut

Sagala (2010) hal ini dapat ditangani dengan guru memberikan kontrol dan

pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

14

untuk belajar dengan sungguh- sungguh. 3) Sukar memberikan tugas yang

memenuhi perbedaan individu. Hal ini diatasi dengan guru memberikan tugas

sesuai kemampuan yang dimiliki siswanya.

Menurut Roestiyah (2008:135) kelebihan metode pemberian tugas

diataranya adalah: 1) Siswa mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya,

sehingga megakibatkan pengetahuan yang dicarinya akan tertinggal lama dalam

dirinya. 2) Dapat mengembangkan daya pikir siswa daya inisiatif, daya kreatif,

tanggung jawab dan melatih siswa bekerja secara mandiri.

Sedangkan kekurangannya adalah: 1) Siswa dapat meniru pekerjaan

temannya. Seperti halnya kelemahan di dalampendapat beberapa ahli, pembeian

tugas dapat dilakukan guru di kelas, sehingga guru dapat mengawasinya. 2)

Apabila tugas diberikan untuk tugas rumah, pekerjaan atau tugas bisa saja di

kerjakan orang tua. Seperti halnya kekurangan yang pertama, tugas lebih baik

diberikan kepada siswa di sekolah.

2.1.2.5 Langkah- Langkah Menggunakan Metode Pemberian Tugas

Ada beberapa pendapat untuk memimplementasikan metode pemberian

tugas dengan langkah- langkah yang terperinci.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:25) adalah :

1) Fase Pemberian Tugas.

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang

akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk

yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.

2) Langkah Pelaksanaan Tugas

Dalam pelaksanaan tigas ini, hal-hal yang harus dilakukan adalah:

a. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.

b. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.

c. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.

d. Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.

3) Fase Pertanggungjawaban Tugas

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

15

b. Ada tanya jawab dan diskusi.

c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau caralainnya.

d. Fase mempertanggungjawabkan tugas.

Menurut Roestiyah (2008:137) langkah- langkah pelaksanaan pemberian

tugas adalah.

1) Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan

2) Mempertimbangkan apakah teknik pemberian tugas tepat untuk dapat

mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

3) Merumuskan tugas- tugas dengan jelas dan muda dimengerti.

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan langkah-

langkah pemberian tugas adalah.

1) Guru mempertimbangkan kesesuaian materi dengan metode pemberian tugas,

sehingga nanti konsep dari materi yang akan di sampaikan dapat diterima

siswa dengan baik.

2) Guru memberikan pengarahan tugas kepada siswa dengan jelas sehingga

siswa benar- benar paham tugas mereka sesuai keinginan guru.

3) Siswa mengerjakan tugas sesuai tugas yang diberikan dengan pengawasan

guru.

4) Siswa menyampaikan hasil dari tugas yang mereka terima, sebagai bentuk

pertanggung jawaban atas tugas yang sudah dilaksanakan.

2.1.3 Media Pembelajaran Video

2.1.3.1 Hakekat Media Pembelajaran

Ada banyak pengertian media pembelajaran. Dibawah ini dikemukakan

pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli.

Hakekat media pembelajaran Menurut Briggs dalam Uno dan Lamatenggo

(2010:122) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat

menyampaikan pesan berupa materi kepada peserta didik serta merangsang

peserta didik untuk belajar.

„Media dimaknai sebagai antara, yang secara harfiah berarti

perantara. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat

komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu

sumber ke sumber penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, maka

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

16

media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan dalam

proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar

dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi

lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran‟. (Mawardi,

2011:58)

Menurut Anitah, dkk (2008:6.3) media pembelajaran pada hakikatnya

merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran (messages)

yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa)

dengan maksud agar pesan- pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat

sesuai dengan tujuannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah cara atau alat yang membantu selama proses pembelajaran dalam

menyampaikan informasi kepada siswa.

2.1.3.2 Jenis Media Pembelajaran

Menurut Mawardi (2011:59) jenis- jenis media pembelajaran diantaranya

adalah:

1. Media visual

Merupakan media yang hanya dapat dilihat dapat juga disebut sebagai media non

proyek. Contohnya seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso,

film bisu, model tiga dimensi seperti diorama.

2. Media yang Diproyeksikan

Merupakan media yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan poyektor.

Contohnya overhead transparansi (OHP), slide, dan filmstrips.

3. Media audio

Merupakan media yang fleksibel karena bentuknya mudah dibawa dan

digunakan dengan hanya didengar. Contohnya kaset audio, radio, MP3 Player,

dan iPon.

4. Media audio visual

Merupakan media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film bersuara,

video, televisi dan sound slide. Dalam penemuan baru contoh media audio visual

yang dibuat dengan menggunakan komputer adalah media ulead video editor.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

17

5. Media realita

Merupakan semua media nyata yang berada di lingkungan alam, baik digunakan

dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan,

binatang, insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.

2.1.3.3 Video sebagai Media Pembelajaran

Dalam penggunaan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah media video. Media video merupakan salah satu jenis media

pembelajaran yang bersifat media audio visual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Prastowo (2012:300)

mengartikan video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi

melalui tayangan dengan gambar yang bergerak disertai dengan suara.

Uno dan Lamatenggo (2010:137) mengemukakan “Media

video membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau prosedur

tertentu dengan lebih rinci”.

Sehingga dapat disimpulkan media video adalah media pembelajaran yang

membantu pengajar dalam menyampaikan materi dengan lebih mudah dan rinci

menggunakan efek gambar bergerak dan suara.

2.1.3.4 Syarat- Syarat Video yang Baik untuk Pembelajaran

Menurut Riyana (2007:11) video yang baik memiliki ketentuan- ketentuan

sebagai berikut:

1. Tipe Materi

Media video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat menggambarkan suatu

proses tertentu, sebuah alur demonstrasi, sebuah konsep atau mendeskripsikan

sesuatu.

2. Durasi waktu

Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20-40 menit,

mengingat kemampuan daya ingat dan kemampuan berkonstentrasi manusia yang

terbatas.

3. Format Sajian Video

Video pembelajaran mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi, yang

mengutamakan unsur naratif (narator), wawancara, presenter, format gabungan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

18

4. Ketentuan Teknis

Pembelajaran lebih menekankan pada kejelasan pesan. Sehingga penting adanya

pengambilan gambar dengan teknik zoom atau extrem close up untuk menunjukan

objek secara detail. Menggunakan teknik out of focus atau in focus dengan

pengaturan def of file untuk membentuk image focus of interest atau mefokuskan

objek yang dikehendaki dengan membuat sama (blur) objek yang lainnya.

Pengaturan proverty yang sesuai dengan kebutuhan, perlu menghilangkan objek-

objek yang tidak berkaitan dengan pesan yang disampaikan. Penggunaan tulisan

(text) dibuat dengan ukuran yang proporsional, jika text dibuat animasi, atur agar

animasi text tersebut dengan speed yang tepat dan tidak terlampau diulang-ulang

secara berlebihan. Dan video yang ditampilkan setidaknya jelas untuk dilihat

antara 40-50 siswa.

5. Penggunaan Musik dan Sound Effect

Musik untuk pengiring suara sebaiknya dengan intensitas volume yang lemah

(soft) sehingga tidak mengganggu sajian visual dan narator. Musik yang

digunakan sebagai background sebaiknya musik instrumen. Hindari musik dengan

lagu yang populer atau sudah akrab ditelinga siswa. Dan menggunakan sound

effect untuk menambah suasana dan melengkapi sajian visual dan menambah

kesan lebih baik.

Dalam penelitian ini digunakan video pembelajaran dari Nanda Production

(2007) dengan judul jalajah antariksa untuk menyampaikan materi kepada siswa.

Video ini sudah memenuhi ketentuan syarat penggunaan video pembelajaran yang

baik untuk menyampaikan materi kepada siswa.

2.1.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Media Video

Menurut Hamdani (2011:188) menjelaskan kelebihan dan kelemahan

media video antara lain: 1) Dapat menstimulus efek gerak, 2) Dapat diberi suara

ataupun warna. 3) Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya. 3)

Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya.

Sedangkan kelemahannya antara lain: 1) Memerlukan peralatan khusus

dalam penyajiannya. Seperti membutuhkan proyektor, speaker dan alat pendukung

lainnya. Sehingga guru sebelum pembelajaran dimulai harus sudah menyiapkan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

19

peralatan pendukung. 2) Memerlukan tenaga listrik. Hal ini dikarenakan bahan-

bahan elektronik untuk tampilan video membutuhkan listrik. Penggunaan listrik

ini akan memperlancar penggunaan video, tetapi akan sulit ketika listrik mati. 3)

Memerlukan keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya. Ini untuk

meminimalisir kerusakan alat apabila seseorang tidak tahu bagaimana cara

penggunaannya. Guru harus mampu menggunakan teknologi sesuai tuntutan

zaman sehingga pembelajaran yang bermakna lebih dapat diterapkan.

Menurut Anderson dalam Hamzah dan Lamatenggo (2010:135) video

memiliki sejumah keunggulan, serta keterbatasan. Kelebihan media video

diantaranya: 1) Dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. 2) Menampilan

peserta didik dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. 3) Dapat

memperkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut. 4)

Mendapatkan isi dan susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan,

yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku

teks, serta alat atau benda lain yang biasanya digunakan di lapangan. 5) Informasi

dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang

berbeda dan dengan jumlah penonton (peserta) yang tidak terbatas. 6)

Pembelajaran dengan mandiri, dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan

masing- masing dapat dirancang.

Sedangkan kelemahan media video antara lain: 1) Ketika akan digunakan,

peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan. Hal ini seperti

yang telah disampaikan untuk penanganannya pada keemahan video menurut

Anderson dalam Hamzah dan Lamatenggo (2010:135). 2) Perubahan yang pesat

dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang

berkelanjutan. Hal ini karena perkembangan jaman, sehinga guru harus mampu

mengikuti perkembangan jaman, begitu pula dalam menyampaikan materi

pembelajaran guru harus mampu memilih media- media yang tepat.

2.1.3.6 Langkah- langkah Pembelajaran dengan Video

Langkah- langkah penggunaan media video menurut Mawardi (2011:62)

dalam pembelajaran :

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

20

1) Sebelum menyajikan media video terlebih dahulu menyiapkan sarana

penunjang. Sarana penunjang disini seperti menyuapkan laptop, proyektor dan

LCD untuk menampilkan media video.

2) Memberikan motivasi kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan.

Misalnya dalam materi yang akan di bahas adalah sistem tata surya, guru dapat

memberikan apersepsi seperti dengan menanyakan kepada siswa. “anak- anak

bintang, bulan dan bumi itu merupakan bagian dari apa?”.

3) Guru kemudian memfasilitasi siswa dengan menampilkan media video tentang

jelajah antariksa.

4) Siswa menyimak dengan seksama.

5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menuliskan makna/materi yang

didapat dari materi yang telah dipelajari.

6) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan reflesi film di

depan kelas.

7) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dari pokok bahasan sistem

pata surya.

2.1.4 Penggunaan Metode Pemberian Tugas dengan Media Video dalam

Pembelajaran IPA di SD

Menurut Kamp dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:4) Strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Menurut Dick dan Carey dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:4)

menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur

pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil

belajar pada siswa.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dalam hubungan penggunaan metode

pemberian tugas dan media video merupakan bagian dari strategi pembelajaran,

yang mana merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam

pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah

tujuan pembelajaran IPA. Penerapan strategi pembelajaran dengan metode

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

21

peberian tugas akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan membuat

keterangan penting materi IPA dengan media video yang disaksikan oleh siswa.

2.2 Kajian Hasil yang Relevan

Masruroh, Siti. 2006. “Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan

Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I

Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung =

13,495 dan ttabel = 1,665, oleh karena thitung > ttabel, jadi Ho ditolak. Sehingga rata-

rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih dari rata-rata hasil belajar kelompok

kontrol. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa diperoleh

nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah 82,63 dan

kelompok kontrol 57,56. Besar pengaruh dari penggunaan metode tugas dan

resitasi terhadap hasil belajar sebesar 51,56%, sedangkan 48,44% disebabkan oleh

faktor lainnya seperti bakat, kecerdasan, sarana dan prasarana, lingkungan dan

sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan pada penggunaan metode tugas

dan resitasi akan memberikan pengaruh dan hubungan yang berarti terhadap hasil

belajar matematika. Disarankan guru dapat mencoba menggunakan metode tugas

dan resitasi untuk diterapkan pada pokok bahasan yang lain, supaya siswa

mempunyai kesiapan, kedisiplinan, rasa tanggung jawab serta termotivasi dalam

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Putri, Chendyka Arhta. (2011) . “Efektifitas Penggunaan Metode

Pemberian Tugas dan Portofolio Serta Metode Diskusi dan Lembar Kerja Siswa

Ditinjau Dari Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri

Sidorejo Lor 02 Kecamatan Sidorejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010 / 2011”.

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa: 1) ada perbedaan yang signifikan (0,00)

hasil belajar siswa menggunakan kelompok eksperimen yang menggunakan

model pemberian tugas dan portofolio dengan kelompok kontrol yang

menggunakan model diskusi dan lembar kerja. 2) Pembelajaran menggunakan

metode pemberian tugas dan portofolio lebih efektif daripada pembelajaran

menggunakan metode diskusi dan lembar kerja untuk diterapkan pembelajaran.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

22

Utaminingtyas, Siwi. (2012) ;“Pengaruh Penggunaan Media Video

Terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Panjatan, Panjatan, Kulon Progo Tahun 2011

/ 2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penggunaan media

video terhadap kemampuan menyimak dongeng pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Panjatan Tahun 2011 / 2012. Hal ini terlihat

dari nilai postes yang dilakukan, dengan skor rata- rata kemampuan menyimak

dongeng dengan menggunakan media video 75,6 sedangkan yang tidak

menggunakan media video 61,2. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan

bahwa dengan menggunakan media video nilai yang diperoleh lebih tinggi

daripada yang tidak menggunakan media video, hal ini berarti ada pengaruh

penggunaan media video terhadap kemampuan menyimak dongeng.

Asmoro, Novian Tri (2012) : “Pengembangan Media Video Interaktif

Tari Bedana Untuk Pembelajatran Tari Nusantara di SMP”. Hasil penelitian ini

menunjukkan sebanyak 30 orang pada aspek kebenaran konsep penelitian

memiliki skor hrata- rata hasil sebesar 85, 825, aspek materi memiliki skor rata-

rata hasil sebesar 83, 925, dan aspek pembelajaran sebesar rata- rata hasil 83, 030.

Maka, semuanya termasuk kategori layak. Bedasarkan analisis hasil evaluasi ahli

materi dan ahli media, serta uji coba lapangan dapat disimpulkan bahwa media

video layak digunakan sebagai media pembelajaran.

2.3 Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran digunakan kurikulum sebagai dasar acuan

pendidikan di Indonesia agar pembelajaran yang terjadi di seluruh daerah

Indonesia ini dapat merata. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan

pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi

dan kompetensi dasar pada setiap tingkat atau semester.

Mata pelajaran IPA untuk tingkatan SD/ MI untuk semsester 2 mengacu

pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Dalam penelitian ini

melakukan penelitian untuk tingkatan kelas SD/MI. Adapun Standar Komptetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam penelitian adalah.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3800/3/T1_292009092_BAB II.pdfpengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

23

Standar Kompetensi : 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan

interaksi bumi dalam tata surya.

Kompetensi Dasar : 9.1 Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi

penyusun tata surya.

Dalam penelitian yang akan dilakukan di kelas 6 SD Negeri 01 Ngadisepi

dengan materi sistem tata surya, peneliti menggunakan kolaborasi metode

pemberian tugas dan media pembelajaran audio visual dengan jenis media video.

Dengan mengkolaborasikan strategi pembelajaran ini membantu guru

memberikan materi secara lebih menarik dan bermakna, karena siswa menerima

materi dengan bantuan media pembelajaran video dengan penerapan metode

pemberian tugas, ketika anak menyaksikan tayangan materi. Dengan bantuan

teknologi bisa menjadi perangkat ampuh untuk membantu guru mencapai tujuan

kognitif yang bermacam- macam. Teknologi bisa membantu siswa mempelajari

fakta, memahami abstraksi, dan mencapai tujuan- ujuan dalam tingkatan

taksonomi kognitif yang lebih tinggi (Roblyer, 2006)

Dalam pembelajaran IPA siswa dimungkinkan terlibat langsung di dalam

proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas agar

siswa bisa bertanggung jawab dengan tugasnya mereka masing- masing. Selain itu

menurut tingkat perkembangannya karakteristik siswa SD senang melihat sesuatu

secara nyata, begitu pun bagaimana siswa ingin mengetahui seperti apa sisrtem

tata surya secara lebih nyata, maka media pembelajaran ini akan sangat

membantu. Dari tingkat perkembangan kognitif siswa anak SD memasuki tahapan

operasional konkret (Piaget, 1969).

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan, maka dirumuskan

ke dalam suatu hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Dengan menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas dengan media

video pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6

SD Negeri 01 Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

Semester 2 Tahun 2012/2013.