bab ii kajian pustaka hakikat pembelajaran ipa di sekolah dasar … · 2017. 4. 11. · hakikat...
TRANSCRIPT
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
2.1.1. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi pada lingkungan
belajar antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar. Dalam
pembelajaran terjadi proses transfer ilmu pengetahuan, pembentukan
sikap serta penguasaan kemahiran dan tabiat. Pembelajaran
bermanfaat bagi peserta didik karena membantu agar lebih baik dalam
belajar.
Oemar Hamalik (2003:54) menyatakan pembelajaran merupakan
kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi,
perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan dari pembelajaran. Selain itu ada 3 rumusan yang
dikemukan oleh beliau, yakni:
1. Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan
lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi
belajar bagi siswa.
2. Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan
siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan
3. Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk
menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.
Secara operasional pembelajaran yang ada di sekolah tujuan
pokoknya adalah guru mampu membelajarkan siswa secara
terprogram untuk memperoleh dan memproses pengetahuan,
ketrampilan dan sikap menjadi kebutuhannya.
-
9
Pembelajaran yang di lakukan di sekolah harus berkualitas,
karena dengan kualitas suatu pemebelajaran maka tujuan dari
pemebelajaran itu tercapai dengan baik. Kualitas suatu pembelajaran
tergantung pada kreatifitas dan motivasi guru sebagai pengajar serta
siswa sebagai peserta didik ditambah fasilitas yang memadai dapat
menunjang dalam pembelajaran yang berkualitas yaitu komponen-
komponen pemebelajaran yang mendukung.
Soetomo (2003:11) menyatakan ada beberapa komponen
pembelajaran yaitu:1) media pemebelajaran, 2) tujuan pembelajaran,
3) metode pembelajaran, 4) bahan atau materi pembelajaran, 5) tenaga
pendidik, 6) evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini menitik beratkan pada pengembangan dan
penggunaan media pembelajaran yang digunakan peneliti untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar dan menarik
peserta didik agar tertarik belajar serta meningkatan pemahaman
peserta didik tentang mata pelajaran IPA khususnya materi pokok
pesawat sederhana.
2.1.2. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD
yang dimaksud adalah agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada
prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami
alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno,
2002:7).
-
10
IPA menurut Abdullah (1998:18) adalah pengetahuan khusus
yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
yang satu dengan cara yang lain. Dan dipertegas lagi oleh Sri
Sulistyorini (2007: 39) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori
agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
2.1.3. Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006
disebutkan bahwa mata pelajaran IPA untuk SD/MI mempunyai
ruang lingkup yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi; cair, padat, dan
gas.
3. Energi dan perubahannya, yang meliputi: gaya, bunyi, pasan/kalor,
magnet, listrik, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
-
11
Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengajak
peserta didik untuk mempelajari alam semesta seisinya yang
meliputi kehidupan mahkluk hidup maupun keadaan alami alam
semesta ini, ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam memang sangat
luas dengan demikian peserta didik akan lebih berpikir terbuka
tentang apa yang menjadi ruang lingkup IPA itu sendiri serta
wawasan peserta didik akan bertambah luas.
2.1.4. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD
adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaanNya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
-
12
Mempelajari alam dan seisinya memang menjadi tujuan dari Ilmu
Pengetahuan Alam, hal ini membuat peserta berwawasan yang sangat
luas, dapat mengetahui atau menemukan konsep-konsep luar biasa
tentang sesuatu yang berkaitan dengan alam. Namun tujuan IPA
bukan hanya untuk membuka pikiran peserta didik atau pun sekedar
menambah pengetahuan tentang alam tetapi mengajarkan peserta
didik betapa berharganya alam ini sehingga merangsang peserta didik
untuk menumbuhkan rasa saling memiliki alam ini dan bertanggung
jawab atas alam yang telah dianugrahkan Tuhan untuk manusia.
2.1.5. Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar
Siswa pada kelas V Sekolah Dasar rata-rata berumur 11 tahun,
pada umur itu siswa mempunyai karakteristik belajar secara konkret.
Menurut Piaget (dalam Mikarsa, 2007:17) menyebutkan bahwa anak
dalam usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode operasional
konkret. Kemampuan kognitif yang tampak adalah proses berpikir
untuk mengoperasikan logika berpikir yang bersifat konkret.
2.2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas dan keefektifan suatu
pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat untuk karakteristik
dan kebutuhan peserta didik mampu menumbuhkan ketertarikan peserta didik
terhadap pembelajaran yang dilakukan, disamping itu motivasi dan prestasi
siswa dalam belajar akan labih meningkat apabila media pemebelajaran yang
digunakan menarik.
Ibrahim dan Syaodih (1996) menerangkan, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi
pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Sedangkan menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007:1), media peengajaran ada dalam
-
13
komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang dianut
oleh guru.
Smaldino, Lowther dan Russel (2011:7) menyatakan bahwa media
merupkan bentuk jamak dari perantara (medium), yaitu sarana komunikasi.
Yang berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa
saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.
Ada enam kategori dasar media menurut Smaldino, Lowther dan Russel
(2011:7) yaitu:
1. Teks, teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin
ditampilkan dalam fotmat apa pun. Misalnya buku, poster, papan
tulis, layar komputer, dan sebagainya.
2. Audio, mencakup apa saja yang dapat didengar. Misalnya, suara
orang, musik, suara mekanik (suara dari mesin), suara berisik, dan
sebagainya. Suara-suara tersebut bisa langsung didengar atau
direkam.
3. Visual, meliputi diagram pada sebuah poster, gamabar pada sebuah
papan tulis putih, foto, gamabar pada sebuah buku, kartun, dan
sebagainya.
4. Video, merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk
DVD, rekaman video, animasi komputer, dan sebagainya.
5. Perekayasa (manipulative), bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh
dan dipegang oleh siswa.
6. Orang-orang ini meliputi guru, siswa, ahli bidang studi. Orang-orang
sangatlah penting bagi pemelajar, para siswa belajar dari guru, siswa
lain dan orang dewasa.
-
14
Jenis format media yaitu, papan tulis penanda (visual dan teks), slide
powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (video), dan
multimedia komputer.
Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2004:29) mengelompokkan media
pembelajaran kedalam 4 kelompok, yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak.
2. Media hasil teknologi audio visual.
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Gerlach dan El yang dikutip oleh Arsyad (2004:12), ciiri media
pembelajaran yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Fiksatif (fixative property), media pembelajaran mempunyai
kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulative property), kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property), memungkinkan berbagai objek
ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegritas dan
secaran bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama
pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang
kejadian itu.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memberi kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan pembelajaran materi secara konkret dan
siswa dapat berpikir secara luas. Pembelajaran menggunakan media ini akan
lebih interaktif.
-
15
Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pendidikan sekarang ini
banyak dilakukan untuk memperbaharui cara-cara lama dalam proses
pemebelajaran. Pembelajaran yang sering kita jumpai adalah pembelajaran
yang berpusat pada guru, dimana proses pembelajaran hanya sebatas tranfer
ilmu dari guru ke siswa. Namun sekarang pembeharuan pembelajaran banyak
memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pembelajaran yang berbasis
media contohnya melalui media komputer, siswa dalam belajar bisa secara
mudah untuk aktif mengakses materi melalui komputer dan Guru tidak perlu
repot dalam memberi penjelasan. Dalam hal ini guru hanya sebagai pemandu
atau pemberi arahan kepada dalam mengaksesn materi melalui media
komputer tersebut.
Guru sebagai pengajar diharapkan dapat menggunakan alat, media atau
bahan pendukung dalam proses pembelajaran dari yang sederhana sampai
yang canggih sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Lebih dari
itu, guru diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan dalam membuat
media pembelajaran sendiri. Maka dari itu, guru sebagai pengajar harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam media
pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (1994:12-14), guru harus memahami
pentingnya media yaitu:
1. Media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefetifkan proses
belajar mengajar.
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3. Hubungan antara metode mengajar dengan media yang digunakan.
4. Nilai atau manfaat media dalam pengajaran.
5. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.
6. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
-
16
7. Usaha dan inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran selain itu penggunaan media dalam
pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan motivasi
belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal
tersebut tridak terlepas dari ketepan penggunaan dan pemahaman media akan
pentingnya media pembelajaran.
Memang pada mulanya, media hanya berupa alat bantu mengajar yang
hanya digunakan di dalam kelas. Namun dalam perkembangannya, media
tidak cukup hanya digunakan di dalam kelas saja, akan tetapi dimungkinkan
juga penggunaannya di luar kelas, dan hal ini berkaitan dengan istilah media
pembelajaran (intruksional), yaitu kata intruksional mempunyai pengertian
yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks
guru, murid di kelas (ruang) formal, pembelajaran atau intruksional
mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara
fisik. Oleh karena itu, dalam instruction yang ditekankan adalah proses
belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-
sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut
pembelajaran.
Ketersediaan media menjadi salah satu faktor penentu hasil belajar dari
luar individu tersebut. Kemudahan mempelajari materi pemebelajaran melalui
media yang tersedia sehingga akan mempengaruhui hasil belajar yang baik.
Sedangkan faktor penentu hasil belajar yang berasal dari dalam individu
adalah gaya belajar individu tersbut. Gaya belajar merupakan karakteristik
yang dimiliki individu meliputi kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik.
-
17
2.3. Video Pembelajaran
2.3.1. Pengertian Video Pembelajaran
Video pembelajaran merupakan media dari hasil teknologi audio
dan visual. Menurut Cepi Riyana (2007) media video pembelajaran
adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-
pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu
materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran yang
tampak (visual) dengar (audio) yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi, video menyajikan unsur suara
(audio) dan unsur penglihatan (visual) sacara serentak dan sistematis.
Dalam unsur penglihatan (visual) selain gambar dan teks yang
menarik juga terdapat animasi gerak yang sangat menarik, dan yang
seperti kita ketahui dalam unsur suara (audio) meliputi dubing
percakapan dan panduan atau penjelasan.
Sungkono (2003:65) menjelaskan video yaitu bahan pembelajaran
yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui
video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Dengan
berkempang pesatnya teknologi, video dapat diputar melalui
perangkat elektronik yang lainya seperti telepon genggam, laptop,
komputer atau bisa dengan melalui proyektor.
Penggunaan video sebagai bahan bantu mengajar memberikan
satu pengalaman baru kepada siswa. Media video pembelajaran dapat
membawa pelajar ke mana saja, terutama sekali jika tempat atau
peristiwa yang ditayangkan itu terlalu jauh untuk dikunjungi, atau
berbahaya. Dengan penayangan video, siswa dapat merasa seolah-olah
mereka berada atau turut serta dalam suasana yang digambarkan.
Sebagai contoh, video proses penambangan minyak lepas pantai,
siswa siswa seolah-olah paling tidak bisa membayangkan bagaimana
-
18
pekerja tambang minyak lepas pantai bekerja untuk menambang
minyak mentah dari lapisan bumi.
Pengaruh media video akan lebih cepat masuk ke dalam diri
manusia daripada media yang lainnya. Karena penayanggannya
berupa cahaya titik fokus, sehingga dapat mempengaruhi fikiran dan
emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, fokus
mempengaruhi emosi dan psikologi siswa, karena jika fokus siswa
tidak bercabang terhadap materi dalam pembelajaran siswa akan lebih
mudah berkonsentrasi dan mudah memahami pelajaran. Tentunya
media video yang disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan
tujuan pemebelajaran.
2.3.2. Karakteristik Media Video
Media video pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti
adalah media video pembelajaran yang interaktif, dalam penyajiannya
video dibuat dengan unsur audio, teks, visual dari rekaman video serta
gambar maupun animasi gerak. Video yang dikembangkan
mempunyai karakteristik yang sama dengan krakteristik multimedia
pembelajaran menurut Cepi Riyana (2007:8-11) yaitu:
1. Clarity of Message (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran
secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh
sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam
memory jangka panjang dan bersifat retensi.
2. Stand Alone (berdiri sendiri).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
-
19
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi
atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial
maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
5. Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks,
animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi
yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau
bahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat
keakurasian tinngi.
6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi
rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap
spech sistem komputer.
7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara
individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah.
Dapat juga digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa
maksimal 50 orang, dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan
uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
Ada beberapa kriteria yang membuat sebuah media video itu layak
untuk digunakan dalam pembelajaran, maka dari itu pengembangan
-
20
media video mengacu atas apa yang telah peneliti telaah dari pendapat
di ahli di atas, dengan tujuan agar nantinya media yang merupakan
produk dari pengembangan dapat diterima dalam pembelajaran di
kelas.
2.3.3. Keuntungann dan Keterbatasan Media Video
Setiap media pembelajaran masing-masing memiliki keuntungan
dan keterbatasan tersendiri, begitu juga dengan media video.
Smaldino, Lowther dan Russel (2011:411-412) dalam bukunya
menjelaskan kelebihan dan keuntungan media video sebagai berikut:
1. Keuntungan media video
a. Bergerak, gambar-gambar bergerak memiliki keuntungan yang
jelas daripada gambar diam dalam menampilkan konsep di mana
gerakan sangatlah penting sekali untuk belajar.
b. Proses, pengoprasian, sperti tahapan proses perakitan atau
percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting,
bisa ditampilkan lebih efektif.
c. Pengamatan yang bebas resiko. Video memungkinkan para
siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu
berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti gerhana
matahari, letusan gunung berapi, atau suasan perang.
d. Dramatisasi. Reka ulang yang dramatis bisa menghidupkan
kepribadian dan kejadian bersejarah. Hal ini memungkinkan
siswa untuk mengamati dan menganalisis lebih detail suatu
kejadian yang didramatisasi.
e. Pembelajaran ketrampilan. Melalui video, siswa bisa melihat
sebuah penampila berulang-ulang kali untuk bisa menyamai.
-
21
f. Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya utnuk dampak
emosional, video dapat bermanfaat dalam pembentukan sikap
personal maupun sosial.
g. Penyelesaian masalah. Melalui video siswa akan lebih mudah
untuk menyelesaikan suatu permasalahan misalnya, pemecahan
permasalah tentang pertambahan atau pengurangan pada mata
pelajaran matematika. Dalam video tersebut siswa bisa dengan
mudah untuk memahami cara atau langkah memecahkan
permasalah tersebut.
h. Pemahaman budaya. Kita bisa melihat dan memahami
bagaimana kebudayaan orang lain melaui suguhan video
etnografi.
i. Membentuk kebersamaan. Dengan meliihat program video
bersama-sama, sebuah kelompok yang berbeda-beda bisa
membangun dasar kesamaan pengalaman untuk membahas
sebuah isu secara efektif.
2. Keterbatasan media video
a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video bisa dihentikan untuk
diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam penayangan untuk
kelompok. Karena program ditayangkan dalam kecepatan yang
tetap, beberapa pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya
tidak sabar menunggu bagian selanjutnya.
b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi
setempat, sebagian besar terdiri dari penayangan dari orang-
orang yang bicara.
c. Fenomena yang diam. Meskipun video memiliki keuntungan
bagi konsep yang melibatkan gerakan, video mungkin tidak
cocok bagi topik lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah
-
22
visual tunggal dilibatkan misalnya, peta, diagram pengkabelan,
atau diagram organisasi.
d. Salah penafsiran. Dokumenter dan dramatisasi sering kali
menyajikan perlakuan yang rumit dan canggih terhadap suatu
isu. Sebuah penayangan dimaksudkan sebagai sebuah satire
mungkin saja dipahami apa adanya oleh penonton awam yang
sama sekali tidak mengetahui konteks dari isi video.
e. Pengajaran abstrak dan nonvisual. Video itu buruk dalam
menyajikan informasi abstrak dan nonvisual seperi filosofi dan
matematika.
Tampilan yang menarik dari sebuah media video pembelajaran itu
sesui dengan usia belajar peserta didik yaitu usia sekolah dasar pada
kelas V, namun dalam penelitian ini juga mempertimbangkan
kekurangan dari media video tersebut maka dari itu peneliti membuat
pengembangan media video sebaik mungkin untuk meminimalisir
kemungkinan keterbatasan media video.
2.4. Aspek Penilaian Media Video
Smaldino, Lowther dan Russel (2011:430) mengemukakan aspek umum
untuk mengevaluasi atau mempratinjau media video sebelum digunakan
dalam kelas, sebagai berikut:
1. Selaras dengan standar, hasil dan tujuan. Berkaitan dengan ketercapaian
standar/hasil/tujuan dan penggunaan media video meningkatkan hasil
belajar. Materi yang dimuat dalam video harus sesuai dan selaras dengan
kompetensi dasarnya, hasil belajar, serta tujuan yang dirumuskan dari
kompetensi dasarnya.
2. Informasi akurat dan terbaru, informasi yang terkandung dalam media
video adalah benar dan tidak berisi material yang sudah usang. Menurut
-
23
Robert G. Murdik (1973:12) informasi dapat dikatakan berkualitas
apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak
mengandung keraguan-keraguan, sama maksudnya yang
disampaikan dengan yang menerima, bebas dari kesalahan-kesalahan
dan tidak menyesatkan, harus menjelaskan dan mencerminkan
maksudnya atau dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan
bagi penerima informasi tersebut.
a. Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke
penerima tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu
sudah tidak mempinyai nilai.
b. Informasi harus relevan, yaitu informasi itu diterima bagi orang yang
membutuhkan atau bermanfaat bagi yang menerimanya.
3. Bahasa sesuai usia. Pilihan kata dan bahasa dalam media video
disesuaikan dengan usia agar mudah dipahami.
Opper Antoni (2014) menjelaskan bahwa pilihan kata atau istilah
yang tepat dan penggunaan kata yang baku dalam konteks pembicaraan
akan mencerminkan kemampuan berbahasa. Artinya, makna atau isi
pembicaraan akan terwakili secara jelas berdasarkan ketepatan dalam
penggunaannya. Dalam hal ini, pilihan kata atau istilah-istilah yang
digunakan anak-anak sekolah secara umum dapat dikatakan baik (baku)
bila diukur dengan konteks pembicaraan.
Upaya yang dilakukan guru pada saat proses belajar berlangsung
adalah digunakan bahasa Indonesia yang baik oleh guru ketika mengajar
di kelas. Penggunaan bahasa yang dilakukan oleh guru disesuaikan usia
dan karakteristik siswa sekolah dasar pada umumnya. Pada saat proses
belajar berlangsung terjadi berbagai ungkapan pikiran dan perasaan
melalui bahasa lisan. Dalam peristiwa itu pun terjadi penggunaan struktur
bahasa lisan pada anak-anak.
-
24
4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan, topik yang disajikan dalam video
membuat siswa tertarik dan aktif terlibat dalam belajar.
Menurut Safari (2003:60), bahwa untuk mengetahui tingkat
ketertarikan dan keterlibatan belajar siswa, dapat diukur melalui indikator
sebagai berikut:
a. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu
disebabkan karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai
mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang
berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran
itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya dalam
mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat
diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai
ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan
tidak merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan pengetahuan
dan selalu bersemangat, serta bergembira dalam mengerjakan tugas
ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di
sekolah.
b. Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan
memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan
menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik
perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
c. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran
tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap
pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa
akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut.
d. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang
tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada
keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat,
-
25
berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan
pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa
akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan,
mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki
rasa ingin tahu.
5. Kualitas teknis, sajian yang terdapat dalam media video mewakili
teknologi media terbaik yang ada.
Imam Arif W. (2012) menjelaskan bahwa kualitas teknis sebuah
video dapat diukur dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. Teks
Text Merupakan Sebuah kata yang di rangkum dalam suatu kesatuan
file yang memiliki arti sebagai, perintah, pengingat, maupun informasi
bagi setiap orang yang membacanya. Text hanya bisa kita lihat, tidak
bisa kita dengar, tidak bisa ber ubah ubah bentuk dan sebagainya.
Text merupakan unsur multimedia yang paling penting.
b. Gambar
Gambar merupakan citra atau bayangan atau imaji (dari bahasa
Inggris image, dan bahasa latin imago) adalah benda yang dihasilkan
atas upaya manusia dalam memproduksi kemiripan dari suatu objek
biasanya objek-objek fisik atau nyata.
c. Audio
Audio dalam sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik
digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa
digunakan untuk menerangkan sistem – sistem yang berkaitan dengan
proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan /
penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier
dan lainnya.
-
26
d. Video
Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media
digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar pegun
dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi kepada gambar yang
bergerak. Video menyediakan satu kaedah penyaluran informasi yang
sangat menarik dan langsung. Video merupakan sumber atau media
yang paling dinamik serta efektif dalam menyampaikan suatu
informasi.
e. Animasi
Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti
jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan
maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar
2D maupun 3D. shingga karakter animasi secara dapat diartikan
sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup,
disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan
bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan,
bentuk benda, warna dan spesial efek.
f. Skala dan ukuran video
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem
komputer. Tampilan resolusi ini disesuaikan dengan skala video dan
ukuran vidoe, hal ini akan mempengaruhi kualitas keterbacaan dan
penglihatan dari sebuah video.
6. Mudah digunakan, pengguna media video ini adalah siswa dan guru.
Apakah material mengikuti pola mudah digunakan tanpa
membingungkan pengguna. Dari penjelasan tersebut dapat dijabarkan
dalam indikator sebagai berikut:
-
27
a. Dari segi pengoprasian, media video tidak menyulitkan guru atau
siswa dalam proses penayangan media video.
b. Pendokumentasian, siswa atau guru yang melihat isi dari tayangan
video mudah untuk menangkap informasi yang terkandung dalam
tayangan media video tersebut serta tidak menyulitkan penglihatan
untuk memahami isi dari tayangan media video tersebut.
c. Mudah digunakan secara klasikal atau individual
Cepi Riyana (2007) menjelaskan, video pembelajaran dapat
digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam
setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat juga digunakan secara
klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang, dipandu oleh guru
atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah
tersedia dalam program
7. Bebas bias, materi dalam bahan ajar dalam video tidak bercabang atau
berdidri sendiri dan tidak bergantung pada materi lain di luar konteks
materi bahasan dalam video tersebut sehingga pesan atau informasi yang
terkandung dalam tayangan video jelas. Maka dari itu dijabarkan dalam
indikator sebagai berikut:
a. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Menurut Cepi Riyana (2007), dengan media video siswa dapat
memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi
dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi
akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
b. Stand Alone (berdiri sendiri).
Menurut Cepi Riyana (2007), video yang dikembangkan tidak
bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-
sama dengan bahan ajar lain. Dan materi tau informasi bebas dari
bias unsur sara, ras, gender, agama dan suku.
-
28
8. Panduan dan arahan pengguna, panduan pengguna merupakan sumber
daya terbaik untuk digunakan dalam sebuah mata pelajaran. Panduan dan
arahan ini dapat berupaka buku cetak sederhana untuk yang berisi
panduan dan arahan untuk bagi pengguna untuk menggunakan media
video, selain itu panduan dan arahan bisa juga terdapat di dalam video
tersebut berupa paduan secara lisan atau teks bergerak.
9. Melaju dengan sesuai. Hal ini berkaitan dengan materi yang disajikan
video apakah dengan penyajian materi yang sedemikian rupa oleh video
siswa dapat paham dan memproses informasi. Dapat dijabarkan ke dalam
indikator sebagai berikut:
a. Keruntutan, materi yang terdapat di media video disajikan secara
runtut sesuai dengan tujuan belajar, serta penyajian materi tidak
terpencar-pencar. Keruntutan materi yang disajikan akan
mempermudah siswa untuk memahami materi.
b. Penyajian materi juga disesuaikan dengan daya serap siswa. Cara
penyajian selain menarik juga harus memperhatikan timing (waktu),
penyajian materi atau penjelasan dalam video harus berintensitas
sedang yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat hal
disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk menyerap informasi.
10. Penggunaan alat bantu belajar kognitif (tinjauan, petunjuk, rangkuman).
ketersedian tinjauan, petunjuk, rangkuman yang diatur dengan baik.
Penjelasanya sebagai berikut:
a. Tinjauan, dalam media video terdapat tinajaun misalnya mengenai
materi yang yang akan dipelajari atau tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam video tersebut.
b. Petunjuk, dalam media video tentu saja ada sebuah petunjuk misalnya
petunjuk mengenai sistem kerja alat yang digunakan dalam kegiatan
percontohan dalam video, petunjuk juga bisa digunakan pada latihan
soal yang terdapat dalam video dan sebagainya.
-
29
c. Rangkuman, dalam sebuah video yang berisikan penjelasan materi
tentunya akan terdapat rangkuman. Rangkuman biasanya berisi apa
saja yang penting dalam materi yang dibuat secara sederhana agar
pembaca atau penglihat dapat lebih mudah memahami dan menyerap
informasi, biasanya rangkuman terdapat pada akhir pembahasan.
Untuk meminimalisir keterbatasan dari sebuah media video itu adalah
dibuatnya sebuah kriteria penilaian baik itu dari unsur ahli sampai unsur
materi dalam sebuiah video tersebut. Kriteria penilaian ini dijadikan
pedoman peneliti untuk mengembangkan sebuah media video pembelajaran
yang layak untuk digunakan dalam pembekajaran di kelas.
2.5. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Video
2.5.1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini memuat bagaimana penyiapan
perlengkapan bahan untuk pembelajaran menggunakan media video
pembelajaran dan kesesuaian perangkat pembelajaran yang
menunjamg pembelajaran menggunakan media video pembelajaran.
2.5.2. Kegiatan Awal
Bagian kegiatan awal ini meliputi:
1. Mengucap salam.
2. Menanyakan kabar.
3. Melakukan absensi siswa.
4. Manyampaikan materi prasyarat/tanya jawab
5. Menyampaikan kompentensi dasar, indikator dan tujuan.
2.5.3. Kegiatan Inti
Bagian kegiatan inti ini meliputi:
1. Ekplorasi
-
30
b). Mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang gambaran
umum materi.
c). Memberikan penejelasan lanjut tentang materi.
2. Elaborasi
a). Membagi siswa ke dalam kelompok.
b). Menayangkan isi keseluruhan video pembelajaran materi
pesawat sederhana.
c). Membimbing siswa untuk berdiskusi
3. Konfirmasi
a). Membimbing siswa untuk melakukan permainan
kelompok.
b). Menjelaskan aturan permainan.
c). Memberikan penghargaan terhadap kelompok yang
memenangkan permainan.
d). Meluruskan kesalah pahaman dan memberikan
penguatan dengan menayangkan bagian rangkuman
materi dari video pembelajaran.
2.5.4. Kegiatan Penutup
Bagian kegiatan penutup ini meliputi:
a). Memeberikan penyimpulan terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
b). Mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan minta siswa
untuk mengerjakan soal evaluasi video pembelajaran.
c). Memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
d). Menutup kegiatan pembelajaran.
2.6. Materi Pesawat Sederhana
Penelitian pengembangan ini menyajikan tentang pegembangan media
video pembelajaran tentang materi pesawat sederhana dalam mata pelajaran
-
31
IPA di SD. Dalam materi peswat sederhana ini terdapat berbagai pokok
bahasan yaitu:
2.6.1. Pengertian Pesawat Sederhana
Pesawat adalah semua alat yang membantu mempermudah
pekerjaan manusia. Sedangkan pesawat sederhana adalah semua alat
sederhana yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.
2.6.2. Jenis-jenis Pesawat sederhana
Pesawat sederhana dibagi menjadi 4 jenisnya, yaitu:
1. Tuas atau pengungkit.
2. Bidang miring.
3. Katrol.
4. Roda berporos.
2.6.3. Tuas atau Pengungkit
Tuas atau pengungkit berdasar letak titik tumpu, kuasa dan
beban dibedakan menjadi 3 golongan. Yaitu:
1. Tuas atau pengungkit golongan I
Pada pengungkit golongan I, letak titik tumpu berada di antara
beban dan kuasa. Contoh: gunting, pemotong kuku, tang, catut.
2. Tuas atau pengungkit golongan II
Pada pengungkit golongan II, letak titik beban berada di antara
tumpu dan kuasa. Contoh: Kereta sorong, pembuka tutup botol,
pemotong ketas.
3. Tuas atau pengungkit golongan III
Pada pengungkit golongan III, letak titik kuasa berada di antara
beban dan tumpu. Contoh: Stapler, pinset, sapu, penjepit
makanan.
-
32
2.6.4. Bidang Miring
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-
benda yang terlalu berat. Cara paling mudah memindahkan peti ke
dalam truk yaitu dengan menggunakan bidang miring. Peti dapat
didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang
dikeluarkan lebih kecil daripada mengangkat peti secara langsung.
Benda-benda tajam seperti pisau, kapak, pahat, dan paku
menggunakan prinsip kerja bidang miring. Bagian yang tajam dari
alat-alat tersebut merupakan bidang miring.
Sekrup menggunakan prinsip kerja bidang miring. Sekrup
mempunyai ulir yang melingkar dalam bentuk spiral. Jika sekrup
diputar, ulirannya akan membentuk bidang miring. Mata bor pada
bor listrik juga memanfaatkan uliran seperti pada sekrup. Mata bor
digunakan untuk membuat lubang pada kayu atau tembok. Mata bor
dibuat berulir seperti sekrup. Apabila mata bor diputar dengan cepat,
alat itu dapat membuat lubang dengan cepat.
Tangga merupakan salah satu jenis bidang miring. Jika
memanjat pohon secara langsung, beban tubuh kita akan tertumpu
pada tangan dan kaki. Namun, bila memakai tangga, beban tubuh
akan ditahan oleh anak tangga yang kita injak. Itulah sebabnya
seolah-olah pekerjaan kita terasa lebih ringan. Sebenarnya, pekerjaan
kita tetap, tetapi diperingan oleh alat. Jadi, dengan menggunakan
bidang miring kita dapat menghemat tenaga. Prinsip yang sama juga
diterapkan pada tangga bangunan bertingkat.
Mobil tidak cukup bertenaga untuk mendaki lereng yang curam.
Oleh karena itu, jalan tanjakan di gunung yang curam dibuat
berkelok-kelok. Jalan yang demikian akan mengurangi enaga yang
dibutuhkan untuk mencapai ketinggian yang sama. Kemiringan
-
33
tanjakan akan lebih landai dengan adanya kelokan sehingga lebih
mudah didaki.
2.6.5. Katrol
Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut:
1. Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
2. Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika digunakan
untuk memindahkan benda.
3. Katrol ganda atau majemuk : katrol yang terdiri dari beberapa
katrol yang disatukan dengan tali atau katrol perpaduan dari
katrol bebas dan katrol tetap.
2.6.6. Roda Berporos
Zaman prasejarah, orang-orang memindahkan beban berat
dengan meletakkan beban di atas batangbatang pohon. Batang-
batang pohon tersebut kemudian digerakkan menggelinding. Pada
perkembangan berikutnya, dibuatlah roda yang diberi poros. Roda
dan poros ini dapat berputar bersama-sama. Sepeda motor, mobil,
dan hampir semua alat yang mempunyai bagian yang bergerak
menggunakan asas roda berporos.
Peralatan yang menggunakan roda berpasangan biasanya
dihubungkan pada poros roda. Poros roda berada pada titik temu jari-
jari roda. Bahkan, orang lumpuh kaki nyapun dapat bergerak lebih
cepat dengan menggunakan kursi roda. Roda berporos juga
digunakan dalam mesinmesin kendaraan maupun industri.
-
34
2.7. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Muji Triyono tahun 2009 dengan
judul Pengembangan Media Audio Visual (VCD Pembelajaran) Untuk Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Topik Tata Surya, yang menunjukan
hasil uji coba setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunkana media
audio visual (VCD Pembelajaran) ini terbukti dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan hasil evaluasi yang dilakukan yaitu
dari 23 siswa yang mendapat nilai dibawah atau kurang dari 60 hanya 4
siswa dan lainnya mendapat nilai lebih dari 70.
Penelitian Adi Kurniyanto tahun 2010 dengan judul Pengembangan
media pembelajaran (ulead video editor) pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan gaya siswa kelas IV di SDN 2 Candimulyo dan SDN 1 Kedu
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual VCD pembelajaran terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, yang ditunjukan dengan perbandingan
rata-rata kelas dari kedua SD mengalami perbedaan yang signifikan. Pada
SDN 2 Candimulyo rata-rata nilai kelas adalah 87,15 sedangkan di SDN 1
Kedu hanya memperoleh rata-rata 67,09. Penelitian tersebut terdapat
peningkatan yang positif cukup signifikan antara pengembangan media
pembelajaran dengan hasil belajar siswa di SDN 2 Candimulyo dan SDN 1
Kedu.
Peneltian yang dilakukan oleh Setyaningsih tahun 2013 dengan judul
Pengembangan Multimedia Pembelajaran dengan Ulead Video Studio Mata
Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat-sifat Benda Kelas III SD Negeri 1
Ngadirojo, setelah dilakukan pembelajaran denga menggunakan media
VCD pembelajaran menunjukan peningkatan hasil belajar siswa. Dari
jumlah siswa sebanyak 35 yang mendapatkan nilai kurang dari 74 hanya 8
anak dan lainya mendapat nilai diatas 75 dan nilai rata-rata kelas sebesar
7,9.
-
35
Pengembangan video pembelajaran dalam penelitian ini menekankan
pada contoh yang konkret. Selain itu video dibuat dengan inovasi terbaru
yaitu penambahan animasi video dengan menggunakan konsep gambar yang
bergerak atau stop motion. Contoh yang konkret dan gambar bergerak juga
dibuat sedemekian rupa disesuaikan dengan dunia anak-anak, yaitu
pembuatan gambar bergerak dengan menggunakan tokoh-tokoh kartun.
Penggunaan gambar bergerak atau stop motion ini belum ada dalam
penelitian pengembangan terdahulu, contoh dalam video pembelajaran ini
diambil secara langsung melalui rekaman video dan diberikan penjelasan
secara detail agar peserta didik dapat memahami secara jelas dari contoh
yang konkret tersebut.
2.8. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Usia 7 sampai 12 tahun merupakan usia anak untuk belajar konkrit,
banyak sekali cara untuk merangsang anak untuk belajar dan bepikir secara
konkrit. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan
pemanfaatan media segabagai sarana dalam pembelajaran. Peran Media
disini adalah untuk mengkonkritkan belajar siswa, maka dari itu media
USIA BELAJAR
KURANGNYA
MEDIA
PENTINGNYA
MEDIA
VIDEO
PEMBELAJARAN
-
36
harus dikemas secara sistematis agar siswa belajar secara konkrit selain itu
melalui media motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.
Penggunakan media dalam proses pembelajaran dapat menunjang
kegiatan pembelajaran di kelas. Media pembelajaran dapat mempermudah
guru dalam manyampaikan tujuan, isi dan pesan pembelajaran, selain itu
media pembelajaran juga dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami isi dan pesan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat adalah
media yang disesuaikan dengan karakteritik belajar siswa dan usia belajar
siswa.
Kurangnya penggunaan media dan pengembangan media di sekolah
dasar menjadi sebuah gagasan utama dari penelitian pengembangan media
ini. Hasil temuan-temuan di lapangan menunjukan belum adanya
pengembangan media, hal ini dikarenakan minimnya kemampuan guru
dalam mengembangkan media.
Ada berbagai macam media pembelajaran, salah satu media yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dengan usia belajar konkret
adalah media video pembelajaran, karena dalam video pembelajaran
memuat unsur-unsur suara, gerak atau animasi dan visualisasi yang seolah-
olah mengajak siswa untuk belajar langsung. Video pembelajaran cocok
diterapkan pada mata pelajaran IPA, dimana IPA sendiri adalah mata
pelajaran yang mempelajari alam dan manusia. Maka dari itu
pengembangan video pembelajaran perlu dilakukan untuk membantu proses
pembelajaran siswa kelas V SDN Mukiran 03 pada mata pelajaran IPA
dengan materi pokok pesawat sederhana.
Video pembelajaran yang dikembangkan disusun berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik siswa usia oprasinal konkrit. Video
pembelajaran yang dikembangkan disusun ke dalam satu paket untuk
memudahkan penyampaian materi dan pemberian konsep yang konkrit,
-
37
dengan menampilkan video pembelajaran yang menarik dan dapat
meningkatakan motivasi dan hasil belajar siswa.