bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. pembelajaran tematikeprints.umm.ac.id/54584/3/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik
Menurut Sanjaya (2010:13), pembelajaran sebagai suatu proses belajar
seseorang yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek
produk dan aspek proses. Aspek proses yaitu proses dimana seorang guru dari
menyampaikan sebuah materi hingga memberikan beberapa soal latihan dan
ujian, di dalam sebuah pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
belajar pada siswa dan disesuaikan juga dengan karakteristik siswa, sehingga
pembelajaran yang diajarkan akan mudah diterima oleh siswa tersebut.
Sedangkan pada aspek produk adalah hasil belajar siswa yang didapatkan
selama proses pembelajaran, apakah siswa menerima pembelajaran dengan
mudah dan mendapatkan nilai yang sesuai dengan kriteria penilaian. Kebijakan
yang sekarang diterapkan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan
kurikulum 2013 dan biasa dikenal sebagai pembelajaran tematik.
Sedangkan pembelajaran tematik menurut Majid (2014:80) yaitu
pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang berbeda dan bermanfaat untuk siswa dalam
mengenal lingkungan sekitarnya. Tema adalah gagasan pokok atau pokok
pikiran yang menjadi inti pembicaraan dalam materi pembelajaran.
Pembelajaran tematik terpadu yaitu pembelajaran yang menggabungkan
beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema, dimana siswa tidak
10
mempelajari mata pelajaran dengan terpisah, semua mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah sudah menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat
dengan tema.
Dari beberapa pengertian pembelajaran diatas dapat ditarik
kesimpulannya bahwa, pembelajaran tematik adalah pendekatan yang terdapat
di dalam pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran dengan
menggunakan tema. Pembelajaran tematik ini juga dapat memberikan
pengalaman yang berharga dan mempunyai makna bagi siswa. Pembelajaran
tematik memiliki beberapa karakteristik sebagaimana dijelaskan oleh Majid
(2014:89-90) diantaranya yaitu: 1) berpusat pada siswa, hal ini disesuaikan
dengan pendekatan belajar yang modern dan lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedang guru berperan lebih sebagai fasilitator; 2)
memberikan pengalaman langsung, yang artinya pembelajaran tematik yang
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam hal-hal yang
konkret atau nyata melalui tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
3) pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas karena pembelajaran
difokuskan kepada tema-tema yang lebih dekat; 4) menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, pembelajaran tematik yang menyajikan suatu konsep
dan menjadikan siswa mampu memahami konsep tersebut untuk membantu
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari; 5) bersifat fleksibel,
artinya guru dapat mengaitkan beberapa materi dalam kehidupan sehari-hari
dengan lingkungan dimana guru dan siswa berada; 6) menggunakan prinsip
belajar seperti belajar sambil bermain sehingga membuat pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan.
11
2. Kajian Kurikulum 2013 Tema Indahnya Keberagaman Subtema
Keberagaman Budaya Bangsaku
Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 merupakan pembelajaran tematik
terpadu yang menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan tema-
tema dalam pembelajarannya. Di kelas IV, terdapat 9 tema yang akan dipelajari
selama 2 semester. Pada semester 1 terdapat 5 tema dan setiap tema terdapat 3
subtema. Setiap subtema terdapat 6 pebelajaran dan setiap pembelajaran dapat
selesai dalam 1 hari.
Salah satu tema pada semester 1 kelas IV adalah Indahnya Kebersamaan.
Tema ini terdapat 3 subtema yaitu keberagaman budaya bangsaku,
kebersamaan dalam keberagaman, dan bersyukur atas keberagaman. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran maka siswa diharapkan mampu mencapai
standar kompetensi kurikulum 2013. Subtema keberagaman budaya bangsaku
mempunyai 6 pembelajaran. Dalam pembelajaran 1 sampai dengan 6 memuat
beberapa mata pelajaran yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK,
SBdP, IPA dan IPS
3. KI, KD Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI
1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga
3
Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
serta benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
12
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar
NO MUATAN MATA
PELAJARAN KOMPETENSI DASAR
1 PPKn 1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku
bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang
terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai
bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan.
3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang
terikat persatuan dan kesatuan.
4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku
bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang
terikat persatuan dan kesatuan.
3 Matematika 3.8 Menganalisis sifat-sifat segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan.
4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan.
5 SBdP 3.3 Memahami dasar-dasar gerak tari daerah.
4.3 Meragakan dasar-dasar gerak tari daerah.
4. Materi Tema 1 “Indahnya Kebersamaan” Subtema 1 “Keberagaman
Budaya Bangsaku” Pembelajaran 2
a. Mata Pelajaran Matematika
Bangun datar adalah salah satu bahasan yang sangat penting dalam
mempelajari geometri maupun penggunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Segibanyak merupakan suatu kurva sederhana tertutup yang dibentuk oleh
segmen garis. Segmen garis yang telah membentuk segi banyak disebut sisi.
Segibanyak mempunyai minimal tiga sisi. Segibanyak dengan tiga sisi
disebut dengan segitiga. Segibanyak dengan empat sisi disebut dengan
segienpat. Segibanyak dengan lima sisi disebut dengan segilima, dan begitu
seterusnya. Apabila suatu segibanyak ukuran sisinya sama dan ukuran sudut
juga sama, maka segibanyak tersebut dinamakan segibanyak beraturan.
13
Tabel 2.3 Bangun Datar
GAMBAR KETERANGAN
Segitiga merupakan segibanyak yang paling dasar. Segibanyak ini
mempunyai tiga sisi dan dapat dibedakan menurut sifat dari sisi
atau sudut yang membentuknya. Segitiga dengan dua sisi sama
panjang disebut dengan segitiga sama kaki. Segitiga dengan tiga
sisinya sama panjang disebut dengan segitiga sama sisi. Jika
ketiga sisi segitiga tersebut panjangnya berbeda, segitiga ini
dinamakan segitiga sembarang. Segitiga yang mempunyai sudut
siku-siku dinamakan segitiga siku-siku.
Segiempat merupakan bentuk segibanyak yang paling banyak
macamnya. Segibanyak ini mempunyai empat sisi yang
membentuk empat sudut. Beberapa bentuk segi empat itu adalah
persegi, persegi panjang, jajar genjang, layang-layang, belah
ketupat dan trapesium. Sifat dari persegi yaitu sisi yang
berhadapan sejajar, keempat sudutnya siku-siku dan keempat
sisinya sama panjang. Sifat dari jajar genjang yaitu sisi-sisi yang
berhadapan sejajar dan sama panjang. Sifat dari layang-layang
yaitu kedua sisi yang berdekatan sama panjang. Sifat dari
trapezium yaitu satu pasang sisinya sejajar.
Tangram digunakan permainan untuk orang-orang Cina kuno, ribuan
tahun yang lalu. Tangram merupakan himpunan yang terdiri dari tujuh
bangun geometri datar yang dapat dipotong dari suatu persegi. Bentuk
bangun geometri seperti segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang
dapat membentuk suatu tangram.
Gambar 2.1 Tangram
14
b. Mata Pelajaran SBdP
Bungong Jeumpa adalah lagu daerah yang berasal dari Aceh. Bungong
Jeumpa dalam bahasa Aceh berarti bunga cempaka. Jenis tari Bungong
Jeumpa adalah tari tradisional, karena orang Aceh sering menggunakan
Jeumpa untuk berbagai kepentingan. Warnanya kuning, hijau dan
kemerahan menjadi alasan karena aromanya yang khas dan tidak dimiliki
bunga lain. Tarian ini dibagi menjadi dua gerakan. Yaitu gerakan saat
berdiri dan gerakan saat duduk.
Gerakan A (Hitungan 4×8)
Gambar 2.2 Gerakan A Bungong Jeumpa
(Sumber: www.google.com)
1) Kedua tangan di atas. Kaki jinjit hentakkan dua kali. Ke kanan 2 kali.
2) Kedua tangan di atas. Kaki jinjit hentakkan dua kali. Ke kiri 2 kali.
Gerakan B (Hitungan 2×8)
15
Gambar 2.3 Gerakan B Bungong Jeumpa
(Sumber: www.google.com)
1) Menghadap serong ke kanan. Kedua jari rapat ditarik ke atas. Kaki
kanan ke depan.
2) Tangan ditarik ke bawah, kaki kanan mundur.
3) Menghadap serong ke kiri. Kedua jari rapat ditarik ke atas. Kaki kiri ke
depan.
4) Bergantian kanan kiri sebanyak dua kali.
Gerakan C (Hitungan 2×8)
Gambar 2.4 Gerakan C Bungong Jeumpa
(Sumber: www.google.com)
16
1) Menghadap serong ke kanan. Kedua jari rapat ditarik ke atas. Kaki
kanan ke depan.
2) Tangan ditarik ke bawah, kaki kanan mundur.
3) Menghadap serong ke kiri. Jari kedua tangan dirapatkan, lalu ditarik ke
atas. Kaki kiri melangkah ke depan.
4) Bergantian kanan kiri masing-masing sebanyak dua kali.
Gerakan D (Hitungan 4×8)
Gambar 2.5 Gerakan D Bungong Jeumpa
(Sumber: www.google.com)
1) Kedua telapak tangan saling berhadapan.
2) Dibalik ke kanan dan kiri bergantian. Kaki berjalan di tempat sambil
diayun.
Gerakan E (Hitungan 2×8)
Gambar 2.6 Gerakan E Bungong Jeumpa
(Sumber: www.google.com)
1) Kedua tangan memegang bahu, tangan didorong ke depan. Tangan lurus
jari tangan mengarah ke atas.
2) Kaki maju bergantian kanan dan kiri
17
c. Mata Pelajaran PPKn
Indonesia memiliki berbagai suku bangsa dan budaya. Setiap provinsi
memiliki suku bangsa serta budaya yang berbeda. Keragaman budaya
memiliki ciri yang khas. Keanekaragaman suku bangsa tidak menyebabkan
perpecahan masyarakat. Namun, semakin memperkuat dan memperkokoh
bangsa kita. Semboyan Negara kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya walaupun berbeda-beda suku, adat, budaya dan bahasa daerah tetapi
tetap satu yaitu Bangsa Indonesia. Bentuk-bentuk keragaman budaya bangsa
Indonesia sebagai berikut :
1) Bahasa daerah
Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang khas. Contohnya
yaitu Masyarakat Maluku menggunakan bahasa Ambon. Masyarakat
Sunda menggunakan bahasa Sunda. Masyarakat Bali juga biasanya
menggunakan bahasa Indonesia, bali dan bahasa inggris. Masyarakat
betawi biasanya menggunakan bahasa betawi atau melayu dialek
Jakarta. Masyarakat Jawa juga biasanya menggunakan bahasa Jawa.
2) Adat istiadat
Terdapat bermacam-macam adat istiadat. Terkadang upacara ini
dipadukan dalam agama yang dianut masyarakatnya. Meskipun
berbeda-beda, adat istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang
sangat indah dan unik yang dimiliki bangsa Indonesia. Contoh pada
masyarakat:
18
Gambar 2.7 Upacara adat Maluku
(Sumber: www.google.com)
Maluku yaitu upacara adat obor pattimura yang dilakukan setiap
tanggal 15 Mei. Prosesi ini diawali dengan pembakaran pembakaran api
obor secara alam di puncak Gunung Saniri di Pulau Saparua.
Gambar 2.8 Upacara adat Sunda
(Sumber: www.google.com)
Pada masyarakat Sunda terdapat upacara seren taun. Upacara ini
adalah upacara adat khas tradisional Jawa Barat. Seren taun ini
merupakan yang intinya adalahmengangkut padi dari sawah ke leuit
(lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut
rengkong dan diiringi music tradisional.
Gambar 2.9 Upacara adat Bali
(Sumber: www.google.com)
Pada masyarakat Bali terdapat upacara ngaben yaitu upacara
pembakaran jenazah yang dilakukan untuk menyempurnakan jenazah.
Upacara ini dilakukan untuk mengirim jenazah pada kehidupan
19
mendatang. Dalam upacara ini, jenazah diletakkan dengan posisi seperti
orang tidur.
Gambar 2.10 Upacara adat Betawi
(Sumber: www.google.com)
Pada masyarakat Betawi terdapat upacara palang pintu. Upacara
ini menjadi bagian dari upacara pernikahan masyarakat Betawi. Palang
pintu menggabungkan seni beladiri dengan seni sastra pantun.
Gambar 2.11 Upacara adat Jawa
(Sumber: www.google.com)
Masyarakat Jawa memiliki upacara adat yadnya kasada atau
pujan kasada. Upacara ini merupakan upacara sesembahan berupa
persembahan sesajen kepada sang hyang widhi. Istilah yadnya
dipopulerkan setelah orang Tengger menganut agama Hindu Dharma.
3) Makanan khas daerah
Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya. Baik dari segi hasil
alam, rempah-rempah, budaya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tak
heran jika Indonesia memiliki berbagai macam makanan khas daerah.
Makanan khas Indonesia merupakan salah satu masakan yang lezat
karena di setiap masakannya disajikan dengan bumbu rempah yang
20
khas dan lengkap. Berikut ini beberapa makanan khas daerah di
Indonesia:
Gambar 2.12 Makanan khas Maluku
(Sumber: www.google.com)
Makanan khas dari Maluku adalah papeda. Papeda merupakan
makanan berupa bubur sagu yang biasanya disajikan dengan ikan
tongkol. Makanan ini berwarna putih dan bertekstur lengket
menyerupai lem dengan rasa yang tawar.
Gambar 2.13 Makanan khas Sunda
(Sumber: www.google.com)
Makanan khas dari Sunda yaitu nasi tutug oncom. Makanan ini
dibuat dari nasi yang diasuk dengan oncom goring atau bakar.
Penyajian tutug oncom ini umumnya disajikan dalam keadaan hangat.
Gambar 2.14 Makanan khas Bali
(Sumber: www.google.com)
Makanan khas Bali yaitu ayam betutu. Betutu adalah lauk yang
terbuat dari ayam atau bebek utuh yang berisi bumbu, kemudian
21
dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh
kabupaten di Bali.
Gambar 2.15 Makanan khas Betawi
(Sumber: www.google.com)
Makanan khas Betawi yaitu kerak telor. Kerak telor adalah
makanan dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi yang
disangrai kering ditambah bawang merah goreng. Selain itu diberi
bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur,
jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.
Gambar 2.16 Makanan khas Jawa
(Sumber: www.google.com)
Makanan khas Jawa yaitu rawon. Rawon adalah masakan
Inconesia berupa sup daging berkuah hitam. Bumbu hitam tersebut
merupakan campuran bumbu khas yang menggunakan kluwek.
4) Alat musik
Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan keanekaragaman
budayanya. Salah satunya adalah alat musik tradisional. Alat music
tradisional di Indonesia memiliki nama dan kegunaannya yang unik di
masing-masing daerah. Berikut ini nama alat musik daerah dan
penjelasannya:
22
Gambar 2.17 Alat Musik khas Maluku
(Sumber: www.google.com)
Alat musik tradisional asal Maluku yaitu tifa. Tifa ini mirip dengan
alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik
ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi isinya dan pada salah satu
ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang
telah dikeringkan. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran.
Gambar 2.18 Alat Musik khas Sunda
(Sumber: www.google.com)
Alat musik tradisional asal Sunda yaitu seruling. Seruling adalah
alat musik tiup yang terbuat dari kayu atau bambo. Suara suling berciri
lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lain.suling modern
untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran
keduanya.
Gambar 2.19 Alat Musik khas Bali
(Sumber: www.google.com)
23
Alat musik tradisional asal Bali yaitu gamelan Bali. Gamelan ini
memiliki perbedaan dengan gamelan Jawa yaitu dentuk wilah lebih
tebal, bentuk pencon lebih banyak dari wilah, dan ritme lebih cepat.
Gamelan Bali sangat khas terutama melalui bunyinya yang meledak-
ledak, berkecepatan tinggi, dan bagian gending yang lebih dinamis.
Gambar 2.20 Alat Musik khas Betawi
(Sumber: www.google.com)
Alat musik tradisional asal Betawi yaitu rebana. Rebana merupakan
gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran
terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk
berlapis kulit kambing.
Gambar 2.21 Alat Musik khas Jawa
(Sumber: www.google.com)
Alat musik tradisional asal Jawa yaitu bonang. Bonang terbagi
menjadi dua yaitu bonang barung dan bonang penerus. Bonang barung
berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi.
5) Pakaian adat
Pakaian adat digunakan sebagai simbol masing-masing daerah,
pakaian adat Indonesia ini bisa digunakan sebagai media pengenalan
24
ragam budaya Indonesia ke mancanegara, yang nantinya akan semakin
menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Selain
berfungsi sebagai penutup tubuh, pakaian juga menunjukkan budaya
suatu daerah. Berbagai suku bangsa memiliki pakaian tradisionalnya
sendiri, yaitu:
Gambar 2.22 Pakaian Adat Maluku
(Sumber: www.google.com)
Pakaian adat Maluku yaitu baju cele. Pakaian ini memiliki garis-
garis geometris atau berkotak-kotak kecil. Warna baju ini adalah warna-
warna cerah, namun lebih sering didominasi dengan warna merah.
Gambar 2.23 Pakaian Adat Sunda
(Sumber: www.google.com)
Pakaian adat Sunda yaitu pangsi Sunda. Pangsi merupakan setelan
pakaian berupa kemeja polos yang agak longgar serta celana yang juga
longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki. Pakaian ini
umumnya dipakai oleh laki-laki.
25
Gambar 2.24 Pakaian Adat Bali
(Sumber: www.google.com)
Pakaian adat Bali yaitu baju payas agung. Baju ini digunakan saat
acara pernikahan. Dari banyaknya pakaian pengantin Bali, ada juga
baju adat kayas agung yang telah dimodifikasi dengan tidak
meninggalkan unsur dasar dari pakaian adat Bali.
Gambar 2.25 Pakaian Adat Betawi
(Sumber: www.google.com)
Pakaian adat Betawi yaitu baju adat Betawi pria dan wanita. Baju
adat Betawi pria yang digunakan sehari-hari adalah baju koko. Baju
adat Betawi wanita dikenakan wanita Betawi sehari-hari adalah baju
kurung dengan model lengan pendek. Baju kurung ini bisa dalam
bentuk polosan atau menambahkan saku pada bagian sisi depannya.
Baju wanita sendiri identic dengan warna-warna yang sangat mencolok
seperti merah, kuning, atau hijau.
Gambar 2.26 Pakaian Adat Jawa
(Sumber: www.google.com)
26
Pakaian adat Jawa yaitu baju pesa’an. Baju pesa’an ini bisa
digunakan pada acara-acara penting masyarakat Madura seperti upacara
pernikahan. Pakaian adat ini terdiri atas busana wanita dan pria.
6) Tarian daerah
Indonesia menyimpan kebudayaan yang luar biasa, salah satunya
adalah tarian daerah. Tarian daerah merupakan tarian yang berkembang
di suatu daerah dan menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat
di daerah tersebut. Tarian daerah biasanya menceritakan sejarah atau
kebiasaan yang berkembang di masyarakat yang bersangkutan. Berikut
ini beberapa contoh tarian dan penjelasannya:
Gambar 2.27 Tarian Daerah Maluku
(Sumber: www.google.com)
Tarian daerah asal Maluku yaitu tari lenso. Tarian ini biasanya
dibawakan secara ramai-ramai bila ada pesta. Dalam tarian ini, yang
menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang
menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan
selendang diterima berarti persetujuan.
Gambar 2.28 Tarian Daerah Sunda
(Sumber: www.google.com)
27
Tarian asal Sunda yaitu tari merak yang terinspirasi dari burung
merak. Tari merak adalah salah satu tarian yang menggambarkan
ekspresi kehidupan burung merak. Pakaian yang dipakai penari
memiliki motif seperti bulu merak.
Gambar 2.29 Tarian Daerah Bali
(Sumber: www.google.com)
Tarian asal Bali yaitu tari legong. Tari legong memiliki gerakan
yang sangat kompleks dengan menyatukan antara gerakan dengan
iringan musik melalui alat musik tradisional yaitu gamelan. Tarian ini
memiliki makna yang menceritakan tentang nilai keagamaan dan nilai
sejarah.
Gambar 2.30 Tarian Daerah Betawi
(Sumber: www.google.com)
Tarian asal Betawi yaitu tari yapong. Tarian ini merupakan tarian
kontemporer yang melambangkan suka cita dan pergaulan masyarakat.
Tari yapong sendiri merupakan suatu adegan dalam sendratari dimana
para penari menari dengan riang gembira menyambut kedatangan
Pangeran Jayakarta.
28
Gambar 2.31 Tarian Daerah Jawa
(Sumber: www.google.com)
Tarian asal Jawa yaitu tari remo. Tari remo ini menggambarkan
keberanian seorang Pangeran yang berjuang di medan perang. Gerakan
dalam tari remo lebih mengutamakan gerakan kaki yang rancak dan
dinamis. Dalam pertunjukan tari ini biasanya diiringi oleh musik
gamelan yang terdiri dari bonang, kethuk, kenong, kempul, dan gong.
5. Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Media bentuk jamak (medium) adalah perantara, yang memiliki arti
komunikasi atau sarana penyampaian. Berasal dari bahasa latim medium
“antara”, istilah ini merujuk pada suatu hal yang membawa sebuah pesan
berupa informasi kepada penerima dari suatu sebuah sumber. Terdapat
beberapa dasar dari media yaitu audio, visual, video, teks, dan perekayasa
(Smaldino, dkk. 2011:7). Media pembelajaran merupakan sesuatu yang
dapat menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima agar proses
belajar mengajar berjalan secara lebih efektif dan efisien sehingga suasana
belajar menjadi kondusif (Munadi, 2010:8)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi atau materi pembelajaran. Perkembangan
jaman sekarang ini teknologi dunia berkembang dengan cepat sehingga
29
adanya media pembelajaran sudah tidak menyulitkan siswa dalam mencari
informasi yang lebih luas. Sama halnya dengan pendapat Haryono
(2014:94) pengertian Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan serta dapat menyalurkan suatu
pesan sehingga dapat menciptakan proses belajar yang lebih baik. Selain itu
siswa juga dapat memperbanyak informasi yang baru dan menambah
kepekaan terhadap rangsangan siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Newby dalam Wibawanto (2017:5-6) media pembelajaran
merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan suatu pedan dalam
pembelajaran atau sesuatu yang mengandung muatan dalam membelajarkan
siswa. Media pembelajaran dsini mempunyai peran dalam menjembatani
proses interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa yang lain
dalam berkomunikasi dengan tujuan untuk memberikan suatu informasi di
dalam proses belajar mengajar.
Media pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam proses pembelajaran, tujuannya agar pembelajaran dapat berjalan
lebih efektif dan efisien. Proses pembelajaran akan lebih menarik saat guru
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan yang dibutuhkan
siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan untuk mendorong siswa dalam
belajar akan menimbulkan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran
dan akan mendapatkan hasil yang optimal. Media pembelajaran mempunyai
peran sebagai alat untuk mengantarkan informasi agar siswa lebih mudah
dan memahami materi pembelajaran.
30
b) Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Leshin, dkk (dalam Arsyad, 2002: 79-
101) sebagai berikut:
1) Media berbasis manusia
Media berbasis manusia ini adalah media yang digunakan untuk
mengirim, mentransfer, mengkomunikasikan peran suatu informasi.
2) Media berbasis cetakan
Media berbasis cetakan yang paling sering didengar atau yang banyak
dikenal adalah buku, jurnal, majalah, dan lks.
3) Media berbasis visual
Media berbasis visual mempunyai peran yang sangat penting di dalam
proses pembelajaran. Media visual juga dapat memperlancar ingatan
dan pemahaman siswa dalam belajar.
4) Media berbasis audio-visual
Media visual yang menyatukan penggunaan suara perlu pekerjaan
tambahan untuk membuatnya. Media audio-visual ini memerlukan
pekerjaan tambahan seperti penulisan naskah dan storyboard.
Pekerjaan tambahan ini memerlukan persiapan, rancangan dan
penelitian yang matang.
5) Media berbasis computer
Komputer memilih fungsi yang berbeda di bidang pendidikan dan
latihan computer mempunyai peran sebagai manajer dalam proses
pembelajaran. Komputer dapat mendukung pembelajaran dan
31
pelatihan, namun komputer merupakan penyampai utama materi
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai jenis-jenis media pengajaran
maka dapat disimpulkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi tujuh
jenis yaitu media audio, media visual, media audio-visual dan multimedia.
Menurut Asyhar (2012:45) penelitian ini menggunakan jenis media berupa
multimedia. Multimedia adalah media pembelajaran yang terdiri dari
gabungan jenis media dan peralatan yang saling berhubungan di dalam
proses pembelajaran. Media ini melibatkan beberapa indra yaitu indra
penglihatan dan indra pendengaran melalui media teks, audio, visual gerak
dan visual diam. Selain itu media interaktif ini berbasis computer dan
teknologi informasi. Penggunaan multimedia interaktif ini perlu adanya
orang yang bisa mengendalikan multimedia tersebut yang akan didukung
dengan perangkat keras berupa computer atau laptop sebagai alat
pengendali sehingga pengguna dapat mengontrol media tersebut
berdasarkan kehendaknya (Munir, 2012:5).
c) Fungsi Media Pembelajaran
Menggunakan media pembelajaran pada orientasi pengajaran sangat
membantu dalam terbentuknya keefektivan proses pembelajaran. Selain itu
media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, dapat
membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi, informasi yang
disajikan lebih menarik, memudahkan mengartikan materi dan memadatkan
informasi (Ariani, dkk 2010:8).
32
Media pembelajaran di dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi
sebagai penyalur pesan atau informasi dari guru kepada siswa. Berikut ini
fungsi media pembelajaran menurut Asyhar (2011:30-40):
1) Fungsi semantik, yaitu fungsi dari media yang memperjelas arti dari
sebuah kata, istilah, simbol atau tanda.
2) Fungsi fiksatif, artinya fungsi yang mempunyai kemampuan untuk
menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau
suatu kejadian sehingga dapat digunakan kembali sesuai kebutuhan.
3) Fungsi manipulatif, yakni fungsi yang mempunyai kemampuan untuk
menampilkan kembali peristiwa atau kejadian dengan berbagai cara,
bentuk dan teknik.
4) Fungsi distributif, maksudnya bahwa dalam sekali penggunaan suatu
materi, kejadian atau objek, dapat diikuti oleh peserta didik dalam
jumlah yang tak terbatas dan dalam jangkauan yang luas sehingga
dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.
5) Fungsi psikomotorik, yaitu fungsi yang digunakan untuk
meningkatkan keterampilan fisik bagi siswa.
6) Fungsi psikologis, artinya fungsi yang ada kaitannya dengan fungsi
kognitif (mengembangkan kemampuan daya pikir), fungsi afektif
(menggugah perasaan), fungsi atensi (menarik perhatian), fungsi
imajinatif dan fungsi motivasi (membangkitkan minat belajar pada
siswa).
7) Fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran yang dapat
memberikan persepsi yang sama kepada siswa.
33
Fungsi media pembelajaran menurut Ariani, dkk (2010:10) yaitu: 1)
memperjelas penyajian pada pesan atau materi supaya tidak terlalu abstrak
(dalam bentuk lisan maupun tertulis); 2) mengatasi beberapa kekurangan
seperti ruang, waktu, dan daya indera misalnya objek yang masih abstrak
dan membingungkan siswa yaitu perkembangan teknologi komunikasi yang
dapat dijelaskan secara luas dengan gambar, video, dan animasi, berbagai
macam teknologi komunikasi dan ragam budaya Indonesia dapat
ditampilkan dengan video atau film; 3) dengan menggunakan media
pembelajaran dengan tepat sikap pasif pada siswa akan dapat teratasi; 4)
media pembelajaran bisa mengatasi masalah keterbelakangan dan
pengalaman dari siswa seperti, memberi rangsangan yang sama, memberi
pengalaman yang sama, dan memberi persepsi atau pemikiran yang sama
pada siswa.
d) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Susilo, dkk (2017:107) untuk mengetahui kualitas dari media
pembelajaran harus memperhatikan beberapa komponen yaitu : 1) kualitas
dari isi dan tujuan meliputi ketepatan media pembelajaran terhadap materi
dan karakteristik siswa, kepentingan media terhadap materi pembelajaran,
kelengkapan sebuah materi, keseimbangan, minat, dan sesuai atau tidaknya
situasi dan kondisi siswanya; 2) kualitas instruksional adalah penilaian
suatu media pembelajaran terkait mudah atau tidaknya pengoperasian media
tersebut dan dapat membantu siswa dan guru dalam sebuah pembelajaran;
3) kualitas teknis merupakan penilaian terhadap visual atau tampilan yang
digunakan di dalam sebuah media pembelajaran.
34
Menurut Arsyad (2011:75) kriteria pemilihan sebuah media
pembelajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1) kualitas instruksional adalah media yang digunakan untuk mengacu ranah
afektif, kognitif, dan psikomotorik; 2) praktis adalah media pembelajaran
yang dapat bertahan lama, mudah diperoleh dan guru dapat membuatnya
sendiri; 3) media pembelajaran dapat dengan mudah dioperasikan sehingga
guru dan siswa menjadi terampil dalam menggunakan media tersebut; 4)
media efektif digunakan di dalam proses pembelajaran; 5) kualitas teknis
yaitu media pembelajaran yang dilihat dari segi tampilan menarik.
Berdasarkan penjelasan yang dapat diambil dari kriteria pemilihan
dari sebuah media pembelajaran yakni haruslah mempertimbangkan
beberapa hal yaitu, media pembelajaran harus tepat dengan materi yang
akan diajarkan dan sesuai dengan kondisi siswa, media pembelajaran
haruslah praktis dan mudah digunakan guru maupun siswa, dan media
pembelajaran juga harus menarik dari segi tampilan maupun isi.
e) Multimedia berbasis Adobe Flash Cc
Pada bab terdahulu dikatakan bahwa media dalam konteks
pembelajaran diartikan sebagai bahasa, maka multimedia dalam konteks
tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh
indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan lain sebagainya.
Dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu
melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran
berlangsung.
35
Secara teknis media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar
yang dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri
seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya
proses belajar, baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian,
kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola
bermedia). Artinya, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat
menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Salah satu
media yang dapat menjalankan fungsi demikian tersebut adalah program
multimedia interaktif.
Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut
Binanto (2010:4) multimedia merupakan media yang sangat diperlukan di
sekolah karena multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
lebih lengkap memberi materi. Multimedia dapat menjadi alat pengajaran
elektronik yang dapat membantu guru dalam proses mengajar. Jadi
multimedia memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi atau
materi untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih optimal.
B. Kajian Penelitian yang relevan
Pada penelitian ini terdapat tiga kajian yang relevan yang dapat digunakan sebagai
pembanding dalam pengembangan multimedia berbasis Adobe Flah.
Tabel 2.4 Kajian penelitian yang relevan
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1 Abdul
Mu’iz
(2018)
Pengembangan
Media Pembelajaran
Tematik Berbasis
Flash Sub Tema
Peredaran Darahku
Persamaan penelitian
terdahulu dengan yang saat
ini dilakukan, yaitu:
1. Penelitian yang
dilakukan dengan
Perbedaan penelitian terdahulu
dengan yang saat ini dilakukan,
yaitu:
1. Penelitian yang digunakan
menurut Lee & Owens
36
Sehat untuk Kelas 5
Sekolah Dasar
mengembangkan media
berbasis Adobe Flash.
2. Sekolah Dasar yang
diteliti menggunakan
kurikulum 2013.
sedangkan penelitian saat
ini menggunakan model
4D.
2. Peneliti terdahulu
mengambil materi peredaran
darahku sehat sedangkan
peneliti saat ini mengambil
materi keberagaman budaya
bangsaku.
3. Peneliti terdahulu
mengambil subyek
penelitian kelas 5 sedangkan
peneliti saat ini mengambil
subyek kelas 4
2 Ayu Laili
Sulistia
(2018)
Pengembangan
Multimedia Interaktif
Pada Materi
Perkembangan
Teknologi Pangan
untuk Siswa Kelas 3
di SDN Purwantoro 1
Malang
Persamaan penelitian
terdahulu dengan yang saat
ini dilakukan, yaitu:
1. Penelitian yang
dilakukan dengan
mengembangkan media
berbasis Adobe Flash.
2. Sekolah Dasar yang
diteliti menggunakan
kurikulum 2013.
Perbedaan penelitian terdahulu
dengan yang saat ini dilakukan,
yaitu:
1. Penelitian yang digunakan
menurut ADDIE sedangkan
penelitian saat ini
menggunakan model 4D.
2. Peneliti terdahulu
mengambil materi
perkembangan teknologi
pangan sedangkan peneliti
saat ini mengambil materi
keberagaman budaya
bangsaku.
3. Peneliti terdahulu
mengambil subyek
penelitian kelas 3 sedangkan
peneliti saat ini mengambil
subyek kelas 4
3 Bunga
Fitriah
Nurida
(2018)
Pengembangan
Bahan Ajar Interaktif
E-Modul Berbasis
Flash untuk Kelas 5
Sekolah Dasar
Persamaan penelitian
terdahulu dengan yang saat
ini dilakukan, yaitu:
1. Penelitian yang
dilakukan dengan
mengembangkan media
berbasis Adobe Flash.
2. Sekolah Dasar yang
diteliti menggunakan
kurikulum 2013.
Perbedaan penelitian terdahulu
dengan yang saat ini dilakukan,
yaitu:
1. Penelitian yang digunakan
menurut DDD-E sedangkan
penelitian saat ini
menggunakan model 4D.
2. Peneliti terdahulu
mengambil materi
komponen ekosistem
sedangkan peneliti saat ini
mengambil materi
keberagaman budaya
bangsaku.
3. Peneliti terdahulu
mengambil subyek
penelitian kelas 5 sedangkan
peneliti saat ini mengambil
subyek kelas 4
37
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.32 Kerangka Pikir
Analisis Kebutuhan:
Adanya media yang dapat mengoptimalkan penggunaan fasilitas di
kelas dan memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami
materi serta mampu meningkatkan minat belajar dengan suasana belajar
yang menyenangkan.
Model Pengembangan 4D
(Define, Design, Develop, Desseminate)
Define :
1. Analisis ujung
depan
2. Analisis siswa
3. Analisis
konsep
4. Analisis tugas
Design :
1. Tes awal
2. Pemilihan
media
3. Bentuk media
4. Storyboard
Development :
1. Validasi ahli
media dan ahli
materi
2. Uji coba
produk
Desseminate :
Evaluasi dan
penyebaran
Media pembelajaran multimedia flash pada tema 1 subtema 1