bab ii kajian pustaka 2.1. media pembelajaran 2.1.1...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Media Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran
Suatu proses belajar harus ada interaksi anatara siswa dan guru. Hal ini
harus terjadi agar dalam pembelajaran tidak terasa monoton dan hanya bisa
berinterksi satu arah. Interaksi siswa dan guru yang baik akan dapat
meningkatakan atau memajukan proses belajar mengajar yamg baik.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran
Saat guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik
memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal
interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi
yang tidak monoton.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Media berasal dari bahasa latin merupakan jamak dari
evied yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari
komponen-komponen berikut: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, sumber belajar, evaluasi, dan media belajar. (Sutikno,
2008:37).
6
Media belajar merupakan salah satu unsur yang harus tersedia dalam
dalam proses belajar. Dengan dimanfaatkannya media belajar yang sesuai, maka
diharapkan proses belajar dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan.
Media gambar merupakan salah satu bentuk media ajar yang termasuk jenis media
visual, yang diketahui memberi pengaruh paling besar terhadap siswa di antara
jenis media lainnya.
Winataputra (2005:55) menyatakan bahwa penglihatan (visual) memiliki
komposisi paling besar (75%) dalam hal rata-rata jumlah informasi yang dapat
diperoleh seseorang. Informasi yang diperoleh melalui penglihatan juga lebih
mudah ditangkap dan diingat oleh memori seseorang. Media gambar apabila
didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, juga dapat membawa siswa pada
lingkungan belajar yang aktif dan menyenangkan.
Dari sini dapat kami simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
2.1.2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas. Misalnya objeknya terlalu besar,
objek mengandung unsur bahaya yang tinggi. Media pembelajaran
7
memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis.
Media juga membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Media
memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai dengan yang
abstrak (Sadiman, 1996:55)
2.2. Media Gambar
2.2.1. Pengertian Media Gambar
Ada beberapa pengertian media gambar. Media gambar adalah segala
sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai
curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide,
film, strip, opaque proyektor (Hamalik, 1994:95). Sedangkan menurut Sadiman
(1996:29), media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
Dijelaskan juga oleh Soelarko (1980:3), bahwa media gambar merupakan
peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta
ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980:3)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
media gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua
dimensi, yang merupakan peniruan dari benda-benda, yang dapat dinikmati dan
dimengerti di mana saja.
2.2.2. Fungsi Media Gambar pada Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan
8
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar meliputi fungsi
edukatif, yaitu mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
Kemudian fungsi social, yaitu memberikan informasi yang autentik dan
pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama
kepada setiap orang. Fungsi lain adalah ekonomis, yaitu memberikan produksi
melalui pembinaan hasil kerja secara maksimal. Kemudian juga fungsi politis,
berpengaruh pada politik pembangunan. Serta fungsi seni budaya dan
telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola
usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994:12)
Fungsi-fungsi tersebut di atas masih bersifat konseptual. Ada lagi fungsi
praktis dari media pengajaran yaitu untuk mengatasi perbedaan pengalaman
pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat
diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan. Fungsi lain adalah untuk
mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang
di ruang kelas.
Fungsi praktis lain media gambar dalam pembelajaran adalah engatasi
keterbatasan kemampuan indera. Juga untuk mengatasi peristiwa alam, misalnya
rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam, serta
untuk menyederhanakan kompleksitas materi. Secara praktis media gambar juga
memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam
sekitar (Rohani ,1997:6).
9
2.2.3. Karakteristik Media Gambar
Menurut Rahadi (2003:27), media gambar harus memiliki beberapa
karakteristik antara lain harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau
peristiwa seperti jika siswa melihat langsung. Media gambar juga harus
sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam
gambar tersebut. Ukuran gambar harus proporsionsl, sehingga siswa mudah
membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
Media gambar juga harus memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media gambar harus message (mengandung
pesan). Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai
media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2.2.4. Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
Selain menyiapkan media gambar yang akan digunakan guru harus benar-
benar memahami pembelajaran dan memiliki berbagai macam strategi yang
mungkin yang akan ditempuh siswa dalam menyelesikannya
b. Pembukaan
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang
dipakai dan diperkenalkan dengan media gambar, kemudian siswa diminta
untuk mencermati media gambar tersebut dengan cara mereka sendiri.
10
c. Proses Pembelajaran
Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
pengamatanya dapat dilakukan secara peroraangan, dengan mengerjakan LKS
yang diberikan oleh guru untuk dinilainya.
d. Penutup
Setelah mencapai kesepakatan tentang srategi dalam mengerjakan LKS nya di
kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu pada akhir
pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi yang lain menuju tingkat
kesuksesan dan keaktifan siswa. (Sudjana. 2001:12)
2.2.5. Penggunaan Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1986:43) bahwa “gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan
perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:
329) “gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”
Menurut Arief Sadiman, dkk (2003:28), media grafis visual sebagimana
halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang
akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-
simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat
berhasil dan efisien.
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta
yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar
termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
11
Media gambar untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar. Secara umum fungsi media gambar menurut Basuki dan Farida
(2001:42) yaitu mengembangkan kemampuan visual, mampu engembangkan
imanijasi anak, membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang
abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta juga
mengeningkan kreativitas siswa.
Gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan
jelas. (Azhar Arsyad, 2002:23).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika penggunaan media
gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai dengan
penjalasan-penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan
yang digambarkan serta gambar dan penjelasan-penjelasan tersebut dapat
disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dalam elemen-elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran,
maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian
di atas adalah bahwa dengan penggunaan, media gambar dapat menarik perhatian,
jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan dapat
menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan
disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat
dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat.
12
Menurut Evied dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002:16) bahwa
“Media pembelajaran, khususnya media visual (gambar) mempunyai 4 fungsi
yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta (d) fungsi
kompentsatoris”.
Media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu
meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang
tidak mungkin dihadirkan di kelas.
Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan
terhadap hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh
pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang
telah disampaikan oleh guru.
2.2.6 Kelebihan Media Gambar
Adapun kelebihan media gambar menurut Sadiman yaitu antara lain:
sifatnya kongkrit dan lebih realitas dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, memperjelas masalah bidang apa
saja, dan harganya murah dan mudah didapat dan digunakan. (Sadiman, 1996:35)
2.3. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap.
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dimana setelah belajar tidak hanya
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, akan tetapi siswa harus
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya
karena belajar merupakan proses kognitif. Lingkungan sekitar banyak
13
mempengaruhi sikap dan perilaku masing-masing individu, seperti pola berfikir,
bertindak, berbicara, sikap, gaya bahasa, watak dan lain sebagainya. Lingkungan
pendidikan terdiri dari rumah tangga, sekolah, dan lingkungan lainnya.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar
suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dakir menjelaskan pengertian belajar sebagai ”perbuatan-perbuatan yang
menghasilkan perubahan yang menuju ke suatu yang lebih maju lagi, dan
perubahan-perubahan itu didapat atas dasar latihan yang disengaja” (1986:144)
Sedangkan menurut A.G. Soejono, ”belajar adalah usaha murid untuk
membimbing dirinya ke perubahan situasi maupun perubahan tingkat keinginan
dalam proses perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan
jiwa, sikap pribadi pada umumnya” (1980:12)
Menurut Bimo Walgito, ”belajar ialah usaha memasukkan (in putting) apa
yang dibaca, apa yang didengar, atau dengan kata lain yang diamati sehingga
menjadi miliki individu” (1982:123). Sementara menurut Oemar Hamalik,
”belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang
yang menyebabkan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan” (1980:82)
Ernest R. Hilgard, sebagaimana dikutip oleh Siti Partini Suardiman,
belajar adalah”suatu proses yang menghasilkan suatu aktivitas baru atau
mengubah suatu aktifitas dengan perantaraan latihan baik di dalam laboratorium
maupun di lingkungan alam, yang berbeda dengan perubahan-perubahan yang
tidak disebutkan dalam latihan” (1980:28)
14
Dari beberapa pandangan di atas, dapat penulis bahwa dalam belajar,
faktor perubahan tingkah laku harus ada dan tidak dikatakan belajar apabila di
dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut pada pokoknya
menghasilkan hal-hal baru seperti kecakapan, keyakinan, pendapat dan
sebagainya. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha yang disengaja atau
melalui latihan.
Dengan demikian bisa penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan hal-hal baru seperti kecakapan,
keyakinan maupun pendapat, perubahan itu merupakan usaha yang disengaja atau
melalui latihan dan dilakukan secara berulang-ulang.
2.4. Pengertian Hasil Belajar
Beberapa pendapat yang diajukan tentang pengertian hasil belajar
mengandung pengertian yang berbeda, tetapi dari beberapa pendapat itu dapat
dipahami sebagai satu kesatuan yang mempunyai arti baru bila dua kata tersebut
digabungkan.
Menurut Sumadi Suryabrata, ”hasil belajar merupakan hasil studi yang
dicapai selama mengikuti pelajaran dalam periode tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan, di mana hasilnya dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapat
diujudkan dengan angka atau simbol-simbol lain” (1993:197)
Menurut Sudarto, ”hasil belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai
pada saat dilakukan evaluasi, dan evaluasi itu dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau
dilatihkan” (1984:23)
Dari pendapat tentang hasil belajar di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil
adalah hasil yang diperoleh individu dalam suatu studi, latihan atau hasil interaksi
15
antara individu dengan faktor lain, baik yang berasal dari diri individu sendiri
maupun dari pihak lain di luar individu setelah melalui evaluasi yang
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan atau pemahaman dalam
proses belajarnya.. Belajar merupakan proses atau usaha, sedang hasil merupakan
hasilnya.
Dapat penulis jelaskan bahwa hasil adalah hasil yang diperoleh dengan
suatu latihan dan didukung oleh kesadaran siswa untuk belajar, yang dapat
diukur dengan tes. Menurut Suharsimi Arikunto, ”tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu”
(1996:138) Tes hasil belajar harus dilakukan bersama-sama dan dalam kondisi
yang seragam. Materi tes juga harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga
memenuhi persyaratan kredibilitas dan akuntabilitas.
2.5. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal pada siswa diperlukan metode
pembelajaran yang bervariatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media
gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa. Dalam metode ini,
pembelajaran dilakukan dengan bantuan media gambar sesuai dengan materi yang
diberikan pada siswa. Dengan bantuan media gambar itu siswa diharapkan lebih
cepat menyerap dan memahami materi pelajaran.
16
Proses
Pembelajaran
Pembelajaran
konvensional
dengan metode
ceramah yang
terpusat pada
guru
Perbaikan
pembelajaran
dengan media
gambar
Hasil belajar
di bawah KKM
Pembelajaran dengan media
gambar
1. Unsur-unsur permukaan bumi.
2. Perubahan kenampakan bumi
3. Unsur-unsur yang mengubah
muka bumi.
4. Dampak yang timbul
1. diskusi kelompok
2. diskusi kelompok
3. Kerja kelompok
4. Kerja kelompok
Tes formatif
Hasil Belajar
Penilaiah proses belajar
Hasil belajar IPA
Pola berpikir
siswa dari
abstrak ke
kongkrit
Pembelajaran
17
2.6. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara dalam penelitian
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah bahwa metode pembelajaran
dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
2.7. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa jenis penelitian yang sejenis atau relevan dengan penelitian
yang penulis lakukan. Penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa
dalam Menulis Karangan melalui Penggunaan Media Gambar Seri di Kelas V
SDN Cibulan II Desa Cibulan, Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka”,
disusun oleh Maryani T Permana, Skripsi Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Sumedang Tahun 2009.
Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan penggunaan media gambar seri
diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan.
Penelitian lain adalah “Pemanfaatan Media Gambar sebagai Sarana
Peningkatan Kemampuan Menulis Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri
Andong 1, Kecamatan Andong Kabuptem Boyolali”. Skripsi disusun oleh Bayu
Wcaksono Putro, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui manfaat dari pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan menulis deskriptif siswa. Memperoleh informasi
tentang kemampuan menulis deskripsi siswa kelas VIIa setelah diberikan media
gambar dan mengetahui persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan media
gambar dalam proses belajar-mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia.
Lalu juga penelitian dengan judul “Penggunaan Media Gambar untuk
Peningkatan ketrampilan berbicara (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah
18
Tsanawiyah Ghozaliyah Sumbermulyo Jogoroto Jombang Jawa Timur)”, disusun
oleh Qodir, Abdul tahun 2010 IAIN Sunan Ampel. Hasil penelitian menunjukkan
keberhasilan siswa dalam kelas pada tingkat Baik, Karena Lebih dari separuh dari
jumlah siswa kelas mendapatkan nilai Baik, dan Baik sekali. Dan seperempat dari
jumlah siswa kelas mendapat nilai Diterima dan sedikit sekali dari siswa yang
mendapat nilai Kurang. Sedangkan Nilai Rata-rata siswa 70. Ini menunjukkan
bahwa kemampuan berbicara siswa mencapai tingkat Menengah.
Dari beberapa judul penelitian di atas, menunjukkan bahwa penggunaan
media gambar dalam pembelajaran sangat membantu siswa untuk lebih cepat
memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru.