bab ii

23
II TINJAUAN UMUM Bab ini menguraikan mengenai: (2.1) Sejarah Singkat Perusahaan, (2.2) Sejarah Perkembangan Perusahaan, (2.3) Lokasi Pabrik, (2.4) Tata Letak Pabrik, (2.5) Tata Letak Alat, (2.6) Struktur Organisasi, (2.7) Ketenagakerjaan, (2.8) Pemasaran Produk dan (2.9) Rencana Pengembangan Perusahaan 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan BMC atau Bandoengsche Melk Centrale merupakan Divisi Industri Makanan dan Minuman dari PT. Agronesia dimana salah satu departemennya merupakan produsen air minum dalam kemasan (AMDK). BMC bermula didirikan demi memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu dan produk olahan susu lainnya. Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan UU No. 86 1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan pada 4

Upload: galih-rachmadania

Post on 26-Nov-2015

115 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

II TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan mengenai: (2.1) Sejarah Singkat Perusahaan, (2.2)

Sejarah Perkembangan Perusahaan, (2.3) Lokasi Pabrik, (2.4) Tata Letak Pabrik,

(2.5) Tata Letak Alat, (2.6) Struktur Organisasi, (2.7) Ketenagakerjaan, (2.8)

Pemasaran Produk dan (2.9) Rencana Pengembangan Perusahaan

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

BMC atau Bandoengsche Melk Centrale merupakan Divisi Industri

Makanan dan Minuman dari PT. Agronesia dimana salah satu departemennya

merupakan produsen air minum dalam kemasan (AMDK). BMC bermula

didirikan demi memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu dan

produk olahan susu lainnya.

Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan UU No. 86 1958 tentang

nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC

dilimpahkan pada Pemerintah Jawa Barat. Pada pelaksanaannya pengelola

langsung BMC adalah PD Kertasari Mamin.

Tahun 1999, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan

Peraturan Daerah NO. 3 tahun 1999 tentang peleburan Perusahaan-perusahaan

Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi 3 Peusahaan

Daerah yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa

Barat yang bergerak di bidang industri perkaretan, makanan dan minuman serta

4

Page 2: BAB II

5

industri lainnya dimana BMC (Industri Makanan dan Minuman) adalah salah satu

unit dari PD Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.

PD Industri Propinsi Jawa Barat pada 2002 berubah bentuk hukumnya

menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan disahkan dengan SK Menteri Kehakiman

dan HAM No. C-12614.01-01 dengan nama PT. Agronesia.

2.2. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Bulan Maret 1903, sebuah kapal Perancis yang bernama “La Seyne”

mendarat di Pelabuhan Tanjungpriok dengan mengangkut 20 orang Broer yang

berasal dari Afrika Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa

orang-orang Broer ini yang mendirikan Bandoengsche Melk Centrale di Bandung,

sebagai tempat pengolahan produksi susu yang dihasilkan dari peternakan mereka

di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas bangunan pengolahan susu ini

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu,

(dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari. Karena itu

diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.

Sejak awal berdirinya, BMC merupakan satu-satunya koperasi dan pusat

pengolahan susu pertama di Bandung. Menurut catatan Haryanto Kunto, pada

tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu

per hari. Semua hasil produksi susu tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk

Centrale untuk diolah (dipasteurisasi dan dikemas) sebelum disalurkan kepada

para pelanggan di dalam maupun luar kota Bandung.

Page 3: BAB II

6

Sejarah kepemilikan menyatakan bahwa pemilik pertama bangunan BMC

dengan melihat persil tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah

tanggal 18 Juni 1932 (Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia

bersama Van Zijl adalah pemilik peternakan sapi.

Setelah Indonesia merdeka kemudian dengan berdasarkan UU No. 86

1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan

BMC dilimpahkan kepada Kodam Siliwangi, yang dua tahun kemudian

diserahkan kepada Departemen Peternakan. Pada tahun 1965 pengelolaan BMC

diserahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, sesuai dengan Keputusan

Mendagri No. 1 tahun 1965. Pada pelaksanaannya, pengelola langsung BMC

adalah PD Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat

Susu Bandung.

Tahun 1999 Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan

Peraturan Daerah No. 3 tahun 1999, tentang peleburan Perusahaan-perusahaan

Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi hanya 3

Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri

Propinsi Jawa Barat yang bergerak di bidang industri perkaretan, industri

makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC (Industri Makanan

Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD. Industri Propinsi Jawa

Barat tersebut.

Perusahaan daerah industri Propinsi Tingkat 1 Jawa Barat telah berubah

bentuk hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Perda No. 4

Page 4: BAB II

7

Tahun 2002 tentang perubahan bentuk hukum Perusahaan Daerah Industri

Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Barat menjadi Perseroan Terbatas, tanggal 12

April 2001 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat

tahun 2002 Nomor 8 seri D.

Sesuai akta notaris Popy Kuntari Sutresna, S.H.,M.Hum., di kota

Bandung, tertanggal 17 juni 2001 nomor 8, telah didirikan sebagai Perseroan

Terbatas dengan nama PT. Agronesia disyahkan dengan SK Menteri Kehakiman

dan Hak Asasi Manusia No : C-12614.01-01 tahun 2002 tanggal 10 Juli 2002.

PT. Agronesia dahulunya bernama Perusahaan Daerah (PD) Industri. Oleh

karena PD Industri ini berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas, maka

nama PD. Industri pun berganti menjadi PT. Agronesia pada bulan Juni 2002

tepatnya pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI no. Y.A

7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990 serta

Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002. Kemudian

pendirian PT. Agronesia ini disahkan dengan SK. Menteri Kehakiman dan Hak

Asasi Manusia No : C – 12614 Ht.01.01 Th. 2002 tanggal 10 Juli 2002 serta telah

diundangkan dalam lembaran Berita Negara RI No. 73 tanggal 20 September

2002. Adapun pendiri PT. Agronesia adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Barat beserta dengan Koperasi Karyawan Mitra Industri PT. Agronesia

Selanjutnya dalam perkembangannya, PT. Agronesia yang dahulu

bernama Perusahaan Daerah (PD) Industri, telah mengembangkan usaha-usahanya

dibidang industri manufacture, perdagangan dan jasa. Sehingga dengan demikian

Page 5: BAB II

8

bisnis inti (Core Business) dari PT. Agronesia dapat di kelompokan sebagai

berikut :

a) Industri Teknik Karet dengan merek dagang “Inkaba”

b) Industri Plastik dengan merek dagang “Agroplas”

c) Industri Es Balok dan Ice Tube / Cube dengan merek dagang “Saripetojo”

(Unit Saripetojo Bandung, Saripetojo Bogor, Saripetojo Sukabumi, Saripetojo

Cirebon).

d) Industri Makanan dan Minuman dengan merek dagang “BMC” (unit Pastry

dan Bakery, Milk Processing, Food and Beverage, dan unit Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK)).

Dilihat dari sejarahnya, PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman

mengalami beberapa periode pendirian sebagai berikut:

Tabel 1. Periode Pendirian PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman

No Periode Nama Perusahaan Pengelola

1. 1928BMC (Bandoengsche

Melk Centrale)Pemerintah Belanda

2. 1958 BMC Kodam Siliwangi

3. 1960 BMCPemerintah Daerah Provinsi

Jawa Barat

4. 1965-1999 PD. Kerta Sari MaminPemerintah Provinsi Jawa

Barat

5. 1999-2002Perusahaan Daerah

Industri Unit BMC

Pemerintah Provinsi Jawa

Barat

No Periode Nama Perusahaan Pengelola

Page 6: BAB II

9

.

6. 2002-SekarangPT. Agronesia Divisi

Makanan dan Minuman

Pemerintah Provinsi Jawa

Barat

(Sumber: PT. Agronesia)

2.3. Lokasi Pabrik

Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PT. Agronesia terletak di

Jalan Raya Tangkuban Perahu No. 133-135 Cikole, Lembang, Bandung 40391.

Lokasi Pabrik AMDK PT. Agronesia terletak sangat strategis karena

hanya terletak 40 m dari sumber air dengan area pabrik yang luas dan terletak di

sisi jalan utama yaitu Jalan Raya Tangkuban Perahu yang menghubungkan

Bandung juga Subang sehingga mempermudah transportasi baik pengiriman

bahan baku penunjang maupun produknya. Peta lokasi Pabrik AMDK PT.

Agronesia dapat dilihat pada Gambar 1.

2.4. Tata Letak Pabrik

Pabrik AMDK PT. Agronesia memiliki luas area pabrik secara

keseluruhan seluas 1960 m2 dengan luas bangunan 840 m2. Luas lahan yang

digunakan untuk bangunan sebesar 43% dan untuk lahan terbuka sebesar 57%.

Bangunan-bangunan yang ada di Pabrik AMDK PT. Agronesia disusun

cukup baik dimana bangunan-bangunannya terdiri dari kantor administrasi, area

parkir, area bilas galon, ruang produksi galon, ruang produksi botol dan cup, pos

satpam, gudang bahan baku penunjang, laboratorium dan mushola.

Page 7: BAB II

10

2.5. Tata Letak Alat

Peralatan yang digunakan pada proses produksi air minum terbagi menjadi

beberapa ruangan yang memiliki fungsi tersendiri yaitu meliputi ruang reservoir

atau ruang sumur baku, ruang pre-treatment, ruang water treatment, ruang filling

cup dan area sortasi serta pengepakan.

Peralatan disusun cukup baik dan berdasarkan urutan proses pengolahan.

Jarak antar alat berusaha disusun sedemikian rupa agar memudahkan operator

untuk bekerja dan memeriksa keadaan mesin.

2.6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran tanggung jawab, tugas dan

kewajiban serta kewenangan personil perusahaan dalam rangka memberi isi dan

arah terhadap perusahaan. Struktur ini dapat memudahkan personil dalam

melaksanakan aktivitasnya guna mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.

Fungsi struktur organisasi sendiri diantaranya adalah:

1. Membedakan atau memberi ciri terhadap tanggung jawab, tugas dan kewajiban

tiap personil serta menekankan spesialisasi tugas masing-masing.

2. Mengelompokkan dan mengkoordinasikan tugas-tugas tiap bagian

3. Parameter formalitas tanggung jawab dan wewenang tiap personil

4. Mendukung strategi organisasi atau secara umum dan menyeluruh

Departemen AMDK PT. Agronesia memiliki struktur organisasi berbentuk

garis, dimana setiap bawahannya hanya bisa mendapatkan perintah dari satu

Page 8: BAB II

11

atasan atau manager. Atas dasar pertimbangan tim organisasi suatu hal dapat

diinstruksikan kepada bagian terkait.

Struktur organisasi Divisi Makanan dan Minuman PT. Agronesia beserta

tugasnya adalah sebagai berikut:

A. General Manager

General Manager bertugas menetapkan kebijakan dalam perencanaan

strategis perusahaan baik jangka pendek, menengah dan panjang yang

menyangkut aspek pemasaran, pengembangan, administrasi dan keuangan;

melakukan dan menjaga jaringan hubungan keluar untuk mendapatkan peluang

dan informasi; dan mentransformasikan informasi kepada para Direktur baik lisan

maupun tulisan. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi kepada satuan

kerja dibawahnya dengan disertai pengawasan melekat; mewakili Direktur Utama

dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak lain di bagian

Administrasi dan Keuangan serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama;

Mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada satuan kerja di bawahnya

apabila diperlukan, yang disertai dengan pengawasan melekat.

B. Kesekretariatan

Tugas kesekretariatan sebagai mediator dalam melakukan kerjasama

dengan pihak lain yang berkaitan dengan usaha pengembangan perusahaan dan

menyusun serta menangani surat keluar dan surat masuk perusahaan serta

membuat laporan kepada Direksi mengenai pelaksanaan pengelolaan Divisi

makanan dan minuman

Page 9: BAB II

12

C. Sektor Umum dan Sumber Daya Manusia

Tugas dari sektor umum dan SDM adalah mengatur dan menangani setiap

hal yang berkaitan dengan masalah administrasi dan kepegawaian. Merencanakan

serta merumuskan program kegiatan konpensasi dan administrasi personil,

rekruitmen dan penempatan, pelatihan dan pengembangan serta perburuhan dan

keselamatan; mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan

pelaksanaan program Sumber Daya Manusia; membuat dan menyusun laporan

mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager.

D. Sektor Pengadaan dan Penggudangan

Bertugas untuk pengadaan berbagai macam bahan baku yang diperlukan

untuk proses produksi, baik bahan aktif, bahan pembantu, maupun bahan-bahan

kemas.

E. Sektor Keuangan

Sektor keuangan bertujuan untuk mengatur keuangan perusahaan baik

pemasukan maupun pengeluaran serta mengatur anggaran-anggaran yang

diperlukan dan bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan dan lapora

keuangannya. Merencanakan dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional

di Sektor Keuangan yang meliputi kegiatan : anggaran dan verifikasi, akuntansi,

dan perbendaharaan. Mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi, dan

mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Sektor Keuangan.

Page 10: BAB II

13

F. Sektor Penjualan

Sektor Penjualan bertugas mengatur unit penjualan dari tiap produk yang

dihasilkan. Bertanggung jawab terhadap produk yang siap maupun yang telah

beredar di pasaran.

G. Sektor Andal Pasar

Tugas dari sektor andal pasar adalah bertujuan untuk mempelajari tingkat

permintaan dan penerimaan pasar yang berpengaruh terhadap penjualan produk

perusahaan.

H. Sektor Umum dan Keuangan

Sektor umum dan keuangan menangani masalah administrasi,

kepegawaian dan keuangan perusahaan baik pemasukan maupun pengeluaran

serta mengatur anggaran-anggaran yang diperlukan dan bertanggung jawab

terhadap setiap pelaksanaan dan laporan keuangannya. Bertugas merencanakan,

mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dalam

program pengembangan perusahaan dibagian administrasi dan keuangan.

Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan

pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, penginventarisasian

asset-aset perusahaan serta pengadaan bagi kebutuhan perusahaan. Merencanakan

dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional di Sektor Keuangan yang

meliputi kegiatan : anggaran dan verifikasi, akuntansi, dan perbendaharaan.

Mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi, dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan di Sektor Keuangan.

Page 11: BAB II

14

I. Sektor Distribusi

Sektor distribusi bertanggungjawab terhadap pendistribusian produk ke

berbagai wilayah yang telah ditentukan; bertanggung jawab terhadap

kelangsungan oprasional di semua departmen terkait.

J. Sektor PPIC

Sektor PPIC bertanggungjawab terhadap pengadaan berbagai macam

bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, baik bahan aktif, bahan

pembantu, maupun bahan-bahan kemas. Bertanggung jawab dalam perencanaan

jadwal produksi serta detail dari jenis dan jumlah stok bahan baku yang disimpang

di gudang. Menetapkan target produksi serta mempertimbangkan lead-time atau

waktu tunggu kedatangan barang sejak tanggal pemesanan kemudian

mempertimbangkan kapasitas gudang sambil melakukan monitoring terhadap stok

bahan baku maupun bahan pengemas.

K. Sektor Produksi

Sektor produksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan setiap produksi

dimulai dari bahan baku hingga produk jadi dan bertanggung jawab terhadap

jumlah produk yang diproduksi perhari beserta prosentase barang reject yang

dihasilkan setiap kali produksi.

2.7. Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan departemen AMDK PT. Agronesia adalah 97 orang

dengan rincian yaitu karyawan tetap berjumlah 25 orang, karyawan kontrak

bulanan berjumlah 9 orang dan karyawan harian berjumlah 63 orang.

Page 12: BAB II

15

Sistem tenaga kerja diatur dalam kesepakatan kerja bersama yang berisi

hak karyawan terhadap perusahaan dan terhadap karyawan.

Tenaga kerja departemen AMDK PT. Agronesia bervariasi mulai dari

Sekolah Menengah Umum (SMU)/STM/SMEA/D1/D3 dan Perguruan Tinggi

yang diterima sesuai dengan kebutuhan pabrik melalui seleksi dan tes.

2.7.1 Prosedur dan Penempatan Pegawai

Prosedur penerimaan pegawai dimana untuk operator bagian produksi dan

casual produksi pendidikannya setara SMP/SMA. Khusus untuk operator

sebelumnya diberikan pelatihan. Untuk kepala shift dan quality control

pendidikannya setara SMA, asisten manager pendidikannya setara SMA namun

diutamakan pendidikan D1/D3 dan untuk manager pendidikannya setara D3 tetapi

diutamakan pendidikan Perguruan Tinggi. Seleksi penerimaan pegawai

dilaksanakan melalui tes fisik dan wawancara.

2.7.2 Sistem Pengaturan Jam Kerja dan Jam Lembur

Jam kerja yang berlaku di Departemen AMDK PT. Agronesia ditetapkan

dengan pembagian shift bagi karyawannya. Pembagian tersebut diatur menjadi 3

shift dan non shift (general shift)

1. Non Shift (General Shift)

Karyawan yang tidak terkena shift bekerja mulai pukul 08.00 sampai

dengan pukul 17.00 dan masuk 5 hari kerja setiap minggunya yaitu mulai hari

Senin sampai Jumat. Sistem kerja non shift ini berlaku bagi karyawan

administrasi, asisten manager dan manager.

Page 13: BAB II

16

2. Shift 1

Karyawan yang terkena shift 1 mulai bekerja pada pukul 06.00 sampai

pada pukul 14.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.

2. Shift 2

Karyawan yang terkena shift 2 mulai bekerja pada pukul 14.00 sampai

dengan pukul 22.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.

3. Shift 3

Karyawan yang terkena shift 3 mulai bekerja pada pukul 22.00 sampai

dengan pukul 06.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.

Waktu kerja tersebut dengan ketentuan istirahat dan makan selama 45

menit sedangkan jadwal shalat sesuai dengan jadwal shalat 5 waktu. Untuk non

shift waktu istirahat yaitu 60 menit.

Bagi karyawan non shift hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya

pekerjaan tidak dilakukan. Bagi karyawan yang dibebani oleh shift hari libur

disesuaikan dengan ketentuan hari libur nasional atau libur lainnya, kecuali hal

tersebut dikehendaki oleh pihak perusahaan. Apabila sewaktu-waktu pihak

perusahaan memerlukannya maka semua karyawan harus bersedia melakukan

kerja lembur.

2.7.3 Sistem Pengupahan

Sistem pembayaran gaji dan uang bagi karyawan Departemen AMDK PT.

Agronesia didasarkan pada masa kerja, pendidikan dan jabatan yang didasarkan

atas gaji pokok dan tunjangan-tunjangan.

Page 14: BAB II

17

Untuk pembayaran gaji bagi karyawan tetap dan kontrak dilakukan

perbulan dengan sistem payroll via bank dan untuk karyawan harian pembayaran

dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan sistem cash.

2.7.4 Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan

a. Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Departemen AMDK PT. Agronesia yaitu area

parkir, mushola dan toilet.

b. Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan telah mendaftarkan seluruh karyawannya menjadi anggota

Jamsostek sehingga jaminan sosial karyawan terjamin.

2.7.5 Keselamatan Kerja

Di setiap ruangan terutama di ruang produksi dan pengepakan telah

disediakan alat-alat keselamatan seperti pemadam api.

2.8. Pemasaran Produk

Sistem pemasaran yang digunakan Departemen AMDK PT. Agronesia

dalam memasarkan produknya yaitu secara tidak langsung (indirect marketing)

melalui distributor-distributor yang tersebar di beberapa daerah.

Produk-produk yang dihasilkan masih dipasarkan secara lokal yaitu area

Jawa Barat. Beberapa line pariwisata maupun transportasi seperti Lokasi Wisata

The Ranch Lembang, Sukajadi Hotel & Convention Hall serta Xtrans Travel

menyerahkan produksi massal air minum dengan merk line business masing-

masing pada AMDK PT. Agronesia.

Page 15: BAB II

18

2.9. Rencana Pengembangan Perusahaan

Rencana pengembangan perusahaan Departemen AMDK PT. Agronesia

yaitu menambah jumlah produksi perhari dan juga memperbaiki kualitas dari

produk yang dihasilkan demi kepuasan konsumen.