bab ii
TRANSCRIPT
II TINJAUAN UMUM
Bab ini menguraikan mengenai: (2.1) Sejarah Singkat Perusahaan, (2.2)
Sejarah Perkembangan Perusahaan, (2.3) Lokasi Pabrik, (2.4) Tata Letak Pabrik,
(2.5) Tata Letak Alat, (2.6) Struktur Organisasi, (2.7) Ketenagakerjaan, (2.8)
Pemasaran Produk dan (2.9) Rencana Pengembangan Perusahaan
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
BMC atau Bandoengsche Melk Centrale merupakan Divisi Industri
Makanan dan Minuman dari PT. Agronesia dimana salah satu departemennya
merupakan produsen air minum dalam kemasan (AMDK). BMC bermula
didirikan demi memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu dan
produk olahan susu lainnya.
Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan UU No. 86 1958 tentang
nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC
dilimpahkan pada Pemerintah Jawa Barat. Pada pelaksanaannya pengelola
langsung BMC adalah PD Kertasari Mamin.
Tahun 1999, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan
Peraturan Daerah NO. 3 tahun 1999 tentang peleburan Perusahaan-perusahaan
Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi 3 Peusahaan
Daerah yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa
Barat yang bergerak di bidang industri perkaretan, makanan dan minuman serta
4
5
industri lainnya dimana BMC (Industri Makanan dan Minuman) adalah salah satu
unit dari PD Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.
PD Industri Propinsi Jawa Barat pada 2002 berubah bentuk hukumnya
menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan disahkan dengan SK Menteri Kehakiman
dan HAM No. C-12614.01-01 dengan nama PT. Agronesia.
2.2. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Bulan Maret 1903, sebuah kapal Perancis yang bernama “La Seyne”
mendarat di Pelabuhan Tanjungpriok dengan mengangkut 20 orang Broer yang
berasal dari Afrika Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa
orang-orang Broer ini yang mendirikan Bandoengsche Melk Centrale di Bandung,
sebagai tempat pengolahan produksi susu yang dihasilkan dari peternakan mereka
di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas bangunan pengolahan susu ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu,
(dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari. Karena itu
diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.
Sejak awal berdirinya, BMC merupakan satu-satunya koperasi dan pusat
pengolahan susu pertama di Bandung. Menurut catatan Haryanto Kunto, pada
tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu
per hari. Semua hasil produksi susu tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk
Centrale untuk diolah (dipasteurisasi dan dikemas) sebelum disalurkan kepada
para pelanggan di dalam maupun luar kota Bandung.
6
Sejarah kepemilikan menyatakan bahwa pemilik pertama bangunan BMC
dengan melihat persil tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah
tanggal 18 Juni 1932 (Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia
bersama Van Zijl adalah pemilik peternakan sapi.
Setelah Indonesia merdeka kemudian dengan berdasarkan UU No. 86
1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan
BMC dilimpahkan kepada Kodam Siliwangi, yang dua tahun kemudian
diserahkan kepada Departemen Peternakan. Pada tahun 1965 pengelolaan BMC
diserahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, sesuai dengan Keputusan
Mendagri No. 1 tahun 1965. Pada pelaksanaannya, pengelola langsung BMC
adalah PD Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat
Susu Bandung.
Tahun 1999 Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan
Peraturan Daerah No. 3 tahun 1999, tentang peleburan Perusahaan-perusahaan
Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi hanya 3
Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri
Propinsi Jawa Barat yang bergerak di bidang industri perkaretan, industri
makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC (Industri Makanan
Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD. Industri Propinsi Jawa
Barat tersebut.
Perusahaan daerah industri Propinsi Tingkat 1 Jawa Barat telah berubah
bentuk hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Perda No. 4
7
Tahun 2002 tentang perubahan bentuk hukum Perusahaan Daerah Industri
Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Barat menjadi Perseroan Terbatas, tanggal 12
April 2001 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat
tahun 2002 Nomor 8 seri D.
Sesuai akta notaris Popy Kuntari Sutresna, S.H.,M.Hum., di kota
Bandung, tertanggal 17 juni 2001 nomor 8, telah didirikan sebagai Perseroan
Terbatas dengan nama PT. Agronesia disyahkan dengan SK Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia No : C-12614.01-01 tahun 2002 tanggal 10 Juli 2002.
PT. Agronesia dahulunya bernama Perusahaan Daerah (PD) Industri. Oleh
karena PD Industri ini berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas, maka
nama PD. Industri pun berganti menjadi PT. Agronesia pada bulan Juni 2002
tepatnya pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI no. Y.A
7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990 serta
Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002. Kemudian
pendirian PT. Agronesia ini disahkan dengan SK. Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia No : C – 12614 Ht.01.01 Th. 2002 tanggal 10 Juli 2002 serta telah
diundangkan dalam lembaran Berita Negara RI No. 73 tanggal 20 September
2002. Adapun pendiri PT. Agronesia adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat beserta dengan Koperasi Karyawan Mitra Industri PT. Agronesia
Selanjutnya dalam perkembangannya, PT. Agronesia yang dahulu
bernama Perusahaan Daerah (PD) Industri, telah mengembangkan usaha-usahanya
dibidang industri manufacture, perdagangan dan jasa. Sehingga dengan demikian
8
bisnis inti (Core Business) dari PT. Agronesia dapat di kelompokan sebagai
berikut :
a) Industri Teknik Karet dengan merek dagang “Inkaba”
b) Industri Plastik dengan merek dagang “Agroplas”
c) Industri Es Balok dan Ice Tube / Cube dengan merek dagang “Saripetojo”
(Unit Saripetojo Bandung, Saripetojo Bogor, Saripetojo Sukabumi, Saripetojo
Cirebon).
d) Industri Makanan dan Minuman dengan merek dagang “BMC” (unit Pastry
dan Bakery, Milk Processing, Food and Beverage, dan unit Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK)).
Dilihat dari sejarahnya, PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman
mengalami beberapa periode pendirian sebagai berikut:
Tabel 1. Periode Pendirian PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman
No Periode Nama Perusahaan Pengelola
1. 1928BMC (Bandoengsche
Melk Centrale)Pemerintah Belanda
2. 1958 BMC Kodam Siliwangi
3. 1960 BMCPemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat
4. 1965-1999 PD. Kerta Sari MaminPemerintah Provinsi Jawa
Barat
5. 1999-2002Perusahaan Daerah
Industri Unit BMC
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat
No Periode Nama Perusahaan Pengelola
9
.
6. 2002-SekarangPT. Agronesia Divisi
Makanan dan Minuman
Pemerintah Provinsi Jawa
Barat
(Sumber: PT. Agronesia)
2.3. Lokasi Pabrik
Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PT. Agronesia terletak di
Jalan Raya Tangkuban Perahu No. 133-135 Cikole, Lembang, Bandung 40391.
Lokasi Pabrik AMDK PT. Agronesia terletak sangat strategis karena
hanya terletak 40 m dari sumber air dengan area pabrik yang luas dan terletak di
sisi jalan utama yaitu Jalan Raya Tangkuban Perahu yang menghubungkan
Bandung juga Subang sehingga mempermudah transportasi baik pengiriman
bahan baku penunjang maupun produknya. Peta lokasi Pabrik AMDK PT.
Agronesia dapat dilihat pada Gambar 1.
2.4. Tata Letak Pabrik
Pabrik AMDK PT. Agronesia memiliki luas area pabrik secara
keseluruhan seluas 1960 m2 dengan luas bangunan 840 m2. Luas lahan yang
digunakan untuk bangunan sebesar 43% dan untuk lahan terbuka sebesar 57%.
Bangunan-bangunan yang ada di Pabrik AMDK PT. Agronesia disusun
cukup baik dimana bangunan-bangunannya terdiri dari kantor administrasi, area
parkir, area bilas galon, ruang produksi galon, ruang produksi botol dan cup, pos
satpam, gudang bahan baku penunjang, laboratorium dan mushola.
10
2.5. Tata Letak Alat
Peralatan yang digunakan pada proses produksi air minum terbagi menjadi
beberapa ruangan yang memiliki fungsi tersendiri yaitu meliputi ruang reservoir
atau ruang sumur baku, ruang pre-treatment, ruang water treatment, ruang filling
cup dan area sortasi serta pengepakan.
Peralatan disusun cukup baik dan berdasarkan urutan proses pengolahan.
Jarak antar alat berusaha disusun sedemikian rupa agar memudahkan operator
untuk bekerja dan memeriksa keadaan mesin.
2.6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran tanggung jawab, tugas dan
kewajiban serta kewenangan personil perusahaan dalam rangka memberi isi dan
arah terhadap perusahaan. Struktur ini dapat memudahkan personil dalam
melaksanakan aktivitasnya guna mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.
Fungsi struktur organisasi sendiri diantaranya adalah:
1. Membedakan atau memberi ciri terhadap tanggung jawab, tugas dan kewajiban
tiap personil serta menekankan spesialisasi tugas masing-masing.
2. Mengelompokkan dan mengkoordinasikan tugas-tugas tiap bagian
3. Parameter formalitas tanggung jawab dan wewenang tiap personil
4. Mendukung strategi organisasi atau secara umum dan menyeluruh
Departemen AMDK PT. Agronesia memiliki struktur organisasi berbentuk
garis, dimana setiap bawahannya hanya bisa mendapatkan perintah dari satu
11
atasan atau manager. Atas dasar pertimbangan tim organisasi suatu hal dapat
diinstruksikan kepada bagian terkait.
Struktur organisasi Divisi Makanan dan Minuman PT. Agronesia beserta
tugasnya adalah sebagai berikut:
A. General Manager
General Manager bertugas menetapkan kebijakan dalam perencanaan
strategis perusahaan baik jangka pendek, menengah dan panjang yang
menyangkut aspek pemasaran, pengembangan, administrasi dan keuangan;
melakukan dan menjaga jaringan hubungan keluar untuk mendapatkan peluang
dan informasi; dan mentransformasikan informasi kepada para Direktur baik lisan
maupun tulisan. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi kepada satuan
kerja dibawahnya dengan disertai pengawasan melekat; mewakili Direktur Utama
dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak lain di bagian
Administrasi dan Keuangan serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama;
Mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada satuan kerja di bawahnya
apabila diperlukan, yang disertai dengan pengawasan melekat.
B. Kesekretariatan
Tugas kesekretariatan sebagai mediator dalam melakukan kerjasama
dengan pihak lain yang berkaitan dengan usaha pengembangan perusahaan dan
menyusun serta menangani surat keluar dan surat masuk perusahaan serta
membuat laporan kepada Direksi mengenai pelaksanaan pengelolaan Divisi
makanan dan minuman
12
C. Sektor Umum dan Sumber Daya Manusia
Tugas dari sektor umum dan SDM adalah mengatur dan menangani setiap
hal yang berkaitan dengan masalah administrasi dan kepegawaian. Merencanakan
serta merumuskan program kegiatan konpensasi dan administrasi personil,
rekruitmen dan penempatan, pelatihan dan pengembangan serta perburuhan dan
keselamatan; mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan
pelaksanaan program Sumber Daya Manusia; membuat dan menyusun laporan
mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager.
D. Sektor Pengadaan dan Penggudangan
Bertugas untuk pengadaan berbagai macam bahan baku yang diperlukan
untuk proses produksi, baik bahan aktif, bahan pembantu, maupun bahan-bahan
kemas.
E. Sektor Keuangan
Sektor keuangan bertujuan untuk mengatur keuangan perusahaan baik
pemasukan maupun pengeluaran serta mengatur anggaran-anggaran yang
diperlukan dan bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan dan lapora
keuangannya. Merencanakan dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional
di Sektor Keuangan yang meliputi kegiatan : anggaran dan verifikasi, akuntansi,
dan perbendaharaan. Mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi, dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Sektor Keuangan.
13
F. Sektor Penjualan
Sektor Penjualan bertugas mengatur unit penjualan dari tiap produk yang
dihasilkan. Bertanggung jawab terhadap produk yang siap maupun yang telah
beredar di pasaran.
G. Sektor Andal Pasar
Tugas dari sektor andal pasar adalah bertujuan untuk mempelajari tingkat
permintaan dan penerimaan pasar yang berpengaruh terhadap penjualan produk
perusahaan.
H. Sektor Umum dan Keuangan
Sektor umum dan keuangan menangani masalah administrasi,
kepegawaian dan keuangan perusahaan baik pemasukan maupun pengeluaran
serta mengatur anggaran-anggaran yang diperlukan dan bertanggung jawab
terhadap setiap pelaksanaan dan laporan keuangannya. Bertugas merencanakan,
mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dalam
program pengembangan perusahaan dibagian administrasi dan keuangan.
Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan
pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, penginventarisasian
asset-aset perusahaan serta pengadaan bagi kebutuhan perusahaan. Merencanakan
dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional di Sektor Keuangan yang
meliputi kegiatan : anggaran dan verifikasi, akuntansi, dan perbendaharaan.
Mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi, dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan di Sektor Keuangan.
14
I. Sektor Distribusi
Sektor distribusi bertanggungjawab terhadap pendistribusian produk ke
berbagai wilayah yang telah ditentukan; bertanggung jawab terhadap
kelangsungan oprasional di semua departmen terkait.
J. Sektor PPIC
Sektor PPIC bertanggungjawab terhadap pengadaan berbagai macam
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, baik bahan aktif, bahan
pembantu, maupun bahan-bahan kemas. Bertanggung jawab dalam perencanaan
jadwal produksi serta detail dari jenis dan jumlah stok bahan baku yang disimpang
di gudang. Menetapkan target produksi serta mempertimbangkan lead-time atau
waktu tunggu kedatangan barang sejak tanggal pemesanan kemudian
mempertimbangkan kapasitas gudang sambil melakukan monitoring terhadap stok
bahan baku maupun bahan pengemas.
K. Sektor Produksi
Sektor produksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan setiap produksi
dimulai dari bahan baku hingga produk jadi dan bertanggung jawab terhadap
jumlah produk yang diproduksi perhari beserta prosentase barang reject yang
dihasilkan setiap kali produksi.
2.7. Ketenagakerjaan
Jumlah karyawan departemen AMDK PT. Agronesia adalah 97 orang
dengan rincian yaitu karyawan tetap berjumlah 25 orang, karyawan kontrak
bulanan berjumlah 9 orang dan karyawan harian berjumlah 63 orang.
15
Sistem tenaga kerja diatur dalam kesepakatan kerja bersama yang berisi
hak karyawan terhadap perusahaan dan terhadap karyawan.
Tenaga kerja departemen AMDK PT. Agronesia bervariasi mulai dari
Sekolah Menengah Umum (SMU)/STM/SMEA/D1/D3 dan Perguruan Tinggi
yang diterima sesuai dengan kebutuhan pabrik melalui seleksi dan tes.
2.7.1 Prosedur dan Penempatan Pegawai
Prosedur penerimaan pegawai dimana untuk operator bagian produksi dan
casual produksi pendidikannya setara SMP/SMA. Khusus untuk operator
sebelumnya diberikan pelatihan. Untuk kepala shift dan quality control
pendidikannya setara SMA, asisten manager pendidikannya setara SMA namun
diutamakan pendidikan D1/D3 dan untuk manager pendidikannya setara D3 tetapi
diutamakan pendidikan Perguruan Tinggi. Seleksi penerimaan pegawai
dilaksanakan melalui tes fisik dan wawancara.
2.7.2 Sistem Pengaturan Jam Kerja dan Jam Lembur
Jam kerja yang berlaku di Departemen AMDK PT. Agronesia ditetapkan
dengan pembagian shift bagi karyawannya. Pembagian tersebut diatur menjadi 3
shift dan non shift (general shift)
1. Non Shift (General Shift)
Karyawan yang tidak terkena shift bekerja mulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 17.00 dan masuk 5 hari kerja setiap minggunya yaitu mulai hari
Senin sampai Jumat. Sistem kerja non shift ini berlaku bagi karyawan
administrasi, asisten manager dan manager.
16
2. Shift 1
Karyawan yang terkena shift 1 mulai bekerja pada pukul 06.00 sampai
pada pukul 14.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.
2. Shift 2
Karyawan yang terkena shift 2 mulai bekerja pada pukul 14.00 sampai
dengan pukul 22.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.
3. Shift 3
Karyawan yang terkena shift 3 mulai bekerja pada pukul 22.00 sampai
dengan pukul 06.00 dan masuk 6 hari kerja setiap minggunya sesuai ketentuan.
Waktu kerja tersebut dengan ketentuan istirahat dan makan selama 45
menit sedangkan jadwal shalat sesuai dengan jadwal shalat 5 waktu. Untuk non
shift waktu istirahat yaitu 60 menit.
Bagi karyawan non shift hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya
pekerjaan tidak dilakukan. Bagi karyawan yang dibebani oleh shift hari libur
disesuaikan dengan ketentuan hari libur nasional atau libur lainnya, kecuali hal
tersebut dikehendaki oleh pihak perusahaan. Apabila sewaktu-waktu pihak
perusahaan memerlukannya maka semua karyawan harus bersedia melakukan
kerja lembur.
2.7.3 Sistem Pengupahan
Sistem pembayaran gaji dan uang bagi karyawan Departemen AMDK PT.
Agronesia didasarkan pada masa kerja, pendidikan dan jabatan yang didasarkan
atas gaji pokok dan tunjangan-tunjangan.
17
Untuk pembayaran gaji bagi karyawan tetap dan kontrak dilakukan
perbulan dengan sistem payroll via bank dan untuk karyawan harian pembayaran
dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan sistem cash.
2.7.4 Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
a. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di Departemen AMDK PT. Agronesia yaitu area
parkir, mushola dan toilet.
b. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan telah mendaftarkan seluruh karyawannya menjadi anggota
Jamsostek sehingga jaminan sosial karyawan terjamin.
2.7.5 Keselamatan Kerja
Di setiap ruangan terutama di ruang produksi dan pengepakan telah
disediakan alat-alat keselamatan seperti pemadam api.
2.8. Pemasaran Produk
Sistem pemasaran yang digunakan Departemen AMDK PT. Agronesia
dalam memasarkan produknya yaitu secara tidak langsung (indirect marketing)
melalui distributor-distributor yang tersebar di beberapa daerah.
Produk-produk yang dihasilkan masih dipasarkan secara lokal yaitu area
Jawa Barat. Beberapa line pariwisata maupun transportasi seperti Lokasi Wisata
The Ranch Lembang, Sukajadi Hotel & Convention Hall serta Xtrans Travel
menyerahkan produksi massal air minum dengan merk line business masing-
masing pada AMDK PT. Agronesia.
18
2.9. Rencana Pengembangan Perusahaan
Rencana pengembangan perusahaan Departemen AMDK PT. Agronesia
yaitu menambah jumlah produksi perhari dan juga memperbaiki kualitas dari
produk yang dihasilkan demi kepuasan konsumen.