bab ii
DESCRIPTION
BAB II FadTRANSCRIPT
-
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan
1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
2011).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek dipengaruhi 2 aspek,
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Semakin banyak aspek postif
dan objek yang diketahui maka sikap seseorang semakin positif.
(Wawan, 2010).
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2011) :
a. Tahu (Know)
Mencoba mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari keseluruhan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Seseorang tahu tentang apa yang dipelajari bila
seseorang tersebut dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Seseorang dapat menjelaskan dan menginterpretasi materi
terhadapt suatu objek dengan benar.
c. Aplikasi (Application)
Kemampuan seseorang yang dapat menggunakan materi
yang telah diterima ke dalam situasi yang nyata.
-
5
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam
komponen tetapi masih dalam satu lingkup dan masih ada
keterkaitan satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Kemampuan untuk menyusun dengan meletakkan dan
menghubungakn bagian-bagian menjadi bentuk yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk menilai suatu materi berdasarkan
kriteria atau standart yang dibuat sendriri atau yang telah
ditetapkan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Budiman dan
Riyanto, 2013) :
a. Faktor internal
1) Jasmani
Faktor jasmani contohnya adalah kesehatan indera
seseorang.
2) Rohani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis,
intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif
individu.
b. Faktor eksternal
1) Pendidikan
Seseorang dalam proses belajarnya dipengaruhi oleh
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya,
semakin mudah informasi yang didapat.
Pengetahuan sangat erat dengan pendidikan, karena
semakin tinggi pendidikan semakin luas pengetahuan yang
didapat. Namun bukan berarti seseorang dengan
pendidikan yang rendah, pengetahuannya rendah pula.
-
6
2) Infomasi/paparan media masa.
Suatu media masa mengandung informasi yang akan
diberikan kepada orang yang membacanya. Semakin
sering terpapar media masa, maka seseorang tersebut
semakin banyak mendapatkan informasi. Banyaknya
informasi tersebut yang akan meningkatkan pengetahuan.
3) Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaan dalam suatu tempat akan menambah
pengetahuan seseorang walaupun tidak melakukannya.
Sedangkan status ekonomi mempengaruhi fasilitas yang
akan mendukung suatu kegiatan dalam pemberian
informasi.
4) Lingkungan
Suatu pengetahuan akan dapat diterima dalam
lingkungan tergantung bagaiman lingkungan merespons
dan ada/tidaknya timbal balik.
5) Pengalaman
Seseorang yang mempunyai pengetahuan, akan
mengulang kembali pengetahuan yang pernah didapat
untuk memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia makan daya tangkap
dan pola pikirnya semakin tinggi.
B. Kelas Ibu Hamil
1. Definisi kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil adalah suatu kelompok belajar yang terdiri dari
ibu hamil dengan usia kehamilan 20 s/d 32 minggu, dalam 1 kelompok
terdiri dari 10 orang (Kemenkes RI, 2012).
Kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dalam hal peningkatan
-
7
pemahaman dan P4K (Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan
dan Komplikasi) dengan orientasi mengenai pentingnya upaya-upaya
dalam periode kehamilan dan persalian (Kemenkes RI, 2013).
Kegiatan kelas ibu hamil adalah berdiskusi dan belajar bersama
serta bertukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
(Kemenkes RI, 2012).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular, dan
akte kelahiran (Kemenkes RI, 2012).
b. Tujuan khusus :
1) Antar ibu hamil dan antara peserta dengan petugas
kesehatan terdapat interaksi dan pertukaran pengalaman
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan dan nifas, persalinan,
KB, perawatan bayi baru lahir, mitos di daerah setempat,
penyakit menular, dan akte kelahiran.
2) Meningkatkan Pemahaman, sikap, dan perilaku ibu
hamil tentang:
a) Kehamilan, perubahan tubuh selama kehamilan,
keluhan umum dan bagaimana menanganinya, dan
pengaturan gizi.
b) Perawatan kehamilan (kesiapan, obat yang boleh
dikonsumsi, tanda bahaya kehamilan, serta
perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (p4K)).
-
8
c) Tanda-tanda persalinan dan tanda bahayanya serta
proses persalian.
d) Perawatan saat nifas (cara pemberian ASI
eksklusif, tanda bahaya, dan penyakit saat nifas).
e) KB pasca persalinan.
f) Perawatan bayi baru lahir (pemberian imunisasi,
pengamatan tumbuh kembang anak).
g) Mitos daerah setempat yang berhubungan dengan
kesehatan.
h) Penyakit menular.
i) Akte kelahiran.
3. Sasaran kelas ibu hamil
a. Ibu hamil dengan usia kehamilan 20 s/d 32 minggu yang
jumlahnya 10 orang/kelompok (Kemenkes RI, 2012). Pada usia
kehamilan ini, kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi
keguguran, dan efektif jika melakukan senam hamil (Kemenkes
RI, 2012).
b. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga
dapat mengikuti berbagai materi penting (Kemenkes RI, 2012).
4. Pelaksanaan kelas ibu hamil
a. Fasilitator
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan atau petugas
kesehatan yang sebelumnya sudah mendapat pelatihan fasilitator
kelas ibu hamil (Kemenkes RI, 2012). Narasumber pelaksanaan
kelas ibu hamil adalah tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dibidang tertentu yang mendukung kelas ibu hamil
(Kemenkes RI, 2012).
b. Sarana dan Prasarana
1) Ruang belajar dengan ukuran 4m x 5m yang mempunyai
ventilasi dan pencahayaan yang cukup untuk kapasitas 10
orang.
-
9
2) Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin).
3) Buku KIA.
4) Lembar balik kelas ibu hamil.
5) Buku pedoman kelas ibu hamil.
6) Buku pegangan fasilitator.
7) Alat peraga (KB fit, food model, boneka, dll) jika ada.
8) Tikar/karpet.
9) Bantal, kursi (jika ada).
10) Buku senam hamil/CD senam (jika ada) (Kemenkes RI,
2012).
Khusus tempat di manapun bisa, asal sesuai dengan
kesepakatan antara peserta dengan fasilitator (Kemenkes RI,
2012).
c. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Beberapa persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
(Kemenkes RI, 2012) :
1) Mendata semua ibu hamil yang ada di wilayah tersebut
untuk mengetahui banyaknya ibu hamil dan usia
kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta.
2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu
hamil.
3) Menyiapkan dan mempelajari materi, mempersiapkan alat
bantu penyuluhan, serta jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil.
4) Mengundang dan mempersiapkan peserta kelas ibu hamil
yang terdiri dari ibu hamil dengan usia kehamilan 5 sampai
7 bulan.
5) Mempersiapkan fasilitator dan narasumber.
-
10
d. Pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan tergantung kesepakatan antara peserta dengan
fasilitator, dan sesuai dengan tahapan pelaksanaan (Kemenkes
RI, 2012).
e. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
1) Monitoring
Monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan
dan pencapaian serta melihat masalah yang ada dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasilnya akan menjadi acuan
untuk memperbaiki kelas ibu selanjutnya (Kemenkes RI,
2012).
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta,
dan keaktifan bertanya).
b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar).
c) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi,
penggunaan alat bantu, membangun suasana belajar
aktif).
d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif).
2) Evalusi
Evaluasi dilakukan oleh pelaksana setiap selesai
pertemuan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas
Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-
sama misal 1 tahun sekali (Kemenkes RI, 2012).
Bahan yang digunakan untuk mengevaluasi kelas ibu
hamil adalah hasil dari pretest dan posttest. Hasilnya
digunakan untuk melihat seberapa besar pengetahuan ibu
hamil dan perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan kelas
ibu hamil (Kemenkes RI, 2012).
-
11
3) Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap selesai pertemuan secara
berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten Dinas Kesehatan Propinsi Departemen
Kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
5. Kegiatan pelaksanaan
Kelas ibu hamil dilaksanakan 3 kali pertemuan selama hamil
atau sesuai kesepakatan. Setiap pertemuan, materi tetap diutamakan
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil (Kemenkes
RI, 2012).
Pertemuan ditutup dengan senam hamil dan diharapakan ibu
hamil dapat mempraktekannya di rumah. Waktu pertemuan 120 menit
dengan diselingi 10-15 menit pada akhir pertemuan dengan senam
hamil (Kemenkes RI, 2012).
Materi-materi yang disampaikan (Kemenkes RI, 2012):
a. Pertemuan I
1) Penjelasan kelas ibu hamil secara umum.
2) Kehamilan dan perubahan tubuh selama kehamilan
(perubahan tubuh ibu selama kehamilan, keluhan umum
saat hamil dan cara mengatasinya, pemeriksaan kehamilan,
pengaturan gizi).
3) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami istri, obat yang boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan,
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
dengan stiker).
b. Pertemuan II
1) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya pada
persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), proses
persalinan).
-
12
2) Perawatan nifas (hal yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui eksklusif, cara menjaga kesehatan ibu nifas,
tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca
salin).
c. Pertemuan III
1) Perawatan bayi (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1
injeksi pada bayi baru lahir, tanda bahaya bayi baru lahir,
pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi
pada bayi baru lahir).
2) Mitos (penggalian dan pelurusan mitos yang berakitan
dengan kesehatan ibu dan anak).
3) Penyakit menular (infeksi menular seksual (IMS),
informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan
malaria pada ibu hamil).
4) Akte kelahiran (pentingnya akte kelahiran).
6. Penilaian kelas ibu hamil
Peserta kelas ibu hamil akan diberi kuisioner yang berjumlah 10
soal. Setiap soal mempunyai jawaban benar yang berbeda-beda, ada
yang hanya satu jawaban benar, ada juga yang jawabannya a, b, c, d
semuanya benar. Untuk menilai masing-masing soal menggunakan
rumus (Kemenkes RI, 2012) :
N=
Contoh :
1) Soal nomor 1, jawaban benaar adalah D. Peserta menjawab D
berarti peserta menjawab benar, maka nilai untuk nomor 1
adalah :
Nomor 1 =
-
13
2) Soal nomor 2, jawaban benar adalah ABC. Peserta menjawab
AC, yang berarti peserta hanya benar menjawab 2 pilihan, maka
nilai untuk nomor 2 adalah :
Nomor 2 =
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas ibu hamil
a. Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan. Tanpa adanya motivasi, manusia sangat sulit untuk
berpartisipasi dalam kegiatan (Notoatmodjo, 2012).
b. Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan seseorang yang saling
bertukar pikiran/menyampaikan informasi yang menyebabkan
saling mengerti dan adanya persamaan sikap, sehingga dapat
merubah sikap (Maulana, 2009).
Contoh komunikasi adalah media massa seperti TV, film,
koran, majalah (Notoatmodjo, 2012).
c. Kooperasi
Kerjasama antara peserta dengan fasilitator kelas ibu hamil
akan membuat kelas ibu hamil tersebut menjadi lebih efektif
(Notoatmodjo, 2012).
d. Mobilisasi
Kelas ibu hamil tidak hanya terbatas pada tahap
pelaksanaannya. Tetapi juga berlanjut monitoring dan evaluasi
agar kelas ibu hamil yang selanjutnya akan lebih baik lagi
(Notoatmodjo, 2012).
7. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dengan ovum
yang selanjutnya akan menjadi nidasi atau implantansi.
Kehamilan dikatakan normal, jika berlangsung 40 minggu atau
-
14
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender gestasional
(Prawirohardjo, 2008).
b. Perubahan Fisiologis ibu hamil
1) Alat genitalia
a) Uterus
Perubahan yang terjadi pada uterus adalah
besarnya yang mencapai 1000 kali sebelum hamil,
beratnya 30 kali lebih berat, dan kapasitas isinya 5
liter (Siswodarmo and Emilia, 2008).
Perubahan lainnya adalah aliran darah
uteroplasenta yang meningkat menjadi 450-800
/menit pada kehamilan tunggal (Mandala and Osol,
2009).
b) Vagina dan serviks
Wanita hamil biasanya akan mengeluhkan
keputihan tidak disertai panas dan gatal akibat
peningkatan sekresi serviks yang distimulasi oleh
estrogen (Siswodarmo and Emilia, 2008).
Dalam kehamilan, serviks akan menjadi lunak,
disebabkan adanya perubahan jumlah dan jenis
kolagen dan terdapat penurunan ekspresi 2-protein
matricellular thrombospondin serta tenascin C
(Mahendroo et al, 2011). Perubahan struktur dan
komposisi dari Extracelullar Matrix (ECM) yang
terdiri dari kolagen fibril, elastin, protein, matriks
selular, proteoglikan, dan Glukosaminoglikan (GAG)
dapat mengakibatkan perlunakan serviks (Akgul et
al, 2012).
c) Ovarium
Terdapat regeresi korpus luteum pada minggu
ke-8 yang menyebabkan ovarium menjadi inaktif
-
15
karena adanya penekanan pada hormon pituitaria oleh
hormon estrogen dan progesteron plasenta
(Siswodrmo and Emilia, 2008).
d) Payudara
Payudara membesar karena proliferasi asini
maupun duktus laktiferus dan pertumbuhan dipicu
oleh estrogen dan prolaktin. Kulit pada payudara akan
timbul striae dan vena yang membesar serta pada
aerola dan papila mamae tampak hiperpigmentasi
(Siswodarmo and Emilia, 2008).
2) Sistem Endokrin
a) Estrogen
Kadar estrogen plasenta naik kira-kira 100 kali
selama kehamilan dan pada akhir kehamilan
(Siswodarmo and Emilia, 2008).
b) Progesteron
Produksi progesteron naik menjadi kira-kira 250
mg/hari yang menyebabkan tonus otot polos menurun
dan juga diuresis (Siswodarmo and Emilia, 2008).
c) Human Chrorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon terdeteksi beberapa hari setelah
pembuahan dan merupakan dasar tes kehamilan.
Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah
konsepsi. HCG berfungsi untuk mempertahankan
korpus luteum (Siswodarmo and Emilia, 2008).
d) Human Plaental Lactogen (HPL)
Produksi terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormon
pertumbuhan (Siswodarmo and Emilia, 2008).
-
16
e) Pituitary Gonadotropin
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) berada dalam kadar yang
rendah saat kehamilan (Siswodarmo and Emilia,
2008).
f) Prolaktin
Produksi terus meningkat akibat dari kadar
estrogen yang meningkat (Siswodarmo and Emilia,
2008).
g) Tiroksin
Terdapat hipertrofi kelenjar tiroid dan
peningkatan produksi T4. Namun, T4 bebas relatif
tetap karena thyroid binding globulin tinggi akibat
tingginya kadar estrogen (Siswodarmo and Emilia,
2008).
h) Aldosteron, Renin, dan Angiotensin
Pada kehamilan hormon ini tinggi dan
menyebabkan naiknya volume intravaskuler
(Siswodarmo and Emilia, 2008).
3) Sistem kardiovaskuler
Saat hamil, volume darah dan curah jantung
meningkat 30-50% serta terdapat peningkatan aliran darah
ke uterus mencapai 500 mL/menit. Tekanan arteri menurun
karena pengaruh dari penurunan resistensi vaskuler (Brooks
et al, 2010).
4) Sistem respirasi
Volume tidal meningkat secara progresif selama
kehamilan dengan peningkatan pergerakan diafragma. Serta
terdapat penurunan Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) dan
Kapasitas Residu Fungsional (KRF) yang meyebabkan
-
17
pengosongan paru lebih cepat sehingga mudah terkena
hipoksia (Dasgupta et al, 2011).
Pada ibu hamil biasanya terdapat alkalosis
respiratorik. Hal ini disebabkan adanya sedikit peningkatan
tekanan parsial oksigen dalam arteri (PaPO2) dan penurunan
karbondioksida (CO2). Namun dapat dikompnesasi oleh ibu
hamil melalui peningkatan ekskresi bikarbonat melalui urin
(Dasgupta et al, 2011).
5) Urinaria
Kehamilan menyebabkan perubahan bentuk dari
ginjal, ukuran ginjal menjadi lebih besar 1 cm. Selain
bentuknya, terdapat perubahan pada glomerulus, tubulus
dan keseimbangan elektrolit (Hladunewich and Odutayo,
2012).
Pada glomerulus, terjadi perubahan hemodinamik
yaitu vasodilatasi akibat pengaruh dari relaxin dan Nitric
Oxide (NO). Selain itu, terdapat peningkatan aliran plasma
ginjal (RPF) serta Kecepatan Filtrasi Glomerulus (GFR)
(Hladunewich and Odutayo, 2012).
Fungsi tubulus dalam kehamilan yang berubah adalah
penurunan reabsorpsi tubuler sehingga menyebabkan
peningkatan ekskresi glukosa, asam amino dan protein
(Hladunewich and Odutayo, 2012).
Peningkatan sodium total, potasium, penurunan
Antidiuretic Hormone (ADH), dan ekspansi volume plasma
mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam sistem
urinaria (Hladunewich and Odutayo, 2012).
6) Metabolisme
a) Lemak
Serum lipid meningkat selama kehamilan,
trigliserid meningkat sampai 2 4 kali lipat,
-
18
kolesterol total meningkat 25-50%, dan Low-Density
lipoprotein (LDL) meningkat 50% (Arany and Liu,
2014).
b) Karbohidrat
Kehamilan bersifat diabetik karena pada
kehamilan glukosa merupakan substrat yang
dibutuhkan oleh janin yang dapat menjaga kandungan
asam amino untuk pertumbuhan janin (Arany and Liu,
2014).
Pada wanita hamil akan ditemui glukosuria
karena naiknya kecepatan filtrasi glomerulus dan
menurunnya reabsorbsi oleh tubulus (Siswodarmo
and Emilia, 2008).
c) Air
Akumulasi air di darah, plasenta uterus
mencapai 3 Liter. Janin, plasenta, dan air ketuban
mengandung 3,5 Liter, sehingga kelebihan air rata-
rata adalah 6,5 Liter (Siswodarmo and Emilia, 2008).
d) Protein
Janin dan plasenta aterm mengandung 500 gram
protein. Dalam darah ibu hamil terdapat kenaikan
albumin dan fibrinogen, sedikit penurunan IgA, IgM,
dan IgG (Siswodarmo and Emilia, 2008).
c. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu
(Siswodarmo and Emilia, 2008) :
1) Tanda kehamilan tidak pasti
Tanda yang muncul karena perubahan fisiologis pada
ibu/seseorang yang terindikasi hamil (Prawirohardjo, 2008).
-
19
a) Amenorea (tidak haid)
Amenorea dikarenakan saat hamil dinding
uterus tidak dilepaskan. Namun, amenorea belum
tentu tanda pasti kehamilan karena amenorea bisa
terjadi pada penyakit kronis, tumor hipofisis,
malnutrisi, dan gangguan emosi pada ibu yang sama
sekali tidak ingin hamil/ yang ingin sekali hamil
(Prawirohardjo, 2008).
b) Mual dan muntah
Mual dan muntah umunya dimulai pada usia
kehamilan 9-10 minggu (Manuaba et al, 2009).
Biasanya mereda pada usia kehamilan melewati 17
minggu (Norwitz and Schorage, 2008).
Mual dan muntah dikarenakan tingginya
hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)
yang mempengaruhi tingginya hormon estrogen dan
penurunan hormon serotonin. Penurunan hormon
serotonin ini yang menyebabkan mual dan muntah
(Manuaba et al, 2009).
c) Konstipasi
Akibat peningkatan progesteron dan estrogen
yang menyebabkan peningkatan waktu transit usus.
Selain itu, dapat disebabkan oleh penurunan aktivitas
ibu hamil, penurunan kadar motilin, peningkatan
natrium kolon dan suplemen zat besi rutin (Longo et
al, 2010).
d) Mamae menjadi tegang
Timbul karena rangasangan dari hormon
progesteron, estrogen dan Human Chorionic
Somatotropin (HCS) (Prawirohardjo, 2008).
e) Sering miksi
-
20
Ibu hamil sering miksi dikarenakan 3 hal :
Pertama, pada wanita hamil Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) meningkat sebanyak 50% (Norwitz and
Schorage, 2008). Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
yang meningkat menyebabkan peningkatan kecepatan
ekskresi air dan elektrolit (Guyton and Hall, 2012).
Kedua, kemampuan reabsorpsi tubulus ginjal
untuk natrium, klorida, dan air meningkat 50% akibat
peningkatan hormon steroid oleh plasenta dan korteks
adrenal. Ketiga, peningkatan aliran plasma ginjal
(Guyton and Hall, 2012).
f) Pigmentasi
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron
menstimulasi Melanocyte Stimulating Hormone
(MSH) (Norwitz and Schorage, 2008).
Setelah usia kehamilan 16 minggu pigmentasi
mulai muncul (Siswodarmo and Emilia, 2008).
g) Perubahan payudara
Muncul tuberkel Montgomery yang menonjol
akibat adanya stimulasi dari prolaktin dan Human
Placental Lactogen (HPL) terjadi pada usia kehamilan
6-8 minggu (Siswodarmo and Emilia, 2008).
h) Perubahan berat badan
Terdapat penurunan berat badan akibat
menurunnnya nafsu makan dan muntah-muntah pada
usia kehamilan 2-3 bulan (Siswodarmo and Emilia,
2008).
i) Perubahan temperatur basal
Suhu tubuh meningkat selama 3 minggu
(Siswodarmo and Emilia, 2008).
-
21
j) Pembesaran uterus
Dirangsang oleh estrogen dan progesteron yang
menyebabkan hipertrofi sel-sel otot (Cunningham et
al, 2013).
k) Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah perlunakan dan
kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung jari satu
dengan ujung jari yang lain dapat dipertemukan
dengan menekan ismus dari arah yang berlawanan
(Prawirohardjo, 2008).
l) Tanda Chadwick
Mukosa vagina tampak berwarna merah
keunguan atau hitam kebiruan akibat kongesti
(Dorland, 2010).
m) Tanda Goodell
Serviks uteri menjadi lunak (Dorland, 2010).
n) Tanda Piskacek
Korpus uteri mengalami pembesaran yang
asimetris akibat pembesaran uterus yang hamil di
kornu (Dorland, 2010).
o) Tanda Braxton Hicks
Karena adanya pembesaran uterus pada wanita
hamil yang menyebabkan peregangan miometrium
(Prawirohardjo, 2008).
2) Tanda pasti kehamilan
a) Denyut Jantung Janin
(1) Dapat didengar dengan stetoskop-monoral
Laennec pada minggu 17-18 dan alat Doppler
sekitar minggu ke-12.
(2) Dapat dilihat dengan ultrasonografi.
-
22
(3) Dapat dimonitori dengan feto-elektro
kardiogram
Menggunakan alat fetalcardiography pada
minggu 12 (Siswodarmo and Emilia, 2008).
Alat ini terdapat suatu elektroda, elektroda
tersebut dipasang pada kulit kepala janin dan
dihubungkan dengan lempeng pada tungkai
atas. Hasil akan dimonitor melalui amplifier dan
dihitung menggunakan kardiotakometer dan
kemudian direkam (Manuaba et al, 2007).
b) Gambaran sonogram janin
Ultrasonografi (USG) yaitu alat diagnostik yang
digunakan untuk mempelajari bentuk dan fungsi suatu
organ berdasarkan gambaran eko dengan
menggunakan gelombang ultrasonik yang dipantulkan
oleh organ (Prawirohardjo, 2008).
Selain sebagai alat tanda pasti kehamilan,
ultrasound juga dapat menilai komplikasi kehamilan
dini, deteksi kehidupan janin, dan menentukan lokasi
Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) pada
kehamilan muda (Wirakusumah, 2012).
c) Gerakan janin.
C. Peranan Kelas Ibu Hamil terhadap Tingkat Pengetahuan
Kelas ibu merupakan salah satu contoh dari penyuluhan kesehatan,
dimana ibu hamil yang datang akan diberi pengetahuan seputar kehamilan
(Notoatmodjo, 2011). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan
dengan menyebar pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak
hana tahu, mengerti, dan sadar tetapi juga mampu melaksanakan apa yang
dianjurkan tenaga kesehatan (Cholishiyanna, 2011). Penelitian yang
dilakukan oleh Kusuma dan Pangesti, kelas ibu dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil dilihat dari tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum
-
23
mengikuti kelas adalah rendah (100%) dan ibu hamil yang telah mengikuti
program kelas ibu adalah tinggi (100%) (Kusuma and Pangesti, 2013).
Ibu hamil yang datang ke kelas ibu akan mendapatkan informasi
tentang kehamilan. Ibu hamil akan melalui tingkatan pertama yaitu tahu
(know) yang terdapat proses menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan
dan menyatakan apa yang telah didapat. Setelah ibu hamil tahu, informasi
tersebut akan dipahami dengan menjelaskan, menyebutkan contoh, dan
menyimpulkan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Malo,
ibu hamil baru mencapai tingkat memahami dan belum mencapai tingkat
evaluasi (Malo et al, 2012). Kesimpulan tersebut yang akan menjadi
pengetahuan baru dan menjadi tambahan pengetahuan yang meningkatkan
pengetahuan ibu hamil (Notoatmodjo, 2011).
Kelas ibu hamil dipengaruhi oleh motivasi, komunikasi, kooperatif,
dan mobilisasi. Adanya motivasi membuat ibu hamil rutin dalam
menghadiri kelas ibu yang mempengaruhi pemahaman dari ibu hamil.
Motivasi yang ada dalam diri ibu hamil akan membuat ibu hamil mudah
menerima dan memahami materi tersebut, hal in akan membuat ibu hamil
menjadi kooperatif dalam mengikuti kelas. Selain itu, komunikasi juga
dapat mempengaruhi kelas ibu karena, jika komunikasi yang diberikan tidak
efektif maka responden tidak akan merespon informasi dengan baik
(Notoatmodjo, 2011).
Jadi, jika ibu hamil mempunyai motivasi tinggi untuk datang dan
terdapat komunikasi yang efektif, maka akan timbul kooperatif antara ibu
hamil dan fasilitator, ditambah dengan adanya mobilisasi. Maka, kelas ibu
hamil dapat berjalan dengan efektif (Notoatmodjo, 2011).
Dalam pengetahuan, jika seseorang mempunyai pendidikan tinggi
maka akan banyak mendapatkan informasi dan semakin banyak
pengetahuan yang didapat. Hal itu dapat dilihat dari penelitian yang
dilakukan oleh Mato, bahwa dalam penelitiannya responden berpendidikan
terakhir SMP dan SMA dengan hasil tingkat pengetahuan kurang (76%) dan
baik (12%) (Mato et al, 2013). Informasi tersebut dapat diperoleh secara
-
24
interpersonal atau melalui media masa. Selain itu juga didukung oleh
lingkungan disekitarnya, jika lingkungan mendukung maka akan mudah
informasi tersebut diterima. Sosial dan budaya dapat mempengaruhi
pengetahuan karena adanya kebiasaan dan tradisi yang dapat menambah
informasi seseorang. Ketersediaan fasilitas dari segi ekonomi juga dapat
mempengaruhi pengetahuan. Dalam segi usia, semakin bertambah usia
semakin bertambah pola pikir dan daya tangkap seseorang serta semakin
banyak informasi yang didapat dari pengalaman sebelumnya sehingga
pengetahuannya akan bertambah (Budiman and Riyanto, 2013).
-
25
D. Kerangka Pikir
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Kelas Ibu hamil
Penyampaian Pengetahuan
Tahu (know)
(menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan)
Memahami
(menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan)
Peningkatan Pengetahuan
1. Motivasi
2. Komunikasi
3. Kooperasi
4. Mobiliisasi
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Paparan
media masa
4.Sosial, Budaya,
ekonomi
5. Pengalaman
Merubah sikap dan perilaku
ibu hamil
Menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI)
-
26
E. Hipotesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil setelah mengikuti kelas ibu lebih
tinggi dibandingkan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum mengikuti kelas
ibu.