bab ii

23
 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan 1. Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan  terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra  penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek dipengaruhi 2 aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. Semakin banyak aspek postif dan objek yang diketahui maka sikap seseorang semakin positif. (Wawan, 2010). 2. Tingkat pengetahuan Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2011) : a. Tahu (  Know) Mencoba mengingat kembali (recall ) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Seseorang tahu tentang apa yang dipelajari bila seseorang tersebut dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.  b. Memahami (Comprehension) Seseorang dapat menjelaskan dan menginterpretasi materi terhadapt suatu objek dengan benar. c. Aplikasi (  Application) Kemampuan seseorang yang dapat menggunakan materi yang telah diterima ke dalam situasi yang nyata.

Upload: fadmawati-andri

Post on 04-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II Fad

TRANSCRIPT

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengetahuan

    1. Definisi pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan terjadi

    setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,

    2011).

    Pengetahuan seseorang tentang suatu objek dipengaruhi 2 aspek,

    yaitu aspek positif dan aspek negatif. Semakin banyak aspek postif

    dan objek yang diketahui maka sikap seseorang semakin positif.

    (Wawan, 2010).

    2. Tingkat pengetahuan

    Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai enam

    tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2011) :

    a. Tahu (Know)

    Mencoba mengingat kembali (recall) sesuatu yang

    spesifik dari keseluruhan yang dipelajari atau rangsangan yang

    diterima. Seseorang tahu tentang apa yang dipelajari bila

    seseorang tersebut dapat menyebutkan, menguraikan,

    mendefinisikan, dan menyatakan.

    b. Memahami (Comprehension)

    Seseorang dapat menjelaskan dan menginterpretasi materi

    terhadapt suatu objek dengan benar.

    c. Aplikasi (Application)

    Kemampuan seseorang yang dapat menggunakan materi

    yang telah diterima ke dalam situasi yang nyata.

  • 5

    d. Analisis (Analysis)

    Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam

    komponen tetapi masih dalam satu lingkup dan masih ada

    keterkaitan satu sama lain.

    e. Sintesis (Synthesis)

    Kemampuan untuk menyusun dengan meletakkan dan

    menghubungakn bagian-bagian menjadi bentuk yang baru.

    f. Evaluasi (Evaluation)

    Kemampuan untuk menilai suatu materi berdasarkan

    kriteria atau standart yang dibuat sendriri atau yang telah

    ditetapkan.

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Budiman dan

    Riyanto, 2013) :

    a. Faktor internal

    1) Jasmani

    Faktor jasmani contohnya adalah kesehatan indera

    seseorang.

    2) Rohani

    Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis,

    intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif

    individu.

    b. Faktor eksternal

    1) Pendidikan

    Seseorang dalam proses belajarnya dipengaruhi oleh

    pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya,

    semakin mudah informasi yang didapat.

    Pengetahuan sangat erat dengan pendidikan, karena

    semakin tinggi pendidikan semakin luas pengetahuan yang

    didapat. Namun bukan berarti seseorang dengan

    pendidikan yang rendah, pengetahuannya rendah pula.

  • 6

    2) Infomasi/paparan media masa.

    Suatu media masa mengandung informasi yang akan

    diberikan kepada orang yang membacanya. Semakin

    sering terpapar media masa, maka seseorang tersebut

    semakin banyak mendapatkan informasi. Banyaknya

    informasi tersebut yang akan meningkatkan pengetahuan.

    3) Sosial, budaya, dan ekonomi

    Kebiasaan dalam suatu tempat akan menambah

    pengetahuan seseorang walaupun tidak melakukannya.

    Sedangkan status ekonomi mempengaruhi fasilitas yang

    akan mendukung suatu kegiatan dalam pemberian

    informasi.

    4) Lingkungan

    Suatu pengetahuan akan dapat diterima dalam

    lingkungan tergantung bagaiman lingkungan merespons

    dan ada/tidaknya timbal balik.

    5) Pengalaman

    Seseorang yang mempunyai pengetahuan, akan

    mengulang kembali pengetahuan yang pernah didapat

    untuk memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

    6) Usia

    Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

    seseorang. Semakin bertambah usia makan daya tangkap

    dan pola pikirnya semakin tinggi.

    B. Kelas Ibu Hamil

    1. Definisi kelas ibu hamil

    Kelas ibu hamil adalah suatu kelompok belajar yang terdiri dari

    ibu hamil dengan usia kehamilan 20 s/d 32 minggu, dalam 1 kelompok

    terdiri dari 10 orang (Kemenkes RI, 2012).

    Kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

    menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dalam hal peningkatan

  • 7

    pemahaman dan P4K (Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan

    dan Komplikasi) dengan orientasi mengenai pentingnya upaya-upaya

    dalam periode kehamilan dan persalian (Kemenkes RI, 2013).

    Kegiatan kelas ibu hamil adalah berdiskusi dan belajar bersama

    serta bertukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

    (Kemenkes RI, 2012).

    2. Tujuan

    a. Tujuan Umum :

    Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku

    ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan

    keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,

    perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,

    mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular, dan

    akte kelahiran (Kemenkes RI, 2012).

    b. Tujuan khusus :

    1) Antar ibu hamil dan antara peserta dengan petugas

    kesehatan terdapat interaksi dan pertukaran pengalaman

    tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama

    kehamilan, perawatan kehamilan dan nifas, persalinan,

    KB, perawatan bayi baru lahir, mitos di daerah setempat,

    penyakit menular, dan akte kelahiran.

    2) Meningkatkan Pemahaman, sikap, dan perilaku ibu

    hamil tentang:

    a) Kehamilan, perubahan tubuh selama kehamilan,

    keluhan umum dan bagaimana menanganinya, dan

    pengaturan gizi.

    b) Perawatan kehamilan (kesiapan, obat yang boleh

    dikonsumsi, tanda bahaya kehamilan, serta

    perencanaan persalinan dan pencegahan

    komplikasi (p4K)).

  • 8

    c) Tanda-tanda persalinan dan tanda bahayanya serta

    proses persalian.

    d) Perawatan saat nifas (cara pemberian ASI

    eksklusif, tanda bahaya, dan penyakit saat nifas).

    e) KB pasca persalinan.

    f) Perawatan bayi baru lahir (pemberian imunisasi,

    pengamatan tumbuh kembang anak).

    g) Mitos daerah setempat yang berhubungan dengan

    kesehatan.

    h) Penyakit menular.

    i) Akte kelahiran.

    3. Sasaran kelas ibu hamil

    a. Ibu hamil dengan usia kehamilan 20 s/d 32 minggu yang

    jumlahnya 10 orang/kelompok (Kemenkes RI, 2012). Pada usia

    kehamilan ini, kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi

    keguguran, dan efektif jika melakukan senam hamil (Kemenkes

    RI, 2012).

    b. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga

    dapat mengikuti berbagai materi penting (Kemenkes RI, 2012).

    4. Pelaksanaan kelas ibu hamil

    a. Fasilitator

    Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan atau petugas

    kesehatan yang sebelumnya sudah mendapat pelatihan fasilitator

    kelas ibu hamil (Kemenkes RI, 2012). Narasumber pelaksanaan

    kelas ibu hamil adalah tenaga kesehatan yang mempunyai

    keahlian dibidang tertentu yang mendukung kelas ibu hamil

    (Kemenkes RI, 2012).

    b. Sarana dan Prasarana

    1) Ruang belajar dengan ukuran 4m x 5m yang mempunyai

    ventilasi dan pencahayaan yang cukup untuk kapasitas 10

    orang.

  • 9

    2) Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin).

    3) Buku KIA.

    4) Lembar balik kelas ibu hamil.

    5) Buku pedoman kelas ibu hamil.

    6) Buku pegangan fasilitator.

    7) Alat peraga (KB fit, food model, boneka, dll) jika ada.

    8) Tikar/karpet.

    9) Bantal, kursi (jika ada).

    10) Buku senam hamil/CD senam (jika ada) (Kemenkes RI,

    2012).

    Khusus tempat di manapun bisa, asal sesuai dengan

    kesepakatan antara peserta dengan fasilitator (Kemenkes RI,

    2012).

    c. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil

    Beberapa persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan

    (Kemenkes RI, 2012) :

    1) Mendata semua ibu hamil yang ada di wilayah tersebut

    untuk mengetahui banyaknya ibu hamil dan usia

    kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta.

    2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu

    hamil.

    3) Menyiapkan dan mempelajari materi, mempersiapkan alat

    bantu penyuluhan, serta jadwal pelaksanaan kelas ibu

    hamil.

    4) Mengundang dan mempersiapkan peserta kelas ibu hamil

    yang terdiri dari ibu hamil dengan usia kehamilan 5 sampai

    7 bulan.

    5) Mempersiapkan fasilitator dan narasumber.

  • 10

    d. Pelaksanaan kelas ibu hamil

    Pelaksanaan tergantung kesepakatan antara peserta dengan

    fasilitator, dan sesuai dengan tahapan pelaksanaan (Kemenkes

    RI, 2012).

    e. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

    1) Monitoring

    Monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan

    dan pencapaian serta melihat masalah yang ada dalam

    pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasilnya akan menjadi acuan

    untuk memperbaiki kelas ibu selanjutnya (Kemenkes RI,

    2012).

    Hal-hal yang perlu diperhatikan :

    a) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta,

    dan keaktifan bertanya).

    b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar).

    c) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi,

    penggunaan alat bantu, membangun suasana belajar

    aktif).

    d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif).

    2) Evalusi

    Evaluasi dilakukan oleh pelaksana setiap selesai

    pertemuan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas

    Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-

    sama misal 1 tahun sekali (Kemenkes RI, 2012).

    Bahan yang digunakan untuk mengevaluasi kelas ibu

    hamil adalah hasil dari pretest dan posttest. Hasilnya

    digunakan untuk melihat seberapa besar pengetahuan ibu

    hamil dan perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan kelas

    ibu hamil (Kemenkes RI, 2012).

  • 11

    3) Pelaporan

    Pelaporan dilakukan setiap selesai pertemuan secara

    berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan

    pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas Dinas Kesehatan

    Kabupaten Dinas Kesehatan Propinsi Departemen

    Kesehatan (Kemenkes RI, 2012).

    5. Kegiatan pelaksanaan

    Kelas ibu hamil dilaksanakan 3 kali pertemuan selama hamil

    atau sesuai kesepakatan. Setiap pertemuan, materi tetap diutamakan

    tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil (Kemenkes

    RI, 2012).

    Pertemuan ditutup dengan senam hamil dan diharapakan ibu

    hamil dapat mempraktekannya di rumah. Waktu pertemuan 120 menit

    dengan diselingi 10-15 menit pada akhir pertemuan dengan senam

    hamil (Kemenkes RI, 2012).

    Materi-materi yang disampaikan (Kemenkes RI, 2012):

    a. Pertemuan I

    1) Penjelasan kelas ibu hamil secara umum.

    2) Kehamilan dan perubahan tubuh selama kehamilan

    (perubahan tubuh ibu selama kehamilan, keluhan umum

    saat hamil dan cara mengatasinya, pemeriksaan kehamilan,

    pengaturan gizi).

    3) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi

    kehamilan, hubungan suami istri, obat yang boleh

    dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan,

    perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

    dengan stiker).

    b. Pertemuan II

    1) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya pada

    persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), proses

    persalinan).

  • 12

    2) Perawatan nifas (hal yang dilakukan ibu nifas agar dapat

    menyusui eksklusif, cara menjaga kesehatan ibu nifas,

    tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca

    salin).

    c. Pertemuan III

    1) Perawatan bayi (perawatan bayi baru lahir, pemberian K1

    injeksi pada bayi baru lahir, tanda bahaya bayi baru lahir,

    pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi

    pada bayi baru lahir).

    2) Mitos (penggalian dan pelurusan mitos yang berakitan

    dengan kesehatan ibu dan anak).

    3) Penyakit menular (infeksi menular seksual (IMS),

    informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan

    malaria pada ibu hamil).

    4) Akte kelahiran (pentingnya akte kelahiran).

    6. Penilaian kelas ibu hamil

    Peserta kelas ibu hamil akan diberi kuisioner yang berjumlah 10

    soal. Setiap soal mempunyai jawaban benar yang berbeda-beda, ada

    yang hanya satu jawaban benar, ada juga yang jawabannya a, b, c, d

    semuanya benar. Untuk menilai masing-masing soal menggunakan

    rumus (Kemenkes RI, 2012) :

    N=

    Contoh :

    1) Soal nomor 1, jawaban benaar adalah D. Peserta menjawab D

    berarti peserta menjawab benar, maka nilai untuk nomor 1

    adalah :

    Nomor 1 =

  • 13

    2) Soal nomor 2, jawaban benar adalah ABC. Peserta menjawab

    AC, yang berarti peserta hanya benar menjawab 2 pilihan, maka

    nilai untuk nomor 2 adalah :

    Nomor 2 =

    7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas ibu hamil

    a. Motivasi

    Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang

    menyebabkan seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai

    tujuan. Tanpa adanya motivasi, manusia sangat sulit untuk

    berpartisipasi dalam kegiatan (Notoatmodjo, 2012).

    b. Komunikasi

    Komunikasi adalah hubungan seseorang yang saling

    bertukar pikiran/menyampaikan informasi yang menyebabkan

    saling mengerti dan adanya persamaan sikap, sehingga dapat

    merubah sikap (Maulana, 2009).

    Contoh komunikasi adalah media massa seperti TV, film,

    koran, majalah (Notoatmodjo, 2012).

    c. Kooperasi

    Kerjasama antara peserta dengan fasilitator kelas ibu hamil

    akan membuat kelas ibu hamil tersebut menjadi lebih efektif

    (Notoatmodjo, 2012).

    d. Mobilisasi

    Kelas ibu hamil tidak hanya terbatas pada tahap

    pelaksanaannya. Tetapi juga berlanjut monitoring dan evaluasi

    agar kelas ibu hamil yang selanjutnya akan lebih baik lagi

    (Notoatmodjo, 2012).

    7. Kehamilan

    a. Pengertian Kehamilan

    Kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dengan ovum

    yang selanjutnya akan menjadi nidasi atau implantansi.

    Kehamilan dikatakan normal, jika berlangsung 40 minggu atau

  • 14

    10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender gestasional

    (Prawirohardjo, 2008).

    b. Perubahan Fisiologis ibu hamil

    1) Alat genitalia

    a) Uterus

    Perubahan yang terjadi pada uterus adalah

    besarnya yang mencapai 1000 kali sebelum hamil,

    beratnya 30 kali lebih berat, dan kapasitas isinya 5

    liter (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    Perubahan lainnya adalah aliran darah

    uteroplasenta yang meningkat menjadi 450-800

    /menit pada kehamilan tunggal (Mandala and Osol,

    2009).

    b) Vagina dan serviks

    Wanita hamil biasanya akan mengeluhkan

    keputihan tidak disertai panas dan gatal akibat

    peningkatan sekresi serviks yang distimulasi oleh

    estrogen (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    Dalam kehamilan, serviks akan menjadi lunak,

    disebabkan adanya perubahan jumlah dan jenis

    kolagen dan terdapat penurunan ekspresi 2-protein

    matricellular thrombospondin serta tenascin C

    (Mahendroo et al, 2011). Perubahan struktur dan

    komposisi dari Extracelullar Matrix (ECM) yang

    terdiri dari kolagen fibril, elastin, protein, matriks

    selular, proteoglikan, dan Glukosaminoglikan (GAG)

    dapat mengakibatkan perlunakan serviks (Akgul et

    al, 2012).

    c) Ovarium

    Terdapat regeresi korpus luteum pada minggu

    ke-8 yang menyebabkan ovarium menjadi inaktif

  • 15

    karena adanya penekanan pada hormon pituitaria oleh

    hormon estrogen dan progesteron plasenta

    (Siswodrmo and Emilia, 2008).

    d) Payudara

    Payudara membesar karena proliferasi asini

    maupun duktus laktiferus dan pertumbuhan dipicu

    oleh estrogen dan prolaktin. Kulit pada payudara akan

    timbul striae dan vena yang membesar serta pada

    aerola dan papila mamae tampak hiperpigmentasi

    (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    2) Sistem Endokrin

    a) Estrogen

    Kadar estrogen plasenta naik kira-kira 100 kali

    selama kehamilan dan pada akhir kehamilan

    (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    b) Progesteron

    Produksi progesteron naik menjadi kira-kira 250

    mg/hari yang menyebabkan tonus otot polos menurun

    dan juga diuresis (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    c) Human Chrorionic Gonadotropin (HCG)

    Hormon terdeteksi beberapa hari setelah

    pembuahan dan merupakan dasar tes kehamilan.

    Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah

    konsepsi. HCG berfungsi untuk mempertahankan

    korpus luteum (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    d) Human Plaental Lactogen (HPL)

    Produksi terus naik dan pada saat aterm

    mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormon

    pertumbuhan (Siswodarmo and Emilia, 2008).

  • 16

    e) Pituitary Gonadotropin

    Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan

    Luteinizing Hormone (LH) berada dalam kadar yang

    rendah saat kehamilan (Siswodarmo and Emilia,

    2008).

    f) Prolaktin

    Produksi terus meningkat akibat dari kadar

    estrogen yang meningkat (Siswodarmo and Emilia,

    2008).

    g) Tiroksin

    Terdapat hipertrofi kelenjar tiroid dan

    peningkatan produksi T4. Namun, T4 bebas relatif

    tetap karena thyroid binding globulin tinggi akibat

    tingginya kadar estrogen (Siswodarmo and Emilia,

    2008).

    h) Aldosteron, Renin, dan Angiotensin

    Pada kehamilan hormon ini tinggi dan

    menyebabkan naiknya volume intravaskuler

    (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    3) Sistem kardiovaskuler

    Saat hamil, volume darah dan curah jantung

    meningkat 30-50% serta terdapat peningkatan aliran darah

    ke uterus mencapai 500 mL/menit. Tekanan arteri menurun

    karena pengaruh dari penurunan resistensi vaskuler (Brooks

    et al, 2010).

    4) Sistem respirasi

    Volume tidal meningkat secara progresif selama

    kehamilan dengan peningkatan pergerakan diafragma. Serta

    terdapat penurunan Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) dan

    Kapasitas Residu Fungsional (KRF) yang meyebabkan

  • 17

    pengosongan paru lebih cepat sehingga mudah terkena

    hipoksia (Dasgupta et al, 2011).

    Pada ibu hamil biasanya terdapat alkalosis

    respiratorik. Hal ini disebabkan adanya sedikit peningkatan

    tekanan parsial oksigen dalam arteri (PaPO2) dan penurunan

    karbondioksida (CO2). Namun dapat dikompnesasi oleh ibu

    hamil melalui peningkatan ekskresi bikarbonat melalui urin

    (Dasgupta et al, 2011).

    5) Urinaria

    Kehamilan menyebabkan perubahan bentuk dari

    ginjal, ukuran ginjal menjadi lebih besar 1 cm. Selain

    bentuknya, terdapat perubahan pada glomerulus, tubulus

    dan keseimbangan elektrolit (Hladunewich and Odutayo,

    2012).

    Pada glomerulus, terjadi perubahan hemodinamik

    yaitu vasodilatasi akibat pengaruh dari relaxin dan Nitric

    Oxide (NO). Selain itu, terdapat peningkatan aliran plasma

    ginjal (RPF) serta Kecepatan Filtrasi Glomerulus (GFR)

    (Hladunewich and Odutayo, 2012).

    Fungsi tubulus dalam kehamilan yang berubah adalah

    penurunan reabsorpsi tubuler sehingga menyebabkan

    peningkatan ekskresi glukosa, asam amino dan protein

    (Hladunewich and Odutayo, 2012).

    Peningkatan sodium total, potasium, penurunan

    Antidiuretic Hormone (ADH), dan ekspansi volume plasma

    mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam sistem

    urinaria (Hladunewich and Odutayo, 2012).

    6) Metabolisme

    a) Lemak

    Serum lipid meningkat selama kehamilan,

    trigliserid meningkat sampai 2 4 kali lipat,

  • 18

    kolesterol total meningkat 25-50%, dan Low-Density

    lipoprotein (LDL) meningkat 50% (Arany and Liu,

    2014).

    b) Karbohidrat

    Kehamilan bersifat diabetik karena pada

    kehamilan glukosa merupakan substrat yang

    dibutuhkan oleh janin yang dapat menjaga kandungan

    asam amino untuk pertumbuhan janin (Arany and Liu,

    2014).

    Pada wanita hamil akan ditemui glukosuria

    karena naiknya kecepatan filtrasi glomerulus dan

    menurunnya reabsorbsi oleh tubulus (Siswodarmo

    and Emilia, 2008).

    c) Air

    Akumulasi air di darah, plasenta uterus

    mencapai 3 Liter. Janin, plasenta, dan air ketuban

    mengandung 3,5 Liter, sehingga kelebihan air rata-

    rata adalah 6,5 Liter (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    d) Protein

    Janin dan plasenta aterm mengandung 500 gram

    protein. Dalam darah ibu hamil terdapat kenaikan

    albumin dan fibrinogen, sedikit penurunan IgA, IgM,

    dan IgG (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    c. Tanda dan gejala kehamilan

    Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu

    (Siswodarmo and Emilia, 2008) :

    1) Tanda kehamilan tidak pasti

    Tanda yang muncul karena perubahan fisiologis pada

    ibu/seseorang yang terindikasi hamil (Prawirohardjo, 2008).

  • 19

    a) Amenorea (tidak haid)

    Amenorea dikarenakan saat hamil dinding

    uterus tidak dilepaskan. Namun, amenorea belum

    tentu tanda pasti kehamilan karena amenorea bisa

    terjadi pada penyakit kronis, tumor hipofisis,

    malnutrisi, dan gangguan emosi pada ibu yang sama

    sekali tidak ingin hamil/ yang ingin sekali hamil

    (Prawirohardjo, 2008).

    b) Mual dan muntah

    Mual dan muntah umunya dimulai pada usia

    kehamilan 9-10 minggu (Manuaba et al, 2009).

    Biasanya mereda pada usia kehamilan melewati 17

    minggu (Norwitz and Schorage, 2008).

    Mual dan muntah dikarenakan tingginya

    hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)

    yang mempengaruhi tingginya hormon estrogen dan

    penurunan hormon serotonin. Penurunan hormon

    serotonin ini yang menyebabkan mual dan muntah

    (Manuaba et al, 2009).

    c) Konstipasi

    Akibat peningkatan progesteron dan estrogen

    yang menyebabkan peningkatan waktu transit usus.

    Selain itu, dapat disebabkan oleh penurunan aktivitas

    ibu hamil, penurunan kadar motilin, peningkatan

    natrium kolon dan suplemen zat besi rutin (Longo et

    al, 2010).

    d) Mamae menjadi tegang

    Timbul karena rangasangan dari hormon

    progesteron, estrogen dan Human Chorionic

    Somatotropin (HCS) (Prawirohardjo, 2008).

    e) Sering miksi

  • 20

    Ibu hamil sering miksi dikarenakan 3 hal :

    Pertama, pada wanita hamil Laju Filtrasi Glomerulus

    (LFG) meningkat sebanyak 50% (Norwitz and

    Schorage, 2008). Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

    yang meningkat menyebabkan peningkatan kecepatan

    ekskresi air dan elektrolit (Guyton and Hall, 2012).

    Kedua, kemampuan reabsorpsi tubulus ginjal

    untuk natrium, klorida, dan air meningkat 50% akibat

    peningkatan hormon steroid oleh plasenta dan korteks

    adrenal. Ketiga, peningkatan aliran plasma ginjal

    (Guyton and Hall, 2012).

    f) Pigmentasi

    Peningkatan hormon estrogen dan progesteron

    menstimulasi Melanocyte Stimulating Hormone

    (MSH) (Norwitz and Schorage, 2008).

    Setelah usia kehamilan 16 minggu pigmentasi

    mulai muncul (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    g) Perubahan payudara

    Muncul tuberkel Montgomery yang menonjol

    akibat adanya stimulasi dari prolaktin dan Human

    Placental Lactogen (HPL) terjadi pada usia kehamilan

    6-8 minggu (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    h) Perubahan berat badan

    Terdapat penurunan berat badan akibat

    menurunnnya nafsu makan dan muntah-muntah pada

    usia kehamilan 2-3 bulan (Siswodarmo and Emilia,

    2008).

    i) Perubahan temperatur basal

    Suhu tubuh meningkat selama 3 minggu

    (Siswodarmo and Emilia, 2008).

  • 21

    j) Pembesaran uterus

    Dirangsang oleh estrogen dan progesteron yang

    menyebabkan hipertrofi sel-sel otot (Cunningham et

    al, 2013).

    k) Tanda Hegar

    Tanda Hegar adalah perlunakan dan

    kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung jari satu

    dengan ujung jari yang lain dapat dipertemukan

    dengan menekan ismus dari arah yang berlawanan

    (Prawirohardjo, 2008).

    l) Tanda Chadwick

    Mukosa vagina tampak berwarna merah

    keunguan atau hitam kebiruan akibat kongesti

    (Dorland, 2010).

    m) Tanda Goodell

    Serviks uteri menjadi lunak (Dorland, 2010).

    n) Tanda Piskacek

    Korpus uteri mengalami pembesaran yang

    asimetris akibat pembesaran uterus yang hamil di

    kornu (Dorland, 2010).

    o) Tanda Braxton Hicks

    Karena adanya pembesaran uterus pada wanita

    hamil yang menyebabkan peregangan miometrium

    (Prawirohardjo, 2008).

    2) Tanda pasti kehamilan

    a) Denyut Jantung Janin

    (1) Dapat didengar dengan stetoskop-monoral

    Laennec pada minggu 17-18 dan alat Doppler

    sekitar minggu ke-12.

    (2) Dapat dilihat dengan ultrasonografi.

  • 22

    (3) Dapat dimonitori dengan feto-elektro

    kardiogram

    Menggunakan alat fetalcardiography pada

    minggu 12 (Siswodarmo and Emilia, 2008).

    Alat ini terdapat suatu elektroda, elektroda

    tersebut dipasang pada kulit kepala janin dan

    dihubungkan dengan lempeng pada tungkai

    atas. Hasil akan dimonitor melalui amplifier dan

    dihitung menggunakan kardiotakometer dan

    kemudian direkam (Manuaba et al, 2007).

    b) Gambaran sonogram janin

    Ultrasonografi (USG) yaitu alat diagnostik yang

    digunakan untuk mempelajari bentuk dan fungsi suatu

    organ berdasarkan gambaran eko dengan

    menggunakan gelombang ultrasonik yang dipantulkan

    oleh organ (Prawirohardjo, 2008).

    Selain sebagai alat tanda pasti kehamilan,

    ultrasound juga dapat menilai komplikasi kehamilan

    dini, deteksi kehidupan janin, dan menentukan lokasi

    Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) pada

    kehamilan muda (Wirakusumah, 2012).

    c) Gerakan janin.

    C. Peranan Kelas Ibu Hamil terhadap Tingkat Pengetahuan

    Kelas ibu merupakan salah satu contoh dari penyuluhan kesehatan,

    dimana ibu hamil yang datang akan diberi pengetahuan seputar kehamilan

    (Notoatmodjo, 2011). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan

    dengan menyebar pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak

    hana tahu, mengerti, dan sadar tetapi juga mampu melaksanakan apa yang

    dianjurkan tenaga kesehatan (Cholishiyanna, 2011). Penelitian yang

    dilakukan oleh Kusuma dan Pangesti, kelas ibu dapat meningkatkan

    pengetahuan ibu hamil dilihat dari tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum

  • 23

    mengikuti kelas adalah rendah (100%) dan ibu hamil yang telah mengikuti

    program kelas ibu adalah tinggi (100%) (Kusuma and Pangesti, 2013).

    Ibu hamil yang datang ke kelas ibu akan mendapatkan informasi

    tentang kehamilan. Ibu hamil akan melalui tingkatan pertama yaitu tahu

    (know) yang terdapat proses menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan

    dan menyatakan apa yang telah didapat. Setelah ibu hamil tahu, informasi

    tersebut akan dipahami dengan menjelaskan, menyebutkan contoh, dan

    menyimpulkan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Malo,

    ibu hamil baru mencapai tingkat memahami dan belum mencapai tingkat

    evaluasi (Malo et al, 2012). Kesimpulan tersebut yang akan menjadi

    pengetahuan baru dan menjadi tambahan pengetahuan yang meningkatkan

    pengetahuan ibu hamil (Notoatmodjo, 2011).

    Kelas ibu hamil dipengaruhi oleh motivasi, komunikasi, kooperatif,

    dan mobilisasi. Adanya motivasi membuat ibu hamil rutin dalam

    menghadiri kelas ibu yang mempengaruhi pemahaman dari ibu hamil.

    Motivasi yang ada dalam diri ibu hamil akan membuat ibu hamil mudah

    menerima dan memahami materi tersebut, hal in akan membuat ibu hamil

    menjadi kooperatif dalam mengikuti kelas. Selain itu, komunikasi juga

    dapat mempengaruhi kelas ibu karena, jika komunikasi yang diberikan tidak

    efektif maka responden tidak akan merespon informasi dengan baik

    (Notoatmodjo, 2011).

    Jadi, jika ibu hamil mempunyai motivasi tinggi untuk datang dan

    terdapat komunikasi yang efektif, maka akan timbul kooperatif antara ibu

    hamil dan fasilitator, ditambah dengan adanya mobilisasi. Maka, kelas ibu

    hamil dapat berjalan dengan efektif (Notoatmodjo, 2011).

    Dalam pengetahuan, jika seseorang mempunyai pendidikan tinggi

    maka akan banyak mendapatkan informasi dan semakin banyak

    pengetahuan yang didapat. Hal itu dapat dilihat dari penelitian yang

    dilakukan oleh Mato, bahwa dalam penelitiannya responden berpendidikan

    terakhir SMP dan SMA dengan hasil tingkat pengetahuan kurang (76%) dan

    baik (12%) (Mato et al, 2013). Informasi tersebut dapat diperoleh secara

  • 24

    interpersonal atau melalui media masa. Selain itu juga didukung oleh

    lingkungan disekitarnya, jika lingkungan mendukung maka akan mudah

    informasi tersebut diterima. Sosial dan budaya dapat mempengaruhi

    pengetahuan karena adanya kebiasaan dan tradisi yang dapat menambah

    informasi seseorang. Ketersediaan fasilitas dari segi ekonomi juga dapat

    mempengaruhi pengetahuan. Dalam segi usia, semakin bertambah usia

    semakin bertambah pola pikir dan daya tangkap seseorang serta semakin

    banyak informasi yang didapat dari pengalaman sebelumnya sehingga

    pengetahuannya akan bertambah (Budiman and Riyanto, 2013).

  • 25

    D. Kerangka Pikir

    Gambar 1.1 Kerangka Pikir

    Keterangan :

    : diteliti

    : tidak diteliti

    Kelas Ibu hamil

    Penyampaian Pengetahuan

    Tahu (know)

    (menyebutkan, menguraikan,

    mendefinisikan, menyatakan)

    Memahami

    (menjelaskan, menyebutkan

    contoh, menyimpulkan)

    Peningkatan Pengetahuan

    1. Motivasi

    2. Komunikasi

    3. Kooperasi

    4. Mobiliisasi

    1. Pendidikan

    2. Pengalaman

    3. Paparan

    media masa

    4.Sosial, Budaya,

    ekonomi

    5. Pengalaman

    Merubah sikap dan perilaku

    ibu hamil

    Menurunkan Angka Kematian

    Ibu (AKI)

  • 26

    E. Hipotesis

    Tingkat pengetahuan ibu hamil setelah mengikuti kelas ibu lebih

    tinggi dibandingkan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum mengikuti kelas

    ibu.