bab-ii

35
BAB II Jump 1 : Mekoneum : tinja pertama bayi yang baru lahir, terbuat dari cairan ketuban, lendir, lanugo, empedu, dsb. (Yoland) Resusitasi : Prosedur pada pasien yang tak bias bernapas spontan, agar fungsi pernapasan kembali normal. Agar ventilasi kuat untuk menyalurkan oksigen kepada jantung dan otak. TORCH : pemeriksaan untuk Toxoplasma, Other (syphilis, hepatitis, dsb), Rubella, CMV dan HSV Ventilasi tek (+) : Bagian dari tindakan resusitasi dengan tekanan positif (tekanan di luar melebihi tekanan di paru) bertujuan membuka alveoli bayi. Pada orang dewasa di hyperbaric chamber. Ketuban : Cairan tidak keruh mengelilingi fetus selama kehamilan. 98% air, berisi bahan organic, sel epithel, garam anorganic. APGAR score : Pemeriksaan kondisi umum pada bayi yang mencakup Appearance, Pulse, Grimace, Activity dan Respiration Jump 2 :

Upload: ilham-ramadhan

Post on 30-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan tutorial pediatri

TRANSCRIPT

BAB IIJump 1 :Mekoneum : tinja pertama bayi yang baru lahir, terbuat dari cairan ketuban, lendir, lanugo, empedu, dsb. (Yoland)Resusitasi : Prosedur pada pasien yang tak bias bernapas spontan, agar fungsi pernapasan kembali normal. Agar ventilasi kuat untuk menyalurkan oksigen kepada jantung dan otak.TORCH : pemeriksaan untuk Toxoplasma, Other (syphilis, hepatitis, dsb), Rubella, CMV dan HSVVentilasi tek (+) : Bagian dari tindakan resusitasi dengan tekanan positif (tekanan di luar melebihi tekanan di paru) bertujuan membuka alveoli bayi.Pada orang dewasa di hyperbaric chamber.Ketuban : Cairan tidak keruh mengelilingi fetus selama kehamilan. 98% air, berisi bahan organic, sel epithel, garam anorganic.APGAR score : Pemeriksaan kondisi umum pada bayi yang mencakup Appearance, Pulse, Grimace, Activity dan Respiration

Jump 2 :1. Apa makna warna ketuban keruh? Apa makna tidak ada mekoneum?2. BB, panjang bayi, dll bayi normal3. Mengapa bayi tak bernapas saat lahir? Mengapa tonus otot kurang baik?4. Hubungan kondisi bayi dengan riwayat ibu demam + ketuban pecah 24 jam?5. Prosedur, indikasi dan pemberian resusitasi neonates6. APGAR scoring?7. Hubungan usia ibu dengan keadaan bayi8. Indikasi lab (TORCH, HbsAg, gula darah)9. Indikasi, KI dari rawat gabung, asuhan pasca persalinan, ASI

Jump IIIA. EmbriologiKehidupan janin di dalam rahim ibu (intrauterus) dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan yaitu fase germinal, embrional dan fetus (janin) : 1. Fase Germinal Berlangsung pada waktu 10 -14 hari setelah pembuahan. Zigot (hasil pembuahan) berkembang cepat 72 jam setelah pembuahan, membelah diri menjadi 32 sel dan sehari kemudian sudah 72 sel. Pembelahan ini berlangsung terus sampai menjadi 800 milyar sel atau lebih, dan dari sinilah manusia tumbuh berkembang. Dalam fase germinal ini terbentuklah saluran yang menempel pada uterus yang dicapai selama 3-4 hari yang kemudian berubah bentuk menjadi blastocyst yang terapung bebas dalam uterus selama satu atau dua hari. Beberapa sel sekitar pinggiran blastocyst membentuk piringan embrionik (embryonic disk) merupakan massa sel yang tebal dan dari sinilah bayi akan tumbuh. Massa ini mengalami deferensiasi menjadi tiga lapisan, bagian atas yaitu ektoderm, bagian bawah endoderm dan lapisan tengah mesoderm. a. Ektoderm Lapisan ini nantinya akan membentuk lapisan kulit luar, kuku, rambut gigi, organ perasa dan system syaraf termasuk otak dan sumsum tulang belakang. b. Endoderm Lapisan bagian bawah ini akan membentuk system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, system pernafasan. c. Mesoderm Lapisan tengah (mesoderm) merupakan lapisan yang akan berkembang dan berdeferensiasi menjadi lapisan kulit bagian dalam, urat daging, kerangka, sistem ekskresi dan system sirkulasi. Gambar 2.1 berikut menunjukkan proses pembuahan sampai terjadi impalantasi di dalam rahim ibu. Gambar 2.1 Representase diagramatis siklus ovarium;mulai dari pembuahan sampai implantasi Bagian lain dari blastocyst tumbuh menjadi plasenta, tali pusat dan kantong empedu. Pada masa ini pula yaitu pada usia embrio 4 minggu, embrio mengeluarkan hormone yang menyebabkan berhentinya siklus haid ibu. 2. Fase Embrional Berkembang mulai pada 2 8 minggu setelah pembuahan. Selama fase ini system pernafasan, pencernaan, system syaraf dan tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada periode pertumbuhan embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya. Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi karena adanya gangguan pada masa kandungan tiga bulan pertama. Selama periode pertumbuhan embrio terjadi pembelahan sel, dan relatif lebih cepat dari periode lainnya. Pertumbuhan embrio yang cepat tersebut menunjukkan kebutuhan oksigen dan zat gizi tinggi untuk setiap unit massa embrio. Hal ini menyebabkan embrio sensitif terhadap perubahan suplai gizi dan oksigen. Pada saat ketersediaan oksigen menurun atau kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan yang permanen.3. Fase Fetus (Janin)Berkembang delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang pertama mulai tumbuh dan embrio menjadi janin. Dari periode ini sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin sempurna, bagian-bagian tubuh tumbuh dengan laju yang berbeda-beda dan janin sendiri tumbuh memanjang sampai kira-kira 20 kalinya. Selama janin tumbuh dan berkembang, total cairan tubuh menurun dari 92 menjadi 72 persen. Perubahan ini diikuti oleh peningkatan protein dan lemak terutama selama dua bulan terkahir kehamilan, dimana peningkatan protein lebih banyak dari pada lemak. Selain itu pada janin terjadi pula pertambahan yang nyata pada natrium, kalsium dan besi. Natrium terutama terdapat dalam cairan ekstraseluler dan dalam tulang, sedang kalium terdapat dalam cairan intraseluler berkaitan dengan massa sel. Kegiatan janin selama dalam kandungan selain menghisap zat gizi dan bernafas, janin juga bergerak aktif seperti menyepak, berputar, melengkung dan menggenggam. Selain itu janin mampu melakukan respon terhadap rangsangan suara atau getaran. Janin juga peka terhadap kondisi kejiwaan ibunya, misalnya ibu yang mengandung merasa takut, sedih atau cemas maka janin akan melakukan gerakan-gerakan yang lebih cepat. Demikian pula apabila si ibu kelelahan. Respon tersebut diduga karena adanya perubahan sekresi kelenjar yang terjadi dalam tubuh ibunya. Sumber http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28206/3/Chapter%20II.pdfEMBRIOGENESIS Menurut Dorlands Illustrated Medical Dictionary, Embriogenesis adalah : 1.produksi dari embrio; 2.perkembangan dari individu yang baru yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadipada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia. 1. Tahap-tahap Embriogenesis a. Fertilisasi Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di daerah ampulla tuba fallopii.Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom.Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini, suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom.Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.Fase fertilisasi mencakup fase 3 fase: i. Penembusan korona radiata. Spermatozoa-spermatozoa yang mengalami kapasitasi tidak akan sulit untuk menembusnya.ii. Penembusan zona pelusida. Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein yang mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom. Hanya 1 spermatozoa diantara 200-300 juta spermatozoa yang ada di saluran kelamin yang berhasil menembus zona pelusida. Saat spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit, spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi karena aktifasi dari enzim oosit sendiri.iii. Fusi oosit dan membran plasma. Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti oosit. Perlu diketahui bahwa spermatozoa dan oosit masing-masing memiliki 23 kromosom (haploid), selama masa penyatuan masing-masing pronukleus melakukan sintesis DNA. Segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara mitosis yang normal. Dua puluh tiga kromosom dari ibu dan dua puluh tiga kromosom dari ayah membelah sepanjang sentromer, dan kromat id-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang normal.2. Pembelahan Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai pembelahan pertamanya. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel ini dikenal sebagai blastomer yang akan berbentuk seperti gumpalan yang padat. Kira-kira setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut, membelah lagi membentuk morula. Morula adalah, kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Karena sel-sel ini muncul dari pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua terdapat pada zona pelusida yang tidak ias membesar, jadi pertumbuhannya tidak banyak terlihat. Setiap sel yang baru besarnya sama dengan sel awal dan nama morula berarti mulberry, karena mirip seperti kumpulan sel-sel setengah.Sel-sel bagian dari morula merupakan massa sel dalam, sedangkan sel-sel di sekitar membentuk massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya, sementara massa sel luar akan membentuk trofoblast, yang kemudian ikut membentuk plasenta.B. FISIOLOGI FETUSa. Perkembangan sistem organdalam waktu 1 bulan setelah difertilisasi ovum, karakteristik umum dari semua organ-organ yang berbeda dari fetus telah mulai berkembang, dan selama 2-3 bulan berikutnya sebagian besar bagian-bagian organ telah selesai dibentuk.b. Sistem sirkulasijantung manusia mulai berdenyut selama minggu ke 4 setelah fertilisasi, berkontraksi dengan kecepatan 65 kali permenit. Kecepatan frekuensi jantung ini meningkat menjadi kira-kira 140 kali per menit sesaat sebelum lahir.c. Pembentukan sel-sel darahi. Pembentukan sel-sel darah berinti mulai dibentuk di yolk sac dan lapisan mesotelium plasenta sekitar minggu ke 3 perkembangan fetus.ii. Pada minggu ke 4-5 dibentuk sel darah tak berinti oleh mesenkim fetus dan endotel pembuluh darah fetus.iii. Pada minggu ke 6, hepar mulai membentuk sel-sel darah dan minggu ke 12 limpa dan jaringan limfoid mulai membentuk sel-sel darah.iv. Mulai sejak bulan ke 3, sumsum tulang menjadi sumber utama sel darah merah dan sebagian besar sel darah putih, kecuali limfosit dan sel plasma yang berlanjut diproduksi di jaringan limfoid.d. Sistem pernafasani. Tidak dapat terjadi selama kehidupan fetus, karena tidak ada udara untuk bernapas dalam kantung amnion. Namun, usaha pernafasan pertama terjadi pada akhir trimester pertama kehamilan.ii. Selama akhir bulan ke 3 dan ke 4, gerakan pernapasan benar-benar dihambat untuk alasan yang tidak diketahui.iii. Penghambatan pernafasan pada bulan-bulan berikutnya untuk mencegah terisinya paru oleh kotoran dan cairan dari mekonium yang disekresi saluran pencernaan fetus ke amnion.iv. Pada saat sampai lahir, epiter elveolar mensekresi cairan, sehingga paru hanya terisi cairan yang bersih.e. Sistem sarafi. Sebagian refleks pada fetus, termasuk medulla spinalis bahkan batang otak, terbentuk pada bulan ke 3-4 masa kehamilan. Namun fungsi-fungsi susunan saraf yang mencakup korteks serebri masih pada tahap perkembangan awal saat lahir.ii. Mielinisasi beberapa traktus utama otak baru sempurna pada kira-kira 1 tahun kehidupan post natalf. Sistem gastrointestinali. Sampai pertengahan masa kehamilan, fetus mulai mencerna dan mengabsorbsi sejumlah besar cairan amnion, dan selama 2-3 bulan terakhir, fungsi sistem gastrointestinal fetus mendekati fungsi normal pada neonates.ii. Pada saar itu, sejumlah kecil mekonium secara terus menerus dibentuk dalam traktus gastrointestinal dan disekresikan dari anus ke cairan amnion.iii. Mekonium terdiri dari residu cairan amnion yang tertelan dan sebagian dari mucus dan residu lain produk-produk ekskretoris dari mukosa dan kelenjar-kelenjar gastrointestinal.g. Ginjali. Ginjal fetus mulai mengekskresi urin pada kehamilan trimester kedua, dan urin fetus menumbang 70 80% cairan amnion.ii. Perkembangan ginjal yang abnormal atau kerusakan berat fungsi ginjal pada fetus bisa menurunkan pembentukan cairan amnion, sehingga oligohidroamnion yang bisa menyebabkan kematian pada fetus.iii. Namun, sistem control ginjal dalam mengatur keseimbangan volume cairan elektrolit ekstrasel fetus, terutama keseimbangan asam basa tidak ada, dan tidak mencapai perkembangan sempurna hingga beberapa bulan sebelum lahir.h. Metabolism fetusi. Fetus terutama menggunakan glukosa, dan punya kemampuan tinggi untuk menyimpan lemak dan protein. Sebagian besar lemak disintesis dari glukosa, bukan diabsorbsi dari darah ibu.i. Metabolism kalsium dan asam fosfati. Pada fetus, lebih kurang 22,5 gr kalsium dan 13,5 gr fosfat disimpan selama masa gestasi. Kira-kira setengah dari penyimpanan ini terjadi selama akhir minggu ke 4 masa gestasi, bersamaan dengan periode osifikasi cepat tulang-tulang fetus dan penambahan berat badan yang cepat.ii. Selama awal-awal kehamilan, tulang belum terosifikasi dan memiliki terutama matriks kartilagnosa. Foto rontgen memperlihatkan osifikasi terjadi pada kira-kira bulan ke 4 masa gestasi.j. Penumpukan zat besii. Sebagian besar besi terdapat dalam bentuk Hb, yang mulai dibentuk awal minggu ke 3 setelah fertilisasi.ii. Sejumlah kecil besi terkonsentrasi dalam endometrium progestasional uterus ibu, bahkan sebelum implantasi, dicernakan ke dalam embrio oleh sel-sel trofoblastik yang digunakan untuk pembentukan sel darah merah tahap awal.iii. Kira-kira sepertiga besi pada fetus yang berkembang sempurna disimpan di hati untuk digunakan beberapa bulan setelah lahir oleh neonates untuk penambahan pembentukan Hb.C. Kondisi umum pada neonates saat lahira. VITAL SIGNi. Denyut nadi : 120-160 kali per menitii. Tekanan darah : >60mmHg (sistolik)iii. Pernapasan : 40-60 kali per menitb. KEPALA, MATA, dan TELINGAi. Kepala1. Normal : terdapat fontanella mayor dan minor2. Variasi normal : ada caput succedaneum, yaitu kondisi membengkaknya jaringan di kulit kepala karena tekanan pada kepala fetus akibat serviks yang belum mengembang sempurna3. Abnormal : hidrocefalus atau mikrocefalus, fontanella yang tertutup, cefal hematom.ii. Mata1. Normal : tidak ada air mata, reflek retina positif, pupil sejajar dan bereaksi pada cahaya, reflek mengedip.2. Variasi normal : kelopak membengkak3. Abnormal : ada discharge, lensa mata opak, dolls eyes reflex.iii. Telinga1. Normal : reflek kaget pada suara keras, pinna yang fleksibel2. Variasi normal : kulit menggelambir disekitar atau pada telinga3. Abnormal : telinga rendah, malformasi, preaurikular sinus.

Gambar 2.1 Perkembangan sel menjadi morula3. Pembentukan blastokista,embrioblast, dan rongga amnion.Pada hari ke-4 setelah inseminasi, sel terluar dari morula yang masih diselubungi dengan zona pelucida mulai berkumpul membentuk suatu pemadatan. Sebuah rongga terbentuk pada di interior blastokista dan Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam (inner cell mass). Sel-sel embrio berkembang dari inner cell mass yang sekarang disebut embrioblast. Sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista. Zona pelusida kini sekarang sudah menghilang, sehingga implantasi bisa dimulai.Gambar 2.2 Struktur morulaPada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida yang membungkusnya. Melalui serangkaian siklus pengembangan-kontraksi embrio menembus selimut pelusida. Hal ini didukung oleh enzim yang dapat melarutkan zona pelusida pada kutub embrionik. Pelepasan embrio ini dinamakan hatching.Gambar 2.3 HatchingGambar 2.4 invasi endometrium Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu pembentukan kutub embrionik dan kutub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika meneliti blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer. Pada perkembangan hari ke-8, blastokista sebagian terbenam di dalam stroma endometrium.Pada daerah di atas embrioblast, trofoblast berdiferensiasi menjadi 2 lapisan: (a) sitotrofoblast ,(b) sinsitiotrofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan untuk menghancurkan dan mencairkan jaringan permukaan endometrium dalam masa sekresi, yaitu sel-sel decidua. Sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan hipoblast dan epiblast. Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram datar dan keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terdapat rongga kecil muncul di dalam epiblast, dan rongga ini membesar menjadi rongga amnion. Pada hari ke-9, blastokista semakin terbenam di dalam endometrium, dan luka berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin, pada masa ini terlihat proses lakunaris, dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk lakuna-lakuna yang besar. Sementara pada kutub anembrional, sel-sel gepeng bersama dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur primitif).Pada hari ke-11 dan 12, blastokista telah tertanam sepenuhnya di dalam stroma endometrium. Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan, Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler ibu.Pembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid. Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid, dan darah ibu mulai mengalir melalui system trofoblast, sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta.Semetara itu, sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari kantong kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut mesoderm ekstraembrional; di mana pada akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblast di sebelah luar dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam. Segera setelah terbentuk rongga-ronga besar di dalam mesoderm ekstraembrional, dan ketika rongga-rongga ini menyatu, terbentuklah sebuah rongga baru, yang dikenal dengan nama rongga khorion. Rongga khorion ini terbentuk dari sel-sel fibroblast mesodermal yang tumbuh disekitar embrio dan yang melapisi trofoblast sebelah dalam. Rongga ini mengelilingi kantung kuning telur primitive dan rongga amnion kecuali pada tempat cakram mudigah berhubungan dengan trofoblast melalui tangkaipeghubung.4. Cakram mudigah trilaminer Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer, terjadi proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas bawah). Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitive)pada permukaan epiblast. Selama periode ini embrio mengalami perubahan-perubahan yang cukup menonjol.Sel-sel epiblast berpindah mengikut i garis primitive untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis tersebut, sel-sel ini menjadi bentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblast dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di epiblast kemudian membentuk ectoderm. Dengan demikian epiblast, walaupun terjadi proses gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm).Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk ke dalam lubang primitif, bergerak ke depan hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm sebagai lempeng notokord. Pada perkembangan selanjutnya, lempeng ini mengelupas dari endoderm, dan terbentuklah sebuah tali padat, notokord. Notokord akan menentukan Sumbu tengah dari embrio yang akanmenentukan situasi ke depan mengenai dasar tulang belakang dan dapat menyebabkan diferensiasi dari ektoblast untuk membetuk neural plate. Karena itu, pada akhir minggu ke-3, terbentuklah 3 lapisan mudigahyang terdiri dari ectoderm, mesoderm, dan endoderm,dan berdiferensiasi menjadi jaringan dan organ-organ.

5. Masa embrionik Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8, suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis, masing-masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang masa akhir embrionik ini, sistem-sistem organ telah terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas. Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d) kulit, termasuk rambut dan kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi. Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm para aksial, intermediat, dan lempeng lateral. Mesoderm para aksial membentuk somitomer; yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen oksipital dan kauda l. Somit membentuk miotom (jaringan otot), skeletom (tulang rawan dan sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh getah bening, dan semua sel darah dan sel getah bening. Di samping itu, ia membentuk sistem kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidaktermasuk kandung kemih). Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan dari mesoderm. Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. Akhirnya, lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm. Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar melipat kearah sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arahlintang, sehingga terdapat bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21471/4/Chapter%20II.pdfFisiologi neonatusManajemen ANCPengertian antenatal carePerawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2010). Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan (Yulifah, dkk, 2009). Perawatan kehamilan merupakan suatu program berkesinambungan selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan nifas yang terdiri atas edukasi, screening, deteksi dini, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga ibu mampu merawat bayi dengan baik (Sosroatmodjo, 2010).Tujuan Antenatal careMenurut Mansjoer (2005), tujuan perawatan kehamilan adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi; meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi; mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan; mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin; mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif; mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Tujuan antenatal care pada ibu hamil meliputi mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi; mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan; mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi; membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial (Kusniyati, 2009)Jadwal pelaksanaan antenatal carePelaksanaan antenatal care dilakukan minimal 4 kali, yaitu l kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimister III. Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing- masing. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dikatakan teratur jika melakukan pemeriksaan kehamilan 4 k ali kunjungan, kurang teratur jika pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan (WHO, 2006). Kunjungan ibu hamil atau kontak ibu hamil merupakan kunjungan dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan perawatan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Kunjungan antenatal care tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak tenaga kesehatan (di posyandu, polindes/poskesdes, kunjungan rumah) dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar (Meilani,dkk, 2009).K-1 ( Kunjungan Pertama ) adalah kunjungan/ kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester pertama selama masa kehamilan yang dimaksudkan untuk diagnosis kehamilan. K-2 (Kunjungan Kedua) adalah kunjungan/ kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan atau cacat bawaan. K-3 (Kunjungan ketiga) adalah kunjungan/ kontak ketiga ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester ketiga pada masa kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai resiko kehamilan juga melihat aktivitas janin dan pertumbuhan secara klinis. K-4 (Kunjungan keempat) adalah kunjungan/ kontak keempat ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester ke tiga selama masa kehamilan pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan (Mitayani, 2009) Standar antenatal carePelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan (Depkes RI, 2010). Pelayanan antenatal care yang diberikan petugas kesehatan yang profesional pada ibu hamil sesuai dengan standar antenatal care yang telah ditetapkan dengan standar minimal 7T, meliputi :a. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan .Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Massa Indeks), dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan. Mengetahui BMI wanita hamil merupakan hal yang penting. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm (Yeyeh, 2009).b. Ukur tekanan darah Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertens i(Yeyeh, 2009).c. Ukur tinggi fundus uteriApabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus uteri memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya (Depkes RI, 2007).

d. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap.Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali. Imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua di berikan 4 minggu kemudian. e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan.Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar haemoglobin. Fe diberikan satu tablet sehari segera setelah rasa mual hialng, diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamialan (Yeyeh, 2009).f. Tes terhadap penyakit menular seksualPenyakit menular seksual (PMS) merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan gangguan pada saluran kemih dan reproduksi. Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting dilakukan karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan (Yulifah,dkk, 2009).g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukanTemu wicara dalam rangka persiapan rujukan ditujukan untuk ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang membutuhkan rujukan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan konsultasi atau melakukan kejasama penanganan (Yulifah,dkk, 2009).

Fisiologi laktasi Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai mengisabp ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga let down reflexs.Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin.Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi mengisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Sehingga dapat membantu mengurangi perdarahan walaupun kadang mengakibatkan nyeri.Manfaat ASIKomposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. 1. Manfaat ASI bagi bayi: a. ASI merupakan sumber gizi sempurna ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan).komposisi ini menyebabkan ASI mudah diserap oleh bayi.

b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi sudah dibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun, sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Di sinilah ASI berperan bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesenjangan yang mungkin timbul. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Colostrum (cairan pertama yang mendahului ASI) mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari ASI.c. ASI eklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama kehidupannya. Di dalam ASI terdapat beberapa nutrien untuk pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak ikatan panjang - antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak utama dari ASI.d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya keadaan yang disebut secure attachment. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan menjadi anak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungan dan pandai menempatkan diri. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif. akan sering dalam dekapan ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering merasakan situasi seperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan tenteram. 2. Manfaat menyusui bagi ibu: a. Mengurangi resiko kanker payudaraMenyusui setidaknya sampai 6 bulan mengurangi kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui akan terhindar dari kanker payudara sebanyak 20%-30%. Berdasarkan penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu menyusui dan 97.000 tidak menyusui kemungkinan kejadian kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui lebih dari 2 tahun ibu akan lebih jarang menderita kanker payudara sebanyak 50% (Roesli, 2007).b. Metode KB paling aman Jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu yang menyusui secara eklusif daripada yang tidak (Roesli, 2007).c. Kepraktisan dalam pemberian ASIASI dapat segera diberikan pada bayi, segar, siap pakai dan mudah pemberiannya sehingga tidak terlalu merepotkan ibu.d. EkonomisDengan memberikan ASI, ibu tidak memerlukan untuk makanan bayi sampai berumur 4-6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.