bab i tesis pemodelan kanal hf nm
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I Tesis Pemodelan Kanal HF Nm](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082614/5695cf751a28ab9b028e31f8/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HF (High Frequency) merupakan gelombang radio yang bekerja pada
frekuensi 3 sampai 30 MHz dengan panjang gelombang 100 sampai 10 m,
biasannya digunakan untuk radio komunikasi jarak jauh karena sifat
gelombangnya yang dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, Gelombang angkasa
(skywave) yang dipancarkan, tergantung pada frekuensi, waktu dan kondisi
ionosfer. Ada tiga komponen yang menentukan keberhasilan komunikasi dengan
gelombang angkasa, yaitu frekuensi, sudut elevasi, dan daya pancar [1]. frekuensi
yang dapat digunakan setiap saat tergantung pada kerapatan elektron dilapisan-
lapisan ionosfer yang berfungsi sebagai pemantulan gelombang radio HF.
Semakin tinggi frekuensi yang dapat dipantulkan untuk jarak tertentu, ada batasan
frekuensi yang dipantulkan, biasa disebut dengan MUF (Maximum Usable
Frequency) [4].
Skip zone adalah daerah yang tidak dapat dijangkau oleh pancaran radio
karena jaraknya terlalu dekat untuk suatu frekuensi tertentu, sehingga pancaran
gelombang radio skip ke angkasa luar.
Komunikasi radio HF NVIS (Near Vertical Incident Skywave) mampu
mengatasi skip zone sehingga tidak mempengaruhi kwalitas pancaran, apakah
berada dilemba, rawa, pantai, dikelilingi genangan air (banjir), padang rumput,
hutan lebat, lereng gunung dan sebagainnya. Dalam pemodelan kanal radio HF
NVIS, didapatkan hasil pengukuran dan karekteristik data statistic kemudian dari
data pengukuran tersebut, di pemodelkan terhadap pemakaian kanal dalam
domain frekuensi [2].
NVIS adalah pemantulan satu kali oleh lapisan F/F2 ionosfer, dengan
pancaran (sinyal) radio untuk komunikasi HF dengan sudut pancaran (Take off
atau Elevation Angle) yang nyaris tegak lurus (Near Vertical) ke atas mendekati
900, (Gambar 1.1), Hasil pantulannya mempunyai sudut bervariasi, dengan
1
![Page 2: BAB I Tesis Pemodelan Kanal HF Nm](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082614/5695cf751a28ab9b028e31f8/html5/thumbnails/2.jpg)
cakupan jarak komunikasi sampai 300 km (Gambar 1.2). metode ini sangat
berguna di daerah hutan, pengunungan dan daerah terpencil [3].
Ionosfer
N V I S
PengununganPengunungan
300 Km300 Km 200 Km 200 Km100 Km 100 Km
Gambar 1. 1 Near Vertical Incident Skywave.
Dalam penelitian ini penulis akan mengusulkan bagaimana pemodelan
kanal radio HF NVIS pada sistem komunikasi HF didaerah khatulistiwa.
Sebelumnya penelitian yang berhubungan dengan NVIS yaitu pada awal tahun
90-an pada tingkat internasional, Patricia Gibbons (WA6UBE) mensosialisasikan
NVIS dilingkungan amatir, dan pada tahun 1995 Mayor Edward J. Farmer
(AA6ZM) menyampaikan artikelnya tentang (NVIS: Near Vertical Incidence). Di
indonesia pada tahun 2006 bulan juli dilawang jawa timur, komunikasi radio HF
NVIS secara tidak sadar sudah digunakan, oleh para amatir radio untuk membantu
penanganan korban bencana alam [4].
Indikator yang digunakan untuk mengukur kendala sistem komunikasi HF
yang diusulkan adalah pemodelan kanal pada radio HF yang dipengaruhi oleh
gangguan fading pada propagasi NVIS. Peningkatan jumlah pengguna Pada kanal
radio HF NVIS akan berdampak terpenuhinya bandwith, sendangkan bandwith
yang disediakan terbatas. Untuk itu diperlukan sebuah pemodelan kanal HF NVIS
dengan meningkatkan efisiensi kanal sehingga jumlah pengguna radio kanal HF
NVIS dapat ditingkatkan.
Fading merupakan gangguan komunikasi yang gejalanya dapat dirasakan
oleh penerima akibat adanya ketidak tetapan (fluktuasi) level daya sinyal yang
diterima oleh receiver. Fading terjadi akibat proses propagasi dari gelombang
radio, meliputi pembiasan, pantulan, difraksi, hamburan, redaman, dan ducting.
Pengaruh fading terhadap sinyal yang di terima dapat memperkuat ataupun
2
![Page 3: BAB I Tesis Pemodelan Kanal HF Nm](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082614/5695cf751a28ab9b028e31f8/html5/thumbnails/3.jpg)
memperlemah, tergantung besar fasa dari resultan sinyal langsung dan sinyal tidak
langsung [5].
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah NVIS dapat mengatasi skip zone.
2. Bagaimana pengaruh ketinggian ionosfir terhadap waktu pada kinerja
NVIS.
3. Bagaimana bentuk pemodelan kanal pada NVIS dengan kondisi
atmosfir yang berubah ubah.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitiaan ini adalah melakukan pengukuran kanal
menggunakan teknik NVIS dari radio komunikasi kanal HF NVIS didaerah
khatulistiwa. Selain itu dapat mengkarakterisasi kanal NVIS diwaktu kondisi
atmosfir yang berubah ubah.
1.4 Batasan Masalah
1. Pada penelitiaan ini antena yang digunakan adalah antena ICOM tipe
MN-100.
2. Frekuensi yang digunakan 3,5 MHz, 7 MHz dan 14 MHz.
3. Menggunakan pseudo-random binary sequence (PRBS) sebagai
pembangkit sinyal dengan perangkat Universal Software Radio
Peripherals (USRP).
4. Sistem pengukuran komunikasi radio kanal HF NVIS ini
memperhatikan gangguan pada kondisi waktu pada atmosfir.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membentuk pemodelan kanal pada radio
HF NVIS yang dapat diterapkan dalam sistem komunikasi untuk daerah
khatulistiwa.
3
![Page 4: BAB I Tesis Pemodelan Kanal HF Nm](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082614/5695cf751a28ab9b028e31f8/html5/thumbnails/4.jpg)
1.6 Sistematika Penulisan Tesis
Penelitian dipaparkan dalam buku tesis ini, disajikan dalam lima bab,
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mengandung hal hal berikut diantaranya latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Bab ini menyampaikan dasar teori. Dengan menjelaskan kegunaan pada
NVIS dari sistem propagasi menggunakan skywave hingga pemodelan kanal pada
sistem komunikasi HF
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian. Perangkat pengukuran
dan frekuensi yang digunakan yaitu 3,5 MHz, 7 MHz dan 14 MHz.
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dari data pengukuran kanal HF NVIS
surabaya Trenggalek pada waktu pagi, siang, sore dan malam terhadap respon
implus.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari tesis ini.
pulan dan saran dari tesis ini.
4