bab i promkes

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang dinamis, sistematis, dan  berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Dinkes Riau, 2013). Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam  Millennium Development Goals (MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan  Human Immunodeficiency Virus-  Acquired Immunodeficiency syndrome (HIV-AIDS), Tuberkulosis (TB), dan Malaria serta penyakit menular lainnya, dan yang tidak terkait langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan  perempuan. Tujuan dari komitmen internasional terkait berbagai aspek kesehatan yang diupayakan di Indonesia belum sepenuhnya mencapai target yang diharapkan. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan masih terdapatnya berbagai  permasalahan kesehatan yang belum tertuntaskan. Prevalensi angka penyakit menular di Indonesia seperti kasus malaria mencapai 1.9%, prevalensi TB sebesar 0.4%, prevalensi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 25%, prevalensi hepatitis 1.2%, dan prevalensi diare 7%. Provinsi Riau memiliki prevalensi TB sebesar 51.1 per 100.000 penduduk. Angka prevalensi penyakit menular ini khususnya malaria dan TB harus dihentikan untuk tercapainya target MDGs. Kesehatan ibu juga merupakan faktor penting dalam pembangunan bidang kesehatan. Tolak ukur kesehatan ibu diukur dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Effendi & Makhfudli, 2009). Angka kematian ibu di Indon esia mengalami peningkatan jika dibandingkan antara tahun 2007 dan 2012. Tahun 2007 AKI mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Provinsi Riau memiliki AKI yang tinggi yaitu 112.7 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Riau, 2012). Angka ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup. Permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat terkait hal di atas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya bibit penyakit, lingkungan yang

Upload: dita-purnamasari

Post on 16-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Bab i Promkes

    1/4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPembangunan kesehatan merupakan hal yang dinamis, sistematis, dan

    berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

    sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Dinkes

    Riau, 2013). Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen

    internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs) dengan

    tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian

    anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan Human Immunodeficiency Virus-

    Acquired Immunodeficiency syndrome (HIV-AIDS), Tuberkulosis (TB), dan Malariaserta penyakit menular lainnya, dan yang tidak terkait langsung yaitu menanggulangi

    kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan

    perempuan.

    Tujuan dari komitmen internasional terkait berbagai aspek kesehatan yang

    diupayakan di Indonesia belum sepenuhnya mencapai target yang diharapkan. Hasil dari

    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan masih terdapatnya berbagai

    permasalahan kesehatan yang belum tertuntaskan. Prevalensi angka penyakit menular di

    Indonesia seperti kasus malaria mencapai 1.9%, prevalensi TB sebesar 0.4%, prevalensi

    infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 25%, prevalensi hepatitis 1.2%, dan prevalensi

    diare 7%. Provinsi Riau memiliki prevalensi TB sebesar 51.1 per 100.000 penduduk.

    Angka prevalensi penyakit menular ini khususnya malaria dan TB harus dihentikan untuk

    tercapainya target MDGs.

    Kesehatan ibu juga merupakan faktor penting dalam pembangunan bidang

    kesehatan. Tolak ukur kesehatan ibu diukur dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka

    kematian bayi (AKB) (Effendi & Makhfudli, 2009). Angka kematian ibu di Indonesia

    mengalami peningkatan jika dibandingkan antara tahun 2007 dan 2012. Tahun 2007 AKI

    mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup kemudian mengalami peningkatan pada tahun

    2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Provinsi Riau memiliki AKI yang tinggi

    yaitu 112.7 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Riau, 2012). Angka ini masih jauh dari

    target MDGs tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup.

    Permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat terkait hal di atas dapat

    dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya bibit penyakit, lingkungan yang

  • 5/26/2018 Bab i Promkes

    2/4

    memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan perilaku hidup manusia yang tidak

    peduli dengan lingkungannya. Upaya kesehatan harus terus ditingkatkan untuk mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang terjadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu

    peningkatan pelayanan kesehatan di masyarakat terutama pada upaya promotif dan

    preventif. Sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku individu itu

    sendiri. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai penanggungjawab

    penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya

    berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat

    komunikasi masyarakat yang diumpamakan sebagai agen perubahan sehingga masyarakat

    lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada

    masyarakat dimana hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu

    pemberdayaan masyarakat.

    Pemberdayaan masyarakat sebagai azas penyelenggaraan Puskesmas diwujudkan

    dalam salah satu dari enam program wajib (basic six) yaitu promosi kesehatan (promkes).

    Promosi kesehatan merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan

    memungkinkan masyarakat mengontrol kesehatannya (Maulana, 2009). Kegiatan

    promkes harus dilakukan secara terpadu dan berintegrasi dengan program kesehatan

    lainnya. Program promkes bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

    kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan

    mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta terciptanya lingkungan

    yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan masyarakat dalam

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Pusat Komunikasi Publik, 2010). Hal itu

    ditandai dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam lingkungan, dengan

    sepuluh indikator yang harus tercapai yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,

    memberi bayi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,

    mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas

    jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari,

    dan tidak merokok di dalam rumah.

    Perilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya permasalahan

    kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum, Hepriyani, dan Nurhalinah

    (2012) menunjukkan hasil bahwa PHBS yang kurang baik memiliki persentase kejadian

    diare sebesar 61.2%, sedangkan PHBS yang baik memiliki persentase kejadian diare

    hanya sebesar 14.3%. Jayanti, Effendi, dan Sukandar (2011) juga melakukan penelitian

    terkait PHBS dan mendapatkan hasil dimana keluarga yang memiliki PHBS yang baik

  • 5/26/2018 Bab i Promkes

    3/4

    tidak memiliki anak dengan status gizi kurus (0%). Penelitian-penelitian ini menunjukkan

    pentingnya perilaku sehat yang diterapkan oleh keluarga, dan untuk mewujudkannya

    diperlukan promosi kesehatan.

    Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap melalui studi pendahuluan dengan teknik

    wawancara dan studi kepustakaan didapatkan hasil bahwa tidak ada satupun rumah

    tangga yang menerapkan PHBS (0%). Data ini perlu ditelusuri lebih lanjut untuk menilai

    bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat

    Inap Pekanbaru.

    B. Tujuan1. Tujuan Umum

    Menganalisa pelaksanaan salah satu program wajib (basic six) Puskesmas yaitu

    upaya promosi kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru.

    2. Tujuan Khususa. Mengidentifikasi pelaksanaan program wajib upaya promosi kesehatan di

    Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru;

    b. Menganalisa kesenjangan antara pelaksanaan program wajib promosi kesehatandi Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru dengan program promosi

    kesehatan berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

    C. Manfaat1. Ilmu Keperawatan

    Sebagai gambaran pelaksanaan salah satu program basic six yaitu promosi

    kesehatan pada salah satu Puskesmas di Pekanbaru.

    2. Puskesmas Sidumolyo Rawat InapSebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pencapaian program upaya

    promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru.

  • 5/26/2018 Bab i Promkes

    4/4

    DAFTAR PUSTAKA

    Dinkes Riau. (2013). Profil kesehatan provinsi Riau. Diperoleh pada tanggal 01 April 2014

    dari www. dinkesriau. net/downlot. php?file=Profil % 20 Kesehatan % 20 Provinsi %

    20 Riau % 20 Tahun % 202012.pdf.

    Effendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Kebumenkap. (2011). Kata pengantar buku saku MDGs. Diperoleh pada tanggal 02 April2014 darihttp: // www. kesehatan. kebumenkab. go. id/index. php/auto-generate-from-

    title % 3Fdownload % 3D2: katapengantar & sa=U &

    ei=7o48U4PFKMKOrgedrYHIDQ & ved=0CBwQFjAA &

    usg=AFQjCNEOFE3m3eCZVp_OOevGKXucbtQSVQ.

    Kusumaningrum, A., Hepriyani, & Nurhalinah. (2012). Pengaruh PHBS tatanan rumahtangga terhadap diare balita di kelurahan Gandus Palembang. Diperoleh pada tanggal

    03 April 2014 darihttp://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdf.

    Jayanti, L. D., Effendi, Y. H, & Sukandar, D. (2011). Perilaku hidup bersih sehat (PHBS)

    serta perilaku gizi seimbang ibu kaitannya dengan status gizi dan kesehatan balita di

    kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Diperoleh pada tanggal 03 April 2014 dari

    http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/6130/4756

    Maulana, H. D. J. (2009).Promosi kesehatan. Jakarta: EGC.

    Pusat Komunikasi Publik Depkes RI. (2010). Upaya pendidikan dalam promosi kesehatan.Diperoleh pada tanggal 01 April 2014 darihttp://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=817.

    http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdfhttp://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=817http://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=817http://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=817http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdf