bab i profil perusahaan - perpustakaan digital · pdf filebertambah 14 buah). pada tahun 1956...

20
BAB I Profil Perusahaan 1 BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Garuda Indonesia Jejak Garuda Indonesia mulai terlihat sekitar akhir tahun 1940an, dimana pada saat itu rakyat Indonesia sedang berjuang melawan penjajahan Belanda untuk memperoleh kemerdekaan. Dengan semangat perjuangan inilah rakyat Aceh memberikan kontribusi dalam membeli pesawat terbang DC-3 senilai 120.000 dolar Malaysia atau sama dengan 20 kilogram emas. Pesawat terbang DC-3 ini diharapkan dapat membantu rakyat Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Pada tanggal 26 Januari 1949 yang juga merupakan tanggal lahirnya Garuda Indonesia, lahirlah perusahaan penerbangan pertama milik Indonesia dengan nama “Indonesian Airways”. DC-3 Seulawah merupakan armada pertama Indonesia Airways dengan registrasi RI-001 yang berarti gunung emas untuk pertama kalinya melakukan penerbangan dengan jalur penerbangan Jakarta – Seulawah. Indonesian Airways kemudian berubah nama menjadi NV Garuda Indonesia Airways setelah menjalin kerjasama dengan perusahaan penerbangan Belanda, KLM, pada tanggal 31 Maret 1950. Pada akhir tahun 1950, armada yang dimiliki oleh NV Garuda Indonesia Airways bertambah menjadi dari “22 pesawat DC-3/C-47, delapan pesawat PBY-Catalina Amphibi, dan delapan Covair 240s”. Seiring dengan perkembangan perusahaan maka pada tahun 1953 jumlah pesawat Garuda kembali bertambah hingga 46 pesawat (Convair 340s bertambah delapan buah dan De Havilland Heronswere bertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan mengantar jemaah haji ke Mekah. Tahun 1960-an Garuda mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan dibukanya jalur menuju bandara internasional Kai Tak di Hong Kong. Pada tahun 1965 Garuda memiliki pesawat jet DC-8 yang digunakan untuk jalur penerbangan ke bandara Schiphol di

Upload: hoangnga

Post on 16-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

1

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Garuda Indonesia

Jejak Garuda Indonesia mulai terlihat sekitar akhir tahun 1940an, dimana pada saat itu

rakyat Indonesia sedang berjuang melawan penjajahan Belanda untuk memperoleh

kemerdekaan. Dengan semangat perjuangan inilah rakyat Aceh memberikan

kontribusi dalam membeli pesawat terbang DC-3 senilai 120.000 dolar Malaysia atau

sama dengan 20 kilogram emas. Pesawat terbang DC-3 ini diharapkan dapat

membantu rakyat Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan

Belanda.

Pada tanggal 26 Januari 1949 yang juga merupakan tanggal lahirnya Garuda

Indonesia, lahirlah perusahaan penerbangan pertama milik Indonesia dengan nama

“Indonesian Airways”. DC-3 Seulawah merupakan armada pertama Indonesia

Airways dengan registrasi RI-001 yang berarti gunung emas untuk pertama kalinya

melakukan penerbangan dengan jalur penerbangan Jakarta – Seulawah.

Indonesian Airways kemudian berubah nama menjadi NV Garuda Indonesia Airways

setelah menjalin kerjasama dengan perusahaan penerbangan Belanda, KLM, pada

tanggal 31 Maret 1950. Pada akhir tahun 1950, armada yang dimiliki oleh NV Garuda

Indonesia Airways bertambah menjadi dari “22 pesawat DC-3/C-47, delapan pesawat

PBY-Catalina Amphibi, dan delapan Covair 240s”. Seiring dengan perkembangan

perusahaan maka pada tahun 1953 jumlah pesawat Garuda kembali bertambah hingga

46 pesawat (Convair 340s bertambah delapan buah dan De Havilland Heronswere

bertambah 14 buah).

Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama

kali dengan tujuan penerbangan mengantar jemaah haji ke Mekah. Tahun 1960-an

Garuda mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan dibukanya jalur menuju

bandara internasional Kai Tak di Hong Kong. Pada tahun 1965 Garuda memiliki

pesawat jet DC-8 yang digunakan untuk jalur penerbangan ke bandara Schiphol di

Page 2: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

2

Haarlemmeer, Belanda, Eropa. Pada tahun yang sama pula saham Garuda akhirnya

dimiliki oleh pemerintah Indonesia sehingga statusnya berubah menjadi Perusahaan

Negara (PN).

Garuda pada tahun 1970-an memiliki 24 pesawat DC-9 dan 36 pesawat jet kecil F28

untuk melayani jalur penerbangan domestik. Garuda juga merupakan operator

pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat F28. Pada tahun 1975, status

perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Pesawat DC-10-pun dimiliki pada tahun 1969 untuk memperkuat jajaran armadanya

yang disusul dengan 6 Boeing 747-200 pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1983,

Garuda menambah pesawat Airbus A300 yang disusul dengan A300-600, B737-300,

MD11, dan B737-400 pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an.

1.2 Lingkup Bidang Usaha

Lingkup bidang usaha Garuda Indonesia adalah pelayanan jasa pengangkutan udara

yang meliputi:

Penerbangan berjadwal untuk penumpang komersial, kargo, dan surat

domestik dan internasional.

Penerbangan tidak berjadwal untuk penumpang komersial dan kargo domestik

dan internasional.

Perbaikan dan perawatan pesawat, milik Garuda maupun perusahaan

penerbangan lainnya, dan menyediakan fasilitas pendukung

Dukungan pelayanan yang berhubungan dengan operasi penerbangan

Pelayanan sistem informasi terkait dengan operasi penerbangan

Konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berhubungan dengan penerbangan

Pelayanan kesehatan untuk karyawan perusahaan

1.2.1 Penerbangan Domestik Berjadwal

Jalur penerbangan domestik yang dilalui adalah 23 kota tujuan, dengan 21 kota

tujuan dilayani Garuda Indonesia dan 8 kota tujuan yang dilayani oleh Citilink.

Page 3: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

3

Kota tujuan Garuda Indonesia:

Banda Aceh, Ampenan, Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang,

Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan,

Mataram, Makasar, Manado, Biak, Jayapura, dan Timika

Kota tujuan Citilink:

Bandung, Ampenan, Batam, Balikapapan, Medan, Pekanbaru, Suarabaya, dan

Tarakan

1.2.2 Penerbangan Berjadwal Internasional

Jalur penerbangan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia adalah 22 kota tujuan, yaitu:

Asia: Bangkok, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, Seoul,

Shanghai, Ghuangzhou, Beijing, dan Ho Chi Minh City

Japan: Tokyo, Nagoya, dan Osaka

South West Pasific: Auckland, Adelaide, Brisbane, Melbourne, Perth, dan Sydney

Middle East: Jeddah, Dhahran, dan Riyadh (Gambar 1.1)

Gambar 1.1 Penerbangan Berjadwal InternasionalSumber: Garuda Indonesia

Page 4: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

4

Pada jalur penerbangan internasional, Garuda Indonesia menggunakan sistem Joint

Service Passenger, dimana sistem ini bekerjasama dengan perusahaan penerbangan

internasional lainnya dalam hal pelayanan transfer penumpang antar maskpai

penerbangan. Adapun kerjasama Joint Service Passenger yang dijalin oleh Garuda

Indonesia dengan maskapai lain adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Joint Service Passenger Garuda Indonesia

PartnerDate

StartedDetails

Silk AirJune

1997

Soft block

Silk Air as an operating airline on Singapore – Balikpapan

VV

China AirlineAug

1995

Soft block

China Airline as an operating airline on Jakarta – Taipei –

Jakarta VV

China

Southern

Airline

Dec

2001

Soft block

China Southern Airline as an operating airline on Guangzhou

– Jakarta VV

Korean AirAug

2000

Soft block

Korean Air as an operating airline on Seoul – Jakarta

Garuda Indonesia an operating airline on Denpasar - Seoul

VV

Malaysian

Airline

System

Feb

2000

Soft block

Malaysian Airline System as an operating airline on Kuala

Lumpur – Jakarta/Denpasar/Surabaya/Medan/Padang VV

Medan – Penang VV

Kuala Lumpur – Kinabalu – Manado VV

Kuching – Pontianak VV

Kuala Lumpur – Frankfurt/London/Manchester/Paris VV

Garuda Indonesia as an operating airline on

Jakarta/Surabaya/Denpasar/Yogyakarta – Kuala Lumpur VV

Page 5: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

5

Denpasar – Darwin VV

Philippine

Airline

Feb

2001

Soft block

Philippine Airline as an operating airline on Manila – Jakarta

VV

Qatar

Airways

Mar

2003

Soft block

Qatar Airways as an operating airline on Doha – Jakarta VV

Singapore – Doha VV

Garuda Indonesia as an operating airline on Jakarta –

Singapore VV

Sumber: Garuda Indonesia 2006

1.2.3 Penerbangan tidak berjadwal

Pelayanan penerbangan tidak berjadwal yang paling sering dilakukan Garuda

Indonesia adalah melayani penerbangan jemaah haji. Jumlah jemaah haji yang

dilayani oleh Garuda Indonesia dari tahun 1995-2006 dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 1.2 Penerbangan Jemaah Haji Garuda Indonesia

Year PilgrimFlightGroup

TotalA/C Type A/C

1995 198,851 454 23 13 B-747, 6 MD-11, 4 DC-101996 193,194 461 23 11 B-747, 6 MD-11, 6 DC-101997 199,680 474 24 11 B-747, 4 MD-11, 2 B-767, 7 DC-101998 199,729 455 25 16 B-747, 6 MD-11, 3 B-7671999 43,671 118 7 3 B-747, 4 B-7672000 111,730 293 14 4 B-747, 6 B-767, 4 MD-112001 112,212 302 15 3 B-747, 5 B-767, 2 A-330, 2 A-340, 3 MD-112002 107,478 304 15 2 A-330, 4 B-747, 9 B-7672003 105,125 294 15 3 B-742, 9 B-767, 2 A-330, 1 B-7442004 109,508 298 17 4 B-747, 9 B-767, 4 A-3302005 105,333 280 14 3 A-330, 5 B-737, 6 B-7672006 103,919 275 13 4 B-747, 4 B-767, 5 A-330

Sumber: Garuda Indonesia, 2006

Page 6: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

6

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun

1999 yang dikarenakan adanya kerjasama dengan maskapai penerbangan Saudi

Arabia (Saudi Air) dalam penyelenggaraan penerbangan jamaah haji. Tetapi seiring

dengan adanya perubahan regulasi pada pengangkutan jemaah haji Indonesia, maka

jumlah jemaah haji yang dilayani mengalami peningkatan pada tahun 2000 dan

seterusnya.

1.2.4 Kargo

Unit Usaha Garuda Cargo (SBU Cargo Center) adalah unit usaha strategis yang

mengelola kegiatan Cargo Transportation Services serta kegiatan-kegiatan kargo

udara baik domestik maupun internasional. Servis dan fasilitasnya meliputi:

a. Closed Circuit Television (CCTV), sebagai alat monitor untuk

meningkatkan keamanan barang atau kargo yang diangkut melalui

gudang Garuda.

b. X-ray, sebagai security screening untuk keselamatan gudang kargo

Garuda.

c. IOSA Certification atau IATA Operational Safety Audit, merupakan

standar aspek audit keselamatan penerbangan dan mendapat

pengakuan dari ICAO, FAA, dan lembaga internasional lainnya yang

berkepentingan dengan keselamatan penerbangan.

d. Carega (Cargo Automation & Reservation System Garuda), merupakan

sistem yang terintegrasi, mulai dari reservation, acceptance,

movement, manifesting, outgoing, incoming, marketing, dan

accounting.

e. CCS (Cargo Community System), merupakan software yang khusus

digunakan oleh agen-agen kargo, diharapkan dengan CCS ini semua

informasi dan data kargo yang akan dikirimkan lebih cepat, lebih

realtime karena semua proses input data dapat dilakukan melalui

kantor masing-masing.

f. Cargo-COPS (Cargo-Claim Online Process System), merupakan

program yang memberi kemudahan dan kecepatan penyelesaian klaim

bagi pelanggan dan membantu bagi airlines dalam mengambil

keputusan yang cepat, tepat, dan akurat maupun terhadap pihak

Page 7: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

7

“claimant” dalam hal kecepatan dan kepastian jawaban atas klaim

yang diajukan.

1.2.5 Perbaikan dan perawatan pesawat

Pelayanan perbaikan dan perawatan pesawat untuk kebutuhan internal maupun pihak

ketiga ini tidak dikelola langsung oleh Garuda Indonesia melainkan dikelola oleh

anak perusahaan dari Garuda Indonesia yaitu PT Garuda Maintenance Facility Aero

Asia yang bertempat di bandara Soekarno-Hatta.

1.2.6 Dukungan Pelayanan yang Berhubungan dengan Operasi Penerbangan

PT. Gapura Angkasa merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia yang

menangani dalam hal ground handling.

Aerowisata memegang peran sebagai penyedia jasa pendukung bagi induk

perusahaannya, Garuda Indonesia. Namun, situasi industri keramahtamahan yang

dinamis telah menciptakan berbagai kesempatan bagi perkembangan bisnis.

Sebagai hasilnya, Aerowisata berhasil tumbuh, hingga kini menjadi penyedia layanan

terintegrasi yang mencakup manajemen hotel dan resor, jasa boga, biro perjalanan,

perwakilan perusahaan penerbangan, kargo dan jasa transportasi darat. Unit bisnis ini

tersebar di beberapa kota – dari Medan hingga Balikpapan, dari Sydney hingga

Tokyo, menjadikan Aerowisata sebagai salah satu pemain utama dalam industri

keramahtamahan Indonesia.

Adapun yang termasuk dalam group PT. Aerowisata adalah:

PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service (100%)

PT. BPW Satriavi Tours & Travel (100%)

PT. Aero Jasa Perkasa Cargo (100%)

PT. Bina Inti Dinamika (65%)

PT. Mandira Erajasa Wahana (100%)

PT. Mertasari Hotel Development (100%)

PT. Senggigi Pratama Internacional (100%)

Garuda Orient Holiday Pty Ltd (100%)

Page 8: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

8

1.2.7 Pelayanan Sistem Informasi

1.2.7.1 PT Abacus Distribution System Indonesia

Abacus Distribution System Indonesia merupakan perusahaan patungan antara

Garuda Indonesia dengan Abacus International, mulai beroperasi Maret 1995 dan

menjadi satu-satunya CRS terbesar saat itu yang beroperasi di Indonesia. Beroperasi

awal dengan lima travel agent sebagai pilot project, kini dari 2.500 biro perjalanan

wisata anggota ASITA (Association of Indonesian Travel Agencies), 85 persen

menggunakan jasa Abacus yang dipimpin Iwan Susilo.

Dalam kantor pusat di Wisma Kyoei Prince di lantai 20, selain memberi informasi dan

data lainnya, Abacus juga memberi pendidikan dan pelatihan kepada para anggotanya,

yaitu salah satu kelebihan lainnya yang diberikan. Dan seiring dengan

berkembangnya pasar dan meningkatnya pelanggan di Indonesia, perusahaan ini

membuka kantor perwakilannya di Surabaya, serta segera akan menyusul kantor

perwakilan keduanya di Medan.

1.2.7.2 PT. Lufthansa System Indonesia

PT. Lufthansa System Indonesia menawarkan jasa IT provider dan IT solution secara

komprehensif, fleksibel dan terintegrasi dengan tingkat teknologi informasi yang

paling mutakhir, termasuk pula sistem perawatan dan pelatihan SDM.

PT. Lufthansa System Indonesia fokus dalam melaksanakan penggarapan pasar di

kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah, mengingat pertumbuhan perusahaan-

perusahaan penerbangan tingkat menengah dan kecil di kedua kawasan tersebut cukup

signifikan dan sangat cepat, termasuk di Indonesia.

1.2.8 Konsultasi, Pendidikan, dan Pelatihan

SBU Garuda Indonesia Training Center adalah pengelola dari layanan konsultasi,

pendidikan, dan pelatihan di bidang penerbangan dan non penerbangan baik untuk

kebutuhan internal maupun pihak ketiga yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai

perusahaan. Pelayanan yang diberikan antara lain:

Page 9: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

9

Flight simulator untuk pesawat F-28, A-330, DC-9, DC-10, B 747-200, MD-

11, B 737-300/400

Model mock-up pesawat berbadan lebar dan sempit dimana didalamnya

termasuk luncuran darurat atau escape sliding dan kolam renang untuk latihan

prosedur darurat

Fasilitas latihan pengoperasian pintu berbadan sempit dan lebar

Simulasi pemeliharaan pesawat

Fasilitas latihan prosedur kokpit

Akomodasi penginapan untuk para siswa

1.2.9 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan untuk kebutuhan internal maupun pihak ketiga ini tidak dikelola

langsung oleh Garuda Indonesia melainkan dikelola oleh SBU dari Garuda Indonesia

yaitu Garuda Medical Center. Pelayanan yang diberikan oleh Garuda Medical Center

adalah sebagai berikut:

Aviation Health

Medical Check up

General Family Health

Dental Service

ICU

Physiotherapy

Pharmacy

Diagnostic support facilities (laboratories, radiology, USG, audiometric,

tympanometri, spirometri, treadmill, medical eyes).

1.3 Visi, Misi, Strategi, dan Tujuan

Sebagai perusahaan BUMN, Garuda mengemban misi BUMN dan bisnis. Misi

Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN dan Visi Garuda Indonesia untuk

melangkah jauh depan adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

10

Visi: Menjadi maskapai penerbangan berkelas internasional dan terkemukamelalui penyediaan jasa penerbangan yang berkualitas kepadapenumpang domestik dan internasional dengan keramahtamahanIndonesia.

Misi: Sebagai flag carrier yang berperan untuk mempromosikan Indonesia ke

negara-negara lain di dunia serta membantu perkembangan ekonomi

nasional dengan menyediakan layanan penerbangan secara

professional dan menguntungkan.

Tujuan penetapan misi dan visi adalah untuk melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang pembangunan dan ekonomi

nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa pengangkutan udara dan bidang

lainnya yang berkaitan dengan jasa pengangkutan udara dengan mengindahkan

prinsip-prinsip ekonomi, faktor keselamatan penerbangan dan terjaminnya

keselamatan kekayaan negara.

Sasaran yang hendak dicapai ialah untuk mempertahankan posisi market leader yang

tangguh pada pasar domestik dan dapat mencapai status perusahaan penerbangan

berbintang 5 pada pasar internasional untuk mewakili Indonesia sebagai flag carrier.

Strategi: Dengan berdasarkan waktu, rencana strategi Garuda Indonesia saat ini

dibagi menjadi tiga langkah yaitu Survival, Turnaround, dan Growth,

dimana dalam tiap-tiap langkah terdiri dari item-item yang menjadi

pusat perhatian. Rencana strategis memiliki tujuan akhir yaitu siap

untuk IPO/Privatisasi.

Page 11: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

11

Ready

For IPO/

Privatization

2006 Consolidation 2007 Rehabilitation

2008Service & Efficiency

2009Competitiveness

2010+Expansion & Improvement

Survi

val

Turn

arou

nd

Gro

wth

Siap

Untuk IPO/

Privatisasi

2006 Konsolidasi 2007 Rehabilitasi

2008Perlayanan & Efisiensi

2009Daya saing

2010+Ekspansi & Perbaikan

Survi

val

Turn

arou

nd

Gro

wth Efisiensi Biaya / Peningkatan Pendapatan Mengurangi Arus Kas negatif Penataan Rute SBU Citilink menjadi Anak Perusahaan Persetujuan Strategic Partnership Suntikan Modal disetujui Pemerintah

Efisiensi Biaya / Peningkatan Pendapatan Program Change Management Perbaikan Operasional and Layanan Implementasi Strategic Partnership Divestasi Anak Persh / Korporatisasi SBU / Wujudkan JV Arus Kas Positif / Penguatan Basis Modal

Ready

For IPO/

Privatization

2006 Consolidation 2007 Rehabilitation

2008Service & Efficiency

2009Competitiveness

2010+Expansion & Improvement

Survi

val

Turn

arou

nd

Gro

wth

Siap

Untuk IPO/

Privatisasi

2006 Konsolidasi 2007 Rehabilitasi

2008Perlayanan & Efisiensi

2009Daya saing

2010+Ekspansi & Perbaikan

Survi

val

Turn

arou

nd

Gro

wth Efisiensi Biaya / Peningkatan Pendapatan Mengurangi Arus Kas negatif Penataan Rute SBU Citilink menjadi Anak Perusahaan Persetujuan Strategic Partnership Suntikan Modal disetujui Pemerintah

Efisiensi Biaya / Peningkatan Pendapatan Program Change Management Perbaikan Operasional and Layanan Implementasi Strategic Partnership Divestasi Anak Persh / Korporatisasi SBU / Wujudkan JV Arus Kas Positif / Penguatan Basis Modal

Gambar 1.2 Rencana Strategis Garuda IndonesiaSumber: Garuda Indonesia 2006

Dalam gambar di atas dijelaskan bahwa strategi survival yang meliputi konsolidasi

dan rehabilitasi dilaksanakan pada tahun 2006-2007. Strategi turnaround

dilaksanakan pada tahun 2008-2009. Pada tahun 2010 direncanakan untuk

pelaksanaan strategi growth yang meliputi ekspansi dan perbaikan. Sementara itu cita-

cita privatisasi Garuda Indonesia direncanakan setelah tahun 2010

1.4 Struktur Organisasi

Organisasi perusahaan meliputi Board of Executive Member yang mengelola

kelompok usaha, yang terdiri atas Perusahaan dan tiga buah anak perusahaan.

Perusahaan memiliki tiga Strategic Business Unit (SBU) yaitu:

Garuda Aviation Training & Education,

Garuda Sentra Medika, dan

Garuda Cargo.

Anak perusahaan yang dimiliki adalah :

PT Aerowisata,

PT Abacus Distribution System Indonesia, dan

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia

PT. Lufthansa System Indonesia

Page 12: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

12

STRUKTUR ORGANISASI

PT. GARUDA INDONESIA

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Garuda IndonesiaSumber: Garuda Indonesia 2006

1.5 Sumber Daya

Garuda Indonesia memiliki sumber daya berupa sumber daya manusia, teknologi, dan

finansial.

1.5.1 Sumber Daya Manusia

Garuda Indonesia memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari Board of

Commissioners, Board of Management, dan para personil lainnya (pilot, kru kabin,

engineering, dan lain sebagainya).

Board of Commissioners PT. Garuda Indonesia adalah:

Abdulgani (Chairman)

Bambang Wahyudi (Members)

Aries Muftie (Members)

Slamet Riyanto (Members)

Page 13: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

13

Board of Management dari PT. Garuda Indonesia adalah:

Emirsyah Satar (Presiden & CEO)

Sunarko Kuntjoro (EVP Engineering, Maintenance & Information

System)

Agus Priyanto (EVP Sales & Marketing)

Arya R. Suryono (EVP Services)

Achirina (EVP Business Support & Corporate Affairs)

Capt. Ari Sapari (EVP Operations)

Alex M.T. Maneklaran (EVP Finance)

Adapun jumlah personil Garuda Indonesia (berdasarkan data Juli 2005):

Tabel 1.4 Komposisi Personil Garuda Indonesia

Pilot & Copilot 629Flight Engineer 66Cabin Crew 2.174Sales & Promotion 822Airport Handling 460Maintenance & Engineering 77All other Personnel 1.503Strategic Business Unit:

Garuda Aviation Training 126 Garuda Cargo 388 Garuda Medical Center 87 Citilink 85

Total 6.424Sumber: Garuda Indonesia

1.5.2 Sumber Daya Teknologi

Sumber daya teknologi yang dimiliki oleh maskapai Garuda Indonesia dapat dibilang

memiliki pesawat-pesawat paling canggih dan baik diantara kompetitor Garuda

Indonesia di dalam negeri. Pesawat-pesawat milik Garuda Indonesia berasal dari

Boeing buatan Amerika Serikat dan Airbus buatan Eropa.

Page 14: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

14

Tabel 1.5 Komposisi Armada Pesawat Garuda Indonesia

No Tipe Pesawat Jumlah Total Kapasitas Tempat Duduk1 Boeing 747-400 3 4052 Airbus 330-300 6 2933 Boeing 737-800 NG 2 1804 Boeing 737-400 19 1245 Boeing 737-300 14 1046 Boeing 737-500 5 92

Total 49Sumber: Garuda Indonesia

Selain pesawat–pesawat diatas, Garuda Indonesia juga didukung oleh teknologi

informasi (IT) yang digunakan dalam proses binisnya.

1.5.3 Sumber Daya Finansial

Laporan laba rugi dan neraca Garuda Indonesia untuk kurun waktu 1999-2003 dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.6 Laporan Laba Rugi dan Neraca Tahun 1999-2003

Periode 11 bulan30 November 2005 30 November 2006

Total Pendapatan 10,000 9,804Total biaya operasional 10,764 10,466Kerugian operasional (764) (663)Pendapatan lain-lain 93 352Kerugian sebelum pajak (672) (311)Pajak - 2Rugi bersih (672) (309)Sumber: Kompas, Senin, 18 Desember 2006Catatan: Belum diaudit selama 11 bulan (dalam miliar rupiah)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 1999 Garuda Indonesia mengalami

keuntungan sekitar Rp 410 miliar. Tetapi pada tahun 2000 keuntungan yang diperoleh

Garuda Indonesia turun menjadi Rp 109 miliar. Akibat melemahnya rupiah terhadap

USD dan meningkatnya persaingan industri penerbangan di Indonesia, Garuda

Indonesia pada tahun 2001 mengalami kerugian sekitar Rp 130 miliar. Pada tahun

2002 Garuda Indonesia kembali meraih keuntungan sekitar Rp 503 miliar.

Page 15: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

15

1.6 Tantangan Bisnis

Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru

di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh kebijakan

penerbangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan ini memberikan

berbagai kemudahan untuk persyaratan pendirian maskapai penerbangan di Indonesia.

Berdasarkan informasi melalui majalah Swa dituturkan bahwa potensi bisnis

penerbangan Indonesia tergolong luar biasa. Setelah mengalami penurunan yang

sangat tajam di tahun 1999 dengan 6,4 juta penumpang, jumlah penumpang terus

merangkak cepat hingga ke angka 29 juta penumpang pada tahun 2005 di lingkup

domestik. Angka itu naik 11,5% dibanding tahun sebelumnya (26 juta penumpang).

Dilihat dari segi bisnis selama satu dekade terakhir dapat dilihat bahwa persaingan di

layanan jasa penerbangan semakin menjamur sehingga persaingan pun semakin ketat.

Akan tetapi, model bisnis low fare (tarif murah) yang diprakarsai Lion Air, disebut-

sebut menjadi pemicu yang signifikan. Model bisnis ini menjadi magnet orang

berduyun-duyun ke bandara, meninggalkan stasiun kereta dan terminal bus antarkota.

Model bisnis ini pula yang memaksa pemain lain mengambil sikap serupa sehingga

terjadi perang tarif yang luar biasa, yang kemudian coba ditertibkan dengan berbagai

aturan, termasuk regulasi seputar tarif referensi.

Garuda yang merupakan maskapai penerbangan nasional (BUMN) juga mengalami

dampak yang kurang baik dengan kondisi persaingan penerbangan saat ini. Walaupun

jumlah penumpang yang diangkut Garuda masih yang terbanyak di antara maskapai

lainnya. Tahun lalu 6,9 juta penumpang diangkut national flag carrier ini. Lima tahun

terakhir (2001-2005), Garuda juga melanjutkan dominasi tahun-tahun sebelumnya

sebagai peringkat pertama pengangkut penumpang berdasarkan data yang diperoleh

melalui majalah Swa yang dapat dilihat melalui gambar 1.4 dibawah ini.

Page 16: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

16

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

2005 2004 2003 2002 2001

Garuda IndonesiaLion AirlinesAdam AirMandala AirlinesSriwijaya AirBatavia AirMerpati NusantaraWings AbadiBouraq IndonesiaAwair/Indonesia Air Asia

Gambar 1.4 Grafik Jumlah Penumpang Maskapai Penerbangan di Indonesia 2001 - 2005Sumber: Majalah SWA 18 Mei 2006 (Burung – burung Besi dalam Seleksi)

Adanya potensi pasar yang cukup besar ini, memang tak bisa dielakkan. Alice

Tansari, Direktur Pengelola PT Metro Batavia melihat bisnis penerbangan domestik

akan tumbuh sekitar 10% setiap tahun. Dengan catatan didukung kondisi ekonomi dan

politik yang stabil. Diperkirakan tahun 2006 tumbuh 17,2% menjadi 34 juta

penumpang, dan terus tumbuh dua digit hingga 2010. Dapat dilihat pada gambar 1.5.

Page 17: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

17

Gambar 1.5 Grafik Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik 1993 – 2010Sumber: Majalah SWA 18 Mei 2006 (Burung – burung Besi dalam Seleksi)

Melihat proyeksi tersebut, tak heranlah, para pemain asing amat tertarik menggarap

pasar Indonesia. Baik dengan terbang ke tujuan tertentu, maupun terlibat langsung

dalam kepemilikan maskapai Indonesia. Buktinya, Air Asia sudah mengambil 49%

saham dalam proyek membangkitkan kembali Awair. Air Asia bahkan mengubah

nama maskapai ini menjadi Indonesia Air Asia. Qantas kini dalam tahap pembicaraan

dengan Adam Air. Sementara Cardig International sudah mengucurkan Rp 300 miliar

untuk mengakuisisi 100% saham kepemilikan Mandala Air.

Potensi penerbangan Indonesia telah dilansir International Air Transport Association

dalam pertemuan di Singapura, Februari lalu. Indonesia dan Vietnam dipandang

sebagai penggerak utama pasar Asia Tenggara, bahkan di Asia Pasifik. Hingga 2014,

ditaksir 870 juta penumpang akan bepergian di antara negara-negara Asia. Jumlah itu

dua kali lipat dibanding 1999. Dan khusus untuk Indonesia, seperti dinyatakan Alice,

proyeksi pertumbuhan ini akan sangat terkait dengan stabilitas ekonomi politik.

Tentu saja tak ada yang bisa memastikan prediksi tersebut secara tepat karena segala

kemungkinan bisa saja terjadi di tengah perjalanan bisnis masing-masing maskapai.

Yang hampir dapat dipastikan adalah liberalisasi dunia penerbangan Asia Tenggara

Page 18: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

18

terjadi pada 2010, setelah sebelumnya dijadwalkan liberalisasi angkutan kargo pada

2008. “Di tahun 2010, Indonesia sudah harus membuka diri secara regional”. Jadi,

penerbangan dari negara-negara ASEAN selayaknya dapat langsung masuk ke

berbagai tempat di Indonesia, dan sebaliknya dari Indonesia bisa terbang ke berbagai

tempat di 10 negara ASEAN. Tentunya, kepastian ini menjadi persoalan yang tak

sederhana. Terlebih masih banyak pelaku bisnis penerbangan yang belum siap

bermain di pasar regional. Namun dengan berbekal pengalaman selama lebih dari 50

tahun, diharapkan Garuda Indonesia mampu untuk menghadapi tantangan bisnis di

pasar regional.

1.7 Penghargaan

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang di akui dunia internasional.

Hal ini dapat dibuktikan melalui banyaknya penghargaan yang diterima Garuda

Indonesia baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Adapun penghargaan yang

pernah diterima oleh Garuda Indonesia dapat dilihat ditabel 1.7 dibawah ini.

Tabel 1.7 Award Garuda Indonesia

YEAR AWARD

2000

Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA), by Frontier & SWA Air Safety Award (Best Airline Safety) SAP Indonesia Award - The Best Implementation of 1999 Amsterdam Airport Schiphol Award - Punctuality Intercontinental

Airlines

2001

Air finance Award - Deal of the Year by Air Finance Journal, London Experiential Marketing & Emotional Branding Champion (EXEM),

by SWA & Mark Plus & Co. Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA), by Frontier & SWA Amsterdam Airport Schiphol Award - Punctuality Intercontinental

Award Innovator: Crisis Busting Award by Travel Weekly East Magazine

2002

Airbus Reliability Award - Excellence in A330 OperationalReliability for the year by Airbus Industries

PATA ITB award - Best Marketing Effort Airline International byTravel Weekly East

Indonesian Best Brand Award (IBBA) by MARS & SWA Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) by Frontier & SWA Indonesian Most Admired Companies (IMAC) by Frontier & Tempo

Media Group

Page 19: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

19

2003

Indonesian Best Brand Award (IBBA) by MARS & SWA Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) by Frontier & SWA Super brand by Super brand International BUMN Award - Strategi Pelayanan - Hari Pelayanan Nasional Indonesia's Most Admired Companies (IMAC) by Frontier &

Business Week

2004

ISO 9001 : 2000 (System Management Quality) From TUV Germany CASR 142/147 From DSKU (DGAC) Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2004, -The Best

Transportation Company - The Most Valuable Brand in AirlineService

2005

Indonesia Best Brand Award (IBBA) by MARS & SWA Indonesia Golden Brand Award by MARS & SWA Super brand Award by Super brand International Indonesia Customer Loyalty Award (ICLA) by Center Customer

Satisfaction & Loyalty & MARKETING Call Center Award (best call center) by Center Customer Satisfaction

& Loyalty & MARKETING The 4th E-Company Award 2005 dari majalah Warta Ekonomi Indonesian's The Most Admired Company (IMAC) Innovation Award by MARS, SWA and BPPT

Keterangan: FRONTIER (Research Consultant) SWA (The Leading Business Magazine) MARS ( Marketing Research Specialist) TEMPO (Weekly Magazine) BUMN (State Owned Enterprises) MarkPlus & Co (Research Consultant) Warta Ekonomi (Weekly Business & IT Magazine) Center Customer Satisfaction & Loyalty (Research Consultant) MARKETING (Weekly Magazine)

Sumber: Garuda Indonesia 2006

Page 20: BAB I PROFIL PERUSAHAAN - Perpustakaan Digital · PDF filebertambah 14 buah). Pada tahun 1956 Garuda berhasil melayani penerbangan internasional untuk pertama kali dengan tujuan penerbangan

BAB I Profil Perusahaan

20